| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 23 April 2012 Hari Biasa Pekan III Paskah

Senin, 23 April 2012
Hari Biasa Pekan III Paskah


Ekaristi ditemukan pada hakikatnya sebagai misteri persekutuan --- Paus Benediktus XVI

Antifon Pembuka


Telah bangkit Gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.


Doa Pagi

Ya Tuhan, kesaksian Stefanus dalam mewartakan Sabda Allah melalui tanda dan mukjizat tak selalu diterima oleh banyak orang. Bahkan ia mengalami pencobaan dan ancaman. Karena itu, dampingilah aku, ya Tuhan, agar semangat dan perjuangan St Stefanus memotivasi hidupku dalam mengikuti Engkau. Amin.

Roh Tuhan bersemayam pada orang-orang yang dipilih-Nya. Mereka mampu berkata-kata penuh hikmat-kebijaksanaan. Perkataan dan tindakannya bisa mencengangkan banyak orang. Semua ini bukan hasil kekuatan mereka sendiri, melainkan dari kuasa Allah yang menyertainya. Itulah buah dari kesaksian hidup yang selalu bersatu dengan kasih Allah.


Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)

"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."

Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.


"Ora et Labora": berdoa dan bekerja. Dua aktivitas ini saling berhubungan dan tak terpisah satu sama lain. Berdoa menjadi dasar kekuatan untuk bekerja. Pekerjaan yang dilandasi dengan semangat doa akan menghasilkan buah melimpah. Orang beriman mesti bekerja sesuai kehendak Allah sehingga menghasilkan buah kehidupan bahagia kekal di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)

"Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."

Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Banyak orang mencari Yesus. Hal ini terjadi bukan pertama-tama karena mereka mampu membaca tanda kehadiran Tuhan dalam peristiwa perbanyakan roti, melainkan karena mereka makan roti dan kenyang. Mereka masih mencari hal-hal yang bersifat duniawi atau barang-barang fana. Itulah sebabnya, Yesus mengingatkan mereka untuk mencari hal-hal yang tidak dapat binasa. Mereka diminta untuk berjalan dalam iman kepada Dia yang telah diutus Allah. Bagaimana dengan kita? Apa (siapa) yang kita cari?

Doa Malam


Tuhan Yesus, aku bersyukur kepada-Mu, yang oleh karena anugerah Allah aku telah menjadi pengikut-Mu. Buatl
ah aku setia dan selalu percaya kepada-Mu sampai akhir hayatku agar kelak aku beroleh selamat seperti yang Engkau janjikan. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 23 - 29 April 2012

Bacaan Harian 23 - 29 April 2012

Senin, 23 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).

Kis 6:8-15; Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Yoh 6:22-29.
Man For Others.
Tenggelam dalam kesibukan sehari-hari adalah ciri khas umat Jakarta. Sayangnya, banyak orang yang akhirnya terjebak dalam kesibukannya sendiri dan tidak tahu bagaimana cara memaknainya. Dalam Yoh 6:27 Yesus berkata: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Ucapan Yesus ini mengingatkan kita bahwa segala kegiatan yang kita jalani hendaknya dilakukan untuk sesuatu yang lebih bernilai, yaitu untuk memuliakan Tuhan dan untuk sesama, bukan untuk diri sendiri semata. Be Man of God and Man For Others.

Selasa, 24 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).

Kis 7:51 – 8:1a; Mzm 31:3cd-4.6ab.7b.8a.17.21ab; Yoh 6:30-35.
Keterbukaan Hati.
Pada umumnya, sebagian besar orang tidak suka dikritik. Ketika dikritik biasanya seseorang akan melakukan pembelaan diri, entah dengan marah, adu argumen, mencari dukungan dari pihak lain, kembali mengkritik, atau yang lainnya. Pertanyaannya adalah: mengapa seseorang tidak suka dikritik? Antara lain penyebabnya adalah karena kritik dapat menghancurkan image yang telah susah payah ia bangun dan jaga di dalam masyarakat. Sama seperti jemaat Yahudi dan Libertini yang akhirnya membunuh Stefanus karena dikritik habis-habisan oleh Stefanus. Rasanya seorang Kristiani patut menyikapi kritik dengan hati yang terbuka dan bijaksana. Melihat kritik bukan sebagai serangan tetapi sebagai bantuan untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Siapkah Anda membangun diri?

Rabu, 25 April: Pesta St Markus, Penginjil (M).

1Ptr 5:5b-14; Mzm 89:2-3.6-7.16-17; Mrk 16:15-20.
Kesombongan vs Rendah Hati.
Beberapa waktu yang lalu saya pergi memancing di tengah laut lepas. Saat itu saya sungguh takjub melihat betapa luasnya lautan dan sekaligus menyadari betapa kecilnya saya di tengah samudera membentang. Keberadaan saya ibarat setetes air di tengah lautan luas. Maka, sungguh disayangkan apabila ada seseorang yang merasa dirinya paling hebat, paling pandai, paling kaya, atau paling yang lain. Mengapa? Karena begitu seseorang menyombongkan dirinya, saat itulah dia lupa bahwa sebenarnya dirinya hanyalah setetes air di tengah lautan. Dalam I Petrus 5:5 ditegaskan, “... dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Rendah hati merupakan suatu sikap yang patut diutamakan sebagai pengikut Kristus. Be Humble.

Kamis, 26 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).

Kis 8:26-40; Mzm 66:8-9.16-17.20; Yoh 6:44-51.
All About ME.
Egosentris, menjadikan diri sendiri sebagai titik pusat; segala sesuatunya berpusat pada AKU. Selalu AKU, AKU, dan AKU. Yup, memang begitulah kecenderungan manusia pada umumnya, selalu mengutamakan diri sendiri daripada orang lain. Terkadang bahkan sampai tidak peduli dengan sesama karena mementingkan diri sendiri. Di sini Yesus mengajarkan sebuah nilai yang kontradiktif, yaitu berkorban. Seperti yang tertulis dalam Yoh 6:51, “ ... roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Yesus rela mengorbankan diri-Nya bukan semata-mata untuk kepentingan diri-Nya sendiri, melainkan untuk kepentingan umat manusia. Mari kita belajar dari Yesus dengan mulai menanamkan kesadaran bahwa bukan AKU yang terpenting, melainkan apa yang bisa AKU perbuat untuk sesamaku.

Jumat, 27 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).

Kis 9:1-20; Mzm 117:1-2; Yoh 6:52-59.
Mengasah Kepekaan.
Titik pertobatan Saulus dimulai ketika ia mendapatkan suatu pengalaman iman yang luar biasa. Saat itu Saulus sedang melakukan perjalanan ke Damsyik, dan Tuhan menyapanya secara langsung, membuat ia tidak bisa melihat lalu menyembuhkannya kembali. Banyak dari kita juga yang akhirnya mengalami pertobatan ketika mendapatkan suatu peristiwa yang luar biasa mengejutkan, biasanya peristiwa itu menyangkut soal hidup dan mati. Namun sesungguhnya pertobatan tidak harus melalui suatu pengalaman yang spektakuler macam Saulus, tapi bisa melalui pengalaman sehari-hari. Di sinilah kita perlu mengasah kepekaan kita untuk melihat pengalaman-pengalaman tersebut. Mungkin tanpa disadari sebenarnya Tuhan menyapa kita di sana.

Sabtu, 28 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).

Kis 9:31-42; Mzm 116:12-17; Yoh 6:60-69.
Teguh Beriman.
Mukjizat yang dilakukan Petrus dengan menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang yang sudah meninggal ternyata memberikan efek yang luar biasa, bukan hanya kepada orang yang disembuhkan tetapi juga kepada orang-orang yang di sekitarnya. Banyak orang yang akhirnya menjadi percaya dan beriman ketika melihat dan mendengar mukjizat tersebut. Namun, bagaimana jika tidak ada mukjizat, apakah kita masih tetap percaya dan beriman kepada Tuhan? Pilihan terletak di tangan kita masing-masing. Bagi saya, Tuhan melakukan segala sesuatu pasti dengan tujuan tertentu. Ada mukjizat ataupun tidak, kita harus tetap teguh beriman karena iman tidak harus tergantung pada mukjizat belaka.

Minggu, 29 April: Hari Minggu Paskah IV (P).

Kis 4:8-12; Mzm 118:1.8-9.21-23.26.28cd.29; 1Yoh 3:1-2; Yoh 10:11-18.
Ada udang di balik bakwan.
Mungkin Anda sering mendengar peribahasa ini. Pada kenyataannya memang terjadi, banyak orang yang melakukan sesuatu dengan suatu motivasi tertentu, yaitu mencari keuntungan untuk dirinya sendiri. Dari luar seolah-olah terkesan baik, padahal maksud yang sebenarnya adalah demi dirinya sendiri. Dalam Yoh 10, perbuatan kasih diumpamakan dalam gambaran seorang gembala yang baik. Kasih yang sejati didasarkan pada ketulusan hati, tanpa mengharapkan suatu imbalan, tapi semata-mata hanya demi kebaikan orang tersebut. Mari kita bersama-sama belajar mengasihi dengan tulus.

YL INDRA KURNIAWAN - WARTA RC EDISI 5/TAHUN VI

Kobus: Pembuktian (Luk 24:35-48)

Minggu, 22 April 2012 Hari Minggu Paskah III



Minggu, 22 April 2012
Hari Minggu Paskah III

Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. (1Yoh 2:4-5)

Antifon Pembuka (Mzm 65:1-2)

Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, bermazmurlah bagi nama-Nya yang mulia, dan gemakanlah pujian-Nya. Alleluya.

Doa

Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, Engkau telah memenuhi janji yang diwartakan para nabi, pada diri Yesus yang bangkit dan hidup mulia. Kami mohon, bersabdalah kepada kami, agar kami dapat mengenal Engkau dan mengasihi Engkau sebagai Bapa kami, yang patut dipercaya karena selalu mengatakan yang benar serta melaksanakannya. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul
(3:13-15.17-19)


"Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati"


Setelah Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh, orang banyak yang sangat keheranan mengerumuni mereka. Maka kata Petrus kepada mereka, "Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat bahwa Ia harus dilepaskan. Kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, dan malah menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan tentang hal itu kami adalah saksi. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpinmu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 4:2.4.7.9; Ul: 7a)
1. Apabila aku berseru, jawablah aku ya Allah yang adil. Apabila aku bersusah, lapangkanlah dadaku, kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku.
2. Ketahuilah, Tuhan akan mengerjakan karya agung bagi para kekasih-Nya, Tuhan akan mendengarkan daku, bila aku berseru kepada-Nya.
3. Banyak orang berkata, "Siapa yang akan menurunkan berkat?" Hendaknya cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
4. Aku hendak membaringkan diri dan tidur dalam kehadiranku yang menenteramkan. Sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan, yang membuat istirahatku aman sentosa.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:1-5a)


"Yesus adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan juga untuk dosa seluruh dunia."


Anak-anakku, hal-hal ini kutulis kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa. Namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Dan inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata, 'Aku mengenal Allah' tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalam dia tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman Allah, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 24:32, 2/4)
Tuhan Yesus, terangkanlah Kitab Suci, dan kobarkanlah hati kami bila mendengar Sabda-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas
(24:35-48)


"Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga."


Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit segera kembali ke Yerusalem. Di sana mereka menceriterakan kepada saudara-saudara yang lain apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenal Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."Sambil berkata demikian Yesus memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Yesus mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Yesus berkata kepada mereka, "Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata Yesus kepada mereka, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


“Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan
pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala
bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari
semuanya ini” (Luk.24:47-48)


Membaca keberanian dan semangat Petrus yang berkobar-kobar dalam khotbahnya sebagaimana tertulis dalam Kisah para rasul di hari-hari sesudah Paskah bisa mengherankan (termasuk bacaan I Minggu ini). Bagaimanapun semangat Petrus itu tetap membuat kita bertanya-tanya. Dari manakah Petrus menimba dan mendapatkan kekuatan baru untuk mewartakan Yesus dengan khotbah berapi-api itu? Padahal ia telah menyangkal Yesus?

Petrus dan murid-murid Yesus mengalami peristiwa kematian Yesus tanpa memahami makna di balik kematian itu. Para murid di saat-saat sengsara dan kematian Yesus adalah para murid yang takut, para murid yang mengunci diri mereka, para murid yang tak berani berkontak dengan dunia luar. Kehadiran Yesus yang bangkit membuat ketakutan mereka perlahan hilang. Mula-mula mereka ragu-ragu betapapun Yesus sudah menyalami mereka. Atas ketakutan ini, Yesus mengundang mereka untuk melihat tangan dan kaki-Nya. Mereka lantas diundang untuk meraba Yesus dengan tangan sendiri Yesus yang hidup, yang kini berbicara dengan mereka. Sampai di sini pun mereka belum sesungguhnya percaya. Hanya ketika Yesus menjelaskan apa yang yang maksudkan dalam perkataan-Nya sewaktu Ia masih ada bersama-sama dengan mereka dan membuka pikiran mereka untuk memahami Kitab Suci, barulah mereka sungguh percaya kepada-Nya.

Inilah Paskah itu. Paskah, di mana Tuhan membebaskan manusia dari situasi ketakutan, keraguan, kegelapan, ketidak mengertian, dari cari selamat dan aman sendiri untuk beralih dan memasuki hidup baru.

“Jika Yesus tidak bangkit maka kita adalah orang yang paling malang”, kata Paulus, karena kita mengikut Dia tanpa ada hasilnya. Jika Yesus tidak bangkit, apa yang kita perjuangkan menjadi hampa, keadaan dunia makin lama makin gawat. Karena kalau orang yang sebaik Yesuspun ajalNya begitu menakutkan, apalagi manusia yang lain. Jikalau Yesus tidak bangkit dunia tidak mempunyai jawaban bagi persoalan yang paling sulit dan yang paling lama yaitu mengapa orang benar menderita? Orang fasik menjadi makmur sedang orang jujur harus kelaparan; orang yang berdusta menjadi kaya, orang jahat berumur panjang sedangkan orang baik bermoral tinggi umurnya pendek. Dimanakah keadilan, kuasa, penyertaan, dan berkat Tuhan?

Dimanakah keberadaan Tuhan? Bukankah demikian juga pada waktu Yesus dicaci? Pada waktu Yesus dipaku di atas kayu salib, terlihat gelap menutupi. Yang jahat mengalahkan yang baik, ketidakadilan berkuasa atas keadilan, yang suci dihukum oleh yang tidak suci. Dalam dunia ini seluruhnya terbalik, tidak ada norma/nilai yang beres. Seluruh dunia mempunyai keadilan yang tidak benar. Dunia sudah tidak lagi mengenal kebenaran, kesucian, keadilan, kebajikan. Yesus dengan kedua tangan-Nya menyembuhkan orang, sekarang tangan itu harus dipaku. Yesus dengan kedua kaki-Nya pergi memberitakan Injil, sekarang kaki itu ditusuk. Yesus mempunyai hati yang penuh cinta, yang merangkul seluruh dunia, sekarang ditusuk sehingga darah dan air yang keluar. Dimanakah keadilan dan kebenaran? Tidak ada jawaban.

Jawabannya hanya ada pada kebangkitan Yesus Kristus. Karena Yesus Kristus bangkit, Paulus berkata, "Pemberitaanku tidak sia-sia." Karena Yesus bangkit kita bukan orang yang paling malang melainkan orang yang paling berpengharapan di dalam Dia.

Inilah hadiah Paskah itu bagi para murid dan kita pengikut-Nya.
“Habis gelap terbitlah terang.” Dan terang itu akan datang kalau kita usahakan dengan semangat, sikap, dan hati yang baru. Karena itu wartakanlah dan jadilah saksi kebangkitan dengan hidup sebagai manusia baru. Karena “kamu semua adalah saksi-Ku!”

Salam dan berkat.

Pastor Petrus Mujiono, SCJ

Minggu Paskah III/B - 22 April 2012

Bacaan I: Kis 3:13-15.17-19
Bacaan II: 1Yoh 2:1-5
Injil: Luk 24:35-48


Bacaan-bacaan hari ini menegaskan bahwa Yesus yang telah wafat di salib itu sekarang hidup dan selalu hadir menyertai kita. Inilah makna Paskah. Yesus adalah pemimpin kepada hidup. Maka kendati harus menderita dan wafat, Allah membangkitkan-Nya supaya Ia tetap hidup dan memimpin kita semua kepada hidup yang sejati (bac I). Kita mengimani bahwa Allahlah Sang Sumber dan Tujuan hidup kita. Maka, hidup yang sejati itu adanya pada Allah Bapa kita. Untuk itu, Yesus menjadi pengantara kita pada Bapa. Relasi kita dengan Bapa yang telah rusak akibat dosa-dosa kita, diperdamaikan oleh Yesus (Bac II).

Iman kita akan kehadiran dan penyertaan Tuhan ini semakin dikuatkan oleh bacaan Injil. Yesus menemui dan menemani kedua murid sepanjang perjalanan mereka dari Yerusalem ke Emaus. Lalu, ketika para murid sedang berkumpul dan mengadakan sharing iman, “Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka” (ay.36). Ada 2 hal yang menarik dari kisah Injil ini.

Pertama, sepanjang perjalanan dari Yerusalem ke Emaus, kedua murid itu disertai oleh Yesus tetapi mereka tidak sadar dan tidak mengenali-Nya. Mereka baru mengenali Yesus setelah tiba di Emaus, ketika Yesus memecah-mecah roti (ay.35). Bukankah ini juga merupakan pengalaman iman kita? Tuhan senantiasa hadir dan menyertai kita sepanjang perjalanan hidup kita, namun kita tidak selalu mengenali Dia dan menyadari penyertaan-Nya. Maka, di tengah kesibukan kita setiap hari, kita harus berani selalu meluangkan waktu untuk hening dan berdoa supaya kita menyadari kehadiran dan penyertaan Tuhan. Ekaristi, saat Tuhan memecah-mecahkan roti dan memberikannya kepada kita, merupakan doa kita yang paling utama sehingga harus kita cintai secara lebih.

Kedua, penyertaan Tuhan itu menjadikan hati kedua murid tadi berkobar dan hidup penuh semangat. Mereka meninggalkan Yerusalem dan kembali ke kampung halamannya karena kecewa dan putus asa sebab Yesus yang menjadi tumpuan harapan mereka dibunuh (Luk 24:19-21). Namun, karena ternyata Yesus hidup dan menyertai mereka, maka mareka segera kembali ke Yerusalem dengan penuh semangat. Perjumpaan dengan Tuhan menjadikan mereka menemukan hidup baru: hidup yang penuh semangat, kegembiraan dan harapan baru. Demikian pula kita, kalau kita sungguh-sungguh yakin akan kehadiran dan penyertaan Tuhan, tidak ada alasan bagi kita untuk merasa loyo, patah semangat dan putus harapan. Dalam Tuhan, yang ada hanyalah semangat, sukacita dan pengharapan.

Pada zaman sekarang ini, kita tidak perlu mengharapkan dapat berjumpa dengan Yesus secara fisik, seperti yang dialami para murid pada zaman dulu. Namun, kita dapat mengalami kehadiran Tuhan secaya nyata dan istimewa, yaitu dalam Perayaan Ekaristi. Sebab, dalam setiap Perayaan Ekaristi, Tuhan Yesus selalu hadir dalam rupa roti dan anggur yang telah dikonsekrerir dalam Doa Syukur Agung. Jadi, dengan merayakan Ekaristi, kita sungguh-sungguh berjumpa dengan Yesus. Bahkan, tidak hanya berjumpa tetapi kita juga menerima-Nya dan bersatu dengan Dia melalui komuni suci. Oleh karena itu, marilah kita semakin mencintai dan menghargai Ekaristi serta memberinya tempat yang istimewa dalam hidup kita.

Mencintai dan menghargai Ekaristi berarti: satu, kita mengimani bahwa Yesus sungguh-sungguh hadir dalam rupa roti dan anggur; dua, karena iman itu, maka kita terdorong untuk selalu merasa rindu merayakan Ekaristi dengan sungguh-sungguh, termasuk mempersiapkan diri dengan baik untuk merayakannya; tiga, kita semakin hidup secara ekaristis, yaitu berani mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan untuk diberkati-Nya dan kemudian dibagikan kepada orang lain seperti roti ekaristis yang diambil, diberkati, dipecah-pecah dan dibagikan. Perjumpaan dengan Tuhan dalam Ekaristi memperbarui hidup kita sehingga kita lebih mempunyai semangat, suka cita dan pengharapan. Dengan demikian, di tengah kesulitan-kesulitan hidup saat ini, kita tetap selalu berjuang mengupayakan yang baik: kerukunan, kedamaian, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.

Pada akhir bacaan Injil, disampaikan pesan Yesus yang amat berharga, “Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem” (ay.47). Pesan ini menegaskan ajakan dari bacaan I, “sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan” (ay.19). Maka, kalau selama ini kita belum menyadari betapa luhurnya Ekaristi, inilah saatnya kita sadar dan bertobat untuk lebih mencintai dan menghargai Ekaristi dan memberinya tempat yang istimewa dalam hidup kita.


Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

Sabtu, 21 April 2012 Hari Biasa Pekan II Paskah

Sabtu, 21 April 2012
Hari Biasa Pekan II Paskah

Yesus hadir melampaui segala akal.


Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" (Yoh 6:19-20)


Antifon Pembuka (bdk. 1Ptr 2:9)


Hai umat milik Tuhan, wartakanlah kebijaksanaan Allah, yang telah memanggil kalian dari kegelapan masuk ke dalam cahaya-Nya yang menakjubkan. Alleluya.


Doa Pagi


Bapa, terimakasih atas hari yang baru ini. Semoga firman-Mu hari ini membawaku kepada kesetiaan dalam mengabdi kepada-Mu melalui tugas dan pelayananku kepada sesama. Mampukan aku melakukan sesuatu mulai dari hal-hal yang kecil namun dengan cinta yang besar. Amin.


Hidup bersama memerlukan sikap arif bijaksana dalam melakukan suatu pelayanan. Sikap ‘single fighter’ yang egois akan mempersempit karya itu. Orang yang menikmati buah pelayanan itu pun sangat terbatas. Sebaliknya, pembagian kerja yang benar akan makin meningkatkan nilai pelayanan itu. Para rasul sudah memberikan contoh yang tepat.


Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:1-7)

"Mereka memilih tujuh orang yang penuh Roh Kudus."


Di kalangan jemaat di Yerusalem, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena dalam pelayanan sehari-hari pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan. Berhubung dengan itu kedua belas rasul memanggil semua murid berkumpul dan berkata, “Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, yang penuh Roh Kudus dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, sehingga kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.” Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat. Lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada para rasul; lalu para rasul pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833

Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm 33:1-2.4-5.18-19; R: 22)

1. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Sebab memuj-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa-jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:6)
Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.

Hidup bersama di tengah keluarga, komunitas, bahkan tempat kerja bagai sebuah bahtera yang mengarungi lautan luas. Ada kalanya terjadi angin gelombang besar yang bisa menggoyang bahtera itu. Karena itu, para penghuninya harus bersatu padu dan mengandalkan kekuatan Tuhan. Berkat kehadiran Yesus, para rasul akhirnya selamat sampai tujuan.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:16-21)


"Para murid melihat Yesus berjalan di atas air."

Setelah mempergandakan roti dan memberi makan lima ribu orang, Yesus mengundurkan diri ke gunung. Ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Ini Aku, jangan takut!” Mereka lalu mempersilahkan Yesus naik ke perahu, dan seketika itu juga perahu mereka sampai ke pantai yang mereka tuju.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Gelombang selalu menerpa perahu kehidupan kita. Tidak jarang orang mungkin merasa takut untuk menghadapinya. Di saat seperti itu, orang mungkin merasa berjuang sendirian. Bahkan Tuhan dirasakan begitu jauh dan telah meninggalkannya. Apakah memang demikian? Ternyata tidak! Tuhan selalu beserta kita. Dia selalu meneguhkan kita untuk tetap kuat berjalan, dengan sapaan-Nya yang menyejukkan, “Ini Aku, jangan takut!”


Doa Malam


Terima kasih Tuhan Yesus, atas rahmat dari-Mu sehingga aku dapat menjalani hidup hari ini. Dalam ketakutan dan kekhawatiranku, Engkau selalu mendampingi, memberi penghiburan dan ketenangan. Terpujilah Engkau ya Tuhan, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Jumat, 20 April 2012 Hari Biasa Pekan II Paskah

Jumat, 20 April 2012
Hari Biasa Pekan II Paskah

MENGUCAP SYUKUR


"Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ demikian juga dibuat-Nya, dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki." (Yoh 6:11)


Antifon Pembuka (Why 5:9-10)

Tuhan, Engkau telah menebus kami dengan darah-Mu dari tiap suku, bahasa, rakyat, dan bangsa, dan Engkau telah menjadikan kami raja dan imam bagi Allah Bapa. Alleluya.

Doa Renungan


Ya Allah, dalam nama Yesus Putra-Mu, para rasul mengajar dan memberitakan Injil dengan sukacita. Semoga hari ini semangat para rasul juga mampu mewarnai hidupku sehingga hidupku juga boleh menjadi sebuah pewartaan. Amin.

Kesaksian hidup orang benar sering mendapat tantangan dan hambatan. Namun, Allah tidak tinggal diam melihat ini. Warta keselamatan Allah harus terus disampaikan kepada semua orang. Karena itu, Allah selalu menyertai kesaksian hidup mereka. Mereka dikuatkan dalam menghadapi kesukaran, sehingga makin bersemangat melaksanakan tugasnya.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (5:34-42)


"Para rasul bergembira karena mereka dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus."

Pada waktu itu para rasul sedang diperiksa oleh Mahkamah Agama Yahudi. Maka seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta supaya para rasul itu disuruh keluar sebentar. Sesudah itu ia berkata kepada sidang, "Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul Si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa, dan ia mempunyai kira-kira empat ratus pengikut; tetapi ia dibunuh, lalu cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah Si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap; tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." Nasihat itu diterima. Sesudah itu para rasul dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah umat dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14; Ul:1a)

1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b, 2/4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Hal yang kecil dan sederhana, bila dengan tulus dipersembahkan kepada Tuhan akan berbuah banyak. Roti jelai merupakan jenis roti rakyat jelata yang kasar dan sederhana. Namun, berkat kesiapsediaan si anak yang mau berbagi, roti itu menjadi berkat bagi banyak orang. Tuhan akan memberkati dan menggandakan tiap semangat untuk memberi dan berbagi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes
(6:1-15)


"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak yang duduk di situ, sebanyak mereka kehendaki."

Pada waktu itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paska, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya, "Di sini ada seorang anak, yang membawa lima roti jelai dan mempunyai dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Ada pun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia!" Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Panggilan kekristenan adalah panggilan untuk berbagi. Salah satu halangan untuk berbagi adalah merasa diri masih kurang, nanti tidak cukup untuk dirinya sendiri dan orang lain. Kuasa Tuhan mengatasi semuanya itu. Dari dua ikan dan lima buah roti (milik seorang anak kecil), orang banyak makan sampai kenyang, bahkan masih ada sisanya. Masihkah kita tidak mau berbagi?

Doa Malam

Tuhan Yesus, kasih dan perhatian-Mu tampak nyata dalam mukjizat penggandaan lima buah roti dan dua ekor ikan. Banyak orang dikuatkan dengan makanan berlimpah sehingga mereka ingin menjadikan Engkau sebagai Raja dunia. Bagi kami, Engkaulah Raja, Tuhan dan Juruselamat yang mengantar kami sampai kepada Bapa. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy