| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kobus: Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Kamis/Minggu, 07/10 Juni 2012 Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Kamis, 07 Juni 2012 atau
Minggu, 10 Juni 2012* Kan. 1246 § Konferensi para Uskup dengan persetujuan sebelumnya dari Takhta Apostolik, dapat menghapus beberapa dari antara hari- hari raya wajib itu atau memindahkan hari raya itu ke hari Minggu.
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari. Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu. (Mzm 147:15-16)


Antifon Pembuka (Mzm 80:17)

Umat-Mu Kauberi makan sari gandum dan Kaupuaskan dengan madu kuat.


Doa


Allah Bapa kami yang maha pengasih dan penyayang, Engkau tak henti-hentinya memperkuat Gereja dengan santapan tubuh dan darah Putra-Mu. Semoga kami selalu memperoleh kekuatan baru setiap kali kami menyambut tubuh dan darah Putra-Mu Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan bertakhta bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Keluaran (24:3-8)


Ketika Musa turun Gunung Sinai, dan memberitahukan kepada bangsa Israel segala firman dan peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak, “Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu, akan kami laksanakan!” Musa lalu menuliskan segala firman Tuhan itu. Keesokan harinya, pagi-pagi, didirikannya mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel mempersembahkan kurban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan. Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu; sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu. Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya, dan bangsa itu mendengarkan. Lalu mereka berkata, “Segala firman Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati!” Kemudian Musa mengambil darah itu dan memercikkannya kepada bangsa itu seraya berkata, “Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856

Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu, Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15.16b-18; Ul:
lh. 1Kor 10: lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan, segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan, kematian semua orang yang dikasihi-Nya, Ya Tuhan, aku hamba-Mu, aku hamba-Mu, anak sahaya-Mu, Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

Bacaan dari Surat kepada orang Ibrani (9:11-15)


Saudara-saudara terkasih, Kristus telah datang sebagai Imam Agung demi kesejahteraan masa yang akan datang; Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat pelunasan yang kekal. Sebab, jika darah domba dan lembu jantan dan percikan abu lembu muda mampu menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang atas dorongan Roh Abadi telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tidak bercacat; betapa darah ini akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Karena itu Kristus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah


Madah Ekaristi, sol = es, m.7, PS 556
(fakultatif)
Syair: Lauda Sion, ayat 1-4.5-8 Thomas dari Aquino 1263/64, terj. Komlit KWI 1992
Lagu: Prancis abad ke-12, Graduale Romanum 1974

1. Sion, puji Penyelamat, Sang Pemimpin dan Gembala dalam kidung pujian.
2. Pujilah sekuat hati, kar'na Dia melampaui puji yang kaulambungkan.
3. Hari ini yang tersaji: Roti Hidup yang dipuji, sumber hidup yang kekal.
4. Itulah yang dihidangkan bagi para rasul Tuhan: Tak perlu diragukan.
5. Lihat Roti malaikat, jadi boga peziarah: sungguh itu roti putra, anjing jangan diberi.
6. Inilah yang dilambangkan waktu Ishak dikurbankan: Domba Paskah disajikan, dan manna dihujankan.
7. Yesus, Roti yang sejati, Kau Gembala murah hati, s'lalu lindungilah kami, dan tunjukkan pada kami bahagia yang kekal.
8. Dikau Allah mahakuasa, bimbing kami, insan fana, undang kami dalam pesta, dan jadikan kami warga umat kudus bahagia. Amin. Alleluya.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:51) 2/4
Akulah roti hidup yang turun dari surga; siapa yang makan roti ini akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (14:12-16.22-26)


Pada hari pertama Hari Raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid berkata kepada Yesus, “Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, “Pergilah ke kota! Di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia, dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Guru berpesan, ‘Di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!’” Maka berangkatlah kedua murid itu. Setibanya di kota, mereka dapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, membagi-bagi roti itu lalu memberikannya kepada para murid, seraya berkata “Ambillah, inilah Tubuh-Ku!” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur, lalu memberikannya kepada para murid, dan mereka semua minum dari cawan itu. Dan Yesus berkata kepada mereka, “Inilah Darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak lagi akan minum hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya yang baru, yaitu dalam Kerajaan Allah.” Sesudah menyanyikan lagu pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni (Yoh 6:56)


Barangsiapa makan tubuh-Ku dan minum darah-Ku tinggal dalam Aku dan Aku dalam dia.


Renungan


Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus (Secara tradisonal, pada awalnya sebutan yang tepat untuk Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus adalah Sollemnitas Sanctissimi Corporis Christi ) yang kemudian dalam penggunaan populer digunakan frasa “Corpus Christi”, dalam bahasa Inggris: The Solemnity of the Most Holy Body and Blood of Christ) dimulai dari penglihatan Yesus kepada St. Yuliana dari Liège. Ada tiga alasan mengapa Yesus menghendaki Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus: 1) Agar iman akan Sakramen Mahakudus diperteguh; 2) Agar umat beriman diperkuat dalam mencapai kesempurnaan melalui kasih yang mendalam dan sembah sujud kepada Sakramen Mahakudus; 3) Untuk mengadakan silih bagi penghinaan dan kurangnya rasa hormat terhadap Sakramen Mahakudus. Pada tanggal 08 September 1264 Paus Urbanus IV memaklumkan agar Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus dirayakan setiap tahun pada hari Kamis sesudah Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Di Indonesia, sejak tahun 1970, Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus dirayakan pada hari Minggu sesudah Hari Raya Tritunggal Mahakudus.

Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Sakramen Mahakudus dihormati secara khusus dengan upacara meriah dimana Sakramen itu diarak dari satu tempat ke tempat lain. Sakramen Mahakudus ini hendaknya diperlihatkan agar umat menghormati dan menyembahnya (Adorasi). Melalui Adorasi dan Prosesi Sakramen Mahakudus, kita dapat melihat betapa Yesus Kristus senantiasa dekat dengan kita, mencintai kita, dan menyerahkan seluruh hidup-Nya bagi kita.

Hari pembebasan dari perbudakan Mesir, hari raya Roti Tidak Beragi, hari pada waktu orang menyembelih domba Paskah, merupakan tiga sebutan untuk satu peristiwa. Merupakan satu hari bersejarah, hari raya besar untuk seluruh bangsa Israel, hari raya yang mengingatkan mereka akan perjuangan untuk bebas dari perbudakan Mesir. Sejauh iman Israel menunjukkan bahwa pembebasan dari Mesir terjadi hanya karena tangan kuat Yahweh, Allah Israel.

Di samping itu, sejarah iman Israel menunjukkan bahwa hari pembebasan dari Mesir bukanlah puncak perjuangan. Sebaliknya, ini merupakan awal perjuangan menuju tanah perjanjian yang harus ditempuh dalam perjalanan iman penuh tantangan selama 40 tahun dengan Musa sebagai pemimpinnya. Pada hari raya itulah Yesus merayakan bersama-sama murid-murid-Nya perayaan itu di suatu tempat, yang secara istimewa ditunjukkan oleh Yesus.

Di tengah perayaan itu Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, "Ambillah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Ia pun berkata kepada mereka, "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah." Ini adalah suatu perbuatan yang belum dimengerti oleh para murid. Yesus mengajak para murid untuk melihat masa depan baru yang disebut Yesus dengan masa Kerajaan Allah. Suatu masa di mana Yesus menentukan saat Ia akan meminum hasil pokok anggur yang baru. Dengan mengutarakan hal itu, Yesus mau membuka sejarah pengalaman iman yang baru. Sejarah tentang pembebasan manusia dari dosa sekaligus awal dari peziarahan manusia untuk menuju tanah terjanji surgawi.

Israel keluar dari Mesir karena tangan Allah yang kuat. Demikian juga untuk keluar dari perbudakan dosa, manusia membutuhkan tangan Allah yang kuat. Hanya tangan yang kuatlah mampu mengedarkan roti dan anggur penderitaan. Tangan Yesus kuat, namun penuh kelembutan mengedarkan roti dan anggur penderitaan pada hari raya besar Yahudi. Misteri ini menjadi semakin dimengerti ketika Yesus bergantung pada salib dengan tangan terentang. Tangan-Nya menjadi tangan kuat yang menampung segala dosa manusia dan pada akhirnya tangan itu pula yang menghapus dosa manusia.

Peristiwa itu dihadirkan kembali dalam perayaan Ekaristi setiap kali imam merentangkan tangan dalam Doa Syukur Agung dan setiap kali imam membagikan Tubuh Tuhan umat menjawab dengan kata "Amin". Misteri Tubuh dan Darah Tuhan tetaplah menjadi rahasia besar Gereja, tidak mudah dipahami memang, tetapi penerimaan Tubuh dan Darah Tuhan dalam Ekaristi telah terbukti selama berabad-abad menjadi sumber kekuatan umat beriman.

Secara umum perayaan Ekaristi dibagi menjadi 4 bagian, yaitu Ritus Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi dan Ritus Penutup. Ritus pembuka bertujuan untuk mempersatukan umat dan mempersiapkan umat untuk menyadari kehadiran Allah, agar dapat mendengarkan sabda Allah dan dapat merayakan Ekaristi dengan pantas. Pewartaan dan pembacaan Sabda Allah merupakan unsur yang sangat penting dalam Liturgi Sabda. Umat wajib mendengarkan dengan penuh hormat. Bila Alkitab (Kitab Suci) dibacakan dalam gereja, Allah sendirilah yang bersabda kepada umat-Nya, dan Kristus mewartakan kabar baik, sebab Ia hadir dalam sabda itu. (Pedoman Umum Misale Romawi, 29). Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi merupakan dua bagian pokok dalam perayaan ekaristi (PUMR, 28), keduanya berhubungan erat. Dalam Liturgi Sabda dipaparkan karya keselamatan Allah yang disyukuri dalam Liturgi Ekaristi.

Tuhan Yesus mengajak kita supaya makan daging-Nya dan minum darah-Nya, artinya: menerima Dia yang telah mengorbankan diri-Nya di kayu salib. Setiap kali kita merayakan Ekaristi, kita merayakan Yesus yang telah mengorbankan diri-Nya demi keselamatan kita. Maka, oleh-Nya kita memperoleh rahmat Allah untuk hidup, hingga akhirnya boleh bertemu dengan-Nya.

Sekali lagi, menerima Yesus berarti menerima Dia menjadi bagian hidup kita. Yesus tidak pernah memberikan diri-Nya setengah-setengah. Tetapi seutuh-utuhnya, sepenuh-penuhnya. Maka hidup kita akan diubah oleh Yesus. Sesuai dengan janji Yesus sendiri, yang dinyatakan dengan menerima santapan rohani berupa Tubuh dan Darah-Nya: "Barangsiapa makan tubuh-Ku. Dan minum darah-Ku,dia tinggal di dalam Aku, dan Aku tinggal di dalam dia." (Yoh 6:56).

Renungkan lagu dalam PS.418 ini: ”Tuhan, tak layak aku, menyambut Tubuh-Mu, santapan mulia. Sepatah kata saja, sabdakan ya Tuhan, sembuhlah hamba-Mu. Semoga diriku, bersatu dengan-Mu, dan mampu mewartakan, karunia rahmat-Mu, karunia rahmat-Mu.”
Dalam doa yang dibaca dalam hati oleh imam (ada juga imam yang membaca sehingga terdengar umat) saat sebelum mengangkat Tubuh dan Darah Kristus sebelum komuni berbunyi sebagai berikut: ”Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup, karena kehendak Bapa dan dalam kuasa Roh Kudus, Engkau telah menanggung kematian untuk menghidupkan dunia. Bebaskanlah aku dari segala kejahatan dan dosa berkat Tubuh dan Darah-Mu yang mahakudus ini. Semoga aku selalu setia pada perintah-perintah-Mu dan janganlah Engkau biarkan aku terpisah dari-Mu.”

Semoga setiap kali kita menerima Tubuh Kristus, kita semakin bersatu dengan Dia. Semakin sehati-sepikir dengan Dia yang menjadi sumber hidup kita. Mari kita instrospeksi diri kita, mari kita perbaharui pula sikap dan suasana hati kita sebelum kita menerima Tubuh Kristus agar kita sungguh layak dan pantas. Mari kita perlayak diri (hati dan lahiriah kita) sebelum sambut komuni karena yang kita sambut adalah Allah yang maha suci, yang maha agung dan penyelamat kita. Semoga dengan merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, kita semakin menyadari bahwa betapa besar Tuhan Yesus mencintai kita sampai sehabis-habisnya.


Diolah dari RUAH dan Tim Renungan Pagi

HR TUBUH DAN DARAH KRISTUS/B – 10 JUNI 2012


HR TUBUH DAN DARAH KRISTUS/B – 10 JUNI 2012
Kel 24:3-8; Ibr 9:11-15; Mrk 14:12-16.22-26

Pengantar
Hari ini, seminggu setelah HR Tritunggal Mahakudus, kita merayakan HR Tubuh dan Darah Kristus. Hari Raya ini diawali, pada tahun 1230, oleh St. Yuliana, seorang biarawati Agustinan di Liege-Belgia, yang mempunyai semangat devosi kepada Sakramen Mahakudus. Pada tahun 1246, Mgr. Robert de Thorete (Uskup Liege) mengadakan sinode dan melembagakan perayaan ini. Dari Liège, perayaan itu mulai menyebar dan akhirnya pada tanggal 8 September 1264, Paus Urbanus IV menerbitkan bulla Transiturus de hoc mundo” untuk meresmikan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus sebagai perayaan universal Gereja.
Melalui perayaan Tubuh dan Darah Kristus ini, kita diajak untuk mensyukuri kehadiran Krsitus yang istimewa dalan Ekaristi sekaligus menjadikan hidup kita semakin Ekaristis. Kita menyerahkan diri kita kepada Tuhan untuk diambil, diberkati, dipecah dan dibagikan kepada sesama.
Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini, sebagian dari anak-anak kita akan menerima komuni untuk pertama kalinya. Dengan demikian, mulai hari ini, mereka sudah dapat terlibat dan mengambil bagian secara penuh dalam Perayaan Ekaristi. Maka, para orangtua sangat diharapkan untuk semakin tekun mendampingi anak-anak ini dalam hal iman sehingga mereka dapat semakin menghayati Ekaristi, baik dalam Perayaan Ekaristi di gereja maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Homili
Setiap Minggu/Sabtu, bahkan ada yang setiap hari, kita merayakan Ekaristi. Meskipun mungkin ada juga yang hanya sebulan sekali atau dua kali, malahan ada pula yang hanya setiap Natal dan Paskah.
Dalam setiap Perayaan Ekaristi Yesus sungguh-sungguh hadir secara istimewa dalam rupa roti dan anggur. Sebab, saat imam yang bertindak secara in persona Christi (dalam pribadi Kristus)  mengucapkan Doa Syukur Agung, roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus berkat kuasa Allah dan daya Roh Kudus. Dalam DSA itu, imam antara lain berdoa demikian, “Kuduskanlah persembahan ini dengan daya Roh-Mu, agar menjadi bagi kami, Tubuh dan Darah, Putera-Mu terkasih, Tuhan kami, Yesus Kristus”(DSA II). Karena roti dan anggur telah berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus, maka pada saat elevasi (roti dan anggur di angkat), imam mengatakan “Inilah Tubuh-Ku” … “Inilah Darah-Ku” (bdk. Mrk 14:22.24).
Perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus ini disebut “transubstansiasi”. Yaitu berubahnya substansi roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus, kendati rupa, rasa, dan bentuknya tetap roti dan anggur (lih. KGK 1376). Dalam hal ini, Paus Yohanes Paulus II, dengan mengutip St. Cyrilus, menegaskan bahwa, “dalam roti dan anggur, janganlah hanya melihat unsur alamiah, sebab Tuhan telah tegas menyatakan bahwa itu adalah Tubuh dan Darah-Nya. Iman memastikan bagimu, kendati indera menunjuk yang lain” (EE 15).
Dalam setiap bagian dari roti dan dalam setiap tetes anggur, Kristus hadir. Maka, kita dapat menerima Kristus di dalam rupa roti saja, atau anggur saja, atau keduanya bersama-sama (lih. KGK 1390). Maka, meskipun dalam komuni kita hanya menerima Tubuh Kristus, bahkan hanya secuil saja, kita tetap menerima Kristus secara penuh. Sebab, melalui komuni suci, kita menerima seluruh Yesus Kristus: Diri-Nya, Sabda-Nya, Karya-Nya, nasib-Nya (penderitaan-wafat-kebangkitan-Nya), dan tentu saja karya penyelamatan-Nya bagi kita.
Karena Yesus sungguh-sungguh hadir dalam Ekaristi, maka kita harus menghormati Sakramen Mahakudus, entah yang akan kita terima saat komuni, yang disimpan di tabernakel, yang diarak dalam prosesi atau yang ditahtakan untuk adorasi. Pada waktu hendak menyambut komuni, kita harus mempersiapkan diri dengan doa secukupnya dalam hati. Bila dirasa perlu, sangat dianjurkan untuk menerima sakramen tobat terlebih dahulu sebelum merayakan Ekaristi. Bukankah kita terlebih dahulu mencuci tangan dan piring yang kotor sebelum kita makan? Tubuh Kristus adalah makanan bagi jiwa kita yang hendaknya kita terima dengan hati dan jiwa yang sudah dibersihkan.
Dalam tradisi Yahudi di Timur Tengah pada zaman Yesus, roti dan anggur adalah makanan sehari-hari. Makanan merupakan tanda nyata kasih dan berkat Allah karena dengan memberikan makanan berarti Allah menjamin agar manusia tetap dan terus hidup. Nah, melalui roti dan anggur yang sudah dikonsekrir menjadi Tubuh dan Darah-Nya, Yesus berkenan menjadi santapan rohani bagi kita dan dengan demikian, Ia menjamin kehidupan dan keselamatan kita sampai selama-lamanya.
Jaminan keselamatan dan kehidupan abadi berkat santapan Tubuh (dan Darah) Kristus ini dipertegas oleh bacaan kedua. “Kristus telah datang sebagai Imam Agung demi kesejahteraan masa yang akan datang. … supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima kebahagiaan kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan” (Ibr 9:11.15). Dengan demikian, iman dan pengharapan kita semakin diteguhkan bahwa berkat Kurban Kristus di Kayu Salib yang kita kenangkan dalam Ekaristi, kita memperoleh jaminan akan kehidupan abadi di surga.
Kalau masa depan kita yang penuh kedamaian dan kesejahteraan sudah dijamin oleh Kristus, lantas bagaimana kita harus menghayati hidup kita saat ini? Belajar dari umat Israel yang kisahnya kita dengarkan dalam bacaan pertama, kita berkata, “Segala Firman Tuhan akan kami laksanakan dan taati” (Kel 24:7). Firman Tuhan yang mana? Salah satunya adalah Firman yang disampaikan-Nya pada saat Ia menetapkan Ekaristi pada Perjamuan Malam Terakhir, “Perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku” (1Kor 11:24.25).
Perintah Tuhan, “Perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku” ini mengandung 2 makna sekaligus. Pertama, kita diajak untuk tekun dan setia merayakan Ekaristi. Namun, merayakan Ekaristi dengan tekun dan setia saja belum cukup. Maka, yang kedua, kita juga diajak hidup secara Ekaristis. Bagaimana hidup secara Ekaristis itu? Mari kita perhatikan apa yang dilakukan Yesus atas roti dan anggur dalam bacaan Injil tadi. “Yesus mengambil roti, mengucap berkat, membagi-bagi roti itu dan memberikan-nya kepada para murid. … Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada para murid” (Mrk 14:22.23). Hidup secara Ekaristis, berarti kita menjadi seperti roti dan anggur Ekaristi yang diambil, diberkati, dipecah-pecah dan dibagikan. Kita membiarkan diri kita diambil dan diberkati, kemudian dipecah-pecah untuk dibagikan kepada sesama. Dengan demikian, kita diajak untuk berbagi: tenaga, waktu, pemikiran, ilmu, ketrampilan, harta benda, dll sebagai wujud pelayanan dan kasih kepada Tuhan dan sesama.
Untuk mengakhiri renungan ini, mari kita bernyanyi bersama: “Maukah kau jadi roti yang terpecah bagi-Ku; Maukah kau jadi anggur yang tercurah bagi-Ku; Maukah kau jadi saksi memb'ritakan injil-Ku; Melayani mengasihi lebih sungguh. Aku mau jadi roti yang terpecah bagi-Mu; Aku mau jadi anggur yang tercurah bagi-Mu; Aku mau jadi saksi memb'ritakan injil-Mu; Melayani mengasihi lebih sungguh.
Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

Sabtu, 09 Juni 2012 Hari Biasa Pekan IX

Sabtu, 09 Juni 2012
Hari Biasa Pekan IX

“Cinta kasih merupakan panggilan yang sangat mendasar bagi setiap manusia dan sudah tertera dalam kodratnya” (Beato Yohanes Paulus II)


Antifon Pembuka (Mzm 71:14-15)


Tuhan, aku selalu berharap pada-Mu dan meningkatkan pujian-Mu. Aku menceritakan keadilan-Mu sepanjang hari, mewartakan karya keselamatan-Mu yang tak terduga.


Doa Pagi


Allah, hakim yang adil, peliharalah iman kami untuk selalu berpegang pada hukum dan ajaran sabda-Mu. Kami ingin selalu siap sedia untuk membela kebenaran serta sabar dalam tugas pelayanan kepada sesama. Allah kami, kedatangan-Mu selalu kami rindukan. Amin.


Kerinduan akan kedatangan Allah memberi kekuatan dalam menanggung segala cobaan hidup. Kita akan dikaruniai mahkota kebenaran oleh-Nya, apabila kita mampu memelihara iman sampai akhir. Sembari menunggu saat itu, kita mesti melakukan tugas pelayanan kita dengan sabar dan tekun.


Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (4:1-8)


"Lakukanlah pekerjaan seorang pewarta Injil. Hidupku mulai dicurahkan dan Tuhan akan mengaruniakan mahkota keselamatan kepadaku."

Saudara terkasih, di hadapan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi kerajaan-Nya: Wartakanlah sabda Allah. Siap sedialah selalu, baik atau tidak waktunya. Nyatakanlah yang salah, tegur dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Sebab akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya, untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi engkau, kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah dalam penderitaan, lakukanlah pekerjaan pewarta Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! Mengenai aku, darahku mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah mendekat. Aku telah menyelesaikan pertandingan yang baik, mencapai garis akhir dan memelihara iman. Kini tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku pada hari-Nya oleh Tuhan, hakim yang adil; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Mulutku akan menceritakan keselamatan yang datang dari-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 71:8-9.14-15a.16-17.22; R.15b)

1. Mulutku penuh dengan puji-pujian kepada-Mu, sepanjang hari penuh penghormatan kepada-Mu. Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis.
2. Tetapi aku senantiasa mau berharap kepada-Mu, dan menambah puji-pujian bagi-Mu. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu.
3. Aku datang dengan keperkasaan Tuhan Allah, hendak memasyhurkan hanya keadilan-Mu saja! Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
4. Aku pun mau menyanyikan syukur dengan gambus atas kesetiaan-Mu, ya Allahku, menyanyikan mazmur bagi-Mu dengan kecapi, ya Yang Kudus Israel.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang bersemangat miskin, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.

Allah lebih menyukai pemberian diri seutuhnya kepada-Nya, bukan hanya secara lahiriah. Janda miskin dengan pakaian sederhana, jauh lebih berkenan pada Allah daripada ahli Taurat yang dari penampilannya nampak suci dan kudus hanya karena pakaian dan tingkah lakunya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:38-44)


"Janda miskin itu telah memberi lebih banyak daripada semua orang lain."

Pada suatu hari Yesus dalam pengajaran-Nya berkata, “Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat. Mereka suka berjalan-jalan dengan pakaian panjang dan suka menerima penghormatan di pasar. Mereka suka menduduki tempat-tempat terdepan dalam rumah ibadat dan tempat terhormat dalam perjamuan. Mereka mencaplok rumah janda-janda sambil mengelabui orang dengan doa panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Pada kali lain sambil duduk berhadapan dengan peti persembahan Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah sejumlah janda miskin. Ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka Yesus memanggil para murid-Nya dan berkata kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda itu memberi dari kekurangannya: semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Kisah seorang janda miskin, yang memasukkan sedikit uang ke dalam kotak derma, sungguh mengharukan. Janda itu dipuji oleh Yesus, karena justru ia memasukkan uang jauh lebih banyak dari orang-orang lain. Dari kemiskinannya, ia telah memberikan semua yang dimilikinya. Janda ini telah menjadi teladan dalam hal iman, sikap murah hati dan penyerahan diri. Itulah hidup Yesus. Ia memberikan diri-Nya untuk keselamatan umat manusia. Itulah juga hendaknya menjadi sikap kita.


Doa Malam


Yesus Guru yang sejati, Engkau mengajar kami agar selalu rendah hati dan tidak mencari kehormatan pribadi. Jngan tinggalkan kami ya Yesus, terutama dalam menyelesaikan pertandingan di dunia ini untuk mempersembahkan diri seutuhnya demi Kerajaan Surga. Ini kami mohon kepada-Mu, sebab Engkaulah andalan dan kekuatan hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin.



RUAH

Jumat, 08 Juni 2012 Hari Biasa Pekan IX

Jumat, 08 Juni 2012
Hari Biasa Pekan IX

Pembunuhan terhadap seorang manusia sangat bertentangan dengan martabat manusia dan dengan kekudusan Pencipta (Katekismus Gereja Katolik, 2320)


Antifon Pembuka (lih. Mzm 119:166)


Aku menantikan keselamatan yang datang dari pada-Mu, dan perintah-perintah-Mu kulakukan.


Doa Pagi


Yesus, Allah Putra, Engkaulah Sang Kebenaran yang menuntun kami kepada keselamatan. Kuatkanlah niat dan usaha kami untuk mengimani Engkau. Semoga kami mampu hidup saleh serta tetap berpegang pada kebenaran yang Engkau ajarkan. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (3:10-17)


"Setiap orang yang mau hidup saleh dalam Kristus, akan menderita aniaya."

Saudara terkasih, engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya. Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya, sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan. Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Besarlah ketenteraman orang-orang yang mencintai hukum-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:157.160.161.165.166.168)

1. Pengejar dan lawanku banyak, tetapi aku tidak menyimpang dari peringatan-peringatan-Mu.
2. Dasar firman-Mu adalah kebenaran dan untuk selama-lamanyalah segala hukum-Mu yang adil.
3. Para pembesar mengejar aku tanpa alasan, tetapi hanya terhadap firman-Mu hatiku gemetar.
4. Besarlah ketenteraman orang-orang yang mencintai hukum-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.
5. Aku menantikan keselamatan yang datang dari pada-Mu ya Tuhan, dan perintah-perintah-Mu kulakukan.
6. Aku berpegang pada titah dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu.

Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:23)
Ayat. Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:35-37)


"Bagaimana mungkin Mesias itu anak Daud?"

Pada suatu hari Yesus mengajar di Bait Allah, kata-Nya, "Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud sendiri berkata dengan ilham Roh Kudus, "Tuhan telah bersabda kepada Tuanku: Duduklah di sisi kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Jadi Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia sekaligus anaknya?" Orang yang besar jumlahnya mendengarkan Yesus dengan penuh minat.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Orang banyak mendengarkan ajaran Yesus dengan penuh minat. Intinya adalah bahwa Yesus itu Mesias Sang Juruselamat. Orang-orang Farisi belum mengerti bagaimana mungkin Mesias adalah anak Daud. Keraguan muncul apabila hati kurang terbuka akan kebenaran sabda-Nya. Namun peranan Roh Kudus mencerahkan orang yang terbuka hatinya: Tuhan mendapatkan kehormatan dan mengalahkan musuh-musuh-Nya.


Kunci untuk memahami maksud sabda-Nya adalah keterbukaan hati untuk menerima bimbingan Allah melalui Roh Kudus. Namun tak jarang tetap saja kita belum mengerti. Pikiran, penafsiran dan latar belakang pandangan hidup sendiri mengacaukan kebenaran isi Kitab Suci. Kita membiarkan aneka kemungkinan yang menyesatkan berkembang dan menjauhkan diri dari Yesus Sang Penyelamat.


Apa yang kau buat ketika mulai merasakan adanya ketidakjelasan, keraguan dan kebingungan tentang peranan Yesus sebagai Sang Mesias, Penyelamat Dunia? Ketika peranan Allah dalam hidup mulai tergeser oleh keyakinan akan hebatnya hasil teknologi manusia, apakah imanmu akan Yesus masih tampil dengan jelas? Yakinlah bahwa peranan Allah seperti yang diwahyukan Yesus dalam keselamatan hidupmu tak tergantikan oleh apa pun dan siapa pun.


Ya Yesus yang Mahabaik, Engkau telah rela mengurbankan diri untuk keselamatanku. Jadikanlah aku sarana dan tanda keselamatan-Mu bagi orang-orang yang kujumpai, melalui perbuatan baik dan pengorbananku untuk mereka. Amin.


Doa Malam


Allah yang berbelas kasih, lewat Putra-Mu Kautunjukkan kasih-Mu secara nyata. Jauhkanlah dalam diri kami tipu muslihat setan agar kami tetap dalam naungan kasih-Mu dan dapat berpegang pada teladan kasih Putra-Mu, Yesus Kristus, kini dan sepanjang masa. Amin.


Renungan Harian Mutiara Iman 2012

Embun dari Surga

Komuni harian adalah mata air atau sumber cinta, sumber kekuatan, sumber terang, sumber sukacita, sumber keberanian, sumber setiap keutamaan dan kebajikan. "Barangsiapa harus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum" (Yoh 7:37). Dia sendirilah "mata air yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yoh 4:14). Bagaimana mungkin ada orang yang dalam keadaan rahmat pengudus tetapi tidak ingin atau merasa berat untuk pergi ke "Perjamuan Tuhan" (1Kor 10:2) yang ilahi ini?

St Tomas More, yang meninggal sebagai martir karena menolak perpisahan dari Gereja Roma, biasa mengikuti Misa setiap pagi dan menerima Komuni Kudus. Beberapa teman berusaha menasihati dia bahwa perilaku ini tidak sesuai bagi seorang awam yang sangat sibuk dengan urusan-urusan kenegaraan. "Kemukakan segala alasanmu, dan semua itu semakin meyakinkan aku bahwa aku harus menerima Komuni Kudus setiap hari," katanya.

"Urusanku begitu banyak dan beragam, dan bersama Yesus aku berusaha memusatkan perhatianku. Kesempatan melawan Allah banyak kita jumpai, dan setiap hari aku menerima kekuatan dari Dia untuk menghindarinya. Aku membutuhkan terang dan kebijaksanaan untuk mengurus hal-hal yang sangat sulit, dan setiap hari aku dapat berkonsultasi dengan Yesus dalam Komuni Kudus. Dialah Guru agungku."

Sumber: Kutipan: Fr. Stefano M. Manelli, Fl, Yesus Kekasih kita dalam Ekaristi, Jakarta: Marian Centre Indonesia, 2005: hlm. 76-77.

Kamis, 07 Juni 2012 Hari Biasa Pekan Biasa IX

Kamis, 07 Juni 2012
Hari Biasa Pekan Biasa IX

“Benih-benih perpecahan, yang menurut pengalaman setiap hari begitu mengakar pada manusia sebagai akibat dosa, ditangkal oleh daya pemersatu tubuh Kristus” (Beato Yohanes Paulus II)


Antifon Pembuka (Mzm 25:4bc)


Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku.


Doa Pagi


Yesus, Engkau menderita demi kebahagiaan kami. Engkau dibelenggu namun tidak terbelenggu. Berilah kami keberanian dan kekuatan iman untuk hidup sebagai pengikut-Mu, dengan terus menyangkal diri dari kenikmatan dunia, hingga kelak kami boleh memperoleh keselamatan dan kemuliaan kekal bersama-Mu untuk selama-lamanya. Amin.


Menjaga iman itu penting. Dengan berkata benar dan jujur, kemurnian iman dijaga. Iman juga dapat dijaga dengan mengambil jarak dengan orang yang menyesatkan karena perkataannya. Adalah baik bila kita mampu menyadarkan orang semacam itu.


Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2:8-15)


"Sabda Allah tidak terbelenggu. Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia."

Saudara terkasih, ingatlah akan ini: Yesus Kristus, keturunan Daud yang telah bangkit dari antara orang mati, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. Karena pewartaan Injil inilah aku menderita, malahan dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi sabda Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka pun memperoleh keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Sabda ini benar: “Jika kita mati dengan Kristus, kita pun akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia. Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” Ingatkanlah dan pesankanlah dengan sungguh semua itu kepada mereka di hadapan Allah. Dengan demikian mereka tidak akan bersilat kata, yang sama sekali tidak berguna, tetapi malah mengacaukan orang yang mendengarnya. Berusahalah agar engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang mewartakan sabda kebenaran itu dengan terus terang.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan,

Ref. Ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.8-9.10-14)

1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
3. Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian dan peringatan-peringatan-Nya. Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya Ia beritahukan kepada mereka.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. Berilah aku pengertian, maka aku akan menaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan.

Kasih kepada Allah hanya dapat diwujudnyatakan dalam kasih kepada sesama. Mengasihi Allah tanpa peduli pada orang lain adalah mustahil, karena Allah adalah kasih. Ketiadaan kasih sama dengan ketiadaan Allah; berarti hidup tanpa Allah.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)


"Inilah perintah pertama. Dan yang kedua sama dengan yang pertama."

Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya, “Perintah manakah yang paling utama?” Yesus menjawab, “Perintah yang utama ialah, ‘Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.’ Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini.” Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, “Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, jauh lebih utama daripada semua kurban bakar dan persembahan.” Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah.” Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Ahli Kitab menghargai jawaban Yesus. Ia melihat bagaimana Yesus menggabungkan dua perintah yang diberikan kepada orang Israel. Ia juga mendengarkan jawaban Yesus lebih daripada apa yang dikatakan-Nya. Ia mendengar di dalamnya gema dari para nabi yang menjelaskan bahwa kasih jauh lebih utama daripada kurban bakar dan persembahan. Itulah yang dikehendaki Allah dari semua orang, mencintai Allah dan sesama. Yesus pun mengagumi ahli Taurat itu. Ia tidak jauh dari Kerajaan Allah. Bagaimana dengan penghayatan cinta kita?


Doa Malam


Allah yang Mahakuasa, semoga api Roh Kudus-Mu senantiasa mengobarkan hati kami untuk setia dalam melaksanakan hukum kasih seperti yang diteladankan oleh Putera-Mu, Yesus Kristus. Semoga api cinta kasih yang dikobarkan itu takkan padam hingga akhir hidup kami. Amin.



RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy