Hari Minggu Adven III/ Tahun B
Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan --- Yakobus 1:3
Antifon Pembuka (Flp 4:4-5)
Bersukacitalah selalu dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan bersukacitalah! Sebab Tuhan sudah dekat
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau mencipta dunia kembali berkat cahaya yang memancar pada diri Yesus, saksi utama-Mu. Kami mohon, perkenankanlah kami mendengar suara-Nya serta menimba harapan baru dari cinta kasih-Nya terhadap manusia yang dipelopori-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (61:1-2a.10-11)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Luk 1:46-54; Ul: Yes 61:10b)
1. Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku. Sebab Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini.
2. Mulai sekarang aku disebut yang bahagia oleh sekalian bangsa. Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa; kuduslah nama-Nya.
3.Kasih sayang-Nya turun-temurun kepada orang yang takwa. Perkasalah perbuatan tangan-Nya; diceraiberaikan-Nya orang yang angkuh hatinya.
4. Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta, yang hina dina diangkat-Nya. Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan; orang kaya diusir-Nya dengan tangan kosong.
5.Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel, hamba-Nya. Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunannya untuk selama-lamanya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (1Tes 5:16-24)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yes 61:1)
Roh Tuhan ada padaku. Ia mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:6-8.19-28)
"Di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Antifon Komuni (Yes 35:4)
Katakanlah kepada yang berkecil hati: tabahkanlah hatimu dan jangan takut. Lihatlah, Tuhan akan datang menyelamatkan kita.
Renungan
Menjadi saksi yang jujur dan tulus bukanlah perkara mudah. Seorang saksi yang sejati membutuhkan kepercayaan diri yang kuat dan iman yang mendalam akan apa yang disaksikannya itu. Kerapkali orang memutarbalikkan fakta atau menjadi saksi palsu karena dia tidak sungguh-sungguh tahu bahkan tidak tahu sama sekali (karena dibayar) kejadian yang sebenarnya. Atau juga orang menjadi tidak jujur karena mendapat ancaman yang hebat.
Ada seorang bapak yang berprofesi sebagai seorang guru di tempat terpencil sangat ketakutan ketika dia harus memberi kesaksian tentang pembunuhan terhadap istri dan ketiga anaknya karena ia dengan lantang menyuarakan ketidakadilan yang terjadi di daerahnya. Dia benar-benar mengalami tekanan yang sangat hebat. Dengan mata kepalanya sendiri, dia menyaksikan bagaimana istri dan ketiga anaknya dibantai. Walaupun dengan tekanan yang amat hebat supaya ia menyangkal apa yang dia saksikan dengan matanya sendiri, ia dengan gagah perkasa memberikan kesaksian tentang kejadian yang sebenarnya. Dia rela mati demi kesaksiannya itu. Dia adalah seorang yang luar biasa. Dia seorang guru yang sederhana dan tahu apa artinya kejujuran dan keadilan.
Hari ini dalam Injil kita berjumpa dengan seorang tokoh yang luar biasa, yang bahkan sudah tidak asing bagi kita. Dialah Santo Yohanes Pembaptis. Kali ini yang ditonjolkan adalah kesaksiannya. Pertama-tama dia ditampilkan sebagai yang diutus oleh Yang Mahakuasa untuk menjadi saksi bagi "terang" meskipun ia bukan terang itu sendiri. Kemudian kepada ornag-orang yang datang kepadanya, Yohanes menegaskan bahwa dirinya bukan Mesias, bukan Elia, bukan nabi melainkan orang yang berseru-seru di padang gurun untuk menghimbau agar jalan bagi Tuhan diluruskan. Ia membaptis dengan air tentunya sekadar membantu orang mengungkapkan niatan untuk hidup bersih menyongsong Dia yang akan datang. Yohanes juga dengan tegas menyatakan dirinya tidak pantas melepas tali sandal Dia yang bakal datang. Ini berarti bahwa Yohanes merasa tidak patut menjalankan urusan yang menjadi hak Dia yang akan datang itu.
Inti dari pewartaan Injil hari ini adalah kesaksian Yohanes Pembaptis akan siapa yang bakal datang itu yakni yang sudah ada di tengah-tengah umat yang tidak mereka kenal. Dialah Yesus, Sang Terang. Yohanes memberi kesaksian bahwa Terang itu akan bersinar sehingga orang menjadi percaya dan memperoleh hidup yang kekal dari Terang itu.
Apa makna Injil hari ini bagi kita? Pertama, kita disadarkan oleh Santo Yohanes Pembaptis akan kehadiran Kristus, Sang Terang yang menerangi hidup kita. Tapi itulah manusia, yang jauh lebih menyukai kegelapan daripada terang. Hal sederhana bisa kita lihat bahwa banyak lampu jalan yang dirusak karena orang tidak mau perbuatannya yang jahat diketahui orang banyak. Orang yang dianggap jujur dan tulus melakukan tugas pelayanannya di suatu tempat kerap disingkirkan agar kebobrokan di tempat kerja itu tetap tertutup rapat. Banyak orang yang bekerja sama dalam hal-hal yang tidak baik. Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) terjadi di mana-mana, juga di lingkungan Gereja. Ada kelompok-kelompok tertentu dalam Gereja yang ekslusif. Mereka tidak mau diganggu-gugat. Kalau diganggu mereka akan memberontak karena kenyamanannya diusik.
Kedua, kalau kita sungguh-sungguh mau menjadi saksi yang tulus dan jujur, pertama-tama yang dibutuhkan adalah kerendahan hati seperti Santo Yohanes Pembaptis. Dia mengakui dirinya apa adanya. Ia tidak terpengaruh popularitas yang bisa diraihnya karena semua orang menganggap dia sebagai seorang nabi. Dia menolak semua kenikmatan duniawi demi tercapainya apa yang mau diwartakannya yakni KRISTUS, SANG TERANG. Kita pun diharapkan tidak terbuai oleh kenikmatan akan popularitas sesaat. Tugas kita seperti Santo Yohanes Pembaptis ialah memberi kesaksian tentang KRISTUS, SANG TERANG itu.
Untuk menjadi saksi yang sejati dan tulus tentang Kristus, Sang Terang, kita mesti BERSATU dengan-Nya. Kalau tidak, yang terjadi adalah kita bukan mewartakan Kristus tetapi diri sendiri. Bahkan, kita bisa menjual Kristus demi kepentingan pribadi.
Di saat yang semakin dekat dengan datangnya Kristus Sang Terang, kita diajak menjadi SAKSI bagi Kristus, Sang Terang yang hadir di dalam diri kita. Dengan itu kita akan mampu memancarkan Terang Kristus mulai dari dalam keluarga, komunitas, dan lingkungan sekitar kita.
Semoga, rahmat, dan berkat dari Kristus Sang Terang berlimpah atas kita semua.
RUAH