| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 14 Juni 2012 Hari Biasa Pekan X

Kamis, 14 Juni 2012
Hari Biasa Pekan X

TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. --- Bil 6:26

Antifon Pembuka (Yoh 13:34)

Perintah baru Kuberikan kepada kalian, yaitu agar kalian saling menaruh cinta kasih, sebagai Aku menaruh cinta kasih kepada kalian.

Doa Pagi


Tuhan Yesus Kristus, mendengar sabda-Mu hari ini, sadarlah kami betapa lemah dan rapuhlah hidup kami. Kami masih sering jatuh dalam berbagai kelemahan. Hal-hal sepele dapat membuat kami marah dan mencaci-maki sesama. Utuslah Roh Kudus-Mu atas kami agar kami mampu berdamai dengan diri sendiri dan sesama. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (18:41-46)

"Elia berdoa, dan langit menurunkan hujan."

Sekali peristiwa, di Gunung Karmel, Elia berkata kepada Raja Ahab, "Pergilah, makan dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran." Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak Gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lutut. Sesudah itu ia berkata kepada hambanya, "Naiklah ke atas, pandanglah ke arah laut." Hamba itu naik ke atas, ia melihat ke arah laut dan berkata, "Tidak ada apa-apa." Kata Elia, "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah hamba itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia, "Pergilah dan katakan kepada Ahab, 'Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan'." Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel. Tetapi, kuasa Tuhan berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13)

1. Engkau mengindahkan tanah, lalu mengaruniainya kelimpahan; Engkau membuatnya sangat kaya. Sungai-sungai Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka.
2. Ya, beginilah Engkau menyediakannya: Engkau mengairi alur bajaknya, dan membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya; dengan derus hujan Engkau menggemburkannya dan memberkati tumbuh-tumbuhannya.
3. Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak; tanah-tanah padang gurun mengalirkan air, bukit-bukit berikat pinggangkan sorak-sorai.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)

"Barangsiapa marah terhadap saudaranya, harus dihukum."

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada saudaranya: ‘Kafir!’ harus dihadapkan ke mahkamah agama, dan siapa yang berkata: ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Kita sering menganggap sikap terhadap sesama sebagai perkara yang sepele, remeh, tidak perlu dikaitkan dalam hubungan manusia dengan Tuhan, misalnya ketika sedang berdoa dan semacamnya. Atau sebaliknya ada orang yang mengira doa dan persembahan dapat membereskan konflik dengan sesama di mata Tuhan. Tentu saja perkiraan dan pandangan ini tidak benar; maka Tuhan meluruskannya dengan memberikan pengajaran-Nya.

Memang mempersembahkan korban itu sangat mulia dan luhur karena memperlihatkan sembah sujud dan bakti kita kepada Tuhan. Tetapi, semua itu tak ada artinya bila orang juga melakukan kejahatan terhadap sesamanya, seperti kekerasan fisik: membunuh, dan bahkan kekerasan non fisik: menghina, memaki-maki. Walaupun ia rajin membawa korban persembahan, orang seperti ini tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Bagi Tuhan hubungan manusia dengan sesamanya itu sangat menentukan dan mewarnai hubungan manusia dengan diri-Nya. Oleh karena itu, korban persembahan dan doa bukan hanya sekadar upacara ritual yang lahiriah atau dilakukan dalam kemunafikan seperti halnya orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.

Hati yang bersih menjadi syarat mutlak bagi seseorang yang hendak mempersembahkan korban dan amal kepada Tuhan dan sesama. Maka Tuhan menuntut agar orang terlebih dahulu membersihkan hatinya dengan cara memperbaiki kembali relasi yang retak dengan sesama, atau berdamai lebih dahulu dengan sesamanya, sebelum menghadap Tuhan
.

Ya Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai bagi sesama, sehingga doa yang aku hunjukkan kepada-Mu menjadi persembahan mewangi di hadirat-Mu. Amin.

Doa Malam

Tuhan, Engkau selalu mengabulkan doa orang beriman. Ketika Nabi Elia berdoa mohon hujan, maka hujan pun diturunkan ke bumi. Tambahlah selalu iman kami kepada-Mu sehingga kami berani menyerahkan seluruh hidup kami hanya kepada-Mu, ya Tuhan Allah yang hidup. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 13 Juni 2012 Peringatan Wajib St Antonius dari Padua

Rabu, 13 Juni 2012
Peringatan Wajib St Antonius dari Padua

Kita ini berlimpah dengan kata-kata tetapi kosong dalam perbuatan --- St Antonius dari Padua

Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai Aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur yang remuk redam.

Doa

Tuhan Yesus Kristus, kami berterima bersyukur dan kasih atas hukum-hukum-Mu. Sebab sesungguhnya, hukum-hukum yang Engkau berikan kepada manusia, dapat menolong dan menuntun kami kepada kebaikan dan keselamatan. Kami mohon ampun karena kami sering melanggar hukum-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan bertakhta bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin..

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (18:20-39)

"Semoga bangsa ini mengetahui bahwa Engkaulah Tuhan, dan Engkaulah yang membuat hati mereka bertobat."

Sekali peristiwa Raja Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel. Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun. Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya. Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh menaruh api. Akupun akan mengolah lembu yang seekor lagi, meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api. Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan akupun akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat menyahut, katanya: "Baiklah demikian!" Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api." Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu. Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga." Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian. Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu. Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. --Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama Israel ." -- Ia mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih. Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api itu. Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya, sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itupun penuh dengan air. Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali." Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2a.4.5.8.11)
1. Jagalah aku ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku.”
2. Bertambahlah kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan kurban curahan mereka, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka dengan bibirku.
3. Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
4. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)

"Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekali pun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yang dikerjakan oleh Elia itu serba nyata, lugas, jelas, anggun, yaitu upacara dan doa yang ditujukannya kepada Tuhan satu-satunya penguasa segala yang ada di dunia. Doanya bukan mau menguasai dan memaksa Allah, tetapi suatu permohonan yang disampaikan dengan rendah hati berdasarkan janji setia Allah sejak semula. Doa itu dilakukannya juga untuk mengalahkan nabi-nabi Baal, dan semua orang yang melihatnya menjadi percaya kepada Allah.

Dari teladan Nabi Elia dalam bacaan pertama hari ini, kita belajar hal lain, yakni hal berdoa. Ketika Nabi Elia berdoa, ia tidak bermaksud memaksa Tuhan memenuhi keinginannya, tetapi ia hanya mau agar Allah dikenal dan disembah semua orang. Maka, ketika kita berdoa hendaknya juga mempunyai sikap hati seperti Elia, yang hanya berikhtiar agar Allah semakin dimuliakan dalam dan melalui diri kita; membiarkan Allah menyatakan kehendak-Nya bagi kita, bukan memberi perintah kepada Allah supaya melakukan sesuatu seturut kemauan kita. Perintah Allah dan kehendak-Nya sejak awal mula hendaknya selalu menjadi yang utama dan tak boleh diabaikan dengan alasan apa pun. Doa yang kita hunjukkan justru membuat kita semakin mengenal-Nya, semakin mempersatukan kehendak kita dengan kehendak-Nya sendiri, dan semakin berserah kepada kuasa kasih Allah yang menyelamatkan.

Tuhan, Engkau telah mengajari aku bagaimana seharusnya aku berdoa. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 12 Juni 2012 Hari Biasa Pekan X

Selasa, 12 Juni 2012
Hari Biasa Pekan X

“Kalau racun kesombongan merajalela dalam dirimu, berpalinglah kepada Ekaristi” (St. Sirilus dari Aleksandria)


Antifon Pembuka (Mat 5:13)


Kalian ini garam dunia. Jika garam menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan lagi? Tiada gunanya selain dibuang dan diinjak-injak orang.


Doa Pagi

Allah yang Mahabaik, Engkau senantiasa menyertai dan memelihara siapa saja yang dengan tekun bekerja bagi kemuliaan kerajaan-Mu. Jadikanlah kami terang cahaya-Mu bagi sesama. Semoga kehadiran kami mampu memancarkan kasih-Mu yang sejati dan dengan demikian semua orang memuliakan Bapa di surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Rasa takut dan ragu seringkali menyertai pergulatan iman. Seorang janda di Sarfat sungguh mengalaminya ketika ia diminta menyerahkan sisa makanannya kepada Elia. Namun tantangan yang berat itu berubah menjadi berkat ketika ia memenuhi permintaan Elia.


Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:7-16)

"Tempat tepungnya tak pernah kosong sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan Nabi Elia."

Pada waktu itu Sungai Kerit menjadi kering, sebab hujan tiada turun-turun di negeri itu. Maka datanglah sabda Tuhan kepada Elia, “Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” Maka Elia pun bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Elia berseru kepada perempuan itu, “Cobalah, ambilkan daku sedikit air dalam kendi untuk kuminum.” Ketika wanita itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, “Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” Wanita itu menjawab, “Demi Tuhan Allahmu yang hidup, sesungguhnya tiada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, sebentar lagi aku pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya, “Janganlah takut, pulanglah, dan buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dulu bagiku sepotong roti bundar kencil dari padanya, dan bawalah kepadaku; kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah sabda Tuhan Allah Israel, “Tepung dalam tempayan itu takkan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun takkan berkurang sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan ke atas muka bumi.” Maka pergilah wanita itu, berbuat seperti yang dikatakan oleh Elia. Maka Elia, wanita itu dan anaknya mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.7-8)

1. Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah yang membenarkan daku. Engkau memberi kelegaan kepadaku di saat kesesakan; kasihanilah aku, dan dengarkanlah doaku! Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?
2. Ketahuilah, Tuhan telah memilih bagi-Nya seorang yang Ia kasihi; apabila aku berseru kepada-Nya, Ia mendengarkan. Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hati di tempat tidurmu, tetapi tetaplah tenang.
3. Banyak orang berkata, “Siapa akan memperlihatkan yang baik kepada kita? Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak daripada yang mereka berikan di saat mereka kelimpahan gandum dan anggur.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapa-Mu di surga.

Mendoakan dan melayani sesama merupakan panggilan setiap pengikut Kristus yang menuntut pengorbanan. Dalam kenyataannya, hanya ketulusan berkorban yang berdasar cinta kasih menjadi berkat yang meneguhkan sesama.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)

"Kamu adalah garam dunia”

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda: “Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Fungsi garam bukan hanya untuk menyedapkan rasa pada makanan, tetapi juga untuk mengawetkan daging atau ikan. Lampu berfungsi untuk memberi terang dalam kegelapan. Panggilan kemuridan, dengan kesaksian hidupnya yang bermutu, mengawetkan dunia dari kehancuran karena dosa. Dan lagi, pola hidup mereka yang baik, menyinari orang-orang yang hidup dalam kegelapan.

Doa Malam


Yesus, sabda-Mu mengajarkan agar kami para pengikut-Mu mampu menjadi garam yang mengasinkan dunia sehingga tidak dibuang dan dicampakkan orang. Terimakasih ya Yesus, atas rahmat panggilan-Mu ini. Kuatkan dan bimbinglah kami dalam melaksanakannya di hari yang baru besok. Amin.

RUAH

Bacaan Harian 11 - 17 Juni 2012

Senin, 11 Juni: Peringatan Wajib St Barnabas, Rasul (M).
Kis 11:21b-26; 13:1-3; Mzm 98:2-3ab.3c-4.5-6; Mat 10:7-13.
Ketika mengutus para murid-Nya, Yesus memperingatkan kepada mereka untuk tidak membawa barang berharga, bekal, baju, kasut atau tongkat, karena seorang pekerja berhak mendapat upahnya. Yesus mau menekankan kepada para murid bahwa mereka yang bekerja untuk Kerajaan Allah pasti tidak akan terlantar. Bukankah, Yesus pernah berjanji: ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6: 33). Namun, itu tidak berarti bahwa dalam melayani, kita mensyaratkan upah dari pelayanan kita. Sebab kalau begitu, pelayanan kita kehilangan kemurniannya. Kita berkarya, selebihnya Dia yang melengkapinya.

Selasa, 12 Juni: Hari Biasa Pekan X (H).
1Raj 17:7-16; Mzm 4:2-3.4-5.7-8; Mat 5:13-16.
Garam biasa dipakai untuk memberi rasa sedap pada makanan dan sekaligus juga untuk mengawetkan. Maka, kalau Yesus menandaskan, “Kamu adalah GARAM dunia,” itu artinya murid-murid Yesus harus memberi “rasa nikmat dan sedap” bagi orang-orang sekitarnya melalui cara hidup, kata dan perbuatan. Juga, murid-murid Yesus diharapkan juga dapat “mengawetkan” (memelihara) hal-hal baik yang ada di tengah dunia, sehingga tidak mengalami pembusukan. Ingat, kata Yesus, kalau garam sudah menjadi tawar, ia tidak ada lagi gunanya! Selain itu, Yesus juga menandaskan, “Kamu adalah TERANG dunia.” Artinya, murid-murid harus membawa orang keluar dari kegelapan, sehingga mereka dapat melihat Allah dengan segala kebenaran-Nya. Nah, Anda murid Yesus ‘kan?

Rabu, 13 Juni: Peringatan Wajib St Antonius dari Padua (P).
1Raj 18:20-39; Mzm 16:1-2a.4.5.8.11; Mat 5:17-19.
Memang tidak salah: Hukum Taurat berasal dari Allah dan memuat kehendak Allah. Maka, hidup mengikuti Hukum Taurat pastilah sesuai dengan kehendak Allah. Yang jadi soal: kalau orang cuma mengikuti ”huruf-huruf” Taurat dengan kaku dan buta tanpa mendalami kehendak Allah di balik Taurat. Bukankah hukum yang utama di dalam Taurat adalah Hukum Kasih (kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama)? Artinya, segala hukum lain harus bersumber dan menuju Hukum Kasih itu. Dengarlah kata-kata Yesus: ”Aku datang bukan untuk meniadakan Taurat, tapi untuk menggenapinya.” Ia membawa semua Hukum Taurat itu ke dalam kepenuhan takaran yang dikehendaki Allah, yang disebut Yesus sebagai perintah baru, yaitu perintah untuk mengasihi seperti Dia telah mengasihi. Camkanlah, “kasih” di atas segalanya.

Kamis, 14 Juni: Hari Biasa Pekan X (H).
1Raj 18:41-46; Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13; Mat 5:20-26.
Tuntutan kasih memang radikal. “Kasih” yang diajarkan Yesus bukan sekedar tidak membunuh. Yesus meminta kita membasmi sikap-sikap seperti “membunuh” sampai ke akar-akarnya, seperti: marah, menghakimi, mencaci-maki, sakit hati dan dendam kesumat. Jika terus merasuk dalam diri, sikap-sikap itu bisa “membunuh” karakter orang lain dan “membunuh” diri sendiri sehingga tak mampu membuahkan kasih. Itu artinya, hidup berdamai dengan orang lain adalah hal penting dari “kasih”; kemauan untuk memaafkan dan meminta maaf adalah juga ciri khas “kasih”. Nah, kalau kita mau sungguh mengalami hidup penuh damai dan sukacita, tak ada cara lain: basmi sampai ke akar-akarnya!

Jumat, 15 Juni: Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus (P).
Hos 11:1.3-4.8c-9; MT Yes 11:2-3.4-bcd.5-b; Ef 3:8-12.14-19; Yoh 19:31-37.
”Sudah selesai,” kata Yesus seraya menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Kemudian, ketika para prajurit melihat Yesus telah wafat, seorang dari mereka menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air dari hati-Nya yang Mahakudus. Nah, dalam diam, mari kita tatap Yesus yang tersalib! Kepala bermahkota duri, tubuh penuh bilur, tangan dan kaki terpaku, lambung tertikam! Betapa Ia mengasihi kita! Dan saat ini juga, HATI yang penuh belas kasih itu siap mengalirkan DARAH dan AIR untuk menyegarkan hidup kita. Kenapa ragu? Datang dan reguklah!

Sabtu, 16 Juni: Peringatan Wajib Hati Tersuci SP Maria (P).
Yes 61:9-11; MT 1Sam 2:1.4-5.6-7,8abcd; Luk 2:41-51.
Dalam perjalanan pulang dari Yerusalem, Yesus hilang. Lalu orangtua-Nya kembali ke Yerusalem untuk mencari-Nya. Setelah tiga hari, mereka menemukan Yesus di Bait Allah. Maria menegur Yesus dan Yesus pun menjawab: ”Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Meskipun Maria tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus, Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Inilah hati Maria yang tersuci, yang kita rayakan pada hari ini. Banyak perkara yang tidak dimengertinya, namun dalam imannya yang penuh, ia menyimpan perkara itu di dalam hatinya. Begitulah, banyak pula perkara yang tidak kita mengerti dalam hidup ini. Adakah kita mampu juga seperti hati Maria yang tersuci: dengan penuh iman, menyimpannya di dalam hati?

Minggu, 17 Juni: Hari Minggu Biasa XI (H).
Yeh 17:22-24; Mzm. 92:2-3.13-14.15-16; 2Kor 5:6-10; Mrk 4:26-34.
”Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.” Begitulah, kita pun tidak tahu bagaimana Kerajaan Allah itu bekerja dalam hidup kita sampai kita menjadi seperti saat ini. Dalam suatu proses panjang dengan segala peristiwa jatuh-bangun, kenyataannya kita beriman kepada Yesus Kristus. Satu hal yang pasti, Tuhan sudah bekerja melalui Roh Kudus-Nya. Maka, patutlah kita syukuri atas rahmat iman ini. Lalu, marilah tak putus-putusnya kita berdoa supaya iman yang sudah ditabur dalam hidup kita boleh menjadi seperti biji sesawi, yang kendati sangat kecil, dapat bertumbuh menjadi pohon yang besar, sehingga bisa memberikan kenyamanan bagi orang-orang sekitar.

Senin, 11 Juni 2012 Peringatan Wajib St. Barnabas, Rasul

Senin, 11 Juni 2012
Peringatan Wajib St. Barnabas, Rasul


Tuhan menyebut murid-murid-Nya garam dunia, sebab dengan kebijaksanaan surgawi mereka mengembalikan rasa, yang hilang dari hati manusia karena perbuatan setan ---- St Kromasius.


Antifon Pembuka (Kis 11:24)

Berbahagialah orang kudus, yang termasuk bilangan para rasul. Ia orang baik, penuh Roh Kudus dan kepercayaan.

Doa Pagi


Allah Bapa yang mahakudus, rasul-Mu Santo Barnabas yang baik dan penuh Roh Kudus Kauutus untuk mewartakan sabda-Mu. Kini kami pun dengan baptisan suci-Mu Kauutus untuk mewartakan sabda-Mu dengan sikap hidup kami di mana pun kami berada. Utuslah Roh Kudus-Mu untuk mendampingi kami dalam tugas perutusan ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan
dari Kisah Para Rasul (11:21b-26;13:1-3)

"Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman"

Pada perkembangan awal umat beriman, di Antiokhia sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem. Lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasehati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan. Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman, sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus. Setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhia murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, Lukius orang Kirene, Menahem yang diasuh bersama dengan raja-wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari, ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3c-4.5-6)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Pergilah, ajarlah segala bangsa, sabda Tuhan. Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:7-13)

"Kamu telah menerima dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula.""

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang-orang sakit, bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan! Kamu telah menerima dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula! Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak, dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya; jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Hari ini kita merayakan Pesta Santo Barnabas, Rasul, ”seorang yang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman” (Kis. 11:24). Ia berasal dari Siprus, keturunan bangsa Yahudi dari suku Lewi. Ia menerima nama baru ”Barnabas” artinya ”Putra Penghibur”, yang diberikan para rasul sebagai pengganti nama aslinya, Yosef. Ia dikenal luas sebagai teman seperjalanan Paulus. Sebagaimana Paulus, karya misinya ditujukan kepada orang-orang kafir yang belum mengenal Kristus. Banyak tantangan yang dihadapinya. Bahkan nyawa menjadi taruhannya. Barnabas menemui ajalnya setelah dirajam oleh orang-orang Yahudi di Salamis. Karena karya dan jasanya ini, Barnabas dimasukkan dalam bilangan para pendiri Gereja dan dianggap sebagai seorang Rasul.

Keutamaan Barnabas terletak pada penyerahan dirinya kepada tuntunan Roh Kudus dan iman yang dalam akan Yesus yang memanggil dan mengutusnya untuk mewartakan Injl-Nya kepada semua orang, baik Yahudi maupun bukan Yahudi. Kita pun hendaknya belajar dari keutamaan Santo Barnabas ini: Belajar untuk menyerahkan diri pada tuntunan Roh Kudus. Artinya, membiarkan diri kita melakukan hal yang baik dan yang membawa sukacita. Belajar untuk setia pada iman yang kita milki, artinya apa pun tantangan yang kita hadapi, hanya Yesus selamanya tumpuan dan harapan kita.

Tuhan Yesus, bukalah hatiku pada tuntunan Roh Kudus, agar hidupku mejadi kudus dan berkenan menjadi saksi-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Kobus: Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Kamis/Minggu, 07/10 Juni 2012 Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Kamis, 07 Juni 2012 atau
Minggu, 10 Juni 2012* Kan. 1246 § Konferensi para Uskup dengan persetujuan sebelumnya dari Takhta Apostolik, dapat menghapus beberapa dari antara hari- hari raya wajib itu atau memindahkan hari raya itu ke hari Minggu.
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari. Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu. (Mzm 147:15-16)


Antifon Pembuka (Mzm 80:17)

Umat-Mu Kauberi makan sari gandum dan Kaupuaskan dengan madu kuat.


Doa


Allah Bapa kami yang maha pengasih dan penyayang, Engkau tak henti-hentinya memperkuat Gereja dengan santapan tubuh dan darah Putra-Mu. Semoga kami selalu memperoleh kekuatan baru setiap kali kami menyambut tubuh dan darah Putra-Mu Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan bertakhta bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Keluaran (24:3-8)


Ketika Musa turun Gunung Sinai, dan memberitahukan kepada bangsa Israel segala firman dan peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak, “Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu, akan kami laksanakan!” Musa lalu menuliskan segala firman Tuhan itu. Keesokan harinya, pagi-pagi, didirikannya mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel mempersembahkan kurban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan. Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu; sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu. Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya, dan bangsa itu mendengarkan. Lalu mereka berkata, “Segala firman Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati!” Kemudian Musa mengambil darah itu dan memercikkannya kepada bangsa itu seraya berkata, “Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856

Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu, Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15.16b-18; Ul:
lh. 1Kor 10: lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan, segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan, kematian semua orang yang dikasihi-Nya, Ya Tuhan, aku hamba-Mu, aku hamba-Mu, anak sahaya-Mu, Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

Bacaan dari Surat kepada orang Ibrani (9:11-15)


Saudara-saudara terkasih, Kristus telah datang sebagai Imam Agung demi kesejahteraan masa yang akan datang; Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat pelunasan yang kekal. Sebab, jika darah domba dan lembu jantan dan percikan abu lembu muda mampu menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang atas dorongan Roh Abadi telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tidak bercacat; betapa darah ini akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Karena itu Kristus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah


Madah Ekaristi, sol = es, m.7, PS 556
(fakultatif)
Syair: Lauda Sion, ayat 1-4.5-8 Thomas dari Aquino 1263/64, terj. Komlit KWI 1992
Lagu: Prancis abad ke-12, Graduale Romanum 1974

1. Sion, puji Penyelamat, Sang Pemimpin dan Gembala dalam kidung pujian.
2. Pujilah sekuat hati, kar'na Dia melampaui puji yang kaulambungkan.
3. Hari ini yang tersaji: Roti Hidup yang dipuji, sumber hidup yang kekal.
4. Itulah yang dihidangkan bagi para rasul Tuhan: Tak perlu diragukan.
5. Lihat Roti malaikat, jadi boga peziarah: sungguh itu roti putra, anjing jangan diberi.
6. Inilah yang dilambangkan waktu Ishak dikurbankan: Domba Paskah disajikan, dan manna dihujankan.
7. Yesus, Roti yang sejati, Kau Gembala murah hati, s'lalu lindungilah kami, dan tunjukkan pada kami bahagia yang kekal.
8. Dikau Allah mahakuasa, bimbing kami, insan fana, undang kami dalam pesta, dan jadikan kami warga umat kudus bahagia. Amin. Alleluya.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:51) 2/4
Akulah roti hidup yang turun dari surga; siapa yang makan roti ini akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (14:12-16.22-26)


Pada hari pertama Hari Raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid berkata kepada Yesus, “Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, “Pergilah ke kota! Di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia, dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Guru berpesan, ‘Di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!’” Maka berangkatlah kedua murid itu. Setibanya di kota, mereka dapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, membagi-bagi roti itu lalu memberikannya kepada para murid, seraya berkata “Ambillah, inilah Tubuh-Ku!” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur, lalu memberikannya kepada para murid, dan mereka semua minum dari cawan itu. Dan Yesus berkata kepada mereka, “Inilah Darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak lagi akan minum hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya yang baru, yaitu dalam Kerajaan Allah.” Sesudah menyanyikan lagu pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni (Yoh 6:56)


Barangsiapa makan tubuh-Ku dan minum darah-Ku tinggal dalam Aku dan Aku dalam dia.


Renungan


Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus (Secara tradisonal, pada awalnya sebutan yang tepat untuk Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus adalah Sollemnitas Sanctissimi Corporis Christi ) yang kemudian dalam penggunaan populer digunakan frasa “Corpus Christi”, dalam bahasa Inggris: The Solemnity of the Most Holy Body and Blood of Christ) dimulai dari penglihatan Yesus kepada St. Yuliana dari Liège. Ada tiga alasan mengapa Yesus menghendaki Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus: 1) Agar iman akan Sakramen Mahakudus diperteguh; 2) Agar umat beriman diperkuat dalam mencapai kesempurnaan melalui kasih yang mendalam dan sembah sujud kepada Sakramen Mahakudus; 3) Untuk mengadakan silih bagi penghinaan dan kurangnya rasa hormat terhadap Sakramen Mahakudus. Pada tanggal 08 September 1264 Paus Urbanus IV memaklumkan agar Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus dirayakan setiap tahun pada hari Kamis sesudah Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Di Indonesia, sejak tahun 1970, Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus dirayakan pada hari Minggu sesudah Hari Raya Tritunggal Mahakudus.

Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Sakramen Mahakudus dihormati secara khusus dengan upacara meriah dimana Sakramen itu diarak dari satu tempat ke tempat lain. Sakramen Mahakudus ini hendaknya diperlihatkan agar umat menghormati dan menyembahnya (Adorasi). Melalui Adorasi dan Prosesi Sakramen Mahakudus, kita dapat melihat betapa Yesus Kristus senantiasa dekat dengan kita, mencintai kita, dan menyerahkan seluruh hidup-Nya bagi kita.

Hari pembebasan dari perbudakan Mesir, hari raya Roti Tidak Beragi, hari pada waktu orang menyembelih domba Paskah, merupakan tiga sebutan untuk satu peristiwa. Merupakan satu hari bersejarah, hari raya besar untuk seluruh bangsa Israel, hari raya yang mengingatkan mereka akan perjuangan untuk bebas dari perbudakan Mesir. Sejauh iman Israel menunjukkan bahwa pembebasan dari Mesir terjadi hanya karena tangan kuat Yahweh, Allah Israel.

Di samping itu, sejarah iman Israel menunjukkan bahwa hari pembebasan dari Mesir bukanlah puncak perjuangan. Sebaliknya, ini merupakan awal perjuangan menuju tanah perjanjian yang harus ditempuh dalam perjalanan iman penuh tantangan selama 40 tahun dengan Musa sebagai pemimpinnya. Pada hari raya itulah Yesus merayakan bersama-sama murid-murid-Nya perayaan itu di suatu tempat, yang secara istimewa ditunjukkan oleh Yesus.

Di tengah perayaan itu Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, "Ambillah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Ia pun berkata kepada mereka, "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah." Ini adalah suatu perbuatan yang belum dimengerti oleh para murid. Yesus mengajak para murid untuk melihat masa depan baru yang disebut Yesus dengan masa Kerajaan Allah. Suatu masa di mana Yesus menentukan saat Ia akan meminum hasil pokok anggur yang baru. Dengan mengutarakan hal itu, Yesus mau membuka sejarah pengalaman iman yang baru. Sejarah tentang pembebasan manusia dari dosa sekaligus awal dari peziarahan manusia untuk menuju tanah terjanji surgawi.

Israel keluar dari Mesir karena tangan Allah yang kuat. Demikian juga untuk keluar dari perbudakan dosa, manusia membutuhkan tangan Allah yang kuat. Hanya tangan yang kuatlah mampu mengedarkan roti dan anggur penderitaan. Tangan Yesus kuat, namun penuh kelembutan mengedarkan roti dan anggur penderitaan pada hari raya besar Yahudi. Misteri ini menjadi semakin dimengerti ketika Yesus bergantung pada salib dengan tangan terentang. Tangan-Nya menjadi tangan kuat yang menampung segala dosa manusia dan pada akhirnya tangan itu pula yang menghapus dosa manusia.

Peristiwa itu dihadirkan kembali dalam perayaan Ekaristi setiap kali imam merentangkan tangan dalam Doa Syukur Agung dan setiap kali imam membagikan Tubuh Tuhan umat menjawab dengan kata "Amin". Misteri Tubuh dan Darah Tuhan tetaplah menjadi rahasia besar Gereja, tidak mudah dipahami memang, tetapi penerimaan Tubuh dan Darah Tuhan dalam Ekaristi telah terbukti selama berabad-abad menjadi sumber kekuatan umat beriman.

Secara umum perayaan Ekaristi dibagi menjadi 4 bagian, yaitu Ritus Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi dan Ritus Penutup. Ritus pembuka bertujuan untuk mempersatukan umat dan mempersiapkan umat untuk menyadari kehadiran Allah, agar dapat mendengarkan sabda Allah dan dapat merayakan Ekaristi dengan pantas. Pewartaan dan pembacaan Sabda Allah merupakan unsur yang sangat penting dalam Liturgi Sabda. Umat wajib mendengarkan dengan penuh hormat. Bila Alkitab (Kitab Suci) dibacakan dalam gereja, Allah sendirilah yang bersabda kepada umat-Nya, dan Kristus mewartakan kabar baik, sebab Ia hadir dalam sabda itu. (Pedoman Umum Misale Romawi, 29). Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi merupakan dua bagian pokok dalam perayaan ekaristi (PUMR, 28), keduanya berhubungan erat. Dalam Liturgi Sabda dipaparkan karya keselamatan Allah yang disyukuri dalam Liturgi Ekaristi.

Tuhan Yesus mengajak kita supaya makan daging-Nya dan minum darah-Nya, artinya: menerima Dia yang telah mengorbankan diri-Nya di kayu salib. Setiap kali kita merayakan Ekaristi, kita merayakan Yesus yang telah mengorbankan diri-Nya demi keselamatan kita. Maka, oleh-Nya kita memperoleh rahmat Allah untuk hidup, hingga akhirnya boleh bertemu dengan-Nya.

Sekali lagi, menerima Yesus berarti menerima Dia menjadi bagian hidup kita. Yesus tidak pernah memberikan diri-Nya setengah-setengah. Tetapi seutuh-utuhnya, sepenuh-penuhnya. Maka hidup kita akan diubah oleh Yesus. Sesuai dengan janji Yesus sendiri, yang dinyatakan dengan menerima santapan rohani berupa Tubuh dan Darah-Nya: "Barangsiapa makan tubuh-Ku. Dan minum darah-Ku,dia tinggal di dalam Aku, dan Aku tinggal di dalam dia." (Yoh 6:56).

Renungkan lagu dalam PS.418 ini: ”Tuhan, tak layak aku, menyambut Tubuh-Mu, santapan mulia. Sepatah kata saja, sabdakan ya Tuhan, sembuhlah hamba-Mu. Semoga diriku, bersatu dengan-Mu, dan mampu mewartakan, karunia rahmat-Mu, karunia rahmat-Mu.”
Dalam doa yang dibaca dalam hati oleh imam (ada juga imam yang membaca sehingga terdengar umat) saat sebelum mengangkat Tubuh dan Darah Kristus sebelum komuni berbunyi sebagai berikut: ”Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup, karena kehendak Bapa dan dalam kuasa Roh Kudus, Engkau telah menanggung kematian untuk menghidupkan dunia. Bebaskanlah aku dari segala kejahatan dan dosa berkat Tubuh dan Darah-Mu yang mahakudus ini. Semoga aku selalu setia pada perintah-perintah-Mu dan janganlah Engkau biarkan aku terpisah dari-Mu.”

Semoga setiap kali kita menerima Tubuh Kristus, kita semakin bersatu dengan Dia. Semakin sehati-sepikir dengan Dia yang menjadi sumber hidup kita. Mari kita instrospeksi diri kita, mari kita perbaharui pula sikap dan suasana hati kita sebelum kita menerima Tubuh Kristus agar kita sungguh layak dan pantas. Mari kita perlayak diri (hati dan lahiriah kita) sebelum sambut komuni karena yang kita sambut adalah Allah yang maha suci, yang maha agung dan penyelamat kita. Semoga dengan merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, kita semakin menyadari bahwa betapa besar Tuhan Yesus mencintai kita sampai sehabis-habisnya.


Diolah dari RUAH dan Tim Renungan Pagi

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy