| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Imam Diosesan dan Imam Tarekat


Seorang bapak yang sudah dibaptis katolik lebih dari sepuluh tahun, mengaku bingung dengan banyaknya tarekat (kongregasi) didalam Gereja Katolik. Dalam kebingungannya, ia menyamakan tarekat-tarekat itu dengan “sekte-sekte” yang ada didalam Gereja Katolik. Bukan hanya bapak itu saja yang berasumsi demikian tetapi masih banyak umat lain lagi.Asumsi tersebut jelas tidak tepat, karena tarekat (kongregasi) merupakan corak kehidupan yang didasarkan atas spiritualitas tertentu yang diwariskan oleh pendiri tarekat.

Didalam Gereja Katolik ada dua kelompokbesar para imam: imam diosesan (praja) dan imam tarekat (biarawan). Imam diosesan adalah imam yang karena tahbisannya di-inkardinasikan (mengikatkan diri) pada dioses atau keuskupan tertentu seumur hidup. Imam diosesan sering disebut pula imam keuskupan. Sebutan lainnya adalah “Imam Praja”. Di belakang nama seorang imam diosesan ada singkatan “Pr”. “Pr” ini bukan berarti “praja”, tapi “presbyter(Latin), yang artinya “imam”. Imam diosesan adalah imam yang tidak tergabung pada tarekat mana pun; ia adalah milik keuskupan (dioses) tertentu. Maka, imam diosesan bukan termasuk tarekat; mereka bukan biarawan.

Sedangkan imam biarawan adalah mereka yang bergabung dengan Lembaga Hidup Bakti (tarekat)tertentu dengan spiritualitas tertentu dan ditahbiskan menjadi imam. Awalnya, mereka tahbisan pertama-tama untuk melayani tarekatnya sendiri. Selanjutnya, karena kurangnya imam diosesan, mereka ditahbiskan untuk membantu melayani Gereja lokal.

Menurut corak kehidupannya, tarekat dibedakan menjadi tiga. Ada tarekat yang corak kehidupannya kontemplatif, yaitu cara hidup yang lebih banyak meluangkan waktu untuk doa, meditasi, renungan, serta laku tapa di dalam biara. Contoh untuk tarekat seperti ini adalah OCSO (di Indonesia ada di Rawaseneng, Jawa Tengah). Ada pula yang aktif , yaitu cara hidup dengan doa dan pelayanan kepada umat di luar biara. Tarekat imam yang bercorak aktif misalnya: OFM, OMI, OSC, OSA, SVD, SJ, SDB, SX, CICM, MSC, MSF. Lalu ada pula yang gabungan keduanya. Tarekat imam yang corak kehidupannya gabungan itumisalnya: O.Carm, CSE, dan SS.CC.

Imam diosessan dan imam tarekat merupakan kekayaan Gereja, milik umat Allah. Melalui ciri khas masing-masing, imam diosesan dan imam tarekat ingin melayani umat yang diserahkan kepada mereka, seturut teladan Yesus Kristus.


Sumber :
Konferensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik, Kanisius-Obor.
Dokumen Konsili Vatikan II , terjemahan R. Hardawiryana, SJ, Dokpen KWI, Obor.
S. Roy Djakarya, Pr, 100 Tanya-Jawab Mengenai Imam Diosesan, Obor.

Bacaan Harian 30 April - 06 Mei 2012

Bacaan Harian 30 April - 06 Mei 2012

Senin, 30 April 2012 : Hari Biasa Pekan IV Paskah (P)

Kis. 11:1-18; Mzm. 42:2-3; 43:3,4;R: 42:3a; Yoh. 10:1-10.
Perampok dan Gembala.
Dalam Yoh 10:1-10 dikisahkan bagaimana setiap domba pasti mengenali suara gembalanya dan akan mengikuti gembala tesebut. Sebaliknya, setiap domba pasti menolak orang asing karena tidak mengenalnya. Dalam kehidupan yang nyata seringkali yang terjadi adalah sebaliknya: mengikuti orang asing daripada Sang Gembala itu sendiri. Saya teringat ketika saya masih kecil: saya jarang sekali mendengarkan nasehat orang tua, tetapi malah lebih mendengarkan dan mengikuti teman-teman saya yang nakal. Agaknya kita memang perlu terus berlatih, mempertajam mata hati kita, supaya mampu mengenali, mendengarkan, dan mengikuti suara Sang Gembala sejati serta menolak “orang atau suara asing” yang justru malah akan menyesatkan kita.

Selasa, 1 Mei 2012 : Hari Biasa Pekan IV Paskah (P)

Kis. 11:19-26; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7;R: 117:1a; Yoh. 10:22-30.
Dasar Auban!!!
Itulah “kata-kata ajaib” yang biasanya diserukan oleh keluarga saya ketika melihat betapa nakal dan “keras kepala”-nya saya waktu masa kecil. Berulang kali dinasehati dan diberitahu, tetap saja bandel dan tidak pernah mau mendengarkan. Demikian halnya dengan orang-orang Yahudi yang tidak percaya kepada Yesus, meskipun Yesus sudah berulang kali memberikan berbagai tanda dan perkataan. Kekerasan hati memamg membutakan iman kita. Sebaliknya, dengan membuka hati dan pikiran, barulah kita bisa mempertebal iman kita kepada Tuhan. Benarlah kata orang bijak: hanya gelas yang terbuka, yang dapat menampung air kehidupan.
Catatan:
1. Bulan Mei adalah bulan Maria. Dianjurkan agar devosi kepada Maria ditingkatkan.
2. Bulan Mei disarankan sebagai Bulan Liturgi Nasional (BLN). Diharapkan supaya selama bulan Mei liturgi mendapat perhatian khusus: didalami, dirancang, disiapkan, dan dilaksanakan dengan baik. Untuk kegiatan-kegiatan, dapat dimanfaatkan bahan-bahan yang disiapkan Komisi Liturgi KWI/Keuskupan.

Rabu, 2 Mei 2012 : Peringatan wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja (P)

Kis. 12:24-13:5a; Mzm. 67:2-3,5,6,8;R: 4; Yoh. 12:44-50.
Bukan sebagai Hakim.
Tidak ada kasih yang luar biasa seperti Yesus. “...Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya” (Yoh 12:46). Kehadiran-Nya bukan untuk mengadili segala perilaku kita yang salah, melainkan untuk menyelamatkan kita dari dosa. Sikap Yesus ini kiranya patut kita teladani dalam kehidupan kita dengan sesama. Belajar bagaimana supaya kehadiran kita di tengah keluarga, saudara, teman-teman, rekan kerja pertama-tama bukan sebagai hakim yang mengadili kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat, melainkan berusaha dengan niat baik yang tulus untuk membantu mereka hidup lebih baik.

Kamis, 3 Mei 2012 : Pesta St. Filipus dan Yakobus (M)

1Kor. 15:1-8; Mzm. 19:2-3,4-5;R: 5a; Yoh. 14:6-14.
Memaknai Hari.
Dalam perikop 1Kor 15:1-8 digambarkan perihal Euaggelion (Inijl), sebuah peristiwa penyelamatan di mana Kristus wafat demi menebus dosa-dosa manusia dan bangkit dari alam kematian. Jika Kristus tidak dibangkitkan maka kita juga tidak akan dibangkitkan dan sia-sialah semua kepercayaan kita. Justru karena hidup kita pun akan mengalami kebangkitan, sudah selayaknya kita pun mengisi hari-hari kita dengan bermakna, yaitu menjalankan segala amanat-Nya. Iman yang sejati tidaklah berarti tanpa suatu perwujudan tindakan yang konkret, yaitu menjalankan segala ajaran-Nya. Dari sisi sebaliknya, melalui tindakan-tindakan kita yang konkret itulah tercermin iman kita yang sesungguhnya.

Jumat, 4 Mei 2012 : Jumat Pertama - Hari Biasa Pekan IV Paskah (P)

Kis. 13:26-33; Mzm. 2:6-7,8-9,10-11;R: 7; Yoh. 14:1-6.
Kegelisahan yang tak berguna.
Setiap manusia pasti pernah merasakan apa yang namanya gelisah. Gejala ini terjadi biasanya ketika kita menghadapi suatu masalah atau malah setelah membuat masalah. Seringkali kita lupa dan tidak menyadari bahwa kegelisahan itu sebenarnya tidak memberikan manfaat apa pun. Apakah dengan gelisah persoalan akan selesai atau menjadi semakin ringan? Menurut saya tidak! Yang ada malahan kita menjadi lebih letih karena pikiran dan tenaga kita tersedot ke sana. Maka, dengarkanlah kata-kata Yesus: “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.” Jadi, sikap iman yang justru harus dibangun adalah percaya kepada Bapa bahwa Ia pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita dan Ia akan memberikan jalan keluar dari segala persoalan yang kita hadapi. Sikap yang bersandar pada belas kasih Bapa ini membuahkan hidup yang berpengharapan. Be Faithful!!

Sabtu, 5 Mei 2012 : Hari Biasa Pekan IV Paskah (P)

Kis. 13:44-52; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4;R: 3cd; Yoh. 14:7-14.
Jemput Bola.
Biasanya saya selalu menyiapkan uang kecil di dompet, selain untuk bayar parkir fungsinya adalah untuk diberikan kepada pengemis atau pengamen di jalan. Saya sudah menyiapkan sejak awal untuk sedikit-sedikit melakukan amal baik sehingga ketika kesempatan itu datang saya tidak menyia-nyiakannya. Bagi saya, ini adalah sikap sederhana dari iman. Yesus sendiri berkata: “Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga perkejaan-pekerjaan yang Aku lakukan.” Melakukan pekerjaan kasih tidak harus menunggu kesempatan tiba. Kalau kita sungguh percaya pada Yesus dengan segala ajaran-Nya, niscaya kita pun harus mempersiapkan diri untuk berbuat kasih. Istilah kerennya adalah “menjemput bola”.
Mari kita ciptakan kesempatan “berbuat kasih”, bukan menunggunya.

Minggu, 6 Mei 2012 : Hari Minggu Paskah V (P)

Kis. 9:26-31; Mzm. 22:26b-27,28,30,31-32;R: 26a; 1Yoh. 3:18-24; Yoh. 15:1-8.
Ranting yang berbuah.
Setiap malam sebelum saya tidur, biasanya saya mengingat-ingat lagi apa saja yang telah saya perbuat hari ini. Biasanya ada saja kesalahan-kesalahan yang saya sesali entah itu akibat dari perbuatan, perkataan, ataupun pikiran saya. Betul, alangkah susahnya hidup menghasilkan buah-buah yang baik bagi sesama. Sebaliknya, alangkah mudahnya “tidak berbuah” alias mendatangkan kemarahan, kegelisahan, luka, atau bahkan batu sandungan bagi sesama. Yesus menghendaki kita untuk berbuah banyak karena setiap ranting yang tidak berbuah akan dipotong-Nya. Dan supaya berbuah, Yesus mengingatkan: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu… Kamu tidak berbuah jika tidak tinggal di dalam Aku.” Hanya ranting-ranting yang berbuah yang akan dirawat, dibersihkan, supaya berbuah lebih banyak.

YL INDRA KURNIAWAN - WARTA RC EDISI 6/TAHUN VI

Senin, 30 April 2012 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Senin, 30 April 2012
Hari Biasa Pekan IV Paskah

" Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya." (Yoh 10:11)

Antifon Pembuka (Rm 6:9)

Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi. Maut takkan menguasai-Nya lagi. Alleluya.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahamulia, Engkau tiada memberi nama lain, di mana terdapat kebebasan dan kedamaian, selain nama Yesus, Gembala dan Pembimbing kami. Kami mohon, semoga sabda-Nya memenuhi kami dengan nafas kehidupan-Mu yang suci. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Segala bangsa bersorak gembira tatkala mendengar warta sukacita bahwa Tuhan melawat umat-Nya. Memang, warta sukacita diberikan kepada semua bangsa, tanpa kecuali. Mereka yang menerima akan selamat; sedangkan yang menolaknya akan mengalami hidup yang suram. Karena itu, mereka hendaknya segera bertobat dan mengubah cara hidup yang lama.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (11:1-18)

"Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."

Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka." Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya: "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit. Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea. Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu, 13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu. Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku, haus, pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4)
1. Seperti rusa merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah.
2. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-gunung yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
3. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:14)
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan, Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Pintu itu sangat vital fungsinya di dalam setiap ruangan atau rumah. Jika tidak ada pintu, maka siapapun tidak bisa masuk dan keluar. Yesus adalah pintu ke dalam Kerajaan Surga. Tanpa melalui Yesus, tiap orang tidak akan sampai kepada keselamatan. Kekuatan-kekuatan lain justru membawa kebinasaan. Orang beriman cukup mengandalkan Yesus saja.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:11-18)

"Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-domba-Nya."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan

Renungan

Yesus menyatakan diri sebagai pintu menuju domba-domba. Barangsiapa masuk melalui Dia, pasti akan selamat. Ia akan menemukan padang rumput, lambang kelimpahan berkat. Memang, tujuan kedatangan Yesus ke dalam dunia ini adalah membawa kehidupan secara melimpah ruah. Pintu mana yang akan kita lewati?

Doa Malam

Yesus, Gembala yang baik, menjelang istirahat malam ini kami bersyukur atas kegembalaan-Mu yang sejati, yang telah kami rasakan sepanjang hari ini. Kami juga bersyukur atas penyertaan-Mu sepanjang perjalanan hidup kami di bulan April yang akan segera berakhir ini. Terima kasih Tuhan dan jagailah kami dalam istirahat malam ini. Amin.

RUAH

Minggu, 29 April 2012 Hari Minggu Paskah IV

Minggu, 29 April 2012
Hari Minggu Paskah IV

Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya --- Yohanes 10:11

Antifon Pembuka (Mzm 32:5-6)


Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, dan langit dijadikan oleh sabda-Nya. Alleluya.


Doa


Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau mencamkan dalam hati kami satu nama, tempat kami dapat memperoleh keselamatan, ialah Yesus, Putra-Mu yang hidup. Kami mohon, bangunlah kami menjadi Gereja-Mu, di mana Dia menjadi batu sendinya. Sebab Dialah, Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:8-12)

"Hanya Yesuslah sumber keselamatan."

Tatkala dihadapkan Mahkamah Agama Yahudi karena telah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus berkata, "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati. Karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/2, PS 824
Ref. Tangan kanan Tuhan telah memperlihatkan kekuatan. Tangan kanan Tuhan telah menjunjungku. Maka aku tak akan mati, melainkan hidup abadi
Ayat. (Mzm 118:1.8-9.21-23.26.28.29)

1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya! Lebih baik berlindung pada Tuhan, daripada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
3. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-2)

"Kita melihat Yesus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:14)
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:11-18)

"Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya."

Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga; mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala! Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus adalah Gembala yang baik. Apa yang Anda ketahui tentang gembala? Menggembalakan domba di kebun atau tanah lapang. Gembala di padang rumput tinggal berhari-hari bersama domba-dombanya. Ia tidur dekat domba, dengan keadaan yang sama dengan domba-dombanya. Bahkan, kalau perlu fasilitas tempat yang lebih hangat seperti celah-celah bukit diperuntukkan bagi domba supaya domba merasa aman dan hangat.

Gembala di padang rumput meluangkan banyak waktu untuk dekat dengan domba-domba. Dengan demikian, ia memiliki ketajaman untuk melihat domba-domba yang sakit. Ia segera memisahkan domba yang sakit dan memberikan pertolongan pertama. Dengan meluangkan waktu lebih banyak bersama kawanan domba, maka domba-domba itu akhirnya menjadi terbiasa dengan suara gembala. Perumpamaan mengenai gembala yang mengenal domba dan domba mengenal gembala, mengisyaratkan adanya waktu yang banyak yang disediakan bagi domba dan domba bagi gembala.
Injil hari Minggu Prapaskah IV/B Yohanes 10:11-18 ini mengajak kita meluangkan waktu yang lebih banyak untuk Tuhan supaya kita mengenal Dia. Tanpa terpenuhinya prasyarat menyediakan waktu bagi Tuhan, maka mustahil kita mampu mengenal-Nya. Kiranya ini juga terjadi dalam urusan rumah tangga. Orang tua dan anak-anak yang tidak meluangkan waktu untuk bersama berakibat mereka tidak mengenal satu sama lain. Mungkin tidak banyak aktivitas yang dilakukan dalam suatu perjumpaan, tetapi kehadiran menjadi sarana unggul untuk saling mengenal. Meluangkan waktu bagi Tuhan, terutama dalam doa, adalah sarana terunggul untuk mengenal Tuhan dan kehendak-Nya. Tanpa doa, maka aktivitas lingkungan dalam berbagai bentuk pelayanan hanya akan menjadi aktivitas sosial belaka.

Yesus mengungkapkan diri-Nya sebagai Gembala yang menyerahkan nyawa bagi domba-domba-Nya. Namun, Ia berkuasa pula mengambil kembali, karena Ia menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa dan Ia menerima kembali dari Bapa, seperti yang Ia ungkapkan bahwa “Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.” (Yoh 10:17).
Apakah jalan Yesus menjadi jalan kita juga? Kiranya ya! Yesus sendiri menyatakan bahwa “Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Mat 16:25). Kekuatan iman inilah yang menjadi kekuatan bagi setiap warga Gereja untuk berani berkurban dalam mempertahankan iman. Bukankah Gembala Agung kita, Tuhan Yesus Kristus, telah menunjukkan dalam sengsara – wafat – dan kebangkitan-Nya bahwa apa yang Ia katakan itu benar?

Kiranya masa Paskah ini merupakan masa bagi kita untuk meneguhkan kepercayaan kita bahwa kita memiliki Gembala yang bukan hanya memelihara hidup kita di dunia ini, tetapi teristimewa memelihara hidup kita di akhirat.
(RUAH/MICHAEL MOELJA HARTOMO, OCarm)

MINGGU PASKAH IV – Minggu Panggilan Minggu, 29 April 2012


MINGGU PASKAH IV – Minggu Panggilan
Minggu, 29 April 2012
Hari ini Gereja merayakan hari Minggu Paskah IV. Dalam kesatuan dengan Gereja Universal, hari ini juga merupakan Hari Minggu Panggilan ke-49. Kita diajak untuk bersyukur kepada Tuhan atas anugerah panggilan hidup sebagai imam, bruder dan suster yang melengkapi kharisma dan karya pelayanan dalam Gereja. Inilah yang dinyatakan dalam tema Minggu Panggilan tahun ini, “Panggilan sebagai anugerah kasih Allah”. Seraya menyukuri anugerah panggilan, kita juga diajak untuk memberi perhatian pada panggilan hidup sebagai imam, bruder dan suster, baik melalui doa maupun derma. Derma yang dimaksud di sini, tidak dibatasi pada derma dalam bentuk uang untuk pendidikan calon imam, bruder dan suster tetapi juga “derma” anak-cucu untuk menjadi imam, bruder dan suster. 
Dalam konteks nasional, pada hari Minggu Paskah IV ini, kita juga diajak untuk memberi perhatian pada dunia pendidikan kita. Ajakan ini terkait dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei yang akan datang. Salah satu seruan yang disampaikan oleh Bapak Uskup Agung Semarang dalam Surat Gembala Hari Pendidikan Nasional adalah agar kita sungguh menjadikan dunia pendidikan sebagai media untuk mendidik anak-anak menjadi manusia yang utuh. Manusia yang beriman dan berilmu, berakal dan tawakal, berkarakter, mempunyai kompetensi akademik, hati nurani dan kepedulian.
Sementara itu, dalam konteks lokal Keuskupan Agung Semarang, hari ini juga merupakan Novena Persiapan Kongres Ekaristi Keuskupan II untuk hari yang ke-2 sekaligus pembukaan Bulan Katekese Liturgi. Tema Novena di hari-2 ini adalah “Dipanggil untuk berbagi hidup” sebagaimana Kristus, Sang Gembala baik merelakan nyawa-Nya untuk domba-domba-Nya.
Bacaan Injil yang kita dengarkan pada hari ini memang berbicara mengenai Gembala yang baik. Gembala yang baik tidak hanya mengenal domba-dombanya dan dikenal oleh domba-dombanya tetapi memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Kristus telah melaksanakan peng-Gembala-an yang baik ini melalui pengorbanan diri-Nya di kayu salib demi keselamatan kita. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia” (Kis 4:12), sebagaimana diyakini dan diwartakan oleh St. Petrus.
Pada zaman sekarang, pengorbanan diri Kristus demi keselamatan kita tersebut, selalu dikenang dan dihadirkan dalam Perayaan Ekaristi. Sebab, “Dalam misteri korban Ekaristi, saat para imam melaksanakan tugas utama mereka, karya penebusan kita, terus-menerus diwujudkan” (PO 13). Jadi, melalui Perayaan Ekaristi, kita mengenang dan menghadirkan kembali saat Kristus mengorbankan diri-Nya, yakni saat Dia menyerahkan Tubuh-Nya seraya berkata “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu” dan saat Dia menumpahkan darah-Nya seraya berkata “Inilah Darah-Ku … yang ditumbahkan bagi kamu … demi pengampunan dosa” (= demi keselamatan kita).  
Kenangan akan pengurbanan diri Kristus dalam Ekaristi ini sangat berkaitan erat dengan panggilan hidup menjadi imam. Sebab, hanya imamlah yang dapat dan boleh memimpin Ekaristi secara sah. Inilah yang dinyatakan oleh Paus Yohanes Paulus II, “Saya ingin menegaskan kembali dengan penuh keyakinan dan sukacita rohani yang mendalam bahwa para imam di atas segala-galanya adalah manusia Ekaristi” (1993). Menurut Sri Paus yang pada tanggal 1 Mei 2011 yang lalu diangkat menjadi Beato, Ekaristi adalah raison d’être imamat (Dominicae Cenae 2). Ekaristi adalah alasan adanya imamat! “Tidak dapat ada Ekaristi tanpa imamat, sebagaimana juga tidak dapat ada imamat tanpa Ekaristi”.
Namun, kendati tugas utama para imam adalah mempersembahkan korban Ekaristi, tentu saja tidak boleh dibatasi hanya itu saja. Imam bukanlah tukang misa. Masih ada pelayanan sakramen-sakramen yang lain, juga aneka doa dam pemberkatan. Imam juga mempunyai tugas pokok untuk mewartakan/mengajarkan sabda Allah dan ajaran-ajaran Gereja. Yang terakhir, seorang imam juga mempunyai tugas untuk menggembalakan umat beriman dengan pola penggembalaan Kristus, Sang Gembala Baik, yakni mengenal domba-dombanya dan rela berkorban untuk mereka. Adanya aneka macam pendataan akhir-akhir ini, sebenarnya bertujuan melengkapi kunjungan-kunjungan pastoral sehingga para imam dan Dewan Paroki sungguh mengenal situasi umat dan dapat memberikan pelayanan yang sesuai dan menjawab kebutuhan umat.
Marilah pada Hari Minggu Panggilan ini, seraya bersyukur atas anugerah kasih Tuhan yang memanggil para imam (dan bruder serta suster) untuk mengabdikan diri secara khusus kepada Tuhan dalam melayani umat, kita juga berdoa agar semakin banyak umat, terlebih kaum muda yang mau membuka hati untuk menanggapi panggilan Tuhan ini. Ajakan ini sangat relevan disampaikan bagi kita semua yang tentu saja mengharapkan agar 50 tahun yang akan datang masih ada imam-imam muda yang memimpin Ekaristi, melayani sakramen-sakramen dan aneka macam doa serta pemberkatan. Selain itu, jangan lupa berdoa bagi yang sudah menanggapi panggilan sebagai imam, bruder, suster, agar kami dan mereka semua setia dalam panggilan serta dapat menjadi gembala-gembala yang baik seturut teladan Kristus, Sang Gembala Baik. 
Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

Sabtu, 28 April 2012 Hari Biasa Pekan III Paskah

Sabtu, 28 April 2012
Hari Biasa Pekan III Paskah

Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. -- Kis 2:28

Antifon Pembuka (lih. Kol 2:12)


Kita dikubur bersama Kristus dalam pembaptisan dan dibangkitkan bersama Dia pula berkat kepercayaan kita akan kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus dari alam maut. Alleluya.


Doa

Allah Bapa kami yang mahabaik, terima kasih atas hidup yang masih Kauberikan kepada kami. Tuhan ajarlah kami agar tetap setia kepada-Mu, meski terkadang tidak memahami sepenuhnya apa yang menjadi kehendak-Mu atas diri kami. Bantulah kami Tuhan, agar dalam melewati hari ini kami dapat membawa orang-orang yang telah meninggalkan Engkau untuk kembali kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:31-42)
 
"Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar, oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."
Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan. Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Lida dekat dengan Yope. Ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan: "Segeralah datang ke tempat kami." Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.14-15.16-17; Ul: 1Kor 10:lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku. Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:63b.68b)
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal."
Setelah Yesus menyelesaikan tugas-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
Sudah puluhan kali Mijo ingin berhenti merokok, tetapi selalu gagal. Tahun kemarin dia senang sekali bisa tidak merokok selama masa Prapaskah. E...waktu merayakan Paskah bersama teman lamanya di desa, dia mulai merokok lagi sampai sekarang. Saulus yang sudah bernama Paulus bertobat dan berusaha hidup lebih baik dengan tinggal bersama rasul yang lain. Apakah mereka langsung menerimanya? Tidak. Masih ada yang mencurigai dia bahkan hendak membunuhnya.

Berbuat baik itu tidak gampang. Kita membutuhkan kekuatan Allah. Ketika Yesus berbicara tentang ”orang harus makan roti hidup dan hidup olehnya”, para Rasul tidak mengerti. Mereka menganggap bahwa perkataan ini keras maka di antara mereka ada yang meninggalkan Yesus. Mereka tidak sanggup hidup seperti Yesus. Maka Yesus menyadarkan mereka: ”Rohlah yang memberi hidup....!”

Tanpa Roh Allah, kecenderungan spontan kita adalah daging: mengikuti rasa senang, egois, menyukai hormat dan pujian, dsb. Tetapi, hidup dalam Roh, kita hidup dalam semangat-Nya, yaitu hidup dalam kasih.

Tuhan Yesus, curahilah aku Roh Kudus-Mu agar aku mampu menikmati sabda-Mu dan hidup seperti Engkau sendiri. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 27 April 2012 Hari Biasa Pekan III Paskah

Jumat, 27 April 2012
Hari Biasa Pekan III Paskah

Bergembiralah setiap hari akan imanmu -- St Agustinus.

Antifon Pembuka (Why 5:12)

Anak Domba yang telah dikurbankan pantas menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan dan kehormatan

Doa Pagi

Syukur bagi-Mu, Yesus. Inilah kuasa kebangkitan-Mu yang mampu mengubah hati musuh menjadi pengikut dan pembela-Mu yang perkasa. Semoga di pagi hari ini pun banyak jiwa yang Kauubah dari benci menjadi cinta kepada-Mu dan sesama. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

Petrus menyangkal Yesus tiga kali. Tiga kali pula Yesus bertanya kepada Petrus apakah ia mengasihi-Nya. Inilah proses penyembuhan Petrus. Saulus dengan keras menganiaya murid-murid Yesus. Selama tiga hari pula Saulus buta dan disembuhkan Tuhan melalui Ananias. Pengalaman ini mengubah arah hidup Saulus menjadi rasul pembela Yesus, Anak Allah.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)

"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."


Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu! Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota. Di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias!” Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus, yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi. Saulus bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:56)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.

Orang beriman itu secara fisik masih hidup di dunia. Namun, ia tidak boleh terikat oleh kekuatan dunia. Ia mesti mulai hidup, berpikir dan bertindak secara rohani. Hati dan jiwanya terus diberi asupan makanan dan minuman rohani bergizi tinggi, yaitu Tubuh dan Darah Kristus. Dengan demikian, ia akan mempunyai hidup kekal di dalam Kerajaan Surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)

"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman."

Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu, barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Roti hidup yang diberikan Yesus bersifat sakramental. Ia sendiri memberikan tubuh dan darah-Nya. Barangsiapa makan daging-Nya dan minum darah-Nya akan memiliki kehidupan kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman. Undangan untuk "percaya" tersebut diganti dengan undangan untuk "makan" dan "minum". Kita diminta untuk makan dan minum, secara rohani, daging dan darah dari Anak Manusia yang ilahi.

Doa Malam

Yesus, sang roti yang turun dari surga, Engkaulah santapan jiwa yang membawa kami ke hidup yang kekal bersama-Mu. Jangan Kaubiarkan umat-Mu meragukan hakikat misteri tubuh dan darah-Mu yang membawa hidup kekal. Tanamkanlah rasa hormat dan cinta akan Ekaristi dalam hati umat-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy