| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 10 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XIV

Selasa, 10 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XIV

“Kehidupan manusia adalah kudus karena sejak awal ia membutuhkan kekuasaan Allah Pencipta” (Donum Vitae, 5)


Antifon Pembuka (Mzm 115:10)


Hai umat Allah, percayalah kepada Tuhan! Dialah pertolonganmu dan perisaimu.


Doa Pagi


Allah sumber kebijaksanaan, Engkau menghendaki supaya kami hidup sesuai dengan perintah-Mu yaitu mencintai Engkau dengan segenap hati dan mencintai sesama kami seperti kami mencintai diri sendiri. Maka kami mohon penyertaan-Mu dalam segala tugas dan aktivitas kami sepanjang hari ini, sehingga kami dapat hidup seturut dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.


Murka Tuhan diwartakan oleh Hosea. Allah membenci penyembahan berhala! Pada zaman itu berupa anak lembu emas. Pada zaman ini berupa alat-alat komunikasi yang menguasai hati dan pikiran banyak orang. Sebab berhala yang sesungguhnya tidak pernah abstrak. Berhala itu konkret, yakni setiap hal yang bisa menggantikan posisi Tuhan di hati manusia. Tuhan tergeser tak lagi menjadi prioritas. Ini berhala!


Bacaan dari Kitab Hosea (8:4-7.11-13)


"Mereka menabur angin dan akan panen puting beliung."

Tuhan bersabda, “Mereka telah mengangkat raja, tapi tanpa persetujuan-Ku. Mereka mengangkat pemuka, tapi tanpa setahu-Ku. Bagi dirinya mereka telah membuat berhala-berhala dari emas dan perak. Maka mereka dibinasakan. Aku menolak anak lembumu, hai Samaria. Murka-Ku menyala terhadap mereka! Sampai berapa lama orang-orang Israel ini tidak dapat disucikan? Sebab patung anak lembu itu kan dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah! Sungguh, akan remuklah anak lembu Samaria itu! Mereka menabur angin! Maka mereka akan menuai puting beliung. Gandum yang belum menguning tidak ada pada mereka; tumbuh-tumbuhan itu tidak akan menghasilkan tepung! Dan seandainya menghasilkan, maka orang-orang asing akan menelannya. Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah. Tetapi mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa. Sekalipun Kutuliskan banyak pengajaran baginya semuanya akan mereka anggap sebagai sesuatu yang asing. Mereka menyukai kurban sembelihan. Mereka mempersembahkan daging dan memakannya. Tetapi Tuhan tidak berkenan kepada mereka. Sekarang Tuhan akan mengingat kesalahan mereka dan menghukum dosa mereka. Mereka harus kembali ke Mesir.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Hai umat, percayalah kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 115:3-4.5-6.7ab-8.9-10)

1. Allah kita di surga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia.
2. Mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata tetapi tidak dapat melihat; mempunyai telinga, tetapi tdak dapat mendengar; mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium.
3. Mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.
4. Hai Israel, percayalah kepada Tuhan: Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka. Hai kaum Harun, percayalah kepada Tuhan! Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:27)
Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku

Penyembuhan orang bisu yang kerasukan setan mengalir dari belas kasih Tuhan. Orang Farisi menolak aliran belas kasih itu, karena tak mampu membendung praduga dan tuduhan. Praduga buruk tentang peristiwa yang nyata-nyata baik, merupakan bagian dari ‘lem penutup’ pintu belas kasih Tuhan. Apalagi jika praduga itu telah berubah menjadi tuduhan.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:32-38)


"Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit."

Pada suatu hari dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Setelah setan diusir, orang bisu itu dapat berbicara. Maka heranlah orang banyak, katanya, “Hal semacam itu belum pernah dilihat orang di Israel!” Tetapi orang Farisi berkata, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata Yesus kepada murid-murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus dituduh sebagai orang yang mengusir setan dengan kuasa penghulu setan. Hal ini terjadi karena Ia menyembuhkan seorang bisu yang kerasukan setan. Namun semua tuduhan itu tidak menyurutkan semangat Yesus. Ia terus berjalan keliling ke semua kota dan desa. Ia tetap mengajar dan melakukan banyak mukjizat. Kepada orang banyak, Yesus selalu menunjukkan simpati dan belas kasih-Nya yang melimpah. Sebagai orang Kristen, tidak jarang kita juga mengalami banyak salah paham ketika kita berbuat baik. Apakah kita berputus asa ketika hal itu terjadi?


Doa Malam


Yesus, rahmat-Mu cukup bagiku. Berilah aku keberanian untuk membagikan talenta yang Kaupercayakan kepadaku agar esok hari aku tidak ragu oleh apa pun yang menghalangi niat-niat baikku untuk memuliakan nama-Mu di mana pun aku berada. Amin.



RUAH

Senin, 09 Juli 2012 Peringatan Wajib St Agustinus Zhao Rong, Imam dan Martir


Senin, 09 Juli 2012
Peringatan Wajib St Agustinus Zhao Rong, Imam dan Martir


Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga. --- Mzm 145:3

Antifon Pembuka

Bergembiralah kita semua dalam Tuhan merayakan semua orang kudus. Malaikat pun bersukaria berpesta dan memuji-muji Putra Allah.

Pengantar


Mula-mula Agustinus Zhao Rong adalah seorang tentara. Setelah bertobat ia menjadi seorang imam dan berkarya di provinsi Su-Tchuen, Cina. Walaupun pada masa itu iman kristiani dilarang di sana, Agustinus tetap setia dalam pelayanannya sebagai imam. Karena kesetiaannya itu ia ditangkap dan dipenjara. Ia meninggal di dalam penjara pada tahun 1815. Pada hari ini kita mengenangkan St. Agustinus Zhao Rong bersama semua orang katolik China yang di masa itu wafat sebagai Martir.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau telah menguatkan Gereja-Mu dengan pelayanan yang mengagumkan melalui kesaksian para martir yang kudus, Agustinus Zhao Rong dan kawan-kawannya. Semoga umat-Mu, yang setia kepada perutusan yang telah dipercayakan kepada Gereja-Mu itu, memperoleh kebebasan beragama yang lebih besar dan memberi kesaksian tentang kebenaran di hadapan dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Begitu besar kasih Allah kepada kita, hingga Dia 'menjatuhkan' diri-Nya dengan rela menjadi 'suami' manusia. Suatu pewahyuan yang luar biasa untuk mengembalikan manusia kepada kebenaran, keadilan dan kasih setia. Masihkah kita menjadi sedemikian tegar-tengkuk untuk bertobat?

Bacaan dari Kitab Hosea (2:13.14b-15.18-19)

"Aku akan menjadikan dikau istriku untuk selama-lamanya."

Inilah sabda Tuhan, "Aku akan membujuk umat kesayangan-Ku dan membawanya ke padang gurun, lalu berbicara menenangkan hatinya. Di sana ia akan merelakan diri seperti pada masa mudanya, seperti ketika ia berangkat ke luar dari tanah Mesir. Maka pada waktu itu, demikianlah sabda Tuhan, engkau akan memanggil Aku 'Suamiku', dan tidak lagi memanggil Aku 'Baalku'. Aku akan menjadikan dikau istri-Ku untuk selama-lamanya, dan Aku akan menjadikan dikau istri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Aku akan menjadikan dikau istri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang.

Ayat. (Mzm 145:2-3.4-5.6-7.8-9)

1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
3. Kekuatan karya-karya-Mu yang dahsyat akan dimaklumkan, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan. Kenangan akan besarnya kebaikan-Mu akan dimasyhurkan, orang akan bersorak-sorai tentang keadilan-Mu.
4. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

Bait Pengantar Injil do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.

Ayat. (2Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Di mata Tuhan, kematian adalah tidur. Tak ada kematian dalam 'kamus' Tuhan, karena Dialah sumber kehidupan. Anak perempuan seorang kepala rumah ibadat itu dibangunkan dari 'tidur'-nya. Memang dari seluruh pribadi Tuhan memancar kekuatan yang menghidupkan. Sampai wanita yang sudah 12 tahun sakit pendarahan itu pun, merasakan 'aura' Ilahi yang menyembuhkan penyakitnya. Kuncinya: Iman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:18-26)


"Anakku baru saja meninggal; tetapi datanglah, maka ia akan hidup."

Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat. Ia menyembah Dia dan berkata, “Anakku perempuan baru saja meninggal; tetapi datanglah, letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka Ia akan hidup.” Lalu Yesus pun bangun dan bersama murid-murid-Nya mengikuti orang itu. Pada waktu itu seorang wanita yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karna katanya dalam hati, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata, “Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Maka sejak saat itu juga sembuhlah wanita itu. Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling serta orang banyak yang ribut, berkatalah Ia, “Pergilah! Karena anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk. Dipegang-Nya tangan si anak, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Iman yang begitu kuat dan mendalam ditunjukkan oleh seorang kepala rumah ibadat yang anaknya perempuan meninggal. Dia datang kepada Yesus dan mempercayakan segalanya. Anaknya kemudian hidup kembali. Iman yang sama juga ditunjukkan oleh seorang wanita yang sudah dua belas tahun menderita sakit pendarahan. Dia mempercayakan segalanya kepada Yesus saat menjamah jubah-Nya. Mukjizat terjadi karena iman. Oleh karena itu, kalau kita mempunyai iman, Tuhan memiliki kuasa untuk melakukan segalanya.

Doa Malam


Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur karena selalu kami dapat mengetuk pintu pada-Mu, untuk mohon perlindungan dan bantuan-Mu. Kabulkanlah doa-doa kami dan berilah yang baik bagi kami: cinta kasih kepada sesama serta iman akan Yesus, Saudara kami, yang telah memperkenalkan Dikau kepada kami. Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

RUAH

Minggu, 08 Juli 2012 Hari Minggu Biasa XIV (B) KRISTUS KEKUATANKU

Minggu, 08 Juli 2012
Hari Minggu Biasa XIV (B)

KRISTUS KEKUATANKU

Dalam keterbatasan, orang akan menjadi mampu menghargai sesuatu dengan lebih besar dan lebih benar. Seperti peribahasa yang mengatakan tiada rotan akar pun jadi. Dalam ketidakmampuan modal yang besar, menjadikan orang mampu membuat sampah dan limbah pun menjadi modal yang besar dan sangat potensial. Di sebuah desa yang belum begitu ramai, seorang yang tidak mempunyai lahan untuk bertani, tidak mempunyai modal untuk berusaha, tidak ada rumah bagus untuk berteduh. Tetapi dia mempunyai sebidang tanah yang tidak begitu luas untuk dijadikan pekarangan perumahan.

Ide muncul menjadikan pekarangan itu untuk tempat menumpuk berbagai sampah dan dipisahkan, yang besi, plastik, gelas kaca, kardus dan kertas. Akhirnya dijual dan usaha itu terus ditekuni. Dengan modal mengais sampah sampai akhirnya bisa membeli sebuah mobil baru Innova. Keluarga ini membangun rumah dan membeli mobil dengan sampah.

Paulus mengajarkan kita bagaimana kita memberdayakan kekuatan Kristus agar menjadi kekuatan kita. Dengan mengatakan, “Sebab itu aku lebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” Kelemahan dirasakan sebagai duri yang selalu menggocoh dan menyadarkan ketidakmampuan kita, tetapi ada kekuatan yang luar biasa yang selalu memberikan kita kekuatan, yaitu rahmat Allah yang cukup mampu untuk mengalahkan kelemahan kita tersebut. “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna”.

Sangat berbeda dengan orang yang tidak percaya yang dikisahkan dalam Injil, walaupun ada yang mengagumkan dan menakjubkan tetapi hatinya tidak digerakkan untuk meyakini dan mempercayai. Seperti yang terjadi dengan orang orang Nazaret. Mereka takjub mendengarkan Yesus mengajar, mereka kagum, tetapi kemudian meremehkannya dan tidak menghargainya dengan mengatakan : Siapa dia, bukankan dia itu hanya anak tukang kayu? Dari mana ia dapat itu semua dia kan tidak pernah kuliah bahkan kursus pun tidak? Dari mana dia dapat? Sihir macam apa pula yang dibuatnya? Mereka meremehkan, menolak dan tidak mau percaya. Maka Yesus tidak melakukan perbuatan mukjizat di sana karena tidak ada faedahnya. Tetapi Yesus sadar bahwa semua pengajaran dan perbuatan-Nya mendapat sambutan banyak di tempat lain selain di kampungnya. Maka Yesus terus tetap berjalan keliling dari desa ke desa dan dari kota ke kota untuk mengajar dan melakukan penyembuhan-penyembuhan serta melakukan mukjizat-mukjizat untuk mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah hadir bersama mereka. Yesus heran atas ketidakpercayaan mereka, tetapi Yesus tetap optimis bahwa karya Allah dan Sabda Allah akan tetap bekerja dan menghasilkan buah. Seperti seorang nabi yang tidak dihargai di tempat asalnya tetapi dihargai di mana-mana.

Sikap hati yang kooperatif, yang terbuka dan yang siap sedia menerima dan bekerja sama dengan rahmat Tuhan, akan membuat kita mampu untuk menghadirkan karya-karya yang ajaib di tengah kehidupan kita. Sikap hati yang terbuka bahwa rahmat Tuhan juga hadir melalui tangan orang lain dan sesama dalam situasi apa pun akan membawa kita peka untuk menerima dan mendengar sabda Tuhan, yang menggunakan sesama kita sebagai mediasi atas kehadiran-Nya. Selalu menutup diri dengan mengajukan berbagai pertanyaan sinis, membuat kita sendiri tidak akan pernah berkembang, untuk menerima kehadiran rahmat Tuhan.

Selamat merenungkan.


Pastor Antonius Sumardi, SCJ

Kobus: Hari Minggu Biasa XIV

Minggu, 08 Juli 2012 Hari Minggu Biasa XIV (B)

Minggu, 08 Juli 2012
Hari Minggu Biasa XIV (B)

MENDENGARKAN "SAPAAN YESUS"

Perayaan hari Minggu yakni hari Tuhan dan Ekaristi-Nya merupakan pusat kehidupan Gereja -- Katekismus Gereja Katolik, 2177

Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)

Kami mengingat ya Allah kasih setia-Mu, di dalam bait-Mu. Seperti nama-Mu ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung bumi.

Doa

Allah Bapa yang maharahim, Engkau telah mengutus Putra-Mu terkasih menyapa kami dengan daya dan kuasa seorang nabi. Janganlah biarkan kami membangkang dan tak percaya. Perkenankanlah kami mengenal dan mengagumi Dia dalam kata dan karya-Nya, dan berilah kami kekuatan serta keberanian untuk memberi kesaksian atas perutusan-Nya di lingkungan kami sendiri. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (2:2-5)

"Mereka adalah kaum pemberontak! Tetapi mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka."

Sekali peristiwa, kembalilah rohku ke dalam tubuhku, dan aku ditegakkannya. Maka aku mendengar Allah yang berbicara dengan aku. Beginilah firman-Nya, "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa yang memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga; mereka keras kepala dan tegar hati! Kepada keturunan inilah Aku mengutus engkau! Kepada mereka harus kaukatakan: Beginilah firman Tuhan Allah. Dan entah mereka mendengarkan entah tidak, sebab mereka adalah kaum pemberontak, mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = d, 4/4, PS 818
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 123:1-2a.2bcd.3-4; Ul: 2cd)
1. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, Engkau yang bersemayam di surga, seperti mata para hamba laki-laki, memandang kepada tangan tuannya.
2. Seperti mata hamba perempuan, memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
3. Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan; sudah cukup kenyang jiwa kami dengan olok-olok orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.

Untuk selalu rendah hati dan hanya percaya pada kekuatan Tuhan, Paulus diberi kelemahan yang harus diterima. Kelemahan itu seperti duri dalam daging. Namun demikian, Tuhan tetap memberikan jaminan yang cukup agar segala keberhasilannya pun akhirnya dikembalikan kepada kemuliaan Tuhan.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:7-10)

"Aku lebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku."

Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan luar biasa yang aku terima, aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk mengecoh aku, agar aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu aku lebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 4:18)
Roh Tuhan ada pada-Ku Ia mengutus Aku menyampaikan Kabar Baik kepada orang miskin.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:1-6)

"Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri."

Sekali peristiwa, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mulai mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian, bagaimana dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Yesus merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni (Mzm 34:9)

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan. Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.

Renungan

“Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.” Itulah kata-kata penghiburan yang biasanya kita ucapkan bila kita mengalami kegagalan. Meskipun demikian, tidak mudah untuk menerima kegagalan. Jika Anda tidak percaya, bertanyalah kepada seorang siwa yang dinyatakan tidak naik kelas atau tidak lulus dalam ujian akhir. Atau, bertanyalah kepada mereka yang baru di-PHK oleh perusahaan. Anda juga dapat bertanya kepada mereka yang putus asa karena gagal mempertahankan perkawinan. Atau, bertanyalah kepada biarawan-biarawati yang terpaksa “keluar” dari serikatnya. Bagi mereka, kegagalan adalah peristiwa yang menyakitkan.

Pengalaman “gagal” juga dialami oleh Yesus ketika berada di Nazaret, kota asal-Nya. Segala hal yang Ia lakukan di tempat lain selalu berhasil. Tetapi, tidak di Nazaret. Dikatakan, Ia tidak melakukan mukjizat apa pun selama di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya di atas mereka. Yesus pun menyadari keadaan itu dan berkata, “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” (Mrk 6:4). Yesus mengungkapkan keheranan sekaligus kekecewaan-Nya terhadap orang-orang Nazaret.

Apakah yang sebenarnya membuat Yesus “gagal”? Tidak lain adalah karena tanggapan orang Nazaret terhadap pengajaran Yesus. Mereka memang merasa takjub dengan pengajaran Yesus. Akan tetapi, ajaran ini tidak ditanggapi dengan iman. Mereka tidak mau percaya dengan ajaran Yesus dan menanggapinya dengan sinis. Bagi mereka, Yesus hanyalah anak seorang tukang kayu. Lagi pula, Yesus tidak pernah belajar tentang hukum Taurat secara khusus. Yesus tidak pantas untuk mengajar mereka. Yesus pantas ditolak.

Sebagai umat beriman, kita seringkali bersikap seperti orang Nazaret. Kita sibuk menilai orang lain dan lupa dengan kata-kata yang disampaikan oleh orang tersebut. Apabila ada orang yang membagikan pengalaman imannya, kita seringkali menanggapi dengan sinis. “Ah, dia ‘kan umat biasa, sama saja dengan saya. Buat apa saya mendengarkan dia? Saya bisa lebih dari yang dia katakan.” Hal semacam ini sering terjadi di kalangan umat kita. Tidak heran, banyak umat (katekis atau prodiakon) merasa takut apabila diminta memberi renungan di lingkungan. Mereka merasa tidak dipercaya oleh umat lain. Mereka lebih suka jika pemberi renungan adalah seorang imam atau biarawan-biarawati. Hal inilah yang membuat mereka amat bergantung pada kaum berjubah. Umat tidak lagi mampu “mewartakan sabda” dalam hidup mereka.

Tuhan Yesus berkarya dalam diri kita asalkan kita mau membuka hati dan menanggalkan segala bentuk “penilaian negatif” terhadap orang lain. Hal yang perlu ditanamkan dalam diri kita adalah kesadaran bahwa Tuhan Yesus selalu “hadir” dalam diri setiap orang yang kita jumpai. Kita senantiasa dapat menimba pengalaman iman dari orang lain di sekitar kita. Percayalah bahwa Iman kita akan semakin dikembangkan jika kita mampu mendengarkan “sapaan Yesus” yang hadir dalam diri sesama. Sanggupkah kita melakukannya? Mari kita renungkan.

RUAH

Minggu, 8 Juli 2012 – Minggu Biasa XIV/B


Minggu, 8 Juli 2012 – Minggu Biasa XIV/B
Yeh 2:2-5; Mzm 123:1-2a.2bcd.3-4; 2Kor 12:7-10; Mrk 6:1-6

Sebagai umat Katolik yang tekun berdoa dan merayakan Ekaristi, tentunya kita (merasa) tidak termasuk golongan orang-orang yang menolak Yesus. Dengan berbagai macam cara dan upaya, kita selalu membuka diri pada kehadiran Tuhan. Namun, sungguhkah demikian adanya? Apakah kita benar-benar selalu menerima Tuhan yang seringkali juga bersabda dan berkarya melalui sesama dan orang-orang di sekitar kita?
Bacaan Injil hari ini berkisah tentang Yesus yang ditolak di Nazareth, tempat asal-Nya sendiri. Akibatnya, Ia “tidak dapat mengadakan satu mukjizat pun kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit” (ay.5). Amat berbeda dengan kisah-kisah dalam Injil Markus sebelumnya, di mana Yesus meredakan angin ribut (4:35-42), mengusir roh jahat (5:1-20), menyembuhkan perempuan yang sakit pendaharahan (5:25-34), dan menghidupkan anak Yairus (5:21-24.35-43).
Orang-orang Nazareth memang takjub mendengar pengajaran-Nya dan mengagumi hikmat serta mukjizat-mukjizat yang diadakan-Nya (ay.2). Tetapi, mereka tidak bisa menerima bahwa dia itu cuma salah seorang dari antara mereka sendiri. Mereka sudah mengenal latar belakang pekerjaan dan keluarganya. Maka, rasa takjub itu segera berubah menjadi kecewa. Bahkan, mereka berbalik menolak Dia.
Tanpa kita sadari kita pun sering jatuh pada pengalaman yang sama. Memang, kita tidak pernah menolak Tuhan secara terang-terangan. Tetapi kerapkali kita menolak sabda-Nya yang disampaikan kepada kita melalui sesama. Seringkali kita menghargai kata-kata orang lain, bukan berdasarkan apa isi yang dikatakan tetapi siapa yang mengatakannya. Apabila ada orang yang sharing atau membagikan pengalaman imannya atau memberikan usulan, kita seringkali menanggapi dengan sinis. Para atasan seringkali menganggap remeh kata-kata dan usulan bawahannya. Orangtua kerapkali mengabaikan pendapat dan usulan anak-anaknya. Ada juga orang-orang yang sebenarnya membutuhkan bantuan tetapi merasa gengsi sehingga menolak pertolongan orang lain. Tidak sedikit juga, imam yang tidak mau mendengarkan masukan dari umatnya.
Mengapa hal-hal semacam ini seringkali terjadi? Sebuah kisah sederhana yang kutip oleh Mgr. I. Suharyo dalam Inspirasi Batin-2 tahun 2012 berikut ini, kiranya membantu kita.
Seorang murid ingin belajar kebijaksanaan hidup kepada seorang Guru terkenal. Ia berkata, “Guru dikenal sebagai seorang yang amat luhur budi dan hati, bijaksana dan cerdas. Bantulah saya untuk lebih bijaksana dan berbudi luhur serta berhati mulia.” Sang Guru tidak menanggapi permintaan calon muridnya itu dengan pengajaran. Ia mengambil cangkir dan menungkan air ke dalamnya. Meskipun cangkir itu sudah penuh, ia terus menuang sehingga airnya tumpah ke luar. Calon murid itu, lama-lama tidak tahan melihatnya dan berkata, “Guru, cangkir itu sudah penuh. Mengapa Guru terus saja menuangkan air ke dalamnya?” Dengan perlahan, Sang Guru menatapnya dan berkata, “Seperti itulah keadaanmu. Engkau datang ke sini untuk belajar hidup lebih bijaksana, berbudi luhur dan berhati mulia. Namun, hati dan budimu sudah penuh dengan sikap dan pikiranmu sendiri, sehingga apa pun yang akan saya berikan, akan tumpah keluar. Kosongkan dulu hati dan budimu supaya engkau dapat menerima kebijaksanaan serta keluhuran hati dan budi yang baru!”
Kalau kita tidak mau mengosongkan diri dan merasa sudah cukup, sudah aman dan nyaman dengan pengetahuan, sikap, dan pendapat kita sendiri, maka kita akan tertutup untuk menerima masukan. Apa pun yang kita dengar tidak akan kita terima dengan hati dan budi yang terbuka tetapi akan tertumpah keluar. Kita dengar dengan telinga kanan, keluar telinga kiri; bahkan keluar dari telinga kanan juga sehingga tidak lewat sama sekali. Kita akan cenderung sulit menerima sharing pengalaman, masukan/usulan, dan nasihat dari orang lain. Bahkan, sikap kita cenderung mengabaikan, meremehkan atau menanggapinya dengan sinis. Padahal, pengalaman orang lain yang dibagikan, masukan/usulan, dan nasihat orang lain merupakan salah satu cara dan sarana bagaimana Tuhan berbicara kepada kita. Bukankah kita masing-masing diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah (Kej 1:26-27).
Agar kita sampai pada sikap pengosongan diri, dibutuhkan kerendahan hati untuk mengakui kelemahan dan keterbatasan diri kita sehingga kita membutuhkan kehadiran orang lain yang memberikan masukan, usulan, nasihat, dan berbagai macam pertolongan yang lain. Dalam terang iman, mereka-mereka itu dipakai oleh Tuhan untuk memberikan kasih-karunia-Nya kepada kita. Sebab, setiap orang menjadi salah satu tanda nyata kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita. Tuhan hadir, bersabda, dan berkarya di dalam dan melalui saudara-saudari di sekitar kita.
Bacaan II merupakan sharing iman dari St. Paulus. Dalam segala perjuangan dan pergulatan hidupnya, St. Paulus mengalami Tuhan yang bersabda, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahan kuasa-Ku menjadi sempurna” (bdk. 2Kor 12:9). Hal yang sama berlaku bagi kita. Kalau kita mau rendah hati dengan mengakui kelemahan dan keterbatasan kita dan bahwa kita membutuhkan Tuhan dan orang lain, maka Tuhan juga akan selalu mencukupkan kekurangan-kekurangan kita, entah secara langsung atau melalui orang-orang di sekitar kita.
Maka, sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk rendah hati dan mau mengosongkan diri, agar kita dapat dengan terbuka menerima kehadiran Tuhan. Entah Tuhan yang hadir dalam sabda-Nya, atau dalam rupa roti dan anggur ekaristi, atau dalam diri orang-orang di sekitar kita. Kita kosongkan diri kita, agar Tuhanlah yang mengisi dan memenuhi hidup kita. Kalau kita dipenuhi oleh Tuhan sendiri, maka pikiran, perasaan, perkataan, sikap, dan tindakan-tindakan kita juga akan selalu menghadirkan kasih karunia Tuhan. Akibatnya, kalau suatu saat kita ditolak seperti Yesus, kita tidak akan putus asa tetapi tetap setia pada misi dan perutusan kita.
Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

Sabtu, 07 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XIII

Sabtu, 07 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XIII

“Mencintai berarti menghendaki yang baik untuk seseorang” (St. Tomas Akuinas)


Antifon Pembuka (Mzm 85:11-12)


Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi dan keadilan akan merunduk dari langit.


Doa Pagi


Allah Bapa di surga, sumber cahaya sejati, kami bersyukur karena Engkau telah mengangkat kami dan membuat kami melihat berkat Yesus Putra-Mu terkasih. Semoga seluruh dunia akhirnya mengakui apa yang dapat mendatangkan damai, ialah cinta kasih dan keadilan sosial, yang sangat didambakan setiap orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Amos membangkitkan pengharapan. Di tengah kondisi terpuruk dan carut marut, Amos masih berani memberikan pengharapan yang optimis. Inilah sikap positif seorang nabi keadilan. Pengharapan adalah energi agung yang melawan rasa putus asa. Pengharapan adalah kekuatan bagi jiwa yang lemah.


Bacaan dari Nubuat Amos (9:11-15)


Tuhan bersabda, “Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh. Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya. Aku akan membangunnya kembali seperti pada zaman dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan segala bangsa yang kusebut milik-Ku,” demikianlah sabda Tuhan yang melakukan hal ini. “Sungguh, waktunya akan datang,” demikianlah sabda Tuhan, “bahwa pembajak dan penuai akan susul-menyusul, demikian juga pengirik buah anggur dan penabur benih. Gunung-gunung akan mengalirkan anggur baru, dan segala bukit akan kebanjiran. Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel; mereka akan membangun kota-kota yang lengang dan mendiaminya. Mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya. Mereka akan membuat kebun buah-buahan dan makan buahnya. Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka,” sabda Tuhan Allahmu.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan
atau
Tuhan berbicara tentang damai kepada umat-Nya.
Ayat. (Mzm 85:9.11-14)

1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya mereka jangan kembali kepada kebodohan?
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Puasa dimaksudkan untuk persiapan menanti kedatangan rahmat Tuhan. Puasa menciptakan disposisi yang baik untuk rahmat itu. Ibarat membersihkan piring yang akan digunakan untuk menyajikan makanan yang enak dan sehat. Maka jika Tuhan pemberi rahmat itu sudah hadir di tengah-tengah kita, masihkah kita lebih merindukan kado-Nya daripada Pribadi Tuhan sendiri?


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-17)


Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan bertanya, “Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus berbicara tentang diri-Nya sebagai seorang Mempelai. Oleh karena itu ketika Dia berada bersama para murid-Nya, mereka tidak perlu berpuasa. Saat berada bersama Yesus, bukanlah waktu yang layak untuk berpuasa. Ketika sang Mempelai diambil, itulah saatnya bagi para murid, sahabat-sahabat Mempelai, untuk berpuasa. Sebagai pengikut Kristus, ada saat-saat tertentu kita berpuasa. Adapun motivasi kita untuk berpuasa harus mendalam, itulah saat untuk membangun relasi yang makin dekat dengan Yesus.


Doa Malam


Ya Allah Roh Kudus, berilah kepadaku hati yang selalu baru dan bersih dari segala dosa dan kesalahanku. Dengan demikian aku dapat hidup dalam damai dan kebahagiaan sebagaimana yang kurindukan selama ini. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy