| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Tobat

Oleh Paus Klemens II

Marilah kita mengarahkan pandangan kita kepada darah Kristus dan menyadari, betapa indah darah itu di mata Tuhan. Darah itu tertumpah bagi keselamatan kita dan membuka sumber rahmat agar seluruh umat manusia dapat bertobat. Sebab kita cukup melayangkan pandangan kita pada angkatan-angkatan di masa lampau. Kita mengetahui bahwa dalam setiap angkatan Tuhan telah membuka kemungkinan untuk bertobat bagi setiap orang yang berpaling kepada-Nya.

Ketika Nuh menganjurkan pertobatan, orang-orang yang mengindahkan perkataannya memperoleh keselamatan. Ketika Yunus mengumumkan bahwa Niniwe akan binasa, mereka bertobat. Mereka meninggalkan dosanya dan berbuat silih kepada Tuhan dengan doa dan permohonan. Maka, mereka memperoleh keselamatan, meskipun sebetulnya mereka itu bangsa asing dan tidak kenal akan Dia. Semua yang pernah menjadi pelayan rahmat Allah atas kuasa Roh Kudus, berbicara tentang pertobatan.

Tuhan sendiri, penguasa alam semesta berbicara tentang itu. Bahkan Ia menguatkannya dengan sumpah, "Demi Allah yang hidup," sabda Tuhan, "Aku tidak berkenan pada kematian orang-orang fasik, melainkan pada pertobatannya."

Dengan penuh kasih Ia menambahkan pernyataan ini, "Bertobatlah, o umat Israel, dan kembalilah dari kefasikanmu. Katakanlah kepada anak-anak bangsa-Ku: Meskipun dosamu membentang dari bumi ke langit, dan lebih merah dari kirmizi serta lebih hitam dari arang, tetapi apabila kamu dengan sepenuh hati berpaling kepada-Ku dan menyebut "Bapa", Aku akan mendengarkan kamu sebagai bangsa yang suci."

Jadi, dengan kemauan-Nya yang mahakuasa, Tuhan menyatakan keinginan-Nya agar pertobatan terbuka bagi setiap orang yang dicintai-Nya.

Marilah kita untuk kepada kehendak-Nya yang kuasa dan mulia. Marilah kita menanggapi belas kasih dan kebaikan-Nya, dan tidak lagi membuang-buang kekuatan dengan persengketaan dan persaingan, yang akhirnya hanya membawa kematian.

Sumber: Bacaan Ofisi Masa Prapaskah, Rabu Abu, hlm 10-11; RUAH 2012A halaman 199)

Kamis, 23 Februari 2012 Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Kamis, 23 Februari 2012
Hari Kamis sesudah Rabu Abu


Biarkanlah aku. Dia yang memberi aku kekuatan untuk bertahan dalam api, akan menguatkan aku juga untuk tetap berdiri di perapian. --- St Polikarpus

Antifon Pembuka (Mzm 55:17.20.23)

Ketika aku berseru kepada Tuhan, Ia mendengarkan daku dan membebaskan daku dari musuh-musuhku. Serahkanlah nasibmu kepada Tuhanku dan Dia akan menolong engkau.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahapengasih dan penyayang, kasih-Mu demikian berlimpah tercurah atas kami. Karena ketegaran kamilah Engkau sering terlihat menghukum dan menjauh dari kami. Namun, Engkau tetapi sabar dan penuh kasih memberi kami kesempatan untuk mau bertobat, memperbaiki diri dan datang kembali kepada-Mu. Allah, ampunilah kami, orang yang lemah ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Hidup manusia selalu diwarnai dengan keberuntungan dan kegagalan, sukacita dan dukacita, hidup dan mati. Bagi orang beriman, kalau hidupnya selalu baik, mendengarkan dan melaksanakan kehendak Allah, ia akan hidup bahagia. Sedangkan yang hidup buruk, kacau-balau, maka ia akan sengsara dan sengsara. Semua tergantung bagaimana orang mengatur alur hidupnya.

Bacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)

"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."

Di padang gurun di seberang Sungai Yordan, Musa berkata kepada bangsanya, "Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Salah satu akar dosa manusia adalah egois. Egois berarti mementingkan diri sendiri, tidak peduli terhadap orang lain dan lingkungannya. Diri sendiri menjadi pusat/fokus orientasi hidupnya. Padahal, murid Yesus mesti berani menanggalkan ego pribadi, menyangkal diri, dan memikul salib hidupnya. Tuntutan iman ini menjadi jaminan keselamatan dirinya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)

"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Salib kita dalam mengikuti Yesus adalah penyangkalan diri. Orang bijak mengatakan, "Jika kita berhasil mengalahkan diri sendiri, kita telah mengalahkan dunia." Berjuang untuk mengalahkan egoisme, yang menjadi akar segala dosa, bukanlah pekerjaan yang ringan. Namun, saat perjuangan itu disatukan dengan Kristus, segalanya menjadi ringan. Maka, persembahkanlah segala perjuangan kita kepada-Nya.

Doa Malam


Ya Yesus, Engkau memanggil kami menjadi murid-Mu, dengan berani meninggalkan dunia, menyangkal diri dan memikul salib setiap hari. Secara manusia kami merasa berat. Namun, kami percaya bahwa Engkau tidak akan meninggalkan kami untuk mencapai keselamatan kekal yang telah Kaujanjikan. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami untuk selama-lamanya. Amin.

RUAH

Pendalaman Materi APP 2012 Keuskupan Agung Jakarta

Dalam masa Prapaskah kali ini, sejalan dengan Tahun Ekaristi, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mengajak mendalami sebuah tema, yaitu: “Dipersatukan dalam Ekaristi, Diutus untuk Berbagi”.

Tema besar ini dirinci menjadi lima sub-tema untuk lima pertemuan. Berturut-turut sub-tema itu adalah:
  1. Temukan Tuhan yang Hadir (Luk 19: 1-10)
    Tujuan: Menyadari bahwa Yesus selalu hadir dalam hidup kita untuk membawa rahmat keselamatan dan perubahan dalam hidup kita beserta seisi rumah; dan bahwa untuk bertemu dengan Yesus itu diperlukan usaha-usaha nyata mengatasi segala rintangan.
  2. Tuhan Melayani dengan Kasih (Yoh 13: 1-17)
    Tujuan: Meneladani Yesus sebagai Gembala Baik yang berlaku sebagai hamba untuk melayani dengan penuh kasih dalam ketulusan dan kerendahan hati.
  3. Berkorban dan Melayani (Mat 14: 13-21)
    Tujuan: Menyadari bahwa sebagai murid-murid Yesus kita diundang dan ditantang untuk mewujudkan pelayanan murah hati dengan sikap yang selalu siap berkorban dan berbagi.
  4. Syarat Mengikuti Yesus (Mrk 8: 31-38)
    Tujuan: Menjadi murid Yesus yang siap menyangkal diri, memikul salib, dan sungguh-sungguh mengikuti Dia, dengan cara bertekun dalam hidup pelayanan dan berjuang menjalankan ajaran-ajaran Yesus dalam hidup sehari-hari.
  5. Ekaristi: Perayaan Kehidupan (Yoh 6: 48-58).
    Tujuan: Menyadari bahwa Ekaristi bukanlah sekedar perayaan liturgis belaka, melainkan sumber dan puncak kehidupan kristiani; dan karena itu harus menjadi perayaan kehidupan bagi seluruh umat beriman.


Presentasi APP Keuskupan Agung Jakarta 2012


Presentasi oleh : http://kksbarnabas.wordpress.com/

Pengantar APP 2012 - Keuskupan Agung Semarang: “Katolik sejati harus peduli dan berbagi”


Pengantar


Masa prapaskah merupakan masa yang sangat istimewa bagi seluruh warga Gereja baik kaum awam, imam maupun biarawan-biarawati. Masa itu disebut masa yang sangat istimewa karena “masa itu secara lebih intensif mengajak umat beriman untuk mendengarkan sabda Allah dan berdoa dan dengan demikian menyiapkan mereka untuk merayakan misteri Paskah” (SC 109). Seluruh umat beriman diajak merenungkan karya penyelamatan Allah yang berpuncak pada sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Maka dari itu sudah selayaknya umat diajak terus menerus menggali kedalaman misteri Paskah melalui permenungan-permenungan yang telah disediakan.

Bahan permenungan-permenungan di lingkungan-lingkungan selama masa prapaskah (empat puluh hari) merupakan sebuah tawaran serta tuntunan untuk mendalami misteri Allah sendiri yang telah mencurahkan cinta sehabis-habisnya tanpa batas di dalam Yesus Kristus. Cinta kasih Yesus Kristus tersebut dapat dirasakan oleh banyak orang melalui kepedulian kita kepada sesama. Kepedulian kita bersumber dari hidup Yesus yang datang untuk memberikan hidup-Nya supaya setiap orang hidup dalam kelimpahan.

Sadar bahwa sebagai orang beriman ita hidup di tengah-tengah umat dan masyarakat, kita juga ingin peduli dan berbagi kepada siapa saja yang membutuhkan uluran tangan dan cinta yang mengalir dari hati kita. Kepedulian dan keralaan berbagi itu terutama kita lakukan terutama bagi mereka yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Dengan demikian semangat kepedulian dan kerelaan berbagi tidak lepas dari iman kita. Sebagai orang-orang beriman ada nilai-nilai yang mesti menjadi prinsip-prinsip hidup kita. Solidaritas (kesetiakawanan) merupakan salah stu ciri hidup umat beriman. Maka dari itu melalui tema APP tahun 2012 ini kita semua diajak untuk menegaskan salah satu ciri sebagai umat katolik. Kalau tahun 2011 yang lalu kita sudah mengolah “Inilah Katolik Sejati”, maka pada tahun 2012 ini kita akan masih melanjutkan tema tersebut. Tema yang diangkat pada tahun 2012 adalah Katolik Sejati Harus Peduli dan Berbagi.

Kita semua berharap semoga melalui pendalaman tema yang diadakan di pertemuan-pertemuan lingkungan, kita semakin dewasa dalam iman, kokoh dalam persaudaraan dan kuat dalam pengharapan. Dan salah satu ciri orang yang dewasa adalah peka terhadap kebutuhan orang lain dan peduli kepada sesama. Jika hati kita sudah peka terhadap orang lain, lebih-lebih yang membutuhkan uluran tangan kita pasti kita pun semakin terdorong untuk berbuat sesuatu dan bertindak. Salah satu wujud solidaritas kita terhadap sesama adalah APP. APP tidak hanya sekedar menyisihkan dana (uang) setiap hari Jumat selama masa prapaskah, namun menjadi gerakan rohani yang berdampak luas bagi masyarakat di sekitar kita. Hal seperti inilah yang ditegaskan oleh Konsili Vatikan II,”Pertobatan selama empat puluh hari itu hendaknya jangan hanya bersifat batin dan perorangan, melainkan hendaknya bersifat lahir dan sosial kemasyarakatan (SC 110)”.

Akhirnya kami berharap semoga renungan-renungan sederhana dalam buku panduan ini semakin mendorong kita untuk peduli dan rela berbagi kepada sesama kita. Selamat ber-APP berkah Dalem.



Semarang, Desember 2011

Alexius Dwi Aryanto, Pr

Ketua Panitia APP KAS

Pertemuan I: Pertemuan APP Prapaskah 2012 - Keuskupan Agung Semarang

Catatan bagi Pemandu APP KAS 2012 :

1. Pertemuan-pertemuan untuk mendalami Tema APP tahun 2012 dengan tema “Katolik sejati harus peduli dan berbagi”! akan dilaksanakan sebanyak 5 (lima) kali.

2. Pertemuan-pertemuan pendalaman tema APP 2012 dilaksanakan di lingkungan dan dihadiri oleh seluruh komponen umat : orang tua, kaum muda, remaja, anak-anak.

3. Para Pemandu APP Paroki bersama dengan panitia APP Paroki bisa menyesuaikan kembali buku panduan ini jika dirasa kurang relevan dengan situasi setempat.

4. Para Pemandu APP paroki diharapkan mempersiapkan sungguh-sungguh bersama dengan Pemandu lain (di tingkat wilayah/stasi, maupun paroki).

PERTEMUAN I

MENGENANG BAPTISAN: GEMBIRA DAN BANGGA MENJADI PENGIKUT KRISTUS

Tujuan pertemuan

· Mengingat-ingat kembali makna baptisan yang telah kita terima di dalam hidup kita

· Semakin menyadari bahwa baptisan yang telah kita terima merupakan tanda iman kita kepada Yesus Kristus yang harus dihidupi dan dikembangkan dalam seluruh hidup kita.

· Semakin menyadari bahwa baptisan menyerupakan kita dengan Yesus Kristus, dalam arti mengambil bagian dalam seluruh hidup Kristus.

· Semakin menyadari bahwa baptisan mendatangkan rahmat pengampunan dosa dan karunia hidup baru sebagai anak-anak Allah.

· Semakin menyadari bahwa baptisan telah mempersatukan kita ke dalam satu tubuh, yakni Gereja.

· Bersyukur kepada Allah melalui baptisan, kita diperkenankan untuk menyambut sakramen-sakramen yang lain di dalam Gereja.

· Mengingat bahwa masa Prapaskah merupakan masa yang penting untuk mengenangkan dan menyiapkan Baptis dan membina pertobatan (bdk. Sacrosanctum Concilium 109).

JALANNYA PERTEMUAN

PEMBUKAAN :

1. Nyanyian Pembuka

2. Tanda Salib dan Salam

P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus

U : Amin

P : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus, besertamu.

U. : Dan sertamu juga

3. Pengantar oleh Pemandu :

- Syukur kepada Allah karena bisa berkumpul mengawali rangkaian pertemuan masa Prapaskah 2012

- Tema APP KAS 2012 “Katolik Sejati Harus Peduli dan Berbagi” merupakan tema yang berkaitan erat dengan tema APP KAS 2011 yang lalu, yakni “Menjadi Orang Katolik Sejati”. Tema ini menjadi sebuah penegasan atas salah satu kekhasan sebagai orang katolik sejati, yakni sikap peduli dan kerelaan untuk berbagi. Selain itu, tema APP KAS 2012 juga selaras dengan Tema APP Nasional “Panggilan Hidup dan Tanggung Jawab” dan Cita-cita Arah Dasar Umat Allah KAS 2011-2015 untuk ambil bagian dalam mewujudkan kesejahteraan umum.

- Pada Pertemuan I ini, kita mengingat dan mengenang kembali makna baptisan. Dengan baptisan kita menyatakan iman kita akan Kristus. Kita bersyukur karena dengan sakramen baptis kita dipersatukan dengan seluruh hidup Kristus dan Allah Tritunggal, mengangkat kita menjadi anak-anak Allah. Kita juga bersyukur atas rahmat baptisan yang menjadi pintu masuk bagi kita untuk menerima rahmat sakramen-sakramen yang lain di dalam Gereja serta yang telah memasukkan kita ke dalam persekutuan Gereja supaya dengan demikian Gereja pun hidup dan tumbuh di dalam diri kita.

- Saat paling tepat untuk mengenangkan baptisan adalah masa prapaskah, masa puasa dan tobat. Konsili Vatikan II menegaskan dua ciri khas masa “empat puluh hari”, yakni terutama mengenangkan dan menyiapkan Baptis dan membina pertobatan (bdk. Sacrosanctum Concilium 109).

4. Ungkapan Tobat dan Mohon Ampun

(model dan ungkapannya bisa dipilih sendiri)

5. Doa Pembuka :

P : Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau sungguh mengasihi kami dan mengangkat kami menjadi putra dan putri-Mu melalui sakramen baptis yang telah kami terima. Kami mohon rahmat-Mu agar kami sungguh dapat menghidupi sakramen baptis yang telah kami terima di tengah masyarakat kami. Jauhkanlah kami dari segala cobaan dan bahaya yang mengancam iman kami kepada-Mu. Semoga dengan bantuan rahmat-Mu, kami selalu merasa gembira dan bangga menjadi pengikut Kristus. Sebab Dialah Sumber kehidupan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa.
U : Amin.

POKOK PERTEMUAN

(Pemandu mengajak umat untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. Mengingat situasi dan kondisi, pemandu juga dapat membuat pertanyaan-pertanyaan sendiri yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan)

Beberapa pertanyaan panduan untuk sharing:


a. Kapan anda dibaptis? Mengapa pada waktu itu anda ingin dibaptis? Apakah karena telah menerima pelajaran sebelum menerima sakramen baptis?

b. Bagi mereka yang dibaptis dewasa, masih ingatkah tahapan-tahapan ritus baptisan yang anda alami? Apa saja?

c. Setelah menerima sakramen baptis, apakah artinya baptisan itu sendiri bagi anda?

d. Baptisan mengangkat kita semua menjadi anak-anak Allah dan mengenakan hidup Kristus. Apakah kita merasa mantap, bangga, dan gembira menjadi pengikut Kristus? Apakah yang membuat kita merasa gembira dan bangga?

e. Apakah ada kesulitan-kesulitan dalam menghidupi iman akan Kristus? Jika menemukan kesulitan, selanjutnya saya harus bagaimana? Meninggalkan Kristus ataukah tetap teguh menjadi pengikut Kristus?

(setelah dianggap cukup diskusinya, pemandu menegaskan beberapa hal pokok mengenai makna baptisan misalnya sebagai berikut)

· Baptisan sebagai tanda iman kepada Kristus dan mempersatukan kita dengan Yesus Kristus. Baptisan mengandaikan orang percaya kepada Kristus dan iman tersebut dihayati dan dikembangkan dalam seluruh hidupnya. Baptisan yang kita terima terjadi dalam nama Yesus Kristus (bdk. Kis 2:28; 10: 48; 19:5). Baptisan mempersatukan kita tidak hanya dengan pribadi Yesus Kristus tetapi dalam seluruh peristiwa Yesus Kristus.

· Baptisan mengaruniakan rahmat pertobatan, karunia Roh Kudus, dan hidup baru. Pengampunan dosa merupakan salah satu makna pokok baptisan (bdk. Kis 2: 38). Baptisan sebagai tanda pertobatan menegaskan bahwa dosa-dosa orang yang dibaptis diampuni dan mereka mendapatkan karunia Roh Kudus yang memungkinkan mereka mengalami Yesus Kristus yang bangkit dan menyelamatkan kita. Rahmat baptisan juga memberikan karunia hidup baru sebagai anak-anak Allah yang harus dihayati dalam gaya hidup dan tindakan sehari-hari.

· Baptisan mempersatukan kita ke dalam persekutuan Gereja. Dengan baptis, kita dimasukkan dalam persekutuan Gereja, diterima sebagai warga Gereja yang memungkinkan kita untuk menerima rahmat sakramen-sakramen yang lain di dalam Gereja. Terkait dengan hal ini, ada dua gerak yang merupakan relasi komunikasi dan perjumpaan, yakni seseorang dimasukkan ke dalam Gereja dan Gereja hidup serta tumbuh dalam diri orang tersebut dalam wujud internalisasi seluruh hidup gereja (baik iman, tradisi, maupun segala bentuk ungkapannya)

· Secara keseluruhan, ada 4 masa pembinaan dan 3 tahap upacara dalam proses baptisan dewasa, yaitu

o Masa I: Masa pra-katekumenat bagi para simpatisan. Pada masa ini, yang penting para simpatisan menjadi semakin mantap untuk menjadi orang kristiani
· Upacara tahap I: pelantikan menjadi katekumen.
o Masa II: Masa katekumenat bagi para katekumen. Pada masa ini, para katekumen menjalani masa pembinaan intensif melalui pelajaran-pelajaran agama.
· Upacara tahap II: upacara pemilihan sebagai calon baptis atau pengukuhan katekumen terpilih
o Masa III: Masa persiapan terakhir untuk para calon baptis. Pada masa ini, para calon baptis dipersiapkan intensif misalnya dengan upacara penyucian (scrutinia), rekoleksi/triduum.
· Upacara tahap III: Perayaan Penerimaan sakramen baptis
o Masa IV: Masa Mistagogi untuk para baptisan baru. Pada masa ini, para baptisan baru diajak untuk memperdalam, memantakan, dan menghayati iman akan misteri Kristus, serta membiasakan diri dengan kebiasan dan tradisi hidup Gereja.
6. Doa Umat Spontan

(Pemandu mengajak umat untuk berdoa menghaturkan puji syukur kepada Allah karena telah diperkenankan untuk menghayati sakramen baptis hingga saat ini)

7. Doa Bapa Kami (Bisa dinyanyikan)

8. Doa Penutup :

P : Ya Allah Bapa yang Maha Murah, kami menghaturkan puji syukur kepada-Mu karena kami umat-Mu sudah diperkenankan untuk merenungkan rahmat-Mu yang telah kami terima dalam rupa sakramen baptis. Semoga sakramen ini menjadi penuntun bagi kami dalam peziarahan hidup kami. Semoga kami selalu merasa gembira dan bangga menjadi pengikut Kristus, melayani Allah dan Gereja kudus. Semoga kami juga selalu menaruh perhatian kepada siapapun juga, peduli dan berbagi berkat untuk kebutuhan sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U : Amin.

PENUTUP

9. Pengumuman

(dapat diadakan kolekte dan sesudah dirasa cukup selanjutnya mempersiapkan hati untuk memohon berkat Tuhan)

10. Mohon Berkat

P. : Tuhan sertamu

U. : Dan sertamu juga

P. : Semoga kita semua diberkati oleh Allah yang mahakuasa

U. : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus (masing-masing membuat tanda salib)

11. Nyanyian Penutup

SUMBER: PANITIA APP KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG 2012

Rabu, 22 Februari 2012 Hari Rabu Abu - Hari Pantang dan Puasa

Pengantar

Hari ini, kita memasuki masa prapaskah. Masa prapaska juga menjadi kesempatan yang sangat istimewa untuk bersyukur kepada Tuhan, karena kita orang yang lemah dan berulang kali jatuh dalam dosa senantiasa dikasihi oleh Tuhan. Oleh karena itu, masa ini menjadi masa yang sangat baik untuk meneliti hidup kita, apakah selaras dengan kehendak Tuhan. Tentu selama ini kita berusaha untuk hidup selaras dengan kehendak Tuhan, untuk selalu mengasihi Tuhan dan sesama. Namun, sebagai manusia lemah, tentu banyak pula hal yang kita pikirkan, kita katakan dan kita lakukan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Inilah kesempatan bagi kita untuk bertobat.



Renungan



Masa prapaskah di awali dengan Rabu Abu, di mana kita ditandai dengan abu pada dahi kita masing-masing. Abu, dalam kehidupan masyarakat sederhana yang belum mengenal aneka macam sabun atau detergent, abu seringkali digunakan untuk mencuci perlatan dapur, lebih-lebih untuk menghilangkan bau amis dan kerak. Jadi, abu mempunyai manfaat untuk membersihkan barang-barang yang kotor. Maka, penandaan dengan abu melambagkan kesediaan kita untk dibersihkan dari segala kekotoran diri kita akibat dosa. Selain itu, abu juga merupakan salah satu benda material yang paling kecil. Maka, penandaan dengan abu juga melambangkan pengakuan diri kita yang begitu kecil, rapuh, lemah dan tidak berdaya.


Selama masa prakaskah, kita diberi kesempatan istimewa untuk merayakan sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus yang membawa keselamatan dan kehidupan baru bagi kita. Nah, dalam rangka mempersiapkan diri menyambut kebangkitan Tuhan yang membawa kehidupan baru ini, kiranya makna dari lambang abu tersebut tepat kita gunakan.


Pertama
, abu mempunyai manfaat membersihkan. Kalau kita makan untuk mendapatkan energi kehidupan jasmani, kita pasti membutuhkan piring yang bersih khan, bukan piring kotor. Masak, kita makan makanan yang enak, lezat dan bergizi kok dengan piring kotor. Selera makan kita tentu berkurang. meskipun makanannya yang enak dan bergizi, tapi kalau pirinaya kotor ya menjadi kurang enak, bahkan malah menimbulkan penyakit. Demikianlah kita, kita diajak untuk membersihkan diri kita supaya siap dan pantas menerima kehadiran Tuhan yang memberikan energi hidup, tidak hanya jasmani tetapi juga rohani. Kita diajak untuk memperbarui hidup kita, berdamai kembali dengan Tuhan dan mengoyakkan hati kita – bukan pakaian kita – (Yl 2:13), dan berdamai kembali dengan Allah (1Kor 5:20).

Salah satu usaha nyata yang baik kita lakukan selama masa prapaskah ini, sebagaimana ditegaskan dalam bacaan Injil tadi adalah meningkatkan
amal (sedekah), doa, dan puasa. Puasa (+ pantang) merupakan sarana yang sangat baik untuk melatih pengendalian dan penguasaan diri kita; doa merupakan wujud nyata dari usaha kita untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan; dan amal/sedekah yang dapat kita lakukan melalui derma APP merupakan upaya kita untuk mendekatkan diri dengan sesama, bersolider, memberi perhatian dan pertolongan yang konkret.

Kedua
, abu yang juga melambangkan kerapuhan dan kelemahan kita menggambarkan bahwa tidak mungkin kita bisa berhasil membersihkan diri kita, kalau kita hanya mengandalkan diri pada usaha dan perjuangan kita sendiri. Maka, kita perlu rendah hati, menyadari kelemahan dan kerapuhan kita di hadapan Tuhan agar Tuhan berkarya dalam diri kita dan memampukan kita untuk menghayati dan mewujudkan pertobatan yang sejati. Maka, seraya berusaha terus-menerus, kita juga harus berani berserah kepada Tuhan. Semoga, usaha-usaha pertobatan yang kita wujudkan kita dalam kegiatan amal, doa, dan puasa dapat membuahkan pedamaian kita dengan Tuhan dan sesama.


Rm. Agus Widodo, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy