| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Renungan Singkat Jumat Agung, 06 April 2012

Baru saja kita mendengarkan kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Yohanes. Bacaan I dan II sudah cukup memberikan penjelasan akan makna sengsara dan wafat Kristus yang kita kenangkan hari ini.
Pertama, sengsara dan wafat Yesus terjadi karena dosa-dosa kita. “Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitalah yang dipikulnya, .... Sesungguhnya dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; derita yang mendatangkan keselamatan bagi kita, ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalan sendiri! Tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Yes 53:4-6)
Kedua, penderitaan Yesus merupakan perwujudan kasih dan solidaritas-Nya bagi kita, manusia yang lemah dan berdosa. “Sebab, Dia bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan kita! Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa. … Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Yesus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan.” (Ibr 4:14;5:7).
Ketiga, Yesus rela menderita dan wafat di salib karena ketaatan-Nya pada kehendak Bapa untuk menyelamatkan manusia. “Sekalipun Anak, Ia telah belajar menjadi taat; ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya! Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.” (Ibr 5:8-9).
Keempat, dengan menyadari bahwa sengsara dan wafat Kristus yang segera diikuti dengan kebangkitan-Nya ini adalah demi keselamatan kita, maka kita diajak, “baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. … marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.” (Ibr 4:14.16).
Untuk merangkum makna kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus ini sekaligus untuk menutup renungan singkat ini, akan saya sampaikan sebuah cerita pendek:
* * *
Suatu hari Setan dan Tuhan sedang ngobrol bareng.
Setan berkata: Sir, saya melihat dunia dengan banyak manusia di bawah sana. Saya telah mepasang perangkap dan pake umpan. Saya yakin mereka ndak bisa nolak. Saya akan mendapatkan mereka semua!
Tuhan bertanya: “Lalu, apa yang akan kamu lakukan kepada mereka?
Jawab Setan: Saya mengajar mereka untuk sombong, tamak dan serakah, mengejar nafsu duniawi, membenci, menipu, saling mengutuk, mudah marah, korupsi, bermalas-malasan dan melalaikan taggung jawab. Saya mendorong mereka memproduksi narkotika dan membuat senjata untuk mencelakai bahkan membunuh sesamanya. Saya yakin akan berhasil dan saya benar-benar puas!
Tuhan kembali bertanya: Dan apa yg akan kamu lakukan ketika semua itu telah kamu ajarkan kepada mereka dan mereka mengikutimu?
Kata Setan dengan bangga: Oh, saya akan membinasakan mereka.
Tuhan berpikir sejenak dan bertanya: “Kalau begitu, berapa harga yg harus dibayar untuk menebus mereka semua?
Jawab Setan: Oh, Kamu tidak menginginkan mereka selamat. Apa sih bagusnya mereka? Tidak ada. Lihat, Kamu akan mengambil mereka dan mereka akan membenci-Mu. Meskipun Kamu mencintai mereka dan berkorban untuk mereka, mereka akan meninggalkan-Mu. Bahkan, mereka meludahi-Mu, mengutuk-Mu dan membunuh-Mu. Aku yakin, Kamu tidak akan menginginkan mereka!
Dengan tegas dan mantap, Tuhan bertanya lagi: Berapa harganya?
Setan menatap tajam pada Tuhan dan berkata: Semua darah, air mata, dan seluruh hidup-Mu.
Tuhan berkata dengan tegas: ”BAIK!
Lalu Ia membayar harga tersebut!
* * *
Hari ini, kita kenankan Tuhan kita Yesus Kristus yang mengorbankan hidup-Nya dan menumpahkan darah-Nya untuk menebus kita.




Rm. Agus Widodo, Pr

Jumat, 06 April 2012 Hari Jumat Agung

Jumat, 06 April 2012
Hari Jumat Agung, Memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan
Hari Pantang dan Puasa

'Lihatlah kayu salib, tempat bergantung Juruselamat dunia. Marilah kita menyembahnya.' Inilah undangan yang disampaikan oleh Gereja kepada semua orang di senja Jumat Agung. --- Beato Yohanes Paulus II


Doa Pagi

Sengsara dan penderitaan-Mu, oh Yesus, terjadi akibat dosa-dosaku. Engkau dihina, disiksa dan dibunuh oleh kejahatanku. Ampunilah aku, ya Yesus. Tolonglah supaya aku berani serupa dengan-Mu dan tidak menjadi seteru salib-Mu. Amin.


Doa Sore


Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, segala ketidaktaaatan, segala dosa, dan pengingkaran terhadap nama-Mu, telah diambil alih menjadi beban tanggungan Putra-Mu, agar dapat membebaskan kami dari dosa Adam, serta menjadikan kami putera dan puteri-Mu. Kami bersyukur kepada-Mu atas jasa-Nya dan kami mohon, ajarilah kami meluhurkan dan menghormati-Mu, dan mengimani Engkau. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Penderitaan tidak selamanya mengarah kepada kebinasaan. Penderitaan yang ditanggung dalam rencana Allah justru akan berbuah keselamatan. Bahkan, keselamatan itu mampu dirasakan oleh orang lain. Yesus menderita sengsara karena taat-setia kepada kehendak Bapa. Dia telah berhasil dan dimuliakan Bapa. Dia berkuasa mengadili tiap manusia.


Bacaan dari Kitab Yesaya (52:13-53:12)

"Ia ditikam karena kedurhakaan kita."

Beginilah firman Tuhan, “Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil! Ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan! Seperti banyak orang tertegun melihat dia – rupanya begitu buruk, tidak seperti manusia lagi, dan tampaknya tidak seperti anak manusia lagi,-- demikianlah ia membuat tercengang banyak bangsa, dan raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia! Sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan yang tidak mereka dengar akan mereka pahami. Maka mereka berkata: Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan? Sebagai taruk Hamba Yahwe tumbuh di hadapan Tuhan, dan sebagai tunas ia muncul dari tanah kering. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan, dan biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia, dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Ia tidak tampan, dan semarak pun tidak ada padanya, sehingga kita tidak tertarik untuk memandang dia; dan rupanya pun tidak menarik, sehingga kita tidak terangsang untuk menginginkannya. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitalah yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Sesungguhnya dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; derita yang mendatangkan keselamatan bagi kita, ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalan sendiri! Tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas, dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dank arena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan waktu mati ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan, dan tipu tidak ada di dalam mulutnya. Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan, dan apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban silih, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana karena dia. Sesudah kesusahan jiwanya, ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman, Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan. Ini semua sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dank arena ia terhitung di antara para pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang, dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 820
Ref. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kupercayakan jiwaku.
Ayat. (Mzm 31: 2.6.12-13.15-16.17.25; R: Luk 23:46)
1. Pada-Mu ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, Ya Tuhan Allah yang setia.
2. Di hadapan semua lawanku aku bercela, tetangga-tetanggaku merasa jijik. Para kenalanku merasa nyeri; mereka yang melihat aku cepat-cepat menyingkir, Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati. Telah menjadi seperti barang yang pecah.
3. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, Aku berkata, "Engkaulah Allahku!". Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari musuh-musuhku dan bebaskan dari orang-orang yang mengejarku!
4. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap hatimu.

"Live in" bisa diartikan hidup di dalam, bersama dan menyatu. Yesus datang ke dunia dan menjelma menjadi manusia. Dia sama dengan manusia dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa. Penjelmaan Yesus ini menjadi wujud Allah yang hidup menyatu dengan umat manusia. Yesus mampu merasakan penderitaan manusia yang akan diselamatkan-Nya.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (4:14-16; 5:7-9)

"Yesus tetap taat dan menjadi sumber keselamatan abadi bagi semua orang yang patuh kepada-Nya."

Saudara-saudara, kita sekarang mempunyai Imam Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah. Maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan kita! Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya. Dalam hidupnya sebagai manusia, Yesus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi sekalipun Anak, Ia telah belajar menjadi taat; ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya! Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Flp 2:8-9)
Kristus taat untuk kita sampai wafat-Nya di salib. Dari sebab itulah Allah mengagungkan Dia. Nama yang paling luhur dianugerahkan kepada-Nya.

Sengsara membawa berkah melimpah ruah. Karya keselamatan Allah dilaksanakan melalui ketaatan Yesus yang menderita, sengsara dan bangkit. Misteri penyelamatan Allah ini menjadi pusat dan puncak iman Kristiani. Keselamatan tidak bisa diraih secara instan, melainkan melalui salib penderitaan. Salib suci Tuhan telah menebus dunia.

Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Yohanes (18:1-19:42)

Seusai perjamuan Paskah, keluarlah Yesus dari ruang perjamuan bersama dengan murid-murid-Nya, dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman. Yesus masuk ke taman itu bersama dengan murid-murid-Nya. Yudas, yang mengkhianati Yesus tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. Maka datanglah juga Yudas ke situ bersama sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi. Mereka datang lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. Yesus tahu semua yang akan menimpa diri-Nya. Maka Ia maju ke depan dan berkata kepada mereka, “Siapakah yang kamu cari?” Jawab mereka, “Yesus dari Nazaret.” Kata Yesus kepada mereka, “Akulah Dia.” Yudas yang mengkhianati Yesus berdiri juga di situ bersama-sama mereka. Ketika Yesus berkata kepada mereka: “Akulah Dia”, mundurlah mereka, dan jatuh ke tanah. Maka Yesus bertanya pula, “Siapakah yang kamu cari?” Jawab mereka, “Yesus dari Nazaret”. Jawab Yesus, “Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.” Demikian terjadi supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: “Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorang pun yang Kubiarkan hilang.” Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, dan menetakkannya kepada hamba Imam Agung dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. Kata Yesus kepada Petrus, “Sarungkan pedangmu itu! Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?”

Maka para prajurit serta perwiranya, dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa Yesus mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Agung; dan Kayafaslah yang telah menasihatkan kepada orang-orang Yahudi: “Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa.” Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Agung dan ia masuk ke halaman istana Imam Agung. Tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Agung, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu, lalu membawa Petrus masuk. Maka kata perempuan penjaga pintu itu kepada Petrus, “Bukankah engkau juga murid orang itu?” Jawab Petrus, “Bukan!” Sementara itu hamba-hamba dan para penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawanya dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Petrus pun berdiri berdiang di situ. Petrus pun berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka. Maka mulailah Imam Agung menanyai Yesus tentang para murid dan tentang ajaran-Nya. Jawab Yesus kepadanya, “Aku berbicara terus terang kepada dunia! Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan.” Ketika Yesus berkata demikian, seorang penjaga yang berdiri di situ menampar muka Yesus sambil berkata, “Begitukah jawab-Mu kepada Imam Agung?” Jawab Yesus kepadanya, “Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau benar, mengapa engkau menampar Aku?” Lalu Hanas mengirim Yesus terbelenggu kepada Kayafas, Imam Agung. Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya, “Bukankah engkau juga seorang murid Yesus?” Petrus menyangkalnya, katanya, “Bukan!” Salah seorang hamba Imam Agung, keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus, berkata kepadanya, “Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Yesus?” Maka Petrus menyangkal lagi dan ketika itu berkokoklah ayam. Keesokan harinya mereka membawa Yesus dari istana Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata, “Apakah tuduhanmu terhadap orang ini?” Jawab mereka kepadanya, “Jikalau Ia bukan penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!” Kata Pilatus kepada mereka: “Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu.” Kata orang-orang Yahudi itu: “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang.” Demikianlah terjadi supaya genaplah firman Yesus yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Ia akan mati. Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya, “Engkau inikah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus, “Dari hatimu sendirikah engkau katakana hal itu? Ataukah adakah orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku?” Kata Pilatus, “Orang Yahudikah aku? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala telah menyerahkan Engkau kepadaku, apakah yang telah Engkau perbuat?” Jawab yesus, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini! Jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku sudah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus, “Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja! Untuk itulah Aku lahir, dan untuk itulah Aku datang ke dunia ini, yakni untuk memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” Kata Pilatus kepada-Nya: “Apakah kebenaran itu?”

Sesudah mengatakan demikian, Pilatus keluar lagi mendapatkan orang-orang Yahudi, dan berkata kepada mereka, “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya. Tetapi padamu ada kebiasaan, bahwa pada hari raya Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi ini bagimu?” Mereka pun berteriak, “Jangan Dia, melainkan Barabas!” Barabas adalah seorang penyamun. Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri, dan menaruhnya di atas kepala Yesus. Mereka mengenakan jubah ungu pada-Nya, dan sambil maju ke depan mereka berkata, “Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar wajah Yesus. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada orang-orang Yahudi, “Lihatlah aku membawa Dia keluar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka, “Lihatlah manusia ini!” Ketika para imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Yesus, berteriaklah mereka, “Salibkan Dia, salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka, “Ambil saja sendiri dan salibkanlah Dia! Sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.” Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya, “Kami mempunyai hukum, dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.” Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia. Lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan, dan berkata kepada Yesus, “dari manakah asal-Mu?” Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. Maka kata Pilatus, “Tidakkah Engkau mau berbicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?” Yesus menjawab, “Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan dari atas. Sebab itu, dia yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.” Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Yesus, tetapi orang-orang Yahudi berteriak, “Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap diri raja, melawan Kaisar.” Ketika mendengar perkataan itu, Pilatus menyuruh Yesus ke luar. Lalu ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani: Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam duabelas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu, “Inilah rajamu!” Maka berteriaklah mereka, “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Haruskah aku menyalibkan rajamu?” Jawab imam-imam kepala, “Kami tidak mempunyai raja, selain Kaisar!” Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Dan mereka menerima Yesus.

Sambil memikul salib-Nya, Yesus dibawa ke luar, ke tempat yang bernama Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Di situ Yesus disalibkan, dan bersama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: “Yesus Orang Nazaret, Raja orang Yahudi.” Banyak orang Yahudi membaca tulisan itu, sebab tempat Yesus disalibkan itu letaknya dekat kota, dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, Latin dan Yunani. Maka kata imam-imam kepala kepada Pilatus, “Jangan engkau menulis: “Raja orang Yahudi, tetapi: Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi.” Jawab Pilatus, “Apa yang kutulis, tetap tertulis.” Setelah prajurit-prajurit menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian Yesus, lalu membaginya menjadi empat bagian, masing-masing prajurit satu bagian. Jubah Yesus pun mereka ambil. Tetapi jubah itu tidak berjahit, dari atas sampai ke bawah merupakan satu tenunan utuh. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain, “Janganlah kita membagi jubah ini menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.” Demikianlah terjadi supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka, dan membuang undi atas jubah-Ku.” Hal itu telah dilakukan oleh prajurit-prajurit itu. Di dekat salib Yesus berdirilah ibu Yesus dan saudaraibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang Ia kasihi disampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah anakmu!” Dan kemudian kata-Nya kepada murid itu, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima Maria di dalam rumahnya.

Sesudah itu, karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah selesai berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci, -- “Aku haus!” Di situ ada suatu buli-buli penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang pada sebatang hisop, mencelupkannya dalam anggur asam itu, lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah meminum anggur asam itu, berkatalah Yesus, “Sudahlah selesai.” Lalu Yesus menundukkan kepala dan menyerahkan nyawa-Nya.

………………..(Semua hening sejenak merenungkan wafat Tuhan)…………

Karena hari itu adalah hari persiapan Paskah, dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib – sebab Sabat itu adalah hari yang besar – maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan, dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit, lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung Yesus dengan tombak, dan segera mengalirlah darah serta air keluar. Dan orang yang melihat sendiri hal itu yang memberi kesaksian ini, dan benarlah kesaksiannya. Dan ia tahu bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan; dan nas lain yang mengatakan: Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam.

Sesudah itu Yusuf dari Arimatea (Yusuf ini adalah seorang murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi) meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan jenazah Yesus. Pilatus meluluskan permintaan Yusuf. Maka datanglah Yusuf dan menurunkan jenazah Yesus. Juga Nikodemus datang di situ. Dialah yang dulu datang malam-malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil jenazah Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adapt pemakaman orang Yahudi. Di dekat tempat Yesus disalibkan itu ada suatu taman, dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan Paskah orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka membaringkan jenazah Yesus di situ.


Renungan


Kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Yohanes mewartakan tentang Yesus menapaki perjalanan sengsara menuju ke puncak peninggian-Nya di kayu salib. Kayu salib merupakan pemuliaan dalam kasih ilahi. Nampak jelas dalam perjalanan tersebut kesabaran Yesus yang luar biasa. Karena dan dalam cinta, Ia menanggung semuanya untuk menyelamatkan dunia. Kita pun diminta untuk ambil bagian dalam penderitaan dan wafat Yesus. Hal itu dapat kita lakukan dengan cara menanggung semua penderitaan dan salib kehidupan dalam kesabaran. Bersediakah kita melakukan hal ini?

Doa Malam

Tuhan Yesus, semua penghuni surga tertegun menyaksikan kerelaan-Mu menggenapi nubuat Hamba Yahweh. Terima kasih atas kasih dan pengurbanan-Mu yang telah menderita dan wafat bagi kami. Engkaulah Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.

RUAH


Kobus: Berhenti (Yoh 18:1-19:42)

Jumat, 06 April 2012
Hari Jumat Agung, Memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan
Hari Pantang dan Puasa



Kamis, 05 April 2012 Malam: Kamis Putih (P) Peringatan Perjamuan Tuhan.

Kamis, 05 April 2012
Malam: Kamis Putih (P)
Peringatan Perjamuan Tuhan.

"Ekaristi sebagai kehadiran Kristus yang menyelamatkan adalah milik Gereja yang paling berharga dalam peziarahannya sepanjang sejarah" (Beato Yohanes Paulus II)

Antifon Pembuka (Gal 6:14)

Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus, pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.


Doa Pagi

Terpujilah Engkau, ya Yesus, yang selalu siap sedia melaksanakan kehendak Bapa dengan rela untuk menggenapi nubuat para nabi. Curahkanlah padaku Roh kerelaan dan ketaatan dalam usaha melaksanakan rencana dan kehendak Bapa dalam peristiwa hidup sehari-hari, juga untuk hari ini. Amin.

Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Pepatah ini sangat sesuai dengan sikap Kristiani. Ugahari, menahan diri dari rasa enak dan nikmat merupakan sikap yang layak untuk mnyambut pesta karya Tuhan. Sikap ini sangat berkenan di hati Tuhan. Bila tiba saatnya Tuhan akan mengaruniakan sukacita yang melimpah kepadanya.


Bacaan dari Kitab Keluaran (12:1-8.11-14)

"Aturan perjamuan Paska."

Pada waktu itu berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir, “Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap jemaat Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela dan berumur satu tahun; kamu boleh mengambil domba, boleh kambing. Anak domba itu harus kamu kurung sampai tanggal empat belas bulan ini. Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari. Darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah, tempat orang-orang makan anak domba itu. Pada malam itu juga mereka harus memakan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti yang tidak beragi dan sayuran pahit. Beginilah kamu harus memakannya: pinggangmu berikat, kaki berkasut, dan tongkat ada di tanganmu. Hendaknya kamu memakannya cepat-cepat. Itulah Paskah bagi Tuhan. Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, dan membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman. Akulah Tuhan. Adapun darah domba itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kamu tinggal. Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan melewati kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, pada saat Aku menghukum negeri Mesir. Hari ini harus menjadi hari peringatan bagimu, dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun temurun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; R: lh. 1Kor 10: lh.16)

1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.

2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

Pengalaman iman itu sangat membahagiakan. Ada jaminan hidup kekal di surga. Namun iman itu tidak boleh disimpan sendiri. Iman mesti dibagikan dan dirayakan bersama-sama. Pengalaman Paulus sungguh memberikan peneguhan kepada semua umat beriman. Perayaan Ekaristi menjadi puncak perayaan iman yang saling memberi dan berbagi.

B
acaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 11:23-26)

"Setiap kali kamu makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan."

Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu ini telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam Ia diserahkan, mengambil roti, dan setelah mengucap syukur atasnya, Ia memecah-mecahkan roti itu seraya berkata, “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu; perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darah-Ku. Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku.” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, Mzm 95:8ab, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 13:34)
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

Pemberian merupakan tanda kasih. Nyawa adalah milik seseorang yang paling berharga. Bila sudah tidak bernyawa, berarti dia sudah mati. Memberikan nyawa menjadi perwujudan kasih yang paling besar. Dia memberikan segala-galanya sampai tak tersisa dari hidupnya. Yesus memberikan diri-Nya sampai mati untuk mengasihi manusia sehabis-habisnya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:1-15)

"Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir."

Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir. Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk mengkhianati Yesus. Yesus tahu, bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak mengerti sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya, “Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!” Jawab Yesus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya, “Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!” Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, “Tidak semua kamu bersih.” Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Salah satu misteri Kamis Putih yang harus dirayakan adalah misteri pelayanan. Yesus datang untuk melayani umat kecintaan-Nya, yang Ia ungkapkan dengan membasuh kaki para rasul-Nya. Kita pun juga diundang untuk saling membasuh kaki, saling mencintai, mengampuni, dan melayani. Panggilan itu tidak mudah. Kita membutuhkan kekuatan Tuhan sendiri untuk menghayatinya dalam kehidupan.

Doa Malam


Basuhlah juga kakiku ya Tuhan, dengan rahmat kasih-Mu. Semoga aku selalu siap bergegas memberikan diri bagi tugas pelayanan kepada sesama dengan tulus dan rendah hati. Amin.

RUAH

Kobus: Teladan (Yoh 13:1-5)

Kamis, 05 April 2012
Malam: Kamis Putih (P). Peringatan Perjamuan Tuhan.



Kamis, 05 April 2012 Malam: Kamis Putih (P)

Kamis, 05 April 2012
Malam: Kamis Putih (P)
Peringatan Perjamuan Tuhan.

"Ekaristi sebagai kehadiran Kristus yang menyelamatkan adalah milik Gereja yang paling berharga dalam peziarahannya sepanjang sejarah" (Beato Yohanes Paulus II)

Antifon Pembuka (Gal 6:14)

Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus, pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.


Pengantar

Hari ini merupakan hari terakhir masa Prapaskah. Kita bersama-sama memulai Tri Hari Paskah yang akan berakhir pada Minggu Paskah sore. Melalui perayaan ini, kita mengenangkan Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya, di mana Ia menetapkan Perayaan Ekaristi sebagai kenangan akan Dia. Maka, boleh dikatakan bahwa perayaan Kamis Putih merupakan peringatan hari lahirnya Ekaristi.
Selain itu, kepada para murid, Yesus juga meminta agar mereka mengikuti teladan-Nya untuk saling membasuh kaki sebagai wujud cinta kasih.
Perintah untuk merayakan Ekaristi dan perintah untuk saling mengasihi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Melalui perayaan ini, kita diajak untuk semakin menyadari dan menghayati bahwa kita semua dipersatukan dalam Ekaristi dan diutus untuk saling mengasihi.

Doa

Allah Bapa kami yang maha pengasih dan maha penyayang, malam hari ini kami Kauperkenankan untuk merayakan perjamuan-Mu yang mahakudus. Perjamuan cinta kasih ini dianugerahkan Kristus pada malam Ia menyerahkan diri, kepada Gereja-Nya sebagai kurban baru sepanjang masa pada malam Ia menyerahkan diri-Nya. Kami mohon, semoga kami Kauperkenankan menimba cinta kasih dan hidup melimpah dari misteri agung ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup, berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Keluaran (12:1-8.11-14)

"Aturan perjamuan Paska."

Pada waktu itu berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir, “Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap jemaat Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela dan berumur satu tahun; kamu boleh mengambil domba, boleh kambing. Anak domba itu harus kamu kurung sampai tanggal empat belas bulan ini. Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari. Darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah, tempat orang-orang makan anak domba itu. Pada malam itu juga mereka harus memakan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti yang tidak beragi dan sayuran pahit. Beginilah kamu harus memakannya: pinggangmu berikat, kaki berkasut, dan tongkat ada di tanganmu. Hendaknya kamu memakannya cepat-cepat. Itulah Paskah bagi Tuhan. Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, dan membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman. Akulah Tuhan. Adapun darah domba itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kamu tinggal. Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan melewati kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, pada saat Aku menghukum negeri Mesir. Hari ini harus menjadi hari peringatan bagimu, dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun temurun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; R: lh. 1Kor 10: lh.16)

1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.

2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

B
acaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 11:23-26)

"Setiap kali kamu makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan."

Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu ini telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam Ia diserahkan, mengambil roti, dan setelah mengucap syukur atasnya, Ia memecah-mecahkan roti itu seraya berkata, “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu; perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darah-Ku. Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku.” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, Mzm 95:8ab, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 13:34)
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:1-15)

"Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir."

Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir. Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk mengkhianati Yesus. Yesus tahu, bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak mengerti sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya, “Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!” Jawab Yesus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya, “Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!” Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, “Tidak semua kamu bersih.” Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan


Kita semua pasti tahu hukum utama yang diberikan Yesus. “Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. … Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 22:37.39). Melalui tindakan-Nya membasuh kaki para murid dan pengorbanan diri-Nya bagi kita, Yesus memberi teladan bagaimana melaksanakan hukum kasih itu sepenuh-penuhnya. Kedua tindakan itulah yang kita kenangkan pada Malam Kamis Putih ini.
Malam Kamis Putih, di mana Perjamuan Malam Terakhir kita peringati, kita mengenang 2 (dua) tindakan simbolis Yesus yang mengejawantahkan kasih, yaitu perjamuan makan bersama dan membasuh kaki para murid. Perjamuan Malam Terakhir merupakan pengenangan akan Perjamuan Paskah Yahudi sebagaimana dikisahkan dalam bacaan I. Namun, yang dibuat oleh Yesus tidak sama persis dengan Perjamuan Paskah Yahudi karena bagi Yesus, perjamuan Paskah yang sesungguhnya adalah pengurbanan diri-Nya di salib.
Dalam Perjamuan Paskah Yahudi, biasanya dikurbankan seekor lembu/ domba/ kambing dan darahnya dioleskan pada palang tintu rumah. Para penghuni rumah yang palang pintunya terdapat olesan darah binatang korban itu akan selamat. Dalam Perjamuan Malam Terakhir, yang dikurbankan bukan binatang tetapi diri Yesus sendiri yang menyerahkan tubuh dan darah-Nya dalam rupa roti dan anggur.
Namun, tindakan Yesus ini baru merupakan antisipasi atas pengurbanan diri-Nya di kayu salib esok harinya. Pada malam itu, Yesus menggunakan roti dan anggur sebagai simbol tubuh dan darah-Nya yang dikorbankan. Pengorbanan diri Yesus yang sesungguhnya baru terlaksana di kayu salib di mana darah-Nya yang dioleskan dalam palang salib (bukan pada palang pintu rumah) mendatangkan keselamatan bagi kita.
Pada malam itu, Yesus juga memberikan perintah bahwa perjamuan yang diadakan-Nya itu harus terus-menerus dilakukan untuk mengenangkan Dia” (bdk. 1Kor 11:24.25). Nah, inilah yang kita lakukan setiap kali kita merayakan Ekaristi. Dengan Ekaristi, kira merayakan dan mensyukuri kasih Allah yang tanpa batas, serta menimba daya penyelamatannya yang memperbarui hidup kita.
Untuk mengejawantahkan kasih yang tak berkesudahan, masih ada satu lagi tindakan simbolis Yesus, yaitu membasuh kaki para murid. Dalam tradisi Yahudi ada kebiasaan untuk mencuci kaki sendiri sebelum masuk ruang perjamuan. Hanya tamu yang amat dihormati yang kakinya dibasuhkan. Nah, dalam tindakan pembasuhan kaki para murid tersebut, terjadi sesuatu yang unik. Pembasuhan kaki dilakukan pada saat perjamuan. Yang dibasuh oleh Yesus justu kaki para murid, padahal Yesus adalah Guru dan Tuhan yang sangat dihormati para murid (Yoh 13:13). Hal ini menegaskan bahwa bagi Yesus, para murid sangat-sangat berharga dan terhormat. Oleh karena itu, Yesus mengasihi mereka sepenuh-penuhnya.
Tindakan Yesus ini dilakukan sebelum Ia kembali kepada Allah (Yoh 13:3) supaya para murid mendapat bagian dalam Dia (Yoh 13:8). Bagian yang dimaksud adalah agar para murid juga mendapat bagian untuk kembali kepada Allah dan memperoleh anugerah keselamatan abadi. Oleh karena itu, dengan ikut serta dalam perjamuan Tuhan, yang sekarang ini kita alami dalam perayaan Ekaristi, kita juga dibasuh oleh-Nya sehingga kita mendapat bagian keselamatan abadi dalam Dia.
Di akhir perjamuan, Yesus mengutus para murid untuk mengikuti teladan-Nya dan setiap akhir Ekaristi pun kita diutus untuk makin mengasihi Tuhan dan sesama. Maka, seperti Yesus sangat menghargai para murid, marilah kita juga menganggap sesama sedemikian berharga sehingga harus kita kasihi dan kita layani dengan penuh hormat. Inilah perintah cinta kasih yang kita terima malam ini dan harus kita wujudkan dalam hidup sehari-hari.


Rm. Agus Widodo, Pr.

Kamis, 05 April 2012 Ekaristi Krisma di Gereja Katedral

Kamis, 05 April 2012
Pagi: Hari Kamis Dalam Pekan Suci (U).

Ekaristi Krisma di Gereja Katedral (P).
Pembaharuan Janji Imam.
Catatan: 1. Ekaristi Krisma (P), dapat dipindahkan/dirayakan pada tgl. pertemuan para imam bersama Uskup, asal tidak jauh dari Hari Paskah. 2. Hari ini baik kalau dijadikan hari penerimaan kembali mereka yang bertobat dari dosa berat.

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya -- Mzm 136:1


Doa

Allah Bapa yang mahamurah, bukalah hati kami, agar dapat menangkap sabda-Mu, sehingga karena dikuatkan oleh Roh-Mu kami mampu melaksanakan tugas cinta kasih dengan nyata. Jadikanlah kami pelaksana-pelaksana sabda-Mu berkat semangat persaudaraan dan pertobatan. Maka akan terwujudlah kiranya kerajaan-mu di tengah-tengah kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kitab Yesaya (61:1-3a.6a.8b-9)

"Aku bersukaria di dalam Tuhan."

Kata nabi, Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar. Tetapi kamu akan disebut imam Tuhan dan akan dinamai pelayan Allah kita. Aku akan memberi upahmu dengan tepat, dan akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu. Keturunanmu akan terkenal di antara bangsa-bangsa, dan anak cucumu di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/2, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:21-22.25.27; Ul: lihat 2a)

1. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku;
Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus
Maka tangan-Ku tetap menyertai dia
bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.

2. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia,
dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi.
Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau,
Allahku dan gunung keselamatanku.
Bacaan Kedua
Bacaan dari Kitab Wahyu (1:5-8)

"Ia yang berkuasa atas raja-raja di bumi telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah."

Yesus Kristus adalah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Dia mengasihi kita, dan berkat darah-Nya Ia telah melepaskan kita dari dosa kita. Dia telah membuat kita menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan, dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, Amin! "Aku adalah Alfa dan Omega," firman Tuhan Allah, "yang kini ada, yang dulu sudah ada, dan yang akan tetap ada, Yang Mahakuasa."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yes 61:1)
Roh Tuhan ada pada-Ku.
karena Ia telah mengurapi Aku.


Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-21)


"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin."

Sekali peristiwa datanglah Yesus ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya”.
Yesus menggunakan kutipan dari Nabi Yesaya untuk menyatakan tujuan Dia diutus dan kepada siapa Dia diutus. Dalam terang Roh Kudus, Dia mengutarakan misi-Nya. Bahwa Dia diutus untuk mewartakan kabar sukacita pembebasan kepad mereka yang tertindas, mereka yang terbuang dan terbelenggu; Dia diutus untuk menyembuhkan mereka yang sakit, menderita dan luka.

Kita semua kiranya dipanggil untuk meneladan Yesus, dimana kita hadir atau berada diharapkan menjadi rahmat atau berkat bagi saudara-saudari kita. Kehadiran dan sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun senantiasa menyelamatkan dan membahagiakan orang lain, terutama bagi mereka yang merasa miskin, tertawan, buta dan tertindas dalam berbagai bentuk. Jika kita semua dapat saling menjadi rahmat atau berkat, maka kiranya hidup bersama akan menjadi bahagia, damai sejahtera, tidak ada lagi yang miskin, tertindas, tertawan atau buta.

Tuhan selalu hadir di tengah kita lewat uluran tangan sesama maupun saudara/i kandung kita, lewat senyum khas dan sapaan sederhana seorang sahabat atau orang asing yang kita jumpai. Tuhan hadir di tengah kita lewat Sabda dan Sakramen-Nya. Apakah semuanya itu biasa-biasa saja? Janganlah biarkan hati kita mati rasa akan tanda-tanda kehadiran Allah dalam hidup lewat peristiwa-peristiwa kehidupan yang mungkin sangat biasa.

Tahun rahmat Tuhan telah datang ketika Yesus hadir di tengah-tengah umat-Nya. Kehadiran Yesus ini bisa dirasakan oleh orang-orang yang terbuka imannya terhadap karya keselamatan Allah. Sedangkan orang yang menutup dirinya, tidak akan mengalami kehadiran Yesus dalam hidupnya. Yesus tidak membuat satu mukjizat pun di daerah asal-Nya, karena mereka tidak percaya kepada-Nya. Marilah kita bersyukur atas banyak rahmat yang telah kita terima dan mohon terang dan kekuatan Roh Kudus agar kita terus berupaya untuk selalu bisa tinggal dalam Tuhan.

RENUNGANPAGI@blogspot


PEMBERKATAN MINYAK KRISMA

Pemberkatan minyak krisma lazimnya diselenggarakan pada hari Kamis pagi sebelum perayaan Kamis Putih. Namun, di banyak keuskupan, mengingat wilayahnya yang cukup luas dengan jarak tempuh dari satu paroki ke paroki lain cukup jauh, maka perayaan ini dilaksanakan pada hari sebelumnya. Misalnya pada hari Selasa dalam Pekan Suci, dengan pertimbangan agar para pastor paroki punya lebih banyak waktu untuk mempersiapkan Trihari Suci di paroki masing-masing dengan lebih baik dan matang.

Dalam Misa itu, Uskup memberkati tiga jenis minyak. Pertama, minyak katekumen (Oleum Catechumenorum, OC) yang nantinya akan dipakai untuk mengoles para katekumen (calon baptis) sebagai tanda resmi masuk dalam persekutuan Gereja. Kedua, minyak Krisma (Sanctum Chrisma, SC), yang akan dipakai untuk mengoles para calon Krisma sebagai tanda kematangan iman oleh Roh Kudus dalam komunitas umat beriman. Ketiga, minyak orang sakit (Oleum Infirmorum, OI), yang akan dipakai pada saat pengurapan orang sakit. Ketiga jenis minyak yang telah diberkati tersebut kemudian dibagi-bagikan kepada para pastor paroki untuk dipakai dalam pelayanan sakramental di paroki masing-masing.

Pada kesempatan Misa Krisma tersebut juga diadakan pembaruan janji imamat bagi para tertahbis; pembaruan janji setia bagi para biarawan-biarawati dan pembaruan komitmen bagi kaum awam yang hadir, terutama komitmen untuk mengikuti Kristus dan menempuh jalan kekudusan seturut panggilan mereka.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy