| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 04 April 2012 Hari Rabu dalam Pekan Suci

Rabu, 04 April 2012
Hari Rabu dalam Pekan Suci

Kita tidak dapat memiliki hidup lepas dari Yesus -- St Agustinus


Antifon Pembuka (Flp 2:10.8.11)


Dalam nama Yesus, bertekuklah setiap lutut di surga, di bumi dan di bawah bumi. Sebab Yesus telah taat sampai wafat, bahkan di salib. Maka, Yesus Kristus adalah Tuhan untuk kemuliaan Allah Bapa.


Doa Pagi


Tuhan Yesus, jagalah hati dan pikiranku dengan kekuatan kasih-Mu. Aku berlindung pada-Mu dari godaan menyebar fitnah. Bantulah aku hari ini untuk senantiasa menghormati dan menjaga nama baik, tidak menjualnya demi kepuasan dan kepentingan diri sendiri. Amin.


Tuhan mengaruniakan pancaindera kepada tiap manusia. Lidah dan telinga sangat berhubungan. Orang mendengarkan dengan telinga dan berkata-kata dengan lidahnya. Tiap hal yang didengar oleh telinga mesti diolah dulu di dalam hati. Semuanya agar perkataan dari mulut mampu memberikan semangat kepada para pendengar.


Bacaan dari Kitab Yesaya (50:4-9a)

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku diludahi."


Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku aku tidak akan mendapat malu. Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku beperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku! Sungguh, Tuhan Allah menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, ya Tuhan, jawablah aku pada waktu Engkau berkenan.
Ayat. (Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34)

1. Karena Engkaulah ya Tuhan, aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.
2. Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belaskasihan, tetapi sia-sia, dan waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.
3. Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur; Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami, hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.

Uang sangat mendukung kelangsungan hidup manusia di dunia ini. Uang menjadi sarana manusia untuk meningkatkan taraf hidup. Dengan demikian, uang bukanlah segala-galanya. Bila terlalu terikat pada uang, niscaya orang akan jatuh dalam dosa. Bukankah akar dari segala dosa adalah cinta uang? Yudas Iskariot telah mengalaminya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (26:14-25)


"Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan apa yang tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!"

Sekali peristiwa, pergilah seorang dari keduabelas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata, “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, “Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu? Jawab Yesus, “Pergilah ke kota, kepada Si Anu, dan katakan kepadanya: Beginilah pesan Guru: Waktu-Ku hamper tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” Lalu murid-murid melakukan seperti apa yang ditugaskan Yesus kepada mereka, dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama dengan keduabelas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya, “Bukan aku, ya Tuhan?” Yesus menjawab, “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan! Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!” Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut, “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya, “Engkau telah mengatakannya.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Salah sesorang murid Yesus, Yudas Iskariot, menjual Yesus seharga 30 uang perak, harga seorang budak. Karena uang, seorang murid rela menjual Gurunya. Dengan peristiwa ini, terpenuhilah apa yang telah diramalkan oleh Yesus sendiri bahwasanya Yudas adalah seorang pengkhianat. Tidak sedikit murid Kristus, pada zaman ini, rela menjual iman kekristenannya hanya karena jabatan atau kedudukan, harta kekayaan atau kemapanan hidup.


Doa Malam


Tuhan, hibur dan kuatkanlah mereka yang menderita akibat fitnah dan pengkhianatan. Kirimkanlah kepada mereka sahabat-sahabat sejati yang dapat menaruh kasih setiap waktu, menjadi saudara dalam kesulitan dan meneguhkan serta menolong sesama yang tulus. Amin.


RUAH

Selasa, 03 April 2012 Hari Selasa dalam Pekan Suci

Selasa, 03 April 2012
Hari Selasa dalam Pekan Suci

“Penyelenggaraan ilahi menjadi nyata ketika manusia bangkit dari dosa dan kembali menjalin hubungan erat dengan Tuhan” (St. Basilius)


Antifon Pembuka (
Mzm 27:12)


Tuhan, janganlah menyerahkan daku ke tangan musuhku. Saksi-saksi dusta penuh kejahatan bangkit melawan daku.

Doa Pagi

Yesus, Engkau telah menjadi kurban pengkhianatan. Janganlah kiranya Engkau membiarkan terjadinya pengkhianatan-pengkhianatan di antara para pengikut-Mu zaman ini. Mampukan mereka hidup dalam persekutuan dan cinta kasih yang sejati. Maka tambahkanlah kasih dan kesetiaan di antara mereka. Amin.


Tuhan menciptakan tiap manusia dengan suatu tujuan. Tuhan sudah mengenal tiap pribadi sejak di kandungan ibunya. Karena itu, sejak janin, ia sudah mendapatkan hak hidup yang sama dengan manusia pada umumnya. Dia telah dimeteraikan suatu tugas luhur di dalam hidupnya. Tuhan akan selalu menuntun dan membimbing tiap langkah hidupnya.


Bacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)


"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing, dan menyembunyikan akau dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.” Tetapi aku berkata, “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia! Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku.” Maka sekarang berfirmanlah Tuhan yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya; yang karenanya aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allahku menjadi kekuatanku; beginilah firman-Nya, “Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku, hanya menegakkan suku-suku Yakub, dan mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17)

1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah padaku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik!
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku!
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami yang setia kepada Bapa; Engkau dibawa untuk disalibkan, tidak membuka mulut seperti domba yang dibawa ke pembantaian.

Rencana keselamatan Allah seringkali sulit dimengerti oleh manusia. Ada misteri besar yang terkandung di dalamnya. Namun, iman memang tidak menuntut pengertian yang serba jelas. Yesus harus menderita sengsara dan wafat untuk melaksanakan karya keselamatan Allah. Walaupun berat, Yesus tetap taat setia demi keselamatan seluruh umat manusia.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:21-33.36-38)


"Salah seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku ... Sebelum ayam jantan berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali."

Di dalam perjamuan Paskah dengan murid-murid-Nya Yesus sangat terharu, lalu bersaksi, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain; mereka bertanya-tanya siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid-murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata, “Tanyakanlah siapa yang dimaksudkan-Nya!” Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada Yesus, “Tuhan, siapakah itu?” Jawab Yesus, “Dia adalah orang, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian, Yesus mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya, “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.” Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas, ada yang menyangka bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus, “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan, dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, tinggal sedikit waktu saja Aku bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi, ‘Ke tempat Aku pergi tidak mungkin kamu datang’, demikian pula Aku mengatakannya sekarang kepada kamu.” Simon Petrus berkata kepada Yesus, “Tuhan, ke manakah Engkau pergi?” Jawab Yesus, “Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.” Kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” Sahut Yesus, “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus mengungkapkan isi hati-Nya bahwa salah satu dari murid-Nya akan mengkhianati Dia. Petrus belum mengerti apa arti penderitaan dan salib. Itulah sebabnya, Yesus dengan jelas mengungkapkan keraguan akan semangat Petrus. Petrus malah akan menyangkal Gurunya. Apakah kita telah menjadi murid yang sungguh-sungguh dari Yesus? Tetap setiakah kita bila mengalami kesulitan hidup sebagai murid Yesus?


Doa Malam


Tuhan Yesus, semoga di Pekan Suci ini, niat-niat jahat Engkau gagalkan. Sudilah Engkau menyentuh hati mereka yang merencanakan kejahatan agar bertobat dan terbuka pada belas kasih dan pengampunan. Amin.



RUAH

Senin, 02 April 2012 Hari Senin dalam Pekan Suci

Senin, 02 April 2012
Hari Senin dalam Pekan Suci

Sengsara Tuhan dan Penyelamat kita Yesus Kristus memberikan kepada kita harapan akan kemuliaan dan ketahanan dalam penderitaan -- St Agustinus

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 35:1-2; 140:8)

Ya Tuhan, adililah mereka yang merugikan daku, perangilah mereka yang memerangi aku. Angkatlah senjata dan perisai dan bangkitlah membantu aku, ya Tuhan, sumber selamatku

Doa Pagi

Ya Tuhan Yesus, tanamkanlah dalam diriku kerelaan dan keberanian untuk memberikan yang terbaik kepada sesama. Dengan begitu, keharuman nama-Mu semakin merebak dan dikenal serta dicintai oleh orang-orang di sekitarku. Amin.

Tuhan itu Allah yang memelihara segala sesuatu. Allah tidak akan membinasakan yang kecil, lemah dan cacat. Yang terkulai tidak diputus, yang pudar tidak dipadamkan. Allah ingin membentuk harmoni dalam hidup di alam semesta. Itulah wujud nyata karya keselamatan.

B
acaan dari Kitab Yesaya (42:1-7)
 
"Ia tidak berteriak atau memperdengarkan suaranya di jalan."

Beginilah firman Tuhan, “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suaranya, atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.” Beginilah firman Allah, Tuhan, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang menghuninya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya, “Aku, Tuhan, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan. Aku telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 801
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
atau Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
Ayat. (Mzm 27:1.2.3.13-14; R:1a)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Ketika penjahat-penjahat menyerang untuk memangsa aku, maka lawan dan musuh itu sendirilah yang tergelincir dan jatuh.
3. Sekali pun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekali pun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami. Hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.

Orang perlu menentukan skala prioritas dalam hidupnya. Visi-misi yang baik dan benar akan menentukan arah hidup menjadi jelas. Maria telah mempunyai prioritas dalam hidupnya. Ia telah memilih tindakan yang benar dan tepat. Hidupnya dipersembahkan kepada Yesus. itulah ungkapan iman yang benar dalam peziarahan hidup ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:1-11)

"Biarkanlah Dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku."
Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang Ia bangkitkan dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia. Marta melayani, dan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak itu semerbak memenuhi seluruh rumah. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata, “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar, dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.” Banyak orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di Betania. Maka mereka datang, bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dialah banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan


Yohanes melukiskan sebuah perjamuan yang diadakan untuk Yesus di rumah Maria, Marta dan Lazarus. Masing-masing dengan caranya tersendiri mengungkapkan cinta mereka kepada Yesus. Marta menyiapkan makanan dan melayani-Nya. Lazarus menemani Yesus untuk makan. Sedangkan Maria mengurapi kaki Yesus dengan minyak dan menyekanya dengan rambutnya. Sayang, seorang murid Yesus justru bertindak sebaliknya. Ia mengusulkan untuk menjual minyak wangi yang dipakai Maria untuk mengolesi Yesus itu dijual dan uangnya dipakai untuk membantu orang miskin. Ia menjual orang miskin untuk kepentingannya sendiri, karena ia kerap kali korupsi dari kas yang dipegangnya.

Doa Malam

 

Tuhan, bimbinglah aku agar semakin berani jujur pada diri sendiri, sesama dan kepada-Mu. Dengan demikian aku mampu melihat perbuatan-perbuatan baik dari sesamaku sebagai ungkapan kasih mereka pada-Mu serta mensyukurinya. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 02 - 08 April 2012

Bacaan Harian 02 - 08 April 2012

Senin, 02 April: Hari Senin Dalam Pekan Suci (U).
Yes 42:1-7; Mzm 27:1-4a.5-6ab.15.17; Yoh 12:1-11.

Yohanes melukiskan sebuah perjamuan makan bersama di Betania 6 hari sebelum Paskah. Martha sibuk melayani, Lazarus turut makan bersama Yesus dan murid-murid-Nya. Sedangkan Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi dan menyekanya dengan rambutnya. Melihat apa yang dibuat oleh Maria, dua reaksi berbeda. Yudas melihat tindakan itu suatu pemborosan, sehingga dia mengusulkan alangkah lebih baik minyak itu dijual dan uangnya diberikan kepada orang miskin. Tetapi Yesus melihat hal itu sebagai sebuah persiapan atas hari penguburan-Nya.

Selasa, 03 April: Hari Selasa Dalam Pekan Suci (U).

Yes 49:1-6; Mzm 71:1-4a.5-6ab.15.17; Yoh 13:21-33.36-38.

Komitmen dan kesetiaan. “Anget-anget tai ayam”. Yup, begitulah kecenderungan manusia: semangat menggebu-gebu di start awal, tapi kemudian pudar ditelan waktu. Itulah yang terjadi pada Simon! Dengan lantang ia mengatakan, “Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” Suatu ekspresi dari semangat yang sedang terbakar untuk mengikuti dan membela Yesus. Tapi dengan tenang Yesus menanggapi, “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? … Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali”. Bukan “semangat di awal” yang dibutuhkan untuk menjadi pengikut Yesus, melainkan komitmen dan kesetiaan untuk hidup baik dan penuh kasih dalam keadaan apapun dan kapanpun.

Rabu, 04 April: Hari Rabu Dalam Pekan Suci (U).

Yes 50:4-9a; Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34; Mat 26:14-25.

Yesus mengetahui bahwa ada diantara muridNya yang akan mengkhianati Dia. Namun Yesus tidak mengusir atau membencinya. Yesus tahu kenyataan ini tidak mudah, namun Ia sadar penderitaan sudah makin dekat. Bagaimana mungkin seorang murid mengkhianati guru yang begitu mengasihinya? Namun itulah yang terjadi. Dalam Pekan Suci ini, kita disadarkan bahwa segala sesuatu mungkin terjadi, bahkan sebagai seorang murid sekalipun. Maka sejauh mana kesatuan kita dengan sang Guru, sangatlah menentukan kesetiaan kita.

Kamis, 05 April: Pagi: Hari Kamis Dalam Pekan Suci (U).

Perayaan Ekaristi Krisma di Gereja Katedral (P). Pembaharuan Janji Imam. Bacaan Ekaristi: Yes 61:1-3a.6a.8b-9; Mzm 89:21-22.25.27; Why 1:5-8; Luk 4:16-21.
Catatan: 1. Ekaristi Krisma (P), dapat dipindahkan/dirayakan pada tgl. pertemuan para imam bersama Uskup, asal tidak jauh dari Hari Paskah. 2. Hari ini baik kalau dijadikan hari penerimaan kembali mereka yang bertobat dari dosa berat.
Yesus mengidentifikasikan diri-Nya sebagai Sang Mesias, Dia yang diurapi Roh Kudus untuk membebaskan umat Allah dari dosa. Dia berdiri di tengah-tengah mereka sebagai Kabar Baik itu sendiri, yang datang kepada ‘orang-orang miskin’, yang semuanya membutuhkan penyelamatan. Dia membawakan kesembuhan lewat kata-kata-Nya dan jamahan-Nya, dan berkat dari Bapa dicurahkan atas semua orang yang menerima Dia. Dia menawarkan kepada kita semua hikmat-Nya dan kekuatan-Nya selagi kita berusaha untuk menyenangkan Tuhan. Selagi Roh Kudus memenuhi diri kita lebih dan lebih lagi, Dia dapat mengalir keluar – melalui kita – ke dunia di sekeliling kita, memberikan kuat-kuasa kepada kita atas dosa dan kejahatan, tidak hanya dalam diri kita, tetapi orang-orang yang ada di sekeliling kita juga.

Sore: Kamis Putih (P). Peringatan Perjamuan Tuhan.

Kel 12:1-8.11-14; Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; 1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15.

Yesus sadar bahwa waktu-Nya sudah dekat, Dia akan kembali ke rumah Bapa dan kemuliaan Tuhan akan segera terwujud lewat pengorbanan Dia di kayu salib. Oleh sebab itu Yesus berusaha memberikan pelajaran dan pesan- pesan kepada para murid yang Ia kasihi. Ia memberikan teladan-teladan baru, dan perintah baru untuk mengasihi dan melayani satu sama lain. Yesus membasuh kaki para murid. Satu persatu murid-Nya Ia basuh kakinya. Dan saat sampai pada giliran Simon Petrus, Simon Petrus menolaknya, dan berkata "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya". Namun Yesus berkata "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku". Setelah membasuh kaki para murid, Yesus berkata: "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu,maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu. Sebab Aku telah memberi teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu".

Jumat, 06 April: Hari Jumat Agung (M). Pantang dan Puasa.

Yes 52:13-53:12; Mzm 31:2.6.12-13.15-17.25; Ibr 4:14-16 – 5:7-9; Yoh 18:1 – 19:42.

Kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Yohanes mewartakan tentang Yesus menapaki perjalanan sengsara menuju ke puncak peninggian-Nya di kayu salib. Kayu salib merupakan pemuliaan dalam kasih ilahi. Nampak jelas dalam perjalanan tersebut kesabaran Yesus yang luar biasa. Karena dan dalam cinta, Ia menanggung semuanya untuk menyelamatkan dunia. Kita pun diminta untuk ambil bagian dalam penderitaan dan wafat Yesus. Hal itu dapat kita lakukan dengan cara menanggung semua penderitaan dan salib kehidupan dalam kesabaran. Bersediakah kita melakukan hal ini?

Sabtu, 07 April: Malam Paskah (P).

Kej 1:1 – 2:2 (Kej 1:1.26-31a); Mzm 104:1-2a.5-6.10.12-14.24.35c atau Mzm:4-7.12-13.20.22; Kej 22:1-18 (Kej 22:1-2.9a.10-13.15-18); Mzm 16:5.8-11; Kel 14:15 – 15:1; MT 15:1-6.17-18; Yes 54:5-14; Mzm 30:2.4-6.11.12a.13b; Yes 55:1-11; MT Yes 12:2-3.4bcd-6; Bar 3:9-15.32 – 4:4; Mzm 19:8-11; Yeh 36:16-17a.18-28; Mzm 42:3.5bcd – 43:3-4; MT Yes 12:2-3.4bcd-6; Mzm 51:12-15.18-19; Rm 6:3-11; Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Mrk 16:1-8.

Malam Paskah berarti malam menjelang Hari Raya Paskah, tepatnya malam Minggu. Hari Sabtu itu dalam liturgi Gereja disebut “Sabtu Suci”. Malam Paskah disebut juga “Vigili Paskah”. Istilah “vigili” berasal dari bahasa Latin “Vigilis”, yang berarti “Berjaga-jaga, siap siaga”. Oleh karena itu, Vigili Paskah berarti berjaga bersama Yesus Kristus yang yang beralih dari kematian menuju kebangkitan. Maka Malam Paskah juga disebut "induk semua vigili, Liturgi Malam Paskah terdiri dari 4 bagian: a. Upacara Cahaya yang merayakan Kristus, Terang Sejati yang mengusir segala kegelapan. Upacara ini meliputi pemberkatan api baru (kalau mungkin di luar gedung gereja), penyalaan Lilin Paskah, disusul dengan perarakan dimana Lilin Paskah itu dibawa masuk gereja oleh diakon, yang kemudian melagukan Pujian Paskah atau Exultet. b. Liturgi Sabda yang memaparkan karya penyelamatan Allah dalam tujuh bacaan dari Perjanjian Lama dan dua bacaan dari Perjanjian Baru, yakni epistola dan Injil. Sesudah epistola ini selebran mengangkat Alleluya meriah yang diulangi oleh seluruh umat. Biasanya setiap Alleluya mendapat nada berbeda dan menaik, setiap kali umat mengikutinya. c. Liturgi Baptis yang meliputi pemberkatan air baptis, pembaptisan para katekumen terpilih, pembaruan janji baptis oleh seluruh umat. d. Liturgi Ekaristi.

Minggu, 08 April: Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan (P).

Kis 10:34a.37-43; Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Kol 3:1-4 atau 1Kor 5:6b-8; Yoh 20:1-9.

Dua orang murid sedang dalam perjalanan menuju rumah mereka di Emaus. Mereka kecewa karena kegagalan salib. Mereka tidak mengerti bahwa Mesias harus menanggung semuanya itu untuk masuk dalam kemuliaan-Nya. Yesus lalu membuat hati mereka berkobar-kobar ketika Ia berbicara tentang diri-Nya dalam Kitab Suci, dan membuat mata mereka terbuka ketika ia memecah-mecahkan roti. Yang disangka mati dan kalah, ternyata bangkit, hidup dan berada di tengah-tengah mereka. Hari ini, Hari Raya Paskah adalah puncak perayaan liturgi sepanjang tahun, dan karenanya disebut Hari Raya dari segala Hari Raya (Summa solemnitas / solemnity of solemnities).

Minggu, 01 April 2012 Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan

Minggu, 01 April 2012
Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan

 Minggu Palma yang kita rayakan hari ini, menjadi saat untuk memasuki Pekan Suci. Dari namanya saja sudah mencerminkan isinya. Hari-hari yang selanjutnya menjadi saat yang suci. Suci berarti sesuatu yang disisihkan untuk Allah, sesuatu yang dipersembahkan untuk Tuhan. Dengan demikian, apa yang akan disisihkan atau dipersembahkan selama pekan suci? Yakni seluruh akal budi, pusat perhatian kita tertuju pada sengsara Tuhan Yesus. Kita ingin merenungkan, betapa dosa yang terus menerus kita nikmati, yang melenakan kita, ujung-ujungnya membawa maut. Namun, berkat kesengsaraan Yesus, kita yang adalah manusia berdosa diselamatkan. Kita ingin bersyukur atas keselamatan itu. Rasa syukur atas keselamatan tersebut diwujudkan dengan kemauan dan kerja keras kita menjadi pribadi yang sudah tertebus. Caranya?

Cara hidup Yesus adalah cara hidup yang dipersembahkan, dibagikan, dikurbankan, diberikan untuk kebahagiaan, keselamatan orang lain. Dalam buku pendalaman Iman APP, yang terdiri dari lima kali pertemuan membahas cara hidup yang demikian. Pada pertemuan pertama dibahas tema: “Temukan Tuhan yang hadir”. Melalui tema ini, kita diajak untuk menemukan bahwa Tuhan hadir dalam diri Zakheus (sosok orang berdosa), yang mau bertobat setelah mengalami perjumpaan dengan Yesus. Kehadiran Tuhan itu membawa perubahan ke arah yang lebih baik, Zakheus bukan hanya bertobat, tapi lalu menunjukkan bentuk pertobatan itu dengan berbagi. Maka permenungan untuk kita adalah bagaimana saya sebagai pribadi merasakan Tuhan yang hadir dalam situasi konkret hidupku? Apakah Tuhan yang hadir dalam diriku juga mengubahku untuk berani berbagi? Apakah aku menemukan Tuhan dalam diri orang-orang yang kujumpai dalam hidup?

Pertemuan kedua, bertema: “Tuhan melayani dengan kasih”. Bentuk paling nyata dari pelayanan kasih adalah pelayanan yang menyentuh sisi hati dan kemanusiaan. Pembasuhan kaki yang dilakukan Yesus adalah bentuk nyata pelayanan kasih itu. Ia melayani dengan kerendahan hati. Dengan pembasuhan kaki, Ia ingin membersihkan diri para murid dari dosa. Ia ingin betapa pembasuhan kaki yang mestinya dilakukan oleh seorang hamba, ia lakukan, supaya para pengikut-Nya meneladan sikap-Nya. Artinya, pelayanan Yesus yang rendah hati itu diperuntukkan bagi para murid sendiri agar memperoleh keselamatan. Kesombongan dalam hal ini adalah musuh paling utama. Pelayanan apapun, hanya akan membawa keselamatan bila dilakukan dengan ikhlas, tanpa pamrih dan dengan kerendahan hati? Itulah cara hidup Yesus dalam melayani, yang juga harus menjadi cara hidup kita.

Pertemuan ketiga, “Berkorban dan berbagi”. Melalui tema ini, kita diajak untuk mendasarkan diri pada tindakan Yesus dalam berkorban dan berbagi melalui mukjizat penggandaan roti. Bahwa berbagi itu mungkin. Bahwa dengan berbagi tidak ada yang hilang dan kurang dari diri si pem”bagi”. Melainkan berkelimpahan. Lima roti dan dua ikan yang dibagikan untuk 5000 orang lebih dan sisa 12 bakul adalah bukti nyata betapa berbagi itu mendatangkan kelimpahan. Maka benarlah ungkapan; setinggi-tingginya martabat manusia itu kalau hidupnya berguna bagi orang lain, menjadi berkat bagi banyak orang. Itulah makna berbagi.

Pertemuan keempat, yang bertemakan syarat mengikuti Yesus, semakin menyadarkan bahwa tindakan berbagi, tindakan pelayanan, kadang membutuhkan sebuah pengorbanan. Pengorbanan yang membuat sakit bila dipertanyakan; mengapa harus berkorban? Ajakan Yesus untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia, adalah cara bagaimana tetap bertahan dalam pelayanan, dalam pengorbanan, dalam berbagi yang kadang tidak dihargai dan mendapat penolakan, atau diri sendiri tidak terperhatikan. Itulah ajakan Yesus bagi semua pengikut-Nya, untuk menjadikan cara hidup-Nya diikuti. Pertemuan kelima adalah penutup. Kita diajak merenungkan : “Ekaristi: Perayaan Kehidupan”. Ini merupakan rangkuman atas tema-tema sebelumnya; bahwa menemukan Allah yang hadir, mengalami Allah yang melayani kita dengan kasih dan meneladan Dia dalam berkorban dan berDia adalah cara hidup yang ekaristis.

Dengan persiapan panjang di atas, seyogyanya kita siap untuk memasuki pekan Suci. Sikap hidup yang sudah dibangun selama masa prapaskah menjadikan kita bisa menempatkan diri sebagai pribadi yang harus bersyukur atas karya keselamatan Allah. Bersyukur karena kita disadarkan, bahwa kita seperti orang banyak yang juga mengelu-elukan Yesus yang masuk ke Yerusalem sebagai Raja. Tapi tidak lama kemudian bisa saja kemudian menghujat, mengejek, mencemooh dan menyalibkan Yesus karena harapan dan keinginan tidak terpenuhi.

Pada perayaan Minggu Palma kita ingin berjalan di belakang Yesus, yang mendapat sorak sorai. Dari situ kita ingin belajar semakin mengenal diri: sosok macam apakah diriku? Apakah diriku sama dengan beberapa orang diantara sekian banyak orang yang hanya ikut-ikutan bersorak, tanpa tahu tujuan? Apakah diriku sama seperti keledai yang ditunggangi Yesus, yang merasa bangga dan bahagia karna orang-orang banyak bersorak-sorai, mengelu-elukan, padahal bukan untuk dia tapi untuk yang berada di atasnya, yakni Yesus? Apakah kita merasa seolah-solah keberhasilan tertentu adalah hasil kerja keras kita semata, lalu membuat kita menjadi sombong? Tentu masih banyak pertanyaan yang bisa ditambahkan sendiri, untuk mengungkapkan realitas: sejauh mana kita sudah menjadikan cara hidup Yesus adalah cara hidupku?

SELAMAT MEMASUKI PEKAN SUCI, TUHAN MEMBERKATI

Pastor Antonius Purwono, SCJ


Baca juga renungan Minggu Palma dari Pastor Frans de Sales, SCJ (klik disini)

Minggu, 01 April 2012 Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan

Minggu, 01 April 2012
Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan

Kita bersama menyongsong Kristus, yang hari ini kembali dari Betania dan dengan kehendak sendiri maju menuju sengsara suci dan mulia untuk melaksanakan misteri keselamatan kita --- St Andreas dari Kreta


BACAAN PERARAKAN

Antifon Pembuka (Mat 21:9)

Terpujilah Putera Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Terpujilah Yang Mahatinggi!

Pengantar

Hari ini kita mengawali Pekan Suci dengan merayakan Minggu Palma. Perayaan ini disebut Minggu Palma karena kita mengenangkan Yesus yang memasuki kota Yerusalem dan dielu-elukan oleh khalayak ramai dengan membawa daum palma. Konon, daun palma merupakan simbol kemenangan dan sering digunakan untuk menyatakan kemangan para martir. Maka, kalau sekarang kita menggunakan daun palma, itu karena kita menyongsong kemartiran Kristus yang mendatangkan kemenangan atas dosa dan kematian.

Marilah kita bersama-sama memohon kepada Tuhan agar Ia berkenan menguduskan dan memberkati daun-daun palma ini yang akan kita pakai untuk mengiringi Kristus dalam menyongsong sengsara-Nya demi keselamatan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:1-10)


Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini." Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?" Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka. Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

atau

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:12-16)


Menjelang hari raya Paskah, ketika orang banyak yang datang untuk merayakan pesta mendengar bahwa Yesus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru, "Hosanna! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" Yesus menemukan seekor keledai muda, lalu naik ke atasnya, seperti ada tertulis: Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah Rajamu datang, duduk di atas seekor keledai. Mula-mula para murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan mereka telah melakukannya juga untuk Dia.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Homili singkat (Yoh 12:12-16)


“Hosanna, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel”. Demikianlah seruan khalayak ramai yang mengelu-elukan Yesus ketika Dia memasuki kota Yerusalem. Seruan hosanna bermakna selamatkanlah kami. Maka, dibalik seruan tersebut, terkandung ungkapan iman yang mendalam bahwa Yesus yang sedang memasuki kota Yerusalem adalah Raja Israel, Dia yang datang dalam nama Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya. Yesus adalah Raja. Namun, Dia bukan raja seperti kebanyakan raja di dunia ini. Tunggangannya adalah seekor keledai, bukan binatang untuk berperang tetapi binatang muatan. Sebab, Dia adalah raja damai. Tahta-Nya bukan di atas singgasana yang megah tetapi di atas kayu salib. Sebab, Ia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani dan untuk memberikan tebusan bagi banyak orang.

Marilah, dengan penuh iman dan bakti, kita mengikuti Tuhan sambil mengenangkan peristiwa keselamatan yang dikerjakan-Nya agar kita pun ikut serta mengalami kemenangan-Nya dan menerima anugerah pengampunan dosa dan kehidupan abadi.

Perarakan Daun Palma

Ayat. Pola lagu:
1 2 3 3 . . . 2 3 (1) 1 . ' 3 . . . 1 2 3 2 (1) 1 . //
1. Ber-so-rak-sorailah bagi Tuhan, hai se- lu - ruh bu - mi,
beribadahlah kepada Tuhan d e n g a n su - ka ci - ta!
2. Da-tang-lah ke hadapan-Nya dengan so- rak-so- rai!
Ketahuilah bahwa Tu-han-lah Al-lah.
3. Ma-suk-lah melalui pintu gerbangnya
dengan nya- nyi - an syu-kur,
bersyukurlah kepada-Nya, pu-ji-lah na-ma-Nya.
4. Ke-mu-liaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Ku-dus:
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang
segala a- bad. Amin.


RENUNGAN DAN BACAAN PERAYAAN EKARISTI MINGGU PALMA


Antifon Pembuka

Enam hari sebelum hari raya Paskah, tatkala Tuhan memasuki Yerusalem, anak-anak menyongsong-Nya. Mereka membawa daun palma dan bersorak gembira: Terpujilah Yang Mahatinggi! Diberkatilah yang datang dengan kerahiman berlimpah.

Doa

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengutus Putera-Mu mengenakan kemanusiaan kami dan memanggul salib hina. Perkenankanlah kami sebagai hamba-hamba mengikuti rajanya dalam dukacita penderitaan, agar dapat ikut serta dalam sukacita kebangkitan-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (50:4-7)


"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."

Tuhan Allah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabuti janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.





Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (2:6-11)

"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."


Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Keterangan:
N. Narator; PP. Pontius Pilatus; Y. Yesus; SO. Semua Orang; Im. Imam Agung; S. Serdadu; R. Wakil Rakyat

Inilah Kisah Sengsara Yesus Kristus menurut Markus (Singkat: 15:1-39)


N. Setelah Yesus diperiksa oleh Mahkamah Agama, pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan para ahli Taurat serta seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mufakatnya bahwa Yesus harus dihukum mati. Mereka membelenggu Yesus, lalu membawa Dia dan menyerahkan-Nya ke Pilatus. Pilatus bertanya kepada Yesus:

PP. "Engkaukah raja orang Yahudi?"

N. Jawab Yesus:

Y. "Engkau sendiri mengatakannya."

N. Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Yesus. Pilatus bertanya kepada-Nya,

PP. "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"

N. Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi sehingga Pilatus merasa heran. Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. Pada waktu itu ada seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam suatu pemberontakan. Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. Pilatus menjawab mereka dan bertanya,

PP. "Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"

N. Pilatus mengetahui bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskan bagi mereka. Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka,

PP. "Kalau begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Dia yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"

N. Mereka berteriak,

SO. "Salibkanlah Dia!"

N. Lalu Pilatus berkata kepada mereka,

PP. "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"

N. Namun mereka makin keras berteriak:

SO. "Salibkanlah Dia!"

N. Dan karena ingin memuaskan hati orang banyak itu, Pilatus membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya, lalu dia serahkan untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala Yesus. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya:

S. "Salam, hai raja orang Yahudi!"

N. Mereka memukul kepala Yesus dengan buluh, meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia, mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pakaian Yesus sendiri. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. Pada waktu itu lewatlah seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Yesus menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Yesus, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. Saat Yesus disalibkan, hari menunjukkan jam sembilan. Alasan mengapa Ia dihukum disebut pula pada tulisan yang terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi, "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka." Orang-orang yang lewat di sana menghujat Yesus, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata,

R. "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"

N. Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata,

Im. "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya."

N. Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus mencela-Nya juga. Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:

Y. "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?"

N. Yang berarti:

Y. "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

N. Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata:

R. "Lihat, Ia memanggil Elia."

N. Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata,

R. "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."

N. Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya.

(Semua berlutut dan hening sejenak)

N. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia,

S. "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Homili

Kita baru saja mendengarkan kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus yang cukup panjang, meskipun kisah sengsara menurut Markus ini adalah yang terpendek dibanding kisah sengsara yang lain. Melalui kisah sengsara tadi, semoga bangkitlah rasa dukacita yang mendalam pada diri kita karena dosa-dosa kitalah yang menyebabkan penderitaan Kristus.

Memang, penting bagi kita untuk merasa pedih dan sedih atas penderitaan yang dialami Yesus: Ia dikhianati oleh Yudas Iskariot; Petrus menyangkal Dia dan semua murid yang lain lari meninggalkan-Nya; Ia didakwa dengan kesaksian palsu dan akhirnya dihukum mati setelah sebelumnya disiksa dengan diludahi, dipukul, dibelenggu, disesah, dimahkotai duri, ditelanjangi, dan diolok-olok. Namun, yang tidak kalah penting adalah kita harus merasa pedih dan sedih atas dosa-dosa kita yang menyebabkan Yesus mengalami semua penderitaan itu.

Sebagai silih atas semua dosa yang menyebabkan penderitaan Kristus, marilah kita dengan setia mengikuti Dia dalam sengsara-Nya. Dalam kisah sengsara tadi dinyatakan bahwa “semua murid meninggalkan Dia dan melarikan diri”. Semoga kita tidak ikut-ikutan lari seperti para murid. Seraya menyesali segala dosa, selama Pekan Suci ini, kita diajak merenungkan jati diri kemuridan kita.

Kita semua adalah murid-murid Kristus. Menjadi murid berarti selalu datang dan bersama-sama Sang Guru dengan setia. Kesetiaan membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Secara konkret dan sederhana, selama pekan suci ini, kita diajak untuk berjuang dan rela berkorban untuk dengan setia merayakan misteri-mesteri sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan dalam perayaan Minggu Palma ini, Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah dan Hari Raya Paskah.

Semoga, kesetiaan kita dalam merayakan sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus semakin menyadarkan kita untuk menjunjung tinggi kesetiaan dalam hidup kita sehari-hari. Setia kepada Tuhan yang kita imani. Setia kepada pasangan hidup kita. Setia kepada keluarga kita. Setia kepada rekan-rekan kerja kita. Setia kepada tugas, panggilan dan pekerjaan kita.

Kesetiaan Kristus telah membuahkan keselamatan bagi umat manusia. Kita percaya bahwa kesetiaan kita akan menjadikan karya keselamatan itu menjadi semakin nyata dalam hidup kita sehari-hari.

Pengantar & Homili oleh: Rm. Agus Widodo, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy