| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 30 November 2011 Pesta St. Andreas, Rasul

Rabu, 30 November 2011
Pesta St. Andreas, Rasul

“Kami telah menemukan Mesias artinya: Kristus” (St. Andreas)

Antifon Pembuka

Di tepi Danau Galilea Yesus melihat dua orang bersaudara: Petrus dan Andreas. Ia memanggil mereka, “Mari, ikutlah Aku. Kamu akan Kujadikan nelayan manusia.”

Doa Renungan


Allah yang Mahabaik, kami bersyukur atas iman para rasul yang gigih dalam perjuangan. Mereka sungguh percaya akan kuasa Yesus, Putra-Mu. Semoga iman kami tidak mudah goyah oleh kesulitan dan tantangan di dunia ini. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami,
yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Iman datang dari pendengaran. Iman itu berawal dari telinga turun ke hati. Di sini, Santo Paulus menekankan betapa besar peranan kata-kata (pemberitaan) dan jangkauan jaringannya dalam mewartakan Injil. Umat Roma yang rasional dan memiliki pergaulan yang luas membutuhkan gelegar kata-kata Santo Paulus tersebut. Keselamatan dirangkum Paulus dalam pernyataan ‘mengaku dengan mulut’ dan ‘percaya dalam hati’ akan kebangkitan Kristus.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (10:9-18)

"Iman timbul dari pendengaran, dan pendengarkan dari firman Allah."

Saudara-saudara, jika kamu mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, “Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika tidak diutus? Seperti ada tertulis, “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik.” Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata, “Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?” Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari firman Kristus. Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Sungguh, mereka telah mendengarnya! “Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R:5)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:19)
Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.


Andreas, saudara Simon Petrus, termasuk murid panggilan kloter pertama. Yesus menjanjikan sesuatu yang mungkin malahan belum dia pahami, yakni menjadi penjala manusia. Namun kesediaannya meninggalkan pekerjaannya dan memutuskan untuk mengikuti Yesus merupakan jawaban penting pada sesi kehidupannya. Andreas tidak saja menjadi orang yang terpanggil tetapi juga terpilih.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (4:18-22)

"Ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."

Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka itu penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Mereka pun segera meninggalkan jalanya, lalu mengikuti Yesus. Setelah Yesus pergi dari sana, dilihatnya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Murid-murid pertama Yesus berlatarbelangkan nelayan. Tanpa persiapan dan tanpa pertimbangan, mereka meninggalkan bisnis dan keluarga mereka untuk mengikuti Yesus. Pemuridan pertama-tama dan terutama adalah soal mengikuti Yesus. Jawaban cepat dari murid pertama menunjukkan betapa menantang dan penting undangan untuk hidup bersama Yesus, dan betapa mendesak untuk ambil bagian dalam tugas perutusan-Nya.

Doa Malam

Tuhan yang Mahatahu, aku bersyukur atas panggilan-Mu. Semoga dalam hidup ini aku dapat menjadi orang yang berguna sebagai pewarta sabda dalam hidup di tengah keluarga, komunitas dan masyarakat sekitarku. Engkaulah Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.


RUAH

Selasa, 29 November 2011 Hari Biasa Pekan I Adven

Selasa, 29 November 2011
Hari Biasa Pekan I Adven

Kita memerlukan Allah menjelma, yang akan mati, agar kita hidup --- St Gregorius dari Nazianze


Antifon Pembuka

Tuhan pasti akan datang, diiringi semua orang kudus, bersinarkan cahaya gemilang.

Doa Pagi

Allah yang kuasa, jika anak-anak-Mu di dunia ini hidup dalam takut akan Tuhan, hidup mereka penuh kedamaian dan keserasian. Semoga kami pun dapat meneladan mereka dalam hidup ini, menjadi orang yang takut akan Tuhan dan hidup dalam hikmat-Mu.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Nubuat Yesaya tentang perdamaian memang mengagumkan. Akar dari perdamaian itu adalah pengenalan akan Tuhan, yakni upaya menjalin hubungan yang intensif dengan Allah secara terus-menerus. Jika Allah menjadi dasar setiap tindakan seseorang, maka seluruh bumi akan diliputi dengan damai. Maka, orang yang suka menciptakan permusuhan pasti tidak sedang mengabdi Allah, melainkan mengabdi (baca: budak) keinginan sendiri.


Bacaan dari Kitab Yesaya (11:1-10)

"Ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan."

Pada akhir zaman sebuah tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh penasihat dan keperkasaan, roh pengenal dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan dengan kejujuran akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri. Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang yang tetap terikat pada pinggangnya. Pada waktu itu serigala akan tinggal bersama domba, dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan merumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan bersama-sama makan rumput, dan anak-anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Bayi akan bermain-main dekat liang ular tedung, dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Mu yang kudus. Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya. Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi para bangsa. Dia akan dicari oleh suku-suku bangsa, dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 809
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ayat.
(Mzm 72:2.7-8.12-13.17; Ul: 7)
1. Ya Allah, kiranya raja mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!
2. Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut, dari Sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
3. Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia kan membebaskan orang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.
4. Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari. Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan pasti datang; Ia datang dengan megah, dan mata para hamba-Nya akan berseri-seri.


Ini wahyu: Kebijaksanaan dinyatakan kepada orang kecil, bukan para ahli! Maka, kalau ingin menjadi bijaksana, selamilah kehidupan orang-orang kecil. Dalam 'bahasa' yang setara, jika ingin menjadi bijaksana, jadilah rendah hati! Kepongahan tidak pernah menjadi 'rumah' kebijaksanaan.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:21-24)

"Yesus bergembira dalam Roh Kudus."

Pada waktu itu bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang oleh Anak diberi anugerah mengenal Bapa." Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya dan berkata, "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kalian lihat. Sebab Aku berkata kepadamu, banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kalian lihat, namun tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, namun tidak mendengarnya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan



Allah menyatakan diri kepada orang kecil dan sederhana. Pewahyuan Allah itu tidak dapat dibeli; juga hal itu tidak dapat diperoleh karena kecerdikan manusia. Murid yang rendah hati mampu melihat dan mendengar apa yang didambakan oleh para nabi dan para raja.

Doa Malam


Allah Tritunggal Mahakudus, Bapa, Putra dan Roh Kudus, kemahakuasaan dan kerahiman-Mu tak terjangkau oleh pikiranku yang sempit ini. Namun penyertaan-Mu sangat aku rasakan dalam hidup ini. Terima kasih, ya Allah Tritunggal Mahakudus. Amin.

RUAH

Pesan Natal Bersama PGI - KWI 2011

“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar” (Yes. 9:1a)



Saudara-saudari yang terkasih,

segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,

Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.

Telah tiba pula tahun ini hari Natal, perayaan kedatangan Dia, yang dahulu sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya sebagai “seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita, lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”[1]. Tokoh inilah yang disebutnya juga di dalam nubuatan itu sebagai “Terang yang besar” dan “yang dilihat oleh bangsa-bangsa yang berjalan dalam kegelapan”[2]. Inilah Kabar Gembira tentang kedatangan Sang Juruselamat, Yesus Kristus, Tuhan kita.

Pada hari Natal yang pertama itu, para gembala di padang Efrata, orang-orang kecil, sederhana dan terpinggirkan di masa itu, melihat terang besar kemuliaan Tuhan bersinar di kegelapan malam itu[3]. Mereka menanggapi sapaan ilahi “Jangan takut” dengan saling mengajak sesama yang dekat dan senasib dengan mereka dengan mengatakan satu sama lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita”[4]. Para Majus yang masing-masing telah melihat terang besar di langit negara asal mereka, telah menempuh perjalanan jauh untuk mencari dan mendapatkan Dia yang mereka imani sebagai Raja yang baru lahir. Mereka bertemu di Yerusalem dan mengatakan: “Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia”[5]. Sayang sekali, bahwa di samping para gembala dan para Majus dari Timur yang tulus itu, ada pula Raja Herodes. Ia juga mendapat tahu tentang kedatangan Yesus, bukan hanya dari para Majus, tetapi juga dari keyakinan agamanya, tetapi ia malah merasa tersaingi dan terancam kedudukannya. Maka dengan berpura-pura mau menyembah-Nya, ia mau mencari-Nya juga dengan maksud untuk membunuh-Nya. Ketika niat jahatnya ini gagal, ia malah melakukan keja hatan lain dengan membunuh anak-anak tak bersalah dari Bethehem[6].

Kepada kitapun, yang hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan merayakan Natal pada tahun 2011 ini, telah disampaikan Kabar Gembira tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus, yang adalah “Firman, yang di dalamnya ada hidup dan hidup itu adalah terang bagi manusia”[7]. Memang, yang kita rayakan pada hari Natal itu adalah: “Terang yang sesungguhnya yang sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya”[8]. Tetapi sayangnya ialah bahwa, “dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya”[9]. Dan kita tidak bisa, bahkan tidak boleh, menutup mata untuk itu. Kita juga menyaksikan, bahwa bangsa kita masih mengalami berbagai persoalan. Kemiskinan sebagai akibat ketidakadilan masih menjadi persoalan sebahagian besar bangsa kita, yang mengakibatkan masih sulitnya menanggulangi biaya-biaya bahkan kebutuhan pokok hidup, apalagi untuk pendidikan dan kesehatan. Kekerasan masih merupakan bahasa yang digemari guna menyelesaikan masalah relasi antar-manusia. Kecenderungan penyeragaman, ketimbang keanekaragaman masih merupakan pengalaman kita. Akibatnya, kerukunan hidup, termasuk kerukunan antar-umat beragama, tetap masih menjadi barang mahal. Korupsi, bukannya dihapuskan, tetapi malah makin beranak-pinak dan merasuki segala aras kehidupan bangsa kita bahkan secara membudaya. Penegakan hukum yang berkeadilan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia masih merupakan pergumulan dan harus tetap kita perjuangkan. Pencemaran dan perusakan lingkungan yang menyebabkan bencana alam, seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetap mencemaskan kita. Mereka yang diberi amanat dan kekuasaan untuk memimpin bangsa kita ini dengan benar dan membawanya kepada kesejahteraan yang adil dan merata, malah cenderung melupakan tugas-tugasnya itu.

Oleh karena itu, saudara-saudari yang terkasih, dalam pesan Natal bersama kami tahun ini, kami hendak menggarisbawahi semangat kedatangan Kristus tersebut dengan bersaksi dan beraksi, bukan hanya untuk perayaan Natal kali ini saja, tetapi hendaknya juga menjadi semangat hidup kita semua:

  • Sederhana dan bersahaja: Yesus telah lahir di kandang hewan, bukan hanya karena “tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan”[10], tetapi justru karena Dia yang “walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”[11].
  • Rajin dan giat: seperti para gembala yang setelah diberitahu tentang kelahiran Yesus dan tanda-tandanya, lalu “cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria, Yusuf dan bayi itu”[12].
  • Tanpa membeda-bedakan secara eksklusif: sebagaimana semangat kanak-kanak Yesus yang menerima para Majus dari Timur seperti adanya, apapun warna kulit mereka dan apapun yang menjadi persembahan mereka masing-masing[13].
  • * Tidak juga bersifat dan bersikap mengkotak-kotakkan, karena Yesus sendiri mengajarkan bahwa “barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu”[14].

Saudara-saudari yang terkasih,

Tuhan Yesus, yang kedatangan-Nya sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya hampir delapan ratus tahun sebelum kelahiran-Nya, disebut sebagai “terang besar” yang “dilihat oleh bangsa-bangsa yang berjalan di dalam kegelapan”[15]. Nubuat itu direalisasikan-Nya sendiri dengan bersabda: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”[16]. Di samping penegasan tentang diri-Nya sendiri itu, barangkali baik juga kita senantiasa mengingat apa yang ditegaskannya tentang kita para pengikut-Nya: “Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepa-danya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi”[17].

Akhirnya marilah kita menyambut kedatangan-Nya dengan sederhana dan tidak mencolok karena kita tidak boleh melupakan, bahwa sebagian besar bangsa kita masih dalam kemiskinan yang ekstrim. Dengan demikian semoga terjadilah kini seperti yang terjadi pada Natal yang pertama:

”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya”[18].


SELAMAT NATAL 2011 DAN TAHUN BARU 2012

Jakarta, 17 November 2011

Atas nama

PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA

DI INDONESIA (PGI),

KONFERENSI WALIGEREJA

INDONESIA (KWI),

Pdt. Dr. A.A. Yewangoe

Ketua Umum

Mgr. Martinus D. Situmorang, OFMCap.

Ketua

Pdt. Gomar Gultom, M.Th.

Sekretaris Umum

Mgr. Johannes Pujasumarta

Sekretaris Jendral

























[1] Yes. 9:5.

[2] Bdk. Yes. 9:1a.

[3] Bdk. Luk. 2:8-9.

[4] Ibid. ay 15.

[5] Mat. 2:2.

[6] Lih. Mat. 2: 8, 10-12.

[7] Bdk. Yoh. 1:1-4.

[8] Bdk.Yoh.1:9

[9] Ibid ay.1:10-11



[10] Bdk.Ibid.ay.1:10-11

[11] Flp. 2:5-7.

[12] Luk. 2:16.

[13] Lih. Mat. 2:11

[14] Luk. 9:50.

[15] Bdk Yes. 9:1a.

[16] Yoh. 8:12.

[17] Yoh. 12:35.

[18]Luk. 2:14.

Senin, 28 November 2011 Hari Biasa Pekan I Adven

Senin, 28 November 2011
Hari Biasa Pekan I Adven

HORMAT KEPADA ALLAH

“Masa Adven ini adalah masa yang amat khusus. Ini adalah masa suci” (St. Karolus Boromeus)

Antifon Pembuka

Dengarkanlah sabda Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan wartakanlah sampai ke batas bumi: Janganlah takut! Lihatlah, Penebus kita akan datang.

Doa Pagi

Bapa yang kekal, Engkau selalu membawa aku ke jalan hidup yang benar. Buatlah aku selalu hidup seturut tuntunan-Mu yang menyelamatkan. Berkatilah aku dalam menjalani masa Adven ini bersama anak-anak-Mu. Demi Yesus Putera-Mu, Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.

Dalam permulaan masa Adven ini, Yesaya mengajak kita untuk berjalan dalam terang Tuhan, yang berarti menjalin sikap damai dengan semua orang. Putera Amos ini memberikan alternatif yang patut diperhitungkan untuk menyambut kedatangan Anak Manusia. Menurut dia, salah satu ukuran Pengadilan Terakhir adalah sikap damai. Beriman berarti menjadi pendamai.

Bacaan dari Kitab Yesaya (2:1-5)

"Tuhan menghimpun semua bangsa dalam kerajaan damai abadi Allah."

Inilah firman yang dinyatakan kepada Yesaya, putera Amos, tentang Yehuda dan Yerusalem, “Pada hari-hari yang terakhir akan terjadilah hal-hal ini: Gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di atas gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata, ‘Mari kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuh jalan itu. Sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan dari Yerusalem akan keluar sabda Tuhan. ‘Tuhan akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa. Maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. Bangsa yang satu tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa yang lain, dan mereka tidak akan lagi berlatih perang. Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang Tuhan!”

Atau

Bacaan dari Kitab Yesaya (4:2-6)

Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan Tuhan akan menjadi permai dan mulia, dan hasil bumi akan menjadi kebanggaan serta kehormatan bagi orang-orang Israel yang selamat. Dan semua orang yang tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus. Mereka itu ialah setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup, apabila Tuhan telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar. Maka Tuhan akan menjadikan di atas seluruh wilayah Gunung Sion dan di atas semua pertemuan yang diadakan di situ segumpal awan pada waktu siang dan segumpal asap serta sinar api yang menyala-nyala pada waktu malam. Sebab di atas semuanya itu akan nampak kemuliaan Tuhan sebagai tudung dan pondok tempat bernaung terhadap panas terik pada waktu siang dan sebagai perlindungan serta persembunyian terhadap angin ribut serta hujan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122:1-2.3-4a. (4b-5.6-7). 8-9)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke rumah Tuhan.” Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.
4. Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: “Biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat kesentosaan. Biarlah kesejahteraan ada di lingkungan tembokmu, dan kesentosaan di dalam purimu!”
5. Oleh karena saudara-saudara dan teman-temanku aku hendak mengucapkan: Semoga kesejahteraan ada di dalammu!” Oleh karena rumah Tuhan, Allah kita, aku hendak mencari kebaikan bagimu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 80:8)
Ya Allah, pulihkanlah kami buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.

Gaya hidup seorang perwira militer tidak perlu berubah bagi orang beriman. Perintah ‘satu kata’ memiliki kekuatan untuk melakukan komando. Jika seseorang mampu bersikap seperti seorang ‘bawahan militer’ di hadapan Allah, maka betapa dahsyat akibatnya! Yesus memujinya. Gereja mengangkat kata-kata perwira militer ini ke dalam doa liturgi, yang didoakan seluruh umat saat Hosti Kudus diangkat oleh imam. Ritus sesudah seruan ‘Anak Domba Allah’. Luar Biasa!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:5-11)

"Banyak orang akan datang dari timur dan barat masuk Kerajaan Surga."

Pada waktu itu Yesus masuk ke kota Kapernaum. Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan mohon kepada-Nya, “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh, dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi perwira itu menjawab, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu, ‘Pergi!’ maka ia pergi; dan kepada seorang lagi, ‘Datang!’ maka ia datang; ataupun kepada hambaku, ‘Kerjakanlah ini!’ maka ia mengerjakannya.” Mendengar hal itu heranlah Yesus. Maka Ia berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Kujumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu, banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan duduk makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Sebagai seorang militer, perwira yang dikisahkan dalam Injil hari ini tahu akan kekuatan perintah lisan dari sebuah pasukan yang baik. Dengan pengalaman itu, ia percaya bahwa kata-kata Yesus juga penuh kuasa untuk menyembuhkan hambanya. Memang kemudian terjadi, hambanya sembuh. Iman perwira kafir itu dipuji karena melampaui apa yang dijumpai Yesus di antara kaum pilihan Allah. Kata-kata Yesus memang penuh kuasa.

Doa Malam


Yesus yang baik, aku bersyukur atas teladan iman perwira yang kepercayaannya total kepada-Mu. Semoga aku juga dapat memiliki iman yang teguh seperti dia. Engkaulah tempat aku bersandar, ya Tuhan. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 27 November - 04 Desember 2011

Bacaan Harian 27 November - 04 Desember 2011

Senin, 28 November: Hari Biasa Pekan I Adven (U).
Yes 2:1-5 atau Yes 4:2-6; Mzm 122:1-9; Mat 8:5-11.

Iman yang luar biasa dari perwira romawi itu telah mendatangkan kesembuhan bagi hambanya. Percayakah kita bahwa doa yang kita panjatkan dengan penuh iman untuk orang lain yang membutuhkan doa kita akan juga mempunyai kuasa yang dapat memulihkan?

Selasa, 29 November: Hari Biasa Pekan I Adven (U).
Yes 11:1-10; Mzm 72:2.7-8.12-13.17; Luk 10:21-24.

Yesus mengucap syukur kepada Bapa atas orang-orang kecil yang menjadi murid-murid-Nya. Justru karena ’kekecilan’ dan kesederhanaan, hati mereka mudah terbuka dan tertuju pada Allah dan kemudian menjadikan Allah sebagai andalan hidup mereka. Apakah kita juga mau bersikap seperti orang kecil dan sederhana?

Rabu, 30 November: Pesta St. Andreas, Rasul (M).
Rm 10:9-18; Mzm 19:2-5; Mat 4:18-22.

Mengawali karya-Nya, Yesus memilih beberapa murid dan mengkadernya agar dapat meneruskan karya misi-Nya saat Ia meninggalkan dunia. Saat ini, boleh jadi kitalah salah satu murid yang ia harapkan untuk meneruskan karya misi-Nya untuk menghadirkan Kerajaan Allah bagi orang-orang di sekitar kita.

Kamis, 01 Desember: Peringatan Wajib Beato Dionisius dan Redemptus, Biarawan, Martir Indonesia (M).
Yes 26:1-6; Mzm 118:1.8-9.19-21.25-27a; Mat 7:21.24-27.
Tidak cukup orang hanya mengenal Tuhan, berseru-seru tentang Tuhan, beribadat dan mendalami Firman-Nya. Sebab, Kerajaan Surga disediakan bagi orang-orang yang melakukan kehendak Bapa di surga. Artinya, sejauh mana Yesus yang kukenal telah mengubah hidupku. Itu jauh lebih penting!

Jumat, 02 Desember: Hari Biasa Pekan I Adven (U).
Yes 29:17-24; Mzm 27:1.4.13-14; Mat 9:27-31.

Dua orang buta itu percaya bahwa mereka dapat sembuh berkat Yesus, Sang Mesias. Nyatanya, kepercayaan mereka tidak sia-sia. Maka, kalau kita juga merasa bahwa diri kita masih buta dan belum mampu melihat, marilah kita datang pada-Nya dan mohon ’kesembuhan’ supaya kita sungguh-sungguh dapat melihat apa yang seharusnya kita lihat.

Sabtu, 03 Desember: Pesta St. Fransiskus Xaverius, Imam (P). Pelindung Misi.
1Kor 9:16-19.22-23; Mzm 117:1.2; Mrk 16:15-20.

Hari ini Gereja merayakan pesta St. Fransiskus Xaverius, seorang imam dan misionaris yang menjelajah dunia untuk mewartakan Injil. Kita semua, para murid Kristus, diutus sebagai saksi-Nya. Dalam melaukan tugas perutusan itu, kita tidak pernah sendirian, karena Yesus sendiri akan menyertai kita sampai akhir zaman. Maka, selama kita mau, Dia yang akan memampukan.

Minggu, 04 Desember: Hari Minggu Adven II (U).
Yes 40:1-5.9-11; Mzm 85:9ab-14; 2Ptr 3:8-14; Mrk 1:1-8.
Yohanes Pembaptis menyadari bahwa dirinya hanyalah perintis yang mempersiapkan jalan bagi Mesias yang akan datang. Maka tugasnya hanyalah mewartakan Sang Mesias itu. Ia begitu konsisten dengan tugasnya dan tidak ingin menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian. Inilah tantangan para pelayan Tuhan dewasa ini.

Surat Gembala Menyambut Tahun Ekaristi 2012 Keuskupan Agung Jakarta

SURAT GEMBALA MENYAMBUT TAHUN EKARISTI 2012
KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA


Para Ibu dan Bapak, Para Suster, Bruder, Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus,

1. Pada hari Minggu yang lalu, kita merayakan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Perayaan itu menutup satu lingkaran tahun liturgi. Dengan merayakan pesta liturgi itu kita mengungkapkan kepastian iman kita bahwa Allah yang telah memulai karya-Nya, akan menyempurnakan juga pada waktunya. Keyakinan iman inilah yang oleh Rasul Paulus dinyatakan dengan kata-kata ini, “Kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua” (1 Kor 15:28).

2. Hari ini kita memulai satu lingkaran liturgi yang baru dengan Minggu Adven I, yang pada tahun berikutnya juga akan ditutup dengan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Masa Adven dalam arti sempit mengundang kita untuk menyiapkan keadatangan Yesus yang akan kita rayakan pada Hari Natal. Dalam arti luas, Adven juga mengajak kita untuk memperkokoh harapan kita bahwa pada waktunya Tuhan akan datang menyempurnakan karya penyelamatan yang telah dimulai-Nya. Selama masa penantian dan pengharapan itu,menurut kata-kata Rasul Paulus yang kita dengarkan pada hari ini, “Allah juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus” (1 Kor 1:8). Begitulah dinamika iman dan harapan kita yang kita ungkapkan dalam lingkaran-lingkaran tahun liturgi. Dengan menempatkan diri kita ke dalam dinamika liturgi itu, karya penyelamatan Allah akan semakin kita alami: iman kita menjadi semakin dalam, harapan kita semakin kokoh dan kasih kita semakin menyala.

3. Sabda Tuhan yang diwartakan pada hari ini mengajak kita untuk selalu berjaga-jaga (Mrk.13:33.34.35.37) menantikan kedatangan Tuhan itu. Pertanyaannya adalah, dengan cara apa kita berjaga-jaga menantikan kedatangan Tuhan? Jawabannya ada bermacam-macam. Salah satu jawaban diberikan dengan membiarkan diri kita – baik secara pribadi, keluarga, komunitas, paroki maupun keuskupan – dibentuk oleh Tuhan, karena kita semua adalah buatan tangan Tuhan (bdk. Yes 63:8). Dalam rangka membiarkan diri kita bersama-sama dibentuk oleh Tuhan itulah Keuskupan Agung Jakarta menetapkan Arah Dasar Pastoral dan setiap tahun menawarkan tema-tema pendalaman iman. Kalau bahan-bahan itu kita renungkan dan kita batinkan, kita boleh beharap hidup pribadi kita, keluarga, komunitas, paroki dan hidup kita bersama sebagai warga Keuskupan Agung Jakarta akan terus menerus diperbarui dan dibentuk menjadi semakin serupa dengan yesus Kristus, semakin sehati sepikir dan seperasaan dengan-Nya (bdk. Flp 2:5).

4. Dalam rangka berusaha membiarkan diri kita dibentuk oleh Allah inilah, Keuskupan Agung Jakarta menetapkan Tahun 2012 sebagai Tahun Ekaristi dengan tema “Dipersatukan, Diteguhkan, Diutus”. Tema ini dipilih dengan berbagai pertimbangan. Antara lain kita ingin menempatkan diri kita dalam arus rohani Gereja se-dunia, yang pada tanggal 10-17 Juni 2012 yang akan datang mengadakan Kongres Ekaristi ke-50 di Dublin. Adapun tema yang diangkat adalah: “Ekaristi: Bersatu dengan Kristus, Bersatu di antara kita”. Selanjutnya tema Tahun Ekaristi Keuskupan Agung Jakarta ini melanjutkan tema yang sudah kita dalami selama tahun 2011 yaitu “Mari Berbagi”. Dengan demikian kita berharap agar kerelaan kita berbagi tidak hanya didorong oleh motivasi kemanusiaan, melainkan kita landaskan pada iman yang kokoh. Dengan menerima roti Ekaristi yang diambil, diberkati, dipecah-pecah dan dibagi-bagikan, kita berharap juga dapat menjadi roti Ekaristi: seperti halnya roti Ekaristi, kita adalah pribadi-pribadi yang dipilih dan diberkati Tuhan, agar siap dipecah-pecah dan dibagi-bagikan bagi dunia.

5. Kekayaan Ekaristi dengan mudah dapat kita timba dari salah satu pernyataan Gereja sebagai beikut: :”…. Setiap orang yang mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi, seharusnya selalu ingin berbuat baik dengan penuhsemangat, menyenangkan hati Allah dan hidup pantas saambil membaktikan diri kepada Gereja, melaksanakan apayang diajarkan kepadanya, dan bertumbuh dalam kesalehan.Ia pun akan siap menjaadi sakti Kristus dalam dalam segala hal, dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup manusia, agar dunia diresapi dengan semangat Kristus. Sebab tidak ada satu umat Kristiani pun dapat dibentuk dan dibangun, kecuali kalau berakar dan berporos pada perayaan Ekaristi Mahakudus”(Eucharisticum Mysterium, no. 13).

6. Melalui surat ini saya ingin mengajak seluruh umat Keuskupan Agung Jakarta untuk seara khusus memperdalam pengetahun dan penghayatan mengenai Ekaristi selama tahun 2012 yang akan datang. Sejarah panjang liturgi Ekaristi, kedalaman makannya dan kekayaan lambang-lambang tidak bisa kita tangkap dengan baik selain dengan memperlajarinya.. Dalam perayaan Ekaristi kita mengenangkan kembali wafat dan kebangkitan Kristus dan mensyukuri karya penyelamatan Allah bagi kita. Kita mendengarkan Sabda Tuhan yang menuntun langkah-langkah kita pula dan menerima roti kehidupan yang menjadi kekuatan dalam peziarahan iman kita. Janji Tuhan untuk selalu menyertai umat-Nya sampai akhir zaman tidak dapat kita alami kecuali dengan mengasah kepekaan batin kita akan kehadiran-Nya dalam Elaristi. Semoga pertemuan-pertemuan yang sudah selalu kita adakan pada masa Adven, Prapaska, bulan Liturgi, bulan Kitab Suci dan pada kesempatan-kesempatan lain dapat digunakan sebaik-baiknya untuk pendalaman Ekaristi itu. Sementara itu bahan-bahan yang diperlukan sudah dan akan disediakan oleh saudari-saudara kita yang dengan sepenuh hati menyiapkannya.

7. Akhirnya, bersama para imam yang diutus melayani umat di Keuskupan Agung Jakarta ini saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terimakasih kepada pra Ibu// Bapak/Suster/Bruder/Frater/Kaum Muda, Remaja dan Anak-anak yang dengan satu dan cara ikut serta dalam karya kegembalaan kami. Keterlibatan Anda sekalian dalam pelayanan Gereja “ke dalam”, membuat Gereja menjadi semakin bermakna bagai umat sendiri. Sementara keterlibatan Anda sekalian dalam pelayanan Gereja “keluar”, membuat Gereja semakin berarti ditengah-tengah masyarakat luas. Semoga Ekaristi yang setiap kali kita rayakan semakin mempersatukan kita dalam perutusan yang mulia.

Salam dan Berkat Tuhan untuk seluruh keluarga dan komunitas Anda.

+ Ignatius Suharyo
Uskup Keuskupan Agung Jakarta

Minggu, 27 November 2011 Hari Minggu Adven I/ Tahun B

Minggu, 27 November 2011
Hari Minggu Adven I/ Tahun B

Pada kedatangan-Nya yang pertama Ia dibedung dalam kain lampin di palungan. Pada kedatangan-Nya yang kedua Ia diliputi cahaya bagaikan busana --- St. Sirilus dari Yerusalem



Antifon Pembuka (Mzm 24:1-3)

Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku; Allahku, kepada-Mu aku percaya. Janganlah kiranya aku mendapat malu. Janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku. Ya, semua orang yang menantikan Dikau takkan mendapat malu.

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, Engkau nampaknya begitu jauh dari kami, hingga kami kurang kami perhatikan dan hampir-hampir kami lupakan kedatangan-Mu kembali. Berkenanlah kini mempecepat kedatangan-Mu di tengah-tengah kami, dan buatlah kami mendambakan penyelamatan-Mu.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (63:16b-17;64:1.3b-8)

"Sudilah Engkau mengoyakkan langit dan turun."

Ya Tuhan, Engkau sendirilah Bapa kami. Sejak dahulu kala nama-Mu ialah "Penebus kami". Ya Tuhan, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu? Mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga kami tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, dan oleh karena suku-suku milik pusaka-Mu. Sudilah Engkau mengoyakkan langit dan turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu. Karena sejak dahulu kala orang tidak pernah mendengar, dan juga tidak ada telinga yang mendengarl tidak ada mata yang melihat Allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan Dia. Hanya Engkau yang berbuat demikian. Engkau menyongsong mereka yang melakukan kebenaran, dan yang mengindahkan jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka sebab kami berdosa. Terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala. Demikianlah kami semua seperti orang najis, dan segala kesalehan kami seperti kain kotor. Kami semua menjadi layu seperti daun, dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu, sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami. Engkau menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami. Tetapi sekarang, ya Tuhan, Engkaulah Bapa kami! Kami ini tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami semua adalah buatan tangan-Mu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865

Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 80:2ac+3b.15-16.18-19; Ul: 4)
1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau, yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
2. Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu.
3. Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan bagi diri-Mu. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu. Biarlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus
(1Kor 1:3-9)

"Kamu menantikan penampakan Tuhan kita Yesus Kristus."

Saudara-saudara, kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Aku, Paulus, senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu, atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Kristus kamu telah menjadi kaya dalam segala hal, yaitu dalam segala macam perkataan dan pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus yang telah diteguhkan di antara kamu, sehingga kamu tidak kekurangan suatu karunia pun sementara kamu menantikan penampakan Tuhan kita Yesus Kristus. Dia juga akan meneguhkan kamu sampai kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab setialah Allah yang telah memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mrk 85:8; 2/4)
Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan dan berilah kami keselamatan yang dari pada-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (13:33-37)

"Berjaga-jagalah sebab kamu tidak tahu bilamana tuan rumah pulang!"

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamana waktunya tiba. Ibaratnya seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing sesuai dengan tugasnya, dan memerintahkan supaya penunggu pintu berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamana tuan rumah itu pulang: Menjelang malam atau tengah malam, atau larut malam atau pagi-pagi buta. Hal ini Kukatakan supaya kalau ia tiba-tiba datang, jangan sampai kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu Kukatakan kepada semua orang: Berjaga-jagalah!"

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni (Mzm 84:13)

Tuhan akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya.

Renungan


Rekan-rekan yang baik!
Masa Adven adalah kesempatan menantikan serta memahami perayaan tahunan kelahiran sang Penyelamat pada hari Natal. Dia yang lahir dalam kesederhanaan di Betlehem itu sama dengan dia yang akan datang pada akhir zaman dengan segala kemuliaannya nanti.

Bacaan Injil Adven I tahun B (Mrk 13:33-37) mengajak orang untuk waspada agar tidak kehilangan arah ke masa depan itu. Nanti dalam Injil Minggu Adven II dan III, perhatian pada "akhir zaman" erat dihubungkan dengan warta Yohanes Pembaptis mengenai baptisan sebagai ungkapan tobat. Ia juga bersaksi mengenai baptisan dalam Roh yang dibawakan Yesus. Penekanan pada kesaksian akan karya ilahi ini juga ada dalam Injil Minggu Adven IV yang menampilkan orang-orang yang terdekat dengan Yesus, yakni Maria dan Yusuf. Mereka inilah orang-orang yang dengan segala kesederhanaan dan ketulusan membiarkan Roh bekerja dalam diri mereka. Dan kita semua, kini dan di sini, dapat ikut menikmati buah keberanian mereka.

TAJAM-TAJAM MENGAMATI

Mrk 13:33-37 sebetulnya memuat dua perumpamaan mengenai kewaspadaan yang diringkas dan disatukan oleh Markus. Yang pertama terdapat dalam ay. 34, "Keadaannya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penjaga pintu supaya berjaga-jaga." Pokok perhatian perumpamaan ini terletak pada kesetiaan. Perumpamaan yang kedua tersirat dalam ay. 35: "Maka berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu kapan tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta." Di sini yang ditonjolkan ialah sikap waspada.

Para pembaca Markus pada zaman dulu mengerti bahwa tuan rumah yang pulang pada malam hari (ay. 35) tidak sama dengan orang yang tadi diceritakan pergi jauh dan mempercayakan miliknya kepada para hambanya (ay. 34). Bukan kebiasaan orang yang merantau untuk kembali pada saat yang tak terduga-duga pada malam hari. Tuan rumah yang disebut dalam ay. 35 itu hanya pergi ke sebuah perjamuan nikah - seperti diberitakan dalam Luk 12:36 - dan akan pulang malam itu juga walau tidak diketahui jam berapa persisnya. Bahwasanya ada dua perumpamaan juga terlihat dari pengolahan terpisah baik di dalam Injil Matius maupun Lukas.

Matius menggarap kembali perumpamaan yang pertama dalam perumpamaan tentang talenta dalam Mat 25:14 dst. Perumpamaan tentang mina dalam Luk 19:27-37 juga ke sana arahnya walaupun tidak sejelas Matius. Di lain pihak perumpamaan yang kedua dalam Injil Markus tadi lebih terolah dalam Luk 12:36-38. Lukas menaruhnya di dalam rangkaian pengajaran khusus kepada para murid. Mat 24:43b sebenarnya hanya berupa saduran ringkas perumpamaan yang kedua dengan mengalihkan peran hamba-hamba yang mesti berjaga-jaga dengan sikap seorang tuan rumah yang menjaga rumahnya terhadap pencuri yang tak diketahui kapan datangnya.

Seperti dalam perumpamaan pertama, yakni Mrk 13:34, perumpamaan talenta dalam versi Matius mulai pada Mat 25:14 yang menyebutkan bahwa orang yang meninggalkan rumahnya mempercayakan miliknya kepada para hambanya. Markus berhenti di sini dan sisanya dikembangkan oleh pendengarnya, juga kita sekarang boleh mengembangkannya. Maka seperti ditemukan dalam Matius, masing-masing hamba disebutkan mendapat sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan kata lain, tanggung jawabnya sebanding dengan besarnya tugas tiap orang. Tiap orang diharapkan sebaik-baiknya menjalankan pekerjaan yang dipercayakan pemilik. Memang satu ketika ia akan kembali dan memeriksa jalannya urusan yang dipercayakannya tadi. Akan jelas siapa dari para hamba itu yang sungguh dapat dipercaya dan siapa yang sebenarnya tidak patut diserahi urusan.

MEMBANGUN MASA DEPAN


Kesetiaan digambarkan bukan dengan perasaan atau niatan saja, melainkan dengan usaha dan perbuatan nyata. Mereka yang sungguh setia ialah yang berhasil mengembalikan dua kali lipat, maksudnya, berhasil mengembangkan sama dengan besarnya kepercayaan yang telah diberikan tuannya. Mereka akan dijadikan orang merdeka - bukan lagi hamba - dan tetap boleh tinggal di rumah itu. Itulah cara Matius mengembangkan perumpamaan yang dirumuskan Markus dengan amat singkat dalam Mrk 13:34.

Apa warta Mrk 13:34? Seperti dalam Matius, ada imbauan agar waspada, selalu siap sedia, serta berani mengembangkan urusan yang dipercayakan. Tidak dibenarkan sikap merendah dan tak berani berinisiatif karena takut seperti hamba yang mendapat satu talenta yang malah menyembunyikannya. Ia tidak dapat mempertanggungjawabkan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Tenggang waktu menunggu pulangnya sang majikan menjadi kesempatan emas membangun masa depan tapi bisa juga mengarah ke lenyapnya masa depan itu. Membangun masa depan dengan sikap percaya ialah cara menerima kebaikan ilahi yang paling bertanggungjawab. Itulah rahmat dalam kehidupan nyata.

KESEMPATAN EMAS


Mari kita lihat bagaimana Lukas menggarap perumpamaan yang kedua. Diceritakannya tentang seorang tuan rumah yang bepergian ke jamuan nikah pada malam hari dan akan pulang malam itu juga. Harapannya, bila pulang ia akan mendapati hamba-hambanya masih bangun. Hamba-hamba yang didapati berjaga ketika tuannya pulang disebut "berbahagia" dalam Luk 12:37. Tuan itu akan meminta mereka duduk dan ia sendiri akan melayani mereka. Ia akan menghidangkan oleh-oleh dan "berkah" yang dibawanya pulang dari pesta tadi. Jelas tuan tadi memikirkan hamba-hambanya. Bagi orang zaman itu, dan boleh juga zaman kita sekarang, keramahan dan sikap tuan rumah tadi mengherankan. Mana ada majikan yang melayani! Memang tak jarang kita pulang larut malam membawa sesuatu bagi mereka yang bekerja kepada kita, tetapi melayani mereka makan...? Pembaca ayat Lukas itu akan bertanya-tanya demikian. Tetapi ini cara Lukas mengatakan bahwa sang tuan rumah kini tidak lagi menganggap mereka hamba. Perlakuannya mengundang mereka duduk dan menghidangkan makanan itu perlakuan kepada anggota keluarga sendiri. Jadi dalam perumpamaan itu hendak dikatakan bahwa mereka yang didapati berjaga-jaga dan membukakan pintu bagi tuan rumah itu kini menjadi anggota keluarga!

Dalam tafsiran Lukas di atas, nasihat berjaga-jaga agar tidak ketiduran dalam Mrk 13:35 ditampilkan sebagai warta gembira. Ujung pangkalnya ialah kebaikan tuan rumah yang kini memperlakukan hamba-hamba sebagai anggota keluarga sendiri. Adakah yang lebih besar yang dapat diinginkan seorang hamba? Adakah hal lebih membuat orang menyesal bila kesempatan ini berlalu begitu saja karena ketiduran? Dan warta ini tidak hanya ditujukan kepada para murid, tetapi juga seperti disebut dalam ay. 37, diajarkan Yesus kepada semua orang.

PENGALAMAN BATIN EMPAT WAKTU

Ayat 35 saya simak berkali-kali tapi kok malah tak jelas: "...berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu kapan tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta." Mark yang biasanya hemat kata kok sekarang menyebut-nyebut empat waktu seperti itu. Maka saya tanya saja padanya, pumpung masih ada di dekat-dekat sini.

GUS: Mark, kau bicara mengenai malam hari, tengah malam, larut malam, dan pagi-pagi buta. Luc dan Matt tidak ikut menyebutnya. Gimana nih? Apa ini kayak empat waktu "ronda" malam hari?

MARK: Ehm! [Lalu memandang kembali ke masa silam.] Memang itu pendapatku sendiri. Gus, kau tahu kan, saat-saat akhir hidup Yesus diingat dalam empat waktu itu: (1) ...setelah hari malam, Mrk 14:17, ia mengadakan perjamuan terakhir .." lalu (2) menjelang tengah malam ia ditangkap di Getsemani dan langsung di sidangkan di Mahkamah Agama Mrk 14:53; setelah itu (3) sebelum ayam berkokok kedua kalinya, Mrk 14:72, Petrus, orang kepercayaannya, menyangkalnya untuk ketiga kalinya; dan akhirnya (4) - pagi-pagi benar - seperti dalam Mrk 15:1, ia dibawa ke hadapan Pilatus untuk diadili dan akhirnya dihukum mati di salib.

GUS: [Dalam hati, "Mark ngelamun nih!"] Maksudmu?

MARK: Ada di antara para pengikut Yesus dulu yang menantikan kedatangannya kembali seperti hamba-hamba menunggu tuannya pulang pesta sambil berharap nanti bisa mendapat berkah, seperti tafsirmu di atas yang mengikuti Luc tadi. [Menatap tajam-tajam lalu menghela nafas.] Tapi kerap itu hanya lamunan!

GUS: [Terhenyak, kok ia tahu yang saya pikirkan tadi.] Jadi sebaiknya melakukan "berjaga-jaga" itu dalam ujud ikut menjalani waktu demi waktu malam harinya Yesus dan menarik hikmat dari kisah itu?

MARK: Saat kedatangan itu hanya Bapa-lah yang tahu (Mrk 13:32). Tapi kita bisa mendapatkan kebijaksanaan memahami siapa dia yang bakal datang pada saat yang tak terduga-duga itu.

GUS: Dan kebijaksanaan itu diperoleh bila kita menyertainya pada saat-saat hidupnya paling sulit seperti ketika mesti berpisah dengan yang murid-muridnya, ditolak kaum tua-tua, disangkal orang terdekat, dihukum mati. Begitukah?

MARK: Itulah maksudnya berjaga-jaga empat waktu tadi.

Bincang-bincang ini semakin menjelaskan bagaimana masa Adven menjadi kesempatan berjaga-jaga agar dapat menyertai Yesus dalam empat waktu tadi. Semua ini terjadi padanya karena ia bersedia menjadi silih bagi seluruh umat manusia. Maka memperingati kelahirannya nanti juga berarti merayakan kedatangan penebus.

Ketika hendak saya pastikan hal itu dengan Mark, ia sudah pergi. Kini hanya tulisannyalah yang tertinggal di sini.

Salam hangat,
A. Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy