| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 06 Desember 2011 Hari Biasa Pekan II Adven

Selasa, 06 Desember 2011
Hari Biasa Pekan II Adven

Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati. --- Yesaya 40:11

Antifon Pembuka

Tuhan pasti akan datang, diiringi semua orang kudus, bersinarkan cahaya gemilang.

Doa Renungan

Allah Bapa yang maharahim, Engkau tidak pernah mengecewakan setiap orang yang berharap kepada-Mu. Semoga kami sungguh membuka hati untuk berbuat baik kepada sesama dan membantu menemukan jalan bagi mereka yang tersesat. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (40:1-11)

"Allah menghibur umat-Nya."


Beginilah firman Tuhan, "Hiburlah, hiburlah umat-Ku! Tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan Tuhan dua kali lipat karena segala dosanya." Ada suara berseru, "Siapkanlah di padang gurun jalan bagi Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, setiap gunung dan bukit harus diratakan. Tanah yang berbukit-bukit harus menjadi rata, dan yang berlekak-lekuk menjadi datar. Maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama! Sungguh, Tuhan sendiri telah mengatakannya." Terdengarlah suatu suara, "Berserulah!" Jawabku, "Apa yang harus kuserukan?" "Serukanlah: Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering, apabila Tuhan menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya." Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke gunung yang tinggi. Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda, "Lihat, itu Allahmu!" Lihat, itu Tuhan Allah! Ia datang dengan kekuatan, dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan ternak-Nya dan menghimpunkan-Nya dengan tangan-Nya. Anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Lihat, Tuhan datang dengan kekuatan!
Ayat. (Mzm 96:1-3.10ac-13)

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang daripada-Nya.
2. Sebab mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: "Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."
3. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
4. Bersukacitalah di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hari Tuhan sudah dekat, Ia datang sebagai penyelamat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:12-14)

"Bapamu tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang."


Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan, lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, Sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang sembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Ada banyak bentuk hukuman. Yang paling efektif adalah hukuman dengan cinta. Jika seorang anak gemetar dan takut setelah melakukan kesalahan, tetapi ayahnya memeluknya dan mengampuninya, itulah bentuk hukuman dengan cinta yang akan mengubah hidup anak itu menjadi lebih baik. Akan berbeda akibatnya jika anak tersebut dihukum dengan amarah dan caci maki—kenakalannya akan semakin menjadi-jadi. Dengan amarah dan caci maki, yang buruk tidak akan menjadi baik, bahkan yang baik pun bisa menjadi rusak.

Kepada bangsa Israel yang telah tidak setia pun Tuhan terus menegaskan cinta-Nya. Ia tahu, hanya melalui hukuman dengan cinta itulah akan ada sebuah pertobatan yang asli dan mendalam. Tanpa cinta, pertobatan hanyalah pura-pura.

Demikian besar cinta Tuhan, sehingga kita masing-masing sungguh diperjuangkan. Tak ada yang kurang berharga daripada yang lain. Lebih dari itu, justru yang hilang itu diperlakukan secara lebih istimewa. Tuhan siap terluka oleh duri semak ketika Ia mencoba membebaskan kita yang tersangkut. Ia sungguh bersukacita ketika kita kembali kepada-Nya. Persoalannya, sering kita justru sedih ketika Tuhan menemukan kita dan ingin membawa kita kembali. Tanpa sadar kita lebih merasa betah dalam dosa-dosa kita.

Yesus, Engkau datang dengan kekuatan-Mu untuk menarik aku dari perangkap dosa. Aku tidak lagi mau hidup dalam perhambaan. Bebaskanlah aku. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Pertemuan II: SIAP DIUTUS Menjadi Imam, Nabi dan Raja bagi Gereja KAPal --- Keuskupan Agung Palembang

Setiap umat beriman, berkat Sakramen Baptis yang diterimanya, mempunyai tugas dan tanggung-jawab untuk ambil bagian dalam “Tri Tugas Imamat Kristus” (Trimunera Christi). Tri Tugas itu adalah menjadi nabi yang mewartakan Kabar Baik, imam menguduskan diri sendiri dan umat Allah, serta menjadi raja yang siap memimpin. Secara khusus, karena fungsi jabatan yang diembannya, dan berkat rahmat tahbisan, tri tugas itu secara tampak mata ada pada pundak para hierarki atau klerus. Namun dalam cara dan bentuk yang berbeda tri tugas itu juga ada pada setiap kaum awam.

Perbandingan antara jumlah imam dan umat di KAPal dari segi hitungan matematis masih tampak seimbang. Satu imam melayani sekitar 1.000-2.000 orang umat. Namun jika kita lihat dari segi medan kerja atau situasi masing-masing paroki hal itu tampak lain. Umat tidak terkonsentrasi dalam satu wilayah saja, namun terpencar-pencar (diaspora) dalam jarak yang saling berjauhan. Apalagi para imam yang bertugas di paroki perkotaan bukan hanya melayani karya pastoral di parokinya, namun masih mengemban aneka tugas lain (dosen, ketua komisi, organisasi, dll.).

Wilayah keuskupan kita meliputi 3 provinsi, yakni: Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu. Namun ada juga beberapa paroki yang sebagian wilayahnya termasuk Prov. Lampung dan Sumatera Barat. Wilayah satu paroki kadang lintas kecamatan atau bahkan lintas kabupaten. Umat Katolik di keuskupan kita “hanya” berjumlah 79.297 orang (data 2010) dari 12.258.177 orang total jumlah penduduk Sumsel, Jambi dan Bengkulu (data BPS 2010). Sungguh kita adalah “kawanan kecil” di tengah masyarakat Sumbagsel.

Saat ini umat KAPal dilayani oleh tenaga imam sebanyak 84 orang ( Diosesan = 29 ; SCJ = 50; MEP = 1; MSC = 4). Selain itu juga terdapat 11 katekis keuskupan (sduah lama tak ada penambahan lagi). Dalam situasi demikian tentulah jika karya pastoral hanya dibebankan di pundak para imam, maka tidak akan maksimal. Wajar bila tenaga dan waktu para imam “habis” untuk pelayanan seputar sakramen dan altar saja. Imam tak sempat lagi mengurusi “saksemen” dan “pasar” terjun ke umat dan masyarakat).

Gereja perdana (jaman para rasul) memberi pelajaran berharga bagi kita. Saat umat yang percaya makin bertambah, para rasul menyadari bahwa mereka tidak akan mampu melayani mereka semua. Mereka saat itu selain bertang=gungjawab untuk terus mewartakan warta kebang-kitan Kristus, namun juga memperhatikan kehidupan jemaat. Menyadari hal itu, maka mereka mengambil keputusan agar dipilih beberapa orang diantara jemaat untuk membantu karya para rasul dalam bidang pelayanan. Sedangkan para rasul akan fokus pada karya pewartaan. Hal ini ditanggapi positif oleh jemaat sehingga mereka memilih 7 orang untuk diangkat menjadi diakon. (bdk. Kis 6:1-7)

Setelah melihat situasi Gereja KAPal dan kemudian menimba inspirasi dari jemaat perdana apa yang bisa kita teladani? Sanggupkah masing-masing kita memberikan waktu dan tenaga serta karisma yang kita miliki untuk turut serta dalam Tri Tugas Kristus? Dalam bentuk dan cara yang bagai-mana hal itu bisa kita wujudkan?

Sumber: Gema Paroki St Yoseph Palembang

Senin, 05 Desember 2011 Hari Biasa Pekan II Adven

Senin, 05 Desember 2011
Hari Biasa Pekan II Adven

“Kalau Allah tidak esa, maka Ia bukan Allah” (Tertulianus)


Antifon Pembuka

Dengarkanlah sabda Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan wartakanlah sampai ke batas bumi: Janganlah takut! Lihat, Penebus kita akan datang.

Doa Pagi


Syukur kepada-Mu ya Yesus, atas penyembuhan yang boleh dialami oleh umat-Mu, baik secara jasmani maupun rohani. Sembuhkanlah semua orang sakit yang tidak lagi mempunyai pengharapan. Bukalah hati mereka untuk menerima berkat penyembuhan-Mu. Amin.

Tuhan memberikan penghiburan dan semangat kepada mereka yang memerlukan pembebasan. Anak-anak Tuhan, kita, juga diutus untuk melakukan hal yang sama. “Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah,” firman Tuhan.


Bacaan dari Kitab Yesaya (35:1-10)

"Allah sendiri yang menyelamatkan kamu."

Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorai dan berbunga; seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon, semarak Karmel dan Saron akan diberikan kepadanya; Orang akan melihat kemuliaan Tuhan, semarak Allah kita. Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah. Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati, “Kuatkanlah hatimu, jangan takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan ganjaran. Ia sendiri datang menyelamatkan kalian!” Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang yang hangat akan menjadi kolam dan tanah gersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan. Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebut Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
atau
Ref. Allah sendiri datang menyelamatkan kita.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)

1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya. Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Lihat, raja kita, Tuhan semesta alam, datang! Ia datang membebaskan kita dari belenggu perbudakan.

Yesus datang dengan suatu tawaran keselamatan yang menyeluruh, yang tidak hanya berhenti pada yang lahiriah tetapi juga menjangkau yang rohani dengan mengampuni dari segala dosa.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:17-26)

"Hari ini kita telah menyaksikan hal-hal yang sangat menakjubkan."

Pada suatu hari, ketika Yesus sedang mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Yesus, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Maka datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur. Mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Tetapi karena banyaknya orang di situ, mereka tidak dapat membawa masuk. Maka mereka naik ke atap rumah dan membongkar atap itu. Kemudian mereka menurunkan si lumpuh ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia, “Hai Saudara, dosamu sudah diampuni.” Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hati, “Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu Ia berkata kepada mereka, “Apa yang kalian pikirkan dalam hati? Manakah lebih mudah mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan, ‘Bangunlah dan berjalanlah’? Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” Lalu Yesus berkata kepada si lumpuh, “Aku berkata kepadamu: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumah!” Seketika itu juga bangunlah orang itu di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang takjub, lalu memuliakan Allah. Mereka amat takut dan berkata, “Hari ini kita telah menyaksikan hal-hal yang sangat menakjubkan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus datang dengan sebuah tawaran keselamatan yang menyeluruh. Ia tidak hanya menyembuhkan manusia secara fisik (lahiriah). Ia telah melakukan penyembuhan rohani yang jauh lebih sulit. Ia mengampuni dosa. Ia terlebih dahulu menggunakan kesempatan untuk menunjukkan kuasa-Nya baik untuk mengampuni dosa maupun menyembuhkan penyakit badaniah. Dengan cara itu, Ia menunjukkan sumber dari kekuasaan-Nya. Ia adalah Anak Manusia.

Doa Malam


Tuhan Yesus, perbuatan-Mu selalu dinantikan oleh banyak orang yang merindukan pertolongan-Mu. Bantulah aku juga supaya rela meringankan susah derita sesamaku di mana pun aku berada. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 05 - 11 Desember 2011

Bacaan Harian 05 - 11 Desember 2011

Senin, 05 Desember 2011: Hari Biasa Pekan II Adven (U)
Yes 35: 1-10; Mzm 85: 9ab-10.11-12.13-14; Luk 5: 17-26

Melihat iman orang-orang yang mengusung si lumpuh itu, Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu. Doa-doa yang kita panjatkan dengan penuh iman untuk orang-orang yang membutuhkan pertolongan, tak akan kembali dengan sia-sia. Namun, yang sering terjadi, kita berjanji untuk berdoa bagi orang lain, tetapi kita tidak melakukannya.

Selasa, 06 Desember 2011: Hari Biasa Pekan II Adven (U)
Yes 40: 1-11; Mzm 96: 1-2.3.10ac.11-12.13; Mat 18: 12-14

Allah tidak menghendaki satu domba pun hilang. Ia membutuhkan kita untuk ikut mencari yang hilang itu. Sudahkah mata kita juga melihat di sekitar kita, jangan-jangan ada domba hilang yang harus dibawa kembali ke kandang. Allah menghendaki kita melakukan tugas itu.

Rabu, 07 Desember 2011: Peringatan Wajib. St. Ambrosius, Uskup Pujangga Gereja (P)
Yes 40: 25-31; Mzm 103: 1-2,3-4,8,10;Mat 11: 28-30

Jika kita mengalami beban karena dosa, kesalahan, kelemahan, luka-luka, masalah ekonomi ataupun keluarga, Yesus menunggu supaya kita mau datang kepada-Nya. Ia akan melepaskan kita dari semua beban itu dan memberikan kelegaan. Jangan ragu, datanglah kepada-Nya!

Kamis, 08 Desember 2011: Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa (P)
Kej 3: 9-15,20; Mzm 98: 1,2-3ab.3bc-4; Ef 1: 3-6,11-12; Luk 1: 26-38

Bunda Maria adalah teladan bagi semua orang beriman. Kalau Allah memilih rahim Santa Perawan Maria sebagai ‘tabernakel’ bagi kehadiran Putra-Nya, itu bukanlah karena kehebatannya, namun karena kesederhanaan dan kerendahhatiannya. Tampaknya, yang penting dalam beriman memang bukan soal ‘otot’ dan ‘otak’, namun sikap yang sederhana dan rendah hati di hadapan Tuhan.

Jumat, 09 Desember 2011: Hari Biasa Pekan II Adven (U)
Yes 48;17-19; Mzm 1: 1-2,3,4,6; Mat 11: 16-19

Orang yang tertutup hatinya akan susah menemukan kehendak Allah. Mereka selalu mencari alasan untuk tidak mau mengikuti apa yang diajarkan-Nya. Yang dipikirkannya hanyalah apa yang dikehendakinya. Selama hati tertutup, rahmat Allah pun sulit masuk untuk memberikan hidup penuh damai dan sukacita. Yang ada adalah kegelisahan dan rasa tak pernah puas.

Sabtu, 10 Desember 2011: Hari Biasa Pekan II Adven (U)
Sir 48: 1-4,9-11; Mzm 80: 2ac,3b,15-16,18-19; Mat 17: 10-13

Begitu banyak hal baik yang dikirim kepada kita, tetapi yang kita lihat adalah keburukannya. Begitu banyak pula kebenaran yang nampak di depan mata yang seharusnya kita bela, namun kita lebih memilih ketidakbenaran. Ketegaran hati memang telah membuat manusia menjadi buta. Untuk dapat melek kembali, perlulah keberanian untuk bertobat dan kerendahan hati untuk bersujud di hadapan-Nya.

Minggu, 11 Desember 2011: Hari Minggu Adven III
Yes 61: 1-2a,10-11; MT Luk 1: 46-48,49-50,53-54; 1Tes 5: 16-24; Yoh 1: 6-8,19-28

Kehadiran Yohanes Pembaptis di tengah-tengah orang Yahudi memang mengundang banyak pertanyaan. Namun, Yohanes dengan terus terang mengakui bahwa ia bukan Mesias. Ia mengajak orang-orang di sekitarnya untuk datang kepada Yesus, Sang Mesias itu. Mari dalam masa Adven ini, kita juga mengajak orang-orang di sekitar kita untuk menyambut Sang Mesias itu. Kita mulai lebih dulu di tengah keluarga kita masing-masing untuk sungguh mempersiapkannya.

Minggu, 04 Desember 2011 Hari Minggu Adven II/ Tahun B SIAPKANLAH JALAN BAGI TUHAN

Minggu, 04 Desember 2011
Hari Minggu Adven II/ Tahun B

SIAPKANLAH JALAN BAGI TUHAN

Renungan

Tradisi Jawa orang tua sering mempersiapkan jalan Tuhan bagi anaknya dengan memberikan nama kepada anaknya; misalnya diberi nama: Slamet, Suci, Adil, Teguh, Surya, Murni, Setia, Urip, Tulus, Budi, Prakoso, Digdo, Atmo, Harto, Dewi, Sari, Cahya dsb. Ke dalam nama itu orang tua mengisyaratkan visi dan misi bagi anaknya kelak yang diharapkan tentu dengan penyertaan rahmat dari Tuhan sendiri, harapan utama yang menjadi warna dan cita-cita yaitu anaknya akan menjadi: hidupnya suci, adil, berharta, setia, berakal budi, kuat dan tangguh, memancarkan cahaya yang menakjubkan, tulus murni. Dalam nama anaknya itu orang tua menunjukkan harapan yang besar anaknya akan menjadi orang dewasa yang sungguh baik dan bijaksana serta bahagia.

Demikian juga dalam bacaan pertama minggu ini umat Israel mendambakan hidup yang dilindungi dan disertai Allah. Dengan tanda nyata hidup yang penuh dengan penghiburan, terbebas dari perbudakan dan perhambaan, hidup yang penuh ampunan. Dari pihak umat mereka berusaha keras untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan dengan simbol, meratakan jalan Tuhan, meluruskan, dengan menimbun atau memapras tanah biar menjadi rata. Dengan menyerukan Kabar baik yang datang dari Tuhan, Tuhan yang datang dengan kekuatan dan dengan tangan yang penuh kuasa.

Seruan Yesaya diserukan pula oleh Yohanes Pembaptis, yang juga mengajak seluruh umat Israel untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan, yaitu Mesias yang sudah dekat kedatangannya dan kedatangannya itu membawa anugerah yang sangat luar biasa. Dia yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri, Roh yang melayang-layang di atas permukaan air, Roh itu yang menciptakan alam semesta secara dahsyat. Roh Kudus yang sama, yang hadir dalam rahim bunda Maria dalam diri Yesus. Roh Kudus yang sama yang dicurahkan kepada para murid pada hari Pentakosta. Roh Kudus yang sama yang kita terima ketika kita dibaptis. Roh Kudus adalah Roh Bapa sendiri yang memberi kepada Yesus segala kuasa di surga dan di bumi, yang mengurapi Yesus untuk mengusir setan-setan, menyembuhkan orang sakit, untuk membebaskan orang yang tertawan, untuk mewartakan kabar baik.

Untuk menerima karunia kepenuhan Roh Kudus dalam kehadirannya melalui Tuhan Yesus sudah selayaknya bahwa kita mempersiapkan jalan masuknya secara serius. Karena dengan kuat kuasa kasihnya Tuhan Yesus utusan Bapa tidak menginginkan satu orangpun dari anak-anak Bapa itu hilang atau binasa. Bapa menghendaki agar kita semua diselamatkan dan memperoleh kehidupan yang kekal itu. Untuk itu dari pihak kita dituntut untuk menyiapkan jalan masuknya Tuhan Yesus ke dalam hati kita dengan pertobatan. Hanya melalui kesucian dan kesalehan serta ketulusan hati kita menjadi layak untuk memperoleh rahmat kehidupan yang kekal itu. Dengan hidup kudus, hidup suci tidak cacat dan tidak bernoda menjadikan kita pantas menerima kehadiran Sang Juru Selamat itu.

Kehadiran Kristus Sang Mesias selayaknya kita siapkan sedemikian rupa, karena memang kehadirannya itu menyucikan dan menyelamatkan kita. Oleh karena itu membutuhkan persiapan yang matang dan hati yang tulus suci. Marilah kita membuka hati kita dan jiwa kita agar disucikan oleh kehadiran Kristus Tuhan sendiri.

Selamat merenungkan.

Pastor Antonius Sumardi, SCJ

Minggu, 04 Desember 2011 Hari Minggu Adven II/ Tahun B

Minggu, 04 Desember 2011
Hari Minggu Adven II/ Tahun B

Membuka jalan bagi-Nya

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. -- 2 Petrus 3:9

Antifon Pembuka

Hai bangsa di Sion, lihatlah, Tuhan akan datang menyelamatkan para bangsa. Ia akan memperdengarkan suara-Nya dengan megah dan menggembirakan hatimu.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang kekal, sejak dahulu kala Engkau memperdengarkan suara-Mu melalui para nabi. Kami mohon, ungkapkanlah dalam diri Yesus Al Masih, apa yang Kaukehendaki dari kami, dan baharuilah lagi umat-Mu dalam keadilan dan kebenaran. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (40:1-5.9-11)

"Siapkanlah jalan bagi Tuhan."

Beginilah firman Tuhan, "Hiburkanlah, hiburkanlah, umat-Ku! Tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa penghambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan Tuhan dua kali lipat karena segala dosanya. Ada suara yang berseru-seru, "Siapkanlah di padang gurun jalan bagi Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditimbuni, setiap gunung dan bukit diratakan. Tanah yang berbukit-bukit harus menjadi rata, dan yang berkelok-kelok menjadi datar. Maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama. Sungguh Tuhan sendiri telah mengatakannya." Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda, "Lihat, itu Allahmu!" Lihat, itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya. Anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 815

Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 85:9a.11-12.13-14; Ul: 8)
1. Aku ingin mendengar apa yang difirmankan Tuhan. Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang yang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.


Bacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus
(2Ptr 3:8-14)

"Kita menantikan langit dan bumi yang baru."

Saudara-saudara terkasih, hal yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun, dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya demikian. Tetapi Tuhan sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat, dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api; bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup. Kamu menantikan dan berusaha mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa oleh api dan unsur-unsur dunia akan lebur oleh nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji Allah, kita menantikan langit dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. Sebab itu, saudara-saudaraku terkasih, seraya menantikan semuanya itu haruslah kamu berusaha supaya kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan Allah, dan dalam perdamaian dengan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 3:4.6)
Persiapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya; maka semua orang akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan. .

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:1-8)


"Luruskanlah jalan bagi Tuhan."

Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Seperti tertulis dalam kitab Nabi Yesaya: 'Lihatlah Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya,' demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan, "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis, dan Allah akan mengampuni dosamu." Lalu datanglah kepada Yohanes orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengakui dosanya mereka dibaptis di Sungai Yordan. Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, makanannya belalang dan madu hutan. Inilah yang diberitakannya, "Sesudah aku, akan datang Ia yang lebih berkuasa daripadaku. Membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni (Bar 5:5;4:36)

Hai Yerusalem, bangkitlah dan berdirilah tegak. Nikmatilah suka cita yang datang dari Allahmu.

Renungan

Rekan-rekan,
Injil Minggu Adven II kali ini, yakni Mrk 1:1-8, hampir seluruhnya berbicara mengenai Yohanes Pembaptis, tokoh yang sudah sejak lama dinubuatkan menjadi utusan yang mempersiapkan jalan bagi datangnya Tuhan. Orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan penduduk Yerusalem mendatanginya di padang gurun minta dibaptis olehnya sebagai tanda bertobat demi pengampunan dosa. Di mata orang banyak ia juga dikenal sebagai nabi. Uraian mengenai Yohanes Pembaptis sebenarnya dimaksud guna menyoroti siapa yang akan datang nanti, yakni Yesus. Dia ini tokoh yang jauh lebih besar yang diumumkan oleh Yohanes sendiri. Marilah kita simak bagaimana Markus mengutarakan hal ini

INJIL "DARI" DAN "TENTANG" YESUS

Dalam Mrk 1:1, kata "Injil" sebenarnya dipakai dengan makna ganda. Makna biasa kata itu ialah berita yang melegakan, berita yang menggembirakan, kebalikan dari berita yang membuat orang sedih, tegang dan kusut pikirannya. Markus kiranya bermaksud menunjukkan bagaimana Yesus membuat pikiran dan hati banyak orang serasa "plong", lepas dari ganjalan-ganjalan. Akan diceritakannya bagaimana Yesus ini menyembuhkan orang sakit, mengusir kekuatan jahat, mengajar siapa Allah itu, memilih murid, dan oleh karena semua itu diikuti banyak orang. Itulah cara Markus memperkenalkan Yesus. Tindakan serta ajarannya menjawab pertanyaan-pertanyaan serta keinginan dasar yang ada dalam diri orang pada waktu itu tapi juga pada zaman dan tempat lain.

Namun kata "Injil" bagi para pengikut Yesus pada zaman Markus juga sudah mulai dipakai dalam arti "kabar baik" mengenai diri Yesus. Diberitakan di kalangan para pengikut Yesus bahwa ia yang tadinya disalibkan, wafat, dan dimakamkan itu telah bangkit dari kematian dan kini hidup dan akan datang lagi dalam kemuliaannya pada akhir zaman. Kabar baik inilah yang membuat para murid pertama terus menghidupi kepercayaan mereka dan mewartakannya kepada banyak orang lain. Jadi kalimat pertama Injil Markus itu menunjuk pada dua hal sekaligus, yakni asal mulanya "berita yang melegakan" yang dibawakan Yesus serta "berita yang menggembirakan" mengenai dirinya. Pembaca diajak mendalami kedua-duanya.

Yesus ditampilkan dengan gelar Kristus dan Anak Allah. Yang pertama berarti Yang Diurapi, yakni Mesias, tokoh yang resmi diangkat Yang Maha Kuasa sendiri untuk mengerjakan urusanNya di dunia ini. Orang Yahudi pada masa itu amat mengharapkan datangnya tokoh seperti ini. Ia juga disebut sebagai yang amat dekat dan akrab dengan keilahian sendiri, dalam bahasa Kitab Suci, "Anak Allah". Maksudnya, ia mengerti yang dikehendaki oleh Allah dan patuh menjalankannya. Kini tokoh ini membawakan kabar yang melegakan orang banyak. Berita mengenai kedatangan tokoh ini sendiri juga menjadi kabar yang membuat lega orang pula. Jadi yang disampaikan dalam kalimat pertama Injil Markus itu ialah Berita Baik mengenai dia (Injil dalam kedua makna tadi) yang resmi mendapat tugas membawa kembali kemanusiaan kepada Yang Ilahi (Kristus) sebagai orang yang amat dekat dengan Yang Ilahi sendiri (Anak Allah)."

Tentu saja orang akan bertanya-tanya bagaimana bisa ada tokoh sehebat itu. Ayat-ayat berikutnya, yakni ay. 2-8, memberi penjelasan dengan menampilkan seorang tokoh lain yang waktu itu sudah amat dikenal, yakni Yohanes Pembaptis.

MEMBUKA JALAN

Yohanes Pembaptis bukan sebarang tokoh. Pertama-tama, dalam ingatan orang zaman itu, dia ialah tokoh suci yang mempesona orang banyak. Mereka datang meminta nasihat, mencari kejernihan batin di tempat ia tinggal, yakni di padang gurun. Mereka datang kepadanya minta dibaptis (ay. 4-5) dan dengan tindakan itu orang mengungkapkan diri bertobat dan siap mendapat pengampunan dosa. Kedua, dalam bayangan orang pada masa itu, Yohanes juga tampil seperti seorang nabi (ay. 6). Dan ketiga dan yang terutama, Yohanes itu diutus oleh Tuhan sendiri untuk "mendahului" serta "mempersiapkan jalan" (ay. 2b; hasil paduan Kel 23:20 dan Mal 3:1). Seolah-olah belum cukup, maka menyusul kutipan dari Yes 40:3 yang mempertegas siapa utusan ini. Dia adalah orang yang berseru-seru di padang gurun meminta agar yang mendengar mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan meluruskannya bagi-Nya. Apa yang dimaksud akan dikupas lebih lanjut di bawah.

Tokoh yang sedemikian mengesan ini ternyata malah memberitakan kedatangan orang yang lebih berkuasa (ay. 7). Tentu orang-orang bertanya-tanya siapa itu. Pembaca dulu pun sudah tahu, yang dimaksud ialah Yesus sendiri. Tetapi dalam kisah ini orang-orang yang mendengarkan kata-kata itu belum menggagas siapa yang sedang dibicarakan sang Pembaptis. Rasa ingin tahu orang banyak makin besar. Ia menambahkan bahwa membungkuk untuk melepaskan tali sandal orang yang sedang diwartakannya itu saja ia merasa dirinya kurang pantas (ay. 8). Siapa gerangan tokoh yang lebih besar daripadanya?

Ungkapan membungkuk melepaskan tali sepatu tidak hanya berarti penghormatan kepada orang yang dihadapi. Ada pula arti yuridisnya. Marilah kita tengok Rut 4:7 yang menjelaskan kebiasaan di masa lampau: "Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus dan menukar: setiap kali orang hendak menguatkan suatu perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mengesahkan perkara di Israel." Di dalam kitab Rut, tanah milik keluarga Naomi dan menantunya, Rut hanya bisa dijual kepada sanak dekat yang menurut hukum adat berhak membelinya. Namun orang ini resmi melepaskan haknya sehingga Boas bebas membeli tanah janda dan menantu itu dan mengurus mereka. Sanak dekat tadi melepas kasutnya (Rut 4:8) sebagai tanda pelepasan haknya. Kembali ke kata-kata Yohanes. Dengan latar belakang kebiasaan tadi, maka kata-katanya bukan sekedar basa-basi melainkan pengakuan bahwa dirinya tidak layak menindakkan hal yang membuat Yesus melepaskan haknya. Apa yang dimaksud dengan hak Yesus? Tak lain tak bukan ialah membawakan baptisan dalam Roh Kudus dan mendekatkan kembali keilahian kepada manusia. Yohanes Pembaptis hendak mengatakan dalam bahwa yang dijalankannya ialah membaptis dengan air - itulah yang bisa dilakukannya untuk menyadarkan orang banyak. Namun untuk sungguh membawakan yang di atas sana kepada manusia? Ah itu hak dia yang lebih berkuasa yang bakal datang, yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Orang banyak yang mendengar pernyataan itu dengan segera akan semakin bertanya-tanya siapakah dia yang dibicarakan ini? Perhatian pembaca Injil akan beralih dari Yohanes Pembaptis kepada dia yang diwartakannya.

SERUAN DI PADANG GURUN


Kutipan dari Yes 40:3 dalam Mrk 1:3 menjadi makin besar artinya bila ikut disimak konteksnya dalam tulisan Yesaya sendiri, yaitu Yes 40:1-2 yang ikut diperdengarkan dalam bacaan pertama hari ini: "Hiburkanlah, hiburkanlah umatKu, demikian firman Allahmu...." Begitulah sang nabi menyampaikan perintah yang difirmankan Allah kepada kekuatan-kekuatan surgawi menghibur umat Israel yang waktu itu berada dalam pembuangan di Babilonia. Umat tak perlu berkecil hati, yang terburuk sudah lewat. Yang perlu kini ialah melihat ke depan, kembali pulang ke negeri sendiri, melewati padang gurun. Seperti ketika Allah menuntun nenek moyang mereka keluar dari Mesir lewat padang gurun dulu, kini Allah yang sama akan memimpin umatNya kembali.

Dalam Yes 40:3 sang nabi menyebut diri sebagai suara yang berseru-seru menyampaikan kepada kekuatan-kekuatan tadi agar mereka juga mempersiapkan jalan, meluruskan lorong-lorongnya, meratakannya bagi perjalananNya bersama umatNya ini. Itulah gagasan dasar dalam bacaan pertama sebagaimana ada dalam Kitab Yesaya. Bagi Markus, suara yang berseru-seru itu ialah Yohanes Pembaptis. Dengan demikian Yohanes ditampilkan Markus sebagai nabi yang mengenali suara ilahi dan kehendakNya dan berani menyerukannya kepada balatentara surgawi tadi. Orang-orang berdatangan kepadanya di padang gurun mencari petunjuknya. Yohanes menyeru, sekali lagi dalam pemikiran Markus, kepada kekuatan-kekuatan surgawi untuk menyiapkan jalan bagi mereka ini agar nanti dapat kembali lewat jalan yang lebar, lurus, rata bersama dengan dia yang kini akan menuntun mereka kembali....yaitu yang diumumkan kedatangannya. Dia yang jauh lebih besar.

Markus memperkenalkan Yesus lewat tokoh yang dalam anggapan umum dapat mengenali gerak gerik ilahi dan tetap membiarkannya bertindak menurut kehendak-Nya. Dia itulah Yohanes Pembaptis. Kisah ini kisah bagi hidup batin, bukan cerita tentang seorang yang membaptis di padang gurun. Bila ditangkap dalam arti itu maka kesaksiannya membantu orang pada zaman lain. Yohanes Pembaptis ada dalam diri tiap orang yang dengan tulus menantikan Yang Ilahi datang membimbing hidup orang beriman.

Sampai lain kali,
A. Gianto


Surat Kepada Keluarga bulan Desember 2011 (Rm. Alexander Erwin Santoso, MSF)

Dalam Buaian Kidung Malaikat

Tuhan, Engkau baik dan memanjakanku

Telingaku mendengar apa yang selalu ingin kudengar

Ketika hari menjadi tenang dan malaikat mulai bernyanyi

Menyanyikan lagu lahirnya Sang Raja

Dan aku dihinggapi sebentuk kenangan masa kecil yang indah

Saat Ibu mengajakku menghias pohon Natal kami

Saat Ayah memintaku mengecat baru rumah mungil kami bersamanya

Dan aku sibuk berebut patung kecil Natal yang siap dipajang

Untuk membawa lagu lagu senang keluarga kami

Dan saling memberi salam untuk lahirnya Sang Kasih

Sekarang waktu itu tidak sama lagi

Tetapi gema lagu-lagu itu tetap menghibur telingaku

Menyanyikan nada-nada seiring langkah dewasaku

Dan mengajarkan aku menjadi Natal untuk sesamaku yang kecil

Dan tak punya kisah semanis kami..

Aku mau meniru-Mu yang mendatangi kami tanpa syarat

Membiarkan kami belajar menjadi sesama bagi yang tersingkir

Menjadi kekasih untuk mereka yang terbuang dan sepi

Meski dengan suara parau dan hadiah yang sederhana

Kami mau menjadi kenangan indah sekarang untuk mereka yang terlupa

Keluarga-Keluarga yang terkasih,

Betapa indahnya memasuki masa advent dan menantikan datangnya Natal di setiap tahun hidup kita. Meskipun tanpa salju dan ternak-ternak dipadang rumput serta bintang penuntun, tetapi kita mempunyai kisah yang indah di gua kita masing masing di rumah, tempat di mana kita semua membangun keluarga seperti Maria, Yosef, dan Yesus, para selebran dalam kisah Natal kita.

Merayakan minggu-minggu Advent dan hari raya Natal berarti juga merayakan hari kegembiraan keluarga. Kita dan semua anggota keluarga kita, ayah, ibu, anak-anak, kakak, adik, kakek, nenek, bahkan sepupu atau kerabat lain di rumah akan tersengat suasananya. Kita dan keluarga masing-masing adalah penentu Natal kita sendiri.

Kita tidak pernah mendengar keluhan Keluarga Kudus di seputar peristiwa Natal. Mereka lupa dengan misteri peristiwa hidupnya sendiri, ketika mereka telah disatukan oleh Yesus yang lahir dalam kesederhanaan-Nya. Suasana “bertanya” dan “ragu” dalam hati Maria dan Yosef telah berganti dengan harapan pasti akan keselamatan melalui Sang Bayi yang dilahirkan. Mereka tidak mengeluh dan menjadi tegar karena Sabda telah menjadi Manusia. Kepercayaan mereka berbuah realitas yang menyelamatkan. Dan mereka menjadi keluarga yang bersukacita.

Betapa indahnya kalau Natal kita pun berisikan sukacita yang sama. Kendati, hidup terkadang terasa berat, tak tertanggungkan, menjengkelkan, atau membuat putus asa, ketika Tuhan mendekati dengan harapan baru, kita pun menjadi kuat. Kita menemukan pengharapan yang menembus batas akal dan memberikan optimisme yang mengubah segalanya menjadi lebih baik.

Keluarga-keluarga yang terkasih, kita berharap Natal tahun ini membawa makna tersendiri buat kita. Kita boleh membangun niat yang positif dan baik; kita boleh bermimpi tentang suatu kebersamaan yang saling meneguhkan; kita pun melakukan karya amal bagi sesama yang kecil, lemah,miskin dan tak berdaya. Semuanya kita usahakan supaya kelahiran Tuhan menjadi kebahagiaan yang mewujud nyata.

Setiap keluarga yang percaya, adalah keluarga yang dibangun oleh pribadi-pribadi yang penuh harapan baik. Kepercayaan kepada Tuhan adalah tiang penyangga hidup bersama. Kehadiran Tuhan Yesus dalam sakramen mahakudus yang diterima setiap hari dan minggu adalah kenyataan keselamatan yang membawa perasaan tenang dan yakin bahwa Tuhan menyertai dan selalu sedang memberkati melalui berbagai peristiwa hidup ini.

Mari melakukan karya nyata: berilah kesempatan untuk seisi rumah kita saling bermaafan dan mengadakan rekonsiliasi; ajaklah putera-puteri untuk bersama-sama menghias rumah; ciptakanlah suasana keluarga yang mengkrasankan; kembangkanlah kepribadian yang semakin ramah dan terbuka; ajaklah semua anggota keluarga untuk berdoa advent bersama, supaya semua mengantar kita menjadi penikmat-penikmat Natal yang terberkati dan bahagia.

Dari lubuk hati terdalam, saya dan segenap tim Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta mengucapkan selamat mengikuti masa penantian – advent, dan merayakan Natal bersama seluruh keluarga. Semoga kelahiran Tuhan menjadi harapan baru yang menjanjikan sukacita di hati dan pikiran kita; membebaskan kita yang terbelenggu kelemahan melalui inkarnasinya pengharapan baru di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Amin

Salam dalam Yesus, Maria, dan Yusuf

Rm. Alexander Erwin Santoso MSF

Komisi Kerasulan Keluarga KAJ
Gedung Karya Pastoral
Jl. Katedral 7A
Jakarta10710

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy