| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Bacaan Harian 16 - 22 Juli 2012

Bacaan Harian 16 - 22 Juli 2012

Senin, 16 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).

Yes 1:11-17; Mzm 50:8-9,16bc-17.21.23; Mat 10:34-11:1
Siap Menderita. Suatu kali sahabat saya pergi berkunjung ke rumah temannya. Ia membawa sekantung jeruk sebagai buah tangan berhubung saat itu masih pekan Imlek. Tak disangka sang ayah mengecek jeruk-jeruk tersebut dan mendapati ada beberapa merk dalam kantung tersebut. Ia menyangka teman saya ini memberikan jeruk sisa, padahal teman saya sangat tulus dan sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Sang ayah akhirnya tidak menyukai dan memarahi dia. Sama seperti bacaan Injil hari ini, (Matius 10:34) “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” Menjadi pengikut Kristus bukan untuk mencari kesenangan dan ketentraman belaka, tapi harus selalu siap mengalami penderitaan dan penolakan.

Selasa, 17 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 7:1-9; Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8; Mat 11:20-24
Menjaga Kepercayaan. Pernahkah kita merasa ditolak oleh orang lain? Bagaimana perasaan kita ketika ditolak oleh orang yang pernah kita bantu atau tolong? Pasti, kita merasa sakit dan kecewa. Dalam Injil ini, Yesus merasakan hal yang serupa ketika banyak kota tidak mau bertobat atau percaya pada-Nya. Padahal Yesus sudah melakukan berbagai mukjizat untuk menolong mereka. Kekecewaan ini membuat Yesus mengecam beberapa kota tersebut. Apakah kita ingin membuat Yesus kecewa karena tidak percaya kepada-Nya? Ataukah kita berani untuk bertobat setelah menyadari kehadiran dan pertolongan Yesus dalam hidup kita ini?

Rabu, 18 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 10:5-7.13-16; Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15; Mat 11:25-27
Mengandalkan Yesus. Pada masa sekarang ini, banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi orang bijak dan pandai. Berbagai kursus dan seminar mereka ikuti demi mencapai kebijaksanaan dan kepandaian. Namun, pada Injil hari ini, Yesus justru bersyukur kepada Bapa karena orang bijak dan pandai tidak dapat mengenal-Nya. Justru, orang-orang kecillah yang mampu mengenali Yesus dan bergantung pada-Nya. Hal ini bukan berarti bahwa Yesus pilih kasih, melainkan orang bijak dan pandai terlalu mengandalkan diri dan kemampuannya sendiri sehingga tidak bisa menyadari karunia Allah yang hadir dalam hidup mereka. Maka, beranikah kita untuk menjadi orang-orang kecil yang bergantung kepada Yesus dan mengandalkan Yesus dalam hidup kita?

Kamis, 19 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 26:7-9.12.16-19; Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21; Mat 11:28-30
Bersama kita bisa. Banyak orang yang melihat Injil hari ini sebagai ayat penghiburan, siapa pun yang letih lesu dan berbeban berat, yang datang kepada Yesus, akan diberi kelegaan. Namun pokok utama sebenarnya bukan soal pembebasan, melainkan bersama-sama. Sama seperti slogan SBY, “Bersama kita bisa!” Kelegaan dapat dialami ketika kita mau belajar dari Yesus bagaimana cara memikul kuk kita masing-masing. Sama halnya seperti ujian matematika, ketika kita sudah mengetahui rumus-rumus yang dibutuhkan, maka soal sepanjang apapun tidak terasa sulit. Kuk akan terasa ringan ketika kita tahu bagaimana cara memikulnya dengan belajar dari Dia yang lemah lembut dan rendah hati. Sudah siap memikul kuk kita masing-masing?

Jumat, 20 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 38:1-6.21-22.7-8; MT Yes.38:10.11.12abcd.16; Mat 12:1-8
Bersikap Bijaksana. Banyak orang yang hanya terikat dan terpaku pada aturan belaka tanpa melihat ada pengecualian-pengecualian lain di samping itu. Contohnya seperti orang-orang Farisi yang menegur Yesus karena para murid sedang memetik bulir gandum di hari Sabat, di mana menurut hukum pada masa itu setiap orang di hari Sabat tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apapun. Bagaimana mungkin melarang orang yang sedang berusaha mencari makan di saat lapar meski saat itu adalah hari Sabat. Peristiwa ini mengingatkan kita untuk bersikap bijaksana dalam melihat peraturan. Bukan berarti kita harus melanggarnya, tapi bersikap toleran dan cermat dalam melaksanakannya. Peraturan dibuat untuk membantu kehidupan manusia dan demi kebaikan manusia itu sendiri, tetapi ada nilai-nilai lain yang lebih tinggi daripada sekedar taat pada peraturan. Di sinilah kita harus bijaksana dalam melihatnya.

Sabtu, 21 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Mi 2:1-5; Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14; Mat 12:14-21
Bersikap Dewasa. Seringkali banyak dari antara kita yang suka terjebak dalam emosi-emosi yang muncul dalam diri kita ketika menghadapi sebuah situasi atau persoalan tertentu. Yesus mengajarkan kita untuk bersikap dewasa, bukan terjebak dalam situasi tersebut tetapi mencari jalan keluar yang terbaik. Ketika Yesus mengetahui niat jahat orang-orang Farisi untuk membunuh diri-Nya, Yesus tidak merasa takut, cemas atau bahkan malah menantang mereka. Tetapi Ia memutuskan untuk menyingkir karena ada tugas penting yang harus dia lakukan daripada terjebak dalam situasi itu. Siapkah kita untuk bersikap dewasa?

Minggu, 22 Juli 2012 : Hari Minggu Biasa XVI (H).
Yer 23:1-6; Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ef 2:13-18; Mrk 6:30-34
Istirahat itu penting. Ciri khas umat yang berada di kota besar adalah SIBUK. Rasanya waktu selalu saja kurang karena banyaknya jadwal dan aktivitas pada setiap harinya. Tak jarang waktu istirahat pun akhirnya dikorbankan untuk melakukan kegiatan yang lain. Di sini Yesus mengingatkan kita untuk tidak lupa beristirahat yang cukup karena kesehatan merupakan perkara yang penting, sama seperti Ia mengingatkan para murid untuk beristirahat setelah mereka melayani orang-orang. Bagaimana kita dapat mewartakan kebenaran apabila badan kita sendiri tidak sehat? Jadi, istirahatlah yang cukup sehingga kita selalu sehat dan siap untuk mewartakan Kerajaan Allah dan melayani sesama.

Renungan oleh: Y.L. Indra Kurniawan/Warta Regina Caeli

Senin, 16 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Senin, 16 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV


Ketaatan adalah satu-satunya keutamaan yang menanamkan segala keutamaan-keutamaan lain. (St. Ignatius dari Loyola)

Antifon Pembuka (Yes 1:16b.17)

Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam. Belalah hak anak yatim, perjuangkanlah perkara para janda.

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu
kepada kami. Kami mohon, semoga pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam rangka menanggapi kedatangan Putra-Mu itu, tidak menghancurkan kami tetapi justru semakin menguji kemurnian dan kesungguhan iman kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (1:11-17)

"Bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku."

Dengarkanlah sabda Tuhan, hai para pemimpin Sodom, "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak? Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Ayat. (Mzm
50:8-9.16bc-17.21.23; R:23b)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itukah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:34 - 11:1)

"Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku."


Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya." Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Mat 10:34 mengatakanJangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.Bagaimana kita mengartikan ayat ini? Apakah dengan ini Yesus mengajarkan kekerasan? Mari kita menganalisanya bersama-sama:
  1. Yesus tidak pernah mengajarkan kekerasan. Di dalam keseluruhan Alkitab, dari nubuat di Perjanjian Lama dan juga di dalam Perjanjian baru, Sang Mesias yang terpenuhi dalam diri Yesus tidak pernah mengajarkan kekerasan, namun kasih. Kasih inilah yang membawa-Nya kepada kematian-Nya di kayu salib. Kematian-Nya di kayu Salib untuk menebus dosa manusia adalah bukti yang nyata bahwa Yesus datang ke dunia bukan untuk menghakimi, namun untuk menyelamatkan manusia (Yoh 3:17; Yoh 12:47). Ketika Petrus memotong telinga dengan pedangnya pada waktu serdadu hendak menangkap Yesus, maka Yesus yang sama mengatakan kepada Petrus “Masukkan pedang itu kembali kepada sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirimkan lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu aku?” (Mat 26:52-53)
  2. Perkataan pedang dari Mat 10:34 mengingatkan kita akan Ibr 4:12 yang mengatakan “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” Jadi pedang di Mat 10:34 bukan merujuk kepada kekerasan, namun ingin mengatakan bahwa doktrin atau ajaran Kristus seringkali tidak dapat diterima oleh banyak orang, seperti pengajaran tentang Salib. Rasul Paulus mengatakan bahwa dia memberitakan Kristus yang disalibkan, yang bagi orang Yahudi merupakan batu sandungan dan bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan (1 Kor 1:23).
    • Berapa banyak orang yang tidak dapat menerima bahwa Yesus adalah Immanuel, Allah yang beserta kita?
    • Atau berapa banyak orang yang mengalami kesulitan karena ingin menerapkan prinsip-prinsip ajaran Kristus di tempat kita bekerja, di masyarakat?
    • Berapa banyak orang yang dianggap sok suci, kalau dia berusaha untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan?
    • Berapa banyak para pastor dan suster yang menyalibkan kedagingan mereka untuk mengikuti jejak Kristus secara lebih sempurna? Dan sering orang menganggap bahwa ini adalah suatu kebodohan tanpa menyadari bahwa dengan melakukan hal itu para pastor dan suster telah memilih bagian yang terbaik.
  3. Jadi Yesus datang ke dunia ini bukan dengan pedang di tangan yang dapat menoreh daging, namun Dia datang ke dunia ini, dengan kasih yang dapat menoreh hati manusia, sehingga manusia dapat bertobat dan memperoleh keselamatan.
  4. Akhirnya, kita harus belajar dari Kristus, bahwa memang kadang kita harus berdiri teguh, namun dengan penuh kasih untuk mewartakan kebenaran, walaupun tentu saja mempunyai resiko. Namun diperlukan suatu sikap yang bijak untuk mewartakan kebenaran. Cara yang paling efektif adalah mewartakan kebenaran dengan kehidupan kita yang memancarkan kasih Kristus, atau dengan hidup kudus.
Berikut ini adalah penjelasan ayat Mat 10:34-36, yang saya peroleh dari A Catholic Commentary on Holy Scripture, ed. Dom Orchard:
Mat 10:34, “Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai….”


Maksudnya di sini adalah, ketidaksetujuan/perlawanan dan perang, agar kedamaian semu dari para pendosa dapat dikalahkan, dan mereka yang mengikuti Dia, akan menjadi berbeda dalam hal moral dan kesukaan dari para pengikut dunia. Pedang ini adalah Injil, yang memisahkan orang tua yang tetap tidak percaya- dari anaknya (Menochius) — Harus diamati bahwa Injil tidak dengan sendirinya menghasilkan pertikaian di antara umat manusia, tetapi yang dinubuatkan oleh Kristus adalah, karena penyimpangan di dalam hati manusia, maka pertikaian- pertikaian akan terjadi yang mengikuti pewartaan Injil. Namun demikian, yang dapat dipersalahkan bukannya Injil itu sendiri, sebab mereka yang menerimanya, setelah pertobatannya akan berusaha sedapat mungkin untuk menjaga perdamaian dengan semua orang, bahkan dengan para penganiaya mereka; sedangkan mereka yang menolak Injil, akan melupakan ikatan persaudaraan, dan menganiaya bahkan sampai mati, para pengikut Kristus (Haydock).


Memang sebelum Kristus datang ke dunia pertikaian ‘pedang’ semacam ini belum ada; yaitu roh tidak harus berperang dengan keras melawan daging; tetapi ketika Yesus menjadi manusia, Ia menunjukkan kepada kita apakah yang merupakan keinginan daging, dan apakah yang merupakan buah- buah roh, dan Ia mengajarkan untuk menempatkan kedua hal ini dalam pertentangan, yaitu agar kita selalu membuang keinginan daging yang selalu berusaha menguasai kita, dan agar kita mengikuti keinginan roh. (Origen)


Mat 10:35, “Aku datang untuk memisahkan….”


Kedatangan Kristus dan pengajarannya dapat mengakibatkan hal ini, dengan alasan bahwa akan ada banyak orang yang berkeras tidak ingin menerimanya dan kemudian menganiaya mereka yang memilih untuk mengikuti Dia. Maka, tidak berarti bahwa Kristus datang untuk tujuan ini yaitu untuk memisahkan ayah dengan anak dan seterusnya. (Challoner) Sebaliknya, Kitab Suci mengajarkan kita agar kita mengasihi setiap orang tanpa kecuali, terutama kerabat kita sendiri, tetapi perkataan di atas adalah untuk menunjukkan apa yang terjadi di dalam keluarga yang sama, ketika beberapa di antara mereka menjadi Kristen. Kita menjumpai hal- hal ini benar- benar terjadi dalam kehidupan- kehidupan orang- orang kudus. (Witham)— Mereka yang ingin menikmati damai surgawi, harus tidak menyatukan dirinya dengan pencinta keinginan dunia. (Baradius)


Ingrid Listiati / Stefanus Tay - www.katolisitas.org
http://katolisitas.org/6186/tentang-mat-1034-36
http://katolisitas.org/1986/yesus-mengajarkan-kekerasan-mt-1034


Doa Malam

Tuhan Yesus Kristus, kami berterima bersyukur dan kasih atas hukum-hukum-Mu. Sebab sesungguhnya, hukum-hukum yang Engkau berikan kepada manusia, dapat menolong dan menuntun kami kepada kebaikan dan keselamatan. Kami mohon ampun karena kami sering melanggar hukum-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

MINGGU, 15 JULI 2012 – MINGGU BIASA XV/B

Minggu, 15 Juli 2012
Hari Minggu Biasa XV

Pada hari Minggu dan hari-hari pesta wajib lainnya orang beriman berkewajiban untuk ambil bagian dalam Misa --- Kitab Hukum Kanonik, kan. 1247

Antifon Pembuka (Mzm 17:15)


Dalam kebenaran, aku akan memandang wajah-Mu, dan aku akan puasa waktu menyaksikan kemuliaan-Mu.


Doa Pagi


Allah Bapa kami maha pengasih dan penyayang, dalam diri Yesus Putra-Mu Engkau memilih kami menjadi putera dan puteri rahmat dan saksi-saksi kabar gembira. Berilah kami kekuatan dan ketabahan hati, agar dapat menunaikan tugas kami dengan setia dan gembira, penuh cinta kasih dan tanpa pamrih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Nubuat Amos (7:12-15)


"Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku."

Sekali peristiwa, berkatalah Amazia, imam di Betel, kepada Amos, "Hai pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah di sana makananmu, dan bernubuatlah juga di sana! Tetapi jangan lagi bernubuat di Betel, sebab Betel adalah tempat kudus raja dan bait suci kerajaan." Jawab Amos kepada Amazia, "Aku ini bukan nabi, dan tidak termasuk golongan para nabi, melainkan hanya seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. Tetapi Tuhanlah yang mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba; Tuhan berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel."

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = cis, 4/4, PS 815

Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 85:9ab+10.11-12.13-14)

1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang yang bertakwa dan kemuliaan diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (Ef 1:3-14)


"Di dalam Kristus Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan."

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya. Dengan kasih, Allah telah menentukan kita menjadi anak-Nya oleh perantaraan Yesus Kristus sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya. Sebab dalam Kristus dan oleh darah-Nya, kita peroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang Ia limpahkan kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi, di dalam Kristus sebagai Kepala. Aku katakan "di dalam Kristus" karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan-keputusan kehendak-Nya; kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, ditentukan menjadi puji-pujian kemuliaan-Nya. Di dalam Dia, kamu pun telah mendengar Firman kebenaran, yaitu Injil keselamatan; dan setelah percaya akan Injil itu, kamu pun dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Dan, Roh Kudus ini adalah jaminan bahwa kita akan memperoleh seluruh warisan, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil,
do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat (Ef 1:17-18)
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi kita agar kita mengenal harapan panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)


"Yesus mengutus murid-murid-Nya."

Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal, dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki, tetapi tidak boleh memakai dua baju. Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu, "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Doa Malam

Tuhan Yesus, kami mendapatkan peneguhann-Mu hari ini, bahwa kami Engkau mengutus untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan-setan. Tolonglah kami, kuatkanlah, lindungilah istirahat malam ini, ya Yesus. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Homili


MINGGU, 15 JULI 2012 – MINGGU BIASA XV/B
Am 7:12-15; Ef 3-10; Mrk 6:3-13

Hari-hari ini, banyak media massa, baik cetak maupun elektronik, memberitakan tentang pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang mengusung 6 pasang calon. Keenam tersebut sebelumnya telah mendaftarkan ke KPU Provinsi DKI (13-19 Maret 2012), kemudian berkampanye (24 Juni – 7 Juli 2012), sampai akhirnya diadakan pungutan suara tanggal 11 Juli kemarin. Proses ini menunjukkan bahwa keenam calon gubernur dan wakil gubernur yang jumlahnya menjadi 12 orang ini – kebetulan sama dengan jumlah 12 rasul – memang menghendaki jabatan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang dengan sadar ingin dipilih menjadi pemimpin masyarakat.

Bacaan-bacaan hari ini juga memberitakan hal yang sama, yaitu mengenai Amos yang dipilih menjadi nabi (bac.I), kita yang dipilih menjadi kudus dan tak bercela (bac.II), dan 12 orang yang dipilih menjadi murid Yesus (Injil). Namun, kisah pemilihan dalam bacaan-bacaan ini amat berbeda dengan kisah pemilihan para calon gubernur DKI. Pemilihan untuk menjadi nabi dan rasul sama sekali tidak didasarkan pada kehendak yang dipilih tetapi melulu berdasar pada kehendak Tuhan yang memilih. Inilah panggilan.

Amos menjadi nabi bukan atas kehendaknya sendiri tetapi karena ia diambil oleh Allah. “Tuhanlah yang mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba. Tuhanlah yang berfirman kepadaku, ‘Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel’” (Am 7:15). Demikian pula, keduabelas murid. Mereka dipilih menjadi rasul, bukan karena mereka mencalonkan diri tetapi Yesuslah yang memanggil mereka. “Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua” (Mrk 6:7). Dalam bacaan II, hal ini semakin ditegaskan oleh St. Paulus, bahwa Tuhanlah yang memilih kita sebelum dunia dijadikan. “Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan supaya kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya” (Ef 1:4).

Bertolak dari bacaan-bacaan ini, marilah kita memaknai panggilan dan perutusan kita sebagai pengikut dan murid-murid Kristus. Pertama, kita menjadi pengikut Kristus karena Tuhanlah yang menghendaki, memanggil, dan memilih kita. Demikian pula, kalau saat ini atau kelak kita dipanggil dan diutus menjadi imam, bruder, suster; menjadi bapak atau ibu; menjadi pelayan tertentu dalam Gereja, misalnya fungsionaris Dewan Paroki, Pengurus Lingkungan, Prodiakon, dll; itu semua juga karena kehendak Tuhan. Oleh karena itu, segala macam ambisi atau kehendak pribadi untuk aneka macam jabatan dalam Gereja, sudah semestinya dihindari.

Kedua, kesadaran bahwa segala macam jabatan dalam Gereja bahkan juga dalam masyarakat itu merupakan panggilan dari Tuhan akan membantu kita untuk membebaskan diri dari segala macam kepentingan pribadi. Karena Tuhan yang memanggil dan menempatkan kita pada posisi tertentu serta mengutus kita untuk suatu tugas dan tagung jawab tertentu, maka kita menjalankannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang hendaknya kita utamakan dalam pelaksanaan tugas perutusan itu adalah pelayanan kepada sesama demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan orang-orang yang kita layani.

Ketiga, karena Tuhan yang memanggil dan mengutus kita, maka kita harus mengandalkan Tuhan. Sebab, kalau Tuhan memanggil dan memilih kita, itu berarti Dia bertanggungjawab menjamin hidup dan pelaksanaan tugas perutusan kita, seperti yang dialami para rasul. Sebelum diutus, mereka diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat (Mrk 6:7b). Mereka juga dilarang membawa bekal atau uang supaya mereka sungguh mengandalkan Tuhan dan segera kembali lagi kepada-Nya (Mrk 6:30). Kalau mereka membawa bekal, mereka bisa berlama-lama, malahan bisa lupa untuk kembali. Maka, penting bagi kita untuk setiap kali kembali kepada Tuhan untuk mempertanggungjawabkan tugas perutusan kita sekaligus mohon berkat bagi tugas perutusan selanjutnya. Doa merupakan kesempatan bagi kita untuk kembali kepada Tuhan setelah kita menjalankan tugas perutusan kita.

Keempat, seperti para murid yang diutus untuk memberitakan bahwa orang harus bertobat dan untuk mengusir roh-roh jahat serta menyembuhkan orang-orang sakit (Mrk 6:13), kita pun diutus untuk hal yang sama. Apa pun jabatan kita, di mana pun posisi kita, dan apa pun tugas perutusan atau pekerjaan kita, kita harus mewartakan pertobatan dan mengusir segala macam kejahatan yang ada di sekitar kita. Yang diusir bukan orang jahatnya tetapi perbuatan jahatnya, dengan harapan supaya mereka bertobat, disembuhkan dan akhirnya menjadi orang baik.

Keempat pemaknaan mengenai panggilan dan perutusan kita sebagai murid-murid Kristus di atas, akan membantu kita untuk hidup kudus dan tak bercela di hadapan Allah (Ef1:4). Inilah panggilan setiap orang, sebagaimana ditegaskan dan dihayati oleh St. Paulus. Melalui hidup dan tugas perutusan yang kita maknai dan kita hayati demikian, kita juga memuji dan memuliakan Tuhan yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga (Ef 1:3). Kita telah menerima berkat melimpah dari Tuhan, maka marilah kita bagikan berkat itu dengan menghayati tugas perutusan kita sebaik-baiknya.

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr



Last edited by rich; July 13rd, 2012 at 16:09 PM.

Sabtu, 14 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XIV

Sabtu, 14 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XIV

Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di surga." (Mat 10:32-33)


Antifon Pembuka (Yes 6:1.8)


Aku mendengar Tuhan bersabda, ‘Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapa yang akan pergi atas nama-Ku?’ Maka aku menjawab, ‘Inilah aku, utuslah aku!’


Doa Pagi


Tuhan Yesus Kristus, bersama Nabi Yesaya aku pun turut berkata, “Inilah aku, utuslah aku”. Berkatilah aku agar dapat berlaku baik dan bijaksana dalam mengemban tugas perutusan yang Engkau percayakan kepadaku berkat Sakramen Pembaptisan dan Sakramen Krisma. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.


Yesaya dipanggil untuk suatu perutusan kenabian. Dia merasa tak layak, karena merasa menjadi orang yang ‘najis bibir’ alias pembohong, penipu, pembual dan sejenisnya. Namun daya panggilan itu kuat laksana maut. Sebab panggilan Tuhan bermuatan cinta kasih. Maka, dayanya juga kuat seperti maut. Bukankah penulis Kidung Agung mengatakan, “Cinta itu kuat laksana maut?”


Bacaan dari Kitab Yesaya (6:1-8)


Dalam tahun wafatnya Raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas tahta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi bait suci. Para Serafim ada di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutup muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutup kaki, dan dua sayap untuk melayang-layang. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini orang yang berbibir najis, dan aku tinggal di tengah bangsa yang berbibir najis, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan daku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan bersabda, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 4/4, PS 837

Ref. Tuhan adalah Raja. Ia berpakaian kemegahan.
Ayat. (Mzm 93:1ab.1c-2.5; Ul:1a)

1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah! Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!

Bait Pengantar Injil do = es, 2/2, PS 955

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah kalian, kalau dicacimaki demi Yesus Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.

Murid dan guru ibarat lengan dengan tangan, ibarat kaki (leg) dan telapaknya (foot). Lengan bisa begitu kokoh, tetapi tanpa telapak tangan pasti tak akan dapat berbuat banyak. Kaki bisa sekuat kaki rusa, tetapi tanpa telapak pasti tidak mampu berjalan seimbang. Hari ini Yesus memberi wejangan kepada para murid-Nya untuk menjadi penerus pewartaan-Nya. Hari ini, Yesus sedang menularkan ilmu-Nya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:24-33)


Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu, karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah. Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun akan jatuh tanpa kehendak Bapamu. Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit. Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-Ku yang di surga.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus mengingatkan kita, para murid-Nya untuk tidak takut menghadapi mereka yang hanya mampu membunuh tubuh, tetapi tidak mampu membunuh jiwa. Kita hanya diminta untuk takut kepada Allah yang mampu membunuh badan dan jiwa di dalam neraka. Yesus juga menegaskan bahwa hidup atau matinya seorang manusia itu ada dalam kuasa Allah sendiri. Akhirnya, kesetiaan dalam iman kepada Yesus menjadi unsur penting dan mendasar. Di situlah letak keselamatan dan masa depan kita.


Doa Malam


Bapa surgawi, pada malam ini kuserahkan kepada-Mu segala sesuatu yang telah kulakukan sepanjang hari ini. Bila berkenan kepada-Mu, terimalah; bila ada kekurangannya, sudilah Engkau mengampuni dan menyempurnakannya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.



RUAH

Bacaan Harian 09 - 15 Juli 2012

Bacaan Harian 09 - 15 Juli 2012

Senin, 09 Juli: Peringatan Wajib St. Agustinus Zhao Rong, Imam, Martir-Cina (M).

Hos 2:13.14b-15.18-19; Mzm 145:2-9; Mat 9:18-26.


Selasa, 10 Juli: Hari Biasa Pekan XIV (H).
Hos 8:4-7.11-13; Mzm 115:3-10; Mat 9:32-38.


Rabu, 11 Juli: Peringatan Wajib St. Benediktus, Abas (P).
Hos 10:1-3.7-8.12; Mzm 105:2-7; Mat 10:1-7.


Kamis, 12 Juli: Hari Biasa Pekan XIV(H).

Hos 11:1.3-4.8c-9; Mzm 80:2ac.3b.15-16; Mat 10:7-15.


Jumat, 13 Juli: Hari Biasa Pekan XIV (H).
Hos 14:2-10; Mzm 51:3-4.8-9.12-14.17; Mat 10:16-23.

Sabtu, 14 Juli: Hari Biasa Pekan XIV (H).

Yes 6:1-8; Mzm 93:1abc-2,5; Mat 10:24-33.

Minggu, 15 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).

Am 7:12-15; Mzm 85:9ab-14; Ef 1:3-14 (Ef 1:3-10); Mrk 6:7-13.

Jumat, 13 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XIV

Jumat, 13 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XIV


Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. (Mat 11:22)

Antifon Pembuka (Mzm 15:12)

Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam hatiku.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kebijaksanaan, Engkau hadir dalam penderitaan manusia dan tidak membiarkan mereka binasa. Engkau memakai kemalangan dan kesusahan untuk menyatakan kehendak dan kasih-Mu. Berilah kami rahmat-Mu hari ini agar hati kami sungguh mampu menerima segala penderitaan dalam hidupku sebagai bagian dari rencana-Mu yang indah untuk menyatakan kasih-Mu yang besar. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Hosea menyerukan pertobatan. Bagi dia, pertobatan berarti menempuh semua jalan Tuhan, karena jalan itu lurus. Pertobatan itu merupakan suatu jalan. Jalan inilah yang dapat menghentikan murka Tuhan dan menyelamatkan orang dari bahaya tergelincir di jalan sesat. Sungguh indah, jalan pertobatan itu.

Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10)

"Kepada buatan tangan kami, kami takkan berkata lagi, 'Ya Allah kami!'"

"Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami. Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 51:3-4.8-9.12-13.17)

1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Tetapi Engkau berkenan akan ketulusan hati, dan dalam relung-relung hati Kauajarkan hikmat kepadaku. Bersihkanlah aku dengan hisop maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih daripada salju!
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam hatiku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus daripadaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (bdk. Yoh 16:13)
Roh Kebenaran akan datang dan mengajar kalian segala kebenaran. Ia akan mengingatkan segala yang telah Kunyatakan kepadamu.


Cerdik itu bukan dosa. Namun, licik itu dosa. Cerdik mesti dibarengi dengan sikap tulus, sebab kecerdikan tanpa ketulusan cenderung menjadi licik. Ketulusan juga perlu dilengkapi dengan kecerdikan, sebab ketulusan tanpa kecerdikan hanya akan menjadi rumah bagi para penipu. Orang tulus yang tidak cerdik, sering menjadi korban penipuan. Maka, benar sabda Yesus hari ini, "Hendaklah kamu cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:16-23)


"Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat."

Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Lihat, Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala! Sebab itu hendaklah kalian cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang. Sebab ada yang akan menyerahkan kalian kepada majelis agama, dan mereka akan menyesah kalian di rumah ibadatnya. Karena Aku kalian akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kalain, janganlah kalian kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kalian katakan, karena semuanya itu akan dikurniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu. Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian pula seorang ayah terhadap anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kalian akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat. Apabila mereka menganiaya kalian di suatu kota, larilah ke kota yang lain. Aku berkata kepadamu, sungguh, sebelum kalian selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Tugas perutusan kita sebagai murid tidaklah gampang. Kita harus siap menghadapi banyak tantangan dan kesulitan. Kita harus menghadapi semuanya itu dalam kasih. Ketekunan dan kesabaran dalam tugas perutusan menjadi begitu penting. Yesus mengingatkan, barangsiapa bertahan dalam situasi sulit, justru akan selamat. Kuasa Tuhan sendiri akan berkarya untuk mengatasi segala kesulitan.

Doa Malam


Yesus, sadarkanlah aku merasakan penyertaan-Mu dalam setiap langkah hidupku, dalam suka dan duka. Kuatkanlah imanku untuk mensyukuri karya-Mu bahwa Engkau selalu menyelesaikan segala sesuatu yang telah Engkau mulai. Sebab Engkaulah Penyelamat dunia, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy