| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 24 Februari 2012 Hari Jumat sesudah Rabu Abu. -- Pantang

Jumat, 24 Februari 2012
Hari Jumat sesudah Rabu Abu. -- Pantang

“Empat puluh hari yang ditetapkan oleh para rasul ini harus digunakan untuk berpuasa” (Paus Leo Agung)


Antifon Pembuka (Mzm 30:11)


Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku.


Doa Pagi

Tuhan, dalam masa pertobatan ini bantulah kami agar mampu melaksanakan usaha tobat dengan puasa dan laku tapa secara benar. Jangan biarkan kami melakukannya hanya untuk dilihat orang tetapi dengan tutur penuh penyesalan memperbaiki diri dan berani menghadap serta memohon kerahiman-Mu. Dengan pengantaraan Kistus, Tuhan kami. Amin.


Ugahari menjadi ulah kesalehan kaum beriman sepanjang zaman. Ugahari berarti sikap mengendalikan diri, berani berkata cukup dan mampu menahan nafsu pribadi. Intinya, orang yang ugahari berarti mampu mengatur hidupnya dengan benar. Puasa yang benar seyogyanya disertai semangat ugahari sehingga menghasilkan buah yang menyelamatkan.


Bacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)

"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."

Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?” Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812

Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.18-19)

1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Tiap orang hendaknya menjadi agen perubahan di sekitar lingkungan hidupnya. Prinsip dan komitmen yang kuat akan menjadi dasar kokoh dalam proses pembaruan hidup. Yesus menunjukkan makna puasa yang baru. Puasa tidak bisa dilakukan hanya untuk memenuhi kewajiban aturan saja. Puasa mesti dihubungkan dengan proses karya keselamatan Allah dalam diri Yesus.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)


"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Hari ini Yesus memberi makna puasa lebih intens, yakni mempertahankan Mempelai (Kristus Tuhan) untuk tettap tinggal bersama kita. Itulah maksud terdalam dari puasa, yakni membersihkan hati untuk mempertahankan fitrah kita sebagai citra Allah. Apakah kita cukup peka akan kehidupan yang suci?


Doa Malam


Yesus, Guru yang bijaksana, Engkau mengajarkan kepada para murid-Mu, puasa yang benar dan saat-saat yang tepat. Ampunilah kami bila sepanjang hari ini puasa dan laku tapa kami tidak ikhlas, menuntut sesama sesuai dengan keinginan diri kami sendiri, sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Bapa dan Roh Kudus hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.


RUAH

Puasa dan Amal

oleh Paus Leo Agung

Saudara-saudara terkasih, sekarang kita sudah semakin dekat pada masa yang ditandai oleh rahasia-rahasia penebusan kita, yaitu hari-hari yang mencapai puncaknya pada pesta Paskah. Maka, bagi kita pentingnya persiapan rohani dinyatakan lebih mendesak.

Empat puluh hari yang ditetapkan oleh para rasul ini harus digunakan untuk berpuasa. Ini tidak hanya berarti mengurangi makan, melainkan memberantas semua kebiasaan jahat kita.

Puasa rohani dan suci ini, sebaiknya kita kaitkan dengan pemberian sedekah, yang disebut perbuatan amal, yang meliputi berbagai macam perbuatan kasih yang terpuji. Maka, semua orang beriman, kaya atau miskin, harus berlomba meningkatkan kehidupan rohani mereka dengan semangat yang sama.

(Sumber: Bacaan Ofisi hari Kamis sesudah Rabu Abu, Yogyakarta: Kanisius, 1982: hlm 19-20; RUAH 2012 halaman 205)

Tobat

Oleh Paus Klemens II

Marilah kita mengarahkan pandangan kita kepada darah Kristus dan menyadari, betapa indah darah itu di mata Tuhan. Darah itu tertumpah bagi keselamatan kita dan membuka sumber rahmat agar seluruh umat manusia dapat bertobat. Sebab kita cukup melayangkan pandangan kita pada angkatan-angkatan di masa lampau. Kita mengetahui bahwa dalam setiap angkatan Tuhan telah membuka kemungkinan untuk bertobat bagi setiap orang yang berpaling kepada-Nya.

Ketika Nuh menganjurkan pertobatan, orang-orang yang mengindahkan perkataannya memperoleh keselamatan. Ketika Yunus mengumumkan bahwa Niniwe akan binasa, mereka bertobat. Mereka meninggalkan dosanya dan berbuat silih kepada Tuhan dengan doa dan permohonan. Maka, mereka memperoleh keselamatan, meskipun sebetulnya mereka itu bangsa asing dan tidak kenal akan Dia. Semua yang pernah menjadi pelayan rahmat Allah atas kuasa Roh Kudus, berbicara tentang pertobatan.

Tuhan sendiri, penguasa alam semesta berbicara tentang itu. Bahkan Ia menguatkannya dengan sumpah, "Demi Allah yang hidup," sabda Tuhan, "Aku tidak berkenan pada kematian orang-orang fasik, melainkan pada pertobatannya."

Dengan penuh kasih Ia menambahkan pernyataan ini, "Bertobatlah, o umat Israel, dan kembalilah dari kefasikanmu. Katakanlah kepada anak-anak bangsa-Ku: Meskipun dosamu membentang dari bumi ke langit, dan lebih merah dari kirmizi serta lebih hitam dari arang, tetapi apabila kamu dengan sepenuh hati berpaling kepada-Ku dan menyebut "Bapa", Aku akan mendengarkan kamu sebagai bangsa yang suci."

Jadi, dengan kemauan-Nya yang mahakuasa, Tuhan menyatakan keinginan-Nya agar pertobatan terbuka bagi setiap orang yang dicintai-Nya.

Marilah kita untuk kepada kehendak-Nya yang kuasa dan mulia. Marilah kita menanggapi belas kasih dan kebaikan-Nya, dan tidak lagi membuang-buang kekuatan dengan persengketaan dan persaingan, yang akhirnya hanya membawa kematian.

Sumber: Bacaan Ofisi Masa Prapaskah, Rabu Abu, hlm 10-11; RUAH 2012A halaman 199)

Kamis, 23 Februari 2012 Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Kamis, 23 Februari 2012
Hari Kamis sesudah Rabu Abu


Biarkanlah aku. Dia yang memberi aku kekuatan untuk bertahan dalam api, akan menguatkan aku juga untuk tetap berdiri di perapian. --- St Polikarpus

Antifon Pembuka (Mzm 55:17.20.23)

Ketika aku berseru kepada Tuhan, Ia mendengarkan daku dan membebaskan daku dari musuh-musuhku. Serahkanlah nasibmu kepada Tuhanku dan Dia akan menolong engkau.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahapengasih dan penyayang, kasih-Mu demikian berlimpah tercurah atas kami. Karena ketegaran kamilah Engkau sering terlihat menghukum dan menjauh dari kami. Namun, Engkau tetapi sabar dan penuh kasih memberi kami kesempatan untuk mau bertobat, memperbaiki diri dan datang kembali kepada-Mu. Allah, ampunilah kami, orang yang lemah ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Hidup manusia selalu diwarnai dengan keberuntungan dan kegagalan, sukacita dan dukacita, hidup dan mati. Bagi orang beriman, kalau hidupnya selalu baik, mendengarkan dan melaksanakan kehendak Allah, ia akan hidup bahagia. Sedangkan yang hidup buruk, kacau-balau, maka ia akan sengsara dan sengsara. Semua tergantung bagaimana orang mengatur alur hidupnya.

Bacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)

"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."

Di padang gurun di seberang Sungai Yordan, Musa berkata kepada bangsanya, "Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Salah satu akar dosa manusia adalah egois. Egois berarti mementingkan diri sendiri, tidak peduli terhadap orang lain dan lingkungannya. Diri sendiri menjadi pusat/fokus orientasi hidupnya. Padahal, murid Yesus mesti berani menanggalkan ego pribadi, menyangkal diri, dan memikul salib hidupnya. Tuntutan iman ini menjadi jaminan keselamatan dirinya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)

"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Salib kita dalam mengikuti Yesus adalah penyangkalan diri. Orang bijak mengatakan, "Jika kita berhasil mengalahkan diri sendiri, kita telah mengalahkan dunia." Berjuang untuk mengalahkan egoisme, yang menjadi akar segala dosa, bukanlah pekerjaan yang ringan. Namun, saat perjuangan itu disatukan dengan Kristus, segalanya menjadi ringan. Maka, persembahkanlah segala perjuangan kita kepada-Nya.

Doa Malam


Ya Yesus, Engkau memanggil kami menjadi murid-Mu, dengan berani meninggalkan dunia, menyangkal diri dan memikul salib setiap hari. Secara manusia kami merasa berat. Namun, kami percaya bahwa Engkau tidak akan meninggalkan kami untuk mencapai keselamatan kekal yang telah Kaujanjikan. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami untuk selama-lamanya. Amin.

RUAH

Pendalaman Materi APP 2012 Keuskupan Agung Jakarta

Dalam masa Prapaskah kali ini, sejalan dengan Tahun Ekaristi, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mengajak mendalami sebuah tema, yaitu: “Dipersatukan dalam Ekaristi, Diutus untuk Berbagi”.

Tema besar ini dirinci menjadi lima sub-tema untuk lima pertemuan. Berturut-turut sub-tema itu adalah:
  1. Temukan Tuhan yang Hadir (Luk 19: 1-10)
    Tujuan: Menyadari bahwa Yesus selalu hadir dalam hidup kita untuk membawa rahmat keselamatan dan perubahan dalam hidup kita beserta seisi rumah; dan bahwa untuk bertemu dengan Yesus itu diperlukan usaha-usaha nyata mengatasi segala rintangan.
  2. Tuhan Melayani dengan Kasih (Yoh 13: 1-17)
    Tujuan: Meneladani Yesus sebagai Gembala Baik yang berlaku sebagai hamba untuk melayani dengan penuh kasih dalam ketulusan dan kerendahan hati.
  3. Berkorban dan Melayani (Mat 14: 13-21)
    Tujuan: Menyadari bahwa sebagai murid-murid Yesus kita diundang dan ditantang untuk mewujudkan pelayanan murah hati dengan sikap yang selalu siap berkorban dan berbagi.
  4. Syarat Mengikuti Yesus (Mrk 8: 31-38)
    Tujuan: Menjadi murid Yesus yang siap menyangkal diri, memikul salib, dan sungguh-sungguh mengikuti Dia, dengan cara bertekun dalam hidup pelayanan dan berjuang menjalankan ajaran-ajaran Yesus dalam hidup sehari-hari.
  5. Ekaristi: Perayaan Kehidupan (Yoh 6: 48-58).
    Tujuan: Menyadari bahwa Ekaristi bukanlah sekedar perayaan liturgis belaka, melainkan sumber dan puncak kehidupan kristiani; dan karena itu harus menjadi perayaan kehidupan bagi seluruh umat beriman.


Presentasi APP Keuskupan Agung Jakarta 2012


Presentasi oleh : http://kksbarnabas.wordpress.com/

Pengantar APP 2012 - Keuskupan Agung Semarang: “Katolik sejati harus peduli dan berbagi”


Pengantar


Masa prapaskah merupakan masa yang sangat istimewa bagi seluruh warga Gereja baik kaum awam, imam maupun biarawan-biarawati. Masa itu disebut masa yang sangat istimewa karena “masa itu secara lebih intensif mengajak umat beriman untuk mendengarkan sabda Allah dan berdoa dan dengan demikian menyiapkan mereka untuk merayakan misteri Paskah” (SC 109). Seluruh umat beriman diajak merenungkan karya penyelamatan Allah yang berpuncak pada sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Maka dari itu sudah selayaknya umat diajak terus menerus menggali kedalaman misteri Paskah melalui permenungan-permenungan yang telah disediakan.

Bahan permenungan-permenungan di lingkungan-lingkungan selama masa prapaskah (empat puluh hari) merupakan sebuah tawaran serta tuntunan untuk mendalami misteri Allah sendiri yang telah mencurahkan cinta sehabis-habisnya tanpa batas di dalam Yesus Kristus. Cinta kasih Yesus Kristus tersebut dapat dirasakan oleh banyak orang melalui kepedulian kita kepada sesama. Kepedulian kita bersumber dari hidup Yesus yang datang untuk memberikan hidup-Nya supaya setiap orang hidup dalam kelimpahan.

Sadar bahwa sebagai orang beriman ita hidup di tengah-tengah umat dan masyarakat, kita juga ingin peduli dan berbagi kepada siapa saja yang membutuhkan uluran tangan dan cinta yang mengalir dari hati kita. Kepedulian dan keralaan berbagi itu terutama kita lakukan terutama bagi mereka yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Dengan demikian semangat kepedulian dan kerelaan berbagi tidak lepas dari iman kita. Sebagai orang-orang beriman ada nilai-nilai yang mesti menjadi prinsip-prinsip hidup kita. Solidaritas (kesetiakawanan) merupakan salah stu ciri hidup umat beriman. Maka dari itu melalui tema APP tahun 2012 ini kita semua diajak untuk menegaskan salah satu ciri sebagai umat katolik. Kalau tahun 2011 yang lalu kita sudah mengolah “Inilah Katolik Sejati”, maka pada tahun 2012 ini kita akan masih melanjutkan tema tersebut. Tema yang diangkat pada tahun 2012 adalah Katolik Sejati Harus Peduli dan Berbagi.

Kita semua berharap semoga melalui pendalaman tema yang diadakan di pertemuan-pertemuan lingkungan, kita semakin dewasa dalam iman, kokoh dalam persaudaraan dan kuat dalam pengharapan. Dan salah satu ciri orang yang dewasa adalah peka terhadap kebutuhan orang lain dan peduli kepada sesama. Jika hati kita sudah peka terhadap orang lain, lebih-lebih yang membutuhkan uluran tangan kita pasti kita pun semakin terdorong untuk berbuat sesuatu dan bertindak. Salah satu wujud solidaritas kita terhadap sesama adalah APP. APP tidak hanya sekedar menyisihkan dana (uang) setiap hari Jumat selama masa prapaskah, namun menjadi gerakan rohani yang berdampak luas bagi masyarakat di sekitar kita. Hal seperti inilah yang ditegaskan oleh Konsili Vatikan II,”Pertobatan selama empat puluh hari itu hendaknya jangan hanya bersifat batin dan perorangan, melainkan hendaknya bersifat lahir dan sosial kemasyarakatan (SC 110)”.

Akhirnya kami berharap semoga renungan-renungan sederhana dalam buku panduan ini semakin mendorong kita untuk peduli dan rela berbagi kepada sesama kita. Selamat ber-APP berkah Dalem.



Semarang, Desember 2011

Alexius Dwi Aryanto, Pr

Ketua Panitia APP KAS

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy