| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 21 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Sabtu, 21 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV

“Menyerahkan diri kepadaku berarti membiarkan dirimu dibimbing olehku. Itu berarti memercayakan dirimu kepadaku, seperti seorang anak yang membiarkan diri dituntun oleh ibunya” (Our lady, 21 Juli 1973)


Antifon Pembuka (Mat 12:18)


Inilah hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi. Roh-Ku akan Kucurahkan kepada Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian bangsa.


Doa Pagi


Allah yang kekal dan kuasa, sering kami jatuh dalam hal-hal yang jahat dan dosa yang sama. Insafkanlah kami ya Allah, agar kami tidak dicampakkan ke dalam kegelapan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Penyalahgunaan kekuasaan adalah kejahatan. Waktu tidur adalah saat istirahat, bukan untuk merencanakan kejahatan, untuk dilakukan pada pagi harinya. Kekuasaan yang dimilikinya bukan dipandang sebagai amanah, melainkan sebagai kesempatan untuk menindas orang-orang yang tak berdaya. Nah, Allah memiliki banyak alasan untuk mendatangkan malapetaka kepada penguasa seperti itu.


Bacaan dari Nubuat Mikha (2:1-5)


"Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai putri Sion."

Celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan merencanakan kejahatan di tempat tidurnya! Pada waktu fajar mereka melakukannya, sebab hal itu ada dalam kekuasaannya. Bila menginginkan ladang, mereka merampasnya; bila menginginkan rumah, mereka menyerobotnya. Mereka menindas orang bersama isi rumahnya dan manusia bersama milik warisannya. Sebab itu beginilah sabda Tuhan, “Sungguh Aku merancang malapetaka terhadap kaum ini. Dan kalian takkan dapat menghindarkan lehermu dari padanya. Kalian takkan dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu adalah waktu yang mencelakakan. Pada hari itu orang akan melontarkan sindiran tentang kalian dan akan memperdengarkan suatu ratapan. Mereka akan berkata, “Kita telah dihancurluluhkan! Bagian warisan bangsaku telah diukur dengan tali, dan tak ada orang yang mengembalikannya. Ladang-ladang kita dibagikan kepada orang-orang yang menawan kita.” Sebab itu tidak akan ada bagimu orang yang melontarkan tali dengan undian di dalam jemaah Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan orang yang tertindas.
Ayat. (Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14)

1. Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh ya Tuhan, dan menyembunyikan diri-Mu di kala aku kesesakan? Karena congkak, orang fasik giat memburu orang yang tertindas, mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
2. Orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, orang tamak mengutuk dan menista Tuhan. Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas, “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!” itulah seluruh pikirannya.
3. Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan. Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah.
4. Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong.

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, kanon, PS 960

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Tokoh yang diramalkan Yesaya terpenuhi dalam diri Yesus. Ia akan membawakan hukum yang sesungguhnya, yakni hukum tempat semua hukum bergantung. Hukum itulah yang sering disebut hukum emas, yaitu hukum cinta kasih. Cinta kasih tidak akan memadamkan nyala semangat orang yang lemah, tetapi justru meneguhkannya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:14-21)

"Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan."


Sekali peristiwa orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Tetapi Yesus tahu maksud mereka, lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Dia, dan Ia menyembuhkan mereka semua. Dengan keras Ia melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Lihatlah, itu hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepadanya jiwa-Ku berkenan. Roh-Ku akan Kucurahkan atas Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak, suara-Nya tidak terdengar di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Kepada-Nyalah semua bangsa akan berharap.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Orang-orang Farisi berencana untuk membunuh-Nya, walau Yesus telah berbuat baik bagi banyak orang. Itulah sebabnya Ia menyingkir dari hadapan publik. Namun Yesus tidak bisa menyembunyikan diri. Banyak orang tetap mengikuti-Nya dan Ia masih saja terus berbuat bagi mereka semuanya. Sebagai pengikut Yesus, kita tidak pernah luput dari kesulitan, walau mungkin kita sudah banyak melakukan kebaikan. Kita diminta untuk tetap bertekun dan bersabar dalam memberikan kesaksian tentang cinta Tuhan.


Doa Malam


Allah Bapa yang Mahabaik, perbuatan Yesus yang baik sering dianggap sebagai ancaman oleh orang Farisi. Mampukanlah kami untuk berpandangan luas sehingga dapat membantu mereka yang lemah dan membangkitkan semangat bagi yang sedang dalam kesulitan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

Jumat, 20 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Jumat, 20 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV

Orang yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya. --- Keb 3:9

Antifon Pembuka (Hos 6:6)

Aku menyukai kasih setia dan bukan kurban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban sembelihan.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa, melalui nabi Yesaya Engkau menyatakan diri sebagai Allah yang sangat menyayangi kehidupan. Semoga dalam hidup ini kami berani mempercayakan ke dalam tangan-Mu seluruh harapan dan masa depan hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (38:1-6.21-22; 7-8)

"Aku telah mendengar doamu dan melihat air matamu."

Pada waktu itu Hizkia , raja Yehuda, jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah Nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah sabda Tuhan, "Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan. Ia berkata, "Ya Tuhan, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di hadapan-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Maka bersabdalah Tuhan kepada Yesaya, "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia, 'Beginilah sabda Tuhan, Allah Daud, leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sungguh, Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, dan Aku akan melepaskan dikau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan melindungi kota ini." Kemudian berkatalah Yesaya, "Hendaknya diambil sebuah kue dari buah ara dan ditaruh di atas barah itu, maka raja akan sembuh." Sebelum itu Hizkia telah berkata, "Apakah yang akan menjadi tanda, bahwa aku akan pergi ke rumah Tuhan?" Jawab Yesaya, "Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari Tuhan, bahwa Tuhan akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya, 'Sungguh, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak dari yang telah dijalaninya'." Maka pada penunjuk matahari itu mundurlah matahari sepuluh tapak ke belakang dari jarak yang telah dijalaninya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau telah menyelamatkan hidupku.

Ayat. (Yes 38:10.11.12abcd.16)
1. Aku berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku.
2. Aku berkata: Aku tidak akan melihat Tuhan lagi di negeri orang-orang yang hidup; aku tidak lagi akan melihat seorang pun di antara penduduk dunia.
3. Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku; Tuhan memutus nyawaku dari benang hidup.
4. Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Dikau: Tenangkanlah batinku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya

Ayat. (Yoh 10:27) 2/4
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal aku.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:1-8)

"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di lading gandum. Karena lapar murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Tetapi Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar? Ia masuk ke dalam bait Allah, dan mereka semua makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam. Atau tidakkah kalian baca dalam Kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah. Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, ‘Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan’, tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.

U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Bacaan Injil hari ini memperlihatkan sikap Yesus dan orang Farisi berhadapan dengan aturan hukum Sabat yang berlaku wajib untuk semua orang. Orang Farisi memandang hukum sebagai sesuatu yang statis, sehingga penghayatannya pun menjadi kaku. Selama aturan hukum itu belum dicabut menurut prosedur hukum yang berlaku, maka walaupun isinya jahat atau betapapun isinya sudah bertentangan dengan kewajaran hidup manusia, tetap berlaku sebagai hukum dan wajib ditaati. Yang melanggar akan mendapat sanksi hukum.

Cara memandang hukum dan peraturan seperti inilah yang mau dilawan oleh Yesus, bahwa hukum itu tidak statis, tetapi dinamis. Hukum itu bukan bagian dari lembaga, entah itu negara atau institusi agama, tetapi bagian dari hidup manusia dan karena hidup manusia itu dinamis maka hukum juga dinamis. ”Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,” tegas Yesus (Mrk. 2:27). Yesus memiliki cara pandang hukum yang progresif dan dinamis, bahwa hukum adalah untuk manusia. Keyakinan seperti ini tidak melihat hukum sebagai sesuatu yang sentral dalam berhukum, melainkan manusialah yang berada di titik pusat perputaran hukum. Hukum itu berputar di sekitar manusia sebagai pusatnya dan manusia tidak pernah boleh menjadi tawanan hukum. Selain itu, Yesus juga hendak menegaskan bahwa hukum itu harus adil. Kalau hukum sudah tidak adil—yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan— maka itu sudah bukan hukum. ”... tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah” (Mat. 12:7).

Sebagai pengikut Kristus, mari kita menggunakan cara pandang Yesus dalam memandang hukum dan berani bersikap seperti Yesus ketika berhadapan dengan ketidakadilan dan kesesatan, atau hal apa saja yang melecehkan kemanusiaan atas nama penghayatan hukum yang salah.

Tuhan Yesus, bukalah hati dan pikiran semua orang yang terlibat dalam dunia hukum, agar seperti Engkau, menghayati hukum yang manusiawi dan adil. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 19 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Kamis, 19 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV

“Satu kekeliruan yang tersebar luas dewasa ini terletak dalam hal ini, bahwa orang melupakan hukum solidaritas dan kasih antar manusia” (Paus Pius XII)


Antifon Pembuka (Yes 26:7.9)


Ya Tuhan, Engkau merintis jalan lurus bagi orang benar. Dengan segenap hati aku merindukan Dikau waktu malam, dengan sepenuh hati pula aku mencari Engkau waktu pagi.


Doa Pagi


Allah Bapa yang mahabaik, betapa engkau mengasihi kami lebih dari segalanya. Ketika kami dalam kesulitan, Engkau mengundang kami datang kepada-Mu untuk menyerahkan semuanya pada-Mu. Engkau berjanji akan memberikan kelegaan bagi kami. Semoga kami dapat mengalami pemeliharaan-Mu yang besar dalam segala usaha kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Penghakiman membuat seseorang belajar apa yang benar. Tuhan menghajar, tetapi juga menyembuhkan. Amarah-Nya tidak terus menerus menyala. Jika penduduk bumi sudah sulit melahirkan yang benar, maka mayat-mayat akan bangkit. Yang diwartakan Yesaya adalah kebenaran yang tak mungkin mati, walau banyak orang mengkhianati.


Bacaan dari Kitab Yesaya (26:7-9.12.16-19)


"Hai kalian yang sudah dikubur dalam tanah, bangkitlah dan bersorak-sorailah."

Pada suatu waktu kidung berikut akan dinyanyikan di tanah Yehuda, “Ya Tuhan, Engkau merintis jalan lurus bagi orang benar. Kami juga menanti-nantikan saat Engkau menjalankan penghakiman. Kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau. Dengan segenap jiwa aku merindukan Dikau pada waktu malam, dan dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi. Sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar. Ya Tuhan, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami. Ya Tuhan, dalam kesesakan mereka mencari Engkau. Ketika hajaran-Mu menimpa mereka, mereka mengeluh dalam doa. Seperti wanita yang mengandung dan sudah dekat waktunya melahirkan, menggeliat sakit dan mengerang karena sakit beranak, demikianlah tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya Tuhan. Kami mengandung, kami menggeliat sakit, tetapi seakan-akan hanya melahirkan angin. Kami tidak dapat mengadakan keselamatan di bumi, dan tiada lahir penduduk dunia. Ya Tuhan, orang-orang-Mu yang telah mati akan hidup kembali, mayat-mayat mereka akan bangkit lagi. Hai kalian yang sudah dikubur dalam tanah, bangkit dan bersorak-sorailah! Sebab embun Tuhan ialah embun terang dan bumi akan melahirkan arwah kembali.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Tuhan memandang ke bumi dari surga.
Ayat. (Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21)

1. Engkau, ya Tuhan, bersemayam untuk selama-lamanya, dan nama-Mu lestari turun temurun. Engkau sendiri akan bangun, akan menyayangi Sion, sebab sudah waktunya untuk mengasihaninya. Sebab hamba-hamba-Mu sayang kepada batu-batunya, dan merasa kasihan akan debunya.
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu, bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus. Tuhan memandang dari surga ke bumi, untuk mendengarkan keluhan orang tahanan, dan membebaskan orang-orang yang ditentukan harus mati.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.

Janji Tuhan Yesus hari ini sungguh melegakan. Ternyata Allah sungguh-sungguh concern terhadap umat yang merasa letih lesu. Syaratnya: Mau datang dengan sikap lemah lembut dan rendah hati!


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:28-30)


"Aku ini lemah lembut dan rendah hati."

Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, “Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus mengundang kita yang letih lesu dan berbeban berat kepada-Nya. Kita yang letih karena tindihan dosa dan yang berbeban berat karena kesombongan, akan mendapatkan kelegaan dari Yesus sendiri. Kita diminta untuk datang dan belajar pada-Nya. Mengapa? Karena Yesus itu lemah lembut dan rendah hati. Apalagi kuk-Nya enak dan beban-Nya ringan. Sanggupkah kita datang kepada-Nya?


Doa Malam


Yesus yang lemah lembut dan rendah hati, sabda-Mu mengajak aku untuk selalu dekat dan datang kepada-Mu sehingga mampu bersaksi lewat karya yang Kaupercayakan kepadaku. Jauhkanlah sikap serakah dan tamak dari hatiku sehingga tumbuhlah hati yang lembut dan tahu batas. Amin.



RUAH

Rabu, 18 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Rabu, 18 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV

Doa batin adalah ungkapan sederhana tentang misteri doa. Ia memandang Yesus dengan penuh iman, mendengarkan sabda Allah, dan mencintai tanpa banyak kata. Ia mempersatukan kita dengan doa Kristus, sejauh ia mengikutsertakan kita dalam misteri-Nya. --- Katekismus Gereja Katolik #2724

Antifon Pembuka (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Doa Pagi


Ya Allah, dalam Putra-Mu yang merendahkan diri, Engkau mengangkat dunia yang telah jatuh. Semoga kami, umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar kami, yang sudah dibebaskan dari perbudakan dosa, dapat menikmati sukacita abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (10:5-7.13-16)

"Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya?"

Beginilah Tuhan bersabda, "Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi tongkat marah-Ku! Aku akan mengerahkannya melawan bangsa yang murtad. Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murka-Ku. Asyur akan melakukan perampasan dan penjarahan, dan akan menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan. Tetapi Asyur sendiri tidak demikian maksudnya tidak begitu rancangan hatinya. Niat hatinya ialah hendak memunahkan dan melenyapkan banyak bangsa." Sebab Asyur berkata, "Dengan kekuatan tanganku aku telah melakukannya, dengan kebijaksanaanku aku telah melaksanakannya, sebab aku berakal budi. Aku telah meniadakan batas antara bangsa, aku telah merampas persediaan mereka. Dengan perkasa aku telah menurunkan orang-orang yang duduk di atas takhta. Seperti menjangkau sarang burung, tanganku telah menjangkau kepada kekayaan bangsa-bangsa. Dan seperti orang meraup telur-telur yang ditinggalkan induknya, demikianlah aku telah meraup seluruh bumi, dan tidak seekor pun yang menggerakkan sayap, yang mengangakan paruh atau yang menciap-ciap." Maka beginilah firman Tuhan, "Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya? Atau gergaji membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? Seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya. Atau tongkat mengangkat orang yang bukan kayu? Sebab itu Tuhan semesta alam akan membuat orang-orangnya yang tegap menjadi kurus kering, dan segala kekayaannya akan dibakar habis, dengan api yang menyala-nyala.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak akan membuang umat-Nya.
Ayat. (Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15)

1. Umat-Mu, ya Tuhan, mereka remukkan, dan milik pusaka-Mu mereka tindas; janda dan orang-orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bunuh.
2. Mereka berkata, "Tuhan tidak melihatnya, Allah Yakub tidak mengindahkannya." Perhatikanlah, hai orang-orang bodoh di antara rakyat! Hai orang-orang bebal, bilakah kamu memakai akal budimu?
3. Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar! Dia yang membentuk mata, masakan tidak melihat! Dia yang menghajar bangsa-bangsa, masakan tidak akan menghukum! Dialah yang mengajarkan pengetahuan kepada manusia!
4. Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-27)

"Yang Kausembunyikan kepada kaum cerdik pandai, Kaunyatakan kepada orang kecil."

Sekali peristiwa, berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah dise-rahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak serta orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Mensyukuri kelimpahan hidup, rezeki, dan berkat adalah ciri khas manusia beriman. Orang beriman percaya bahwa ada kuasa ajaib yang hebat melampaui kekuatan manusia untuk mengatasinya, yang membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin dan menjadikan indah segala sesuatu pada waktunya. Dialah Allah yang maha pengasih dan pemurah.

Kesadaran iman inilah yang mengalirkan rasa syukur yang mendalam setiap kali berkat tercurah dan rahmat mengalir ke atas dirinya. Juga kesadaran yang sama pula yang membuat orang beriman tenang dalam menghadapi situasi buruk dalam hidupnya. Ia percaya, ada rencana Tuhan yang indah di balik suasana kelam hidupnya. Ia optimis, di balik kabut gelap hidupnya, mentari kasih Tuhan tiada redup bersinar. Inilah semangat hidup seorang beriman yang juga diperlihatkan Yesus sendiri dalam Injil hari ini. Yesus mensyukuri karya Tuhan yang dinyatakan dalam diri orang kecil dan hina. Terlebih Yesus mengajak kita untuk juga bersyukur atas karunia iman yang kita miliki ini. Semangat ”selalu bersyukur” ini hendaknya juga menjadi semangat kita. Sudahkah kita bersyukur hari ini?

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, atas segala yang indah yang Kauberikan kepadaku, terutama karunia untuk mengenal-Mu lebih dalam lagi. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 17 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Selasa, 17 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV

“Orang harus memandang kepada Kristus yang tersalib, harus memandang dengan iman, harapan, kasih, kagum, gembira, pengharapan, pujian dan sorak-sorai” (St. Bonaventura)


Antifon Pembuka (Mzm 48:2-3a)


Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.


Doa Pagi


Allah yang Mahabaik, sabda-Mu hari ini mengajak kami untuk tetap teguh dan percaya akan penyertaan-Mu dalam situasi apa pun. Buatlah kami menjadi saksi-saksi-Mu yang hidup di mana pun kami berada. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Raja Ahas bergetar ketakutan, karena tidak percaya akan kekuatan Tuhan yang dahsyat. Kekuatan itu bisa dengan mudah mengalahkan Rezin, raja Aram; dan Remalya, raja kerajaan Utara. Yesaya membawa sabda Tuhan yang meneguhkan dan membuatnya tenang. Iman pada sabda Allah itu membuahkan keteguhan dan ketenangan. Namun, saat keteguhan iman membutuhkan tantangan, peganglah janji Tuhan ini, “Janganlah takut!”


Bacaan dari Kitab Yesaya (7:1-9)

"Jika kalian tidak percaya, niscaya kalian tidak teguh jaya."


Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu. Namun mereka tidak dapat mengalahkannya. Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud, “Aram telah berkemah di wilayah Efraim.” Maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin. Bersabdalah Tuhan kepada Yesaya, “Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu, dan katakanlah kepadanya, “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang; janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dari Aram dan anak Remalya. Sebab Aram dan Efraim dengan anak Remalya telah merancang yang jahat atasmu, dengan berkata: Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya. Lalu kita mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya. Beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Hal itu tidak akan sampai terjadi, sebab ibukota Aram ialah Damsyik, dan kepala Damsyik ialah Rezin. Ibukota Efraim ialah Samaria, dan kepala Samaria ialah anak Remalya. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah, tidak menjadi bangsa lagi. Jika kalian tidak percaya, niscaya kalian tidak teguh jaya’.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Allah menegakkan kota-Nya untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8)

1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.
3. Lihat, raja-raja datang bersekutu, dan maju serentak menyerang. Demi melihat kota itu, mereka tercengang-cengang, kacau-balau, lalu lari kebingungan.
4. Kegentaran menimpa mereka di sana; mereka mengerang seperti perempuan yang hendak melahirkan. Tak ubahnya seperti angin timur yang menghancurkan kapal-kapal Tarsis.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

Yesus mengecam kota-kota Israel, yaitu Khorazim, Betsaida dan Kapernaum. Sekaligus, memuji pertobatan kota-kota yang dicap kafir, seperti Sidon, Tirus dan Sodom. Sabda Allah memang tajam, seperti pedang bermata dua. Yesus tidak melihat asal atau tempat, tetapi kualitas pribadi orangnya. Kualitas pribadi seseorang diukur dari keterbukaannya untuk bertobat, menyucikan diri.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:20-24)


"Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu."

Sekali peristiwa Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat. Ia berkata, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Karena jka di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.’ Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Maka Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu’.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Yesus mengecam kota-kota di mana Ia melakukan banyak mukjizat. Hal itu terjadi karena mereka tidak terbuka akan kehadiran dan karya Yesus. Kecaman Yesus ini merupakan sebuah tantangan bagi kita. Kita diminta untuk terbuka akan kehadiran Yesus yang menyelamatkan. Keterbukaan itu kita nyatakan dalam perubahan hidup dan pertobatan kita.


Doa Malam


Allah yang Mahakuasa, setiap hari Engkau menghendaki agar aku berani bertobat dan berbalik kepada-Mu. Semoga pertobatan yang aku lakukan menjadikan aku manusia baru dan dapat membuahkan kebaikan dalam hidup bersama. Amin.


RUAH

Kepercayaan dan Ketekunan: Sebuah Kualitas Seorang Utusan Perutusan

Minggu, 15 Juli 2012
Hari Minggu Biasa XV

Pada Hari Minggu Biasa XV, bacaan Injil berkisah tentang Yesus mengutus murid berdua-dua. Berkenaan dengan itu, tema yang akan kita renungkan adalah kepercayaan dan ketekunan menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk menjadi seorang utusan Kristus. Bagaimana tema tersebut mau kita renungakan?

Pertama-tama mari kita merenungkan bahwa, sebagai orang Katolik dipanggil untuk berpartisipasi dalam tugas perutusan Kristus. Dasar panggilan tersebut adalah Sakramen Baptis. Dengan baptis, kita dipersatukan dengan Kristus. Dipersatukan dengan Kristus berarti dipersatukan dengan seluruh hidup, cita-cita dan tugas perutusan-Nya. Tugas perutusan Kristus adalah mewartakan Kerajaan Allah. Yesus memberitakan kabar sukacita kepada banyak orang. Kabar sukacita itu dialami dan dirasakan secara nyata; orang tuli mendengar, orang buta melihat, orang mati dibangkitkan, orang kusta disembuhkan, pendosa diampuni.

Itulah tugas perutusan Yesus. Kemudian Yesus memberikan tugas itu kepada para rasul. Yesus mengutus para rasul untuk mewartakan kabar baik penyelamatan-Nya. Dari akar katanya saja, “rasul” berarti yang diutus. Maka panggilan menjadi rasul adalah panggilan untuk menjadi utusan. Utusan yang mampu membawa banyak orang kepada Allah. Dengan demikian, baik para rasul maupun kita yang dibaptis memiliki panggilan yang sama. Setiap orang yang sudah dibaptis diutus untuk menjadi saksi Kristus.

Oleh karena itu, tugas perutusan yang Yesus berikan kepada para rasul berlaku juga untuk kita semua sebagai pengikut-Nya. Demikian juga, pesan-pesan dalam menjalankan tugas perutusan yang Yesus sampaikan kepada para rasul, juga berlaku untuk kita. Dan pesan itu kalau mau diringkas dalam dua kata adalah: kepercayaan dan ketekunan. Kepercayaan dan ketekunan menjadi sikap dasar yang harus dimiliki oleh seorang utusan. Darimanakah dua sikap itu disimpulkan sebagai pesan Yesus?

Pada waktu Yesus memanggil keduabelas murid dan mengutusnya berdua-dua, Ia memberi mereka kuasa atas roh roh jahat dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan kecuali tongkat, alas kaki dan pakaian yang melekat di tubuh. Sementara bekal-bekal yang lain tidak diperbolehkan. Sungguh sebuah tugas perutusan yang tidak mudah. Hanya seorang yang memiliki kepercayaan besarlah yang mampu menjalankan tugas perutusan ini dengan baik. Kepercayaan bahwa selebihnya adalah Allah yang melengkapi. Keyakinan bahwa setiap kebutuhan yang mereka perlukan akan terpenuhi dalam perjalan waktu.

Nyatanya, kepercayaan itu terjadi dalam diri para murid. Buktinya mereka melaksanakan tugas dengan baik. Mereka pergi memberitakan pertobatan, mengusir banyak setan dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. Kepercayaan teguh menjadikan segala sesuatu yang menurut ukuran dan kalkulasi manusiawi tidak mungkin, menjadi mungkin karena Allah berkarya. Maka seberapa besar karya Allah terjadi dalam perutusan para murid, juga sangat tergantung dari berapa besar kepercayaan dan keyakinan itu mereka bangun. Kepercayaan para murid terbukti kokoh.

Selain itu, dalam pesan dikatakan bahwa para murid boleh membawa tongkat dan memakai alas kaki. Tongkat dan alas kaki merupakan lambang tekad untuk terus maju, untuk terus bertekun dalam menemukan kehendak Allah. mereka tidak boleh menyerah, meskipun harus mengalami penolakan, sambutan yang dingin dalam tugas perutusan mereka. Para murid dalam hal ini juga memiliki ketekunan yang luarbiasa. Bila para murid mampu menjalankan tugas perutusan dengan baik karena memiliki kualitas kepercayaan dan ketekunan, maka kepercayaan dan ketekunan menjadi dua kualitas kunci seorang utusan.

Sekali lagi, sebagai orang-orang yang sudah dibaptis, kita adalah utusan. Diutus untuk menghadirkan kabar sukacita, menjadi berkat bagi keluarga dan bagi sesama. Kita diutus untuk menjadi penyembuh atas banyak hati yang terluka, dengan kasih yang nyata, dengan maaf yang tanpa syarat. Kita diutus untuk berbagi tanpa tendensi untuk dipuji dan dihargai. Tugas perutusan ini sangat membutuhkan kepercayaan dan ketekunan. Mengapa? Karena harus siap dengan penolakan, tidak dihargai, disambut dingin, dianggap sok suci dan sok bersih.

Namun membangun kepercayaan dan ketekunan tersebut tidak mudah. Musuh utamanya adalah ketakutan. Siapa sih yang tidak takut ditolak, disambut dingin? Rasa kemanusiaan kita takut. Siapa sih yang tidak ingin disanjung-puji, dihargai, diperlakukan sebagai orang yang hebat? Rasa kemanusiaan kita inginkan itu semua. Namun ketakutan yang demikian harus disirnakan. Bagaimana menyirnakannya? Dengan menyadari bahwa kita tidak sendirian, Allah bersama kita. Allah memberikan kasih karunia. Kasih karunia itu adalah kuasa atas roh-roh jahat. Kuasa ini juga diberikan kepada para murid. mengapa kuasa atas roh jahat sebagai kasih karunia? Karena ketakutan ketakutan yang menghalangi tugas perutusan berasal dari si jahat yang terus menggunakan kelemahan manusiawi kita untuk gagal dalam melaksanakan tugas perutusan mulia Tuhan.

Sesulit apapun dalam membangun kepercayaan dan ketekunan, tetap ada cara bagi kita. Cara itu sering kita dengar, mudah kita ucapkan tapi tidak mudah dan tidak sering kita praktekkan, yakni doa. Para kudus dalam banyak tulisan, sangat menyetujui bahwa doa adalah cara membangun kepercayaan dan ketekunan, sehingga persahabatan kita dengan Kristus terus terbangun. Dalam doa, mari kita mohon, agar kita sebagai utusan-Nya, memiliki kepercayaan dan ketekunan sebagai kualitas diri.

Tuhan berkati.

Rm. Antonius Purwono, SCJ

Bacaan Harian 16 - 22 Juli 2012

Bacaan Harian 16 - 22 Juli 2012

Senin, 16 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).

Yes 1:11-17; Mzm 50:8-9,16bc-17.21.23; Mat 10:34-11:1
Siap Menderita. Suatu kali sahabat saya pergi berkunjung ke rumah temannya. Ia membawa sekantung jeruk sebagai buah tangan berhubung saat itu masih pekan Imlek. Tak disangka sang ayah mengecek jeruk-jeruk tersebut dan mendapati ada beberapa merk dalam kantung tersebut. Ia menyangka teman saya ini memberikan jeruk sisa, padahal teman saya sangat tulus dan sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Sang ayah akhirnya tidak menyukai dan memarahi dia. Sama seperti bacaan Injil hari ini, (Matius 10:34) “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” Menjadi pengikut Kristus bukan untuk mencari kesenangan dan ketentraman belaka, tapi harus selalu siap mengalami penderitaan dan penolakan.

Selasa, 17 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 7:1-9; Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8; Mat 11:20-24
Menjaga Kepercayaan. Pernahkah kita merasa ditolak oleh orang lain? Bagaimana perasaan kita ketika ditolak oleh orang yang pernah kita bantu atau tolong? Pasti, kita merasa sakit dan kecewa. Dalam Injil ini, Yesus merasakan hal yang serupa ketika banyak kota tidak mau bertobat atau percaya pada-Nya. Padahal Yesus sudah melakukan berbagai mukjizat untuk menolong mereka. Kekecewaan ini membuat Yesus mengecam beberapa kota tersebut. Apakah kita ingin membuat Yesus kecewa karena tidak percaya kepada-Nya? Ataukah kita berani untuk bertobat setelah menyadari kehadiran dan pertolongan Yesus dalam hidup kita ini?

Rabu, 18 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 10:5-7.13-16; Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15; Mat 11:25-27
Mengandalkan Yesus. Pada masa sekarang ini, banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi orang bijak dan pandai. Berbagai kursus dan seminar mereka ikuti demi mencapai kebijaksanaan dan kepandaian. Namun, pada Injil hari ini, Yesus justru bersyukur kepada Bapa karena orang bijak dan pandai tidak dapat mengenal-Nya. Justru, orang-orang kecillah yang mampu mengenali Yesus dan bergantung pada-Nya. Hal ini bukan berarti bahwa Yesus pilih kasih, melainkan orang bijak dan pandai terlalu mengandalkan diri dan kemampuannya sendiri sehingga tidak bisa menyadari karunia Allah yang hadir dalam hidup mereka. Maka, beranikah kita untuk menjadi orang-orang kecil yang bergantung kepada Yesus dan mengandalkan Yesus dalam hidup kita?

Kamis, 19 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 26:7-9.12.16-19; Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21; Mat 11:28-30
Bersama kita bisa. Banyak orang yang melihat Injil hari ini sebagai ayat penghiburan, siapa pun yang letih lesu dan berbeban berat, yang datang kepada Yesus, akan diberi kelegaan. Namun pokok utama sebenarnya bukan soal pembebasan, melainkan bersama-sama. Sama seperti slogan SBY, “Bersama kita bisa!” Kelegaan dapat dialami ketika kita mau belajar dari Yesus bagaimana cara memikul kuk kita masing-masing. Sama halnya seperti ujian matematika, ketika kita sudah mengetahui rumus-rumus yang dibutuhkan, maka soal sepanjang apapun tidak terasa sulit. Kuk akan terasa ringan ketika kita tahu bagaimana cara memikulnya dengan belajar dari Dia yang lemah lembut dan rendah hati. Sudah siap memikul kuk kita masing-masing?

Jumat, 20 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 38:1-6.21-22.7-8; MT Yes.38:10.11.12abcd.16; Mat 12:1-8
Bersikap Bijaksana. Banyak orang yang hanya terikat dan terpaku pada aturan belaka tanpa melihat ada pengecualian-pengecualian lain di samping itu. Contohnya seperti orang-orang Farisi yang menegur Yesus karena para murid sedang memetik bulir gandum di hari Sabat, di mana menurut hukum pada masa itu setiap orang di hari Sabat tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apapun. Bagaimana mungkin melarang orang yang sedang berusaha mencari makan di saat lapar meski saat itu adalah hari Sabat. Peristiwa ini mengingatkan kita untuk bersikap bijaksana dalam melihat peraturan. Bukan berarti kita harus melanggarnya, tapi bersikap toleran dan cermat dalam melaksanakannya. Peraturan dibuat untuk membantu kehidupan manusia dan demi kebaikan manusia itu sendiri, tetapi ada nilai-nilai lain yang lebih tinggi daripada sekedar taat pada peraturan. Di sinilah kita harus bijaksana dalam melihatnya.

Sabtu, 21 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Mi 2:1-5; Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14; Mat 12:14-21
Bersikap Dewasa. Seringkali banyak dari antara kita yang suka terjebak dalam emosi-emosi yang muncul dalam diri kita ketika menghadapi sebuah situasi atau persoalan tertentu. Yesus mengajarkan kita untuk bersikap dewasa, bukan terjebak dalam situasi tersebut tetapi mencari jalan keluar yang terbaik. Ketika Yesus mengetahui niat jahat orang-orang Farisi untuk membunuh diri-Nya, Yesus tidak merasa takut, cemas atau bahkan malah menantang mereka. Tetapi Ia memutuskan untuk menyingkir karena ada tugas penting yang harus dia lakukan daripada terjebak dalam situasi itu. Siapkah kita untuk bersikap dewasa?

Minggu, 22 Juli 2012 : Hari Minggu Biasa XVI (H).
Yer 23:1-6; Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ef 2:13-18; Mrk 6:30-34
Istirahat itu penting. Ciri khas umat yang berada di kota besar adalah SIBUK. Rasanya waktu selalu saja kurang karena banyaknya jadwal dan aktivitas pada setiap harinya. Tak jarang waktu istirahat pun akhirnya dikorbankan untuk melakukan kegiatan yang lain. Di sini Yesus mengingatkan kita untuk tidak lupa beristirahat yang cukup karena kesehatan merupakan perkara yang penting, sama seperti Ia mengingatkan para murid untuk beristirahat setelah mereka melayani orang-orang. Bagaimana kita dapat mewartakan kebenaran apabila badan kita sendiri tidak sehat? Jadi, istirahatlah yang cukup sehingga kita selalu sehat dan siap untuk mewartakan Kerajaan Allah dan melayani sesama.

Renungan oleh: Y.L. Indra Kurniawan/Warta Regina Caeli

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy