| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 11 Maret 2012 Hari Minggu Prapaskah III/B

Minggu, 11 Maret 2012
Hari Minggu Prapaskah III/B

Sepatutnyalah engkau memohon kepada Allah untuk memberimu kuasa melawan dosa kesombongan yang adalah musuhmu terbesar ---- St Vinsensius a Paulo

Antifon Pembuka (Mzm 25:15-16)

Mataku tetap terarah kepada Tuhan, sebab Ia melepaskan kakiku dari jaring. Arahkanlah wajah-Mu kepadaku dan kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab aku sebatang kara dan malang.

Doa

Allah Bapa yang mahabaik, Engkau telah memberikan perintah-Mu yang mengarah pada kehidupan agar kami jangan sampai menempuh jalan sesat. Curahkanlah roh-Mu kepada kami, agar kami dapat menyadari, bahwa hidup sejati tumbuh dari salib Putera-Mu, dan bahwa Putera-Mu telah membangunkan dunia berkat wafat dan kebangkitan-Nya. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (20:1-17)

Di Gunung Sinai Allah berfirman begini, "Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit, atau yang ada di bumi atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku, dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Enam hari lamanya engkau bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu. Tetapi hari ketujuh adalah Sabat Tuhan, Allahmu. Maka janganlah melakukan suatu pekerjaan, engkau sendiri atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan pada hari ketujuh Ia beristirahat. Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu. Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu. Jangan mengingini isterinya, atau hamba sahayanya, lembu atau keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.11; Ul: lh.Yoh 6:69)
1. Sabda Tuhan sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan teguh, membuat arif orang bersahaja. Titah Tuhan tepat, menyenangkan hati. Perintah Tuhan jelas, membuat mata berseri.
2. Hikmat Tuhan baik, tetap selamanya. Keputusan Tuhan benar, adil selalu. Lebih indah daripada emas murni, lebih manis daripada madu lebah.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 1:22-25)

Saudara-saudara, orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib. Suatu sandungan bagi orang Yahudi, dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Tetapi bagi mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah! Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia, dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 3:16)
1. Begitu besar kasih Allah akan dunia, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
2. Setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:13-25)

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Maka Yesus membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang para penukar dihamburkan-Nya ke tanah, meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata, "Ambillah semuanya ini dari sini, jangan membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid Yesus bahwa ada tertulis, "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Tetapi orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya, "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka, "Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya, "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini, dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan Yesus dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan Yesus. Maka percayalah mereka akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. Sementara Yesus tinggal di Yerusalem selama Hari Raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Yesus mengenal mereka semua. Dan tidak perlu seorang pun memberikan kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Antifon Komuni (Mzm 84:3-4)

Burung pipit mendapat tempat dan burung merpati bersarang di rumah-Mu, meletakkan anak-anaknya di dekat altar-Mu, ya Tuhan semesta alam, Rajaku dan Allahku. Berbahagialah orang yang tinggal di rumah-Mu yang selalu memuji-Mu.

Renungan


Saudara-saudari yang diberkati Tuhan, Perjalanan masa Prapaskah sudah menapaki Minggu III. Minggu II telah memasukkan kita dalam peristiwa transfigurasi, dan melalui peristiwa ”turun gunung” Tuhan Yesus memberikan rahmat kepada kita untuk mengendapkan peristiwa ”perjumpaan” dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari supaya kita bisa mentransformasi diri. Dalam peziarahan hidup di dunia, kita menyadari bahwa ”perilaku kita sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang menarik dan menguntungkan secara indrawi dan jasmani, namun kitalah yang mengambil sikap dan berbuat berdasarkan hati nurani yang diterangi iman”. Injil permenungan kita minggu ini adalah ”Yesus Menyucikan Bait Allah” (Yoh 2: 13-25).

Peristiwa Yesus menyucikan Bait Allah adalah peristiwa transformasi. Peristiwa pembaharuan dan pembentukan. Bagi orang Yahudi, Bait Allah adalah pusat ibadat, kurban, dan tempat kehadiran Allah dan lambang yang terlihat dari kesetiaan-Nya. Pembaharuan yang dihadirkan Tuhan Yesus bukanlah berbentuk bangunan, ”Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah Tubuh-Nya sendiri” (ayat 21). Tindakan pembersihan Bait Allah ini adalah tindakan simbolis. Tindakan Tuhan Yesus bukanlah ungkapan kemarahan tetapi suatu tanda, tanda ganda. Bait Allah segera akan dirusak, perlu dibersihkan. Dan fungsinya akan digantikan oleh Tubuh Kristus yang bangkit.

Iman kristiani bertumpu pada Tuhan Yesus yang bangkit. Kehancuran fisik Bait Allah adalah kehancuran spiritual bagi Israel. Tujuan peziarahan iman kita adalah semakin kokohnya iman akan Tuhan Yesus yang bangkit. Untuk mendirikan ”Bait Allah” dalam hidup sangatlah vital untuk meletakkan pondasi iman pada Tuhan Yesus yang bangkit. Pondasi diri harus ”dihancurkan”, diformat ulang. Tetapi bukanlah kita yang membentuk iman, bukanlah ke-aku-an, tetapi Tuhan Yesus lah yang menjadi ”Formator” hidup kita. Pondasi iman kita akan semakin kokoh apabila kita merelakan diri dibentuk oleh Tuhan Yesus. Relakah saudara-saudari untuk dibentuk oleh Tuhan Yesus?

Bait Allah yang kita bangun di dunia dengan pondasi iman akan Tuhan Yesus yang bangkit merupakan gambaran Bait Surgawi. Scott Hann dalam buku ”A Father Who Keeps His Promises” mengungkapkan secara gamblang. “Bait…adalah mikrokosmos dari dunia yang makrokosmos. Seperti yang telah kita lihat, Bait Yerusalem mewakili dunia dalam miniature. Sebaliknya, orang beriman melihat dunia sebagai makro bait. Bait merupakan esensi dunia…teologi penciptaan yang diterjemahkan dalam arsitektur. Ini juga benar pada penciptaan baru. Sebagaimana yang kita lihat, visi Yohanes menyeluruh di dalam Bait Surgawi, yang ada hubungannya dengan ”langit dan bumi baru” (Why 21:1).

Salam dan berkat.

Pastor L. Setyo Antoro, SCJ

Pertemuan V APP: Ekaristi: Perayaan Kehidupan - Keuskupan Agung Jakarta

Pertemuan 5

METODE IBADAT SABDA

EKARISTI: PERAYAAN KEHIDUPAN

INJIL YOHANES 6:48-58


Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam

Pengantar

Pertemuan yang ke-5 ini merupakan rangkuman perjalanan pendalaman iman kita. Mernagkun dari semuanya, kita telah berbicara tentang menemukan Allah dalam hidup (pertemuan I), mengalami Allah sebagai gembala baik yang melayani dengan kasih dan kemurahan hati (pertemuan II), meneladani-Nya untuk berani berkorban dan melayani (pertemuan III), serta mengikuti Dia (pertemuan IV). Itulah ciri hidup yang ekaristis. Cara hidup yang ekaristis tersebut menggugah kita menuju pada cita-cita yang terdapat dalam ARDAS KAJ 2011-2015 yaitu meningkatkan iman yang mendalam akan Yesus Kristus, mengembangkan semangat persaudaraan sejati dan melakukan pelayanan kasih kepada sesama.

Cita-cita hidup beriman KAJ ini dihayati pada Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup beriman. Maka ekaristi sebagai suatu perayaan liturgial menjadi sebuah perayaan kehidupan. Mengapa? Karena melalui ekaristi kita menimba Sabda Allah dan menjadikannya kekuatan dalam menjalani hidup untuk mengabdi dan berbakti kepada-Nya.

Pernyataan Tobat

P : Saudara-saudari terkasih, menyadari bahwa kita sering menyakiti hati Allah dengan kedosaan dan kesalahan yang kita buat, maka marilah kita mohon dari Allah Bapa.
U : Saya mengaku....
P : Semoga Tuhan yang berbelaskasih mengampuni dosa-dosa kita, memberikan damai sejahtera kepada kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami, Roh-Mu telah mengumpulkan kami di sini. Bukalah hati kami untuk semakin mampu menimba Sabda dan hidup dalam Sabda-Mu yang merupakan roti hidup bagi jawa dan diri kami. Semoga kami dapat membangun rasa cinta kasih kami terhadap sesama sebagai wujud nyata perutusan dalam menghayati ekaristi yang merupakan sumber dan puncak kehidupan kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Lagu Pengantar Bacaan

Pembacaan Kitab Suci dari Injil Yohanes 6:48-58

Pendalaman Sabda

  • Ekaristi merupakan sumber dan puncak kehidupan umat beriman, karena melalui ekaristi mengalirlah daya yang memberi kita kekuatan hidup beriman. Daya yang semakin meneguhkan. Perayaan Kehidupan yang menghadirkan Allah, yang semakin terungkap dalam jiwa persaudaraan dan pelayanan kasih..
  • Dalam bacaan KS kita merenungkan mengenai Roti Hidup yang turun dari surga. Roti hidup tak lain adalah Yesus sendiri. Dialah kurban sejati ekaristi yang kita kenangkan, hadir dan rayakan dalam perayaan ekaristi setiap hari/setiap minggunya. Inilah santapan jiwa yang menghidupkan kita dalam kehidupan sehari-hari dan mengarahkan kita pada tujuan akhir hidup, yakni keselamatan-Nya.
  • Ada 3 hal daya Ekaristi atau Roti yang menghidupkan dalam keseharian kita yang berkaitan dengan iman, persaudaraan dan pelayanan kasih. Ketiga hal itu bersumber dari Ekaristi yang terwujud dalam Roti Hidup yang kita terima setiap merayakan Ekaristi.

a. Pertama, dengan selalu mengikuti Ekaristi setiap hari/minggu, kita mengalami Allah yang hadir. Dengan Ekaristi, kita semakin bertumbuh dalam iman akan Yesus Kristus sebagai Gembala Baik. Sang Gembala yang memberi teladan kepada kita untuk melayani dengan kasih, murah hati dan berani mengorbankan diri.
b. Kedua, melalui Ekaristi kita bisa memiliki daya persaudaraan sejati. Berkat Roti Hidup yang kita rayakan, maka semua orang ditarik menuju kepada keselamatan yang ditawarkan Allah. Semua orang bersama-sama merayakan perayaan keselamatan di dalam Ekaristi. Di hadapan Allah semua satu dan sama. Allah melalui perayaan Ekaristi menyatukan semua orang dan memberinya rahmat dan berkat melalui Roti Hidup ini yang sama, tidak ada perubahan.
c. Ketiga, bahwa melalui perayaan Ekaristi kita sebagai umat beriman sudah menerima Roti Hidup kemudian diutus untuk melakukan karya pelayanan dan tugas kita sehari-hari di dunia dalam bidang kehidupan kita masing-masing. Maka unsur pelayanan kasih dalam kehidupan ini menjadi sebuah unsur perutusan yang diberikan oleh Gereja setiap kali kita merayakan Ekaristi.


Membangun Niat

1. Silahkan rumuskan apakah hidup yang ekaristis itu? Sudahkah kita mencerminkan hidup yang ekaristis seperti yang kita rumuskan itu?
2. Apa tindakan konkret kita sebagai pribadi atau kelompok untuk menjadi "Roti Hidup" bagi sesama dan lingkungan hidup kita?


Doa Umat


P: Allah Bapa kami, terima kasih atas sabda-Mu yang menyegarkan diri kami sebagai Roti yang selalu hidup dalam iman kami. Oleh karena itu perkenankanlah kami menyampaikan doa-doa permohonan ini:

P: Bagi Gereja Umat Allah, Ya Bapa, kami berdoa bagi seluruh Gereja baik pimpinan maupun semua kawanan Umat Allah selalu dapat menjadi roti yang hidup bagi kehidupan di sekitarnya. Semoga Gereja-Mu dapat menjadi Garam dan Terang dunia di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan tantangan ini. Kami mohon...

U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P: Bagi umat di Lingkungan kami, Ya Bapa, buatlah kami umat-Mu di lingkungan ini dapat menumbuhkan semangat kepedulian dan kepekaan di dalam kehidupan sehari-hari terhadap sesama kami khususnya yang membutuhkan bantuan uluran tangan kami. Biarlah di masa Prapaskah ini dapat kami wujudnyatakan sebagai pertobatan kami dan sebagai wujud perutusan atas penghayatan Ekaristi yang adalah sumber dan puncak kehidupan iman kami, kami mohon...

U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P: Bagi keluarga kami masing-masing, Ya Bapa, semoga kami di dalam keluarga bisa menjadi dan membawa Roti yang Hidup yang selalu membawa kegembiraan, sukacita, kepercayaan dan pengharapan bagi seluruh anggota keluarga kami masing-masing. Semoga Ekaristi yang selalu kami sambut berdaya guna bagi kehidupan kami sehari-hari untuk menjadi pemersatu kehidupan keluarga kami dan selalu membawa keselamatan dalam perjuangan hidup kami sehari-hari agar sesuai dengan rencana dan kehendak-Mu. Kami mohon....

U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P: Bagi doa-doa yang kami panjatkan bersama .... (silahkan berdoa spontan) ... Kami mohon...

U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P: Ya Bapa, inilah doa dan ungkapan isi hati kami bersama, kami percaya bahwa Engkau selalu mendengarkan dan berkenanlah mengabulkannya demi Kristus Tuhan dan juruselamat kami.

U: Amin.

P: Marilah kita satukan doa dan kehidupan kita dengan doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri. Bapa kami...

Doa Arah Dasar Pastoral

Allah Bapa yang Mahabaik, kami mengucap syukur kepada-Mu atas kesetiaan-Mu mendampingi kami dalam gerak langkah umat-Mu di Keuskupan Agung Jakarta selama ini. Kami bersyukur pula atas Arah Dasar Pastoral KAJ yang baru, yang dapat kami jadikan tuntunan dalam perziarahan kami selanjutnya hingga tahun 2015 nanti. Bantulah kami, dalam keluarga, komunitas, lingkungan, wilayah dan paroki untuk terus berusaha memahami dan mengupayakan terwujudnya Arah Dasar Pastoral ini, dalam kehidupan menggereja sehari-hari. Yesus, Tuhan dan Guru kami, bimbinglah kami untuk terus bertekun: memperdalam dan menghayati iman akan Dikau meneladan Engkau sebagai Gembala yang Baik semakin murah hati dan dengan rendah hati giat melibatkan diri dalam berbagai permasalahan sosial di sekitar kami terutama kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup dan intoleransi. Ya Roh Kudus, kobarkanlah semangat kami untuk menjadikan setiap orang dan seluruh alam ciptaan saudara kami, untuk semakin ramah, rela menyapa, memelihara, giat saling membantu dalam lingkungan dan masyarakat kami. Jadikanlah kami umat-Mu yang mau berbagi dengan tulus hati. Bersama Bunda Maria dan para kudus pelindung kami, kami persembahkan doa, cita-cita, harapan, niat dan upaya kami kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan, Gembala dan Penyelamat kami. Amin.

Doa Penutup

Ya Allah pencipta kehidupan, kami bersyukur bahwa kami umat-Mu selalu Kau kumpulkan dan Kau satukan di dalam Perayaan Ekaristi. Dengan daya Ekaristi itu, kami dimampukan pula untuk hidup lebih baik dan lebih berguna bagi sesama di sekitar kami. Semoga dengan pendalaman-pendalaman melalui sabda-Mu, kami dapat menemukan Engkau dan meneladan serta setia mengikuti Engkau dalam kehidupan kami sehari-hari. Dan akhirnya bantulah kami untuk semakin menghayati hidup kami yang ekaristis dan kami bisa menjadi roti hidup di zaman sekarang ini. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin.

Berkat dan Pengutusan

P. Tuhan beserta kita
U. Sekarang dan selama-lamanya
P. Semoga kecintaan kita kepada Ekaristi semakin memberikan pengharapan dan kekuatan yang baru dalam perutusan sehari-hari dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin
P. Dengan demikian doa kita bersama sudah selesai
U. Syukur kepada Allah
P. Marilah kita selalu mengutamakan kasih dalam dunia ini.
U. Amin.



Sumber: APP 2012 KKKS - KAJ
Terima kasih untuk Gema Paroki Pejompongan yang sudah mengirimkan artikel ini

Minggu, 11 Maret 2012 Hari Minggu Prapaskah III/B

Dalam perjalanan umat Israel atas bimbingan Allah, mereka mencapai di lembah Sinai, dan Musa naik ke Puncak Sinai lalu mendapatkan DEKALOG (deka=10 logos=perintah). Adalah suatu penugasan yang harus dilakukan dan jika tidak akan membawa akibat yang berat atau sangsi yang berat. Maka Allah menggunakan kata “Jangan.......”, dengan perintah tegas dan dengan kata yang melarang, Allah menunjukkan betapa mendasar dan pentingnya perintah Allah itu untuk mencapai kebahagiaan dan menghindari kehancuran hidup dalam kebersamaan.

Perintah Allah itu sangat jelas mengapa harus menghormati Dia, karena Allah yang telah menciptakan, Allah yang telah menyelamatkan, Allah melarang membuat patung, menyembah apalagi beribadah kepadanya, karena jelas patung tidak akan dapat berbuat apapun sebab benda itu buatan tangan manusia. Mana mungkin bisa mengatur dan menghidupi manusia. Untuk itu kita harus menguduskan diri di hadapan Tuhan. Dan Gereja melihat urgen dan pentingnya perintah Allah itu yang semuanya diawali dengan kata “jangan” semua kalau dilanggar akibatnya sangat buruk.

Coba saja kita ambil salah satu contoh: jangan menyembah berhala, entah apapun yang kita jadikan berhala itu, yaitu sesuatu yang kita dewakan dan sembah sebagaimana layaknya Allah. Padahal selain Allah tidak ada yang mampu mengatur segala ritme dan mekanisme kehidupan kita. Terlalu mendewakan istri, maka akan lupa pada Tuhan dan sesama, sehingga kita tidak seimbang dalam tata kehidupan kita, maka kita menjadi budak istri, mendewakan uang kita menjadi budak uang, sehingga demi uang kita korupsi, menipu, mencuri, merampok dan ujung-ujungnya kita justru menderitamendekam di penjara, atau kakak dan adik saling membunuh demi warisan orang tua. Mendewakan pangkat dan kuasa, akibatnya saling mendustai, saling menjatuhkan, saling bermusuhan sehingga sahabat karib menjadi lawan yang saling membenci.

Kasih akan Rumah Bapa membakar dan mengobarkan semangat Yesus untuk menjaga keindahan, kebersihan, kerapihan, ketenangan dan kenyamanan, maka segala bentuk pengotoran terhadap Rumah Bapa dalam bentuk tahayul dan ketamakan serta ketidak hormatan terhadapnya membakar semangat Tuhan Yesus untuk membelanya. Merendahkan dan menghina Rumah Bapa untuk mencari keuntungan duniawi belaka harus dibersihkan dan dimurnikan. Para ahli Kitab dan orang Farisi merasa punya kuasa, maka mereka menantang Yesus dengan kuasa dan tanda kuasa apa Yesus punya hak untuk mengusir mereka.

Yesus menyamakan diri-Nya sebagai bait Allah sendiri, maka Yesus berseru; “rombak bait Allah ini dan dalam waktu tiga hari aku akan membangun-Nya kembali.” Yesus mengajarkan bahwa tubuh kita juga menjadi Bait Allah, yang harus dibersihkan dari segala bentuk penistaan dan penodaan serta perendahan martabat. Bagaimana kita harus menjaga membersihkannya? Yaitu dengan melaksanakan 10 perintah Allah dan 5 perintah gereja.

Yakni dengan menghormati Tuhan dan memuliakan hari Tuhan, dengan tidak membuat allah-allah lain di dalam hidup kita, dengan menghormati orang tua, dengan menghormati hak orang lain, dengan tidak melakukan dusta, dan tidak mencuri hak orang lain, tidak berjinah dalam hati dalam iman, maupun dalam tindakan dan tidak membunuh, atau menyebabkan kematian orang lain melalui ucapan tindakan maupun sikap hidup kita.

Sebagaimana Tuhan Yesus dengan tegas dan berani membersihkan Bait Allah dari segala bentuk kemunafikan dan penodaan bait Allah oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, demikian kita semestinya dalam masa pertobatan ini semakin mencintai Bait Allah sebagai tempat perjumpaan dengan Tuhan yang indah dan nyaman. Bait Allah itu adalah tubuh kita sendiri maupun Gerejanya. Ayo kita bersihkan Bait Allah kita yakni tubuh kita dengan berpuasa dan berpantang dan dengan sering berdoa dan memecahkan Roti dalam Ekaristi, dengan semangat pertobatan yang sejati.

Selamat Menjalankan Pantang dan Puasa dan selamat berdoa

Pastor Antonius Sumardi, SCJ
Pastor Paroki St Stefanus, Cilandak Jakarta Selatan
www.st-stefanus.or.id

Sabtu, 10 Maret 2012 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Sabtu, 10 Maret 2012
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! ---- Rm 12:12

Antifon Pembuka (Mzm 145:8-9)

Tuhan pengasih dan penyayang, sabar dan lembut hati. Tuhan pemurah bagi semua orang, penuh kasih akan ciptaan-Nya.

Doa Pagi


Allah Tuhan kami yang berbelas kasih, janganlah Kautarik rahmat dan kasih pengampunan-Mu bagi kami yang berdosa ini. Jadikanlah kami abdi-mu yang setia sampai akhir hidup sehingga kelak boleh menikmati sukacita bersama-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tuhan Allah itu begitu baik, bahkan sangat baik. Dia selalu menginginkan keselamatan umat sehingga murka-Nya tidak bertahan lama. Mikha sangat tulus menggambarkan kebaikan hati Allah ini.

Bacaan dari Nubuat Mikha (7:14-15.18-20)

"Semoga Tuhan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."

Nabi berkata, gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri, yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu kala. Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir, perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban! Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Luk 15:18)
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa".

Dosa adalah perbuatan tercela yang dilakukan secara sadar, tahu dan mau. Sebaliknya pertobatan berarti berani mengakui kesalahan dan dosa serta berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Ia berani bangkit kembali menyongsong hari baru yang cerah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)

"Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali."

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka,
"Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, "Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya, "Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa." Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, "Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik dan pakaikanlah kepadanya; kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang. Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, 'Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat.' Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, "Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya, 'Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan di dapat kembali."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Allah adalah Bapa yang baik hati. Dalam diri-Nya tak ada maksud untuk menghukum anak-anak-Nya. Allah mudah melupakan kesalahan beserta sanksinya, jika kita dengan sebulat hati mau bertobat dari dosa-dosa kita. Pesan Injil hari ini: Jadilah seorang pentobat yang rendah hati.

Doa Malam


Ya Bapa, curahkanlah rahmat-Mu dalam hati kami yang sering lemah, mudah mengadili, kurang bersyukur atas kelimpahan kash-Mu. maka, ya Tuhan, bimbinglah kami kembali agar selalu setia kepada ajaran dan perintah-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Jumat, 09 Maret 2012 Hari Biasa Pekan II Prapaskah, Hari Pantang

Jumat, 09 Maret 2012
Hari Biasa Pekan II Prapaskah, Hari Pantang

“Puasa rohani dan suci ini sebaiknya kita kaitkan dengan pemberian sedekah, yang disebut perbuatan amal” (Paus Leo Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 31:2.5)

Ya Tuhan, kepada-Mu aku berharap dan aku takkan dikecewakan. Luputkanlah aku dari jerat musuhku karena Engkaulah pelindungku.

Doa Pagi

Allah Bapa kami, Engkau mengatur alam semesta dengan bijaksana. Kauberi kami teladan, masing-masing sesuai dengan kesanggupannya. Namun ya Bapa, kami sering iri dan dengki melihat keberhasilan sesama, bahkan lewat sikap dan tindakan untuk tidak segan-segan berbuat jahat. Sadarkanlah kami ya Bapa, bimbing kami dengan Roh Kudus-Mu sehingga makin mencintai sesama dengan tulus dan jujur. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin..

Perasaan iri, dengki, cemburu seringkali timbul ketika melihat orang lain melebihi dirinya. Sikap ini bisa berakibat fatal bagi kelangsungan hidup bersama. Muncullah keinginan jahat untuk membinasakan orang lain. Yusuf menjadi kurban rasa iri dan cemburu saudara-saudaranya. Hubungan darah dikurbankan demi memuaskan nafsu iri yang meluap-luap.

Bacaan dari Kitab Kejadian (37:3-4.12.13a.17b-28)

"Lihat, tukang mimpi datang, marilah kita bunuh dia."


Israel lebih mengasihi Yusuf daripada semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itu anak yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya bahwa ayah mereka lebih mengasihi Yusuf daripada semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepada Yusuf, dan tidak mau menyapanya dengan ramah. Pada suatu hari pergilah saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem. Lalu Israel berkata kepada Yusuf, “Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka.” Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu, dan didapatinyalah mereka di Dotan. Dari jauh Yusuf telah kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. Kata mereka seorang kepada yang lain, “Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang,marilah kita bunuh dia, dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya dengan mimpinya itu!” Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka. Sebab itu kata Ruben: “Janganlah kita bunuh dia!” Lagi kata Ruben kepada mereka, “Janganlah tumpahkan darah! Lemparkan saja dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia.” Maksud Ruben: ia hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya. Baru saja Yusuf sampai pada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. Lalu mereka membawa dia dan melemparkannya ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair. Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael yang datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladam. Mereka sedang dalam perjalanan mengangkut barang-barang itu ke Mesir. Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu, “Apakah untungnya kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita.” Dan saudara-saudaranya pun mendengarkan perkataan itu. Ketika saudagar-saudagar Midian itu lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:16-17.18-19.20-21)
1. Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi, sampai terpenuhilah nubuatnya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Raja menyuruh melepaskan dia, penguasa para bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta kepunyaannya.


Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Allah mempercayakan suatu pekerjaan kepada tiap orang agar berbuah banyak. Orang mesti mensyukuri tiap pekerjaan dari Allah ini, apa pun bentuknya. Ia mesti taat dan setia kepada Allah, sang pemilik pekerjaan. Bila tidak bertanggung jawab, pekerjaan itu bisa diberikan kepada orang lain. Rahmat Allah bisa pindah ke orang lain karena kedegilan hatinya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43.45-46)

"Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini, seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hamba itu: yang seorang mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, ‘Anakku pasti mereka segani.’ Tetapi ketika para penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus, “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” Mendengar perumpamaan Yesus itu, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!



Renungan

Kerajaan Allah itu kebun anggur. Allah sebagai pemilik membutuhkan kerja sama kita sebagai penggarap. Ganjaran atau sanksi sudah disiapkan. Yang dapat merawat, menyirami dan membuatnya menghasilkan buah akan diberi tanggung jawab terhadap kebun anggur itu. Yang tidak, akan diberi sanksi. Kita termasuk kelompok yang mana?

Doa Malam

Ya Tuhan, peliharalah kami, umat-Mu dan ajarilah kami berbuat baik, berani menerima dan menghargai keberhasilan sesama. Bantulah kami dengan kuasa-Mu agar kelak kami layak menikmati anugerah surgawi. Amin.



RUAH

Surat Kepada Keluarga bulan Maret 2012 (Rm. Alexander Erwin Santoso, MSF)

Surat Untuk Keluarga
MARET 2012
Bersatu dalam Ekaristi, Diutus untuk Berbagi



Keluarga-keluarga terkasih di Keuskupan Agung Jakarta,

Akhirnya kita memasuki masa penuh rahmat, masa prapaskah, yang selalu menjadi masa permenungan dan pertobatan. Masa prapaskah tahun ini mempunyai keistimewaan, karena kita bersama merenungkannya dalam perayaan umum Tahun Ekaristi bersama seluruh keluarga di Keuskupan Agung Jakarta kita. Tema “Bersatu dalam Ekaristi, Diutus untuk Berbagi” adalah tema mendalam yang telah diusulkan kepada kita semua untuk merenungkannya. Kita memasuki saat-saat istimewa, saat retret agung merenungkan kehadiran Tuhan dalam Ekaristi yang mengajak kita juga untuk berbagi.

Pertobatan selalu berawal dari kesadaran diri yang ingin “diperbarui”. Kesadaran ini sesuatu yang sangat wajar, manusiawi dan normal, sebagai orang beriman yang terus dan selalu sedang bertumbuh ke arah kesempurnaan Kristiani. Kita menyadari bahwa hidup kita belumlah sempurna, maka kita mengingat bahwa kita sangat membutuhkan Tuhan yang hadir dan menyempurnakannya.

Hidup memang sebuah perjalanan panjang, sepanjang nafas, yang membutuhkan Pencipta-Nya untuk turut campur tangan membenahi dan membentuknya kembali agar semakin mendekati harapan Allah. cara Allah membaharui kita adalah melalui pengalaman paling pribadi, pengalaman sehari-hari dan paling menyentuh kita, teristimewa melalui pengalaman dalam keluarga. Betapa keluarga selalu menjadi tempat paling indah untuk kita menemukan suara Tuhan yang selalu sedang membarui itu.

Adakalanya hidup menjadi terlalu biasa, ketika suami atau ayah bekerja dan pekerjaannya menjadi rutinitas. Juga, ketika isteri atau ibu merasakan hidup yang tanpa masalah, berjalan normal dan tanpa persoalan. Anak-anak yang baik, pendidikan yang cukup dan tanpa kesulitan menjadikan hidup terasa “ “aman-aman” dan mungkin “adem-ayem”. Dalam situasi seperti ini, rupanya Allah bisa bekerja melalui rasa bahagia, nyaman, tentram, atau sedikit mengalami kebosanan karena “datar”-nya kehidupan. Saat itu, Allah bekerja melalui situasi yang serba nyaman dengan menghadirkan kerinduan dan kebutuhan untuk suatu yang baru dan menyemangati.

Ketika persoalan dalam keluarga kita terasa membelit dan membuat kita tak dapat “bergerak” atau bahkan merasa putus asa, Allah hadir melalui karya kasih-Nya dalam saudara-saudari yang menjadi perpanjangan tangan-Nya. Sedemikian dekatnya Allah dengan kehidupan kita, sehingga terasa Ia ada meskipun persoalan kita begitu berat. Ia nampak dalam keberadaan saudara-saudari yang prihatin dan tergerak untuk menolong kita. Keputusasaan kita berubah menjadi suatu pernyataan, “Kalau satu pintu tertutup, Tuhan pasti masih membuka pintu lainnya.” Semua karena saudara-saudari kita yang membukakannya buat kita.

Memang Allah hadir dalam hidup ini juga melalui orang lain. Dan mereka telah menjadi sesama kita. Sangat indah kalau kita beserta seluruh keluarga juga menyadari bahwa kita juga bisa menjadi sesama melalui perbuatan yang sama, yang berkeprihatinan dan yang berwawasan sosial. Allah bisa hadir dan dihadirkan melalui kita..! Ini luar biasa..! terpujilah Allah yang telah menciptakan kita dengan segala kelebihan dan keterbatasan. Ia telah menjadikan kita satu sama lain “sesama”. Ia membentuk dunia ini agar dibangun dengan kebersamaan yang saling meneguhkan itu.

Perjuangan untuk menjadi “baru” melalui permenungan dan pertobatan hanya akan menjadi nyata kalau banyak orang mengakuinya, bukan hanya kita akui sendiri. Merasa baik belumlah cukup untuk menjadi tolok ukur keberhasilan suatu aksi prapaskah. Ujian kita ada pada mereka yang berada di sekitar kita. Melalui pasangan yang merasa makin “nyaman” dan “dekat”; melalui anak-anak yang merasakan “kehadiran” dan cinta ayah ibunya lebih banyak; melalui ayah ibu yang bersyukur karena mempunyai anak-anak yang bertanggung jawab dan beriman, berbagi menjadi saat istimewa yang menyenangkan dan membawa sukacita dalam keluarga.

Setiap keluarga mendapatkan kisah kehidupannya. Kita juga menerima peristiwa hidup sebagai cara Tuhan mendidik. Marilah bersama Ekaristi yang kita terima setiap hari, kita pun menggalang niat untuk menciptakan lingkungan, tempat di mana Tuhan menempatkan kita, di sekitar kita, menjadi tempat yang semakin baik. Bagikanlah pikiran positif sebagai ganti rasa curiga, iri hati, dendam, serakah dan lain-lain. Pikirkanlah apa yang dibutuhkan orang-orang terkasih di rumah, barangkali mereka sudah lama tidak ikut perayaan Ekaristi; jarang berdoa sebelum makan atau sebelum tidur; tidak bicara lagi dengan Anda atau dengan anggota keluarga lainnya. Lebih luas lagi, perhatikanlah pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah. Lihatlah tetangga sekitar yang barangkali sangat menderita dengan situasi rumah tangga yang tidak harmonis atau berjuang dengan kemiskinannya.

Keluarga-keluarga di Jakarta terkasih, betapa nikmatnya hidup dalam iman kepada Yesus Kristus. Laksana perkataan dalam mazmur 34:8 (-9): “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!”. Setiap saat kita bisa menikmati kehadiran Tuhan dengan cuma-cuma melalui perayaan Ekaristi. Yesus yang selalu membagi berkat dalam kehadiran-Nya, atau melalui permenungan dan keterlibatan kita dalam Ekaristi. Dalam pimpinan Roh Kudus, kita temukan Dia yang memberi kita pembaruan dan sukacita baru setiap hari. Bukanlah Tuhan kita akan lebih bersukacita lagi jika kita meneruskan “penemuan” rohani itu kepada sesama kita dalam aksi berbagi yang nyata?

Mari mengajak dan mengajari anak-anak kita bersikap dan berkegiatan sosial. Pada saat berpuasa dan berpantang, mereka bisa belajar untuk berbagi melalui penyisihan uang jajan atau menyisihkan uang belanja yang biasa dipakai untuk membeli makanan yang saat ini kita pantangkan. Kita semua selalu sedang belajar untuk semakin menjadi sempurna. Semoga masa prapaskah sungguh menjadi masa retret agung yang disyukuri semua orang, sebab ada lebih banyak lagi yang diselamatkan melalui suasana saling berbagi. Tuhan memberkati kita semua.

Salam dalam Yesus, Maria, dan Yusuf














Rm. Alexander Erwin MSF

Pertemuan IV: Pertemuan APP Prapaskah 2012 - Keuskupan Agung Semarang

Pertemuan IV

MEMBANGUN NIAT, MERANGKAI BUAH-BUAH KEHIDUPAN

Tujuan pertemuan

  • Melalui inspirasi Kitab Suci, umat dapat menemukan dasar yang kokoh untuk melakukan kebaikan kepada sesama.
  • Agar dalam diri umat, tumbuh semangat dan niat untuk berbuat baik terhadap sesama dengan landasan kasih dan kerelaan hati.
  • Agar dari kedalaman hati umat, tumbuh pula kegembiraan untuk berbuat baik kepada sesama. Sebab, salah satu buah dari keselamatan adalah kegembiraan yang sejati.

JALANNYA PERTEMUAN

PEMBUKAAN :

1. Nyanyian Pembuka

2. Tanda Salib dan Salam

P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus

U : Amin

P: Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus, besertamu.

U : Dan sertamu juga

3. Pengantar oleh Pemandu :

- Setelah merenungkan Kisah Para Rasul, kita dapat memetik buah-buah yang dapat diwujudkan dalam hidup harian kita. Kisah Para Rasul menjelaskan kepada kita tentang tanggung jawab kita untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Hal ini selaras dengan yang hendak diperjuangkan oleh KAS sebagaimana ada dalam ARDAS KAS. Di sana disebutkan:

“Dalam masyarakat Indonesia yang sedang berjuang menuju tatanan hidup baru yang adil, damai, sejahtera, dan demokratis, umat Allah berperan secara aktif mengembangkan habitus baru berdasarkan semangat Injil dengan beriman mendalam dan tangguh, serta ambil bagian mewujudkan kesejahteraan umum.”

4. Ungkapan Tobat dan Mohon Ampun

(mempersiapkan hati supaya pantas dalam permenungan ini)

5. Doa Pembuka :

P : Allah Bapa yang maha kasih, kami telah Kau anugerahi sabda yang selalu menjadi pedoman hidup kami. Sabda-Mu sungguh meneguhkan kami dalam mengusahakan kesejahteraan bagi seluruh dunia. Kami mohon kekuatan-Mu supaya kami dapat membangun niat-nat kami dan mewujudkan kebaikan-Mu di dalam hidup kami. Sebab hanya Engkaulah yang menjadi sumber kekuatan kami. Semoga engkau berkenan menerima niat dan kehendak baik kami ini. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami
U : Amin.

POKOK PERTEMUAN

6. Bacaan Kitab Suci :

Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:32-37)

Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

(Pemandu mengajak umat untuk merenungkan pertanyaanpertanyaan di bawah ini. Mengingat situasi dan kondisi, pemandu juga dapat membuat pertanyaan-pertanyaan sendiri yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan)

Beberapa pertanyaan panduan untuk sharing:

a. Apa saja yang dapat dicontoh dari Kisah para rasul ini?

b. Apa yang digambarkan di dalam Kitab suci tadi sudah menjadi dasar untuk membangun paguyuban di lingkungan dan parokiku?

c. Apa lingkungan dan parokiku sudah menunjukkan hidup penuh persaudaraan? Apa contohnya?

d. Apa aku secara pribadi juga sudah terlibat mengusahakan hidup yang adil demi kesejahteraan masyarakat?

e. Jika belum, apa niat-niatku untuk mewujudkan hidup bersama yang adil dan sejahtera?

6. Doa Umat Spontan

(Pemandu mengajak umat untuk berdoa terutama agar sebagai umat Allah dapat membangun niat untuk mewujudkan kebaikan bagi semakin banyak orang)

7. Doa Bapa Kami (Bisa dinyanyikan)

8. Doa Penutup :

P : Allah yang mahakasih. Engkau selalu kami muliakan. Kami lambungkan puji syukur kepada-Mu atas segala rahmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Kami bersyukur atas kasih-Mu yang agung di dalam hidup kami, hamba-hamba yang tidak pantas ini. Kami mohon ya Allah, semoga engkau memberkati niat dan usaha kami untuk mengusahakan kebaikan, keadilan, dan kesejahteraan di tengah masyarakat kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin.

PENUTUP

9. Pengumuman (dapat diadakan kolekte dan sesudah dirasa cukup selanjutnya mempersiapkan hati untuk memohon berkat Tuhan)

10. Mohon Berkat

P. : Tuhan Sertamu

U. : Dan sertamu juga

P. : Semoga kita semua diberkati oleh Allah yang Mahakuasa

U. : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus (masing-masing membuat tanda salib)

11. Nyanyian Penutup

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy