| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 26 Februari 2012 Hari Minggu Prapaskah I/B (oleh Rm Agus Widodo, Pr)

Minggu, 26 Februari 2012
Hari Minggu Prapaskah I/B

Renungan

Pada hari Rabu Abu yang lalu, kita telah bersama-sama memulai masa Prapaskah. Ketika dahi kita ditandai dengan abu, kita mendengar ajakan, “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil”. Ajakan yang sama, hari ini disampaikan oleh Yesus kepada kita semua (Mrk 1:15). Di balik ajakan untuk bertobat ini, terkandung pesan yang sangat mendalam, yaitu mengenai kasih setia Allah yang tanpa batas dan kekal abadi. Karena Tuhan begitu mengasihi kita, Ia tidak membiarkan kita binasa karena dosa dan kejahatan kita tetapi Ia selalu memberi kesempatan kepada kita untuk bertobat dan memperbaiki diri terus-menerus. Oleh karena itu, marilah kita mohon rahmat agar dapat mengalami dan merasakan kasih setia Allah itu.

Janji baru yang disampaikan Tuhan kepada Nuh,
“sejak kini segala yang hidup takkan dilenyapkan oleh air bah lagi dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi” (Kej 9:9) merupakan salah satu mata rantai dari kasih setia Allah yang tanpa batas dan kekal abadi. Ketika Adam dan Hawa, manusia pertama, jatuh ke dalam dosa (Kej 3:1-14), Allah menyampaikan janji keselamatan baru bahwa manusia akan terus-menerus melawan dan mengalahkan iblis (Kej 3:15). Ketika Kain, anak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa (Kej 4:1-14), Allah memberikan lagi janji baru bahwa tak seorang pun akan membunuhnya. Tuhan tetap melindungi Kain kendati ia telah berdosa membunuh Habel, adiknya (Kej 4:15). Selanjutnya, manusia masih berulang kali jatuh lagi ke dalam dosa tetapi Allah tetap mengasihi. Ia tidak membiarkan manusia terkungkung dalam belenggu dosa yang membawa mereka pada kebinasaan. Meskipun sebagian besar manusia dibinasakan dengan air bah, Tuhan menyisakan Nuh dan keluarganya untuk diselamatkan. Meskipun demikian, manusia tidak berhenti berbuat dosa. Mereka membangun menara babel untuk menyombongkan diri sehingga Tuhan mengacaukan dan menyerakkan mereka (Kej 11:1-9). Hukuman ini pun disusul dengan janji baru berupa panggilan Abrahan untuk menjadi bapa bagi seluruh umat pilihan Allah yang diselamatkan (Kej 12:1-3). Sejak panggilan Abraham (± 2000 sM) tersebut, sampai sekarang, manusia – termasuk kita – terus-menerus berbuat dosa. Namun, kasih setia Allah itu tanpa batas.

Kasih setia Allah yang tanpa batas dan kekal abadi inilah yang kita akui dan kita syukuri dengan menyanyikan Mazmur Tanggapan,
“Tuhan adalah kasih setia, bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya” (Mzm 25:10). Sekarang, kasih setia Allah itu menjadi nyata dalam diri Yesus Kristus, Putera Allah yang tunggal. Dialah penjelmaan kasih setia Allah yang tanpa batas itu. Kendati dicobai, Ia tetap setia (Mrk 1:12-13). Bahkan, “Kristus telah mati satu kali untuk segala dosa kita. Ia yang benar telah mati untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah” (1Ptr 3:18).

Seraya mengakui dan mensyukuri kasih setia Allah itu, marilah kita juga meneladan, atau paling tidak mengikuti jejak Kristus yang setia. Bagaimana kita bisa berlatih terus-menerus untuk setia? Salah satu jawabannya dapat kita temukan dalam Surat Pertama Rasul Petrus, yaitu dengan terus-menerus mengasah suara hati (1Ptr 3:21). Suara hati kita selalu menyerukan kepada kita untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan untuk menghindari apa yang jahat. Supaya hati nurani kita semakin peka, menurut St. Petrus, tidak cukup dibentuk dengan usaha manusia, tetapi mesti dimohonkan rahmat Allah. Oleh karena itu, selain mohon kepada Tuhan agar kita dapat mengalami dan merasakan kasih setia Allah yang tanpa batas, marilah kita juga mohon rahmat Allah agar hati nurani kita semakin peka dalam membedakan mana yang benar – mana yang salah, mana yang baik – mana yang jahat. Dengan bimbingan hati nurani itu yang dipenuhi rahmat Allah, kita semua dimampukan untuk mengendalikan diri sehingga tidak mudah jatuh ke dalam dosa sekaligus semakin digerakkan untuk lebih banyak lagi berbuat baik.


Terpujilah nama Tuhan kita Yesus Kristus, sekarang dan selama-lamanya.


Rm. Agus Widodo, Pr

Pertemuan III APP: Berkorban dan Melayani - Keuskupan Agung Jakarta

PERTEMUAN 3
METODE IBADAT SABDA


BERKORBAN DAN MELAYANI

INJIL MATIUS 14:13-21

Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam

Pengantar

Setelah kita melihat kehadiran Yesus dan teladan-Nya dalam Minggu Prapaskah ke-1 dan ke-2, kini Yesus menantang dan mengundang kita untuk membuat langkah iman yang sulit. Kadang-kadang langkah iman yang sulit itu mengguncangkan kita karena Yesus membawa kita pada semangat yang berbeda dengan apa yang kita pikirkan. Demikianlah Yesus mendidik kelompok dua belas, sebagaimana yang terdapat dalam Injil Matius 14:13-21 ini.

Pada pertemuan ini kita kembali diundang oleh Tuhan untuk siap berkorban dan melayani sesama. Implikasi dari pengorbanan dan pelayanan itu adalah terbangunnya semangat persaudaraan sejati. Kata-kata Yesus "...kamu harus memberi mereka makan" adalah sebuah ajakan yang mendalam bagi kita para murid Kristus untuk mampu meneladan Sang Guru yang rela memberikan tubuh dan darah-Nya sebagai sumber makanan dan minuman bagi setiap orang yang lapar dan haus.

Pernyataan Tobat

P. Tuhan Yesus Kristus, Engkau menyampaikan firman yang menjadi pegangan hidup kami. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami.
P. Tuhan Yesus Kristus, Engkau diutus Bapa supaya karena rahmat-Mu kami sanggup melaksanakan kehendaka Allah. Kristus, kasihanilah kami.
U. Kristus, kasihanilah kami.
P. Tuhan Yesus Kristus, Engkau menghendaki kami menampakkan karya keselamatan di tengah masyarakat. Tuhan, kasihanilah kami.
U. Tuhan, kasihanilah kami.
P. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang mahamurah, Engkau mengutus Putra-Mu ke dunia untuk melayani setiap pribadi dengan memberikan kami kepuasan jasmani dan rohani. Bantulah kami untuk mencontoh teladan hidup Putra-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus yang rela mengorbankan hidup-Nya karena peduli pada keselamatan manusia. Mampukanlah kami untuk peduli dengan melayani sesama sesuai dengan apa yang mereka butuhkan untuk berkembang di dalam iman kepada-Mu. Semoga dengan bantuan rahmat-Mu kami menjadi murid-murid yang sejati dalam kehidupan sehari-hari. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin

Lagu Pengantar Bacaan

Pembacaan Kitab Suci

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)

"Sambil menengadah ke langit Yesus mengucapkan doa berkat; dibagi-bagi-Nya roti itu, dan diberikan-Nya kepada para murid. Lalu para murid membagi-bagikannya kepada orang banyak."

Sekali peristiwa, setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Pendalaman Sabda (baca dan renungkan pribadi)

- Dalam kisah ini Yesus mengajak murid-murid-Nya tidak berhenti pada titik kegembiraan karena disukai oleh banyak orang. Mengapa demikian? Karena banyak orang mulai berbondong-bondong mengikuti-Nya. Karya Yesus dalam pengajaran, penyembuhan, dll menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang. Bahkan para murid pun bisa merasakan kegembiraan itu. Mungkin mereka mulai merasa bahwa mereka penting. Bukankah mereka ini adalah orang-orang pilihan pribadi yang hebat? Namun, cara Yesus mendidik kelompok dua belas ini belum selesai. Ia akan menuntut lebih bagi mereka yang akan menjadi murid-Nya yang sejati.
- Menjelang hari mulai gelap, Yesus mendapat nasehat dari pihak para murid untuk membubarkan "perkumpulan raksasa" itu, sehingga orang-orang dapat pergi mengurus penginapan dan makan malam mereka. Tetapi Yesus memberi jawaban yang komunikatif dan memberi peran besar bagi para murid yang bunyinya: ...Kamu harus memberi mereka makan (ay.16) . Dengan demikian Yesus ingin mengatakan bahwa janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat oleh kebanyakan orang yang hanya mengucapkan kata-kata belaskasihan tetapi tidak secara konkret (nyata-nyata) berusaha melayani orang-orang yang dikasihani itu. Membangun sebuah semangat pelayanan mudah dilakukan tetapi membangun semangat pelayanan yang murah hati itulah yang harus diperjuangkan. Pelayanan yang murah hati adalah sebuah pelayanan yang dilandasi dengan semangat mau rela berkorban dan berbagi kepada siapa saja dan tidak lagi hanya memikirkan dirinya sendiri namun berani untuk "kehilangan".
- Kembali lagi ditegaskan bahwa pelayanan yang murah hati harus berani berkorban. Bukan hitungan untung-rugi. Harus mempunyai keberanian. Tidak mengikuti apa yang dilakukan masyarakat pada umumnya. Tidak ikut arus, tetapi harus berani melawan arus. Misalnya, temukan dan bantu satu atau dua orang yang sungguh miskin dan tersingkir di lingkungan anda, dan bantulah semaksimal mungkin. Juga berikanlah "perhatian" dan "makanan" bagi lingkungan hidup kita yang mulai tercemar. Adanya kerusakan lingkungan. Gerakan cinta lingkungan harus juga menjadi bagian dari perjuangan kita untuk memberi "makan" kepada bumi kita yang sedang merintih dan "lapar" akan penghijauan dan kebersihan.
- Maka benarlah dikatakan bahwa kisah ini bukanlah sekedar mukjizat pergandaan makanan, tetapi juga mukjizat pembentukan dan pengembangan komunitas yang peduli, di mana orang peduli satu sala lain. Mau peduli dan berbela rasa, menjadi keutamaan yang ditemukan dalam kisah ini. Sebuah semangat pelayanan yang murah hati membutuhkan pula rasa kerelaan hati, mau peduli dan berbela rasa satu sama lain, berani berkorban, dan berbagi. Itulah semangat ekaristi yang setiap minggu kita rayakan.

Membangun Niat
1. Pada waktu yang bersamaan, beranikah kita mengorbankan kepentingan pribadi atau keluarga atau komunitas demi orang yang membutuhkan bantuan?
2. Adakah keberanian dalam diriku untuk membagikan apa yang ada pada diriku, walaupun yang aku miliki hanya sedikit bahkan harus "kehilangan"?

Doa Umat
Umat dapat menyampaikan doa-doa umat secara spontan dan ditutup dengan doa Bapa Kami.

Doa Arah Pastoral

Allah Bapa yang Mahabaik, kami mengucap syukur kepada-Mu atas kesetiaan-Mu mendampingi kami dalam gerak langkah umat-Mu di Keuskupan Agung Jakarta selama ini. Kami bersyukur pula atas Arah Dasar Pastoral KAJ yang baru, yang dapat kami jadikan tuntunan dalam perziarahan kami selanjutnya hingga tahun 2015 nanti. Bantulah kami, dalam keluarga, komunitas, lingkungan, wilayah dan paroki untuk terus berusaha memahami dan mengupayakan terwujudnya Arah Dasar Pastoral ini, dalam kehidupan menggereja sehari-hari. Yesus, Tuhan dan Guru kami, bimbinglah kami untuk terus bertekun: memperdalam dan menghayati iman akan Dikau meneladan Engkau sebagai Gembala yang Baik semakin murah hati dan dengan rendah hati giat melibatkan diri dalam berbagai permasalahan sosial di sekitar kami terutama kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup dan intoleransi. Ya Roh Kudus, kobarkanlah semangat kami untuk menjadikan setiap orang dan seluruh alam ciptaan saudara kami, untuk semakin ramah, rela menyapa, memelihara, giat saling membantu dalam lingkungan dan masyarakat kami. Jadikanlah kami umat-Mu yang mau berbagi dengan tulus hati. Bersama Bunda Maria dan para kudus pelindung kami, kami persembahkan doa, cita-cita, harapan, niat dan upaya kami kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan, Gembala dan Penyelamat kami. Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus yang mahakasih, terima kasih atas keteladan dan pelajaran yang Kauberikan pada hidup kami. Kami kau ingatkan bahwa kami harus terbuka terhadap kebutuhan dan situasi sesama di sekitar kami. Bantulah kami untuk tidak terlena pada kesenangan dan kepentingan diri kami sendiri, tetapi justru malah semakin membuat kami berani untuk berbagi dan berkorban demi orang lain yang membutuhkan. Biarlah kami menjadi alat-alat-Mu yang selalu terus memancarkan terang kehidupan bagi banyak orang lain, bahkan kalau kami sampai harus "kehilangan". Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Berkat dan Pengutusan

P. Tuhan beserta kita
U. Sekarang dan selama-lamanya
P. Semoga kita semua dimampukan untuk berkorban dan melayani sesama dalam kehidupan sehari-hari, bersama dengan berkat Allah yang mahakuasa, Bapa, Putra dan Roh Kudus
U. Amin
P. Ibadat kita sudah selesai
U. Syukur kepada Allah


Sumber: APP 2012 KKKS - KAJ
Terima kasih untuk Gema Paroki Pejompongan yang sudah mengirimkan artikel ini

Kobus: Firman (Mrk 1:12-15)

Minggu, 26 Februari 2012 Hari Minggu Prapaskah I/B

Minggu, 26 Februari 2012
Hari Minggu Prapaskah I/B

Segala sesuatu yang ada atau terjadi, dijadikan dan ada di dalam Dia dan oleh karena Dia --- St Atanasius


Antifon Pembuka (Mzm 90:15-16)


Ia akan berseru kepada-Ku, dan Aku akan menjawabnya. Aku akan tetap membebaskan dan memuliakannya, serta memuaskan dia dengan usia lanjut.


Doa Renungan


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkaulah Pencipta segala sesuatu. Manusia, binatang dan barang berasal dari tangan-Mu dan nafas-Mu menghidupi kami. Sabdakanlah bagaimana kami terikat dan bergantung pada-Mu agar kami dapat memasuki kerajaan-Mu selama masa pertobatan ini dan selanjutnya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Kejadian (9:8-15)


"Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah."

Sesudah air bah berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anak Nuh yang bersama-sama dengan dia, "Camkanlah, Aku mengadakan perjanjian dengan kamu dan keturunanmu, dan dengan segala makhluk hidup yang ada besertamu, yakni burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi, segala yang keluar dari bahteramu, segala binatang di bumi. Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak kini segala yang hidup takkan dilenyapkan oleh air bah lagi dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi." Dan Allah berfirman, "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk hidup yang ada sertamu turun-menurun untuk selama-lamanya: Busur-Ku akan Kutempatkan di awan sebagai tanda perjanjian antara Aku dan bumi. Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah Kuadakan dengan kamu dan segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup."

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845

Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 25:4b-5ab.6-7ab.8-9)

1. Tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih-setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (3:18-22)


"Air itu melambangkan pembaptisan yang kini menyelamatkan kamu."

Saudara-saudaraku terkasih, Kristus telah mati satu kali untuk segala dosa kita. Ia yang benar telah mati untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu roh-roh mereka yang pada masa Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan dari air bah itu. Air itu melambangkan pembaptisan yang kini menyelamatkan kamu, bukan dengan membersihkan kenajisan jasmani, melainkan dengan memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah berkat kebangkitan Yesus Kristus, yang telah naik ke surga dan kini duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia menaklukkan segala malaikat, kuasa dan kekuatan kepadanya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = d, 4/4, PS 966

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari roti, melainkan juga dari setiap sabda Allah.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:12-15)


"Yesus dicobai oleh Iblis dan malaikat-malaikat melayani Dia."

Sekali peristiwa Roh memimpin Yesus ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dan dicobai oleh Iblis. Yesus berada di sana di antara binatang-binatang liar, dan malaikat-malaikat melayani Dia. Sesudah Yohanes Pembaptis ditangkap, datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah. Yesus memberitakan, "Waktunya telah genap. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Semua orang tentu ingin sukses dalam hidupnya. Sukses seringkali dikaitkan dengan soal kekayaan dan ketenaran. Orang dikatakan "Hidupnya sukses", jika ia kaya dan terkenal entah karena pekerjaan atau jabatannya. Tidak heran kedua hal itu menjadi tujuan semua orang.

Saya masih ingat pesan yang sering dikatakan oleh seorang nenek kepada cucunya, "Cepat besar ya, Nak. Terus sekolah yang pinter biar bisa kerja cari uang yang banyak. Jadi orang yang hebat. Bisa beli mobil mewah dan rumah yang besar." Pesan yang amat biasa dan terkesan lucu. Tetapi, setelah direnungkan, memang ada benarnya. Pesan yang senada juga didengarkan oleh banyak orang sehingga secara tidak sadar kedua hal itu (kekayaan dan ketenaran) menjadi sesuatu yang dikejar-kejar oleh banyak orang. Kecenderungan-kecenderungan semacam ini juga dilihat dan dimanfaatkan oleh pihak tertentu.

Mereka pun menggunakan sarana-sarana untuk meyakinkan orang bahwa "kaya dan terkenal" merupakan kunci menuju kesuksesan. Media elektronik dipandang sebagai sarana yang tepat untuk itu. Di antara banyak media elektronik, televisi merupakan media yang paling dikenal masyarakat, baik masyarakat desa maupun kota. Masyarakat pedesaan tidak banyak yang tahu internet tetapi televisi, mendapatkan tempat di hati mereka. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Melalui televisi itulah mereka tahu betapa pentingnya arti "kaya dan terkenal".

Melalui acara-acara sinetron, mereka mulai merajut impian mereka untuk menjadi kaya. Apalagi sinetron yang ditayangkan di televisi sebagian besar mengisahkan kehidupan orang sukses yang cantik atau ganteng dan bergelimang harta. Situasi yang tentu saja amat jauh dari kehidupan mereka yang hanya bekerja di sawah dan ladang. Hidup mereka pun terkadang berada di "awang-awang." Mereka amat merindukan kesuksesan seperti apa yang dilihatnya di layar TV. Maka, tidak jarang mereka pun akhirnya memilih untuk meninggalkan ladang dan sawah dan pergi merantau ke kota atau pun ke negara lain. Semuanya itu demi meraih kesuksesan yang mereka dambakan.

Injil pada hari ini juga mengatakan hal yang kurang lebih sama. Markus mengisahkan bahwa setelah Yohanes Pembaptis ditangkap, Yesus memulai karya-Nya untuk mewartakan kabar sukacita. Yesus menawarkan Kerajaan Allah. Ia memulai pengajaran-nya dengan kata-kata yang mendalam maknanya. Apakah yang Ia serukan? "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil" (Mrk 1:15). Itulah kunci yang ditawarkan Yesus untuk memperoleh Kerajaan Allah. Kata-kata Yesus ini pun menjiwai isi seluruh pewartaan-Nya. "Bertobat dan percaya kepada Injil" adalah dua hal yang ditawarkan Yesus untuk meraih kesuksesan. Ukuran kesuksesan bagi Yesus bukan lagi soal kekayaan atau ketenaran. Seorang Kristen dikatakan sukses, jika ia memiliki semangat "bertobat" dan mau percaya kepada Injil.

Masa Prapaskah merupakan saat yang paling tepat untuk merenungkan pertobatan dan kepercayaan. Sebagai orang Kristen, kita perlu dengan serius memikirkan pertobatan macam apa yang bisa kita lakukan selama Masa Prapaskah. Pantang dan puasa merupakan sarana yang dipandang tepat untuk membantu permenungan kita akan iman dan pertobatan.

Semoga Injil yang hari ini kita dengarkan menjadi pemacu semangat kita untuk membina sikap tobat dan iman kita kepada Tuhan. Mari kita bersama-sama berjuang bukan hanya untuk kesuksesan materi tetapi juga kesuksesan rohani. Amin. (Alexa-RUAH)

Pertemuan II APP: Tuhan Melayani Dengan Kasih - Keuskupan Agung Jakarta

Pertemuan 2

METODE SHARING 7 LANGKAH

TUHAN MELAYANI DENGAN KASIH


INJIL YOHANES 13:1-17

Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam

Pengantar

Dalam pertemuan kali ini, dipakai metode sharing yang terdiri dari 7 langkah. Dengan mengikuti ketujuh langkah ini secara cermat diharapkan sharing kita akan lebih terarah kepada satu aspek yang paling berkesan dan menemukan kedalaman ketika dihadapkan dengan pengalaman hidup sehari-hari.

Sapaan dan kehadiran Tuhan dalam pertemuan pertama menggerakkan Zakheus untuk bertobat dan siap untuk berbagi sebagai silih. Perubahan hidup selalu berasal dari insiatif Allah. Dan perubahan itu juga mengandaikan tindakan iman dari kita manusia yang menanggapi tawaran kasih Allah itu. Allah yang akan terus setia melayani dengan KASIH. Maka, pada bagian kedua ini, kita akan merenungkan lebih dalam KASIH YESUS dalam Injil Yohanes. Yohanes tidak menceritakan Yesus mengadakan perjamuan (Ekaristi) dalam Injilnya. Ia menceritakan pembasuhan kaki yang terjadi pada peristiwa yang sama. Yesus hadir dengan penuh kasih dan teladan bagi para murid.

Iman perlu diwujudkan dalam tindakan konkret yaitu dengan menjadi gembala baik yang melayani dengan penuh kasih, ketulusan dan kerendahan hati. Di situ nampak Yesus sebagai gembala memberi teladan pengosongan diri sehabis-habisnya untuk melayani manusia. Tindakan pembasuhan kaki merupakan tindakan konkret seorang gembala yang mau dengan total melayani dombanya dan berani mengosongkan diri sehabis-habisnya.

Doa Pembuka

Tuhan, tak henti-hentinya Engkau memberi teladan bagi kami. Dalam Minggu Prapaskah ke-2 ini kami ingin merenungkan teladan-Mu. Engkau mau merendahkan diri dengan cara membasuh kaki para murid. Semoga ketekunan kami dalam ekaristi selalu mendorong kami untuk berani "membasuh kaki" keluarga dan saudara-saudari kami. Berani merendahkan diri sebagaimana yang dilakukan Yesus, Putra-Mu. Semuanya ini bersumber dari Kasih-Mu sendiri, demi Kristus Tuhan, dan juru selamat kami.

Lagu Pengantar Bacaan

Pembacaan Kitab Suci
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:1-17)

Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua." Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih." Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Pendalaman Sabda

- Semua kelompok, semua masyarakat dibngun dengan model piramid: yang berada di puncak adalah yang berkuasa, yang kaya, yang pandai. Mereka dipanggil seolah-olah untuk menguasai dan memimpin. Yang berada di bagian paling bawah adalah budak, pelayan, imigran, orang yang tidak mempunyai pekerjaan, pendosa, sakit mental, atau penyandang cacat. Mereka dipinggirkan dan tidak diperhitungkan. Inilah yang menjadi keprihatinan kita yang terungkap dalam ARDAS KAJ 2011-2015. Kita diajak untuk berani memberikan perhatian lebih pada permasalahan-permasalahan di dalam lingkungan kemasyarakatan misalnya melawan kemiskinan dan penindasan. Di sini Yesus menempatkan diri pada yang paling bawah, yang paling akhir, tempat budak.

- Bagi Petrus ini tidak mungkin. Ia tidak sadar bahwa Yesus datang untuk mengubah model masyarakat, dari model pemimpin yang berkuasa menjadi pemimpin yang penuh kasih dan rendah hati untuk melayani. Menurut teladan yang diberikan Yesus, bahwa setiap dan semua orang mempunyai tempat, entah mereka memiliki harta atau miskin, atau normal atau cacat.

- Semangat Tuhan dalam pelayanan kasih itu seperti orang yang menyatakan diri sebagai yang paling kecil dalam masyarakt, sebagai orang yang melakukan pekerjaan yang dianggap rendah, sebagai orang yang berada di tempat yang terakhir. Dalam keadaan yang seperti itu, Yesus memberi perhatian kepada yang paling kecil dalam masyarakat. Itulah arti ajakan Yesus kepada murid-Nya saat Dia melakukan pembasuhan kaki.

- Orang-orang yang menjalankan tugas: orang tua, guru, imam atau peran lainnya seperti pengurus lingkungan, dewan paroki, pengurus komunitas/kategorial bisa jatuh pada semangat kekuasaan, kewenangan, dan "kemuliaan". Padahal Yesus ingin memberi teladan untuk tetap menjadi pemimpin yang melayani dengan kasih, ketulusan dan kerendahan hati. Konkret saja. Seberapa besar kita memaknai keterlibatan kita di paroki dalam banyak bidang pelayanan misalnya. Seberapa besar kita sungguh menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk menjadi sukarelawan dalam pelayanan dan pengembangan sosial ekonomi di paroki agar kebutuhan orang miskin, kecil dan tersingkir sungguh terlayani dengan berkesinambungan? Terlibat dalam pelayanan kesehatan di paroki, seksi pendidikan, seksi buruh, seksi PSE, seksi Lingkungan Hidup, Koperasi. Atau juga program "Ayo Sekolah, Ayo Kuliah" dan bentuk-bentuk lainnya. Inilah sarana bagi kita untuk mengasah sebuah kepemimpinan yang melayani dengan kasih, ketulusan dan kerendahan hati. Inilah teladan Yesus. Keteladanan Yesus ini berpuncak pada kesengsaraan-Nya di kayus salib. Keteladanan ini masih bisa kita rasakan, kita lihat di dalam Ekaristi. Maka setiap kita merayaakan Ekaristi, saat itu juga kita diajak untuk memberikan pelayanan yang penuh kasih, ketulusan dan kerendahan hati.

Tahap Permenungan (Metode Sharing 7 langkah)
http://renunganpagi.blogspot.com/2012/02/tahap-tahap-metode-sharing-7-langkah.html

Membangun Niat

1. Apakah pelayanan saya selama ini sudah dilakukan dengan kerendahan hati dan tanpa pamrih, ataukah ada motivasi-motivasi lain yang tidak sesuai dengan Tuhan yang kita teladani?

2. Tindakan konkret apa yang kita lakukan baik secara pribadi ataupun dalam lingkungan atau komunitas sebagai wujud nyata pelayanan yang tulus dan dengan semangat kerendahan hati?

Doa Tahun Ekaristi

Allah Bapa yang Maha Pengasih, kami bersyukur atas karya penyelamatan-Mu melalui Yesus Kristus Putra-Mu, yang kami rayakan dalam Ekaristi. Ya Yesus, kami bersyukur dengan mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Mu, iman kami semakin diteguhkan; dan dengan menyambut Tubuh dan Darah-Mu, kami dipersatukan dengan Dikau dan sesama. Ya Roh Kudus, kami bersyukur,melalui bimbingan-Mu iman kami senantiasa diperbaharui, setiap kali merayakan Ekaristi. Semoga Tahun Ekaristi ini menjadi tahun peziarahan bagi iman bagi kami, sehingga kami semakin dipersatukan, diteguhkan dan diutus untuk berbagi pada sesama. Bunda Maria, Bunda kaum beriman, doakanlah kami. Amin

Doa Penutup

Allah yang mahapengasih hari ini kami Kauingatkan dan Kauajari mengenai kerendahan hati dan ketulusan dalam melayani sesama kami. Semoga dengan permenungan hari ini kami selalu menjadi pribadi-pribadi yang semkain tulus, tanpa pamrih dan juga memiliki semangat kerendahan hati dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang selama ini Kaupercayakan kepada kami dalam bidang kehidupan kami sehari-hari. Semua ini kami mohon demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Berkat dan Pengutusan

P. Tuhan beserta kita
U. Sekarang dan selama-lamanya
P. Semoga sharing iman yang kita lakukan dalam masa Prapaskah ke-2 ini dapat membawa pertumbuhan iman dan perubahan diri serta selalu dilindungi dan diberkati oleh berkat Allah yang mahakuasa, Bapa, Putra dan Roh Kudus.
U. Amin
P. Saudara/i sekalian Ibadat kita sudah selesai
U. Syukur kepada Allah
P. Marilah kita pergi untuk diutus mewartakan kasih Allah dalam keluarga dan sesama
U. Amin.


Sumber: APP 2012 KKKS - KAJ
Terima kasih untuk Gema Paroki Pejompongan yang sudah mengirimkan artikel ini

Pertemuan I APP: Temukan Tuhan yang Hadir - Keuskupan Agung Jakarta

Pertemuan 1

METODE IBADAT SABDA

TEMUKAN TUHAN YANG HADIR

INJIL LUKAS 19:1-10

Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam

Pengantar

Kita semua adalah umat Allah. Umat yang mempunyai relasi dengan Allah. Umat yang percaya kepada-Nya, yang berdoa kepada-Nya, dan meluhurkan Dia. Maka, kita bersyukur dalam Arah Dasar Pastoral Keuskupan Agung Jakarta 2011-2015, menggunakan sebutan Umat Allah. Dalam masa prapaskah ini kita umat Allah ingin kembali merenungkan bagaimana relasi kita dengan Allah berarti berusaha menemukan Dia di dalam "segala" sambil menyadari: Allah Mahabaik, Allah murah hati, Allah mengampuni dan Allah selalu mencari umat-Nya yang menjauh dan bahkan tersesat. Maka, kita bersyukur bahwa Arah Dasar kita ini dilandasi (spiritualitas) GEMBALA BAIK. Allah sebagai gembala yang baik tidak ingin kehilangan satu pun dari antara kita.

Dalam perjumpaan pertama ini, kita diajak untuk melihat kemurahan hati Yesus Sang Gembala Baik yang mau menyapa Zakheus dan bagaimana Zakheus menemukan Allah. Yesus adalah Sang Mesias yang datang dari Allah. Pertemuan Zakheus dengan Yesus itu menimbulkan keajaiban yang besar dalam hidup Zakheus, Yesus sebagai gembala baik mau menyapa dan Zakheus menemukan Tuhan yang hadir. Sehingga menghasilkan buah yang terbesar bagi Zakheus yaitu pertobatan untuk berbagi. Inilah perjumpaan iman yang menghasilkan buah kebaikan.


Pernyataan Tobat
Antifon Tobat: Berbahagialah orang bila dosanya diampuni

P. Selama kusembunyikan dosaku, batinku tertekan, dan aku mengeluh sepanjang hari.
U. Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
P. Aku mengakui dosaku di hadapan-Mu, Tuhan, dan kesalahanku tidak kusembunyikan
U. Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
P. Nasib orang berdosa sengsara belaka, tetapi orang yang percaya kepada Tuhan dilimpahi kasih setia.
U. Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
U. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur kepada-Mu atas segala rahmat yang boleh kami terima selama ini. Masa Prapaskah adalah waktu yang baik bagi kami untuk merenung akan hidup. Hidup yang Kau selamatkan dari keterpurukan dosa. Walaupun kami sering kurang memberi perhatian akan kehadiran-Mu di tengah hidup kami, Engkau tetap setia menjaga, melindungi dan memberkati kami dengan segala yang kami butuhkan. Saat ini kami membuka hati dan budi untuk merasakan kehadiran-Mu dan mendengar suara-Mu, hadirlah disini dan bersuaralah kepada kami. Doa ini kami haturkan dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Lagu Pengantar Bacaan

Pembacaan Kitab Suci
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:1-10)

"Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, "Zakheus, segeralah turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu." Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, "Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya, "Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Pendalaman Sabda (baca dan renungkan pribadi)
- Zakheus adalah salah satu kepala kantor cukai di Yerikho. Nama tersebut mungkin dibentuk dari Zakai yang berarti "orang bersih", suatu nama yang rupanya tidak cocok sekali dengan tingkah laku Zakheus. Sebab dia ditegaskan sebagai pribadi yang memiliki kekayaan berasal dari yang tidak halal. Apakah kekayaan itu memuaskan Zakheus sebagai imbangan penghinaan dan kebencian yang dialaminya? Atau apakah ia gelisah dengan cara hidupnya? Bagaimanapun juga ketika Yesus berjalan melalui Yerikho, Zakheus juga mau melihat itu. Sebab tentulah banyak orang berbicara tentang "Nabi dari Nazaret". atau barangkali Zakheus mengetahui sikap Yesus terhadap "pemungut-pemungut cukai dan orang-orang berdosa" adalah lain daripada sikap kebanyakan Nabi yang cenderung mengutuk dan menyingkirkan.
- Awalnya Zakheus gagal, karena perawakan kecil dan orang sekeliling Yesus tidak mau menyingkir. Tetapi ia tidak langsung pulang ke rumah atau ke kantor dengan kecewa. Ia mencari akal untuk melihat orang apakah Yesus itu. Akhirnya dia bukan hanya melihat Yesus, tetapi Yesus melihat Dia dengan perjuangan Zakheus yang berusaha keras untuk melihat dan mengetahui siapa Yesus itu. Usaha keras itu dilihat oleh Yesus sebagai sebuah kehendak kuat untuk berjumpa dengan Tuhan, maka sebagai gembala baik, Yesus melihat dan bisa membaca situasi dan hati Zakheus yang ingin berjumpa dengan Tuhan. Maka Yesus menjumpainya dan ingin memenuhi keinginan hatinya untuk mengalami kedamaian dan kebahagiaan. Seorang gembala baik harus memiliki semangat bisa terbuka dan bisa membaca situasi domba-dombanya, sehingga apa yang dibutuhkan domba-dombanya dapat terwujud. Dan di zaman sekarang ini Yesus yang adalah Gembala Baik menyapa kita, dan berbagi dengan kita melalui perayaan Ekaristi yang secara konkret bisa dirasakan.
- Banyak orang tentunya terkejut dengan sikap Yesus. Yesus tidak turut menertawakan Zakheus, melainkan memanggil dia dan berkata, "Hari ini Aku harus menumpang dirumahmu." Tidak diceritakan apa yang dipikirkan Zakheus pada saat itu dan apa yang terjadi dalam hatinya. Tetapi adalah jelas bahwa dalam hidup Zakheus sudah terjadi keputusan yang besar. Sebab ia datang kepada yesus, bahkan dengan segera, kemudian dengan sukacita ia menyambut Yesus dirumahnya. Sehingga, terjadi keajaiban besar dalam diri Zakheus. Seorang kaya melepaskan diri dari harta miliknya dan menjadi warga Kerajaan Allah.
- Zakheus sungguh telah menemukan Yesus Sang Mesias, kehadiran Yesus dalam hidup Zakheus tidak hanya menimbulkan pengakuan iman pujian atau kesaksian, tetapi menjadi nyata dalam perbuatan. Ia akan memberikan setengah dari harta miliknya sebagai sedekah kepada orang miskin, dan dari yang setengah lagi ia mau membayar kembali apa yang diperasnya dari orang-orang tertentu, bahkan ia mau mengganti kerugian empat kali lipat! Ia siap bertobat dan berbagi demi keselamatan.
- Kisah Zakheus adalah bagaimana orang berusaha menemukan Tuhan. Yesus Sang Gembala baik tidak pernah melihat kesalahan yang pernah dibuat sebagai harga mati bagi seseorang. Berbeda dengan orang Farisi yang mencibir dan bersungut-sungut karena tidak bisa menerima atau menemukan Tuhan yang hadir di tengah orang berdosa. Manusia memiliki potensi berbuat benar dan salah. Selama orang mau mengakui bahkan memperbaiki (bertobat) kesalahan, kebaikan akan datang juga kepadanya. Bertobat inilah ajakan dalam masa prapaskah ini. Zakheus berusaha menemukan Tuhan dan bertobat. Dengan berbagi, bahkan memberi lebih sebagai wujud pertobatannya. Itulah rahmat bagi orang yang ingin menemukan Tuhan. Dan rahmat terbesar bagi kita adalah Sang Gembala baik, yang mau mencari dan menyelamatkan domba-Nya yang hilang serta membimbing kembali.

Membangun Niat

1. Bagaimana saya merasakan bahwa Tuhan yang hadir dan menyapa dalam diri dan hidup saya setiap saat?
2. Bagaimana saya sebagai murid Tuhan menemukan Tuhan yang hadir dalam pribadi orang-orang di sekitar saya, terutama mereka yang berbeda, yang saya anggap berdosa atau orang-orang yang bersalah kepada kita?

Doa Umat

P. Kami berdoa bagi para pemimpin Gereja-Mu, ya Bapa berkatilah para Uskup, Imam dan Diakon kami, semoga mereka senantiasa berusaha untuk mewartakan kasih-Mu kepada semua orang sehingga semakin banyak orang merasakan dan menemukan Engkau yang hadir di dunia. Kami mohon.
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

P. Kami berdoa bagi semua orang yang saat ini sedang mengalami kesedihan, keputusasaan dan sakit, semoga mereka dapat merasakan kehadiran-Mu yang selalu menjaga dan menyapa mereka melalui para perawat, dokter, keluarga dan setiap orang yang berkunjung, sehingga kesadaran itu memampukan mereka bangkit dari keterpurukan dan menerima segala yang terjadi. Kami mohon.
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

P. Kami berdoa pula bagi diri kami yang hadir disini, semakin banyaknya daya tarik dunia terkadang membuat kami lupa untuk bersekutu dengan-Mu. Kami mohon kepada-Mu agar mengampuni kesalahan kami dan memberi kami kekuatan kepada kami agar berani memasuki keheningan batin sehingga dapat mendengar dan merasakan kehadiran-Mu sebagaimana yang dialami oleh Zakheus. Kami mohon.
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

P+U. Bapa kami,......................................

Doa Arah Pastoral

Allah Bapa yang Mahabaik, kami mengucap syukur kepada-Mu atas kesetiaan-Mu mendampingi kami dalam gerak langkah umat-Mu di Keuskupan Agung Jakarta selama ini. Kami bersyukur pula atas Arah Dasar Pastoral KAJ yang baru, yang dapat kami jadikan tuntunan dalam perziarahan kami selanjutnya hingga tahun 2015 nanti. Bantulah kami, dalam keluarga, komunitas, lingkungan, wilayah dan paroki untuk terus berusaha memahami dan mengupayakan terwujudnya Arah Dasar Pastoral ini, dalam kehidupan menggereja sehari-hari. Yesus, Tuhan dan Guru kami, bimbinglah kami untuk terus bertekun: memperdalam dan menghayati iman akan Dikau meneladan Engkau sebagai Gembala yang Baik semakin murah hati dan dengan rendah hati giat melibatkan diri dalam berbagai permasalahan sosial di sekitar kami terutama kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup dan intoleransi. Ya Roh Kudus, kobarkanlah semangat kami untuk menjadikan setiap orang dan seluruh alam ciptaan saudara kami, untuk semakin ramah, rela menyapa, memelihara, giat saling membantu dalam lingkungan dan masyarakat kami. Jadikanlah kami umat-Mu yang mau berbagi dengan tulus hati. Bersama Bunda Maria dan para kudus pelindung kami, kami persembahkan doa, cita-cita, harapan, niat dan upaya kami kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan, Gembala dan Penyelamat kami. Amin.

Doa Penutup

Allah Bapa kami, Engkau telah mengutus Yesus ke dunia, sehingga kami dapat mengenal siapa Allah kami. Dan kami yakin bahwa kehadiran-Mu senantiasa berlangsung sampai saat ini. Kami berterima kasih akan peneguhan yang Engkau berikan dalam Ibadat kali ini. Semoga kami senantiasa meluangkan waktu untuk mendengar dan menyapa Engkau dan menemukan Engkau dalam pribadi orang-orang di sekitar kami. Sehingga kehadiran-Mu menyapa dan menguatkan kami agar selalu berani berbagi sebagai umat-Mu. Semuanya ini kami haturkan kepada-Mu melalui Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Berkat dan Pengutusan

P. Tuhan beserta kita
U. Sekarang dan selama-lamanya
P. Semoga keluarga kita masing-masing senantiasa dibimbing, dilindungi dan diberkati oleh berkat Allah yang mahakuasa, Bapa, Putra dan Roh Kudus
U. Amin
P. Saudara/i sekalian Ibadat kita sudah selesai
U. Syukur kepada Allah
P. Marilah kita pergi untuk diutus mewartakan kasih Allah dalam keluarga dan sesama
U. Amin.

Sumber: APP 2012 KKKS - KAJ
Terima kasih untuk Gema Paroki Pejompongan yang sudah mengirimkan artikel ini

PENGANTAR APP 2012 Dipersatukan Dalam Ekaristi, Diutus Untuk Berbagi -- Keuskupan Agung Jakarta


PENGANTAR


Aksi Puasa Pembangunan 2012 menjadi kesempatan yang baik bagi umat KAJ untuk melanjutkan dan mendalami tema APP 2011 (Mari Berbagi) dalam konteks tahun 2012 sebagai Tahun Ekaristi dan menjadikan sebagai sarana untuk mewujudkan Arah Dasar Pastoral KAJ tahun 2011-2015. Bagaimana usaha kita untuk menemukan tema agar membantu kita dalam masa prapaskah yang dapat menggerakkan kita pada aksi nyata, tentunya bukan usaha yang mudah. Tetapi kita bersyukur dengan proses yang baik akhirnya Keuskupan Agung Jakarta mempunyai Tema APP 2012: "Dipersatukan Dalam Ekaristi Diutus Untuk Berbagi"

Untuk memperdalam tema diatas, perjalanan permenungan kita menggunakan pola MERENUNGKAN dan GERAKAN AKSI NYATA. Sehingga dalam setiap pertemuan selalu akan diajak untuk membangun niat secara pribadi ataupun bersama-sama. Kita mempunyai 5 kali pertemuan. Pertemuan pertama, kita diajak untuk melihat kemurahan hati Yesus Sang Gembala Baik yang mau menyapa Zakheus dan bagaimana Zakheus menemukan Allah. Zakheus menemukan Tuhan yang hadir dalam diri Yesus Sang Gembala Baik. Tuhan yang berinisiatif dan mencari. Tuhan seperti apakah itu? Tuhan yang mau menyapa dengan kasih. Pertemuan kedua, kita akan merenungkan lebih dalam KASIH YESUS dalam Injil Yohanes. Yohanes tidak menceritakan Yesus mengadakan perjamuan (ekaristi) dalam Injilnya. Ia menceritakan pembasuhan kaki yang terjadi pada peristiwa yang sama. Yesus hadir dengan penuh kasih dan teladan bagi para murid. Iman perlu diwujudkan dalam tindakan konkret yaitu dengan menjadi gembala baik yang melayani dengan penuh kasih, ketulusan dan kerendahan hati. Di situ nampak Yesus sebagai gembala memberi teladan pengosongan diri sehabis-habisnya untuk melayani manusia.

Pertemuan ketiga, setelah kita melihat kehadiran Yesus dan teladan-Nya dalam pertemuan pertama dan kedua, kini Yesus menantang dan mengundang kita untuk membuat langkah iman yang sulit. Kadang-kadang langkah iman yang sulit itu mengguncangkan kita karena Yesus membawa kita pada semangat yang berbeda dengan apa yang kita pikirkan. ".... kamu yang harus memberi mereka makan.... adalah sebuah ungkapan yang dinyatakan Yesus kepada para murid (Matius 14:13-21). Pada pertemuan ini kita diundang oleh Tuhan untuk siap berkorban dan melayani sesama. Implikasi dari pengorbanan dan pelayanan itu adalah terbangunnya semangat persaudaraan sejati. Dalam pertemuan keempat, kita semakin ditantang oleh Yesus bahwa ketika kita mau menjalankan pelayanan kita meskipun banyak tantangan, tidak dihargai bahkan ditolak, maka kita tetap mengikuti Yesus dengan terus melayani. Ajakan Yesus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia, adalah cara bagaimana kita tetap bertahan dalam pelayanan meskipun tidak dihargai. Dengan demikian, kita tetap mengorbankan seluruh diri kita yaitu waktu, tenaga, pikiran, hati dan bahkan nyawa kita sendiri. Bentuk pelayanan yang seperti inilah yang bisa dikatakan pelayanan yang sungguh-sungguh murah hati dan tidak memperhitungkan perasaan dan kepentingan pribadi karena sebuah pelayanan yang murah hati tidak pernah menghitung-hitung untung dan rugi atau suka dan tidak suka.

Dan dalam pertemuan kelima adalah rangkuman dari perjalanan permenungan. Jika kita sungguh-sungguh menjalankan semangat yang coba dibangun dalam pertemuan pertama sampai keempat, kita menjadi ROTI HIDUP. Itulah ciri hidup yang ekaristis. Cara hidup yang ekaristis tersebut menggugah kita menuju pada cita-cita yang terdapat dalam ARDAS KAJ 2011-2015 yaitu meningkatkan iman yang mendalam akan Yesus Kristus, mengembangkan semangat persaudaraan sejati dan melakukan pelayanan kasih kepada sesama. Cita-cita hidup beriman KAJ ini dihayati pada Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup beriman. Maka ekaristi sebagai suatu perayaan liturgial menjadi sebuah perayaan kehidupan dalam semangat berbagi. Mengapa? Karena melalui ekaristi kita menimba Sabda Allah dan menjadikannya kekuatan dalam menjalani hidup untuk mengabdi dan berbakti kepada-Nya, yang terjawantahkan dalam pelayanan bagi sesama.

Kami, Komisi Kerasulan Kitab Suci KAJ bersama dengan Komisi PSE, KOMSOS, dan Komisi Katekese mengucapkan banyak terima kasih atas kerjasama dan usahanya, khususnya para romo yang sudah memberikan waktu, pengetahuan dan permenungannya sehingga proses pembuatan buku panduan pendalaman iman dan VCD ini dapat berjalan dengan baik. Tentunya kami masih mempunyai kekurangan di sana-sini, untuk itu kami sangat terbuka akan masukan yang baik dan membangun bagi kita semua. Semoga bahan ini bisa membantu untuk pendalaman di lingkungan, kelompok-kelompok kategorial, ataupun komunitas-komunitas Katolik lainnya. Tuhan memberkati.


P. Romanus Heri Santoso, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy