| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 29 Maret 2012 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

 Kamis, 29 Maret 2012
Hari Biasa Pekan V Prapaskah

“Janganlah pernah kita berkeinginan untuk unggul dari yang lain” (St. Fransiskus dari Asisi)

Antifon Pembuka (Ibr 9:15)

Kristus pengantara Perjanjian Baru. Berkat wafat-Nya, para pilihan memperoleh warisan abadi yang dijanjikan-Nya.

Doa Pagi

Puji syukur kepada-Mu ya Bapa, Engkau senantiasa memberikan harapan yang menyelamatkan dan masa depan yang membahagiakan, asal kami mau berpegang teguh pada-Mu. Tuntunlah kami hari ini di jalan kebenaran-Mu agar kami semakin mampu hidup bagi kemuliaan-Mu. Amin.

Perjanjian selalu diadakan oleh dua belah pihak. Perjanjian itu sifatnya saling mengikat dan mempunyai konsekuensi. Masing-masing pihak saling memberikan kontribusi agar perjanjian itu berdaya guna. Allah akan menjadikan Abraham sebagai bapa para bangsa. Konsekuensinya, Abraham dan seluruh keturunannya harus setia memegang perjanjian Tuhan.

Bacaan dari Kitab Kejadian (17:3-9)

"Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa."

Pada waktu itu, ketika Allah menampakkan diri, maka Abraham bersujud. Dan Allah berfirman kepadanya, “Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kini kaudiami sebagai orang asing; seluruh tanah Kanaan ini akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.” Lagi firman Allah kepada Abraham, “Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selama-lamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya
Ayat. (Mzm 105:4-5.6-7.8-9; R: 8a)
1. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
2. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya. Dialah Tuhan, Allah kita, di seluruh bumi berlaku ketetapan-Nya.
3. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Janganlah keraskan hatimu, tetapi dengarkan suara Tuhan.

Abraham telah setia melaksanakan firman Allah. Dia menjadi berkat bagi seluruh keturunannya. Sebagai anak-anak Abraham, kaum beriman mewarisi keutamaan Abraham. Dia punya potensi yang besar untuk setia kepada Allah. Karena itu, kaum beriman perlu terus memupuk relasi dengan Yesus. Sehingga ia mampu menjadi saluran berkat Tuhan bagi sesama.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:51-59)

"Abraham bapamu bersukacita, bahwa ia akan melihat hari-Ku."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya.Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus berkata jujur, “Sebelum Abraham jadi, Aku ada.” Sejak semula, Dia bersama-sama dengan Allah, dan Dia adalah Allah. Dia menjadi manusia untuk merasakan suka duka ciptaan-Nya, menawarkan penebusan, menjanjikan keselamatan. Betapa beruntungnya orang yang mengimani Yesus Kristus, Allah yang menjadi manusia. Kitalah orang yang beruntung itu.

Doa Malam

Ya Yesus, Sang Firman Allah yang hidup. Penuhilah kami dengan Roh-Mu agar kami semakin mampu mengenal Bapa dan melaksanakan kehendak-Nya. Bimbinglah kami dan seluruh umat-Mu agar selalu bersyukur atas Putra Bapa yang tunggal; Sang Jalan, Kebenaran dan Hidup, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH
   

Rabu, 28 Maret 2012 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Rabu, 28 Maret 2012
Hari Biasa Pekan V Prapaskah


FIRMAN-KU TIDAK BEROLEH TEMPAT

"Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu." (Yoh 8:37)

Antifon Pembuka
(bdk. Mzm 18:48-49)

Tuhan, Engkau membebaskan daku dari musuh. Engkau memberi aku kemenangan atas segala lawan dan merebut aku dari tangan orang jahat

Doa

Terima kasih Bapa, pada pagi ini Engkau mengajari kami bahwa hanya kepada Engkau sajalah kami harus percaya dan menyembah. Semoga sikap Sadrakh, Mesakh, dan Abednego memperkuat iman kami di tengah godaan dunia ini. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (3:14-20.24-25.28)


"Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya."

Sekali peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja Babel, kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, “Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah kamu menyembah patung yang kubuat ini! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu juga kamu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab, “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada Tuanku dalam hal ini. Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu.” Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lipat lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa orang yang sangat kuat di antara tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu. Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu bangun dengan segera. Berkatalah ia kepada para menterinya, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?” Jawab mereka kepada raja, “Benar, ya Raja!” Kata raja, “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu. Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” Maka berkatalah Nebukadnezar, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya tetapi melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ayat. (
Dan 3:52.53.54.55.56)

P. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
I. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:31-42)


"Apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jawab mereka, “Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak. Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari bapamu.” Jawab mereka kepada-Nya, “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka, “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” Kata Yesus kepada mereka, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Bacaan I menceritakan kisah heroik ketiga pemuda saleh, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka dihadapkan pada pilihan: menyembah raja dengan jaminan tetap hidup atau bertahan pada iman mereka dengan konsekwensi mereka dibakar hidup-hidup. Tanpa ragu ketiganya memilih tetap bertahan dan setia dalam iman kepada Allah dengan segala risikonya. Sikap ketiganya telah menjadi teladan bagi teman-teman sebangsanya untuk tetap setia dan bertahan dalam iman meskipun harus berhadap dengan tantangan berat.

Orang yang setia adalah orang yang merdeka. Orang yang merdeka adalah mereka yang melakukan segala sesuatu seturut hati nuraninya tanpa ada paksaan karena keyakinan bahwa hal itu baik, benar, dan dikehendaki Tuhan. Yesus ingin para murid-Nya menjadi orang-orang yang merdeka, bebas dari belenggu dosa dan sungguh-sungguh berserah diri kepada-Nya.


Masa Prapaskah merupakan kesempatan istimewa untuk menanggalkan belenggu-belenggu dosa agar menjadi manusia merdeka. Masa ini juga adalah saat terindah bagi kita untuk membarui kesetiaan kita kepada Tuhan. Bersediakah kita?


Ya Tuhan, syukur atas kasih-Mu yang membebaskanku. Semoga aku senantiasa menjaga martabat itu dengan tetap setia dalam iman, panggilan, pekerjaan dan keluarga. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 27 Maret 2012 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Selasa, 27 Maret 2012
Hari Biasa Pekan V Prapaskah

“Kuasa Roh Kudus tidak hanya menerangi dan menghibur kita, melainkan juga mengarahkan kita kepada masa depan, kepada kedatangan Kerajaan Allah” (Paus Benediktus XVI)


Antifon Pembuka (Mzm 27:14)

Taruhlah harapan-Mu pada Tuhan. Jadilah perwira dan tabahkanlah hatimu. Percayalah pada Allah.

Doa Pagi


Terima kasih Bapa, pada pagi hari ini kami Kausadarkan dari kelemahan, yang selalu mengeluh seperti ular yang memagut sehingga mematikan jiwa kami. Ampunilah kami ya Bapa, setiap kali kami jatuh dalam kelemahan ini. Kami percaya dengan memandang salib Putera-Mu, kami Kaubimbing ke jalan pertobatan sejati. Amin.


Orang cenderung memikirkan hal-hal duniawi. Mereka suka disibukkan oleh perkara-perkara lahiriah yang menyenangkan hati. Padahal ada hal yang mestinya lebih menjadi prioritas hidup mereka, yaitu hidup dengan benar sesuai kehendak Allah. Walau kadang hambar, namun Tuhan mau menunjukkan kehendak-Nya. Orang mesti setia menerima bimbingan-Nya.


Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)


"Setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandang ular tembaga itu, ia akan tetap hidup."

Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan supaya dijauhkan ular-ular ini dari kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 102:2-3.16-18.19-21)
1. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi.


Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Benih itu adalah Sabda Tuhan, penaburnya adalah Kristus. Setiap orang yang menemukan Dia, akan hidup selama-lamanya.

Di dalam Yesus ada hidup dan keselamatan. Orang yang percaya kepada-Nya akan hidup dan selamat. Ia akan hidup bahagia dalam persatuan dengan Allah Bapa. Sebaliknya, orang yang tidak percaya kepada-Nya akan mati dalam dosa. Jadi, iman kepercayaan akan menentukan hidup seseorang. Ia hidup untuk bahagia atau dihukum karena kurang percaya kepada Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:21-30)


"Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia."

Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang banyak, “Aku akan pergi. Dan kamu akan mencari Aku; tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.” Maka kata orang-orang Yahudi itu, “Apakah Ia mau bunuh diri, dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Siapakah Engkau?” Jawab Yesus kepada mereka, “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu. Akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya itulah yang Kukatakan kepada dunia.” Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus, “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku! Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Yesus berbicara tentang Bapa. Yesus akan kembali kepada-Nya. Indahnya saat pulang. Indahnya menuju rumah Bapa. Yesus merindukannya! Namun satu jalan sempit lagi mesti ditempuh, yakni penderitaan yang mengerikan dalam penyaliban (‘ditinggikan’). Pesan Injil hari ini: Tak ada kebangkitan mulia yang melahirkan damai sejati tanpa didahului oleh penderitaan. Derita adalah bunda kedamaian.

Doa Malam


Syukur kepadamu Tuhan Yesus, hari ini Engkau telah mengajari kami bagaimana harus bersikap, bahkan di kala tantangan menghadang. Namun jika ada kekurangan kami, berkenanlah mengampuni kami. Amin.


RUAH

Senin, 26 Maret 2012 Hari Raya Kabar Sukacita

Senin, 26 Maret 2012
Hari Raya Kabar Sukacita

“Tidak seorang pun dapat mempunyai Allah sebagai Bapa, kalau ia tidak mempunyai Gereja sebagai ibu” (St. Siprianus)


Antifon Pembuka
(lih. Ibr 10:5-7)

Ketika masuk ke dunia ini Kristus bersabda, "Aku datang, ya Allah, untuk melakukan kehendak-Mu.
"

Doa


Allah yang Mahakuasa, setiap hari kami nantikan kedatangan-Mu. Berilah kami kekuatan agar kami hayati benar harapan kami itu dalam tingkah laku kami sehari-hari. Maka kami akan menjadi bentara dan pembuka jalan bagi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami
yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Tuhan berjanji akan selalu menyertai umat-Nya. T
uhan begitu mencintai umat pilihan-Nya. Tuhan ingin memelihara mereka agar selalu hidup dalam kebenaran. Mesias, sang Imanuel akan lahir ke dunia sebagai wujud penyertaan Tuhan kepada umat-Nya. Janji Tuhan ini menjadi tanda bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. (RUAH)

Bacaan dari Kitab Yesaya (7:10-14; 8:10)

"Seorang perempuan muda akan mengandung."


Tuhan berfirman kepada Raja Ahas, "Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." Tetapi Ahas menjawab, "Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!" Lalu berkatalah Nabi Yesaya, "Baiklah! Dengarkanlah, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel, artinya: Allah menyertai kita."

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850

Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11)

1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut, lalu aku berkata, "Lihatlah, Tuhan, aku datang!"
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: "Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Keadilan-Mu tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan, kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan, tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.

Persembahan lahiriah bagi Tuhan itu baik. Tapi, Tuhan lebih berkenan kepada kurban rohani, yaitu persembahan hati yang remuk redam. Sikap penyerahan diri kepada kehendak Allah menjadi persembahan yang sangat berharga. Disposisi batin mengarahkan sikap bakti kepada Allah. Itulah sikap tobat untuk membarui diri terus-menerus (metanoia).
-- (RUAH)

Bacaan dari Surat kepada orang Ibrani (10:4-10)


"Lihatlah Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."


Saudara-saudara, tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata, "Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki. Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau juga tidak berkenan. Maka Aku berkata: Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allahku." Jadi mula-mula Ia berkata, "Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan; Engkau tidak berkenan akan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. -- Dan kemudian Ia berkata, "Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Jadi yang pertama telah Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 1:14ab)
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya.

Allah menepati janji-Nya. Malaikat Gabriel diutus Allah untuk segera mewartakan kabar sukacita ini. Allah berkenan kepada hati
seorang perawan yang suci, murni dan takut kepada-Nya. Allah akan membuat tanda besar yang akan mempengaruhi sejarah karya keselamatan Allah. Allah memilih Maria dan Elisabet untuk melaksanakan janji keselamatan-Nya. --
(RUAH)

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)


"Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."

Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Rekan-rekan yang budiman!
Dikisahkan dalam Luk 1:26-38 (Injil Hari Raya Kabar Sukacita) bagaimana malaikat Gabriel diutus ke sebuah kota kecil di Galilea - di sebelah utara Tanah Suci - kepada Maria yang diperkenalkan dalam Injil sebagai "perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud". Setelah mengucapkan salam damai, Gabriel memberitakan bahwa seorang anak lelaki akan lahir dari Maria, dan hendaknya ia dinamai Yesus. Ia akan menjadi besar dan dinamakan Anak Allah Yang Maha Tinggi dan akan dikaruniai kekuasaan tanpa akhir. Bagaimana ini mungkin, ia kan belum bersuami? Tak ada yang mustahil bagi Allah, Gabriel menjelaskan, Elisabet yang sudah lanjut usia pun kini sudah enam bulan mengandung. Yang terjadi sekarang lebih besar. Anak yang akan dilahirkan Maria itu akan disebut kudus, Anak Allah, karena Maria akan dinaungi kuasa Allah dan Roh Kudus akan turun ke atas dirinya.

SAAT-SAAT YANG MENENTUKAN

Marilah sejenak berhenti pada ay. 27 sebelum mendengarkan jawaban Maria nanti. Dapat kita rasa-rasakan, inilah saat-saat yang paling menegangkan dalam seluruh peristiwa itu. Memang kita tahu apa jawaban Maria. Juga orang dulu sudah tahu. Ia mengucapkan kesediaannya dengan tulus (Luk 1:38 "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."). Tapi marilah bayangkan, apa yang bisa terjadi seandainya malaikat Gabriel datang ke pada orang lain? Atau, bagaimana seandainya jawaban Maria bukan seperti itu? Tentu kelanjutan kisah ini amat berbeda. Tetapi juga tak akan ada cerita kunjungan Gabriel, dan Injil pun takkan pernah ditulis. Seluruh warta Injili yang kita kenal sekarang sebenarnya berawal sebagai kelanjutan kisah ini. Bahkan sejarah kemanusiaan setelah itu akan amat berbeda. Memang semua "andaikata" di atas itu tidak ada dasarnya samasekali. Tetapi cara itu membantu untuk menyadari bahwa yang terjadi di Nazaret dua ribu tahun silam itu bukan perkara yang biasa-biasa saja. Dari saat itu kemanusiaan mengambil arah baru sampai ke zaman ini. Juga Yang Ilahi masuk ke dalam kemanusiaan dan belajar merasakan apa itu menderita, apa itu bergembira, apa itu bergaul dengan orang lain, apa itu "dulu", "kini" dan "nanti", pendek kata, bisa menyelami bagaimana hidup sebagai manusia yang katanya semula diciptakan--Nya sebagai gambar dan rupa--Nya. Kalau gambar ini belum sepenuhnya cocok, kini Ia boleh mencoba memperbaikinya sendiri dan bukan asal menuntut. Dan semua ini karena seorang gadis di Nazaret itu? Mari kita lihat dari dekat siapa Maria dalam kisah Lukas ini.

MARIA


Mengapa Lukas menyebutkan dengan lengkap bahwa malaikat Gabriel datang kepada "seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria." (ay. 27)? Boleh jadi ia merasa perlu menampilkan profil Maria sebagai tunangan Yusuf, orang keturunan Daud. Dengan demikian bagi pembaca zaman dulu jelas bahwa berkat kedua orang itulah nanti Yesus menjadi keturunan Daud dan dengan demikian memang berhak mendapat kepenuhan janji Tuhan kepada nenek moyang dahulu. Hal ini akan ditegaskan kembali dalam silsilah Yesus, lihat Luk 3:23-38, khususnya ay. 31. Dengan menyebut Maria dalam kedudukan ini, Lukas ingin mengajak pembaca melihat bahwa Gabriel memang diutus mendatangi seorang yang memungkinkan Yesus nanti lahir dalam garis keturunan Daud. Ini yang pokok.

Maria kemudian berkata, bagaimana mungkin ini terjadi, karena ia "belum bersuami" (ay. 34). Tidak usah kita sangkal bahwa waktu itu Maria memang masih berpikir dalam ukuran-ukuran yang tidak dipakai Gabriel, atau lebih tepat, oleh Dia yang mengutusnya. Dan Gabriel pun akan meluruskan pemikiran Maria. Keterbukaan Maria untuk menerima penjelasan, itulah yang menjadi kekuatannya. Bukan kesediaan buta mengatakan aku ini cuma hamba dan menurut saja. Bila hanya itu maka pernyataan dalam ay. 38 tidak akan bertahan lama. Tak bakal Maria berani menyimpan dalam hati kata-kata Simeon (Luk 2:35) nanti mengenai pedang yang akan menembus dirinya sendiri ("jiwamu") sendiri "supaya nyata pikiran hati orang banyak." Maksudnya, Maria akan memperoleh pemahaman batin yang mendalam - bagai ditembus pedang - juga dengan rasa nyeri dan dengan demikian bisa memahami pula pemikiran orang banyak. Tentunya bukan untuk asal mengetahui, melainkan membantu sebisanya. Selanjutnya, bila kesediaan Maria itu hanya sebatas antusiasme sesaat saja, ia takkan dapat menimbang-nimbang terus apa maksud kata-kata Yesus kecil yang diketemukan kembali di Bait Allah (Luk 2:51). Di situ Yesus berkata, "...bukankah ia harus berada dalam rumah Bapaku?", maksudnya, memikirkan urusan Allah yang semakin bisa dialami sebagai Bapa itu. Memang arti kata-kata itu masih gelap. Tetapi Maria tetap menyimpannya dalam hati, memikir-mikirkan, tidak mendiamkannya begitu saja. Jawaban dalam Luk 1:38 itu dalam bahasa sekarang akan disebut komitmen terhadap Allah. Ikut mengusahakan agar yang dibuat--Nya bisa berhasil. Dan dalam pandangan penginjil, ini dijalankannya dengan menerima kehadiran Roh Kudus di dalam dirinya. Kehadiran itu nanti mengambil ujud sebagai anak yang namanya sudah diberikan dari atas, seperti dikatakan Gabriel (ay. 31), yakni Yesus, harfiahnya "Tuhan itu jaya", pertanda ia menjadi penyelamat.


KEJUTAN


Siapa yang tidak terkejut bila tiba-tiba didatangi malaikat? Dan bukan sebarang malaikat, melainkan Gabriel - pembawa berita ilahi yang namanya saja sudah menggetarkan: "Allah itu Perkasa". Imam yang bukan sebarangan imam seperti Zakharia tak terkecuali. Dan itu terjadi di Bait Allah, tempat yang paling wajar bagi malaikat menampakkan diri dan menyampaikan berita dari atas sana. Dan toh pengalaman ini mengejutkan baginya. Lebih lanjut seperti diceritakan Lukas, Zakharia "...terkejut dan menjadi takut" (Luk 1:12). Bagaimana dengan Maria? Ia juga terkejut. Lukas mencatat bahwa setelah mendengar salam damai dari Gabriel, "Maria terkejut ... , lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu." Tidak sama dengan Zakharia, yang ketika terkejut malah melingkar ketakutan dan hanya melihat kesulitan belaka. Kali ini Gabriel berhadapan dengan seorang gadis yang meskipun terguncang batinnya tetap berpijak di bumi dengan dua kaki. Ia berani bertanya pada diri sendiri, memikirkan apa gerangan yang hendak disampaikan malaikat Allah Perkasa - Gabriel - yang menggetarkan itu? Dan kita patut berterima kasih kepada Lukas yang menjajarkan dua reaksi yang berbeda itu dalam bentuk kisah dan membantu kita semakin mengerti apa yang sebetulnya terjadi. Terkejut memang bagian dari diri kita, tetapi tak usah kita biarkan menjadi rasa takut. Lebih positif bila diolah menjadi pemikiran proaktif, seperti gadis pemberani dari Nazaret itu.

Maria mulai memikirkan dan mencari makna kata-kata sang malaikat. Dan kita tahu kehidupannya memang kehidupan menemukan arti salam damai Gabriel kepadanya sekalipun tak selalu gampang jalannya bahkan ada banyak penderitaan. Dan kemauannya memahami kedatangan Yang Ilahi kepadanya itu menjadi kekuatannya. Boleh kita bayangkan bahwa Yesus nanti akan banyak belajar dari seorang ibu seperti itu. Dengan caranya yang khas dan halus Lukas juga menyebutkannya. Setelah mengatakan bahwa Yesus tetap hidup dalam asuhan orang tuanya dikatakannya (Luk 2: 52) bahwa Yesus - yang waktu itu berumur 12 tahun - "makin dewasa dan bertambah hikmatnya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia".


WARTA


Kepada Maria malaikat Gabriel berkata "Jangan takut...". Kata-kata ini juga pernah ditujukannya bagi Zakharia. Tapi kepadanya ditambahkan, "sebab doamu telah dikabulkan" (Luk 1:13; tentunya keinginan Zakharia mendapat keturunan). Tetapi kepada Maria dijelaskan, "sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah." Gabriel mengajar Maria agar semakin berani hidup menurut jalan yang tak tersangka-sangka tapi bukan asal-asalan. Dengan demikian Maria akan menemukan anugerah "yang ada di hadapan Allah", yakni pemberian yang diperhatikan Allah sendiri, yang menjadi kesayangan--Nya sendiri. Seakan-akan belum cukup. Gabriel menambahkan bahwa wujudnya ialah anak lelaki dan yang namanya sudah ditentukan dari sana, yakni Yesus. Kini semua jadi lebih jelas. Karena berada di hadapan Allah, maka sang anugerah itu juga akan menjadi besar dan dikenal sebagai Anak Allah Yang Maha Tinggi, artinya orang yang amat dekat dengan--Nya. Gabriel, kendati penampakannya yang menggentarkan, ialah kekuatan yang dapat membimbing di jalan kehidupan. Sejak saat itu Maria hidup menyongsong kelahiran Dia yang bakal datang dalam ujud manusia. Maria adalah "adven" yang hidup.

Uraian Lukas mengenai kedatangan Gabriel kepada Maria bisa dipakai untuk membaca kembali pengalaman hidup kita masing-masing. Kehadiran yang sering membuat terkejut itu juga dapat membuat kita makin menyadari dan mendekat kepada Yang Ilahi sendiri - tentunya bila kita mau mencari tahu dan menyelami artinya. Seperti Maria.


Salam hangat.

A. Gianto

Senin, 26 Maret 2012 Hari Raya Kabar Sukacita

Senin, 26 Maret 2012
Hari Raya Kabar Sukacita

Berdasarkan tradisi, Gereja merayakan Hari Raya Kabar Sukacita setiap tanggal 25 Maret (9 bulan sebelum Natal). Sesuai amanat dokumen LITTERAE CIRCULARES DE FESTIS PASCHALIBUS PRAEPARANDIS ET CELEBRANDIS no 11, yang menegaskan bahwa “Hari-hari Minggu dalam Masa Prapaskah harus diutamakan di atas semua Hari Raya Tuhan, dan semua Hari Raya yang jatuh pada salah satu dari Minggu-minggu ini, dipindah ke hari Sabtu”, maka Hari Raya Kabar Sukacita sebenarnya diajukan tanggal 24 Maret (Sabtu). Namun, Kalender Liturgi terbitan KWI (Komisi Liturgi) menuliskan bahwa Hari Raya Kabar Sukacita jatuh hari Senin tanggal 26 Maret, hari ini. Hal ini terjadi murni karena human error. Kita tidak usah mempermasalahkan tanggal. Yang penting, marilah dengan sukacita kita rayakan misteri iman yang penting untuk terlaksananya karya keselamatan bagi kita ini.

Warta dari bacaan-bacaan hari ini menguraikan tentang apa isi kabar sukacita itu dan bagaimana hal itu terjadi. Mengenai isi, jelas bahwa kabar sukacita itu berupa dimulainya karya keselamatan Allah bagi kita. “Seorang perempuan muda akan mengandung” (bac I). Siapa yang akan mengandung dan siapa yang dikadung? Injil memberi jawab bahwa yang akan mengandung adalah “seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria”. Sedangkan yang dikandung adalah Yesus, Anak Allah. Nama “Yesus” berarti “Allah/Yahwe menyelamatkan”. Jadi, isi kabar sukacita itu adalah Maria (akan) mengandung Yesus, Sang Juru Selamat kita. Jelas, hal ini merupakan kabar sukacita karena kita yang mendamba keselamatan mendapatkan anugerah Sang Juru Selamat yang hadir dan tinggal di tengah-tengah kita.

Bagaimana kabar sukacita itu terjadi? Dari pihak Allah, ia memilih Maria untuk mengandung Sang Juru Selamat. Ia mengutus Gabriel untuk menyampaikan kehendak-Nya itu kepada Maria. Sementara itu, dari pihak Maria, kabar sukacita sungguh terjadi karena ia bersedia menerima tugas perutusan itu. Kesediaan Maria ini amat penting. Seandainya Maria menolak? Tentu kelanjutan kisah ini amat berbeda. Mungkin tidak ada kabar sukacita karena rencana keselamatan gagal terlaksana. Sebab, karya keselamatan sebagaimana diwartakan dalam Injil yang kita kenal sekarang sebenarnya berawal dari kesediaan Maria ini.

Tuhan Allah telah memilih Maria untuk menerima kabar sukacita sekaligus ikut serta menjadi pelaksana karya keselamatan-Nya. Dengan penuh ketaatan, Maria menerima tugas perutusan itu sehingga terlaksanalah karya keselamatan Allah. Marilah kita bersyukur karena kita mempunyai Bunda Maria sekaligus kita ikuti jejaknya. Pada zaman sekarang, sesuai dengan peran dan tugas kita masing-masing, baik dalam keluarga, Gereja maupun masyarakat, kita pun juga dipilih Tuhan untuk menerima kabar sukacita dan diutus untuk ikut serta melaksanakan karya keselamatan. Maka, di mana pun berada, marilah kita selalu berusaha mewartakan kabar sukacita dan menjadi alat bagi Tuhan untuk mengerjakan karya keselamatan-Nya.

Rm Agus Widodo, Pr

Bacaan Harian 26 Maret - 01 April 2012

Bacaan Harian 26 Maret - 01 April 2012

Senin, 26 Maret : Hari Raya Kabar Sukacita (P).
Yes 7:10-14 – 8:10; Mzm 40:7-11; Ibr 10:4-10; Luk 1:26-38.

Hari Raya Kabar Sukacita, yang jatuh tepat 9 bulan sebelum hari Natal, mengajak kita merenung tentang ketaatan Maria. Terhadap kabar yang tak masuk akal dan akan membawa banyak persoalan itu, Maria tetap terbuka pada rancangan Tuhan. Ia siap menjadi hamba Tuhan untuk menjalankan kehendak-Nya. Iman yang luar biasa! Dalam hidup ini kita pun sering menghadapi berbagai persoalan di luar “akal” kita. Namun, belajar dari Maria, selama kita terbuka pada rancangan Tuhan, hidup di dalam jalan-Nya, dan menggantungkan diri pada belas kasih-Nya, maka di balik persoalan-persoalan itu, kita akan menemukan kabar sukacita dari Bapa yang selalu mengasihi kita.

Selasa, 27 Maret: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Bil 21:4-9; Mzm 102:2-3.16-21; Yoh 8:21-30.

Ada jurang yang terbentang lebar antara cara berpikir orang Yahudi dengan cara berpikir Yesus. Akibatnya, sulitlah bagi mereka untuk dapat percaya kepada Yesus. Maka Yesus mengatakan: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.” Jelaslah, selama cara berpikir kita hanya berpijak pada “dunia”, pada rancangan, kepentingan, kesenangan dan kesombongan kita sendiri, sulitlah bagi kita untuk dapat percaya dan berserah pada Yesus. Yesus mengingatkan: “… jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Ayo, ubah cara berpikir duniawi itu, percayalah dan berserahlah pada Dia, supaya kita tidak terus hanyut dan tenggelam karena dosa-dosa kita.

Rabu, 28 Maret : Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Dan 3:14-20.24-25.28; MT Dan 3:52-56; Yoh 8:31-42.

Dengan tegas Yesus berujar kepada orang-orang Yahudi yang percaya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Bagi Yesus, percaya saja tidak cukup! Orang yang sungguh percaya kepada-Nya haruslah juga hidup sesuai dengan firman-Nya. Dengan begitu ia akan bertumbuh jadi orang merdeka, yang mampu melepaskan diri dari budak dosa. Jadi, jika orang hanya percaya sebatas pengakuan dan tidak membuat hidupnya “berubah”, sesungguhnya orang itu belum betul-betul menjadi murid Yesus. Sudahkah kita bertumbuh dan diubah oleh firman-Nya?

Kamis, 29 Maret: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Kej 17:3-9; Mzm 105:4-9; Yoh 8:51-59.

Yesus kembali menegaskan, barangsiapa menuruti firman-Nya, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Orang-orang Yahudi tidak dapat menerima ajaran itu. Alasannya, bapa mereka Abraham dan para nabi yang mereka agungkan nyatanya mengalami kematian. Siapa Yesus? Yesus menjawab: “Bapa-Kulah yang memuliakan Aku… Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya… sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Dengan kata-kata itu, Yesus menandaskan tentang asal dan kesatuan-Nya dengan Bapa. Ingat, Yesus minta turuti firman-Nya, karena firman itu berasal dari Bapa. Dengan begitulah kita akan mengalami kesatuan dengan Bapa dan tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.

Jumat, 30 Maret: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Yer 20:10-13; Mzm 18:2-7; Yoh 10:31-42.

Yesus berujar bahwa Ia sudah memperlihatkan banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa. “Percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” Kata-kata Yesus ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap pekerjaan baik yang kita lakukan, kita telah menghadirkan Bapa. Maka, sebagai murid-murid Yesus, kita pun diundang untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang diajarkan Yesus. Kendati tidak semua orang menyambut baik, kita ditantang untuk tidak surut melakukan kebaikan yang mendatangkan sukacita dan kebahagiaan bagi sesama.

Sabtu, 31 Maret: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Yeh 37:21-28; MT Yer 31:10-12ab.13; Yoh 11:45-56.

Mendengar banyak orang percaya kepada Yesus, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi menjadi kuatir bahwa hal itu akan mengancam diri dan bangsa mereka. Maka, mereka sepakat untuk membunuh Dia. Sesungguhnya, kita pun seringkali tidak siap menerima kenyataan ada orang yang lebih diterima, lebih populer, lebih mampu dari diri kita. Lalu muncullah rasa iri dan dengki! Kita lupa bahwa Kerajaan Allah tidak bisa dikalahkan; kebaikan dan kebenaran tak dapat disembunyikan. Waktu memang terus berjalan, tetapi akan tiba juga saat di mana perbuatan atas dasar iri dan dengki akan berujung pada keterpurukan yang lebih dalam.

Minggu, 01 April: Hari Minggu Palma Mengenangkan Sengsara Tuhan (M). Pemberkatan daun palma dan perarakan.
Bacaan Perarakan: Mrk 11:1-10 atau Yoh 12:12-16. Bacaan Ekaristi: Yes 50:4-7; Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24; Flp 2:6-11; Mrk 14:1 – 15:47 (Mrk 15:1-39).

Dalam kisah sengsara Yesus, kita menonton begitu banyak peran yang dimainkan oleh berbagai macam tokoh: ada ahli Taurat yang berpegang buta pada peraturan, ada imam-imam kepala yang takut posisi mereka terancam, ada Pilatus yang mau cari aman, dan ada orang banyak yang mengikuti arus dan mudah terhasut. Semuanya sepakat untuk ’menyalibkan’ Yesus. Saat ini, mungkin jadi kita juga memainkan salah satu peran itu untuk terus membuat Yesus menderita. Sikap yang bagaimanakah yang paling dominan dalam diri kita yang membuat Yesus terus tersalib?

Muliady Wijaya - www.reginacaeli.org

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy