| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 20 Maret 2012 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Selasa, 20 Maret 2012
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

“Percayalah akan Allah dan teruslah beriman akan Kristus” (Paus Benediktus XVI)


Antifon Pembuka (Yes 55:1)


Tuhan bersabda, “Kalian yang haus datanglah ke sumber air, dan kalian yang tak mampu membayar, mari datanglah dan minumlah dengan gembira.”


Doa Pagi


Allah, sumber air hidup, berkatilah hati dan pikiran kami hari ini agar apa yang kami ucapkan dan lakukan menjadi berkat bagi mereka yang mendengarkan dan menyaksikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Air sangat penting artinya bagi hidup manusia. Air yang mengalir melambangkan rahmat Tuhan bagi tiap makhluk. Rahmat Tuhan ini terus mengalir kepada orang yang berkenan kepada-Nya.


Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-9.12)


"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."

Kata nabi: Seorang malaikat mmbawa aku ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci, dan mengalir menuju ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju gerbang yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya. Ia mengukur seribu hasta, dan menyuruh aku masuk ke dalam air itu; dalamnya sampai di pergelangan kaki. Ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku masuk sekali lagi ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di lutut. Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di pinggang. Sekali lagi ia mengukur seribu hasta, dan sekarang air itu sudah menjadi sungai di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang; suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, “Sudahkah engkau lihat hai anak manusia?” Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu. Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. Malaikat itu berkata kepadaku, “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847

Ref. Tuhan penjaga, dan benteng perkasa, dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9)

1. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub,.Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan, yang mengadakan pemusnahan di bumi.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu. Terpujilah..

Yesus, Sang Cinta Allah datang ke dunia untuk membarui dunia yang telah hancur karena dosa. Karena cinta-Nya, banyak orang menjadi sembuh dan hidup bahagia.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:1-16)


"Orang itu disembuhkan seketika."

Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem, dekat pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; serambinya ada lima dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit. Ada di situ seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana, dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya, “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya, “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Kata Yesus kepadanya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, “Hari ini hari Sabat, dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka, “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Mereka bertanya kepadanya, “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian, ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah, Yesus lalu berkata kepadanya, “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Penderitaan yang dijalani dengan tabah, mengundang Tuhan untuk datang. Tuhan bagaikan tabib yang datang untuk orang sakit. Maka janganlah pernah berhenti berharap, juga saat-saat sakit yang bahkan tanpa harapan untuk sembuh.


Doa Malam


Yesus, Engkau telah menyembuhkan orang dekat kolam Betesda. Sembuhkanlah pula kami dari rasa rindu untuk bersatu dengan-Mu, tidak hanya dalam duka melainkan juga dalam suka. Amin.


RUAH

Senin, 19 Maret 2012 Hari Raya St Yusuf, Suami SP. Maria

Senin, 19 Maret 2012
Hari Raya St Yusuf, Suami SP. Maria

Yusuf adalah orang yang dipilih secara khusus; dengan perantaraannya dan di bawah perlindungan Kristus masuk ke dunia secara tepat dan sesuai. ----- St Bernardinus dari Siena

Antifon Pembuka

Dialah pengurus rumah yang setia dan bijaksana, yang diangkat Tuhan menjadi kepala atas semua hamba-hamba-Nya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya.

Doa

Allah Bapa kami yang mahamurah, berkatilah keluarga-keluarga kami, semoga kami tidak hidup bagi diri kami sendiri, melainkan semoga kami dan keluarga-keluarga kami terbuka satu sama lain dan terbuka untuk kepentingan masyarakat umum. Semoga kami tidak enggan untuk saling mengasihi, terutama setelah melihat betapa Engkau mengasihi kami dalam diri Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Orang tua yang hidupnya benar akan diberkati Tuhan. Seluruh hidup dan karyanya penuh dengan kasih karunia Tuhan. Dia menjadi berkat bagi seluruh keturunannya. Tuhan akan terus memelihara mereka dalam kasih setia. Daud menjadi berkat bagi seluruh keturunan dan kerajaannya. Tuhan berjanji akan membangkitkan penyelamat dari keturunan wangsa Daud.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-5a.12-14a.16)

Pada suatu malam datanglah firman Tuhan kepada Natan, "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Apabila umurmu sudah genap, dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul: 37)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku; Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku". Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh".

Abraham diangkat Tuhan menjadi bapa kaum beriman. Dialah tokoh iman yang menyenangkan hati Tuhan. Imannya kepada Tuhan mengalahkan kekuatan ego dirinya. Dia telah berhasil melaksanakan kehendak Tuhan dengat taat setia. Dia telah memilih Tuhan daripada anaknya. Tuhan mengganjar kesetiaan Abraham ini dengan berkat bagi seluruh keturunannya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (4:13.16-18.22)


Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran atas iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua, seperti ada tertulis, "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa." Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan firman-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah berfirman kepadanya, "Begitu banyaklah nanti keturunanmu." Dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mzm 84:5)
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti.

Yusuf tidak banyak ditampilkan dalam Kitab Suci. Dia hanya muncul beberapa kali saja. Setelah itu, tidak ada ceritanya lagi. Secara khusus, Yusuf diutus Allah menjadi pendamping Maria untuk melahirkan Mesias, sang Penyelamat. Dia menjadi bapa pelindung bagi Maria dan Kanak-kanak Yesus. Dia mewarisi sikap dan kerendahan hati Daud, bapa leluhurnya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (1:16.18-21.24a)

Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena DIalah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Santo Yusuf, bapak asuh Yesus dan suami Santa Perawan Maria setia pada panggilannya untuk mendampingi Maria dan Yesus. Ia harus bekerja keras sebagai seorang tukang kayu, tetapi ia tidak keberatan. Ia bahagia dapat melakukan hal-hal kecil, sederhana, bagi keluarganya, di Kota Nazaret. Semua yang dilakukannya dalam kesunyian Nazaret, ia lakukan bagi Tuhan untuk kebahagiaan Maria dan Yesus.

Santo Yusuf dalam Kitab Suci

Santo Yusuf berasal dari keturunan Daud dan hidup sederhana sebagai seorang tukang kayu di Nazareth. Ia seorang yang berani, murni hati, jujur, tulus, setia, rendah hati, lemah lembut. Ketika tahu bahwa Maria telah mengandung sebelum hidup sebelum sebagai suami-istri, Yusuf tidak mau mencemarkan nama baiknya di masyarakat. Dengan diam-diam ia bermaksud menceraikannya. Di satu pihak, dia tak dapat mengerti bagaimana Maria dapat hamil. Di pihak lain, dia amat yakin bahwa Maria tidak berdosa. Karena itu, dia mencari jalan keluar yang terbaik. Namun, niatnya itu dibatalkannya ketika mendapat perintah malaikat dalam mimpinya (Mat 1:18-24). Ia adalah seorang seorang yang setia dan patuh kepada bisikan ilahi yang menggema halus dalam hatinya.

Beberapa kali malaikat mengunjung dia dalam mimpi. Yusuf melaksanakan segala perintahnya dalam diam, tanpa kata. Perintah kedua diterimanya setelah Yesus lahir. Raja Herodes mau membunuh kanak-kanak Yesus dengan jalan menghabisi semua anak laki-laki di bawah usia dua tahun. Yusuf diberitahu untuk menyelamatkan Yesus beserta ibu-Nya ke Mesir. Ia langsung melaksanakan perintah dengan membawa Yesus serta ibu-Nya ke tanah Mesir (Mat 2:13-15). Setelah kematian Herodes, kembali malaikat memerintahkannya agar kembali ke Israel. Ia bertindak bijaksana dan hati-hati. Ia tidak membawa Yesus dan Maria kembali ke Betlehem melainkan ke Nazaret di Galilea (Mat 2:19-23).

Dalam Kitab Suci tercermin sikap kesetiaan Yusuf sebagai suami dan bapak asuh Yesus. Hal itu tampak ketika Yesus hilang dalam perjalanan pulang ke Nazaret setelah merayakan Paskah Yahudi di Yerusalem. Tiga hari penuh, ia bersama Maria setia mencari Yesus. Akhirnya, mereka menemukan-Nya, di Bait Allah Yerusalem. Yesus sedang berdiskusi dengan para ahli Kitab (Luk 41-52). Ia mendekati Putranya itu dengan sikap lemah lembut, sederhana dan rendah hati. Kesederhanaan dan kelemahlembutannya itulah yang membuat Yesus meninggalkan para ahli Kitab dan segera mengikuti mereka untuk kembali ke Nazaret.

Santo Yusuf dalam Tradisi

Tradisi mengatakan bahwa dia telah meninggal dunia sebelum pesta perkawinan di Kana, awal karya Yesus di depan umum maupun pada akhir hidup-Nya di kayu salib. Sebab tidak mungkin Yesus - pada saat terakhir di kayu salib - menyerahkan Bunda-Nya, Maria, kepada Yohanes, murid yang dikasihi-Nya, jika Santo Yusuf masih hidup. Juga tak mungkin jika Santo Yusuf masih hidup dan sebagai seorang ayah yang penuh tanggung jawab serta setia pada Tuhan membiarkan Maria dan Yesus, Puteranya menderita sendiri.

Dalam awal perjalanan hidup Gereja, Santo Yusuf jarang mendapat perhatian. Ia dilupakan, atau setidaknya dibiarkan berdiri dalam bayang-bayang di belakang. Sifatnya yang sederhana dan tidak suka menonjolkan diri tampaknya mempengaruhi sedikitnya perhatian yang diberikan kepadanya oleh banyak pengajar Gereja. Akan tetapi, teologi mengenai panggilan, martabat, kekudusan dan perantaraannya mulai berkembang baru pada abad pertengahan. Antusiasme St Teresia dari Avila terhadap Santo Yusuf sungguh luar biasa. Secara jelas ia ungkapkan dalam tulisan-tulisannya serta diabadikan dalam 12 biara baru yang didirikannya, yang diberi nama St. Yoseph.

Gelombang besar perhatian dimulai dengan para Paus dari akhir abad ke-19. Semua Paus dari masa-masa modern, sejak dari Paus Pius IX hingga Paus Yohanes Paulus II, telah menyampaikan ajaran-ajaran penting mengenai Santo Yusuf dalam dokumen-dokumen resmi mereka. Sejak tahun 1870, Gereja secara resmi melalui Paus Pius IX memaklumkan Santo Yusuf sebagai pelindung Gereja Universal. Paus sesudahnya, Paus Leo XIII menghadirkan Santo Yusuf dan peranannya dalam sejarah keselamatan melalui ensikliknya tentang Santo Yusuf "Quamquam Pluries" (1889).

Paus Leo XIII ini menandaskan bahwa "Tuhan, dengan memberikan Yusuf kepada Santa Perawan, tidak memberikannya kepada Maria hanya sekadar sebagai pendamping hidup, saksi keperawanan, dan pelindung kehormatannya; Ia juga memberikan Yusuf kepada Maria agar ia, melalui ikatan perkawinan, dapat ikut ambil bagian dalam martabat yang agung dan luhur." Sedangkan Paus Yohanes Paulus II, pada tahun 1989 menyampaikan kepada kita suatu penjelasan dan refleksi yang sungguh indah mengenai panggilan unik Santo Yusuf dalam rencana keselamatan Allah di dalam "Redemptoris Custos" -- pelindung Sang Penebus. Anjuran Apostolik yang inspirasional ini berbicara mengenai peran dan perutusan Santo Yusuf dalam kehidupan Kristus dan Gereja semesta.

Hingga kini, tanggapan khas yang kerap dijumpai mengenai pribadi Santo Yusuf sebagai suami Maria dan ayah asuh Yesus adalah seorang ayah yang tulus hati, setia, jujur, dan baik, entah melalui teladan hidup, kata-kata maupun tindakannya. Secara tulus, ia mencintai Maria dan Yesus dengan seluruh jiwa-raganya. Cintanya sungguh tidak terbagi, penuh kehangatan dan selalu memberi. Cintanya sungguh tidak mengharapkan balasan apa pun. Itulah sebabnya Yesus bertumbuh dan berkembang dalam semangat cinta yang sama.

Santo Yusuf juga seorang tokoh besar dalam karya keselamatan Allah. Ia telah membuktikan segalanya selama ia dipercayakan Allah untuk mendampingi Maria dan membesarkan Yesus. Sebagai seorang ayah dan suami, ia tidak suka menonjolkan diri. Ia mengabdikan dirinya secara total dengan tulus hati demi pelayanan. Ia adalah seorang pelayan yang sempurna, seorang suami yang jujur dan ayah yang sempurna. Santo Yusuf menjadi figur bagi Gereja dalam pelayanannya, model kesetiaan dan kejujuran bagi kita, secara khusus bagi para ayah bagi anak-anak dan seorang suami bagi isteri. Marilah kita meneladan kehidupan Santo Yusuf.

Doa Memorare kepada Santo Yusuf
oleh Sta. Faustina

Ingatlah, ya suami Maria yang termurni, pelindungku yang terkasih, Santo Yusuf, belum pernah terdengar bahwa seorang pun yang mohon perlindunganmu dan mohon pertolonganmu dibiarkan seorang diri tanpa penghiburan. Terdorong oleh keyakinan ini, aku datang kepadamu, dan dengan segala hasrat hatiku, aku mempercayakan diriku kepadamu. Janganlah menolak doaku, ya bapa asuh Juruselamat kami, melainkan dengan penuh belas kasih, dengarkanlah dan jawablah doaku. Amin.

RUAH


Bersukacitalah atas karya penyelamatan Allah pada kita

Minggu, 18 Maret 2012
Hari Minggu Prapaskah IV/B

BERSUKACITALAH ATAS KARYA PENYELAMATAN ALLAH PADA KITA

Minggu Prapaskah IV merupakan Minggu Laetare atau Minggu Sukacita. Maka, Antifon Pembuka mengajak kita “Bersukacitalah, hai Yerusalem dan berhimpunlah, kamu semua yang mencintainya; bergembiralah dengan sukacita, hai kamu yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak-sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu” (bdk. Yes 66:10-11).

Ada dua alasan, mengapa kita pantas bersukacita. Pertama, melalui masa Prapaskah, Tuhan menunjukkan kasih setia-Nya yang tanpa batas kepada kita. Meskipun kita orang yang lemah dan mudah/sering berbuat dosa, Tuhan selalu mengampuni dan membantu kita untuk memperbaiki diri. Kedua, kita sudah separoh jalan menghayati masa Prapaskah dengan meningkatkan doa, puasa/pantang dan amal kasih. Jika sudah baik, kita syukuri dan kita tingkatkan, jika masih kurang, kita masih mempunyai waktu untuk menghayatinya dengan lebih sungguh.

Minggu Laetare mengingatkan kita bahwa Masa Prapaskah merupakan simbol perjuangan kita di dunia untuk mencapai sukacita abadi yang dilambangkan dengan Paskah. Sukacita abadi kita peroleh berkat kehidupan, wafat, dan kebangkitan Kristus. Penderitaan dan kesulitan dalam perjuangan kita untuk menghayati masa Prapaskah ini tidak sebanding dengan sukacita abadi, yaitu sukacita Paskah, yang akan kita peroleh. Kata Paulus, “Penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Ibr 8:18).

Ajakan dan suasana sukacita semakin tampak dalam bacaan-bacaan hari ini. Bacaan pertama dari Kitab Tawarikh mewartakan kerahiman Allah yang dinyatakan lewat pembebasan. Kita diajak bersukacita karena Allah yang maharahim membebaskan bangsa Israel dari pembuangan. Kepada kita, Allah juga berkenan menerima usaha pertobatan kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Dalam Bacaan kedua, St. Paulus mewartakan iman akan keselamatan yang kita peroleh berkat kasih karunia Allah. Kita diajak bersukacita karena Allah yang maha pengasih berkenan menyelamatkan kita. Kita semua adalah orang berdosa yang seharusnya binasa, tetapi karena kasih karunia Allah, kita diselamatkan. Keselamatan bukanlah hasil usaha dan kerja kita melainkan pemberian dan kasih karunia Allah.

Melalui bacaan Injil, kerahiman dan kasih karunia Allah yang membebaskan dan menyelamatkan kita semakin diperjelas. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal. Sebab, Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya” (Yoh 3:16-17). Bukankah kita pantas bersukacita kalau kita yang seharusnya dihukum dan dibinasakan karena dosa-dosa kita tetapi kita justru dibebaskan dan diselamatkan? Apalagi, itu semua diberikan kepada kita, bukan karena usaha, jasa dan kerja kita tetapi karena kasih karuni dan belas kasih Allah kepada kita.

Sebagai orang yang dikasihi: diampuni, dibebaskan dan diselamatkan, tentu kita tidak cukup hanya menerimanya dengan sukacita. Kita juga harus ngrumangsani sebagai orang yang dikasihi Tuhan kemudian berusaha menata hidup yang lebih pantas di hadapan Tuhan. Bagaimana caranya? Menurut bacaan Injil, paling tidak ada 2 hal: percaya kepada Tuhan dan mencintai terang.

Setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Percaya kepada Tuhan menyangkut segi lahir maupun batin. Secara lahir, kita mengatakan bahwa “Aku Percaya kepada Allah … dst”. Namun, kepercayaan itu juga harus dihayati lebih mendalam. Kalau kita percaya kepada seseorang, maka kita akan mengikuti dan melaksanakan apa yang dikatakan atau diperintahkan orang tersebut. Demikian pula, kalau kita percaya kepada Tuhan, tentunya kita juga menuruti dan melaksakakan kehendak Tuhan, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. … Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Mat 22:37.39).

Barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah. Kepada kita masing-masing, Tuhan telah menganugerahkan pelita hati nurani, yang membuat kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Dengan terang pelita hati itu, kita tentu diarahkan untuk memilih dan melakukan yang baik dan benar.

Semoga, dengan semakin percaya kepada Tuhan dan dengan mencintai serta menjadi terang, kita semakin dapat merasakan sukacita yang sejati. Sukacita karena dicintai Tuhan. Sukacita karena mencintai Tuhan dan sesama. Sukacita karena selalu mengusahakan apa yang baik dan benar.


Rm. A. Agus Widodo, Pr

Kobus: Baik (Yoh 3:14-21)

Minggu, 18 Maret 2012 Hari Minggu Prapaskah IV/B


Minggu, 18 Maret 2012
Hari Minggu Prapaskah IV/B

LEBIH DARI BIASANYA

Pengetahuan terbesar mengenai Allah ialah mengakui cinta kasih-Nya dengan iman dan mengenal kebenaran-Nya --- St Sirilus dari Yerusalem


Antifon Pembuka (Yes 66:10-11)

Bersukacitalah bersama Yerusalem, dan bersorak-sorailah karenanya, hai semua para pencintanya. Bergiranglah riang-ria bersama dia, kalian yang dahulu berkabung karenanya. Puaskanlah hatimu dan nikmatilah hiburan berlimpah.

Doa

Allah Bapa kami yang maharahim, Engkau telah mengutus Putra-Mu bukan untuk menghukum melainkan untuk menyelamatkan. Dan dalam cinta kasih-Mu Engkau mencakup segala yang ada dan mengampuni dosa-dosa manusia. Tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami, bukan karena kami telah berjasa, melainkan karena Engkau kaya akan belas kasih terhadap orang-orang berdosa. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Tawarikh (2Taw 3:14-16.19-23)

Ketika Israel diperintah oleh Raja Zedekia, semua pemimpin di antara imam dan rakyat berkali-kali berubah setia dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain. Rumah yang dikuduskan Tuhan di Yerusalem mereka najiskan. Namun Tuhan, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Tuhan sayang kepada umat-Nya dan kepada tempat kediaman-Nya. Tetapi mereka mengolok-olok para utusan Allah itu, menghina segala firman Allah dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka Tuhan bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi ada pemulihan. Maka Tuhan menggerakkan raja orang-orang Kasdim. Mereka membakar rumah Allah, merobohkan tembok Yerusalem dan membakar segala puri dalam kota itu, sehingga musnahlah segala perabotan yang indah-indah. Mereka yang masih tinggal dan terluput dari pedang diangkutnya ke Babel, mereka dijadikan budak raja dan budak anak-anaknya sampai kerajaan Persia berkuasa. Dengan demikian genaplah firman Tuhan yang diucapkan Yeremia, sampai tanah ini pulih dari akibat dilalaikannya tahun-tahun sabat, karena tanah itu menjadi tandus selama tahun sabat, hingga genaplah tujuh puluh tahun. Pada tahun pertama pemerintahan Koresh, raja negeri Persia, Tuhan menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu, untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia. Maka dimaklumkanlah di seluruh kerajaan Koresh, secara lisan dan tulisan maklumat ini, "Beginilah perintah Koresh, raja Persia. Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, kiranya Tuhan Allah menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 137:1-2.3.4-5.6; Ul: 6a)
1. Di tepi Sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita gantungkan kecapi kita.
2. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita, "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"
3. Bagaimanakah mungkin kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing? Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!
4. Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak menjadikan Yerusalem puncak sukacitaku!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (2:4-10)

Saudara-saudara, terdorong oleh kasih karunia-Nya yang besar, yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita, Allah yang kaya dengan rahmat telah menghidupkan kita bersama dengan Kristus. Sekalipun kita telah mati karena kesalahan kita. Jadi kamu diselamatkan berkat kasih karunia. Di dalam Kristus Yesus itu Allah telah membangkitkan kita juga dan memberi tempat di surga bersama dengan Dia. Dengan itu Allah bermaksud di masa yang akan datang menyatakan kepada kita kasih karunia-Nya yang berlimpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab berkat kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman. Keselamatan itu bukanlah hasil usahamu, melainkan pemberian Allah. Jadi keselamatan itu bukanlah dari hasil pekerjaanmu. Maka jangan sampai ada orang yang memegahkan diri. Sebab sesungguhnya kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik, yang sudah dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 3:16)
1. Begitu besar kasih Allah akan dunia, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
2. Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:14-21)

Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada Nikodemus yang datang kepada-Nya pada waktu malam, "Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikianlah juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; tetapi barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat, sebab barangsiapa berbuat jahat, ia membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatan yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni (Mzm 121:3-4)

Hai Yerusalem, engkau dibangun sebagai kota yang rapat tersusun. Segala suku bangsa berziarah kepadamu untuk bersyukur kepada Tuhan.

Renungan


Potret kehidupan di masa Prapaskah yang patut disimak antara lain: aktivitas umat untuk mengikuti perayaan Ekaristi lebih dari biasanya, aktivitas umat untuk pendalaman iman di lingkungan dan wilayah lebih dari biasanya, aktivitas umat untuk berpantang dan berpuasa lebih dari biasanya, aktivitas umat untuk melakukan karya amal dalam berbagai bentuk, salah satunya Aksi Puasa Pembangunan (APP) lebih dari biasanya.

Namun, semua itu akan tetap tanpa makna jika tidak dibarengi dengan perubahan pola pikir dan pola tindak yang dapat mendatangkan pengampunan dan kedamaian. Sebab, makna berpuasa dan berpantang adalah berpaling dari segala bentuk kejahatan di mata Tuhan dan memohon ampunan serta belas kasih-Nya.

Ketidaksetiaan pada Tuhan dan mengikuti berbagai keinginan tak teratur adalah salah satu bentuk kejahatan di mata Tuhan. Hal ini terungkap dalam pengalaman iman yang direfleksikan dalam 2Taw 36:14-16.19-23, di mana para pemimpin Israel tidak setia pada Tuhan. Mereka menajiskan rumah Tuhan dan meruntuhkannya. Namun, belas kasih Tuhan jauh mengatasi ketidaksetiaan mereka. Maka, Tuhan memanggil Kores untuk menggenapi firman Tuhan dan mendirikan kembali rumah Tuhan, serta mengundang semua orang Israel yang merasa umat Tuhan untuk pulang dan beribadah kepada Tuhan sebagai tanda kesetiaan. Sedangkan mereka yang tidak mau pulang adalah mereka yang tidak setia pada Tuhan. Hukuman bagi mereka adalah tetap terkurung dalam kejahatan dan tuhan mereka adalah kegelapan.

Pengalaman akan nasib mereka yang setia dan mereka yang tak setia pada Tuhan diungkapkan sendiri oleh Yesus. Dalam Yoh 3:11-21, difirmankan tak ada seorang pun yang telah naik ke surga selain Dia yang telah turun dari surga. Seperti Musa meninggikan ular di padang gurun demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya pada-Nya beroleh hidup yang kekal. Sebab Bapa mengutus Anak-Nya supaya dunia selamat oleh Dia. Mereka yang tak percaya akan kena hukuman yaitu tinggal terus dalam kegelapan dan membenci terang karena perbuatan mereka jahat. Tetapi, barangsiapa melakukan perbuatan benar, ia datang kepada terang, supaya nyata bahwa perbuatannya dilakukan dalam Allah.

Lewat pengalaman iman Yohanes terungkap identitas Yesus sebagai Dia yang telah turun dari surga dengan membawa misi dari Bapa-Nya yakni menyelamatkan umat manusia. Untuk beroleh selamat kita mesti percaya kepada Yesus, Sang Terang yang akan membimbing kita dalam perbuatan yang benar. Maka, St. Paulus meyakini bahwa keselamatan kita bukanlah hasil prestasi atau usaha kita sendiri namun karena kasih karunia Yesus Kristus (Ef 2:4-10)

Oleh karena itu, tak ada alasan sedikit pun bagi kita untuk memegahkan diri. Hanya satu yang diminta dari kita yakni tinggal dan hidup dalam kasih-Nya. Sebab hanya dengan tinggal di dalam kasih-Nya kita akan diterangi dan dibimbing oleh Tuhan untuk melihat perbuatan jahat kita. Kita akan dikuatkan-Nya untuk meninggalkan perbuatan jahat itu dan berjalan dalam kebenaran Tuhan.

Masa Prapaskah adalah kesempatan untuk mengubah pola pikir dan pola tindak dari ketidaksetiaan pada Tuhan yang merupakan wujud kejahatan dan kegelapan lebih dari biasanya.

RUAH

Sabtu, 17 Maret 2012 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Sabtu, 17 Maret 2012
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

“Jalan kerendahan hati bukanlah jalan pengecut melainkan jalan keberanian” (Paus Benediktus XVI)


Antifon Pembuka (Mzm 103:2-3)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena Ia mengampuni segala kesalahan-Mu.

Doa Pagi


Ya Tuhan, untuk dapat bertobat aku harus berani menyerahkan total kepada-Mu. Ajarilah aku supaya semakin mengenal Engkau lewat firman-Mu dan perbuatan-perbuatan kasih dalam hidup ini. Amin.

Orang beriman mesti terus-menerus belajar mengenal Allah yang benar. Orang yang mengenal Allah dengan benar akan mudah mengasihi-Nya dengan tulus ikhlas. Sikap ini sangat menyenangkan hati Allah, karena Dia lebih menyukai kasih setia daripada kurban sembelihan. Maka berbahagialah orang yang mengenal Allah dan segala yang dikehendaki-Nya.


Bacaan dari Kitab Hosea (6:1-6)

"Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan."

Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga. Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar. Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Dan Tuhan berfirman, “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan. Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=c; 4/4; PS No. 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
3. Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (bdk. Mzm 95:7b)
Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.

Berdoa dan berdosa itu bedanya sangat tipis. Orang beriman akan berdoa dengan rendah hati, tulus ikhlas, selalu mengucap syukur dan merasa tidak pantas berdiri di hadapan Tuhan. Sedangkan doa yang berisi kesombongan, merasa paling suci dan merendahkan orang lain akan berakibat dosa. Karena akar dari segala dosa adalah kesombongan dan cinta diri.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)

"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah."

Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Doa orang Farisi itu tidak dibenarkan, karena justru menganggap diri paling benar dan menganggap rendah orang lain. Camkanlah, saudara! Itulah bentuk ungkapan peninggian diri di hadapan Allah. Jika kita memiliki sikap serupa orang Farisi itu, hendaklah segera diatasi. Sebab, tanpa belas kasih Allah, tak ada orang yang layak di hadapan-Nya. Yang penting percaya akan belas kasih Allah yang tak terbatas, bukan membanggakan diri atas prestasi rohani.

Doa Malam

Yesus yang lembut dan rendah hati, mampukan aku dalam hidup ini bersikap keras terhadap diri sendiri, tetapi lembut kepada sesama. Tolonglah agar kasih-Mu sungguh dapat aku berikan dengan ketulusan dan kesombongan menjauh dariku. Amin.


RUAH

Jumat, 16 Maret 2012 Hari Biasa Pekan III Prapaskah - Pantang

Jumat, 16 Maret 2012
Hari Biasa Pekan III Prapaskah - Pantang

Meskipun harta milik kita berbeda, kita dapat mencapai ukuran yang sama dalam hal cinta kepada sesama (Paus Leo Agung)

Antifon Pembuka
(bdk. Mzm 86:8-10)

Tiada dewa yang menyamai Engkau, ya Tuhan, sebab agunglah Engkau dan agunglah karya-Mu. Hanya Engkaulah Allah

Doa Pagi

Ya Tuhan, Yesus yang lembut hati, curahkanlah rahmat-Mu dalam hatiku, supaya aku tidak mudah menyeleweng. Tuntunlah aku supaya berjalan lurus, sesuai dengan ajaran-mu. Sebab Engkaulah harapan hidupku, kini dan sepanjang masa. Amin.

Allah itu Mahabaik, Dia membarui segala sesuatu. Allah ingin memulihkan keadaan yang telah rusak menjadi baru. Dia memanggil orang yang menyeleweng untuk mengakui kesalahan dan dosa-dosanya dan kembali kepada-Nya. Orang yang bijaksana dan rendah hati akan memahami warta sukacita ini. Dia akan mengalami kasih keselamatan Allah.

Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10)

"Kami tidak akan berkata lagi "Ya Allah kami" kepada buatan tangan kami."

Beginilah firman Allah, "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan, Allahmu, dengarkanlah suara-Ku.
Ayat. (Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17)

1. Aku mendengar bahasa yang tidak kukenal, "Akulah yang telah mengangkat beban dari bahumu, dan membebaskan tanganmu dari keranjang pikulan; dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau.
2. Aku menjawab engkau dengan bersembunyi di balik badai, Aku telah menguji engkau dekat Meriba. Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, kiranya engkau mau mendengarkan Aku!
3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah orang asing. Akulah Tuhan Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
4. Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu, Aku akan mengenyangkannya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (bdk. Mat 3:2)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.


Hati, jiwa, dan akal budi adalah anugerah Allah yang luar biasa. Ketiga anugerah ini menjadi ciri keluhuran manusia dibandingkan makhluk ciptaan yang lain. Karena itu, tiap manusia dipanggil untuk mencintai Allah sang Pencipta dengan hati, jiwa, dan akal budi. Ia mencintai Allah dengan seluruh daya yang ada padanya. Inilah wujud cinta kasih yang total.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)


"Tuhan Allahmu itu Tuhan Yang Esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu."

Sekali peristiwa, datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya, "Perintah manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Kerajaan Allah itu sungguh dekat, karena berada di dalam cinta kasih. Barangsiapa mencintai dengan tulus murni, dia akan mampu menarik Allah untuk hadir. Seperti yang diajarkan dalam liturgi Kamis Putih, "Jika ada cinta kasih, hadirlah Tuhan." Sebab, Allah adalah kasih itu sendiri. Inilah perintah yang paling utama. Maka, semoga seluruh kata-kata, sikap dan tingkah laku kita dijiwai oleh cinta kasih.

Doa Malam

Allah Bapa kami yang maharahim, perbuatan kasih yang tulus dapat meluluhkan keangkuhan hidup dan membuat orang semakin baik. Jauhkanlah dari rasa sombong dan puas diri sehingga hidupku dapat menjadi berkat bagi orang lain. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

R U A H

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy