| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 02 Januari 2012 Peringatan Wajib. St. Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze

Senin, 02 Januari 2012
Peringatan Wajib. St. Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze

“Perhatian kami dan nama yang kami utamakan ialah menjadi Kristen dan dinamakan Kristen” (St. Gregorius dari Nazianze)


Antifon Pembuka (Mzm 36:30-31)

Mulut orang jujur menuturkan kebijaksanaan, dan lidahnya mengucapkan keadilan. Hukum Allah disimpan dalam hatinya.

Doa Pagi


Bapa yang Mahapengasih, dampingilah aku hari ini agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang dapat menghambat penghayatan iman akan Yesus, Putera-Mu. Berilah aku iman yang teguh, harapan yang kuat dan cinta kasih yang tulus dalam sikap dan tingkah laku, baik dalam lingkungan keluarga, tempat kerja dan masyarakat sekitarku. Amin.

Sejak awal mula, Allah Bapa dan Allah Putera itu satu. Bila orang menolak salah satu maka ia menolak keduanya. Sebaliknya, barangsiapa telah percaya kepada Anak, ia telah percaya kepada Bapa. Itulah inti ajaran hidup Kristen. Hidup kekal menjadi jaminan keselamatan bagi orang yang percaya dan menaruh harapan yang kuat kepada Allah Bapa dan Allah Putera.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:22-28)

"Apa yang telah kamu dengar harus tetap tinggal di dalam dirimu."

Anak-anakku terkasih, barangsiapa menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, dia itu seorang pendusta! Dan barangsiapa menyangkal baik Bapa maupun Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengakui Anak, ia juga memiliki Bapa. Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari semula, itu harus tetap tinggal di dalam dirimu. Jika apa yang telah kamu dengar dari semula itu tetap tinggal di dalam dirimu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal. Semua ini kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu. Sebab di dalam dirimu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Yesus. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan Yesus mengajar kamu tentang segala sesuatu – dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta – dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita
Ayat. (Mzm 98:1.2-3b.3c-4)

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 1:1-2)
Dahulu kala dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi; pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.


Mesias, Elia dan para nabi adalah tokoh-tokoh besar bagi orang Yahudi. Pada zaman itu, mereka merindukan datangnya sang Mesias yang dijanjikan Allah. Tidak heran bila hidup mereka menjadi tidak tenang saat muncul tokoh Yohanes. Yohanes tidak memakai situasi ini untuk memuliakan dirinya sendiri. Ia menjadi figur yang rendah hati dan tahu menempatkan diri.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:19-28)

"Sesudah aku akan datang Dia yang sudah ada sebelum aku."

Inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus kepadanya beberapa imam dan orang-orang Lewi untuk menanyakan kepadanya, ‘Siapakah Engkau?’ Yohanes mengaku dan tidak berdusta, katanya, “Aku bukan Mesias!” Lalu mereka bertanya kepadanya, “Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?” Yohanes menjawab, “Bukan!” “Engkaukah nabi yang akan datang?” Ia pun menjawab, “Bukan!” Maka kata mereka kepadanya, “Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?” Jawab Yohanes, “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan seperti yang telah dikatakan Nabi Yesaya.” Di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya-tanya kepadanya, “Mengapa engkau membaptis jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?” Yohanes menjawab kepada mereka, “Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Hal ini terjadi di Betania yang di seberang Sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis orang.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Suara memang diperlukan untuk pewartaan. Pendengaran membutuhkan suara. Yohanes Pembaptis adalah suara yang ingin memuaskan pendengaran orang-orang yang menantikan kedatangan Kristus. Dialah suara yang berseru-seru di padang gurun, suara yang jujur dan lurus. Kualitas suara yang jujur dan lurus dalam mewartakan Kristus sungguh menjanjikan buah-buah keselamatan. Yohanes telah membuktikannya. Aku pun mesti mengupayakannya.

Doa Malam


Terimakasih Bapa, atas teladan dan kerendahan hati Yohanes Pembaptis yang mau mengakui diri apa adanya tentang keberadaan dirinya. Di zaman yang penuh dengan ketidak jujuran ini, bimbinglah kami agar mampu berlaku jujur dan bijak dalam bersikap serta bertindak seturut kehendak-Mu. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 02 - 08 Januari 2012

UJUD KERASULAN DOA BULAN JANUARI 2012

Ujud Umum:

Semoga para korban bencana alam dapat menerima penghiburan spiritual dan material yang mereka perlukan untuk membangun kembali kehidupan mereka.

Ujud Misi:

Semoga pengorbanan umat kristiani bagi perdamaian dapat menjadi saksi Kristus di hadapan semua orang yang berkehendak baik.

Ujud Gereja Indonesia:

Semoga Gereja semakin menyapa dan mendampingi umat beriman yang hidup di tengah perkotaan.

Bacaan Harian 02 - 08 Januari 2012

Senin, 02 Januari 2012: Peringatan Wajib. St. Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze (P)
1Yoh 2: 22-28; Mzm 98: 1,2,3cd-4,5-6; Yoh 1:19-28

Manusia seringkali tergoda untuk menerima perlakuan disanjung dan diistimewakan. Yohanes Pembaptis memberi teladan kepada kita untuk tidak menerima sanjungan yang bukan menjadi haknya dan mengarahkan sanjungan itu pada yang berhak menerimanya. Sikap seperti ini membutuhkan kerendahan hati.

Selasa, 03 Januari 2012: Hari Biasa Masa Natal (P)
1Yoh 2: 29-3: 6; Mzm 98: 1.3cd-4,5-6; Yoh 1: 29-34

Hidup Yohanes memberikan pesan menarik untuk diteladani. Di tengah banyak pengikut-Nya, ia mengarahkan perhatian para pengikutnya itu kepada penantian kedatangan Sang Mesias. Itulah tugas kita sebagai saksi Kristus:: mengarahkan orang-orang pada Kerajaan yang dibawa oleh Yesus.

Rabu, 04 Januari 2012: Hari Biasa Masa Natal (P)
1Yoh 3: 7-10; Mzm 98: 1,7-8,9; Yoh 1: 35-42

Yohanes Pembaptis adalah pewarta sejati. Ia konsisten dengan tugasnya untuk membuka jalan bagi Sang Mesias. Ia sungguh mengantar orang untuk sampai kepada Yesus. Saat orang-orang datang kepadanya, ia tak tergiur pada popularitas, tetapi selalu menunjuk pada Dia yang ia wartakan. “Lihatlah Anak Domba Allah” kata Yohanes saat melihat Yesus lewat. Orang-orang pun meninggalkan dia dan pergi mengikuti Yesus. Nah, bukankah kita juga mendapat tugas untuk menjadi saksi-Nya? Yah, kita mohon rahmat supaya kita juga dapat menghadirkan Yesus Kristus dalam karya dan pelayanan kita.

Kamis, 05 Januari 2012: Hari Biasa Masa Natal (P)
1Yoh 3: 11-2; Mzm 100: 1,2,3,4,5; Yoh 1: 43-51

Filipus mengalami perjumpaan dengan Yesus dan ia dipanggil untuk menjadi murid-Nya. Lalu Filipus mewartakan Yesus kepada Natanael. Meskipun pada awalnya Natanael tidak percaya, tetapi Yesus membukakan matanya sehingga ia bersujud menyembah Yesus. Begitulah karya pewartaan. Tugas kita sebagai murid Yesus adalah mewartakan Dia yang menyelamatkan kita. Meskipun kita mungkin menghadapi orang-orang yang tak percaya, Yesus tidak tinggal diam. Ia akan bekerja untuk menyempurnakan karya pewartaan kita.

Jumat, 06 Januari 2012: Jumat Pertama, Hari Biasa Masa Natal (P)
1Yoh 5: 5-13; Mzm 147: 12-13,14-15,19-20; Mrk 1: 7-11

Ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, Roh Kudus turun atas-Nya. Sebagai murid-murid Yesus yang telah dibaptis, Roh Kudus itu juga sudah dicurahkan kepada kita. Kalau kita hidup dalam tuntunan Roh itu, sudah pasti janji-janji Yesus bagi hidup kita akan sungguh terwujud. Persoalannya: tanpa menyediakan waktu dan membiasakan diri untuk bergaul dengan Roh Kudus, kita pasti sulit mendengarkan bisikan-Nya.

Sabtu, 07 Januari 2012: Hari Biasa Masa Natal (P)
1Yoh 5: 14-21; Mzm 149: 1-2,3-4,5,6a,9b; Yoh 2: 1-11

Pesta perkawinan di Kana menghadapi persoalan karena kehabisan anggur. Syukurlah ada Bunda Maria yang sungguh beriman akan kuasa Putra-Nya untuk memberikan pertolongan dengan penuh belas kasih. Yesus pun bertindak. Pesta perkawinan terselamatkan. Keluarga kita pun tak luput dari pengalaman kehabisan “anggur sukacita”. Dalam keadaan seperti itu, dibutuhkan iman seperti Bunda Maria yang bergantung pada belas kasih Yesus Kristus. Niscaya, Yesus tidak tinggal diam. Ia pasti bertindak selama kita sungguh mengandalkan pada belas-kasih-Nya.

Minggu, 08 Januari 2012: Hari Raya Penampakan Tuhan (P)
Yes 60: 1-6; Mzm 72: 1-2,7-8,10-11,12-13; Ef 3: 2-3a,5-6; Mat 2: 1-12

Orang Majus dari Timur memperoleh rahmat untuk melihat Yesus. Mereka menyambut-Nya dengan mempersembahkan hadiah bagi bayi Yesus. Kita semua bersyukur karena kita boleh mendapatkan rahmat yang sama untuk berjumpa dengan Yesus. Maka marilah kita juga mempersembahkan hadiah bagi-Nya: hidup kita!

Aku Pembawa Damai (Luk 2:16-21)

Rm. Stefanus Tommy Octora Pr


Hari pertama di tahun 2012. Suara terompet sesekali masih sayup terdengar dan semarak sukacita pergantian tahun serasa belum mau pergi. Namun, matahari yang kembali terbit mengingatkan bahwa hidup tetap harus berjalan. Ada hal-hal yang dengan rela harus ditinggalkan di belakang dan mau tak mau ada banyak hal yang harus dihadapi di depan.

Sebagaimana ibu melahirkan kehidupan baru, hari pertama ini juga bertepatan dengan perayaan Maria Bunda Allah dan Hari Perdamaian Sedunia. Di kalangan umat abad-abad awal, Maria mulai digelari sebagai sang "Theotokos", artinya "yang membuat keilahian lahir". Penghargaan terhadap Maria sebagai yang membuat keilahian lahir dan menjadi nyata kemudian resmi diterima dalam Konsili Ekumenis di Efesus th. 431. Dengan demikian resmi diakui Gereja bahwa Maria memungkinkan umat manusia mengalami keilahian sebagai berkat. Inilah sumber kekuatan bagi usaha orang-orang yang berkehendak baik untuk mewujudkan kedamaian.

Dia yang lahir dan baru saja kita rayakan disebut sang Imanuel, "Tuhan beserta kita". Yang Ilahi tidak membiarkan umat manusia sendirian. Dan Maria sang Theotokos "yang membuat keilahian lahir" itu menjadi saksi bahwa memang benar demikian. Kepada seorang perempuan muda di Nazaret dulu disampaikan ajakan untuk ikut serta membuat kebesaran ilahi jadi nyata. Namun ajakan yang sama kini masih ditawarkan bagi semua orang yang berkemauan baik.

Rahmat apa yang aku mohon untuk perjalanan hidup ke depan? Mungkin kedamaian bisa menjadi salah satu permohonan kita. Damai untuk diri sendiri, keluarga, bangsa Indonesia dan damai untuk dunia kita. Damai yang bukan sekadar slogan, namun damai yang membebaskan dan menghidupkan. Dan sebagaimana para gembala mencari sang sumber damai, masing-masing dari kita juga dipanggil untuk terlibat dalam mengusahakan perdamaian ini.

Para saudaraku, mari sekali lagi kita bersyukur atas tahun 2011 yang sudah lewat dan mari kita songsong tahun 2012 ini dengan iman yang semakin berakar, persaudaraan yang semakin bertumbuh dan pelayanan yang semakin berbuah. Selamat Tahun Baru. Tuhan memberkati.

Minggu, 01 Januari 2012 Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah

Minggu, 01 Januari 2012
Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah -- Hari Perdamaian Sedunia


Kejahatan didatangkan oleh perempuan (Hawa), maka kebaikan juga harus didatangkan oleh Perempuan (Maria) oleh karena Hawa kita jatuh, namun karena Maria kita berdiri; karena Hawa kita menjadi budak dosa, namun oleh Maria kita dibebaskan .... Hawa menyebabkan kita dihukum oleh buah pohon (pohon pengetahuan), sedangkan Maria membawa kepada kita pengampunan dengan rahmat dari Pohon yang lain (yaitu Salib Yesus), sebab Kristus tergantung di Pohon itu seperti Buahnya ... --- St Ambrosius (397)

Antifon Pembuka

Salam Bunda yang suci, Bunda mulia Penguasa abadi, yang memerintah surga dan bumi.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah menganugerahi umat manusia keselamatan kekal dengan perantaraan Santa Maria, Perawan dan Bunda. Kami mohon, semoga kami pun Kauperkenankan menikmati doa dan perlindungannya, sebab ia telah melahirkan bagi kami Putra-Mu, pemberi hidup, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Bilangan (6:22-27)

"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel: maka Aku akan memberkati mereka."

Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa, "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka:Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2 PS 809
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.6.8; 2/4)
1. Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (4:4-7)

"Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan."

Saudara-saudara, setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli waris-ahli waris, oleh karena Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 1:1-2)
Dahulu Allah berkata kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi; kini Ia bersabda kepada kita dengan perantaraan Putera-Nya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:16-21)

"Mereka mendapati Maria, Yusuf, dan si Bayi. Pada hari kedelapan Ia diberi nama Yesus."

Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan mendampati Maria dan Yusuf serta Bayi yang terbaring di dalam palungan. Ketika melihat Bayi itu, para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu dalam hati dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Ketika genap delapan hari umurnya, Anak itu disunatkan, dan Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Antifon Komuni

Kristus itu kemarin, sekarang dan masa mendatang sepanjang masa.


Renungan

Rekan-rekan!

SELAMAT TAHUN BARU - TAHUN PENUH BERKAT!

Hari Minggu setelah Natal kali ini bertepatan dengan Tahun Baru. Hari pertama tahun ini juga dirayakan sebagai Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. Gereja Purba sudah mulai menyebut Maria sebagai sang "Theotokos", artinya "yang membuat keilahian lahir". Pengakuan ini kemudian resmi diterima dalam Konsili Ekumenis di Efesus th. 431. Maria memungkinkan umat manusia mengalami keilahian sebagai berkat. Bacaan pertama pada perayaan ini, Bil 6:22-27, mengantar kita masuk ke dalam tahun berkat, tahun wajah Tuhan bersinar memandangi kita, tahun damai! (Injilnya, Luk 2:16-21, sudah sebagian besar diulas bagi Injil Misa Fajar Hari Natal minggu lalu, yakni Luk 2:15-20.)

TIGA PASANG BERKAT

Petikan dari Kitab Bilangan ini menampilkan rumus berkat yang difirmankan Tuhan kepada Musa untuk disampaikan kepada para imam keturunan Harun. (Menurut Kel 28:1-43; terutama ay. 41, Harun dan keturunannya diresmikan sebagai pemegang jabatan imam.) Kata-kata berkat itu sendiri termaktub dalam Bil 6:24-26. Seperti dijanjikan Tuhan, bila kata-kata itu diucapkan, Dia sendirilah yang akan memberkati. Masing-masing ay. 22-26 itu terdiri dari dua bagian yang saling menjelaskan (ay. 24: memberkati - menjagai; ay. 25: menyinarkan wajah - menyayangi; ay. 26: memandangi - menaruh kedamaian). Selain itu, seluruh rumus berkat diungkapkan dalam tiga ucapan berkat. Pengulangan tiga kali, entah dari segi bunyi ("kudus, kudus, kuduslah Tuhan" [Yes 6:3]), entah dari segi makna (seperti di sini) mengundang sikap hormat dan khidmat akan kehadiran Yang Ilahi dalam keagungan-Nya (Bandingkan dengan ulasan mengenai silsilah Yesus [Mat 1:1-17] yang terdiri dari 3 kali 2 kali 7 keturunan dalam uraian bagi Injil Misa Vespertina Natal).

"SEMOGA TUHAN MEMBERKATIMU DAN MENJAGAIMU"


"Memberkati" dan "menjagai". Ungkapan kedua menegaskan yang pertama. Jadi memberkati berarti menjagai, melindungi dari kekuatan-kekuatan jahat. Lawan memberkati ialah mengutuk dan kutukan terbesar ialah membiarkan orang menjadi mangsa daya-daya maut. Dalam kesadaran orang dulu, kekuatan-kekuatan jahat tak perlu didatangkan atau diguna-gunakan. Daya-daya hitam itu sudah ada di sekeliling dan selalu mengancam. Namun demikian, mereka tak bisa menembus garis lingkaran berkat yang ditoreh oleh Tuhan dengan sabda-Nya. Dalam arti ini, kawasan berkat ialah ruang hidup bagi ciptaan, bagi kita. Tak mungkin ada yang bisa hidup di luar ruang itu. Ada cerita menarik. Seorang ahli tenung digdaya dari Aram, Balaam namanya, didatangkan oleh Balak, raja Moab, untuk menyihir kalang-kabut orang-orang Israel yang berjalan lewat di situ (lihat Bil 22-24). Namun demikian, Balaam menyadari bahwa ilmu tenungnya tak berguna karena Tuhan tidak membiarkan orang Israel berjalan di luar ber*kat-Nya (Bil 23:8-9). Tuhan memberkati mereka dan Balaam mengakui tidak mampu membalikkannya (Bil 23:20). Malahan Balaam akhirnya ikut memberkati (Bil 24:1-9) dan bahkan sampai tiga kali (Bil 24:10)!

Kita merayakan Tahun Baru dan mengharapkan berkat Tuhan. Apa yang bisa kita harapkan? Kita mohon agar Ia melindungi kita dari kekuatan-kekuatan jahat yang akan kita jumpai dalam perjalanan 12 bulan mendatang ini. Kita minta ruang hidup yang leluasa. Yang biasa menjalankan kekuatan-kekuatan jahat akan menjadi seperti dukun tenung Balaam: tidak lagi berbahaya. Malah kekuatannya akan beralih menjadi berkat. Ini kehebatan Tuhan yang menjagai orang-orang-Nya. Ia tak perlu memusnahkan lawan-lawan. Akan ada rekonsiliasi - rujuk kembali - dan mereka malah akan mengiringi perjalanan dalam waktu.

"SEMOGA TUHAN MENYINARKAN WAJAH-NYA KEPADAMU DAN MENYAYANGIMU"


Dalam ay. 25 ini, "menyinarkan wajah" dijelaskan sebagai "menyayangi". Orang Perjanjian Lama yang memikirkan wajah Tuhan yang bersinar kepadanya juga ingat lawan katanya, yakni wajah yang garang. Namun demikian, wajah garang tidak dipakai untuk menggambarkan Tuhan, sekalipun Ia sedang marah. Ungkapan ber-"wajah garang" biasa dikenakan kepada penguasa yang lalim, kepada para musuh, kepada sisi gelap kemanusiaan. Wajah garang membuat orang jeri tapi sebenarnya tidak bersimaharajalela terus-menerus. Waktunya sudah bisa dihitung. Ini jelas misalnya dalam penglihatan yang diperoleh Daniel, lihat Dan 8:23 dst.

Satu hal lagi dapat dicamkan. Manusia bisa juga bersinar wajahnya, mirip Tuhan, namun ia juga bisa berwajah garang. Hidup manusia itu kancah perbenturan antara terangnya wajah Tuhan dengan garangnya daya-daya jahat. Ini perkara teologis yang siang malam mengusik benak orang-orang pandai dalam Perjanjian Lama. Kohelet, sang Pengkhotbah, memecahkannya dengan pertolongan hikmat. Dalam Pkh 8:1, dikatakannya bahwa hikmat kebijaksanaan membuat wajah orang menjadi bersinar dan mengubah kegarangan wajahnya. Teologi kebijaksanaan ini menjelaskan berkat dalam Bil 6:25 tadi. Dengan hikmat kebijaksanaan, orang dapat mencerminkan Tuhan, menghadirkan Dia yang sayang akan orang-orang-Nya. Juga dalam merayakan Tahun Baru kita boleh minta agar Tuhan menyinarkan wajah-Nya kepada kita semua. Saat ini juga kita dapat memohon hikmat kebijaksanaan yang membuat kita dapat menghadirkan terang wajahnya di muka bumi, di dalam kurun waktu, di dalam kehidupan kita, agar yang garang-garang itu berubah menjadi terang. Dunia ini telah menerima terang kehadiran Tuhan, jangan kita pikir kegarangan bisa mengelabukannya.

"SEMOGA TUHAN MEMANDANGIMU DAN MENARUH KEDAMAIAN PADAMU"


Dalam ay. 26, "mengangkat wajah bagimu" yang artinya memperlakukan secara istimewa karena berharga ditegaskan lebih lanjut dalam bagian kedua sebagai "menaruh kedamaian". Dalam alam pikiran Perjanjian Lama, tiadanya syalom, kedamaian, dialami sebagai kegelisahan yang menyesakkan dan yang akhirnya bisa mematikan. Memang tak bisa begitu saja kedamaian diiming-imingkan (Menurut Nabi Yeremia, orang yang latah bernubuat tentang damai tanpa isi sebetulnya nabi palsu; Yer 6:14; 8:11; 28:9). Perjanjian Lama melihat kedamaian sebagai buah dari "tse*daqah", yakni kesetimpalan antara kenyataan dan yang disabdakan Tuhan. Wujudnya ada macam-macam, yang terutama ialah "adil", "benar/lurus", "tak bercela", "bijaksana". Tiap wujud itu tak terbatas pada urusan orang-perorangan, tetapi menyangkut hidup bersama juga. Keadaan yang paling mencekik kehidupan bukanlah peperangan atau paceklik, melainkan tiadanya "kesetimpalan" dalam pelbagai wujudnya tadi. Keselamatan terjadi bukan dengan meneriakkan syalom syalom seperti nabi palsu, melainkan dengan menjadikan "tsedaqah'" suatu kenyataan sehingga manusia dan jagat semakin setimpal kembali dengan yang dikehendaki Tuhan. Dalam Perjanjian Baru, terutama dalam tulisan Paulus, gagasan seperti itu (Yunaninya "dikaiosyne") dipakai untuk menerangkan keselamatan sebagai karya penebusan Kristus yang "meluruskan kembali" (Yunaninya "dikaioun", Latinnya "iusti*ficare") manusia dan jagat sehingga rujuk kembali dengan Tuhan. Maksudnya, dalam Kristus manusia dan jagat memperoleh kembali keadaannya semula yang tidak perot, yang tidak mengerikan, yang tidak menggelar kekerasan. Bila ini terlaksana, barulah orang bisa berbicara mengenai syalom, kedamaian. Ucapan berkat dalam Bil 6:26 "menaruh kedamaian" mengandaikan manusia bisa apik kembali, bisa lurus dan tak bercela, setimpal dengan yang dimaksud Tuhan. Bagaimana? Bila manusia dan jagat dipandangi terus-menerus oleh Tuhan seperti terungkap dalam bagian pertama ayat itu. Inilah yang bisa kita minta untuk tahun mendatang ini. Wajah kemanusiaan dan jagat ini akhir-akhir ini penyok sana sini, perot, timpang. Kita minta agar Tuhan memandangi itu semua. Kita tanya Dia, tahankah Kau memandang ini semua? Katanya sayang manusia. Sekarang pandangilah! Angkat wajah-Mu, jangan sembunyikan! Luruskan kembali keapikan ciptaanmu! Tak usah sungkan bilang begitu kepada-Nya.

MARIA DAN KITA


Manusia tidak dibiarkan sendirian. Imanuel - "Tuhan beserta kita" - datang. Dan Maria sang Theotokos "yang membuat keilahian lahir" itu menunjukkan memang benar demikian. Kepada seorang gadis di Nazaret dulu disampaikan ajakan untuk ikut serta mewujudkan berkat bagi umat manusia. Ajakan yang sama kini masih ditawarkan bagi semua orang yang berkemauan baik. Dulu Maria serta-merta menyahut "terjadilah perkataan-Mu" kepada Gabriel. Untung tawaran tidak datang kepada kita bersama malaikat yang menuntut jawaban saat itu juga. Ada dua belas bulan ke depan untuk mengemasnya. Waktu yang biasanya di pihak lawan kita kini bisa menjadi berkat.

Dalam Luk 2:21 yang ikut dibacakan dalam Injil bagi hari ini disebutkan bahwa setelah genap 8 hari, bayi itu akan disunatkan dan demikian ditandai secara resmi sebagai anggota umat Tuhan. Juga hari itu hari menyatakan secara resmi namanya, yakni Yesus. Nama ini sendiri menandaskan bahwa Tuhan itu pemberi keselamatan. Ayat ini juga sekali lagi mengingatkan pembaca bahwa nama itu telah disampaikan malaikat ketika mengunjungi Maria (Luk 1:31) sebelum ia mengandung. Demikian pembaca yang mendalami makna bacaan ini akan mulai menyadari bahwa Tuhan Penyelamat membiarkan diri dibesarkan oleh manusia agar makin dikenali. Merayakan keibuan Maria sebenarnya bukan hanya menghormati pribadinya belaka, melainkan merayakan kemanusiaan yang diberkati Tuhan.

Semoga tahun yang baru ini menjadi berkat bagi kemanusiaan!
A. Gianto









Jumat, 30 Desember 2011 Pesta Keluarga Kudus /Tahun B

Jumat, 30 Desember 2011
Pesta Keluarga Kudus /Tahun B


Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya (Ibr 1:1-2a)

Antifon Pembuka

Para gembala bergegas datang dan bertemu dengan Maria dan Yusuf serta Sang Bayi yang terbaring di palungan.

Doa Renungan


Allah Bapa sumber kebahagiaan, Putra-Mu merasakan keramahan, kemesraan dan kerasan di dalam keluarga. Di situlah Engkau mengucapkan Sabda kekal di dunia dan menguduskan keluarga, tempat Engkau tinggal di antara kami. Curahkanlah berkat-Mu kepada setiap rumah tangga, dan semoga kami hidup damai dan rukun serta saling membagi rezeki itu. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (15:1-6; 21;1-3)

"Anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu."

Pada suatu ketika datanglah firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan, "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." Abram menjawab, "Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku? Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak, dan yang akan mewarisi isi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Lagi kata Abram, "Engkau tidak memberi aku keturunan, sehingga seorang hambakulah yang nanti menjadi ahli warisku." Tetapi datanglah firman Tuhan kepadanya, demikian, "Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu." Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfirman, "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang itu jika engkau dapat!" Maka firman-Nya kepada Abram, "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu Abram percaya kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran. Tuhan memperhatikan Sara seperti difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya. Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, dialah anak yang dilahirkan Sara baginya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berkenan pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:1b-2.3-4.5-6.8-9; Ul: 7a.8a)

1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya. Carilah selalu wajah-Nya!
3. Ingatlah perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan yang diucapkan-Nya, hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!
4. Selama-lamanya ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (11:8.11-12.17-19)

"Iman Abraham, Sara, dan Ishak."

Saudara-saudara, karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan dia terima menjadi milik pusakanya, ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman pula, Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia yang memberikan janji itu setia. Itulah sebabnya, dari satu orang yang malahan telah mati pucuk terpancar keturunan besar seperti bintang di langit atau seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Karena iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak tatkala ia dicobai. Ia yang telah menerima janji itu rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan, "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu." Abraham berbuat demikian karena ia percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, allleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:15a.16a)
Semoga damai Kristus melimpahi hatimu. Semoga damai Kristus berakar dalam dirimu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40 (Singkat: 2:22.39-40)

"Anak itu bertambah besar dan penuh hikmat."

(Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa Kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan), seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah. Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur dan dua ekor anak merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, "Sekarang Tuhan, biarlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu Israel." Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Pada waktu itu ada pula di Yerusalem seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada hari itu Hana pun datang ke Bait Allah dan mengucap syukur kepada Allah, serta berbicara tentang Kanak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. (Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus ke kota kediaman mereka, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya).
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

KELUARGA KUDUS DAN YERUSALEM SEJATI


Rekan-rekan yang budiman!

Pada Pesta Keluarga Kudus kali ini diceritakan bagaimana Yesus yang masih orok dibawa ke Bait Allah di Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan menurut hukum Musa seperti termaktub dalam Kel 13:2,12 (juga lihat Im 12:6-8). Di tempat suci itu juga datang Simeon, orang yang hidupnya lurus dan saleh, dan batinnya sangat merindukan mengalami kehadiran ilahi. Ia orang yang dinaungi Roh Kudus yang menguatkannya dengan pengharapan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum melihat Sang Terurapi datang. Ketika mendapati orang tua Yesus membawanya ke Bait, Simeon pun menyambutnya lalu mengucapkan pujian bagi Allah. Diberkatinyalah anak itu lalu ia pun bernubuat bahwa anak tadi akan menentukan jatuh serta bangunnya banyak orang di Israel dan menjadi tanda perbantahan - supaya menjadi nyata isi pikiran orang banyak. Dalam kaitan ini juga dikatakan oleh Simeon bahwa batin Maria - "jiwamu sendiri" - akan ditembus pedang. Apa artinya akan kita dekati. Di Bait Allah ada pula ketika itu seorang perempuan nabi yang besar ibadahnya, tekun puasa dan doanya. Namanya Hana. Ia juga mengucap pujian kepada Allah serta menegaskan bahwa anak yang dipersembahkan ke Bait Allah ini ialah yang dinanti-nantikan orang banyak bagi merdekanya Yerusalem. Itulah kejadian-kejadian luar biasa yang diceritakan Lukas mengenai keluarga kudus yang kemudian pulang dan hidup di Nazaret seperti orang biasa. Apa yang dapat dipetik dari peristiwa ini?

SIMEON DAN HANA

Injil Lukas menampilkan kejadian-kejadian setelah kelahiran Yesus lewat orang-orang yang berjumpa dengan keluarga kecil yang masih ada di dekat Yerusalem. Kini dua tokoh ditampilkan, Simeon dan Hana. Mereka berdua mendapatkan pengalaman yang luar biasa: menyaksikan bagaimana Yang Maha Kuasa kini memenuhi harapan orang-orang yang dekat padaNya.

Dalam Injil Lukas, Simeon mewakili orang-orang saleh yang pada zaman itu menantikan kedatangan seorang Mesias yang akan mengawali zaman baru. Walaupun mereka orang-orang yang teguh beriman, tetap batin mereka digundahkan dengan pertanyaan kapankah Yang Maha Kuasa akan sungguh mengirim orang yang ditugasiNya membawa umat di jalan yang benar. Orang-orang seperti inilah yang dibimbing oleh kebijaksanaan dan kekuatan ilahi - dalam bahasa Lukas ialah Roh Kudus (ay. 25-26) - sampai sungguh mendapati yang mereka dambakan. Mereka ini orang-orang Perjanjian Lama yang beruntung menemukan jawaban bagi harapan mereka. Kidung Simeon (ay. 29-32) berisi pujian yang juga meringkaskan pengalaman seperti ini. Kelegaan batin kini melapangkan penglihatan orang-orang seperti Simeon. Ia dapat melihat datangnya penyelamatan yang disediakan bagi siapa saja, bukan hanya bagi umat terpilih.

Para pembaca Injil Lukas dahulu segera akan menangkap warta bagian itu, yakni imbauan untuk ikut serta dalam pengalaman Simeon dan,berbagi warisan iman dengan siapa saja, dengan cara yang leluasa dan batin yang merdeka.

Orang yang kedua yang ditampilkan Lukas ialah Hana. Perempuan saleh ini ialah orang yang berhasil ikut serta dalam pengalaman Simeon tadi. Hana menjumpai Yesus yang sedang dipersembahkan ke Bait Allah dan yang ditegaskan oleh Simeon sebagai pemenuhan harapan orang banyak. Hana ikut paham dan lebih dari sekadar bergembira, ia pun "berbicara tenang anak itu - yakni Yesus - kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem" (ay. 38).

KEHADIRAN ILAHI DI "YERUSALEM"


Dikatakan pada pembukaan petikan kali ini, ay. 22, bahwa Yesus dibawa ke Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Nama kota itu di situ dieja oleh Lukas sebagai "Hierosolyma", yakni kota suci sejauh menerima kehadiran ilahi dengan tulus dan bakal berlangsung terus dalam batin orang-orang yang mengenali-Nya. Ketika menampilkan tokoh Simeon dalam ay. 25, Lukas menyebut "Adalah di Yerusalem seorang yang bernama...". Di sini nama kota itu dieja sebagai "Ierousaleem". Dalam Injil Lukas, bila ditulis demikian, kota itu ditampilkan sebagai pusat ibadat, tapi sebetulnya tidak lagi menjadi tempat kehadiranNya yang jelas dan nyata. Tempat seperti ini akan ditinggalkan dan akan digantikan dengan tempat ibadah batin yang sungguh yang dikenali oleh keluarga kudus tadi, yakni Hierosolyma. Mengapa Simeon diperkenalkan sebagai orang yang berada di Ierousaleem, yang bukan tempat hadirnya Yang Ilahi yang sesungguhnya? Justru inilah maksud Lukas. Ada orang-orang seperti Simeon yang hidup dalam adat agama yang tidak memberi ketenteraman yang sungguh, tetapi orang-orang seperti dia masih berkepekaan mengenali kembali di mana sesungguhnya Tuhan. Dan baiklah kita ikuti cara Lukas menguraikan perkara pelik tapi nyata ini. Simeon kemudian menyambut Yesus yang masih orok yang dibawa orang tuanya ke Hierosolyma - ke Yerusalem yang sesungguhnya. Boleh dikatakan, berkat kepekaan keluarga kudus akan kehadiran ilahi inilah maka Simeon sampai juga ke Hierosolyma meski masih ada di Ierousaleem! Inilah karya penyelamatan yang hebat yang terjadi lewat keluarga kudus itu. Oleh karena itu segera Simeon kini mendapati diri melihat kenyataan baru dan memuji kebesaran ilahi. Sudah cukup baginya, kini ia ikut dalam Hierosolyma yang didatangi keluarga kudus. Begitu pula Hana, setelah ia juga mengenali Yesus, dikatakan Lukas bahwa Hana pun mengucap syukur dan berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem (ay. 38). Di situ nama kota itu tertulis sebagai Ierousaleem. Jelas hendak dikatakan, di situ banyak orang yang menantikan kehadiran Tuhan yang makin terasa jauh, tapi pada saat itu justru ada orang seperti Hana yang telah melihat di mana sesungguhnya Ia hadir, bukan lagi di Ierousaleem, melainkan di Hierosolyma, dan kini Hana berbagi pengalaman batin dengan orang-orang itu. Inilah kelepasan - penyelamatan- yang sungguh, yang meluas lewat orang-orang yang memang telah mengalaminya!

KEHADIRAN YANG MEMILAH-MILAH


Kebesaran ilahi tidak pilih-pilih, tetapi memilah-milah. Ketika mengucapkan berkat bagi Yesus, Simeon juga mengatakan kepada Maria bahwa anak ini akan menentukan jatuh dan bangkitnya banyak orang di Israel dan menjadi tanda perbantahan agar menjadi nyata pikiran hati banyak orang (ay. 34-35). Kini saatnya, seperti digambarkan di atas, mana Ierousalem, mana Hierosolyma, meski di luar tampak sama, tapi keduanya amat berbeda. Kini akan jelas siapa yang menerima penyelamatan, siapa yang menjauh dan belum dapat mendekat ke sana. Yesus memang menjadi tanda kehadiran ilahi yang menimbulkan perbantahan, dari saat itu hingga sekarang juga. Namun ia makin dikenal orang-orang yang peka yang makin berada di Hierosolyma - di wahana batin yang leluasa. Dalam hubungan ini Simeon juga mengatakan kepada Maria bahwa "pedang akan menembus jiwamu sendiri". Kerap pernyataan ini dimengerti sebagai nubuat bahwa Maria akan mengalami penderitaan, seperti nanti ketika menyaksikan kesengsaraan dan wafat Yesus. Meski menarik, penjelasan seperti ini meleset dan tidak banyak faedahnya. Memang tak bisa disangkal nanti Maria ikut menderita, tapi ibu mana yang tidak? Dan kenyataan ini bila dikatakan malah tidak membuat perkataan itu berbobot. Maksud kata-kata Simeon lain. Pedang ialah lambang ketajaman. Dan ketajaman yang dimaksud ialah ketajaman Sabda Ilahi sendiri. Maria. Dari ay. 33 jelas bahwa Yusuf dan Maria tidak langsung memahami ungkapan kegembiraan Simeon dalam ay. 29-32 (Kidung Benediktus). Mereka heran akan segala yang dikatakan tentang Yesus yang mereka bawa ke Bait Allah. Kata-kata Simeon kepada Maria mengenai pedang tadi sebetulnya menjadi penegasan bahwa nanti semuanya akan jelas karena tajamnya Sabda akan menembus ketidakpahaman yang masih ada dalam diri Maria. Dan demikian ia akan makin dekat dan bersatu dengan kenyataan Sabda tadi. Akan jelas pula bagi banyak orang mana yang sesungguhnya mana yang semu. Orang akan mengalami seperti yang dialami Simeon, dan Hana.

MENERAPKAN WARTA?


Dalam kehidupan beragama ada banyak sisi. Ada sisi yang menarik, ada sisi yang menyeramkan. Kehadiran ilahi pun kerap digambarkan dalam dua kutub itu. Tapi kenyataan tidak selesai di situ saja. Ada orang-orang yang dapat dan berani melangkah mengarah lebih jauh dan berhasil menemukan inti apa itu percaya, apa itu dekat dengan Penyelamat, tapi juga menyadari masih ada di sini, masih berpijak di bumi dengan pelbagai kenyataan yang bisa membingungkan dan mengecewakan. Lukas akan mengatakan ada orang-orang yang di Ierousaleem yang berani mengarahkan diri ke Hierosolyma. Bukan itu saja, Lukas menampilkan tokoh-tokoh nyata. Pertama, keluarga kudus sendiri yang mengarah ke Hierosolyma untuk menjalankan ketetapan hukum Musa. Mereka digambarkan sebagai yang tetap dalam jalur "agama" tetapi berhasil menemukan inti kerohanian yang membimbing batin mereka. Begitu pula Simeon, demikian juga Hana. Kisah ini ditampilkan Injil sebagai ajakan untuk bernalar bagi banyak orang, juga pada zaman ini. Manakah arah-arah yang sungguh memberikan ketenteraman batin dalam beragama, manakah kecenderungan-kecenderungan dalam agama yang sebaiknya dimurnikan. Juga diwartakan dalam Injil kali ini, orang tidak hanya didorong untuk mencari jalan orang yang benar, tetapi ditegaskan pula, seperti pada Simeon, Roh Kudus menaungi dan menguatkan. Ini sisi warta yang bisa semakin didalami. Naungan serta kekuatan rohani inilah yang patut dibiarkan leluasa membawa orang ke sana!

Tambahan. Bacaan kedua (Ibr 11:8. 11-12. 17-19) berisi pujian bagi iman Abraham, bapa semua kaum beriman dari pelbagai agama dan kepercayaan. Iman membawanya menemukan tempat yang sejati, memberi keturunan besar dan menjadi kekuatan batin. Keteguhan seperti ini rahasianya: membiarkan diri leluasa dibimbing Tuhan!

Salam hangat,

A. Gianto


Mengapa Merry X'Mas Begitu Populer?


Banyak orang mengira kata Christmas berasal dari bahasa Inggris modern, bahasa pergaulan (lingua franca) internasional yang dipergunakan di seluruh dunia sekarang ini. Kata Christmas itu sendiri berasal dari dua kata, Christes dan Maesse yang berarti The Mass of Christ, diambil dari bhs.Inggris kuno (Old English), bahasa leluhur orang Inggris yang disebut The Anglo-Saxons, penghuni daratan Britania Raya dan timur laut Skotlandia.

Old English dan Middle English (bahasa Inggris abad pertengahan, abad 11-15 M) sangat berbeda dengan bahasa Inggris modern (Modern English) dewasa ini, yang telah disederhanakan dan jauh lebih mudah, misalnya dalam huruf (character), tatabahasa (grammar), inflexion (awalan, imbuhan, akhiran dan sisipan), dan khazanah kosa kata (vocabularies). Banyak juga orang tidak menyangka bahwa bhs.Inggris sebenarnya berasal dari bhs.Jerman.tapi seluruh kasus dlm bhs.Jerman (nominativ, genitiv, dativ, akusativ), telah dihilangkan hingga seluruh kata yang menyatakan gender yaitu die, der,dem, das itu hanya menjadi the dlm bhs.Inggris. (misalnya Der Vater und Die Mutter menjadi the father and the mother).

Pada abad 5 Masehi suku-suku Jutes, Angles dan Saxon dari Jerman menyerbu kepulauan Inggris yang dihuni oleh penduduk asli Inggris, suku Celtic. Karena kebudayaan para penyerbu lebih tinggi dari yang diserbu, maka otomatis bahasa (sebagai bagian dari kebudayaan) mereka pun "terdesak" oleh bahasa si penyerbu dan lambat laun "punah." Akhirnya bahasa. si penyerbulah yang menang dan berkembang sampai menjadi bahasa Inggris modern sekarang ini.

Latar belakang supremasi bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan internasional antara lain disebabkan oleh banyaknya koloni Inggris di benua Afrika, negara persemakmuran (commonwealth) di Asia maupun Australia, New Zealand dan Canada.

Di KTT Non Blok X, perhelatan bergengsi bertaraf internasional yang digelar di Jakarta pada tahun 1992 dan dihadiri oleh 108 (seratus delapan) Kepala Negara Asia-Afrika, bahasa Inggris adalah bahasa dasar atau "pivot langue" dlm bhs Perancis .Semua dokumen rahasia yang penting dan tertulis dalam bhs.Indonesia kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan dari sana baru diterjemahkan lagi ke dalam bahasa. Perancis, Arab dan Spanyol.

Ketika satu per satu negara-negara koloni Inggris menjadi negara merdeka dan berdaulat, bahasa Inggris masih tetap digunakan sebagai bahasa resmi, Penyebabnya adalah Amerika, yang memperoleh kemerdekaannya dari Inggris tahun 1776, menggunakan bahasa nggris sebagai bahasa ibu. Karena sampai saat ini Amerika masih berperan sebagai negara adikuasa yang penting, maka bahasa mereka pun menjadi penting.

Siapa yang tak kenal The Beatles? Mode rambut mereka ditiru oleh kawula muda di seluruh dunia. Wartawan menjuluki mereka "Mop Tops" (rambut kain pel). Lagu The Beatles She Loves You sengaja diputar di lantai dansa pada resepsi malam hari di Buckhingham Palace, di hadapan para tamu agung yang diundang oleh Prince Charles guna memeriahkan pernikahan Prince Wlliam dan Kate Middleton. Namun Beatlemania yang merambah dunia pada tahun 1960 an dan 1970-an, ternyata tidak langgeng. Murka Allah turun atas mereka ketika John Lennon meproklamirkan bahwa The Beatles lebih terkenal dari Yesus Kristus. The Beatles bubar pada tahun 1970. John Lennon ditembak mati fansnya sendiri Mark David Chapman thn 1980. George Harrison penggubah sekaligus penyanyi lagu "My Sweet Lord," didera penyakit kanker dan meninggal thn 2001.

Jadi mengapa kata Christmas begitu populer sehingga anak-anak balita dari Sekolah Tunas Muda di kawasan Kedoya pun langsung mengucapkan "Merry Christmas" dengan wajah ceria begitu Natal tiba? Mengapa bukan "Frohe Weihnahten" (Jerman), "Pretige Kerstdagen" (Belanda), " Joyeux Noel" (Perancis), atau "Feliz Navidad?" (Spanyol) Salah satu faktanya mungkin sekolah itu adalah sekolah internasional dan bhs.Inggris diajarkan kepada anak-anak dari segala bangsa tanpa terkecuali. Tapi sejarah selalu berulang. Pernikahan Agung antara Prince William dan Kate Middleton di Westminster Abbey, diberkati oleh The Archbishop of Canterburry, di bawah judul "Dan Dunia Pun Tersihir" (KOMPAS, 30 April 2011) adalah bukti supremasi Kerajaan Inggris, bahkan juga pada era Facebook dan Twitter ini.

Frohe Weihnachten und Alles Gute im Neuen Jahr 2012.


Sumber:
* Ursulya Gyani - MBR6
* The Catholic Encyclopaedia
* A History of the English Language by Albert C.Baugh (New York, 1994)
* www.people.com: The Royals (edisi khusus keluarga Kerajaan Inggris).
http://www.parokimbk.or.id/warta-minggu/artikel/25-12-2011/mengapa-merry-xmas-begitu-populer/

Rumah Keluarga Kudus Di Basilika Loreto, Italia

Sejak abad 15 dan bahkan sebelumnya "Rumah Keluarga Kudus" yang kini berada di Loreto, kota kecil dekat pantai selatan Ancona Italia menjadi tempat suci yang amat dihormati. Basilika Loreto telah direnovasi dan direstorasi selama lebih dari seabad oleh pelbagai seniman terkenal agar pantas ditempati. Sebuah rumah kecil sederhana dari batu kemerahan serta kayu cedar dari Nazareth yang kini dilingkupi bangunan marmer berukir 31 kaki kali 13 kaki (Cupola Sangalo).

Sebuah altar berdiri di ujungnya, di bawah patung Perawan Maria dan bayi Yesus, kehitaman karena usia - dengan inskripsi Hic Verbum caro factum est (disini Firman menjadi daging). Dinding telanjang rumah tempat Keluarga Kudus berdiam, mendengar jawaban "Fiat mihi secundum verbum tuum (terjadilah padaku menurut perkataan-Mu) Perawan Maria.

Tradisi dan sejarah "Rumah Kudus" dimulai tahun 313, saat Konstantin Agung membangun basilika melingkupi Rumah Kudus Nazareth.

Sayang sekali serbuan pasukan Arab ke Tanah Suci dan kemudian pasukan Turki tahun 1091 menghancurkan banyak tempat suci Kristiani termasuk basilika ini. Untunglah Rumah Kudus masih utuh berdiri. Suatu basilika baru dibangun abad 12 untuk melindungi Rumah Kudus, namun basilika ini juga dihancurkan saat pasukan Muslim mengalahkan pasukan perang salib tahun 1263. Sekalipun Rumah Kudus tetap utuh, timbul kekhawatiran akan nasib rumah ini, apalagi ketika seluruh pasukan perang salib terusir dari Tanah Suci tahun 1291.

Pada 10 Mei 1291, Rumah Kudus Nazareth diam-diam diangkat dari fondasinya oleh para malaikat ke lapangan terpencil Dalmatia di suatu kota kecil Tersato (kini Croatia). Imam gereja St. George dari Tersatto, Alexander Georgevich kebingungan melihat kehadiran rumah ini, berdoa minta pencerahan. Bunda Maria yang muncul dalam mimpinya memastikan bahwa itu rumah keluarga kudus di Nazareth.

Sebagai bukti ia akan menyembuhkan imam ini dari sakit yang bertahun dideritanya. Segera setelah Alexander terbangun, ia disembuhkan. Namun pasukan Muslim menaklukkan Albania pada tahun 1294.

Pada 10 Desember 1294 Pkl. 03.00 pagi, para malaikat kembali membawa Rumah Kudus, namun kali ini disaksikan sejumlah gembala Tersato melewati laut Adriatik ke suatu tanah lapang Banderuola empat mil dari Recanati, Italia.

Begitu berita ini tersiar, ribuan orang datang berziarah serta memperoleh pelbagai keajaiban. Lebih dari 2000 santo, santa, beato dan pelbagai orang kudus telah berziarah kemari antara lain. St. Alphonsus Liguori, St. Frances Cabrini, St. Francis de Sales dan St. Theresia dari Lisieux.

St. Fransiscus Assisi yang telah berziarah ke Rumah Kudus di Nazareth dan pendiri biara di Sirolo, dekat Recanati telah meramalkan bahwa sebelum abad 13 berakhir suatu rumah yang akan dikunjungi seluruh dunia akan berada di sini - terbukti 10 Desember 1294.

Paus St. Martin V, Paus Paulus II dan Paus Pius IX disembuhkan secara ajaib dari sakit yang diderita setelah berdoa didepan Rumah Kudus. Juga sekitar 50 paus telah berziarah kemari dan memberikan testimoninya. Paus Johanes XXIII berdoa untuk mohon restu sebelum Konsili Vatikan II di Basilika Loreto, demikian pula raja Austria dan seluruh pasukannya sebelum kemenangan bersejarah sambil membawa rosario atas gabungan pasukan Turki di Lepanto tahun 1517.

Astronot Apollo 9 pun membawa medali Loreto dalam pendaratan ke bulan. Sekalipun kepercayaan akan Rumah Kudus di Loreto bukanlah dogma - sejarah, fakta dan tradisi kepercayaan tak terputus telah memberikan buktinya.

Demikian pula hasil penyelidikan pelbagai pihak tahun 1292, 1296, 1524. Penyelidikan pelbagai ahli arkeologi, penyelidikan dari Paus Clement VII (1524 - 1534) maupun Benediktus XIV (1748 - 1758) dan dalam 1871 oleh Professor Rati atas perintah kardinal Bertolini, maupun penyelidikan Paus Benediktus XV (1913 - 1922) yang mendapatkan Rumah Kudus tanpa landasan tak seluruhnya menempel di tanah, menetapkan 10 Desember sebagai pesta wajib di Italia.

Semua dokumen dan arsip di Tersato, Recanati dan Loreto juga menyatakan kebenarannya. Tetapi yang terpenting, mengikuti teladan Bunda Maria, apakah kita melalui perbuatan dan tingkah laku juga telah memberi fiat persetujuan atas Rumah Kudus dalam diri kita agar layak ditebus Yesus ?

(Sumber: Ansano Widagdyo, Ratu Damai 4, http://www.parokimbk.or.id/warta-minggu/artikel/19-12-2010/rumah-keluarga-kudus-di-basilika-loreto-italia/

Santa Casa di Loreto , The Catholic Encyclopedia vol. 13,
New York, Robert Appleton Company)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy