| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kobus: Hari Minggu Biasa XIV

Minggu, 08 Juli 2012 Hari Minggu Biasa XIV (B)

Minggu, 08 Juli 2012
Hari Minggu Biasa XIV (B)

MENDENGARKAN "SAPAAN YESUS"

Perayaan hari Minggu yakni hari Tuhan dan Ekaristi-Nya merupakan pusat kehidupan Gereja -- Katekismus Gereja Katolik, 2177

Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)

Kami mengingat ya Allah kasih setia-Mu, di dalam bait-Mu. Seperti nama-Mu ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung bumi.

Doa

Allah Bapa yang maharahim, Engkau telah mengutus Putra-Mu terkasih menyapa kami dengan daya dan kuasa seorang nabi. Janganlah biarkan kami membangkang dan tak percaya. Perkenankanlah kami mengenal dan mengagumi Dia dalam kata dan karya-Nya, dan berilah kami kekuatan serta keberanian untuk memberi kesaksian atas perutusan-Nya di lingkungan kami sendiri. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (2:2-5)

"Mereka adalah kaum pemberontak! Tetapi mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka."

Sekali peristiwa, kembalilah rohku ke dalam tubuhku, dan aku ditegakkannya. Maka aku mendengar Allah yang berbicara dengan aku. Beginilah firman-Nya, "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa yang memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga; mereka keras kepala dan tegar hati! Kepada keturunan inilah Aku mengutus engkau! Kepada mereka harus kaukatakan: Beginilah firman Tuhan Allah. Dan entah mereka mendengarkan entah tidak, sebab mereka adalah kaum pemberontak, mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = d, 4/4, PS 818
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 123:1-2a.2bcd.3-4; Ul: 2cd)
1. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, Engkau yang bersemayam di surga, seperti mata para hamba laki-laki, memandang kepada tangan tuannya.
2. Seperti mata hamba perempuan, memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
3. Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan; sudah cukup kenyang jiwa kami dengan olok-olok orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.

Untuk selalu rendah hati dan hanya percaya pada kekuatan Tuhan, Paulus diberi kelemahan yang harus diterima. Kelemahan itu seperti duri dalam daging. Namun demikian, Tuhan tetap memberikan jaminan yang cukup agar segala keberhasilannya pun akhirnya dikembalikan kepada kemuliaan Tuhan.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:7-10)

"Aku lebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku."

Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan luar biasa yang aku terima, aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk mengecoh aku, agar aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu aku lebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 4:18)
Roh Tuhan ada pada-Ku Ia mengutus Aku menyampaikan Kabar Baik kepada orang miskin.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:1-6)

"Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri."

Sekali peristiwa, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mulai mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian, bagaimana dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Yesus merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni (Mzm 34:9)

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan. Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.

Renungan

“Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.” Itulah kata-kata penghiburan yang biasanya kita ucapkan bila kita mengalami kegagalan. Meskipun demikian, tidak mudah untuk menerima kegagalan. Jika Anda tidak percaya, bertanyalah kepada seorang siwa yang dinyatakan tidak naik kelas atau tidak lulus dalam ujian akhir. Atau, bertanyalah kepada mereka yang baru di-PHK oleh perusahaan. Anda juga dapat bertanya kepada mereka yang putus asa karena gagal mempertahankan perkawinan. Atau, bertanyalah kepada biarawan-biarawati yang terpaksa “keluar” dari serikatnya. Bagi mereka, kegagalan adalah peristiwa yang menyakitkan.

Pengalaman “gagal” juga dialami oleh Yesus ketika berada di Nazaret, kota asal-Nya. Segala hal yang Ia lakukan di tempat lain selalu berhasil. Tetapi, tidak di Nazaret. Dikatakan, Ia tidak melakukan mukjizat apa pun selama di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya di atas mereka. Yesus pun menyadari keadaan itu dan berkata, “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” (Mrk 6:4). Yesus mengungkapkan keheranan sekaligus kekecewaan-Nya terhadap orang-orang Nazaret.

Apakah yang sebenarnya membuat Yesus “gagal”? Tidak lain adalah karena tanggapan orang Nazaret terhadap pengajaran Yesus. Mereka memang merasa takjub dengan pengajaran Yesus. Akan tetapi, ajaran ini tidak ditanggapi dengan iman. Mereka tidak mau percaya dengan ajaran Yesus dan menanggapinya dengan sinis. Bagi mereka, Yesus hanyalah anak seorang tukang kayu. Lagi pula, Yesus tidak pernah belajar tentang hukum Taurat secara khusus. Yesus tidak pantas untuk mengajar mereka. Yesus pantas ditolak.

Sebagai umat beriman, kita seringkali bersikap seperti orang Nazaret. Kita sibuk menilai orang lain dan lupa dengan kata-kata yang disampaikan oleh orang tersebut. Apabila ada orang yang membagikan pengalaman imannya, kita seringkali menanggapi dengan sinis. “Ah, dia ‘kan umat biasa, sama saja dengan saya. Buat apa saya mendengarkan dia? Saya bisa lebih dari yang dia katakan.” Hal semacam ini sering terjadi di kalangan umat kita. Tidak heran, banyak umat (katekis atau prodiakon) merasa takut apabila diminta memberi renungan di lingkungan. Mereka merasa tidak dipercaya oleh umat lain. Mereka lebih suka jika pemberi renungan adalah seorang imam atau biarawan-biarawati. Hal inilah yang membuat mereka amat bergantung pada kaum berjubah. Umat tidak lagi mampu “mewartakan sabda” dalam hidup mereka.

Tuhan Yesus berkarya dalam diri kita asalkan kita mau membuka hati dan menanggalkan segala bentuk “penilaian negatif” terhadap orang lain. Hal yang perlu ditanamkan dalam diri kita adalah kesadaran bahwa Tuhan Yesus selalu “hadir” dalam diri setiap orang yang kita jumpai. Kita senantiasa dapat menimba pengalaman iman dari orang lain di sekitar kita. Percayalah bahwa Iman kita akan semakin dikembangkan jika kita mampu mendengarkan “sapaan Yesus” yang hadir dalam diri sesama. Sanggupkah kita melakukannya? Mari kita renungkan.

RUAH

Minggu, 8 Juli 2012 – Minggu Biasa XIV/B


Minggu, 8 Juli 2012 – Minggu Biasa XIV/B
Yeh 2:2-5; Mzm 123:1-2a.2bcd.3-4; 2Kor 12:7-10; Mrk 6:1-6

Sebagai umat Katolik yang tekun berdoa dan merayakan Ekaristi, tentunya kita (merasa) tidak termasuk golongan orang-orang yang menolak Yesus. Dengan berbagai macam cara dan upaya, kita selalu membuka diri pada kehadiran Tuhan. Namun, sungguhkah demikian adanya? Apakah kita benar-benar selalu menerima Tuhan yang seringkali juga bersabda dan berkarya melalui sesama dan orang-orang di sekitar kita?
Bacaan Injil hari ini berkisah tentang Yesus yang ditolak di Nazareth, tempat asal-Nya sendiri. Akibatnya, Ia “tidak dapat mengadakan satu mukjizat pun kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit” (ay.5). Amat berbeda dengan kisah-kisah dalam Injil Markus sebelumnya, di mana Yesus meredakan angin ribut (4:35-42), mengusir roh jahat (5:1-20), menyembuhkan perempuan yang sakit pendaharahan (5:25-34), dan menghidupkan anak Yairus (5:21-24.35-43).
Orang-orang Nazareth memang takjub mendengar pengajaran-Nya dan mengagumi hikmat serta mukjizat-mukjizat yang diadakan-Nya (ay.2). Tetapi, mereka tidak bisa menerima bahwa dia itu cuma salah seorang dari antara mereka sendiri. Mereka sudah mengenal latar belakang pekerjaan dan keluarganya. Maka, rasa takjub itu segera berubah menjadi kecewa. Bahkan, mereka berbalik menolak Dia.
Tanpa kita sadari kita pun sering jatuh pada pengalaman yang sama. Memang, kita tidak pernah menolak Tuhan secara terang-terangan. Tetapi kerapkali kita menolak sabda-Nya yang disampaikan kepada kita melalui sesama. Seringkali kita menghargai kata-kata orang lain, bukan berdasarkan apa isi yang dikatakan tetapi siapa yang mengatakannya. Apabila ada orang yang sharing atau membagikan pengalaman imannya atau memberikan usulan, kita seringkali menanggapi dengan sinis. Para atasan seringkali menganggap remeh kata-kata dan usulan bawahannya. Orangtua kerapkali mengabaikan pendapat dan usulan anak-anaknya. Ada juga orang-orang yang sebenarnya membutuhkan bantuan tetapi merasa gengsi sehingga menolak pertolongan orang lain. Tidak sedikit juga, imam yang tidak mau mendengarkan masukan dari umatnya.
Mengapa hal-hal semacam ini seringkali terjadi? Sebuah kisah sederhana yang kutip oleh Mgr. I. Suharyo dalam Inspirasi Batin-2 tahun 2012 berikut ini, kiranya membantu kita.
Seorang murid ingin belajar kebijaksanaan hidup kepada seorang Guru terkenal. Ia berkata, “Guru dikenal sebagai seorang yang amat luhur budi dan hati, bijaksana dan cerdas. Bantulah saya untuk lebih bijaksana dan berbudi luhur serta berhati mulia.” Sang Guru tidak menanggapi permintaan calon muridnya itu dengan pengajaran. Ia mengambil cangkir dan menungkan air ke dalamnya. Meskipun cangkir itu sudah penuh, ia terus menuang sehingga airnya tumpah ke luar. Calon murid itu, lama-lama tidak tahan melihatnya dan berkata, “Guru, cangkir itu sudah penuh. Mengapa Guru terus saja menuangkan air ke dalamnya?” Dengan perlahan, Sang Guru menatapnya dan berkata, “Seperti itulah keadaanmu. Engkau datang ke sini untuk belajar hidup lebih bijaksana, berbudi luhur dan berhati mulia. Namun, hati dan budimu sudah penuh dengan sikap dan pikiranmu sendiri, sehingga apa pun yang akan saya berikan, akan tumpah keluar. Kosongkan dulu hati dan budimu supaya engkau dapat menerima kebijaksanaan serta keluhuran hati dan budi yang baru!”
Kalau kita tidak mau mengosongkan diri dan merasa sudah cukup, sudah aman dan nyaman dengan pengetahuan, sikap, dan pendapat kita sendiri, maka kita akan tertutup untuk menerima masukan. Apa pun yang kita dengar tidak akan kita terima dengan hati dan budi yang terbuka tetapi akan tertumpah keluar. Kita dengar dengan telinga kanan, keluar telinga kiri; bahkan keluar dari telinga kanan juga sehingga tidak lewat sama sekali. Kita akan cenderung sulit menerima sharing pengalaman, masukan/usulan, dan nasihat dari orang lain. Bahkan, sikap kita cenderung mengabaikan, meremehkan atau menanggapinya dengan sinis. Padahal, pengalaman orang lain yang dibagikan, masukan/usulan, dan nasihat orang lain merupakan salah satu cara dan sarana bagaimana Tuhan berbicara kepada kita. Bukankah kita masing-masing diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah (Kej 1:26-27).
Agar kita sampai pada sikap pengosongan diri, dibutuhkan kerendahan hati untuk mengakui kelemahan dan keterbatasan diri kita sehingga kita membutuhkan kehadiran orang lain yang memberikan masukan, usulan, nasihat, dan berbagai macam pertolongan yang lain. Dalam terang iman, mereka-mereka itu dipakai oleh Tuhan untuk memberikan kasih-karunia-Nya kepada kita. Sebab, setiap orang menjadi salah satu tanda nyata kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita. Tuhan hadir, bersabda, dan berkarya di dalam dan melalui saudara-saudari di sekitar kita.
Bacaan II merupakan sharing iman dari St. Paulus. Dalam segala perjuangan dan pergulatan hidupnya, St. Paulus mengalami Tuhan yang bersabda, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahan kuasa-Ku menjadi sempurna” (bdk. 2Kor 12:9). Hal yang sama berlaku bagi kita. Kalau kita mau rendah hati dengan mengakui kelemahan dan keterbatasan kita dan bahwa kita membutuhkan Tuhan dan orang lain, maka Tuhan juga akan selalu mencukupkan kekurangan-kekurangan kita, entah secara langsung atau melalui orang-orang di sekitar kita.
Maka, sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk rendah hati dan mau mengosongkan diri, agar kita dapat dengan terbuka menerima kehadiran Tuhan. Entah Tuhan yang hadir dalam sabda-Nya, atau dalam rupa roti dan anggur ekaristi, atau dalam diri orang-orang di sekitar kita. Kita kosongkan diri kita, agar Tuhanlah yang mengisi dan memenuhi hidup kita. Kalau kita dipenuhi oleh Tuhan sendiri, maka pikiran, perasaan, perkataan, sikap, dan tindakan-tindakan kita juga akan selalu menghadirkan kasih karunia Tuhan. Akibatnya, kalau suatu saat kita ditolak seperti Yesus, kita tidak akan putus asa tetapi tetap setia pada misi dan perutusan kita.
Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

Sabtu, 07 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XIII

Sabtu, 07 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XIII

“Mencintai berarti menghendaki yang baik untuk seseorang” (St. Tomas Akuinas)


Antifon Pembuka (Mzm 85:11-12)


Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi dan keadilan akan merunduk dari langit.


Doa Pagi


Allah Bapa di surga, sumber cahaya sejati, kami bersyukur karena Engkau telah mengangkat kami dan membuat kami melihat berkat Yesus Putra-Mu terkasih. Semoga seluruh dunia akhirnya mengakui apa yang dapat mendatangkan damai, ialah cinta kasih dan keadilan sosial, yang sangat didambakan setiap orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Amos membangkitkan pengharapan. Di tengah kondisi terpuruk dan carut marut, Amos masih berani memberikan pengharapan yang optimis. Inilah sikap positif seorang nabi keadilan. Pengharapan adalah energi agung yang melawan rasa putus asa. Pengharapan adalah kekuatan bagi jiwa yang lemah.


Bacaan dari Nubuat Amos (9:11-15)


Tuhan bersabda, “Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh. Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya. Aku akan membangunnya kembali seperti pada zaman dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan segala bangsa yang kusebut milik-Ku,” demikianlah sabda Tuhan yang melakukan hal ini. “Sungguh, waktunya akan datang,” demikianlah sabda Tuhan, “bahwa pembajak dan penuai akan susul-menyusul, demikian juga pengirik buah anggur dan penabur benih. Gunung-gunung akan mengalirkan anggur baru, dan segala bukit akan kebanjiran. Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel; mereka akan membangun kota-kota yang lengang dan mendiaminya. Mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya. Mereka akan membuat kebun buah-buahan dan makan buahnya. Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka,” sabda Tuhan Allahmu.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan
atau
Tuhan berbicara tentang damai kepada umat-Nya.
Ayat. (Mzm 85:9.11-14)

1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya mereka jangan kembali kepada kebodohan?
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Puasa dimaksudkan untuk persiapan menanti kedatangan rahmat Tuhan. Puasa menciptakan disposisi yang baik untuk rahmat itu. Ibarat membersihkan piring yang akan digunakan untuk menyajikan makanan yang enak dan sehat. Maka jika Tuhan pemberi rahmat itu sudah hadir di tengah-tengah kita, masihkah kita lebih merindukan kado-Nya daripada Pribadi Tuhan sendiri?


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-17)


Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan bertanya, “Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus berbicara tentang diri-Nya sebagai seorang Mempelai. Oleh karena itu ketika Dia berada bersama para murid-Nya, mereka tidak perlu berpuasa. Saat berada bersama Yesus, bukanlah waktu yang layak untuk berpuasa. Ketika sang Mempelai diambil, itulah saatnya bagi para murid, sahabat-sahabat Mempelai, untuk berpuasa. Sebagai pengikut Kristus, ada saat-saat tertentu kita berpuasa. Adapun motivasi kita untuk berpuasa harus mendalam, itulah saat untuk membangun relasi yang makin dekat dengan Yesus.


Doa Malam


Ya Allah Roh Kudus, berilah kepadaku hati yang selalu baru dan bersih dari segala dosa dan kesalahanku. Dengan demikian aku dapat hidup dalam damai dan kebahagiaan sebagaimana yang kurindukan selama ini. Amin.


RUAH

Jumat, 06 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XIII - Jumat Pertama Dalam Bulan

Jumat, 06 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XIII
- Jumat Pertama Dalam Bulan

Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri dan Gereja; di dalamnya Kristus Tuhan, melalui pelayanan imam, mempersembahkan diri-Nya kepada Allah Bapa dengan kehadiran-Nya secara substansial dalam rupa roti dan anggur, serta memberikan diri- Nya sebagai santapan rohani kepada umat beriman yang menggabungkan diri dalam persembahan-Nya. --- Kitab Hukum Kanonik, 89 § 1


Antifon Pembuka (Mzm 119:2.10)

Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut sabda Tuhan. Dengan segenap hati aku mencari Engkau, Jangan biarkan daku menyimpang dari-Mu.

Doa Pagi

Allah yang Maharahim, kesalahan dan dosa sering kulakukan, sehingga kegelisahanlah yang sering meliputi aku. Sudilah Engkau berkenan mengampuni agar aku dapat merasakan ketenangan dan damai berkat belas kasihan-Mu. Amin.

Bacaan dari Nubuat Amos (8:4-6.9-12)

Dengarkanlah ini, kalian yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini; kalian yang berpikir, “Kapan pesta bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum? Kapan hari Sabat berlalu, supaya kita boleh berdagang terigu? Kita akan memperkecil takaran, menaikkan harga dan menipu dengan neraca palsu. Kita akan membeli orang papa dengan uang dan membeli orang miskin karena sepasang kasut. Kita akan menjual terigu tua.” “Pada hari itu akan terjadi,” demikianlah sabda Tuhan Allah, “Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah. Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala nyanyianmu menjadi ratapan. Aku akan mengenakan kain kabung pada setiap pinggang dan menjadikan gundul setiap kepala. Kalian akan berkabung seperti atas kematian anak tunggal sehingga akhirnya menjadi seperti hari yang pahit pedih.” “Sesungguhnya, waktu akan datang,” demikianlah sabda Tuhan Allah, “Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan kelaparan akan mendengar sabda Tuhan. Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari sabda Tuhan. Tetapi tidak akan menemukannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Manusia hidup bukan hanya dari roti tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Ayat. (Mzm 119:2.10.20.30.40.131; Ul: Mat 4:4)
1. Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut sabda Tuhan.
2. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, jangan biarkan aku menyimpang dari perintah-Mu.
3. Hancurlah jiwaku karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu.
4. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
5. Sesungguhnya aku rindu akan titah-titah-Mu, hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu!
6. Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (bdk. Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan membuat kalian lega.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:9-13)

Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Ada seorang ibu yang sangat prihatin dengan keadaan salah seorang putranya. Putranya ini terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Ia setiap hari hanya berhura-hura dengan teman-temannya, berpesta pora, mabuk-mabukan, berganti-ganti pasangan. Yang lebih memprihatinkan lagi, putranya ini sudah tidak mau lagi pergi ke Gereja. Jangankan ke Gereja, berdoa pun ia sudah tidak mau.

Pada suatu hari ibu ini bertanya kepada putranya, ”Nak, mengapa kamu tidak mau pergi ke Gereja? Mengapa kamu juga tidak pernah berdoa?” Jawab putranya, ”Bu, saya sangat malu untuk pergi ke Gereja, juga untuk berdoa. Saya sangat malu kepada Tuhan. Saya ini orang yang sangat berdosa. Tuhan pasti tidak mengampuni kesalahan-kesalahanku ini.” Kata ibunya, ”Jangan takut, Tuhan itu maha pengampun. Ia akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.”

Tuhan itu maha pengasih, mahabaik dan maha pengampun. Ia akan mengampuni semua dosa manusia. Seberat atau sebesar apa pun dosa tersebut, asal manusia mau bertobat, Tuhan pasti mengampuni. Tuhan datang untuk memanggil orang-orang berdosa, menyembuhkan orang sakit, dan menuntun yang tersesat dalam kegelapan supaya mendapatkan terang dan hidup. Hanya dengan tobat dan pengampunan orang-orang yang sudah terlalu dalam berkubang dalam dosa akan menemukan kebebasan sejati sebagai anak-anak Allah. Sungguh, pengampunan Tuhan akan membebaskan kita. Datanglah kepada-Nya dan jangan sampai terlambat!

Bapa yang mahabaik, aku bersyukur bahwa Engkau telah mengutus Putra-Mu datang kepadaku sebagai Pembebas yang murah hati. Semoga aku senantiasa mengikuti jalan-Nya sehingga tidak jatuh ke dalam kegelapan dosa. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 05 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XIII

Kamis, 05 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XIII

“Para Uskup, berkat Roh Kudus yang dikurniakan kepada mereka, menjadi Guru iman, Imam Agung dan Gembala yang sejati dan otentik” (Dekrit Christus Dominus, 2)


Antifon Pembuka (Amos 7:15)

Dari pekerjaan menggiring kambing domba aku dipanggil Tuhan dan diperintahkan, “Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel.”

Doa Pagi


Tuhan Yesus, sertailah aku sepanjang hari ini. Semoga aku dapat mewartakan kebaikan-Mu lewat pekerjaan, pergaulan dan setiap perjumpaanku dengan sesama. Urapi tutur kata yang kuucapkan dan perbuatan yang kulakukan, semuanya hanya demi kemuliaan nama-Mu. Amin.

Amos ditentang Amazia, imam di Betel. Amazia merasa Amos merebut ‘piring makanan’-nya. Amazia merasa Betel adalah wilayahnya, karena dari situlah Amazia mendapatkan seluruh kebutuhan hidupnya dari Raja Yerobeam. Bacaan ini mengingatkan bahwa setiap karya rohani tidak boleh ditumpangi oleh motivasi komersial. Jika ada yang melakukannya, dia tergolong benar-benar menjadi orang sialan!


Bacaan dari Kitab Amos (7:10-17)

Sekali peristiwa Amazia, imam di Betel, menyuruh orang menghadap Yerobeam, raja Israel, dengan pesan, “Amos telah mengadakan persepakatan melawan Tuanku di tengah-tengah kaum Israel. Negeri ini tidak dapat menahan segala perkataannya. Sebab beginilah kata Amos, ‘Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan’.” Lalu berkatalah Amazia kepada Amos, “Hai Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah di sana makananmu! Dan bernubuatlah juga di sana! Tetapi jangan lagi bernubuat di Betel, sebab Betel adalah tempat kudus raja dan bait suci kerajaan.” Jawab Amos kepada Amazia, “Aku ini bukan nabi, dan bukan pula termasuk golongan para nabi, melainkan hanya seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. Tetapi Tuhanlah yang mengambil aku dari pekerjan menggiring kambing domba; Tuhan bersabda kepadaku, ‘Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel.’ Maka sekarang dengarkanlah sabda Tuhan, Engkau berkata, ‘Janganlah bernubuat menentang Israel, dan jangan ucapkan perkataan menentang keturunan Ishak.’ Sebab itu beginilah sabda Tuhan, ‘Isterimu akan bersundal di kota, dan anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan tewas oleh pedang. Tanahmu akan dibagi-bagikan dengan memakai tali pengukur. Engkau sendiri akan mati di tanah yang najis, dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan’.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = f, 2/4, PS 853
Ref.
_____ ___ _____ ______ _____ _____
1. 2 | 3 1 2 3 | 2 . 2 2 3 4 | 3 1 2 3 | 2 .1 | 1 . ||
Sab-da- Mu ya Tu - han, a- da- lah Roh dan ke- hi -dup - an
Ayat. (Mzm 9:8.9.10.11; R:10)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan dari madu tetesan dari sarang lebah.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.


Yesus berkuasa mengampuni dosa, karena Dia adalah Putra Allah. Dia adalah Allah yang menjadi manusia, dan datang ke dunia sebagai penebus dosa. Itulah misi-Nya. Orang yang meragukan kuasa ilahi pengampunan dosa yang dimiliki Yesus adalah kelompok ‘ahli Taurat’ yang hidup terkungkung oleh hukum.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:1-8)

"Mereka memuliakan Allah karena telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia."

Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawalah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh, "Percayalah, anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Maka berkatalah beberapa ahli Taurat dalam hatinya, "Ia menghujat Allah!" Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, "Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, 'Dosamu sudah diampuni' atau mengatakan, 'Bangunlah dan berjalanlah'? Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa," lalu berkatalah Ia kepada si lumpuh, "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itu pun bangun, lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah, karena Ia telah memberi kuasa demikian besar kepada manusia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus mengadakan dua mukjizat sekaligus terhadap si lumpuh. Ia mengampuni dosanya dan menyembuhkan kelumpuhannya. Hal ini terjadi karena iman orang-orang yang membawa si lumpuh. Yesus mempunyai kuasa dan kewibawaan untuk menyembuhkan baik fisik maupun rohani. Sebagai pengikut-Nya, kita tidak hanya mengagumi Yesus, tetapi terlebih datang kepada-Nya dengan penuh iman. Biarlah Dia menyembuhkan kelumpuhan kita, akibat beban dosa dan beratnya masalah kehidupan.

Doa Malam

Tuhan Allah kami, ajarilah kami untuk senantiasa melihat sisi yang baik dan positif dari sesamaku. Berkatilah agar kami mampu turut mendukung setiap usahanya dan ikut bersyukur atas keberhasilannya. Lindungilah juga aku dalam istirahat malam ini. Amin.


RUAH

Rabu, 04 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XIII

Rabu, 04 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XIII

Kasih akan kebenaran mendorong untuk mencari waktu senggang yang kudus --- St Agustinus


Antifon Pembuka (Amos 5:24)

Hendaknya keadilan bergulung-gulung seperti air, dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.

Doa


Bapa yang berbelas kasih, sertailah aku hari ini dalam berbuat baik lewat hal-hal kecil sederhana, dengan membantu sesama yang membutuhkan pertolongan. Rahmat ini kumohon kepada-Mu, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan dan Juruselamat dunia. Amin.

Bacaan dari Kitab Amos (5:14–15.21–24)

"Jauhkanlah daripadaku keramaian nyanyianmu, dan biarlah keadilan selalu mengalir seperti sungai."

Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan. Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang; mungkin TUHAN, Allah semesta alam, akan mengasihani sisa-sisa keturunan Yusuf. "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku akan memperlihatkan keselamatan Allah kepada yang jujur jalannya.
Ayat. (Mzm 50:7.8–9.10–11.12–13.16bc–17; R: 23b)

1. Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman! Dengarlah hai Israel , Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu!
2. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
3. Sebab segala binatang hutan adalah milik-Ku, dan ribuan hewan di gunung adalah kepunyaan-Ku. Aku kenal segala burung di udara, dan semua yang bergerak di padang adalah milik-Ku.
4. Jika Aku lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu, sebab punya-Kulah dunia dan segala isinya. Daging lembu jantankah makanan-Ku? Atau darah kambing jantankah minuman-Ku?
5. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Atas kehendak-Nya sendiri Allah telah menciptakan kita dengan kebenaran, agar kita menjadi yang pertama dari ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:28-34)

"Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

Pada suatu hari Yesus menyeberang danau Genesaret dan tiba di daerah orang Gadara. Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan, menemui Dia. Mereka itu sangat berbahaya, sehingga tak seorang pun berani melalui jalan itu. Dan mereka itu pun berteriak, katanya, "Apakah urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau datang kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" Tidak jauh dari mereka itu ada sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu minta kepada Yesus, katanya, "Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu." Maka Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau, dan mati di dalam air. Para penjaga babi lari, dan setibanya di kota mereka menceritakan segala sesuatu, juga tentang dua orang yang kerasukan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah berjumpa dengan Dia, mereka mendesak supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Pada suatu pagi ada dua orang pemuda hendak mengikuti perayaan Ekaristi harian di Gereja. Ketika hampir masuk Gereja, tiba-tiba ada satu keluarga membawa seorang gadis yang kerasukan roh jahat, dan minta didoakan oleh pastor. Pastor tersebut mengambil air suci dan mengajak dua pemuda dan keluarga tersebut untuk berdoa. Ketika didoakan dan diperciki air suci, roh jahat dalam diri wanita tersebut berteriak-teriak: ”Ampun! Ampun! Panas! Panas!” Roh jahat tersebut kepanasan dan memohon ampun ketika kuasa Tuhan datang atasnya.

Hari ini pun kita menyaksikan bagaimana roh jahat yang menguasai dua orang yang datang dari pekuburan tunduk dan ketakutan ketika melihat Yesus. Roh jahat tidak berdaya melawan Yesus. Dan saat itu Yesus melakukan pengusiran setan (eksorsisme) dari dalam diri dua orang yang kerasukan setan itu.

Di dalam hidup sehari-hari roh jahat selalu berusaha menggoda supaya kita jatuh ke dalam dosa, jatuh ke dalam kekuasaannya. Tetapi tidak usah takut, dalam nama Yesus kita bisa mengalahkan mereka.

Tuhan Yesus Kristus, aku bersyukur bahwa aku boleh memiliki Engkau sebagai Terang hidupku. Dampingilah aku selalu supaya kegelapan dosa jangan sampai menguasai aku. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy