| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 01 Agustus 2012 Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja

Rabu, 01 Agustus 2012
Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja


Saya tidak pernah menyampaikan kotbah yang tidak dapat dimengerti bahkan oleh nenek tua yang paling lugu yang ada di gereja.--- St Alfonsus Maria de Liguori


Antifon Pembuka (1Sam 2:35)

Tuhan bersabda, "Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku."

Doa Pagi


Tuhan, jauhkanlah aku dari kecenderungan untuk mengumpat pada saat mengalami kesulitan hidup. Mampukan aku untuk senantiasa terbuka akan bimbingan-Mu di saat menghadapi kesulitan serta tunjukkan jalan keluar yang terbaik. Santo Alfonsus Maria de Liguori, doakanlah aku. Amin.

Yeremia mengeluh, karena sabda Allah yang disampaikannya justru membuatnya terpojok, tertekan dan kesakitan. Sabda yang disampaikannya menjadi buah perbantahan bagi seluruh negeri. Yeremia tak sanggup mempertanggungjawabkan, sebab dia hanya penyambung 'lidah' Allah. Maka, dia mengutuki kelahirannya, juga ibu yang melahirkannya. Lagi-lagi, Tuhan lalu berjanji melepaskan dia dari orang-orang jahat dan lalim.

Bacaan dari Kitab Yeremia (15:10.16-21)

"Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan? Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku."

Pada waktu itu Yeremia mengeluh, "Celakalah aku, ya ibuku, bahwa engkau telah melahirkan daku. Sebab aku seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Padahal aku tidak menghutangkan dan tidak pula berhutang kepada siapa pun. Namun mereka semua mengutuki aku. Apabila aku menemukan sabda-Mu, maka aku menikmatinya. Sabda-Mu itu menjadi kegirangan bagiku dan menjadi kesukaan hatiku. Sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya Tuhan, Allah semesta alam. Tidak pernah aku duduk bersenang-senang dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau. Karena tekanan tangan-Mu aku duduk seorang diri, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram. Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercaya. Maka Tuhan menjawab, "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku. Dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka. Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari perunggu. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan dikau. Sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan membebaskan dikau," demikianlah sabda Tuhan, "Aku akan melepaskan dikau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan dikau dari genggaman orang-orang lalim."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah tempat pengungsianku pada waktu kesesakan.
Ayat. (Mzm 59:2-3.4-5a.10-11.17-18)

1. Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku; bentengilah aku terhadap orang-orang yang bangkit melawan daku. Lepaskanlah aku dari orang-orang yang melakukan kejahatan, dan selamatkanlah aku dari para penumpah-penumpah darah.
2. Sebab sesungguhnya, mereka menghadang nyawaku; orang-orang perkasa menyerbu aku, padahal aku tidak melakukan pelanggaran, aku tidak berdosa, ya Tuhan, aku tidak bersalah, merekalah yang bergegas dan bersiap-siap.
3. Ya kekuatanku, aku mau berpegang pada-Mu, sebab Allahlah kota bentengku. Allahku, dengan kasih setia-Nya Ia akan menyongsong aku; Allah akan membuat aku memandang rendah seteru-seteruku.
4. Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
5. Ya kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allahlah kota bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kalian Kusebut sahabat-Ku, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa.

Kerajaan Allah hanya impas jika dicari dengan seluruh 'kekayaan' kita. Sabda Allah itu tak ternilai. Maka, diperlukan totalitas dalam upaya menemukan dan mendapatkannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-46)

"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Inilah Injil Tuhan kita!

U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus membandingkan Kerajaan Allah itu dengan harta yang terpendam di ladang. Orang rela menjual segalanya dan membeli ladang itu. Kita diundang untuk mencari dan mengumpulkan harta yang bisa bertahan hingga kekal. Itulah iman kepada Yesus. Itulah harta yang menjadi jaminan keselamatan dan masa depan kita. Namun, apakah jerih payah kita setiap hari terarah akan harta yang bertahan hingga kekal?

Doa Malam

Puji syukur bagi-Mu, ya Yesus, atas anugerah yang telah aku terima hingga malam ini. Semoga aku semakin setia untuk mengikuti-Mu dan berani melepaskan diri dari segala kelekatan dan keinginan tak teratur. Amin.

RUAH

Selasa, 31 Juli 2012 Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola, Imam

Selasa, 31 Juli 2012
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola, Imam

“Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi” (St. Ignasius dari Loyola)

Antifon Pembuka (Flp 2:10-11)

Dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Doa Pagi

Ya Tuhan, pujian dan syukur atas perjalanan hidup selama bulan Juli ini. Kini aku menyadari bahwa adakalanya Engkau mendewasakan aku dengan berbagai peristiwa hidup yang sulit aku mengerti. Namun pada saat itulah Engkau sedang merenda kehidupanku. Maka teguhkan dan kuatkan hatiku agar dapat menanggungnya dengan sabar sampai pada kesudahannya. Amin.

Malapetaka demi malapetaka telah menimpa bangsa yang tidak setia. Misalnya: luka-luka yang tak tersembuhkan, pembunuhan yang merajalela atau musibah kelaparan. Nabi Yeremia mengajari umat Israel untuk bertobat. Bertobat berarti insyaf akan kejahatannya, sadar akan kesalahannya, dan menyesal atas segala dosanya. Tepatnya, lewat Nabi Yeremia Allah mengajari mereka taat pada sabda-Nya.

Bacaan dari Kitab Yeremia (14:17-22)

Air mataku bercucuran siang dan malam tiada hentinya, sebab anak dara, puteri bangsaku, dilukai dengan luka parah, luka yang sama sekali tak tersembuhkan. Apabila aku keluar ke padang, di sana ada orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang! Apabila aku masuk ke dalam kota, di sana ada orang-orang sakit kelaparan.” Bahkan baik nabi maupun imam menjelajah negeri yang tidak dikenalnya. Telah Kautolakkah Yehuda sama sekali? Telah merasa muakkah Engkau terhadap Sion? Mengapakah kami Kaupukul sedemikian, hingga tidak ada lagi kesembuhan bagi kami? Kami mengharapkan damai sejahtera, namun tiada sesuatu yang baik. Kami mengharapkan kesembuhan, namun hanya ada kengerian. Ya Tuhan, kami insaf akan kejahatan kami, dan akan kesalahan leluhur kami; kami sungguh telah berdosa terhadap-Mu; janganlah kiranya menolak kami, dan janganlah Engkau menghinakan tahta kemuliaan-Mu! Ingatlah akan perjanjian-Mu dengan kami, janganlah kiranya membatalkannya. Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara para dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya Tuhan Allah kami, pengharapan kami, yang membuat semuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Ayat. (Mzm 34:2-3, 4-5,6-7,8-9,10-11)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
5. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.

Akhir zaman adalah jawaban final atas misteri kejahatan dan kebaikan. Itulah saat orang-orang benar akan bercahaya. Kondisi tubuh mereka sendiri sudah menjadi penjelasan yang jauh lebih sempurna daripada argumen sebrilian apa pun. Hari ini Yesus menghendaki kita agar tetap setia melakukan yang baik dan benar, kendati hidup di tengah orang-orang yang jahat sekalipun.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:36-43)

"Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman."

Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Para murid menanyakan kepada Yesus arti perumpamaan lalang di ladang itu. Kita diminta untuk bekerja sama dengan Tuhan di dalam menaburkan benih baik. Hal itu kita lakukan dengan selalu mau mendengarkan sabda Tuhan. Kita juga diingatkan bahwa kuasa kejahatan tidak pernah berhenti untuk menaburkan benih kejahatan. Hukuman akan diberikan kepada mereka yang tidak mau bertobat dan tetap bertekun dalam kejahatan.

Doa Malam

Yesus, pada hari penghakiman kami akan Kauadili menurut besarnya kasih. Sebab itu buatlah hatiku semakin tergerak dan bergerak melakukan karya cinta kasih yang berkenan pada-Mu. Dengan demikian kelak aku dihindarkan dari ratapan dan kertak gigi. St. Ignatius dari Loyola, doakanlah aku. Amin.

RUAH

Senin, 30 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XVII

Senin, 30 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XVII

Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. -- Ams 15:31


Antifon Pembuka (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum kecil.

Doa Pagi


Allah Bapa kami, dalam kesulitan-kesulitan hidup kami Kauperkenankan menyerahkan diri kepada-Mu. Dengan kekuatan Roh-Mu kami mau bertahan dalam iman yang teguh dalam perjalanan kami menuju kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (13:1-11)

Beginilah sabda Tuhan kepadaku, "Pergilah membeli ikat pinggang lenan, dan ikatkanlah pada pinggangmu, tetapi jangan kaucelupkan ke dalam air!" Maka aku membeli ikat pinggang seperti yang disabdakan Tuhan, lalu kuikatkan pada pinggangku. Sesudah itu datanglah sabda Tuhan kepadaku untuk kedua kalinya, "Ambillah ikat pinggang yang telah kaubeli, yang sekarang ada pada pinggangmu itu. Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan sembunyikanlah di sana, di celah-celah bukit batu!" Maka pergilah aku dan menyembunyikannya di tepi Sungai Efrat sebagaimana diperintahkan Tuhan kepadaku. Sesudah beberapa lama bersabdalah Tuhan kepadaku, "Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan ambillah dari sana ikat pinggang yang Kuperintahkan kausembunyikan di sana!" Maka pergilah aku ke Sungai Efrat, lalu aku menggali dan mengambil ikat pinggang itu dari tempat aku menyembunyikannya. Tetapi ternyata ikat pinggang itu sudah lapuk, tidak berguna lagi untuk apa pun. Lalu datanglah sabda Tuhan kepadaku, "Beginilah sabda Tuhan, 'Demikianlah Aku akan menghapuskan kecongkakan Yehuda dan Yerusalem. Bangsa yang jahat ini enggan mendengarkan sabda-Ku. Mereka mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti allah lain untuk beribadah dan bersujud kepada mereka. Bangsa yang jahat ini akan menjadi seperti ikat pinggang yang tidak berguna untuk apa pun. Sebab seperti ikat pinggang melekat pada pinggang seseorang, demikianlah dahulu segenap kaum Israel dan segenap kaum Yehuda Kulekatkan kepada-Ku,' demikianlah sabda Tuhan, 'supaya mereka itu menjadi umat yang ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku. Tetapi mereka itu tidak mau mendengar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau
Ayat. (Ul 32:18-19.20.21)

1. Hai umat, engkau telah melalaikan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, dan melupakan Allah yang melahirkan dikau. Ketika Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)

Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Pertumbuhan pohon sesawi dipakai Yesus untuk menggambarkan pertumbuhan iman kita. Iman yang semakin bertumbuh dan berkembang, suatu saat akan menghasilkan buah yang melimpah. Jika buah melimpah panenan pasti banyak; jika panenan banyak, pasti banyak para pendatang. Bagaikan pohon sesawi yang didatangi banyak burung, untuk berteduh, sekadar singgah, membuat rumah bahkan mencari makan pada pohon itu juga.

Ragi juga menjadi salah satu gambaran yang baik untuk melukiskan kharisma iman dalam hidup seseorang. Ragi itu tampak tidak berarti dan tidak kelihatan, namun ia menyusup masuk ke seluruh adonan dan memengaruhi dari dalam sehingga adonan itu berkembang besar dan enak. Iman yang ada dalam diri seseorang itu bagai ragi yang bekerja diam-diam, dari dalam, memengaruhi seluruh hidup seseorang. Namun, seperti ragi, harus diaduk dulu ke dalam tepung sampai merata semuanya supaya dapat bekerja efektif, demikianpun iman harus diolah dengan baik dan dirawat supaya bisa efektif memengaruhi hidup kita secara keseluruhan.

Yesus telah menabur benih iman ke dalam diri kita. Betapa Ia sangat mengharapkan iman itu bertumbuh bagai biji sesawi, dan efektif memengaruhi seluruh hidup kita bagai ragi, sehingga menjadi semakin berkualitas dan bermanfaat. Maka, mari kita merawat iman kita dan mengolah kehidupan rohani kita agar senantiasa menghasilkan buah yang baik dan berlimpah.

Tuhan, aku ingin merawat imanku dan mengolah hidup rohaniku dengan baik agar bermanfaat bagi banyak orang. Bimbinglah aku dalam mewujudkan niatku ini. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Bacaan Harian 30 Juli - 05 Agustus 2012

Bacaan Harian 30 Juli - 05 Agustus 2012

Senin, 30 Juli: Hari Biasa Pekan XVII (H).
Yer 13:1:11; MT U 32:18-21; Mat 13:31-35.
BIJI SESAWI DAN RAGI. Biarpun biji sesawi paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon tempat burung-burung bersarang. Juga, sedikit ragi, jika diadukkan ke dalam tepung terigu bisa membuat mekar adonan tepung terigu itu. Nah, Yesus bilang, Kerajaan Surga seperti biji sesawi dan ragi. Itu artinya, meskipun hal-hal yang berhubungan dengan Kerajaan Surga sering diangap sepele, sekali meresap dan bertumbuh di hati akan membawa dampak besar bagi kehidupan. Maka, kalau kita dengan setia dan bertekun menaburkan benih-benih Kerajaan Surga, perlahan tapi pasti, hal itu akan membawa makna bagi banyak orang. Nah, jangan pernah merasa sia-sia bekerja untuk Kerajaan Surga. Ayo, terus menabur!

Selasa, 31 Juli: Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola, Imam (P).
Yer 14:17-22; Mzm 34:2-9; Mat 13:36-43.
KASIH DI TENGAH YANG JAHAT. Kalau Allah sungguh ada, mengapa Ia biarkan iblis dan dosa menyeret manusia, lalu kekerasan dan kejahatan merajalela? Perumpamaan lalang di antara gandum memberikan jawabannya. Kerajaan Allah yang ditawarkan Yesus memang tidak serta-merta melenyapkan segala dosa dan kejahatan. Di tengah benih gandum yang ditaburkan oleh Kerajaan Allah, ternyata iblis pun tak henti menaburkan benih lalang saat orang-orang “tertidur” (ay. 24-25). Lalang tak perlu dicabut, tetapi dibiarkan hidup bersamaan; itulah tantangan bagi gandum untuk bertumbuh dengan kokoh. Pelenyapan lalang justru akan membuat gandum kehilangan akar kekuatannya, yaitu akar Kasih (lihat ay. 29-30a). Kalau begitu, ketimbang kita mempersoalkan mengapa ada dosa dan kejahatan, adalah lebih baik kalau kita makin menata diri untuk semakin mewujudkan hidup bertumbuh kokoh dalam kasih.

Rabu, 01 Agustus: Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup Pujangga Gereja (P).
Yer 15:10.16-21; Mzm 59:2-5a.10-11.17-18; Mat 13:44-46.
HARTA TERPENDAM DAN MUTIARA. Mari kita menatap hari-hari yang kita jalani. Dengan begitu tampaknya kita bisa tahu apa yang sesungguhnya kita kejar dalam hidup ini. Kata Yesus, Kerajaan Surga itu seperti ‘harta terpendam dan mutiara yang berharga’. Setelah ditemukan, yang lain dijual untuk mendapatkan harta terpendam dan mutiara yang berharga itu. Untuk hidup dalam Kerajaan Surga, kita harus berani melepaskan segala keterikatan lain yang tidak sejalan dan tidak sesuai dengan Kerajaan Surga itu. Bukan berarti semua yang lain itu tidak penting; yang ditekankan adalah ‘harta dan mutiara’ Kerajaan Surga itu jangan dikalahkan oleh hal-hal lain yang bersifat duniawi.

Kamis, 02 Agustus: Hari Biasa Pekan XVII (H).
Yer 18:1-6; Mzm 146:2-6; Mat 13:47-53.
KEBAHAGIAAN SEJATI. Jujur saja, siapa sih yang tidak mau hidup dalam Kerajaan Surga, yang serba dihiasi oleh kebahagiaan penuh? Macam-macam orang punya macam-macam cara supaya bisa hidup dalam kebahagiaan sejati itu. Pendek kata, mungkin jadi kita sudah berusaha mengisi hidup kita sebaik mungkin menurut kita. Apa yang kita lakukan itu bagaikan macam-macam ikan yang berebut masuk ke pukat, yang pelan-pelan sedang ditarik ke pantai. Tapi, di pantai nanti, seleksi terjadi! Hanya ikan baik yang dipilih; sedangkan yang tidak baik dibuang! Nah, dari cara hidup kita, mestinya sekarang pun kita sudah bisa tahu, kita ini kira-kira termasuk “ikan baik” atau “ikan tidak baik”? Masih ada waktu sebelum tiba di pantai kehidupan!

Jumat, 03 Agustus: Hari Biasa Pekan XVII (H).
Yer 26:1-9; Mzm 69:5.8-10.14 Mat 13:54-58.
PEKERJAAN BAIK. Sesungguhnya, saat Yesus mengajar di tempat asal-Nya, orang-orang takjub. Tapi mereka mempertanyakan asal hikmat dan kuasa Yesus, juga asal-usul diri-Nya. Lalu, mereka tidak percaya dan menolak Yesus! Ya begitulah, tidak semua pekerjaan baik akan ditanggapi dengan baik. Bahkan mungkin saja orang hanya melihat sisi buruk dari pekerjaan baik itu. Haruskah kita berhenti untuk melakukan pekerjaan baik karena takut mendapatkan tanggapan buruk? Kalau begitu, kita menyerahkan diri pada pekerjaan iblis yang memang selalu ingin mematahkan segala pekerjaan baik. Yesus tak pernah berhenti! Sampai sekarang pun Ia terus menaburkan kebaikan melalui Roh Kudus-Nya, meskipun pekerjaan Roh Kudus itu sering ditolak dan disepelekan. Ayo, tetap lakukan pekerjaan baik, kendati mendapatkan tanggapan buruk!

Sabtu, 04 Agustus: Peringatan Wajib St. Yohanes Maria Vianney, Imam (P).
Yer 26:11-16.24; Mzm 69:15-16.30-31.33-34; Mat 14:1-12.
BUAH KEBENCIAN. Agaknya mesti hati-hati kalau kita keasyikan memupuk rasa benci dan dendam! Lihatlah Herodias! Dia menyimpan rasa benci dan dendam terhadap Yohanes Pembaptis karena Yohanes pernah menegur Herodes yang memperistri dirinya. Maka, pada saat yang menurutnya tepat, rasa benci itu ‘keluar’ menjadi hasutan terhadap anaknya untuk meminta ‘kepala Yohanes’ kepada Herodes. Alhasil, tamatlah riwayat Yohanes! Jelas, buah kebencian dan dendam pastilah ‘pengrusakan’. Yang ‘dirusak’ bukan saja orang-orang yang kita benci, tapi juga orang-orang sekitar kita, dan (jangan lupa) sudah pasti diri sendiri juga, terutama!

Minggu, 05 Agustus: Hari Biasa Pekan XVIII (H).
Kel 16:2-4.12-15; Mzm 78:3.4bc.23-25.54; Ef 4:17.20-24; Yoh 6:24-35.
SANTAPAN JIWA. Kita mempunyai banyak cara kreatif dan rutin untuk memanjakan tubuh: makan enak, olahraga, rekreasi, pijat, mengkonsumsi suplemen penyegar tubuh, segera berobat saat sakit, dan sebagainya. Tapi alangkah sulitnya menekuni cara supaya jiwa selalu sehat. Padahal, apalah artinya tubuh tanpa jiwa? Alangkah sia-sianya jika jiwa tak terurus dan ’lapar’ terus! Kata Yesus: ”Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Itulah makanan jiwa yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal. Dialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia. Mari kita bersatu dengan-Nya, sambut dan santap Dia dalam Ekaristi kudus.

M. Muliady Wijaya, Paroki Regina Caeli Pantai Indah Kapuk

Kobus: Rejeki (Yoh 6:1-15) Hari Minggu Biasa XVII/B

Minggu, 29 Juli 2012 Hari Minggu Biasa XVII/B

Minggu, 29 Juli 2012
Hari Minggu Biasa XVII/B

"Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." --- Yoh 6:27

Antifon Pembuka (Mzm 68:6.7.36)

Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus.

Di dalam rumah-Nya Ia menghimpun semua orang.
Dia sendiri akan memberi kekuatan dan keberanian kepada umat-Nya.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Maharahim, milik tak seberapa yang ada pada kami rupanya tak mencukupi untuk sekian banyak orang yang ada di sekitar kami. Tetapi Engkau selalu menyelenggarakan segala yang kami perlukan. Datanglah di tengah-tengah kami, ucapkanlah sabda-mu dan bagikanlah rezeki-Mu. Jadikanlah rezeki tak seberapa yang kami perlukan tanda kelimpahan dan kemurahan hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (4:42-44)


"Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya."

Sekali peristiwa datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi Elisa, abdi Allah, roti-hulu-hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa, "Berikanlah roti itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan." Tetapi pelayan abdi Allah itu berkata, "Bagaimanakah aku dapat menghidangkannya di depan seratus orang?" Jawab abdi Allah itu, "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya." Lalu dihidangkannyalah roti itu di depan mereka. Maka makanlah mereka, dan masih ada sisa, sesuai dengan firman Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857

Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 145:10-11.15-16.17-18; Ul: lh.16)

1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-6)


"Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan."

Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan demi Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa kita semua, yang mengatasi semua, menyertai semua dan menjiwai semua.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:1-15)


"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak, sebanyak yang mereka kehendaki."

Sekali peristiwa Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai Filipus, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada Yesus, "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari lima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dunia." Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Pada Minggu Biasa ke XVII ini kita akan merenungkan Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan. Ada lelucon begini:

Pada saat Misa seorang pastor berkotbah tentang mukjizat penggandaan roti. Dalam kotbahnya, ia mengatakan, “saudara-saudari, hari ini Yesus mengadakan mukjizat. Ia memberi makan lima ribu orang dengan lima ribu roti dan dua ribu ikan”. Beberapa umat mulai saling pandang dan bergumam: wah kalau itu yang terjadi ya bukan mukjizat, akupun bisa melakukannya”. Setelah selesai misa, beberapa umat datang kepada pastor tersebut dan berkata: “pastor, tadi waktu kotbah, pastor keliru”. Kemudian mereka menjelaskan letak kekeliruannya. Pastor menyadari kesalahannya dan minta maaf.

Minggu berikutnya pastor itu mengulas kembali kotbah minggu lalu sebagai pengantar dengan mengatakan: “saudara-saudari, minggu lalu kita merenungkan bahwa Yesus mengadakan mukjizat memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan” Lalu pastor tersebut bertanya: siapa diantara kita yang bisa melakukannya?” Pastor yakin tidak akan ada yang menjawab, dan dia siap melanjutkan dengan mengatakan bahwa hanya Yesus yang bisa melakukannya. Di luar dugaan, seorang bapak tunjuk jari dan berseru: “saya bisa pastor”. “Bagaimana Anda melakukannya?” tanya sang pastor. Dan bapak itu menjawab: “Dari yang tersisa Minggu yang lalu.”

Bicara tentang mukjizat, kerap orang memahami mukjizat sebagai sesuatu yang luar biasa yang terjadi dalam hidup: misalnya orang yang sudah divonis dokter, bahwa penyakitnya tidak akan sembuh, setelah berupaya ternyata sembuh. Atau peristiwa-peristiwa hidup yang luar biasa. Maka tidak mengherankan kalau dalam bacaan Injil dikisahkan bahwa orang berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka ingin mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakanNya. Pada kesempatan ini, Yesus mengadakan mukjizat penggandaan roti.

Mukjizat ini bukanlah mukjizat yang pertama. Artinya, orang-orang pada jaman itu tentu akan ingat bahwa sebelum Yesus juga pernah ada mukjizat ini. Dalam bacaan pertama (2Raja-raja 4:42-44) dikisahkan bahwa Elisa juga mengadakan mukjizat penggandaan roti, tapi dalam jumlah yang lebih kecil dari yang dibuat oleh Yesus. Elisa menggandakan roti untuk memberi makan seratus orang, sementara Yesus menggandakan roti untuk memberi makan lima ribu orang. Dari situ, pernyataannya adalah: apa yang ingin Yesus sampaikan dengan tindakan mengadakan mukjizat itu? Mengapa yang digunakan untuk mengadakan mukjizat adalah roti dan bukan yang lain?

Dengan mukjizat diharapkan orang menjadi semakin percaya dan semakin dekat dengan Tuhan. Bahkan Yesus ingin menegaskan bahwa Tuhan tidak hanya dekat tapi sungguh menyatu dalam hidup manusia. Yesus ingin bahwa apa yang Ia wartakan yakni Kerajaan Allah, sungguh hadir secara nyata. Kecuali itu, mukjizat penggandaan roti mencerminkan Ekaristi. Mengapa roti? Roti adalah makanan pokok orang Yahudi. Roti adalah sumber kehidupan. Sehingga, dengan mengadakan mukjizat penggandaan roti mengingat Yesus semudah mengingat roti. Artinya, dengan mukjizat ini lalu orang menyadari bahwa Yesus adalah sumber kehidupan. Yesus terus memberikan kehidupan itu kepada manusia. Itulah yang terjadi dalam Ekaristi. Yesus bukan hanya menggandakan roti, tapi memberikan diriNya sebagai makanan yang meneguhkan, menyelamatkan. Dalam Ekaristi pemberian diri yang sempurna terjadi.

Maka dari itu, beberapa inspirasi iman bisa kita petik. Kita bisa belajar dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa itu: Yesus, para murid, orang banyak, seorang anak yang mempunyai lima roti dan dua ikan. Belajar dari Yesus; Yesus begitu memperhatikan kebutuhan sesama (dalam hal ini kebutuhan orang banyak akan makanan). Yesus sungguh hadir sebagai Allah yang menyelenggarakan kehidupan. Yesus adalah sumber keselamatan. Seberapa besar rasa syukur kita haturkan atas rahmat kehidupan dan penyelenggaraan hidup yang telah kita terima? Apakah rasa syukur itu juga mendorong diriku untuk dengan jeli memperhatikan kebutuhan sesama? Dari orang banyak yang berbondong-bondong, kita belajar untuk bertanya motivasi dasar apakah yang melatar belakangi kita untuk mengikuti Yesus? Apakah terpesona oleh mukjizat yang dibuat Yesus atau karena sadar bahwa Yesus adalah sumber kehidupan sejati? Masihkah kita ragu bahwa setiap merayakan Ekaristi, kita menyaksikan mukjizat yang sangat agung, yakni Yesus yang hadir secara nyata. Bukan hanya menyaksikan tapi juga menerima dan bersatu dengan Yesus Sang Sumber kehidupan? Masihkah kita mencari mukjizat-mukjizat lain?

Belajar dari Filipus: apakah kita juga bersikap seperti Filipus yang mempertanyakan permintaan Yesus sebagai sebuah kemustahilan: memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan? Ada banyak keterbatasan dalam kehidupan kita, apakah keterbatasan itu lalu menghambat kita untuk berkembang, untuk maju? Belajar dari anak kecil: ia rela memberikan lima roti dan dua ikan kepada Yesus, lalu Yesus mengambil, mengucap syukur dan membagi-bagikan roti itu. Relakah kita seperti anak kecil itu, memberikan sesuatu yang kecil, terbatas kepada Yesus? Kalau sikap ini ada, maka segala keterbatasan, ketidak berdayaan bila diserahkan kepada Yesus, akan menghasilkan sebuah perubahan yang luar biasa. Kita bisa membandingkan dengan lima roti dan dua ikan untuk lima ribu orang, bahkan masih sisa.

Kita juga bisa belajar, apa yang sebenarnya terjadi kalau kita mau berbagi seperti anak kecil itu? Tuhan sendirilah yang berbagi melalui kita. Ketika saya berbagi, Allah melakukan atau mengerjakan untuk orang lain. Tuhan menciptakan jauh lebih banyak daripada yang dipikirkan oleh manusia. Maka kita belajar: 1. Tidak perlu takut berbagi, karena Tuhan sendiri yang melakukan. 2. Berbagi membuat orang terbebas dari kesombongan rohani. 3. Berbagi membuat hidup kita berkelimpahan.

Salam dan berkat.

Pastor Antonius Purwono, SCJ

MINGGU, 29 JULI 2012 – MINGGU BIASA XVII/B


MINGGU, 29 JULI 2012 – MINGGU BIASA XVII/B
2Raj 4:42-44; Ef 4:1-6; Yoh 6:1-15

Setiap orang yang hidup dan masih ingin hidup, pasti membutuhkan makanan. Maka, tidak mengherankan kalau orang selalu berusaha untuk mendapatkan makanan. Yesus pun mengajarkan kalau kita berdoa, jangan lupa mohon makanan yang secukupnya.
Bacaan pertama dan bacaan Injil hari ini juga berbicara tentang kebutuhan dasar kita, yaitu soal makanan. Bacaan pertama mengisahkan Elisa, yang bertindak atas perintah Tuhan untuk memberi makan kepada orang-orang di sekitarnya. “Dihidangkannyalah roti itu di depan mereka. Maka makanlah mereka, dan masih ada sisa, sesuai dengan firman Tuhan” (2Raj 4:44). Bacaan Injil semakin mempertegas betapa Tuhan senantiasa menjamin para pengikutnya, termasuk dalam hal makanan. Yesus menggandakan 5 roti dan 2 ikan untuk memberi makan lebih dari 5000 orang.
Menarik sekali kalau kita mencermati alur bacaan Injil ini kemudian menarik pesannya bagi kita. Dikisahkan bahwa “orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan yang diadakannya terhadap orang-orang sakit. …  Ketika Yesus memandang sekelilingnya dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya … Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. … Lalu, Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka” (ay. 2.5.6.11). Ada 3 hal penting yang pantas diperhatikan: pertama, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Yesus; kedua, Yesus melihat mereka dan tahu apa yang harus dilakukan-Nya; ketiga, Yesus mengambil roti, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka.
Dengan memperhatikan ketiga hal ini, kita tidak hanya mengagumi mukjizat penggandaan roti saja, tetapi lebih dari itu adalah sikap hati Yesus ketika melihat banyak orang datang mengikuti-Nya. Yesus dan para murid memang mencari pengikut. Melalui karya, pengajaran dan mukjizat-mukjizat yang dibuat-Nya, termasuk melalui perutusan para murid untuk pergi berdua-dua (bacaan Minggu Biasa XV dan XVI), Yesus menghendaki agar banyak orang percaya kepada-Nya dan menjadi pengikut-Nya. Nah, kini ada banyak orang mengikuti-Nya. Maka, Yesus sungguh bertanggung jawab atas nasib dan kebutuhan mereka termasuk dalam hal makanan.
Hal yang sama, pasti terjadi juga atas hidup kita. Kalau kita sungguh beriman kepada Tuhan, artinya menerima Yesus, kagum akan mukjizat-mukjizat-Nya dan percaya akan sabda-sabda-Nya, kita tentu juga akan seperti orang banyak itu: datang berbondong-bondong kepada-Nya. Kalau kita tekun dan setia datang kepada-Nya, entah melalui doa bersama dalam keluarga, kegiatan-kegiatan lingkungan (misa lingkungan, pendalaman iman, rosario, pertemuan BKSN, Adven, APP, dll), juga mengikuti  misa di Gereja, pasti kita akan mengalami dan menerima berkat-Nya secara melimpah. Mukjizat penggandaan roti, pasti akan terjadi juga dalam hidup kita sesuai dengan situasi dan kondisi kita masing-masing. Yang jelas, Tuhan pasti menjamin dan mencukupi kebutuhan kita. Maka, marilah kita mengikuti jejak orang banyak yang berbondong-bondong mencari, menemukan dan mengikuti Yesus.
Untuk mencukupi kebutuhan orang-orang yang mengikuti-Nya, Yesus mengajak para murid ikut bertanggung jawab. Ia tidak langsung bertindak, tetapi melibatkan para murid. Mula-mula, Ia minta pendapat Filipus, murid-Nya yang berasal dari Betsaida, dekat tempat mereka saat itu berada. “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” (ay.5). Kemungkinan dia mempunyai persediaan uang dua ratus dinar. Filipus kemudian menghitung, uang itu tidak mungkin cukup untuk orang sebanyak itu. Satu dinar itu upah buruh satu hari yang kira-kira cukup untuk makan anggota keluarga dengan empat sampai lima orang. Maka, dengan dua ratus dinar, paling banyak hanya dapat disediakan untuk seribu orang, bukan lima ribu! Kalau untuk lima ribu, masing-masing hanya mendapat sepotong kecil saja. Ini namanya bukan memberi makan. Pada saat Filipus mengalami jalan buntu, tiba-tiba Andreas nyletuk, “di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya untuk orang sebanyak ini?” (ay.9). Lha, dua ratus dinar yang berarti bisa untuk menyediakan seribu potong roti saja tidak cukup, apalagi hanya lima.
Kita pun seringkali mengalami hal yang sama. Tuhan melibatkan kita dalam karya pelayanan dan penyelamatan-Nya bagi umat manusia. Di tempat kita ada anak-anak, ada OMK, ada lansia, ada KLMTD, dll yang semuanya harus diperhatikan. Belum lagi keluraga kita juga membutuhan perhatian. Pekerjaan-pekerjaan kita juga harus kita kerjakan dengan profesional. Masyarakat mengharapkan kehadiran kita untuk terlibat dalam berbagai kegiatan. Menghadapi itu semua, kita seringkali juga mengalami kebuntuan seperti Filipus dan Andreas. Mentog. Merasa tidak bisa berbuat apa-apa, kemudian menyerah. Kita hanya mengandalkan kekuatan dan usaha kita yang hanya manusiawi belaka. Kita lupa bahwa ada Tuhan. Maka, kuncinya adalah menaladan apa yang dilakukan Yesus.
Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki” (ay.11). Dua ratus dinar tetap tersimpan, tidak jadi digunakan untuk membeli roti. Yesus menggunakan persembahan lima roti dan dua ikan dari seorang anak kecil. Tindakan kunci yang dilakukan Yesus di sini adalah mengucap syukur. Ucapan syukur Yesus kepada Allah Bapa di surga, menjadikan lima roti dan dua ikan dapat dibagi-bagikan dan cukup untuk lima ribu orang lebih. Masih sisa dua belas bakul yang dapat diberikan kepada siapa saja.
Pesannya bagi kita: sekecil apa pun kita dan sesedikit apa pun yang kita miliki (waktu, tenaga, pengetahuan, keterampilan, dana), kalau kita rela mempersembahkannya kepada Tuhan dengan disertai ucapan syukur, pasti akan menjadi berkah yang mencukupkan. Maka, bersyukurlah selalu akan apa yang kita miliki. Pasti kita tidak akan pernah merasa berkekurangan, malah kita bisa berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
Mukjizat penggandaan roti mengajak kita untuk bergabung dengan orang banyak yang berbondong-bondong mengikuti Yesus karena percaya kepada-Nya. Juga mengajak kita untuk selalu bersyukur atas semua dan apa pun yang kita miliki, entah sedikit entah banyak itu semua adalah anugerah Tuhan. Syukur menjadikan kita tidak pernah merasa berkekurangan tetapi selalu merasa cukup sehingga bisa berbagi dengan sukacita.

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy