| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 08 Maret 2012 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Kamis, 08 Maret 2012
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

"Jangan takut akan Kristus. Dia memberikan segala sesuatu kepadamu." --- Paus Benediktus XVI

Antifon Pembuka (Mzm 139:23-24)

Ya Tuhan, ujilah dan selidiki jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.

Doa


Ya Tuhan, betapa kecil dan rapuh iman kami kepada-Mu. Kirimkanlah kepada kami orang-orang yang benar dan saleh sehingga kami dapat belajar dari mereka bagaimana berpasrah kepada-Mu. Karena Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)


"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."

Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840

Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)

"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Melalui warta Injil hari ini, kita disuguhi kisah orang kaya dan Lazarus si miskin. Di dunia, orang kaya ini hidup dalam kemewahan, sedangkan Lazarus menderita. Si kaya tidak peduli dengan keadaan Lazarus. Dia begitu mengandalkan kekuatan dan harta bendanya. Sedangkan Lazarus tidak punya andalan apa-apa selain Tuhan. Setelah keduanya mati, keadaan berputar 180 derajat. Orang kaya itu masuk ke dalam penderita kekal, sedangkan Lazarus mengalami kebahagiaan abadi. Apa yang salah dengan si kaya itu? Kesalahannya bukan terletak pada kekayaannya, tetapi pada sikapnya yang keliru terhadap harta benda. Dia begitu mengagungkan harta duniawi sehingga mengabaikan Tuhan dan sesama, terutama yang menderita.

Bacaan I dengan tegas pula menandaskan hal ini, ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia…. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan”. Tanda bahwa kita mengandalkan Tuhan antara lain terwujud dalam sikap rela berbagi dengan sesama, peduli, dan berlaku adil.


Ya Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau rela berbagi denganku, bahkan rela menyerahkan nyawa-Mu untuk keselamatanku. Ajarilah aku untuk senantiasa bersandar pada-Mu dan rela berbagi dengan sesama. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Peringatan St Perpetua dan Felisitas

Perpetua dan Felisitas adalah martir-martir Kristiani pada abad ke-3. Perpetua lahir tahun 181. Ia menikah pada usia 22 tahun; seorang wanita bangsawan dan seorang ibu yang bekerja sebagai perawat. Ia menjadi martir bersama Felisitas, hambanya, seorang ibu yang sedang menantikan kelahiran anaknya. Mereka bersama-sama menderita di Kartago, Afrika Utara, daerah jajahan Roma.

Di dalam Passion of St. Perpetua, St. Felicitas and their Companions dikatakan bahwa sekitar tahun 203 ada 5 orang katekumen, di antaranya Perpetua dan Felisitas, ditangkap dan dibunuh karena iman mereka. Tanggal kemartiran mereka secara tradisional ditetapkan 7 Maret tahun 203

Rabu, 07 Maret 2012 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Rabu, 07 Maret 2012
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

“Sekarang adalah giliranku untuk menderita. Tetapi akan tiba saatnya aku akan berbahagia” (St. Perpetua)

Antifon Pembuka (Mzm 38:22-23)

Jangan Kautinggalkan daku, ya Tuhan Allahku, jangan Kaujauhkan diri-Mu daripadaku. Bergegaslah menolong aku, ya Tuhan penyelamatku

Doa Pagi

Yesus Tuhan kami, kuasailah kami dengan kasih-Mu agar tidak menuntut orang lain sesuai dengan kehendak sendiri, terlebih untuk mencari kebesaran dan kehormatan diri, melainkan rela menjadi hamba, melayani dengan tulus dan baik. Sebab Engkaulah Putera Bapa, sumber kekuatan dan kasih kami untuk selama-lamanya. Amin.


Orang yang berkata dan bertindak benar pasti akan mendapatkan banyak tantangan. Banyak orang senang berkata dan bertindak yang tidak benar. Mereka merasa nyaman dengan keadaannya. Maka bila ada orang yang berbeda paham, hidup mereka merasa terancam. Mereka berusaha mencari cara untuk melawannya. Inilah tantangan para nabi, utusan Allah yang benar.

Bacaan dari Kitab Yeremia (18:18-20)

"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."

Para lawan Nabi Yeremia berkata, “Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!” “Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Mereka telah menggali lubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat. (Mzm 31:5-6.14.15-16; R:17b)
1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.
3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.

Menjadi anggota Gereja Katolik berarti masuk ke dunia yang penuh dengan salib. Inilah konsekuensi yang harus dipenuhi orang beriman katolik. Kebahagiaan dan keselamatan mesti dicapai melalui salib penderitaan. Yesus sendiri telah melalui jalan salib untuk mencapai keselamatan Allah. Dia mengurbankan jiwa raga-Nya menjadi tebusan banyak orang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:17-28)

"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."

Pada waktu Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olok, disesah dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus beserta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, “Apa yang kau kehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Inilah sisi yang terlupakan, saat seseorang menginginkan suatu jabatan publik, yaitu penderitaan. Dua bersaudara, Yakobus dan Yohanes, meminta jabatan. Mereka menggunakan pengaruh ibunya, yang sering melayani Yesus dengan kekayaannya. Namun Yesus tak tergoyahkan tentang isi dari jabatan, yakni pelayanan dan penderitaan. Kesadaran akan kedua hal tersebut menjadikan jabatan sungguh bermakna.


Doa Malam

Bapa yang Mahabaik, terima kasih karena kami boleh merasakan kelimpahan kasih Bapa sepanjang hari ini. Ampunilah kami bila kurang melayani sesama dengan penuh kasih. Dengan rendah hati kami mohon semoga Engkau berkenan menyempurnakan, sehingga hidup kami pantas menjadi persembahan dan pujian kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.



RUAH

Selasa, 06 Maret 2012 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Selasa, 06 Maret 2012
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan (Mat 23:12)

Antifon Pembuka

Terangilah mataku, agar aku jangan tertidur dalam maut; jangan sampai musuhku berkata: Dia telah kukalahkan!

Doa Renungan


Allah Bapa yang mahakudus, kami memuji dan memuliakan nama-Mu, karena kasih karunia yang kami peroleh dari-Mu. Hari ini Engkau menghendaki kami saling melayani dan merendahkan diri. Nyatakanlah sabda-Mu ini dalam perbuatan kami ya Bapa, agar orang yang memandangnya memuliakan nama-Mu dan merasakan kehadiran-Mu. Buatlah kami agar tidak membanggakan diri, sebab hanya Engkaulah yang patut kami banggakan, kini dan selama-lamanya. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (1:10.16-20)

"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."

Dengarlah firman Tuhan, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! Marilah, baiklah kita berperkara! --firman Tuhan--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, Tuhan yang mengucapkannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itulah yang engkau lakukan, apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan engkau? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.
4. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan dari Allah

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Buanglah daripadamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)

"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."

Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Ada pepatah kuno mengatakan, ”Emas tetaplah emas sekalipun keluar dari mulut anjing”. Pepatah itu menandaskan bahwa perkataan, nasihat, dan ajaran yang baik dan bermutu tetap sesuatu yang baik dan bermutu walaupun datang dari orang yang tidak baik. Kita tetap diharapkan memberi perhatian akan hal itu. Hanya kerap muncul penolakan dari diri kita, ”Ah…, dia sendiri tidak melakukannya, buat apa kita melaksanakannya?”

Injil hari ini memuat peringatan Yesus kepada para pengikut-Nya supaya mereka kritis terhadap Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Ajaran mereka yang baik dan benar mesti dilakukan. Lagi pula mereka memiliki otoritas untuk mengajar. Akan tetapi, Yesus mengingatkan para pengikut-Nya untuk tidak mencontoh perbuatan Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena mereka tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Dengan itu, Yesus mau menandaskan betapa pentingnya keselarasan perbuatan dan perkataan agar para pengikut-Nya tidak jatuh dalam sikap munafik.

Sabda Yesus merupakan sebuah tantangan bagi kita agar kita selalu menyelaraskan perbuatan dan perkataan kita. Kalau kita bisa menyelaraskan keduanya, kita senantiasa diharapkan mampu menghasilkan pertobatan sejati yang berbuah lewat sikap rendah hati, melayani, adil dan berbelas kasih. Maukah kita?

Ya Tuhan, syukur atas sabda-Mu hari ini. Semoga aku senantiasa mampu menyelaraskan perbuatan dan perkataanku, serta menghasilkan buah-buah pertobatan. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 05 Maret 2012 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Senin, 05 Maret 2012
Hari Biasa Pekan II Prapaskah


“Pandanglah setiap pencobaan sebagai suatu undangan untuk bertumbuh dalam suatu keutamaan khusus” (St. Filipus Neri)

Antifon Pembuka

Selamatkanlah aku, ya Tuhan, dan kasihanilah aku. Aku menempuh jalan yang lurus dan memuji Tuhan dalam himpunan umat (Mzm 26:11-12)


Doa Pagi


Bapa yang murah hati, Yesus Putera-Mu mengajarkan agar kami bermurah hati seperti Engkau sendiri. Utuslah Roh Kudus-Mu untuk menyertai kami dalam hidup sehari-hari sehingga kami mampu bersikap murah hati terhadap sesama, tidak main hakim dan hukum, rela mengampuni dan bersedia memberi seperti Engkau. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Salah satu wujud sikap dewasa adalah mengenal diri apa adanya. Dia mau mengakui sebagai pribadi yang lemah, kecil, sering berbuat salah dan dosa. Bahkan ia pantas mendapat hukuman Allah yang Mahabesar dan dahsyat. Namun ia juga sadar bahwa Allah itu Maharahim. Dia berbelas kasih dan siap mengampuni orang yang rendah hati mengakui kesalahan dan bertobat.


Bacaan dari Nubuat Daniel (9:4b-10)

"Kami telah berbuat dosa dan salah."

Ah, Tuhan, Allah yang Mahabesar dan dahsyat, yang memegang perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu, kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu. Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar! Patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem, dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri ke mana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad kepada Engkau. Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan, walaupun telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.
Ayat. (Mzm 79:8.9.11.13; Ul: 103:10a)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Adil merupakan sikap yang memberikan ‘sesuai’ dengan hak seseorang. Sedangkan pemberian yang ‘berlebih’ merupakan ungkapan sikap murah hati. Allah Bapa sangat berbelas kasih dan murah hati kepada semua orang. Orang beriman hendaknya mempunyai sikap yang sama. Ketika memberi dengan lebih, Allah akan menggantinya berlipat ganda di dalam Kerajaan Surga

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:36-38)

"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaknya kamu murah hati, sebagaimana Bapa-Mu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah, dan kamu akan diampuni. Berilah, dan kamu akan diberi; suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Sikap murah hati adalah sikap ilahi. Kemurahan yang kita bagikan kepada sesama mengandung dimensi ilahi justru karena meneladan sikap Bapa. Maka orang yang pelit, tak ada ahrapan untuk mendapat kemurahan dari tangan Allah. Pesan Injil hari ini: Janganlah pelit, juga dalam hal memberikan maaf kepada sesama yang bersalah kepada kita.

Doa Malam

Ya Bapa yang penuh belas kasih, kami sadar akan kedosaan kami yang tidak jauh berbeda dengan nenek moyang kami, selalu ingkar dan memberontak terhadap hukum dan suara-Mu. Ampunilah dan kasihanilah kami; jangan biarkan kami terbenam dalam kedosaan. Semoga besok kami dapat memperbaiki diri. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

Pertemuan IV APP: Syarat mengikuti Yesus - Keuskupan Agung Jakarta

PERTEMUAN 4
METODE SHARING 7 LANGKAH


SYARAT MENGIKUTI YESUS


INJIL MARKUS 8:31-38

Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam

Pengantar

Pada pertemuan ke-3 kita telah merenungkan mengenai kisah Yesus yang memberi makan 5000 orang. Dalam kisah itu nampak bahwa Yesus sungguh-sungguh ingin membuka hati kita, ketika mau melayani, kita harus mau terbuka dan keluar dari diri kita masing-masing. Dalam pertemuan ke-4 ini kita semakin bditantang oleh Yesus bahwa ketika kita mau menjalankan pelayanan kita meskipun banyak tantangan, tidak dihargai bahkan ditolak, maka kita tetap mengikuti Yesus dengan terus melayani.

Ajakan Yesus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia adalah cara bagaimana kita tetap bertahan dalam pelayanan meskipun tidak dihargai. Dengan demikian, kita tetap mengorbankan seluruh diri kita yaitu waktu, tenaga, pikiran, hati dan bahkan nyawa kita sendiri. Bentuk pelayanan yang seperti inilah yang bisa dikatakan pelayanan yang sungguh-sungguh murah hati dan tidak memperhitungkan perasaan dan kepentingan pribadi karena sebuah pelayanan yang murah hati tidak pernah menghitung-hitung untung dan rugi atau suka dan tidak suka.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang mahakasih, kami bersyukur kepada-Mu atas segala rahmat dan berkat yang Engkau curahkan dalam kehidupan kami. AJarilah kami untuk berani menanggapi ajakan-Mu untuk menjadi murid-murid-Mu yang sejati. Bantulah kami supaya kami bisa memiliki kekuatan untuk berani menyangkal diri, memikul salib dan akhirnya kami mengikuti Engkau secara total dalam kehidupan dan pelayanan kami sehari-hari. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

Lagu Pengantar Bacaan

Pembacaan Kitab Suci: Injil Markus 8:31-38

Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Pendalaman Sabda

  • Perikop ini menceritakan tentang kehidupan Yesus yang harus mengalami penderitaan, ditolak dan dibunuh dan bangkit. Namun, kenyataan ini tidak bisa dipahami oleh Petrus. Bahkan ia menarik Yesus dan menegur-Nya (ayat 32). Kenapa hal ini terjadi? Karena Petrus memikirkan apa yang dipikirkan manusia yaitu bahwa jika seseorang melakukan pelayanan maka seharusnya tidak menderita dan bahkan diterima oleh banyak orang. Inilah gambaran kita manusia yang memahami pelayanan sebatas yang mendatangkan kesukaan, kesenangan, kebahagiaan, kenyamanan diri, diterima dengan baik. Padahal pelayanan yang menurut ukuran Allah adalah pelayanan yang berani sampai pada titik penyangkalan diri dan memanggul salib. Konkritnya: ditolak, melakukan pelayanan tetap dengan tulus walaupun kita tidak sukai dan bahkan menderita.
  • Yesus melihat pikiran Petrus yang menganggap pelayanan itu penuh dengan penerimaan dari pihak lain dan tidak ada penolakan, dianggap sebagai pemikiran iblis. Maka untuk sampai pada penyangkalan diri, memanggul salib harus memiliki persepsi yang sama dengan apa yang dikehendaki Allah. Kehendak Allah tidak lain adalah terus bertekun di dalam pelayanan, di dalam sesulit apapun tantangan itu. Menemukan kedamaian dalam situasi itu sehingga kita tetap bertahan dalam pelayanan. Sehingga kita berani untuk kehilangan nyawa sekalipun untuk pelayanan itu.
  • Ketika kita merayakan Ekaristi, pada bagian akhir, kita diutus. Maka perutusan itu memberi kita kekuatan untuk menghadapi situasi serta tantangan apapun yang akan kita hadapi dalam pelayanan kita. Ekaristi memampukan kita untuk semakin bertahan di dalam perutusan.

Tahap Permenungan (Metoda Sharing 7 Langkah)

Membangun Niat

1. Apa bentuk penyangkalan diri kita di dalam pelayanan mengikuti Yesus?
2. Apa bentuk memanggul salib dalam pelayanan mengikuti Yesus?

Doa Tahun Ekaristi

Allah Bapa yang Maha Pengasih, kami bersyukur atas karya penyelamatan-Mu melalui Yesus Kristus Putra-Mu, yang kami rayakan dalam Ekaristi. Ya Yesus, kami bersyukur dengan mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Mu, iman kami semakin diteguhkan; dan dengan menyambut Tubuh dan Darah-Mu, kami dipersatukan dengan Dikau dan sesama. Ya Roh Kudus, kami bersyukur,melalui bimbingan-Mu iman kami senantiasa diperbaharui, setiap kali merayakan Ekaristi. Semoga Tahun Ekaristi ini menjadi tahun peziarahan bagi iman bagi kami, sehingga kami semakin dipersatukan, diteguhkan dan diutus untuk berbagi pada sesama. Bunda Maria, Bunda kaum beriman, doakanlah kami. Amin

Doa Penutup

Allah Bapa, terima kasih atas kemurahan hati-Mu atas kekuatan yang Kauberikan kepada kami untuk menyangkal, memanggul salib, dan mengikuti Engkau. Semoga permenungan hari ini membantu kami untuk membuka hati dan pikiran kami supaya dalam pelayanan kami bertekun dalam damai meskipun menghadapi berbagai kesulitan, tantangan, dan penolakan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Berkat dan Pengutusan

P. Semoga Tuhan beserta kita
U. Sekarang dan selama-lamanya
P. Semoga kita semua diberkati oleh Allah yang mahakuasa, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.
P. Dengan ini ibadat kita sudah selesai.
U. Syukur kepada Allah

Lagu Penutup

Gagasan Dasar Tema APP 2012 Keuskupan Agung Semarang “Katolik sejati harus peduli dan berbagi”!


Pengantar

Tema APP tahun 2011 adalah “Inilah Orang Katolik Sejati.” Tentu saja setelah tema tersebut didalami dalam pertemuan-pertemuan lingkungan, sekolah-sekolah sudah ditemukan beberapa butir yang dapat dijadikan pegangan untuk memberi kesaksian hidup di tengah umat dan masyarakat. Buah-buah yang diharapkan tumbuh dari pendalaman tema tersebut adalah ditemukannya kekhasan atau bahkan keunggulan sebagai orang katolik sejati. Dan rasanya sayang kalau buah-buah yang sudah ditemukan tersebut kemudian dilupakan. Maka pada tahun 2012 tema yang kita pilih adalah tema yang masih berkaitan erat dengan tema tahun 2011, yaitu “Katolik Sejati Harus Peduli dan Berbagi”.

Tema kali ini boleh dikatakan menjadi sebuah penegasan salah satu kekhasan sebagai orang katolik sejati, yakni sikap peduli dan kerelaan untuk berbagi. Semangat peduli dan berbagi ini sebenarnya sudah menjadi ciri khas murid-murid Yesus Kristus sejak Gereja Perdana (bdk. Kis 4:32-47). Bagaimana di zaman kita sekarang ini yang masih diwarnai korupsi dan keserakahan yang tak terkendali? Bagi kita sebagai murid-murid Yesus Kristus semangat berbagi dan membangun kepedulian kepada sesama merupakan konsekuensi atas panggilan kita sebagai pengikut Yesus Kristus. Maka dari itu membangun kepedulian dan berbagi kepada orang lain merupakan sebuah keharusan. letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikianlah pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

Pokok-pokok permenungan

a. Hidup para pengikut Yesus Kristus (kumpulan orang yang telah percaya) mempunyai kekhasan. Kekhasan mereka adalah : sehati dan sejiwa; tidak mementingkan diri sendiri solidaritas (tidak seorangpun yang berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri)

b. Buah dari cara hidup seperti itu adalah: keadilan (tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; masing-masing mendapat bagian sesuai dengan kebutuhannya). Jika ada keadilan pasti ada kesejahteraan (mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah).

c. Kekhasan hidup pengikut Yesus Kristus (Gereja Perdana) inilah yang tetap kita pertahankan sampai sekarang. Semangat solidaritas, mau berbagi kepada yang lain terutama yang membutuhkan menjadi gerakan mulia jika didasarkan pada semangat bela rasa. Semangat bela rasa kita didasarkan pada semangat belarasa Allah dalam diri Yesus Kristus yang tetap menjunjung tinggi dan mengutamakan kemanusiaan dan keadilan. Terutama nilai kemanusiaan dalam keutuhannya / hidup dalam kelimpahan (bdk. Yoh 10:10)

d. Sebagai warga Gereja kita diajak untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan tersebut didasarkan pada nilai-nilai iman. Maka dari itu kita membutuhkan prinsip-prinsip yang tegas dan kuat. Prinsip-prinsip tersebut terkait erat dengan moral kristiani.

d. Meningkatnya dan berkembangnya sistem kerjasama dalam gerakan kesejahteraan bersama sebagai ungkapan tanggungjawab bersama.

2. Latar Belakang Tema

Perjuangan untuk mewujudkan hidup sejahtera merupakan panggilan hidup dan tanggungjawab setiap pribadi manusia bersama lingkungan hidup setempat. Perjuangan hidup sejahtera dalam perjalanan hidup setiap pribadi manusia, khususnya mereka yang rentan sosial ekonominya menghadapi banyak tantangan dan kendala dalam proses perwujudannya. Kendala dan tantangan dewasa ini antara lain:

  • Ketidakmampuan dalam mencermati dan memahami arti serta makna hidup sejahtera yang benar Ketidakmampuan dalam menanggapi dengan cerdas pengaruh konsumerisme, khususnya media cetak dan elektronik Ketidakmampuan dalam memisahkan antara pemenuhan keinginan dan kebutuhan hidup sekarang ini dan besok
  • Ketidakmampuan dalam melihat dan menangkap peluang untuk membangun dan menghayati hidup sejahtera dalam keadilan dan kebenaran
  • Ketidakmampuan masyarakat pedesaan dan pinggiran kota akibat infrastruktur fisik dan sosial terbatas
  • Kepemimpinan publik kurang mengarus-utamakan kepentingan masyarakat
  • Kesenjangan sosial ekonomi yang tercipta karena ketidakadilan
  • Kendala dan tantangan tersebut menjadi tanggungjawab kita bersama sebagai warga Gereja dan masyarakat pada umumnya.
  • Gambaran akan tanggungjawab bersekutu diungkapkan dengan jelas oleh Santo Paulus bahwa Gereja adalah Tubuh Kristus (bdk. 1Kor 12:27).

Dalam menanggapi panggilan dan perutusannya, persekutuan gerejawi Katolik mengingat kembali suara kenabian dan tindakan nyata melalui St. Yohanes Krisostomus. Beliau menyatakan bahwa kekayaan menjadi milik beberapa orang agar mereka bisa memperoleh rahmat dengan membagi-bagikannya kepada orang miskin. Kekayaan adalah harta dari Allah dan harus dipergunakan dan disebarluaskan agar orang-orang yang berkekurangan pun boleh menikmatinya. Hal yang senada juga ditegaskan oleh Paus Benedictus XVI dalam ensiklik Deus Caritas Est. Dalam ensiklik tersebut ditegaskan bahwa “pelayanan kasih sebagai wujud berbagi adalah sekaligus pelayanan rohani manusiawi karena pelayanan kasih itu merupakan kuasa rohani yang menjalankan tanggung jawab mendasar Gereja yang adalah wujud kasih akan sesama” (Deus Caritas Est no.21). Kasih akan diri sendiri, keluarga, komunitas, masyarakat serta lingkungan hidup mempunyai tujuan untuk memperbaiki diri, keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungan hidup serta mengambil langkah-langkah konkret untuk mewujudkannya demi hidup sejahtera bersama (bdk. Caritas in Veritate no.7 dan 13).

3. Misi Tema APP 2012: Perutusan Bersama

Melakukan Penyadaran: Melalui aneka macam cara kita perlu menumbuhkan kesadaran diri sebagai putra-putri Allah. Kita semua diundang untuk berpartisipasi dan memberi sumbangsih dalam karya penciptaan guna memenuhi hidup sejahtera.

Melakukan Pembaharuan Komitment: penyadaran yang dilakukan akan menumbuhkan pembaharuan cara hidup yang mendalam dan di dalam membangun dan mengembangkan iman yang terungkap dalam perbuatan baik.

Melakukan Pembaharuan Bersama: kesadaran bahwa setiap orang beriman Katolik adalah anggota keluarga Allah dan juga anggota Tubuh Kristus yang satu dan hidup. Dalam mensikapi cara hidup dalam kebersamaan, umat beriman perlu menghayati perutusan solidaritas kristiani. Kesediaan membangun kebersamaan sejahtera akan mewujudkan cita-cita Kristus untuk selalu hidup dalam persekutuan dan persaudaraan.

Melakukan Pembangunan dan Pengembangan Kerjasama dan Jejaring: kesadaran bahwa hidup manusia tidak sendirian. Ia hidup bersama dengan orang lain. Maka dari itu undangan Tuhan untuk membangun kerjasama dengan semua pihak dan bahkan alam harus ditanggapi dengan penuh syukur.

Melakukan Penataan dan Pemajuan Wadah Kerjasama: kesadaran akan Sabda Tuhan bahwa “dua atau tiga orang berkumpul atas nama-Ku, maka Aku hadir di tengah-tengah mereka”...yang telah terungkap dalam hidup persekutuan (lingkungan, wilayah, paroki, KBG) harus terus-menerus ditata secara integratif antara hidup rohani dan jasmani. Cara hidup persekutuan tersebut mengarah kepada menata dan memajukan kemampuan dan ketrampilan hidup sosial ekonomi.

4. Kaitan Katolik Sejati dan Kesejahteraan dalam Konteks KAS Alinea ke-2 ARDAS KAS 2011-2015 menyatakan bahwa “Dalam masyarakat Indonesia yang sedang berjuang menuju tatanan hidup baru yang adil, damai, sejahtera, dan demokratis, umat Allah berperan secara aktif mengembangkan habitus baru berdasarkan semangat Injil dengan beriman mendalam dan tangguh, serta ambil bagian mewujudkan kesejahteraan umum.” Pernyataan ini menjadi sebuah penegasan bahwa umat Allah KAS dipanggil untuk mewujudkan kesejahteraan. Umat Allah KAS ingin berperan serta dalam usaha-usaha yang mulia itu.

Kesejahteraan hidup manusia bisa terwujud bila kebutuhankebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan terpenuhi. Kalau konsep atau gambaran tentang kesejahteraan ini dibaca dalam konteks pemenuhan salah satu kebutuhan dasar hidup, yaitu pangan maka panggilan untuk mewujudkan kesejahteraan merupakan sebuah keharusan. Hal ini secara tegas dinyatakan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya sebagaimana diceritakan dalam Mat 14:13-21. Banyak orang terus mengikuti Yesus. Sampai menjelang malampun mereka tetap mengikuti Yesus. Para murid menjadi khawatir dan gelisah sebab tempat mereka berkumpul itu sunyi. Mereka mengatakan kepada Yesus supaya orang banyak itu pergi dan mencari makanan di desa- desa (bdk. ay 15). Namun Yesus menegaskan “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” (Mat 14:16).

Terinspirasi dari teks Mat 14:13-21 tersebut, melalui pendalaman APP tahun 2012 kita akan melanjutkan permenungan kita mengenai kesejatian orang katolik. Ada banyak ciri yang menunjukkan kekatolikan. Misalnya saja semangat nasionalisme yang tampak dalam diri tokoh-tokoh seperti Mgr Albertus Soegijapranata, Agustinus Adisutjipto, Ignatius Slamet Riyadi, Ignatius Joseph Kasimo dll. Atau semangat kerasulan dalam pewartaan iman seperti Barnabas Sarikromo dan tokoh-tokoh lainnya. Kita barangkali harus menunggu lama hadirnya kembali tokoh-tokoh seperti itu.

Kita sendiri dalam konteks kehidupan yang sederhana dapat mewujudkan katolik sejati kita dengan kerelaan berbagi kepada sesama kita.

Sebagaimana dalam Injil Matius yang dikutip di atas, semangat berbagi diawali dengan hal yang sederhana, yakni lima roti dan dua ikan. Ini menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk tidak berbagi karena tidak mempunyai sesuatu yang lebih. Meskipun kita mempunyai sedikit namun kita tetap bisa berbagi. Kisah persembahan janda miskin (Luk 21:41-44) kiranya merupakan contoh yang tepat yang menunjukkan semangat berbagi.

Dalam keterbatasan bahkan dalam kekuranganpun kita masih dapat berbagi dan berbuat kebaikan bagi orang lain. Semangat berbagi ini terus menerus digulirkan di KAS. Konggres Ekaristi I tahun 2008 juga menekankan semangat berbagi. Tentu masih ada banyak gerakan yang tumbuh di kalangan umat basis yang menampakkan semangat berbagi ini sebagai sebuah perwujudan iman. Misalnya saja gerakan menyisihkan uang jajan bagi anak-anak sekolah dasar sebagai bentuk kepedulian kepada teman-teman yang tidak mampu sekolah.

Kebijakan-kebijakan di KAS ini juga selalu menampakkan kepedulian kepada orang miskin dan mendorong umat untuk selalu terlibat dalam mengatasi masalah sosila ekonomi. Dana papa miskin yang semula 10% dinaikkan menjadi 15%. Selain itu di beberapa paroki juga tumbuh dengan subur aneka macam cara untuk membantu sanak saudara yang berkekurangan. Semangat berbagi dan peduli telah mendarah daging dalam kehidupan umat. Dan memang inilah salah satu kekhasan hidup kita sebagai murid-murid Yesus Kristus. Yesus Kristus hadir di tengah-tengah umat dan membagikan kebaikan Allah sendiri dengan sabda dan karya-Nya. Yesus datang supaya semua orang mempunyai hidup dan mempunyainya dalam kelimpahan (bdk. Yoh 10:10)

5. Pendasaran teologis

Prinsip Gereja adalah preferential option with the poor. Prinsip inilah yang diperjuangkan bersama dalam kehidupan masyarakat. Semangat dasar ini diambil dari semangat Yesus Kristus sendiri yang juga memperhatikan serta mengutamakan yang kecil dan tak berdaya, ”Aku datang bukan untuk orang yang sehat, melainkan orang yang sakit.” Prinsip ini mau mengatakan bahwa kesejahteraan bersama akan terwujud bila ada usaha nyata memberi perhatian pada mereka yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Tanpa itu kesenjangan sosial yang semakin tajam akan dialami masyarakat.

1 Perhatian dan kepedulian Gereja terhadap mereka yang miskin tersebut tentu bersumber dari hidup Yesus sendiri. Yesus hadir mewartakan dan mewujudkan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah Allah sendiri yang meraja, kuasa dan belas kasih Allah yang menyelamatkan manusia.

Dari pihak manusia, Kerajaan Allah adalah peristiwa, iklim atau suasana, dimana manusia menerima Allah sebagai yang menentukan dalam mengatur hidupnya baik secara perorangan maupun secara sosial. Demikianlah Kerajaan Allah menjadi pokok pemakluman Yesus.

Warta dan perwujudan Kerajaan Allah oleh Yesus menjadi kabar gembira bagi mereka yang miskin dan tertindas. Dalam Kitab Suci dengan mudah akan kita temukan bagaimana perhatian Yesus yang begitu besar terhadap mereka yang miskin dan tertindas. Ambil contoh misalnya sabda bahagia Mat 5:3, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” Orang-orang yang mendapat perhatian Yesus adalah orang-orang miskin, buta, lumpuh, pincang, kusta, lapar, sengsara (=mereka yang menangis). Yesus biasanya menyebut mereka sebagai orang-orang miskin atau orang-orang kecil.

2 Jika berbicara tentang warta kabar gembira tentang Kerajaan Allah yang dilakukan oleh Yesus, ada tiga teks penting dari Kitab Yesaya yang pantas diperhatikan:

3 Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata. Orang-orang buta akan melihat. Orang-orang yang sengsara akan tambah bersuka ria di dalam Tuhan, dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorai di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel! (Yes 29:18-19)

Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai (Yes 35:5-6)

Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberikan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara (atau: untuk mewartakan penglihatan baru kepada yang buta dan membebaskan yang terkurung dan memberitakan tahun rahmat Tuhan (Yes 61:1-2).

Konsili Vatikan II dalam dokumen Kerasulan Awam juga menegaskan perlunya perhatian terhadap mereka yang lemah. Pada artikel 8 dokumen tersebut dikatakan: Di mana saja ada orang yang berkekurangan makanan dan minuman, pakaian, perumahan, obat-obatan, pekerjaan, pendidikan, kemudahan yang diperlukan untuk hidup yang benar-benar manusiawi; di mana saja ada orang yang tersiksa karena kesehatannya yang rapuh, yang menderita karena dibuang dan ditahan, di situ cinta kasih kristiani harus mencari dan menemukan mereka, menghibur mereka dengan perhatian intensif serta meringankan beban mereka dengan memberi bantuan.

Dasar teologis tersebut di atas jelas sekali menunjukkan bahwa keterlibatan Gereja dalam berbagai gerakan sosial, terutama perhatiannya kepada orang-orang miskin merupakan perwujudan iman. Di sini tampak sekali adanya hal mendasar yang menjadi ciri khas gerakan sosial Gereja. Gerakan sosial Gereja mempunyai kekhasan karena dilandasi iman. Gerakan tersebut juga merupakan bentuk perwujudan kasih kepada sesama. Yang mendorong Gereja untuk memilih dan mengutamakan yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel adalah semangat hidup Yesus yang mengasihi dan berbela rasa kepada mereka yang lemah dan menderita. Dengan demikian menjadi semakin jelas bahwa Gereja mau menampakkan wajah sosialnya dengan landasan yang jelas, yaitu bela rasa Allah dalam diri Yesus.

Selain didasarkan pada semangat hidup Yesus dan ajaran dari para Bapa Konsili, semangat untuk memperhatikan yang berkekurangan juga ditegaskan dalam kanon 1254 § 2. Dalam kanon tersebut dengan tegas dinyatakan bahwa harta benda gereja dikelola untuk mencapai tujuan-tujuan yang khas. Adapaun tujuan-tujuan yang khas itu terutama ialah: mengatur ibadat ilahi, memberi sustentasi yang layak kepada para klerus serta pelayan-pelayan lain, melaksanakan karya-karya kerasulan suci serta karya amal kasih, terutama terhadap mereka yang berkekurangan.

Berdasarkan hal-hal di atas Gereja Keuskupan Agung Semarang selalu menekankan perlunya perhatian terhadap mereka yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Perhatian kepada mereka senantiasa ditampakkan dalam Arah Dasar KAS. Dalam Arah Dasar 2011-2015 ditegaskan:

Umat Allah Keuskupan Agung Semarang sebagai persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus Kristus, dalam bimbingan Roh Kudus, berupaya menghadirkan Kerajaan Allah sehingga semakin signifikan dan relevan bagi warganya dan masyarakat.
Dalam masyarakat Indonesia yang sedang berjuang menuju tatanan hidup baru yang adil, damai, sejahtera, dan demokratis, umat Allah berperan secara aktif mengembangkan habitus baru berdasarkan semangat Injil dengan beriman mendalam dan tangguh, serta ambil bagian mewujudkan kesejahteraan umum. Langkah pastoral yang ditempuh adalah pengembangan umat Allah, terutama optimalisasi peran kaum awam, secara berkesinambungan dan terpadu dalam perwujudan iman di tengah masyarakat; pemberdayaan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel; serta pelestarian keutuhan ciptaan. Langkah tersebut didukung oleh tata penggembalaan yang sinergis, mencerdaskan dan memberdayakan umat Allah, serta memberikan peran pada berbagai karisma yang hidup dalam diri pribadi maupun kelompok.
Umat Allah Keuskupan Agung Semarang dengan tulus, setia, dan rendah hati bertekad bulat melaksanakan upaya tersebut, dan mempercayakan diri pada penyelenggaraan ilahi seturut teladan Maria, hamba Allah dan bunda Gereja.
Allah yang memulai pekerjaan baik di antara kita akan menyelesaikannya (bdk. Flp 1:6)


Apa yang dicita-citakan umat Allah KAS tentu sebagai perwujudan untuk menjadi murid-murid Yesus Kristus seutuhnya. Sebagai murid-murid Yesus kita diajak untuk semakin dewasa dalam iman. Salah satu ciri pribadi orang dewasa adalah kepekaan terhadap kebutuhan orang, peduli dan berbagi. Yesus Kristus datang untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin (bdk. Luk 4: 18) dan mewujudkan Kerajaan Allah. Maka dari itu umat Allah KAS, sebagai paguyuban murid-murid Yesus Kristus, sudah sepatutnya mewujudkan Kerajaan Allah dalam kehidupan zaman sekarang.


.....................................................



Semarang, 20 Oktober 2011

Alexius Dwi Aryanto, Pr

Ketua Panitia APP KAS

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy