| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 18 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Rabu, 18 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV

Doa batin adalah ungkapan sederhana tentang misteri doa. Ia memandang Yesus dengan penuh iman, mendengarkan sabda Allah, dan mencintai tanpa banyak kata. Ia mempersatukan kita dengan doa Kristus, sejauh ia mengikutsertakan kita dalam misteri-Nya. --- Katekismus Gereja Katolik #2724

Antifon Pembuka (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Doa Pagi


Ya Allah, dalam Putra-Mu yang merendahkan diri, Engkau mengangkat dunia yang telah jatuh. Semoga kami, umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar kami, yang sudah dibebaskan dari perbudakan dosa, dapat menikmati sukacita abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (10:5-7.13-16)

"Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya?"

Beginilah Tuhan bersabda, "Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi tongkat marah-Ku! Aku akan mengerahkannya melawan bangsa yang murtad. Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murka-Ku. Asyur akan melakukan perampasan dan penjarahan, dan akan menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan. Tetapi Asyur sendiri tidak demikian maksudnya tidak begitu rancangan hatinya. Niat hatinya ialah hendak memunahkan dan melenyapkan banyak bangsa." Sebab Asyur berkata, "Dengan kekuatan tanganku aku telah melakukannya, dengan kebijaksanaanku aku telah melaksanakannya, sebab aku berakal budi. Aku telah meniadakan batas antara bangsa, aku telah merampas persediaan mereka. Dengan perkasa aku telah menurunkan orang-orang yang duduk di atas takhta. Seperti menjangkau sarang burung, tanganku telah menjangkau kepada kekayaan bangsa-bangsa. Dan seperti orang meraup telur-telur yang ditinggalkan induknya, demikianlah aku telah meraup seluruh bumi, dan tidak seekor pun yang menggerakkan sayap, yang mengangakan paruh atau yang menciap-ciap." Maka beginilah firman Tuhan, "Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya? Atau gergaji membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? Seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya. Atau tongkat mengangkat orang yang bukan kayu? Sebab itu Tuhan semesta alam akan membuat orang-orangnya yang tegap menjadi kurus kering, dan segala kekayaannya akan dibakar habis, dengan api yang menyala-nyala.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak akan membuang umat-Nya.
Ayat. (Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15)

1. Umat-Mu, ya Tuhan, mereka remukkan, dan milik pusaka-Mu mereka tindas; janda dan orang-orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bunuh.
2. Mereka berkata, "Tuhan tidak melihatnya, Allah Yakub tidak mengindahkannya." Perhatikanlah, hai orang-orang bodoh di antara rakyat! Hai orang-orang bebal, bilakah kamu memakai akal budimu?
3. Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar! Dia yang membentuk mata, masakan tidak melihat! Dia yang menghajar bangsa-bangsa, masakan tidak akan menghukum! Dialah yang mengajarkan pengetahuan kepada manusia!
4. Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-27)

"Yang Kausembunyikan kepada kaum cerdik pandai, Kaunyatakan kepada orang kecil."

Sekali peristiwa, berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah dise-rahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak serta orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Mensyukuri kelimpahan hidup, rezeki, dan berkat adalah ciri khas manusia beriman. Orang beriman percaya bahwa ada kuasa ajaib yang hebat melampaui kekuatan manusia untuk mengatasinya, yang membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin dan menjadikan indah segala sesuatu pada waktunya. Dialah Allah yang maha pengasih dan pemurah.

Kesadaran iman inilah yang mengalirkan rasa syukur yang mendalam setiap kali berkat tercurah dan rahmat mengalir ke atas dirinya. Juga kesadaran yang sama pula yang membuat orang beriman tenang dalam menghadapi situasi buruk dalam hidupnya. Ia percaya, ada rencana Tuhan yang indah di balik suasana kelam hidupnya. Ia optimis, di balik kabut gelap hidupnya, mentari kasih Tuhan tiada redup bersinar. Inilah semangat hidup seorang beriman yang juga diperlihatkan Yesus sendiri dalam Injil hari ini. Yesus mensyukuri karya Tuhan yang dinyatakan dalam diri orang kecil dan hina. Terlebih Yesus mengajak kita untuk juga bersyukur atas karunia iman yang kita miliki ini. Semangat ”selalu bersyukur” ini hendaknya juga menjadi semangat kita. Sudahkah kita bersyukur hari ini?

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, atas segala yang indah yang Kauberikan kepadaku, terutama karunia untuk mengenal-Mu lebih dalam lagi. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 17 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Selasa, 17 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV

“Orang harus memandang kepada Kristus yang tersalib, harus memandang dengan iman, harapan, kasih, kagum, gembira, pengharapan, pujian dan sorak-sorai” (St. Bonaventura)


Antifon Pembuka (Mzm 48:2-3a)


Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.


Doa Pagi


Allah yang Mahabaik, sabda-Mu hari ini mengajak kami untuk tetap teguh dan percaya akan penyertaan-Mu dalam situasi apa pun. Buatlah kami menjadi saksi-saksi-Mu yang hidup di mana pun kami berada. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Raja Ahas bergetar ketakutan, karena tidak percaya akan kekuatan Tuhan yang dahsyat. Kekuatan itu bisa dengan mudah mengalahkan Rezin, raja Aram; dan Remalya, raja kerajaan Utara. Yesaya membawa sabda Tuhan yang meneguhkan dan membuatnya tenang. Iman pada sabda Allah itu membuahkan keteguhan dan ketenangan. Namun, saat keteguhan iman membutuhkan tantangan, peganglah janji Tuhan ini, “Janganlah takut!”


Bacaan dari Kitab Yesaya (7:1-9)

"Jika kalian tidak percaya, niscaya kalian tidak teguh jaya."


Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu. Namun mereka tidak dapat mengalahkannya. Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud, “Aram telah berkemah di wilayah Efraim.” Maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin. Bersabdalah Tuhan kepada Yesaya, “Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu, dan katakanlah kepadanya, “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang; janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dari Aram dan anak Remalya. Sebab Aram dan Efraim dengan anak Remalya telah merancang yang jahat atasmu, dengan berkata: Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya. Lalu kita mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya. Beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Hal itu tidak akan sampai terjadi, sebab ibukota Aram ialah Damsyik, dan kepala Damsyik ialah Rezin. Ibukota Efraim ialah Samaria, dan kepala Samaria ialah anak Remalya. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah, tidak menjadi bangsa lagi. Jika kalian tidak percaya, niscaya kalian tidak teguh jaya’.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Allah menegakkan kota-Nya untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8)

1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.
3. Lihat, raja-raja datang bersekutu, dan maju serentak menyerang. Demi melihat kota itu, mereka tercengang-cengang, kacau-balau, lalu lari kebingungan.
4. Kegentaran menimpa mereka di sana; mereka mengerang seperti perempuan yang hendak melahirkan. Tak ubahnya seperti angin timur yang menghancurkan kapal-kapal Tarsis.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

Yesus mengecam kota-kota Israel, yaitu Khorazim, Betsaida dan Kapernaum. Sekaligus, memuji pertobatan kota-kota yang dicap kafir, seperti Sidon, Tirus dan Sodom. Sabda Allah memang tajam, seperti pedang bermata dua. Yesus tidak melihat asal atau tempat, tetapi kualitas pribadi orangnya. Kualitas pribadi seseorang diukur dari keterbukaannya untuk bertobat, menyucikan diri.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:20-24)


"Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu."

Sekali peristiwa Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat. Ia berkata, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Karena jka di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.’ Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Maka Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu’.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Yesus mengecam kota-kota di mana Ia melakukan banyak mukjizat. Hal itu terjadi karena mereka tidak terbuka akan kehadiran dan karya Yesus. Kecaman Yesus ini merupakan sebuah tantangan bagi kita. Kita diminta untuk terbuka akan kehadiran Yesus yang menyelamatkan. Keterbukaan itu kita nyatakan dalam perubahan hidup dan pertobatan kita.


Doa Malam


Allah yang Mahakuasa, setiap hari Engkau menghendaki agar aku berani bertobat dan berbalik kepada-Mu. Semoga pertobatan yang aku lakukan menjadikan aku manusia baru dan dapat membuahkan kebaikan dalam hidup bersama. Amin.


RUAH

Kepercayaan dan Ketekunan: Sebuah Kualitas Seorang Utusan Perutusan

Minggu, 15 Juli 2012
Hari Minggu Biasa XV

Pada Hari Minggu Biasa XV, bacaan Injil berkisah tentang Yesus mengutus murid berdua-dua. Berkenaan dengan itu, tema yang akan kita renungkan adalah kepercayaan dan ketekunan menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk menjadi seorang utusan Kristus. Bagaimana tema tersebut mau kita renungakan?

Pertama-tama mari kita merenungkan bahwa, sebagai orang Katolik dipanggil untuk berpartisipasi dalam tugas perutusan Kristus. Dasar panggilan tersebut adalah Sakramen Baptis. Dengan baptis, kita dipersatukan dengan Kristus. Dipersatukan dengan Kristus berarti dipersatukan dengan seluruh hidup, cita-cita dan tugas perutusan-Nya. Tugas perutusan Kristus adalah mewartakan Kerajaan Allah. Yesus memberitakan kabar sukacita kepada banyak orang. Kabar sukacita itu dialami dan dirasakan secara nyata; orang tuli mendengar, orang buta melihat, orang mati dibangkitkan, orang kusta disembuhkan, pendosa diampuni.

Itulah tugas perutusan Yesus. Kemudian Yesus memberikan tugas itu kepada para rasul. Yesus mengutus para rasul untuk mewartakan kabar baik penyelamatan-Nya. Dari akar katanya saja, “rasul” berarti yang diutus. Maka panggilan menjadi rasul adalah panggilan untuk menjadi utusan. Utusan yang mampu membawa banyak orang kepada Allah. Dengan demikian, baik para rasul maupun kita yang dibaptis memiliki panggilan yang sama. Setiap orang yang sudah dibaptis diutus untuk menjadi saksi Kristus.

Oleh karena itu, tugas perutusan yang Yesus berikan kepada para rasul berlaku juga untuk kita semua sebagai pengikut-Nya. Demikian juga, pesan-pesan dalam menjalankan tugas perutusan yang Yesus sampaikan kepada para rasul, juga berlaku untuk kita. Dan pesan itu kalau mau diringkas dalam dua kata adalah: kepercayaan dan ketekunan. Kepercayaan dan ketekunan menjadi sikap dasar yang harus dimiliki oleh seorang utusan. Darimanakah dua sikap itu disimpulkan sebagai pesan Yesus?

Pada waktu Yesus memanggil keduabelas murid dan mengutusnya berdua-dua, Ia memberi mereka kuasa atas roh roh jahat dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan kecuali tongkat, alas kaki dan pakaian yang melekat di tubuh. Sementara bekal-bekal yang lain tidak diperbolehkan. Sungguh sebuah tugas perutusan yang tidak mudah. Hanya seorang yang memiliki kepercayaan besarlah yang mampu menjalankan tugas perutusan ini dengan baik. Kepercayaan bahwa selebihnya adalah Allah yang melengkapi. Keyakinan bahwa setiap kebutuhan yang mereka perlukan akan terpenuhi dalam perjalan waktu.

Nyatanya, kepercayaan itu terjadi dalam diri para murid. Buktinya mereka melaksanakan tugas dengan baik. Mereka pergi memberitakan pertobatan, mengusir banyak setan dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. Kepercayaan teguh menjadikan segala sesuatu yang menurut ukuran dan kalkulasi manusiawi tidak mungkin, menjadi mungkin karena Allah berkarya. Maka seberapa besar karya Allah terjadi dalam perutusan para murid, juga sangat tergantung dari berapa besar kepercayaan dan keyakinan itu mereka bangun. Kepercayaan para murid terbukti kokoh.

Selain itu, dalam pesan dikatakan bahwa para murid boleh membawa tongkat dan memakai alas kaki. Tongkat dan alas kaki merupakan lambang tekad untuk terus maju, untuk terus bertekun dalam menemukan kehendak Allah. mereka tidak boleh menyerah, meskipun harus mengalami penolakan, sambutan yang dingin dalam tugas perutusan mereka. Para murid dalam hal ini juga memiliki ketekunan yang luarbiasa. Bila para murid mampu menjalankan tugas perutusan dengan baik karena memiliki kualitas kepercayaan dan ketekunan, maka kepercayaan dan ketekunan menjadi dua kualitas kunci seorang utusan.

Sekali lagi, sebagai orang-orang yang sudah dibaptis, kita adalah utusan. Diutus untuk menghadirkan kabar sukacita, menjadi berkat bagi keluarga dan bagi sesama. Kita diutus untuk menjadi penyembuh atas banyak hati yang terluka, dengan kasih yang nyata, dengan maaf yang tanpa syarat. Kita diutus untuk berbagi tanpa tendensi untuk dipuji dan dihargai. Tugas perutusan ini sangat membutuhkan kepercayaan dan ketekunan. Mengapa? Karena harus siap dengan penolakan, tidak dihargai, disambut dingin, dianggap sok suci dan sok bersih.

Namun membangun kepercayaan dan ketekunan tersebut tidak mudah. Musuh utamanya adalah ketakutan. Siapa sih yang tidak takut ditolak, disambut dingin? Rasa kemanusiaan kita takut. Siapa sih yang tidak ingin disanjung-puji, dihargai, diperlakukan sebagai orang yang hebat? Rasa kemanusiaan kita inginkan itu semua. Namun ketakutan yang demikian harus disirnakan. Bagaimana menyirnakannya? Dengan menyadari bahwa kita tidak sendirian, Allah bersama kita. Allah memberikan kasih karunia. Kasih karunia itu adalah kuasa atas roh-roh jahat. Kuasa ini juga diberikan kepada para murid. mengapa kuasa atas roh jahat sebagai kasih karunia? Karena ketakutan ketakutan yang menghalangi tugas perutusan berasal dari si jahat yang terus menggunakan kelemahan manusiawi kita untuk gagal dalam melaksanakan tugas perutusan mulia Tuhan.

Sesulit apapun dalam membangun kepercayaan dan ketekunan, tetap ada cara bagi kita. Cara itu sering kita dengar, mudah kita ucapkan tapi tidak mudah dan tidak sering kita praktekkan, yakni doa. Para kudus dalam banyak tulisan, sangat menyetujui bahwa doa adalah cara membangun kepercayaan dan ketekunan, sehingga persahabatan kita dengan Kristus terus terbangun. Dalam doa, mari kita mohon, agar kita sebagai utusan-Nya, memiliki kepercayaan dan ketekunan sebagai kualitas diri.

Tuhan berkati.

Rm. Antonius Purwono, SCJ

Bacaan Harian 16 - 22 Juli 2012

Bacaan Harian 16 - 22 Juli 2012

Senin, 16 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).

Yes 1:11-17; Mzm 50:8-9,16bc-17.21.23; Mat 10:34-11:1
Siap Menderita. Suatu kali sahabat saya pergi berkunjung ke rumah temannya. Ia membawa sekantung jeruk sebagai buah tangan berhubung saat itu masih pekan Imlek. Tak disangka sang ayah mengecek jeruk-jeruk tersebut dan mendapati ada beberapa merk dalam kantung tersebut. Ia menyangka teman saya ini memberikan jeruk sisa, padahal teman saya sangat tulus dan sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Sang ayah akhirnya tidak menyukai dan memarahi dia. Sama seperti bacaan Injil hari ini, (Matius 10:34) “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” Menjadi pengikut Kristus bukan untuk mencari kesenangan dan ketentraman belaka, tapi harus selalu siap mengalami penderitaan dan penolakan.

Selasa, 17 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 7:1-9; Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8; Mat 11:20-24
Menjaga Kepercayaan. Pernahkah kita merasa ditolak oleh orang lain? Bagaimana perasaan kita ketika ditolak oleh orang yang pernah kita bantu atau tolong? Pasti, kita merasa sakit dan kecewa. Dalam Injil ini, Yesus merasakan hal yang serupa ketika banyak kota tidak mau bertobat atau percaya pada-Nya. Padahal Yesus sudah melakukan berbagai mukjizat untuk menolong mereka. Kekecewaan ini membuat Yesus mengecam beberapa kota tersebut. Apakah kita ingin membuat Yesus kecewa karena tidak percaya kepada-Nya? Ataukah kita berani untuk bertobat setelah menyadari kehadiran dan pertolongan Yesus dalam hidup kita ini?

Rabu, 18 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 10:5-7.13-16; Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15; Mat 11:25-27
Mengandalkan Yesus. Pada masa sekarang ini, banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi orang bijak dan pandai. Berbagai kursus dan seminar mereka ikuti demi mencapai kebijaksanaan dan kepandaian. Namun, pada Injil hari ini, Yesus justru bersyukur kepada Bapa karena orang bijak dan pandai tidak dapat mengenal-Nya. Justru, orang-orang kecillah yang mampu mengenali Yesus dan bergantung pada-Nya. Hal ini bukan berarti bahwa Yesus pilih kasih, melainkan orang bijak dan pandai terlalu mengandalkan diri dan kemampuannya sendiri sehingga tidak bisa menyadari karunia Allah yang hadir dalam hidup mereka. Maka, beranikah kita untuk menjadi orang-orang kecil yang bergantung kepada Yesus dan mengandalkan Yesus dalam hidup kita?

Kamis, 19 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 26:7-9.12.16-19; Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21; Mat 11:28-30
Bersama kita bisa. Banyak orang yang melihat Injil hari ini sebagai ayat penghiburan, siapa pun yang letih lesu dan berbeban berat, yang datang kepada Yesus, akan diberi kelegaan. Namun pokok utama sebenarnya bukan soal pembebasan, melainkan bersama-sama. Sama seperti slogan SBY, “Bersama kita bisa!” Kelegaan dapat dialami ketika kita mau belajar dari Yesus bagaimana cara memikul kuk kita masing-masing. Sama halnya seperti ujian matematika, ketika kita sudah mengetahui rumus-rumus yang dibutuhkan, maka soal sepanjang apapun tidak terasa sulit. Kuk akan terasa ringan ketika kita tahu bagaimana cara memikulnya dengan belajar dari Dia yang lemah lembut dan rendah hati. Sudah siap memikul kuk kita masing-masing?

Jumat, 20 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 38:1-6.21-22.7-8; MT Yes.38:10.11.12abcd.16; Mat 12:1-8
Bersikap Bijaksana. Banyak orang yang hanya terikat dan terpaku pada aturan belaka tanpa melihat ada pengecualian-pengecualian lain di samping itu. Contohnya seperti orang-orang Farisi yang menegur Yesus karena para murid sedang memetik bulir gandum di hari Sabat, di mana menurut hukum pada masa itu setiap orang di hari Sabat tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apapun. Bagaimana mungkin melarang orang yang sedang berusaha mencari makan di saat lapar meski saat itu adalah hari Sabat. Peristiwa ini mengingatkan kita untuk bersikap bijaksana dalam melihat peraturan. Bukan berarti kita harus melanggarnya, tapi bersikap toleran dan cermat dalam melaksanakannya. Peraturan dibuat untuk membantu kehidupan manusia dan demi kebaikan manusia itu sendiri, tetapi ada nilai-nilai lain yang lebih tinggi daripada sekedar taat pada peraturan. Di sinilah kita harus bijaksana dalam melihatnya.

Sabtu, 21 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Mi 2:1-5; Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14; Mat 12:14-21
Bersikap Dewasa. Seringkali banyak dari antara kita yang suka terjebak dalam emosi-emosi yang muncul dalam diri kita ketika menghadapi sebuah situasi atau persoalan tertentu. Yesus mengajarkan kita untuk bersikap dewasa, bukan terjebak dalam situasi tersebut tetapi mencari jalan keluar yang terbaik. Ketika Yesus mengetahui niat jahat orang-orang Farisi untuk membunuh diri-Nya, Yesus tidak merasa takut, cemas atau bahkan malah menantang mereka. Tetapi Ia memutuskan untuk menyingkir karena ada tugas penting yang harus dia lakukan daripada terjebak dalam situasi itu. Siapkah kita untuk bersikap dewasa?

Minggu, 22 Juli 2012 : Hari Minggu Biasa XVI (H).
Yer 23:1-6; Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ef 2:13-18; Mrk 6:30-34
Istirahat itu penting. Ciri khas umat yang berada di kota besar adalah SIBUK. Rasanya waktu selalu saja kurang karena banyaknya jadwal dan aktivitas pada setiap harinya. Tak jarang waktu istirahat pun akhirnya dikorbankan untuk melakukan kegiatan yang lain. Di sini Yesus mengingatkan kita untuk tidak lupa beristirahat yang cukup karena kesehatan merupakan perkara yang penting, sama seperti Ia mengingatkan para murid untuk beristirahat setelah mereka melayani orang-orang. Bagaimana kita dapat mewartakan kebenaran apabila badan kita sendiri tidak sehat? Jadi, istirahatlah yang cukup sehingga kita selalu sehat dan siap untuk mewartakan Kerajaan Allah dan melayani sesama.

Renungan oleh: Y.L. Indra Kurniawan/Warta Regina Caeli

Senin, 16 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Senin, 16 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV


Ketaatan adalah satu-satunya keutamaan yang menanamkan segala keutamaan-keutamaan lain. (St. Ignatius dari Loyola)

Antifon Pembuka (Yes 1:16b.17)

Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam. Belalah hak anak yatim, perjuangkanlah perkara para janda.

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu
kepada kami. Kami mohon, semoga pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam rangka menanggapi kedatangan Putra-Mu itu, tidak menghancurkan kami tetapi justru semakin menguji kemurnian dan kesungguhan iman kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (1:11-17)

"Bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku."

Dengarkanlah sabda Tuhan, hai para pemimpin Sodom, "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak? Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Ayat. (Mzm
50:8-9.16bc-17.21.23; R:23b)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itukah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:34 - 11:1)

"Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku."


Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya." Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Mat 10:34 mengatakanJangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.Bagaimana kita mengartikan ayat ini? Apakah dengan ini Yesus mengajarkan kekerasan? Mari kita menganalisanya bersama-sama:
  1. Yesus tidak pernah mengajarkan kekerasan. Di dalam keseluruhan Alkitab, dari nubuat di Perjanjian Lama dan juga di dalam Perjanjian baru, Sang Mesias yang terpenuhi dalam diri Yesus tidak pernah mengajarkan kekerasan, namun kasih. Kasih inilah yang membawa-Nya kepada kematian-Nya di kayu salib. Kematian-Nya di kayu Salib untuk menebus dosa manusia adalah bukti yang nyata bahwa Yesus datang ke dunia bukan untuk menghakimi, namun untuk menyelamatkan manusia (Yoh 3:17; Yoh 12:47). Ketika Petrus memotong telinga dengan pedangnya pada waktu serdadu hendak menangkap Yesus, maka Yesus yang sama mengatakan kepada Petrus “Masukkan pedang itu kembali kepada sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirimkan lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu aku?” (Mat 26:52-53)
  2. Perkataan pedang dari Mat 10:34 mengingatkan kita akan Ibr 4:12 yang mengatakan “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” Jadi pedang di Mat 10:34 bukan merujuk kepada kekerasan, namun ingin mengatakan bahwa doktrin atau ajaran Kristus seringkali tidak dapat diterima oleh banyak orang, seperti pengajaran tentang Salib. Rasul Paulus mengatakan bahwa dia memberitakan Kristus yang disalibkan, yang bagi orang Yahudi merupakan batu sandungan dan bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan (1 Kor 1:23).
    • Berapa banyak orang yang tidak dapat menerima bahwa Yesus adalah Immanuel, Allah yang beserta kita?
    • Atau berapa banyak orang yang mengalami kesulitan karena ingin menerapkan prinsip-prinsip ajaran Kristus di tempat kita bekerja, di masyarakat?
    • Berapa banyak orang yang dianggap sok suci, kalau dia berusaha untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan?
    • Berapa banyak para pastor dan suster yang menyalibkan kedagingan mereka untuk mengikuti jejak Kristus secara lebih sempurna? Dan sering orang menganggap bahwa ini adalah suatu kebodohan tanpa menyadari bahwa dengan melakukan hal itu para pastor dan suster telah memilih bagian yang terbaik.
  3. Jadi Yesus datang ke dunia ini bukan dengan pedang di tangan yang dapat menoreh daging, namun Dia datang ke dunia ini, dengan kasih yang dapat menoreh hati manusia, sehingga manusia dapat bertobat dan memperoleh keselamatan.
  4. Akhirnya, kita harus belajar dari Kristus, bahwa memang kadang kita harus berdiri teguh, namun dengan penuh kasih untuk mewartakan kebenaran, walaupun tentu saja mempunyai resiko. Namun diperlukan suatu sikap yang bijak untuk mewartakan kebenaran. Cara yang paling efektif adalah mewartakan kebenaran dengan kehidupan kita yang memancarkan kasih Kristus, atau dengan hidup kudus.
Berikut ini adalah penjelasan ayat Mat 10:34-36, yang saya peroleh dari A Catholic Commentary on Holy Scripture, ed. Dom Orchard:
Mat 10:34, “Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai….”


Maksudnya di sini adalah, ketidaksetujuan/perlawanan dan perang, agar kedamaian semu dari para pendosa dapat dikalahkan, dan mereka yang mengikuti Dia, akan menjadi berbeda dalam hal moral dan kesukaan dari para pengikut dunia. Pedang ini adalah Injil, yang memisahkan orang tua yang tetap tidak percaya- dari anaknya (Menochius) — Harus diamati bahwa Injil tidak dengan sendirinya menghasilkan pertikaian di antara umat manusia, tetapi yang dinubuatkan oleh Kristus adalah, karena penyimpangan di dalam hati manusia, maka pertikaian- pertikaian akan terjadi yang mengikuti pewartaan Injil. Namun demikian, yang dapat dipersalahkan bukannya Injil itu sendiri, sebab mereka yang menerimanya, setelah pertobatannya akan berusaha sedapat mungkin untuk menjaga perdamaian dengan semua orang, bahkan dengan para penganiaya mereka; sedangkan mereka yang menolak Injil, akan melupakan ikatan persaudaraan, dan menganiaya bahkan sampai mati, para pengikut Kristus (Haydock).


Memang sebelum Kristus datang ke dunia pertikaian ‘pedang’ semacam ini belum ada; yaitu roh tidak harus berperang dengan keras melawan daging; tetapi ketika Yesus menjadi manusia, Ia menunjukkan kepada kita apakah yang merupakan keinginan daging, dan apakah yang merupakan buah- buah roh, dan Ia mengajarkan untuk menempatkan kedua hal ini dalam pertentangan, yaitu agar kita selalu membuang keinginan daging yang selalu berusaha menguasai kita, dan agar kita mengikuti keinginan roh. (Origen)


Mat 10:35, “Aku datang untuk memisahkan….”


Kedatangan Kristus dan pengajarannya dapat mengakibatkan hal ini, dengan alasan bahwa akan ada banyak orang yang berkeras tidak ingin menerimanya dan kemudian menganiaya mereka yang memilih untuk mengikuti Dia. Maka, tidak berarti bahwa Kristus datang untuk tujuan ini yaitu untuk memisahkan ayah dengan anak dan seterusnya. (Challoner) Sebaliknya, Kitab Suci mengajarkan kita agar kita mengasihi setiap orang tanpa kecuali, terutama kerabat kita sendiri, tetapi perkataan di atas adalah untuk menunjukkan apa yang terjadi di dalam keluarga yang sama, ketika beberapa di antara mereka menjadi Kristen. Kita menjumpai hal- hal ini benar- benar terjadi dalam kehidupan- kehidupan orang- orang kudus. (Witham)— Mereka yang ingin menikmati damai surgawi, harus tidak menyatukan dirinya dengan pencinta keinginan dunia. (Baradius)


Ingrid Listiati / Stefanus Tay - www.katolisitas.org
http://katolisitas.org/6186/tentang-mat-1034-36
http://katolisitas.org/1986/yesus-mengajarkan-kekerasan-mt-1034


Doa Malam

Tuhan Yesus Kristus, kami berterima bersyukur dan kasih atas hukum-hukum-Mu. Sebab sesungguhnya, hukum-hukum yang Engkau berikan kepada manusia, dapat menolong dan menuntun kami kepada kebaikan dan keselamatan. Kami mohon ampun karena kami sering melanggar hukum-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

MINGGU, 15 JULI 2012 – MINGGU BIASA XV/B

Minggu, 15 Juli 2012
Hari Minggu Biasa XV

Pada hari Minggu dan hari-hari pesta wajib lainnya orang beriman berkewajiban untuk ambil bagian dalam Misa --- Kitab Hukum Kanonik, kan. 1247

Antifon Pembuka (Mzm 17:15)


Dalam kebenaran, aku akan memandang wajah-Mu, dan aku akan puasa waktu menyaksikan kemuliaan-Mu.


Doa Pagi


Allah Bapa kami maha pengasih dan penyayang, dalam diri Yesus Putra-Mu Engkau memilih kami menjadi putera dan puteri rahmat dan saksi-saksi kabar gembira. Berilah kami kekuatan dan ketabahan hati, agar dapat menunaikan tugas kami dengan setia dan gembira, penuh cinta kasih dan tanpa pamrih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Nubuat Amos (7:12-15)


"Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku."

Sekali peristiwa, berkatalah Amazia, imam di Betel, kepada Amos, "Hai pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah di sana makananmu, dan bernubuatlah juga di sana! Tetapi jangan lagi bernubuat di Betel, sebab Betel adalah tempat kudus raja dan bait suci kerajaan." Jawab Amos kepada Amazia, "Aku ini bukan nabi, dan tidak termasuk golongan para nabi, melainkan hanya seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. Tetapi Tuhanlah yang mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba; Tuhan berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel."

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = cis, 4/4, PS 815

Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 85:9ab+10.11-12.13-14)

1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang yang bertakwa dan kemuliaan diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (Ef 1:3-14)


"Di dalam Kristus Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan."

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya. Dengan kasih, Allah telah menentukan kita menjadi anak-Nya oleh perantaraan Yesus Kristus sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya. Sebab dalam Kristus dan oleh darah-Nya, kita peroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang Ia limpahkan kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi, di dalam Kristus sebagai Kepala. Aku katakan "di dalam Kristus" karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan-keputusan kehendak-Nya; kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, ditentukan menjadi puji-pujian kemuliaan-Nya. Di dalam Dia, kamu pun telah mendengar Firman kebenaran, yaitu Injil keselamatan; dan setelah percaya akan Injil itu, kamu pun dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Dan, Roh Kudus ini adalah jaminan bahwa kita akan memperoleh seluruh warisan, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil,
do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat (Ef 1:17-18)
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi kita agar kita mengenal harapan panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)


"Yesus mengutus murid-murid-Nya."

Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal, dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki, tetapi tidak boleh memakai dua baju. Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu, "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Doa Malam

Tuhan Yesus, kami mendapatkan peneguhann-Mu hari ini, bahwa kami Engkau mengutus untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan-setan. Tolonglah kami, kuatkanlah, lindungilah istirahat malam ini, ya Yesus. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Homili


MINGGU, 15 JULI 2012 – MINGGU BIASA XV/B
Am 7:12-15; Ef 3-10; Mrk 6:3-13

Hari-hari ini, banyak media massa, baik cetak maupun elektronik, memberitakan tentang pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang mengusung 6 pasang calon. Keenam tersebut sebelumnya telah mendaftarkan ke KPU Provinsi DKI (13-19 Maret 2012), kemudian berkampanye (24 Juni – 7 Juli 2012), sampai akhirnya diadakan pungutan suara tanggal 11 Juli kemarin. Proses ini menunjukkan bahwa keenam calon gubernur dan wakil gubernur yang jumlahnya menjadi 12 orang ini – kebetulan sama dengan jumlah 12 rasul – memang menghendaki jabatan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang dengan sadar ingin dipilih menjadi pemimpin masyarakat.

Bacaan-bacaan hari ini juga memberitakan hal yang sama, yaitu mengenai Amos yang dipilih menjadi nabi (bac.I), kita yang dipilih menjadi kudus dan tak bercela (bac.II), dan 12 orang yang dipilih menjadi murid Yesus (Injil). Namun, kisah pemilihan dalam bacaan-bacaan ini amat berbeda dengan kisah pemilihan para calon gubernur DKI. Pemilihan untuk menjadi nabi dan rasul sama sekali tidak didasarkan pada kehendak yang dipilih tetapi melulu berdasar pada kehendak Tuhan yang memilih. Inilah panggilan.

Amos menjadi nabi bukan atas kehendaknya sendiri tetapi karena ia diambil oleh Allah. “Tuhanlah yang mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba. Tuhanlah yang berfirman kepadaku, ‘Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel’” (Am 7:15). Demikian pula, keduabelas murid. Mereka dipilih menjadi rasul, bukan karena mereka mencalonkan diri tetapi Yesuslah yang memanggil mereka. “Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua” (Mrk 6:7). Dalam bacaan II, hal ini semakin ditegaskan oleh St. Paulus, bahwa Tuhanlah yang memilih kita sebelum dunia dijadikan. “Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan supaya kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya” (Ef 1:4).

Bertolak dari bacaan-bacaan ini, marilah kita memaknai panggilan dan perutusan kita sebagai pengikut dan murid-murid Kristus. Pertama, kita menjadi pengikut Kristus karena Tuhanlah yang menghendaki, memanggil, dan memilih kita. Demikian pula, kalau saat ini atau kelak kita dipanggil dan diutus menjadi imam, bruder, suster; menjadi bapak atau ibu; menjadi pelayan tertentu dalam Gereja, misalnya fungsionaris Dewan Paroki, Pengurus Lingkungan, Prodiakon, dll; itu semua juga karena kehendak Tuhan. Oleh karena itu, segala macam ambisi atau kehendak pribadi untuk aneka macam jabatan dalam Gereja, sudah semestinya dihindari.

Kedua, kesadaran bahwa segala macam jabatan dalam Gereja bahkan juga dalam masyarakat itu merupakan panggilan dari Tuhan akan membantu kita untuk membebaskan diri dari segala macam kepentingan pribadi. Karena Tuhan yang memanggil dan menempatkan kita pada posisi tertentu serta mengutus kita untuk suatu tugas dan tagung jawab tertentu, maka kita menjalankannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang hendaknya kita utamakan dalam pelaksanaan tugas perutusan itu adalah pelayanan kepada sesama demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan orang-orang yang kita layani.

Ketiga, karena Tuhan yang memanggil dan mengutus kita, maka kita harus mengandalkan Tuhan. Sebab, kalau Tuhan memanggil dan memilih kita, itu berarti Dia bertanggungjawab menjamin hidup dan pelaksanaan tugas perutusan kita, seperti yang dialami para rasul. Sebelum diutus, mereka diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat (Mrk 6:7b). Mereka juga dilarang membawa bekal atau uang supaya mereka sungguh mengandalkan Tuhan dan segera kembali lagi kepada-Nya (Mrk 6:30). Kalau mereka membawa bekal, mereka bisa berlama-lama, malahan bisa lupa untuk kembali. Maka, penting bagi kita untuk setiap kali kembali kepada Tuhan untuk mempertanggungjawabkan tugas perutusan kita sekaligus mohon berkat bagi tugas perutusan selanjutnya. Doa merupakan kesempatan bagi kita untuk kembali kepada Tuhan setelah kita menjalankan tugas perutusan kita.

Keempat, seperti para murid yang diutus untuk memberitakan bahwa orang harus bertobat dan untuk mengusir roh-roh jahat serta menyembuhkan orang-orang sakit (Mrk 6:13), kita pun diutus untuk hal yang sama. Apa pun jabatan kita, di mana pun posisi kita, dan apa pun tugas perutusan atau pekerjaan kita, kita harus mewartakan pertobatan dan mengusir segala macam kejahatan yang ada di sekitar kita. Yang diusir bukan orang jahatnya tetapi perbuatan jahatnya, dengan harapan supaya mereka bertobat, disembuhkan dan akhirnya menjadi orang baik.

Keempat pemaknaan mengenai panggilan dan perutusan kita sebagai murid-murid Kristus di atas, akan membantu kita untuk hidup kudus dan tak bercela di hadapan Allah (Ef1:4). Inilah panggilan setiap orang, sebagaimana ditegaskan dan dihayati oleh St. Paulus. Melalui hidup dan tugas perutusan yang kita maknai dan kita hayati demikian, kita juga memuji dan memuliakan Tuhan yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga (Ef 1:3). Kita telah menerima berkat melimpah dari Tuhan, maka marilah kita bagikan berkat itu dengan menghayati tugas perutusan kita sebaik-baiknya.

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr



Last edited by rich; July 13rd, 2012 at 16:09 PM.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy