| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

MINGGU, 5 AGUSTUS 2012 - MINGGU BIASA XVIII/B


MINGGU, 5 AGUSTUS 2012 - MINGGU BIASA XVIII/B
Kel 16:2-4.12-15; Mzm 78:3.4bc.23-25.54; Ef 4:17.20-24; Yoh 6:24-35.

Kita biasanya lebih memilih barang-barang baru daripada barang lama atau bekas. Sebab, secara naluriah kita memang lebih menyukai hal-hal yang baru, yang lagi ngetrend. Bukan hanya barang, dalam hal penampilan pun kita juga lebih suka yang baru, yang sesuai mode. Kita malu kalau dikatakan kuna atau jadul. Lebih-lebih ini adalah tahun ajaran baru. Biasanya, anak-anak akan lebih bersemangat untuk sekolah kalau barang-barangnya serba baru: buku baru, tas baru, sepatu baru, seragam baru, dll.  

Bacaan-bacaan hari ini juga menyatakan bahwa Tuhan pun menghendaki agar kita senantiasa hidup secara baru. “Hendaknya kamu mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah; hendaklah kamu hidup di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Ef 4:24). Namun, sebagai orang beriman, tentu saja tidak cukup kita mempunyai hal-hal dan barang-barang baru, bahkan itu semua cenderung tidak perlu. Yang penting dan yang pokok adalah hidup kita sendiri yang harus baru. Tuhan menghendaki agar kita mengenakan manusia baru. Apa artinya?

Mengenakan manusia baru berarti mengenakan pola dan cara pikir, sikap, dan tingkah laku yang baru, yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan menjadi pengikut dan murid-murid Kristus, kita sebenarnya telah dianugerahi hidup baru, yaitu hidup sebagai anak-anak Allah. Namun, apakah hidup baru itu selalu kita kenakan? Hari ini kita diingatkan oleh St. Paulus supaya selalu mengenakan hidup baru yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. 

Sekarang, manusia atau hidup baru macam apa yang hendaknya kita kenakan? Marilah kita mengambil inspirasi dari bacaan pertama dan Injil hari ini! 

Pertama, hidup baru berarti kesadaran baru bahwa Tuhan berkenan memberikan kepada kita roti kehidupan yang menjadi jaminan kehidupan dan keselamatan kita. Anugerah roti yang memberi kehidupan itu dialami sejak zaman dahulu oleh bangsa Israel. Melalui peristiwa turunnya manna di padang gurun, Tuhan menjamin umat-Nya dalam hal makanan sebagaimana dinyatakan oleh Musa, “Inilah roti yang diberikan Tuhan kepadamu menjadi makananmu” (Kel 16:15). Dengan roti yang diberikan Tuhan melalui Musa, bangsa Israel tetap hidup dan dapat melanjutkan perjalanan mereka menuju Tanah Terjanji dengan selamat.

Anugerah roti kehidupan yang merupakan tanda dan sarana bahwa Tuhan menjamin kehidupan dan keselamatan umat-Nya, terus-menerus dialami oleh umat beriman sepanjang zaman. Roti kehidupan itu juga dianugerahkan kepada kita sampai sekarang dan tentu juga sampai selama-lamanya. Sekarang ini, roti kehidupan itu tidak diberikan melalui Musa, tetapi dalam diri Yesus Kristus sendiri. “Akulah roti hidup”, demikianlah Yesus menegaskan kepada kita (Yoh 6:35). Yesus adalah Putera Allah, yang turun dari surga dan berkenan menjadi manusia yang tinggal di tengah-tengah kita. 

Secara istimewa, kita diperkenankan mengalami dan merasakan kehadiran Kristus dalam rupa roti pipih kecil, yang berkat Doa Syukur Agung Gereja berubah menjadi Tubuh Kristus. Mata indrawi kita memang melihat bahwa roti itu tetap roti, tetapi mata iman kita memastikan bahwa roti itu adalah Tubuh Kristus, yang bagi kita menjadi jaminan kehidupan abadi. Inilah iman Gereja, iman kita bersama, yang semoga mampu memperbarui hidup kita

Kedua, kesadaran akan Tuhan yang senantiasa menjamin kehidupan kita, bahkan sampai kehidupan kekal, hendaknya memperbarui pula iman kepercayaan kita. Kita semakin percaya kepada Allah dan kepada Yesus Kristus Putera-Nya. Inilah yang dikehendaki oleh Allah dan dinyatakan oleh Yesus, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” (Yoh 6:29). Maka, marilah kita terus-menerus memperbarui iman kepercayaan kita kepada Tuhan. Kita perbarui pula komitmen kita untuk mengikuti Kristus dan menjadi anak-anak Allah yang baik. 

Ketiga, pada bagian akhir Injil, Yesus menegaskan, “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, Ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (Yoh 6:35). Sekarang, Yesus Kristus, Sang roti hidup itu selalu kita alami dan kita terima dalam Perayaan Ekaristi. Sebab, dalam setiap Ekaristi, Yesus sendiri hadir dalam rupa roti yang setelah dikonrekrir berubah menjadi Tubuh Kristus. Inilah roti hidup, yakni hidup Kristus sendiri yang dibagikan kepada kita supaya kita pun juga mempunyai hidup abadi. Maka, sabda Tuhan ini mengundang kita untuk semakin rajin, tekun dan setia datang merayakan Ekaristi, di mana kita akan menerima roti hidup. Kalau kita tekun dan setia datang ber-Ekaristi dengan disertai kepercayaan penuh kepada Tuhan, kita tidak akan lapar dan haus lagi secara rohani karena kelaparan dan kehausan kita akan selalu dipuaskan oleh Sabda Tuhan dan roti hidup, yakni Tubuh Kristus sendiri. 

Keempat, kesetiaan dan ketekunan kita untuk datang kepada Tuhan, mencari dan menemukan Dia, juga harus kita hayati secara baru. Kita datang kepada-Nya, bukan sekedar karena kita butuh untuk mendapatkan sesuatu. Inilah kritikan Yesus kepada orang banyak yang mencari-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kenyang” (Yoh 6). Melalui sabda ini, motivasi kita untuk datang kepada Tuhan diperbarui. Kita datang kepada-Nya, bukan pertama-tama karena kita membutuhkan sesuatu dan ingin memohon kepada-Nya tetapi karena kita mengasihi Tuhan dan rindu dengan-Nya. Tuhan lebih dahulu mengasihi kita dan Ia selalu merindukan kita datang kepada-Nya. Maka, hendaknya kita tekun dan setia datang kepada Tuhan, pertama-tama untuk bersyukur atas anugerah-Nya dan untuk memuliakan nama-Nya. Inilah yang berkenan kepada Tuhan dan dengan demikian, Tuhan pasti semakin berkenan memberikan berkat-Nya kepada kita. 

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

Sabtu, 04 Agustus 2012 Peringatan Wajib St Yohanes Maria, Vianney, Imam

Sabtu, 04 Agustus 2012
Peringatan Wajib St Yohanes Maria, Vianney, Imam

“Apabila engkau mengaku dosa dengan baik, engkau telah membelenggu si iblis. Dosa-dosa yang kita sembunyikan semuanya akan tersingkap” (St. Yohanes Maria Vianney)


Antifon Pembuka (Mzm 131:9)


Semoga para imam-Mu berpakaian kesucian, dan umat-Mu bersorak kegirangan.


Doa Pagi


Allah Bapa kami maha pengasih, tetapkanlah hati kami di saat harus mengalami kesulitan dalam mewartakan kebenaran-Mu. Tambahkanlah iman, harap dan kasih-Mu kepada kami agar hidup kami berkenan kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Ahikam bin Safan melindungi Yeremia dari ancaman pembunuhan massal. Yeremia sendiri membela dirinya sebagai orang tak bersalah, sebab dia hanya bertindak sebagai penyambung lidah Allah. Menumpahkan darah orang tak bersalah adalah pelanggaran berat dalam kitab Taurat. Dan seluruh rakyat tahu bahwa setiap pelanggar akan dihukum mati!


Bacaan dari Kitab Yeremia (26:11-16.24)

"Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu."


Setelah Yeremia ditangkap karena nubuat yang disampaikannya, para imam dan para nabi berkata kepada para pemuka dan seluruh rakyat, “Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kalian dengar dengan telingamu sendiri.” Tetapi Yeremia berkata kepada para pemuka dan seluruh rakyat, “Tuhanlah yang telah mengutus aku bernubuat tentang kota dan rumah ini; Tuhanlah yang mengutus aku menyampaikan segala perkataan yang telah kalian dengar itu. Oleh karena itu perbaikilah tingkah laku dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara Tuhan, Allahmu, sehingga Tuhan mencabut kembali malapetaka yang diancamkan-Nya atas kalian. Tetapi aku ini, sesungguhnya aku ada di tanganmu. Perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar menurut anggapanmu. Hanya ketahuilah sungguh-sungguh bahwa jika kalian membunuh aku, maka kalian mendatangkan darah orang tak bersalah atas dirimu dan atas kota ini beserta penduduknya. Sebab Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu.” Lalu berkatalah para pemuka dan seluruh rakyat itu kepada para imam dan para nabi, “Orang ini tidak patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah berbicara kepada kita demi nama Tuhan, Allah kita.” Maka Yeremia dilindungi oleh Ahikam bin Safan, sehingga ia tidak diserahkan ke dalam tangan rakyat, untuk dibunuh.

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan la = d, 4/4, PS 818

Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 69:15-16.30-31.33-34)

1. Lepaskanlah aku dari dalam Lumpur, supaya jangan aku tenggelam; biarlah aku lepas dari orang-orang yang membenci aku, dan dari air yang dalam! Janganlah gelombang air menghanyutkan aku, janganlah tubir menelan aku, atau sumur menutup mulutnya di atasku.
2. Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
3. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:1-12)


"Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus."

Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, “Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalamnya.” Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, “Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Herodes berpikir bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis, yang telah bangkit dari kematian. Padahal dialah yang memerintahkan untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Peristiwa itu terjadi karena aksi balas dendam Herodias. Yohanes dengan sangat berani menegur raja bahwa tidak halal ia mengambil Herodias, istri saudaranya. Kisah pembunuhan Yohanes ini berhubungan erat dengan nasib Yesus sendiri, penolakan terhadap Yesus, dan kelak kematian-Nya juga.


Doa Malam


Kuasailah hati kami ya Yesus, agar kami tidak membalas dendam dalam pergaulan dengan sesama. Atas segala kesalahan dan dosa kami yang telah kami perbuat, ampunilah kami sehingga malam ini kami dapat beristirahat dengan hati yang telah Engkau perdamaikan dengan Allah dan sesama. Amin.


RUAH

Kamis, 02 Agustus 2012 Hari Biasa Pekan XVII

Kamis, 02 Agustus 2012
Hari Biasa Pekan XVII

Kedua Sakramen Ekaristi dan Pengakuan berhubungan sangat erat satu sama lain --- Beato Yohanes Paulus II

Antifon Pembuka (Mzm 146:5a.6)

Berbahagialah orang, yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong. Dialah pencipta langit dan bumi, laut dan segala isinya, yang tetap setia untuk selama-lamanya.

Doa Pagi


Ya Tuhan, aku bagaikan bejana tanah liat yang rapuh dan mudah pecah. Bentuklah aku seturut kehendak-Mu dan buatlah aku semakin rela untuk diubah menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan hati-Mu. Amin.


Tangan Tuhan adalah mahakarya seniman. Tangan yang dapat membenahi kejahatan dan membentuknya kembali menjadi indah. Itulah gambaran tangan Tuhan sebagai tangan tukang periuk. Tuhan mengetahui cara terbaik untuk menjadikan orang jahat berubah menjadi baik. Syaratnya: kerelaan menjadi ‘liat’ untuk dibentuk seperti kondisi tanah liat.


Bacaan dari Kitab Yeremia
(18:1-6)


Tuhan bersabda kepada Yeremia, “Pergilah segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan sabda-Ku kepadamu.” Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana yang sedang dibuatnya dari tanah liat itu rusak di tangannya, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut keinginannya. Kemudian bersabdalah Tuhan kepadaku, “Masakan Aku tidak bertindak terhadap kalian seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah sabda Tuhan. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kalian di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong.
Ayat. (Mzm 146:2abc.2d-4.5.6)
1. Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak – manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan. Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksud hatinya.
3. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Putra-Mu.

Ada waktunya, yakni pada saat akhir zaman, orang benar dan orang jahat dikelompokkan. Gandum dan ilalang akan dipisahkan. Ini adalah pengertian umum. Yesus masih menambahkan pengertian baru yang lebih khusus yaitu yang menjadi ukuran pemisahan adalah sinkronisasi (rangkuman) hukum lama dan baru. Itulah hukum yang dibawa Yesus, yakni cinta kasih.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
(13:47-53)

"Ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?” Orang-orang menjawab, “Ya, kami mengerti.” Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.” Setelah selesai menyampaikan perumpamaan itu, Yesus pergi dari sana.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Yesus mengingatkan kita bahwa kedatangan Kerajaan Allah akan mencakup juga penghakiman terakhir. Itulah saat yang baik dan yang buruk akan dipisahkan untuk menerima anugerah atau hukuman yang sesuai. Kita diundang untuk senantiasa bertobat agar kelak beroleh anugerah surgawi. Apakah kita bersedia menanggapi undangan ini?

Doa Malam


Terima kasih Yesus atas sabda-Mu yang bagiku telah mengingatkan akan keberadaan diriku pada hari pengadilan. Berkatilah usahaku dari waktu ke waktu untuk mengumpulkan harta surgawi yang tidak akan dimakan ngengat. Amin.


RUAH

Rabu, 01 Agustus 2012 Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja

Rabu, 01 Agustus 2012
Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja


Saya tidak pernah menyampaikan kotbah yang tidak dapat dimengerti bahkan oleh nenek tua yang paling lugu yang ada di gereja.--- St Alfonsus Maria de Liguori


Antifon Pembuka (1Sam 2:35)

Tuhan bersabda, "Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku."

Doa Pagi


Tuhan, jauhkanlah aku dari kecenderungan untuk mengumpat pada saat mengalami kesulitan hidup. Mampukan aku untuk senantiasa terbuka akan bimbingan-Mu di saat menghadapi kesulitan serta tunjukkan jalan keluar yang terbaik. Santo Alfonsus Maria de Liguori, doakanlah aku. Amin.

Yeremia mengeluh, karena sabda Allah yang disampaikannya justru membuatnya terpojok, tertekan dan kesakitan. Sabda yang disampaikannya menjadi buah perbantahan bagi seluruh negeri. Yeremia tak sanggup mempertanggungjawabkan, sebab dia hanya penyambung 'lidah' Allah. Maka, dia mengutuki kelahirannya, juga ibu yang melahirkannya. Lagi-lagi, Tuhan lalu berjanji melepaskan dia dari orang-orang jahat dan lalim.

Bacaan dari Kitab Yeremia (15:10.16-21)

"Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan? Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku."

Pada waktu itu Yeremia mengeluh, "Celakalah aku, ya ibuku, bahwa engkau telah melahirkan daku. Sebab aku seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Padahal aku tidak menghutangkan dan tidak pula berhutang kepada siapa pun. Namun mereka semua mengutuki aku. Apabila aku menemukan sabda-Mu, maka aku menikmatinya. Sabda-Mu itu menjadi kegirangan bagiku dan menjadi kesukaan hatiku. Sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya Tuhan, Allah semesta alam. Tidak pernah aku duduk bersenang-senang dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau. Karena tekanan tangan-Mu aku duduk seorang diri, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram. Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercaya. Maka Tuhan menjawab, "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku. Dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka. Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari perunggu. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan dikau. Sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan membebaskan dikau," demikianlah sabda Tuhan, "Aku akan melepaskan dikau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan dikau dari genggaman orang-orang lalim."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah tempat pengungsianku pada waktu kesesakan.
Ayat. (Mzm 59:2-3.4-5a.10-11.17-18)

1. Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku; bentengilah aku terhadap orang-orang yang bangkit melawan daku. Lepaskanlah aku dari orang-orang yang melakukan kejahatan, dan selamatkanlah aku dari para penumpah-penumpah darah.
2. Sebab sesungguhnya, mereka menghadang nyawaku; orang-orang perkasa menyerbu aku, padahal aku tidak melakukan pelanggaran, aku tidak berdosa, ya Tuhan, aku tidak bersalah, merekalah yang bergegas dan bersiap-siap.
3. Ya kekuatanku, aku mau berpegang pada-Mu, sebab Allahlah kota bentengku. Allahku, dengan kasih setia-Nya Ia akan menyongsong aku; Allah akan membuat aku memandang rendah seteru-seteruku.
4. Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
5. Ya kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allahlah kota bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kalian Kusebut sahabat-Ku, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa.

Kerajaan Allah hanya impas jika dicari dengan seluruh 'kekayaan' kita. Sabda Allah itu tak ternilai. Maka, diperlukan totalitas dalam upaya menemukan dan mendapatkannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-46)

"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Inilah Injil Tuhan kita!

U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus membandingkan Kerajaan Allah itu dengan harta yang terpendam di ladang. Orang rela menjual segalanya dan membeli ladang itu. Kita diundang untuk mencari dan mengumpulkan harta yang bisa bertahan hingga kekal. Itulah iman kepada Yesus. Itulah harta yang menjadi jaminan keselamatan dan masa depan kita. Namun, apakah jerih payah kita setiap hari terarah akan harta yang bertahan hingga kekal?

Doa Malam

Puji syukur bagi-Mu, ya Yesus, atas anugerah yang telah aku terima hingga malam ini. Semoga aku semakin setia untuk mengikuti-Mu dan berani melepaskan diri dari segala kelekatan dan keinginan tak teratur. Amin.

RUAH

Selasa, 31 Juli 2012 Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola, Imam

Selasa, 31 Juli 2012
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola, Imam

“Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi” (St. Ignasius dari Loyola)

Antifon Pembuka (Flp 2:10-11)

Dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Doa Pagi

Ya Tuhan, pujian dan syukur atas perjalanan hidup selama bulan Juli ini. Kini aku menyadari bahwa adakalanya Engkau mendewasakan aku dengan berbagai peristiwa hidup yang sulit aku mengerti. Namun pada saat itulah Engkau sedang merenda kehidupanku. Maka teguhkan dan kuatkan hatiku agar dapat menanggungnya dengan sabar sampai pada kesudahannya. Amin.

Malapetaka demi malapetaka telah menimpa bangsa yang tidak setia. Misalnya: luka-luka yang tak tersembuhkan, pembunuhan yang merajalela atau musibah kelaparan. Nabi Yeremia mengajari umat Israel untuk bertobat. Bertobat berarti insyaf akan kejahatannya, sadar akan kesalahannya, dan menyesal atas segala dosanya. Tepatnya, lewat Nabi Yeremia Allah mengajari mereka taat pada sabda-Nya.

Bacaan dari Kitab Yeremia (14:17-22)

Air mataku bercucuran siang dan malam tiada hentinya, sebab anak dara, puteri bangsaku, dilukai dengan luka parah, luka yang sama sekali tak tersembuhkan. Apabila aku keluar ke padang, di sana ada orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang! Apabila aku masuk ke dalam kota, di sana ada orang-orang sakit kelaparan.” Bahkan baik nabi maupun imam menjelajah negeri yang tidak dikenalnya. Telah Kautolakkah Yehuda sama sekali? Telah merasa muakkah Engkau terhadap Sion? Mengapakah kami Kaupukul sedemikian, hingga tidak ada lagi kesembuhan bagi kami? Kami mengharapkan damai sejahtera, namun tiada sesuatu yang baik. Kami mengharapkan kesembuhan, namun hanya ada kengerian. Ya Tuhan, kami insaf akan kejahatan kami, dan akan kesalahan leluhur kami; kami sungguh telah berdosa terhadap-Mu; janganlah kiranya menolak kami, dan janganlah Engkau menghinakan tahta kemuliaan-Mu! Ingatlah akan perjanjian-Mu dengan kami, janganlah kiranya membatalkannya. Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara para dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya Tuhan Allah kami, pengharapan kami, yang membuat semuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Ayat. (Mzm 34:2-3, 4-5,6-7,8-9,10-11)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
5. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.

Akhir zaman adalah jawaban final atas misteri kejahatan dan kebaikan. Itulah saat orang-orang benar akan bercahaya. Kondisi tubuh mereka sendiri sudah menjadi penjelasan yang jauh lebih sempurna daripada argumen sebrilian apa pun. Hari ini Yesus menghendaki kita agar tetap setia melakukan yang baik dan benar, kendati hidup di tengah orang-orang yang jahat sekalipun.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:36-43)

"Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman."

Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Para murid menanyakan kepada Yesus arti perumpamaan lalang di ladang itu. Kita diminta untuk bekerja sama dengan Tuhan di dalam menaburkan benih baik. Hal itu kita lakukan dengan selalu mau mendengarkan sabda Tuhan. Kita juga diingatkan bahwa kuasa kejahatan tidak pernah berhenti untuk menaburkan benih kejahatan. Hukuman akan diberikan kepada mereka yang tidak mau bertobat dan tetap bertekun dalam kejahatan.

Doa Malam

Yesus, pada hari penghakiman kami akan Kauadili menurut besarnya kasih. Sebab itu buatlah hatiku semakin tergerak dan bergerak melakukan karya cinta kasih yang berkenan pada-Mu. Dengan demikian kelak aku dihindarkan dari ratapan dan kertak gigi. St. Ignatius dari Loyola, doakanlah aku. Amin.

RUAH

Senin, 30 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XVII

Senin, 30 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XVII

Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. -- Ams 15:31


Antifon Pembuka (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum kecil.

Doa Pagi


Allah Bapa kami, dalam kesulitan-kesulitan hidup kami Kauperkenankan menyerahkan diri kepada-Mu. Dengan kekuatan Roh-Mu kami mau bertahan dalam iman yang teguh dalam perjalanan kami menuju kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (13:1-11)

Beginilah sabda Tuhan kepadaku, "Pergilah membeli ikat pinggang lenan, dan ikatkanlah pada pinggangmu, tetapi jangan kaucelupkan ke dalam air!" Maka aku membeli ikat pinggang seperti yang disabdakan Tuhan, lalu kuikatkan pada pinggangku. Sesudah itu datanglah sabda Tuhan kepadaku untuk kedua kalinya, "Ambillah ikat pinggang yang telah kaubeli, yang sekarang ada pada pinggangmu itu. Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan sembunyikanlah di sana, di celah-celah bukit batu!" Maka pergilah aku dan menyembunyikannya di tepi Sungai Efrat sebagaimana diperintahkan Tuhan kepadaku. Sesudah beberapa lama bersabdalah Tuhan kepadaku, "Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan ambillah dari sana ikat pinggang yang Kuperintahkan kausembunyikan di sana!" Maka pergilah aku ke Sungai Efrat, lalu aku menggali dan mengambil ikat pinggang itu dari tempat aku menyembunyikannya. Tetapi ternyata ikat pinggang itu sudah lapuk, tidak berguna lagi untuk apa pun. Lalu datanglah sabda Tuhan kepadaku, "Beginilah sabda Tuhan, 'Demikianlah Aku akan menghapuskan kecongkakan Yehuda dan Yerusalem. Bangsa yang jahat ini enggan mendengarkan sabda-Ku. Mereka mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti allah lain untuk beribadah dan bersujud kepada mereka. Bangsa yang jahat ini akan menjadi seperti ikat pinggang yang tidak berguna untuk apa pun. Sebab seperti ikat pinggang melekat pada pinggang seseorang, demikianlah dahulu segenap kaum Israel dan segenap kaum Yehuda Kulekatkan kepada-Ku,' demikianlah sabda Tuhan, 'supaya mereka itu menjadi umat yang ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku. Tetapi mereka itu tidak mau mendengar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau
Ayat. (Ul 32:18-19.20.21)

1. Hai umat, engkau telah melalaikan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, dan melupakan Allah yang melahirkan dikau. Ketika Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)

Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Pertumbuhan pohon sesawi dipakai Yesus untuk menggambarkan pertumbuhan iman kita. Iman yang semakin bertumbuh dan berkembang, suatu saat akan menghasilkan buah yang melimpah. Jika buah melimpah panenan pasti banyak; jika panenan banyak, pasti banyak para pendatang. Bagaikan pohon sesawi yang didatangi banyak burung, untuk berteduh, sekadar singgah, membuat rumah bahkan mencari makan pada pohon itu juga.

Ragi juga menjadi salah satu gambaran yang baik untuk melukiskan kharisma iman dalam hidup seseorang. Ragi itu tampak tidak berarti dan tidak kelihatan, namun ia menyusup masuk ke seluruh adonan dan memengaruhi dari dalam sehingga adonan itu berkembang besar dan enak. Iman yang ada dalam diri seseorang itu bagai ragi yang bekerja diam-diam, dari dalam, memengaruhi seluruh hidup seseorang. Namun, seperti ragi, harus diaduk dulu ke dalam tepung sampai merata semuanya supaya dapat bekerja efektif, demikianpun iman harus diolah dengan baik dan dirawat supaya bisa efektif memengaruhi hidup kita secara keseluruhan.

Yesus telah menabur benih iman ke dalam diri kita. Betapa Ia sangat mengharapkan iman itu bertumbuh bagai biji sesawi, dan efektif memengaruhi seluruh hidup kita bagai ragi, sehingga menjadi semakin berkualitas dan bermanfaat. Maka, mari kita merawat iman kita dan mengolah kehidupan rohani kita agar senantiasa menghasilkan buah yang baik dan berlimpah.

Tuhan, aku ingin merawat imanku dan mengolah hidup rohaniku dengan baik agar bermanfaat bagi banyak orang. Bimbinglah aku dalam mewujudkan niatku ini. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Bacaan Harian 30 Juli - 05 Agustus 2012

Bacaan Harian 30 Juli - 05 Agustus 2012

Senin, 30 Juli: Hari Biasa Pekan XVII (H).
Yer 13:1:11; MT U 32:18-21; Mat 13:31-35.
BIJI SESAWI DAN RAGI. Biarpun biji sesawi paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon tempat burung-burung bersarang. Juga, sedikit ragi, jika diadukkan ke dalam tepung terigu bisa membuat mekar adonan tepung terigu itu. Nah, Yesus bilang, Kerajaan Surga seperti biji sesawi dan ragi. Itu artinya, meskipun hal-hal yang berhubungan dengan Kerajaan Surga sering diangap sepele, sekali meresap dan bertumbuh di hati akan membawa dampak besar bagi kehidupan. Maka, kalau kita dengan setia dan bertekun menaburkan benih-benih Kerajaan Surga, perlahan tapi pasti, hal itu akan membawa makna bagi banyak orang. Nah, jangan pernah merasa sia-sia bekerja untuk Kerajaan Surga. Ayo, terus menabur!

Selasa, 31 Juli: Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola, Imam (P).
Yer 14:17-22; Mzm 34:2-9; Mat 13:36-43.
KASIH DI TENGAH YANG JAHAT. Kalau Allah sungguh ada, mengapa Ia biarkan iblis dan dosa menyeret manusia, lalu kekerasan dan kejahatan merajalela? Perumpamaan lalang di antara gandum memberikan jawabannya. Kerajaan Allah yang ditawarkan Yesus memang tidak serta-merta melenyapkan segala dosa dan kejahatan. Di tengah benih gandum yang ditaburkan oleh Kerajaan Allah, ternyata iblis pun tak henti menaburkan benih lalang saat orang-orang “tertidur” (ay. 24-25). Lalang tak perlu dicabut, tetapi dibiarkan hidup bersamaan; itulah tantangan bagi gandum untuk bertumbuh dengan kokoh. Pelenyapan lalang justru akan membuat gandum kehilangan akar kekuatannya, yaitu akar Kasih (lihat ay. 29-30a). Kalau begitu, ketimbang kita mempersoalkan mengapa ada dosa dan kejahatan, adalah lebih baik kalau kita makin menata diri untuk semakin mewujudkan hidup bertumbuh kokoh dalam kasih.

Rabu, 01 Agustus: Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup Pujangga Gereja (P).
Yer 15:10.16-21; Mzm 59:2-5a.10-11.17-18; Mat 13:44-46.
HARTA TERPENDAM DAN MUTIARA. Mari kita menatap hari-hari yang kita jalani. Dengan begitu tampaknya kita bisa tahu apa yang sesungguhnya kita kejar dalam hidup ini. Kata Yesus, Kerajaan Surga itu seperti ‘harta terpendam dan mutiara yang berharga’. Setelah ditemukan, yang lain dijual untuk mendapatkan harta terpendam dan mutiara yang berharga itu. Untuk hidup dalam Kerajaan Surga, kita harus berani melepaskan segala keterikatan lain yang tidak sejalan dan tidak sesuai dengan Kerajaan Surga itu. Bukan berarti semua yang lain itu tidak penting; yang ditekankan adalah ‘harta dan mutiara’ Kerajaan Surga itu jangan dikalahkan oleh hal-hal lain yang bersifat duniawi.

Kamis, 02 Agustus: Hari Biasa Pekan XVII (H).
Yer 18:1-6; Mzm 146:2-6; Mat 13:47-53.
KEBAHAGIAAN SEJATI. Jujur saja, siapa sih yang tidak mau hidup dalam Kerajaan Surga, yang serba dihiasi oleh kebahagiaan penuh? Macam-macam orang punya macam-macam cara supaya bisa hidup dalam kebahagiaan sejati itu. Pendek kata, mungkin jadi kita sudah berusaha mengisi hidup kita sebaik mungkin menurut kita. Apa yang kita lakukan itu bagaikan macam-macam ikan yang berebut masuk ke pukat, yang pelan-pelan sedang ditarik ke pantai. Tapi, di pantai nanti, seleksi terjadi! Hanya ikan baik yang dipilih; sedangkan yang tidak baik dibuang! Nah, dari cara hidup kita, mestinya sekarang pun kita sudah bisa tahu, kita ini kira-kira termasuk “ikan baik” atau “ikan tidak baik”? Masih ada waktu sebelum tiba di pantai kehidupan!

Jumat, 03 Agustus: Hari Biasa Pekan XVII (H).
Yer 26:1-9; Mzm 69:5.8-10.14 Mat 13:54-58.
PEKERJAAN BAIK. Sesungguhnya, saat Yesus mengajar di tempat asal-Nya, orang-orang takjub. Tapi mereka mempertanyakan asal hikmat dan kuasa Yesus, juga asal-usul diri-Nya. Lalu, mereka tidak percaya dan menolak Yesus! Ya begitulah, tidak semua pekerjaan baik akan ditanggapi dengan baik. Bahkan mungkin saja orang hanya melihat sisi buruk dari pekerjaan baik itu. Haruskah kita berhenti untuk melakukan pekerjaan baik karena takut mendapatkan tanggapan buruk? Kalau begitu, kita menyerahkan diri pada pekerjaan iblis yang memang selalu ingin mematahkan segala pekerjaan baik. Yesus tak pernah berhenti! Sampai sekarang pun Ia terus menaburkan kebaikan melalui Roh Kudus-Nya, meskipun pekerjaan Roh Kudus itu sering ditolak dan disepelekan. Ayo, tetap lakukan pekerjaan baik, kendati mendapatkan tanggapan buruk!

Sabtu, 04 Agustus: Peringatan Wajib St. Yohanes Maria Vianney, Imam (P).
Yer 26:11-16.24; Mzm 69:15-16.30-31.33-34; Mat 14:1-12.
BUAH KEBENCIAN. Agaknya mesti hati-hati kalau kita keasyikan memupuk rasa benci dan dendam! Lihatlah Herodias! Dia menyimpan rasa benci dan dendam terhadap Yohanes Pembaptis karena Yohanes pernah menegur Herodes yang memperistri dirinya. Maka, pada saat yang menurutnya tepat, rasa benci itu ‘keluar’ menjadi hasutan terhadap anaknya untuk meminta ‘kepala Yohanes’ kepada Herodes. Alhasil, tamatlah riwayat Yohanes! Jelas, buah kebencian dan dendam pastilah ‘pengrusakan’. Yang ‘dirusak’ bukan saja orang-orang yang kita benci, tapi juga orang-orang sekitar kita, dan (jangan lupa) sudah pasti diri sendiri juga, terutama!

Minggu, 05 Agustus: Hari Biasa Pekan XVIII (H).
Kel 16:2-4.12-15; Mzm 78:3.4bc.23-25.54; Ef 4:17.20-24; Yoh 6:24-35.
SANTAPAN JIWA. Kita mempunyai banyak cara kreatif dan rutin untuk memanjakan tubuh: makan enak, olahraga, rekreasi, pijat, mengkonsumsi suplemen penyegar tubuh, segera berobat saat sakit, dan sebagainya. Tapi alangkah sulitnya menekuni cara supaya jiwa selalu sehat. Padahal, apalah artinya tubuh tanpa jiwa? Alangkah sia-sianya jika jiwa tak terurus dan ’lapar’ terus! Kata Yesus: ”Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Itulah makanan jiwa yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal. Dialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia. Mari kita bersatu dengan-Nya, sambut dan santap Dia dalam Ekaristi kudus.

M. Muliady Wijaya, Paroki Regina Caeli Pantai Indah Kapuk

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy