| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 13 September 2012 Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

Kamis, 13 September 2012
Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

“Aku tidak mengandalkan kekuatanku sendiri, Aku berpegang pada janji-Nya. Itulah yang merupakan tongkat bagiku, itu yang memberi keamanan kepadaku” (St. Yohanes Krisostomus)


Antifon Pembuka (bdk. Yeh 34:11.23-24)


Tuhan bersabda, “Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka.”


Doa Pagi


Bapa yang Maha Pengasih, syukur atas rahmat kebijaksanaan yang telah Kaulimpahkan kepada orang kudus-Mu St. Yohanes Krisostomus. Putra-Mu telah menyadarkan kami bahwa “tahu itu belum cukup”, bahwa mengerti dan melaksanakan ajaran Kristus itulah yang penting dalam hidup kami. Maka bimbinglah kami hari ini di jalan Putra-Mu sang jalan, kebenaran dan hidup. Amin.


Paulus menasihati jemaat di Korintus agar tidak menjadi batu sandungan bagi sesama anggota jemaat yang lemah, dengan pengetahuan tentang aneka peraturan. Orang yang sungguh-sungguh memiliki pengetahuan, seharusnya malahan memaklumi kelemahan orang-orang yang tidak dianggap memiliki pengetahuan. Singkatnya, setiap tindakan yang menimbulkan batu sandungan bagi orang-orang yang lemah jangan dilakukan demi mereka.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 8:1b-7.11-13)


"Bila engkau melukai hati mereka yang lemah, engkau berdosa terhadap Kristus."

Saudara-saudara, pengetahuan menjadikan orang sombong, tetapi kasih itu membangun. Orang yang menyangka diri mempunyai pengetahuan sebenarnya belum mencapai pengetahuan yang harus dicapainya. Tetapi orang yang mengasihi Allah, dikenal oleh Allah. Tentang makan daging persembahan berhala kita tahu bahwa tidak ada berhala di dunia ini, dan tidak ada Allah lain, selain Allah yang esa. Sebab sungguh pun ada apa yang disebut allah, baik di surga maupun di bumi dan memang benar ada banyak allah dan banyak tuhan yang demikian, namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, asal segala sesuatu. Bagi Dialah kita hidup. Dan bagi kita hanya ada satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus; segala sesuatu diciptakan dengan perantaraan-Nya dan kita hidup karena Dia. Tetapi tidak semua orang mempunyai pengetahuan ini. Ada orang yang karena masih terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Karena hati nurani mereka lemah, maka hati nuraninya ternoda. Dengan demikian “pengetahuan” menyebabkan kebinasaan saudaramu yang masih lemah. Padahal, Kristus juga wafat untuk dia. Maka engkau berdosa terhadap saudara-saudaramu, karena engkau melukai suara hati mereka yang masih lemah. Dan dengan demikian engkau sebenarnya berdosa terhadap Kristus sendiri. Oleh karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, untuk selama-lamanya aku takkan mau makan daging lagi, jangan sampai aku menjadi batu sandungan bagi saudaraku.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Tuntunlah aku di jalan yang kekal.
Ayat. (Mzm 139:1-3.13-14ab.23-24)

1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku kaumaklumi.
2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.
3. Selidikilah aku, ya Allah, kenalilah hatiku, ujilah aku dan kenalilah pikiran-pikiranku; lihatlah apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Jika kita saling menaruh cinta kasih, Allah tinggal dalam kita; dan cinta kasih Allah dalam kita menjadi sempurna.

Yesus mendorong setiap pengikut-Nya untuk bertindak lebih dari sekadar melaksanakan hukum Taurat. Cinta kasih itu menjangkau tindakan yang berwawasan luas, dengan ukuran kebaikan yang tak terbatas, seperti Bapa. Kemurahan hati Bapa hendaknya menjadi motivasi dasar tindakan para pengikut Yesus.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:27-38)


"Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya."

Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah perkataan-Ku ini: Kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kalian. Mintalah berkat bagi mereka yang mengutuk kalian. Berdoalah bagi orang yang mencaci kalian. Bila orang menampar pipimu yang satu, berikanlah pipimu yang lain. Bila orang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu, dan janganlah meminta kembali dari orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kalian kehendaki orang berbuat kepada kalian, demikian pula hendaknya kalian berbuat kepada mereka. Kalau kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Lagipula kalau kalian memberikan pinjaman kepada orang dengan harapan akan memperoleh sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyaknya. Tetapi kalian, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan berilah pinjaman tanpa mengharapkan balasan, maka ganjaranmu akan besar dan kalian akan menjadi anak Allah yang Mahatinggi. Sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan orang-orang jahat. Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya. Janganlah menghakimi orang, maka kalian pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah menghukum orang, maka kalian pun tidak akan dihukum. Ampunilah, maka kalian pun akan diampuni. Berilah, dan kalian akan diberi. Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan tumpah ke luar akan diukurkan pula kepadamu.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Sebagai pengikut Yesus, kita harus memiliki cinta dan belas kasihan kepada sesama. Bahkan kepada musuh pun, kita tetap melakukan apa yang baik kepadanya. Dan kita melakukan semuanya itu dengan sepenuh hati tanpa menantikan balasannya. Bagaimana pengalaman kita selama ini? Memang ternyata hal itu tidak gampang. Tetapi kalau kita melakukan semuanya itu dengan kuasa Yesus, hal itu bisa kita wujudkan.


Doa Malam


Tuhan Yesus yang Mahakasih, telah kurenungkan ajaran kasih-Mu hari ini. Pada malam ini kami mohon ampun pada-Mu mengingat belum semua sabda-Mu kami laksanakan dengan baik. Kami juga belum mampu mengampuni dan mengasihi seperti yang Kauajarkan. Akan tetapi biarlah ajaran-Mu terus meresap dalam hati kami berkat bantuan rahmat-Mu dari hari ke hari. Amin.



RUAH

Rabu, 12 September 2012 Hari Biasa Pekan XXIII

Rabu, 12 September 2012
Hari Biasa Pekan XXIII

“Perayaan Ekaristi dapat diandalkan, apabila ia dipersembahkan oleh Uskup atau oleh seorang yang ditugaskannya” (St. Ignasius dari Antiokia)


Antifon Pembuka (Luk 6:20)


Berbahagialah orang yang miskin karena merekalah yang empunya Kerajaan Allah.


Doa Pagi


Pagi ini, ya Tuhan, kami bangun dengan kebebasan hati yang Kautawarkan kepada kami. Janganlah Kaubiarkan kami terikat pada situasi dan kondisi kami. Akan tetapi, ingatkanlah kami akan kefanaan dunia ini agar hati dan jiwa kami senantiasa terarah kepada perkara-perkara yang di atas di mana Engkau berada, duduk di sisi kanan Bapa. Amin.


Ajaran Paulus ingin menunjukkan pentingnya mempertimbangkan setiap tindakan. Jika seseorang memutuskan untuk menikah, hendaknya mempertimbangkan segala sesuatunya, termasuk persoalan-persoalan yang menyertainya. Jangan sampai keputusan itu justru menambah beban persoalan, bahkan beban kesusahan.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (7:25-31)


Saudara-saudara, mengenai para gadis aku tidak mendapat suatu perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercaya berkat rahmat yang telah kuterima dari Tuhan. Aku berpendapat bahwa mengingat zaman darurat sekarang ini baiklah orang tetap dalam keadaannya. Adakah engkau terikat pada seorang wanita? Janganlah mengusahakan perceraian. Adakah engkau tidak terikat pada seorang wanita? Janganlah mencari seorang. Tetapi kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi, orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani, dan aku mau menghindarkan kalian dari kesusahan itu. Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan: Waktunya singkat! Sebab itu dalam waktu yang masih sisa ini: mereka yang beristeri hendaknya berlaku seolah-olah tidak beristeri; dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli. Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia yang kita kenal sekarang ini akan berlalu.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu.
Ayat. (Mzm 45:11-12.14-15.16-17)

1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!
2. Keindahan belaka puteri raja itu, pakaiannya bersulamkan emas. Dengan pakaian bersulam berwarna-warni ia dibawa kepada raja; anak-anak dara mengikutinya, yakni teman-temannya, yang didatangkan untuk dia.
3. Dengan sukacita dan sorak sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja. Para leluhurmu akan diganti oleh anak-anakmu nanti; mereka akan kauangkat menjadi pembesar di seluruh bumi.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena besarlah upahmu di surga.

Empat sabda bahagia dan empat kutukan celaka diwahyukan Tuhan dalam Injil hari ini. Yesus ingin menunjukkan relativitas nilai-nilai duniawi, seperti kekayaan, kepuasan, perasaan sedih dan gembira, dicela dan ditolak, dipuji dan sejenisnya. Orang beriman tak perlu terlalu terikat pada kondisi seperti itu, sebab semuanya itu akan berlalu pada waktunya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:20-26)


Pada waktu itu Yesus memandang murid-murid-Nya, lalu berkata, “Berbahagialah, hai kalian yang miskin, karena kalianlah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kalian yang kini kelaparan, karena kalian akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kalian yang kini menangis, karena kalian akan tertawa. Berbahagialah, bila demi Anak Manusia kalian dibenci, dikucilkan, dan dicela serta ditolak. Bersukacitalah dan bergembiralah pada waktu itu karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kalian, orang kaya, karena dalam kekayaanmu kalian telah memperoleh hiburan. Celakalah kalian, yang kini kenyang, karena kalian akan lapar. Celakalah kalian, yang kini tertawa, karena kalian akan berdukacita dan menangis. Celakalah kalian, jika semua orang memuji kalian; karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus mengajarkan bahwa kritria kebahagiaan yang sejati tidak ditemukan di dunia. Justru orang yang mengandalkan Tuhan, di dalam kemiskinan, penderitaan dan kesulitan hidupnya, akan menemukan kebahagiaan. Memang ukuran kebahagiaan Yesus dan ukuran kebahagiaan dunia berbeda. Sebagai murid-murid Tuhan, ukuran Yesuslah yang kita pakai.


Doa Malam


Ya Yesus, syukur atas sabda bahagia yang telah Kauberikan kepada kami sebagai ringkasan seluruh ajaran-Mu. Engkau tahu ya Yesus, ini bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Namun kami hendak berserah diri malam ini dan mohon agar Engkau menyertai kami sepanjang istirahat malam ini. Amin.


RUAH

Selasa, 11 September 2012 Hari Biasa Pekan XXIII

Selasa, 11 September 2012
Hari Biasa Pekan XXIII

“Demi kasih-Nya kepadamu, Yesus tetap hadir di tengah-tengahmu sebagai kurban dalam Sakramen Ekaristi” (Our Lady, 11 September 1988)


Antifon Pembuka (Mzm 149:1)


Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaat orang-orang saleh!


Doa Pagi


Bapa surgawi, kami bersyukur kepada-Mu, pada pagi yang cerah ini. Kami telah Kaubangunkan dan Kausadarkan bahwa Putra-Mu telah datang ke dunia untuk menyelamatkan kami. Bantulah kami agar dapat bertindak adil dan bijaksana dalam menjalani hari ini. Amin.


Persoalan intern mesti diselesaikan secara intern. Paulus menyesalkan bahwa persoalan intern perselisihan jemaat Korintus dimintakan solusinya pada orang-orang di luar jemaat. Jika ada campur tangan dari pihak luar, mestinya jemaat merasa malu. Seakan jemaat sebagai umat kudus tak memiliki orang-orang yang berhikmat, yang mampu menolong penyelesaian persoalan saudaranya.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (6:1-11)


"Saudara yang satu menuntut keadilan terhadap saudara yang lain, justru pada orang yang tidak beriman!"

Saudara-saudara, jika di antara kalian ada perselisihan, apakah salah satu pihak sampai hati mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar dan bukan pada orang-orang kudus? Atau tidak tahukah kalian bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tanganmu, tidakkah kalian sanggup mengurus perkara-perkara yang tidak berarti? Tidak tahukah kalian, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari! Meskipun demikian, jika kalian harus mengurus perkara-perkara biasa, urusan itu kalian serahkan kepada mereka yang tidak berarti dalam jemaat! Hal ini kukatakan untuk membuat kalian malu. Tidak adakah di antaramu seorang yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara saudaranya? Adakah saudara yang satu menuntut keadilan terhadap saudara yang lain, justru pada orang yang tidak beriman! Adanya perkara di antaramu saja, antara seorang saudara terhadap saudara yang lain, telah merupakan kekalahan bagimu. Mengapa kalian tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapa kalian tidak lebih suka dirugikan? Sebaliknya kalian sendiri melakukan ketidakadilan, kalian sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kalian lakukan terhadap saudara-saudaramu sendiri. Atau tidak tahukah kalian, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kalian dahulu demikianlah adanya. Tetapi kalian telah memberi dirimu disucikan, kalian telah dikuduskan, kalian telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Tuhan berkenan kepada umat-Nya.
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)

1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada di dalam kerongkongan mereka. Itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Kalian telah Kupilih dari dunia dan Kutetapkan agar pergi dan berbuah, dan buahmu tinggal tetap.

Yesus berdoa, saat akan mengambil keputusan penting. Panggilan para murid didasarkan pada doa, yakni komunikasi dengan Allah Bapa-Nya. Mereka itu dididik secara langsung, dengan melihat segala sesuatu yang dikatakan dan diperbuat Yesus. Mereka diajak melihat, karena pada gilirannya harus terlibat dan bekerja sama dalam perutusan Yesus.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:12-19)


"Semalam-malaman Yesus berdoa. Lalu Ia memilih dua belas orang, yang disebut-Nya rasul."

Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya dan memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Andreas, saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang kerasukan roh-roh jahat mendapat kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, sebab dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus melewatkan waktu yang begitu lama dalam doa di sebuah bukit. Setelah semalam-malaman berdoa, Yesus memilih dari antara para murid-Nya dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka akan menyertai Dia dalam hidup dan pelayanan-Nya. Bersama dengan kedua belas rasul-Nya, Yesus mewartakan Injil dan menyembuhkan banyak orang dari segala macam penyakit dan kerasukan roh jahat. Yesus mengingatkan kita akan kuasa doa. Dengan kekuatan Allah, kita bisa melakukan banyak hal dalam hidup dan pelayanan kita.


Doa Malam


Tuhan Yesus, malam telah tiba namun kami Kauajak untuk sejenak bersama-Mu dalam suasana doa, untuk mensyukuri anugerah yang telah Engkau berikan. Kami juga hendak menyerahkan kepada-Mu malam ini, semoga kami dapat beristirahat dengan aman dan nyenyak dalam perlindungan-Mu. Amin.



RUAH

Senin, 10 September 2012 Hari Biasa Pekan XXIII

Senin, 10 September 2012
Hari Biasa Pekan XXIII

“Ajaran mengenai indulgensi (penghapusan siksa dosa) dan penggunaannya di dalam Gereja terkait erat sekali dengan daya guna Sakramen Pengakuan” (Katekismus Gereja Katolik, 1471)


Antifon Pembuka (1Kor 5:7)


Buanglah ragi yang lama, ragi keburukan dan kejahatan, dan jadilah adonan baru.


Doa Pagi


Ya Yesus, Sang Anak Domba Paskah sejati, syukur kepada-Mu karena Engkau telah rela berkorban untuk keselamatan kami. Pada pagi ini kami mohon bantulah kami untuk bertekad memerangi dosa dan kelemahan kami agar kami layak berbahagia bersama-Mu. Amin.


Untuk menghadapi kasus konkret dalam kehidupan jemaat Korintus, Paulus menafsirkan makna ‘roti tak beragi’, yaitu kemurnian dan kebenaran. Kasusnya: percabulan, bahkan sudah tingkat parah dan mengerikan, seperti hidup bersama antara anak tiri dan ibu tiri. Penjelasan Paulus mendapatkan dasarnya dari ‘liturgi kurban Anak Domba Paskah’. Sebagai rasul, Paulus telah melaksanakan tugasnya.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:1-8)


"Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus."

Saudara-saudara, ada berita bahwa di antara kalian terdapat percabulan; bahkan percabulan yang begitu rupa yang di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah pun tidak terdapat; yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. Sekalipun demikian, kalian malahan menyombongkan diri. Tidakkah lebih patut kalian berdukacita dan menyingkirkan orang yang berbuat demikian dari tengah-tengah kalian? Sekalipun aku tidak hadir secara badani, namun secara rohani aku hadir, dan aku menjatuhkan hukuman atas orang yang berbuat demikian, seakan-akan aku hadir di tengah kalian. Jadi bila kita, kalian bersama dengan aku, berkumpul dalam Roh dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus kita serahkan kepada Iblis dalam nama Tuhan Yesus, sehingga tubuhnya binasa, tetapi rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Maka tidak baiklah kalian menyombongkan diri. Tidak tahukah kalian, bahwa ragi yang sedikit saja dapat meresapi seluruh adonan? Maka buanglah ragi yang lama, supaya kalian menjadi adonan yang baru, sebab kalian memang tidak beragi. Sebab Kristus, Anak Domba Paskah kita sudah disembelih. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, melainkan dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Tuhan, bimbinglah aku dalam keadilan-Mu.
Ayat. (Mzm 5:5-6.7.12)

1. Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.
2. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.
3. Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; karena Engkau, akan bersukarialah orang-orang yang mengasihi nama-Mu.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Sejak semula, hari Sabat dimaksudkan untuk istirahat dan umat bisa memuji Allah. Adat istiadat Yahudi melindungi Sabat sedemikian ketat, hingga banyak larangan yang sulit dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari. Yesus ingin menunjukkan bentuk memuji Allah dalam praktik hidup, yakni melakukan kebaikan dengan menolong sesama yang menderita sakit. Ini suatu tindakan brilian, bukan pelanggaran aturan semula Sabat.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:6-11)


"Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat."

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, agar mereka mendapat alasan untuk menyalahkan Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Ia berkata kepada orang yang mati tangan kanannya, “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri di tengah. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Aku bertanya kepada kalian: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau membinasakannya?” Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu, “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu mengulurkan tangannya dan sembuhlah ia. Maka meluaplah amarah ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus melakukan kebaikan pada hari Sabat. Ia menyembuhkan seorang yang mati tangan kanannya. Hal itu dilakukan-Nya karena rasa cinta-Nya yang mendalam. Ia datang untuk menyelamatkan manusia. Sebaliknya, orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang taat hukum secara buta, tidak setuju dengan tindakan Yesus. Hukum dibuat untuk manusia demi penghayatan iman dan cinta yang semakin mendalam. Kita perlu terus merefleksikan apa yang mendasari kita untuk menaati sebuah hukum atau peraturan.


Doa Malam


Tuhan, Sang Penguasa waktu, malam telah tiba. Kami bersyukur atas sabda-Mu yang menyembuhkan sehingga hari ini kami Kauberi kesempatan untuk berbuat baik, meski banyak tantangan yang kami hadapi. Terima kasih ya Tuhan. Amin.


RUAH

Kobus: Jadikan Semua Baik (Mrk 7:31-37) Hari Minggu Biasa XXIII


silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 09 September 2012 Hari Minggu Biasa XXIII


Minggu, 09 September 2012
Hari Minggu Biasa XXIII

Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, janganlah kamu menyimpang dari pada perkataan mulutku.
(Amsal 5:7)

Antifon Pembuka (Mzm 119:137,124)

Engkau adil, ya Tuhan, dan hukum-hukum-Mu benar. Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu.


Doa Pagi


Allah Bapa kami yang Maharahim, bukalah mata dan telinga kami terhadap segala kebaikan yang telah Kaulaksanakan melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, sehingga kami dapat bersaksi bahwa "Semua yang dibuat-Nya baik." Dengan demikian, semoga semakin banyak orang mengimani Putra-Mu itu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Yesaya (35:4-7a)


Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati, "Kuatkanlah hatimu, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan ganjaran. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!" Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah gersang menjadi sumber-sumber air.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d 2/4, PS 832

Ref. Betapa megah nama-Mu, Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 146:7.8-9a.9bc-10)

1. Tuhan menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
2. Tuhan membuka mata orang buta, dan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar dan menjaga orang-orang asing.
3. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-menurun!

Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:1-5)

Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. Sebab, jika ada orang yang memakai cincin emas dan pakaian indah masuk ke dalam kumpulanmu, dan masuk pula ke situ seorang miskin yang berpakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu serta berkata kepadanya, "Silahkan Tuan duduk di tempat yang baik ini!" sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata, 'Berdirilah saja di sana!' atau, 'Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku' bukankah kamu telah membuat pembedaan dalam hatimu, dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat? Dengarkanlah, Saudara-saudara terkasih! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman, dan ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada siapa saja yang mengasihi Dia?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:31-37)


Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”’ artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Ada seorang yang tuli dan gagap dibawa kepada Yesus supaya disembuhkan. Mereka meminta Yesus menjamahnya dan meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Mereka meminta Yesus menjamahnya dan meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Yesus ingin kesembuhan yang dilakukan-Nya kali ini tersembunyi. Tak seorang pun yang tahu. Maka, Ia membawa si tuli dan gagap ini ke sebuah tempat yang lebih sepi sehingga orang tidak tahu.


Karya Yesus sering diwarnai dengan pelbagai mukjizat. Namun, kali ini mukjizat yang Yesus lakukan sedikit
"nyeleneh" , tidak seperti biasanya. Yesus memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidahnya. Sungguh, proses penyembuhan yang termasuk unik. Rupanya Yesus ingin kesembuhan si tuli dan gagap ini menjadi suatu kesembuhan yang bersifat sangat pribadi. Setelah Yesus melakukan "ritual" Ia berdoa mendongak ke atas dan berkata, "Effata" atau "Terbukalah".

Setelah terbuka telinga si tuli lalu lepas pula pengikat lidahnya, ia dapat berkata-kata dengan baik. Yesus lalu kembali kepada kerumunan orang banyak dan berpesan untuk tidak menyebarluaskan apa yang terjadi. Namun, semakin dilarang mereka makin luas memberitakan hal tersebut. Dan akhirnya mereka bersaksi bahwa Yesus menjadikan segala-galanya baik! Nubuat Yesaya seperti dalam bacaan pertama terwujud di dalam diri Yesus, termasuk mukjizat yang diceritakan pada hari ini dalam Injil, yang buta dicelikkan, yang bisu dapat berbicara dan yang lumpuh dapat berjalan.


Orang yang disebut tuli adalah orang yang tidak dapat mendengar. Pendengarannya terganggu dan tidak berfungsi dengan baik. Biasanya bila kita berhadapan dengan orang semacam ini, apa yang kita sampaikan kepadanya tidak dapat ditangkap dengan baik dan akhirnya terjadi salah paham. Begitu pula dengan orang yang gagap. Kita menjadi tidak sabar menghadapi model orang yang semacam ini lantaran bicaranya tidak jelas dan terputus-putus. Butuh waktu lama untuk mengerti suatu topik pembicaraan. Dengan demikian orang yang tuli dan gagap adalah orang yang secara fisik tidak dapat menggunakan kemampuan mendengar dan bicara dengan baik.


Lalu bagaimana orang yang secara rohani tuli dan gagap? Apakah kita adalah salah satunya? Orang yang demikian tidak dapat menggunakan kemampuan rohaninya untuk mendengar suara Tuhan dalam hidupnya. Ia juga akan gagap bila berbicara mengenai Tuhan. Rasul Paulus mengaskan dalam suratnya kepada jemaat di Roma bahwa iman muncul melalui pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus (Rm 10:17). Hanya orang-orang yang mengakui dan beriman kepada Tuhan, dapat mendengarkan suara-Nya dan dapat berkata-kata tentang Tuhan.


Lalu apa yang menyebabkan kita tuli dan gagap secara rohani? Karena kita tidak melatih untuk menajamkan hati kita dengan sabda Tuhan (bdk. Yes 50:4). Bisa jadi sabda yang dibacakan entah itu dalam Perayaan Ekaristi (Liturgi Sabda) atau dalam kesempatan-kesempatan kegiatan rohani lainnya kita abaikan. Untuk itu, kita dituntut agar peka akan suara Tuhan lewat sabda-Nya dan mewujudkannya dalam kehidupan. Mari kita mohon kepada Tuhan agar dibukakan hati, pendengaran rohani kita, seperti orang tuli dan gagap pada hari ini. Biarlah seruan-Nya, "Terbukalah" menajamkan hati dan pendengaran kita.


Antifon Komuni (Yoh 8:12)


Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.


RUAH

MINGGU BIASA XXIII/B – 9 September 2012


MINGGU BIASA XXIII/B – Minggu, 9 September 2012
Yes 35:4-7a; Yak 2:1-5; Mrk 31:31-37

Setiap orang pasti ingin selamat dan tetap hidup. Buktinya, banyak orang melakukan berbagai upaya untuk melindungi diri, menghindari bahaya, dan menyembuhkan penyakit. Orang rela melakukan apa saja, meskipun disertai pengorbanan, mempertahankan hidup, tetap sehat dan selamat.

Bagi kita, orang berimanan Kristiani, harapan akan keselamatan dan kehidupan itu tidak hanya untuk di dunia ini tetapi juga setelah hidup kita di dunia ini berakhir. Kita tidak hanya menginginkan keselamatan dan kehidupan di dunia ini tetapi juga mengharapkan keselamatan dan kehidupan abadi. Bacaan-bacaan hari ini sungguh meneguhkan iman dan pengharapan kita akan keselamatan dan kehidupan itu.

Dalam bacaan pertama, Nabi Yesaya, meneguhkan dan menghibur umat Israel yang sedang menderita dan mengharapkan penyelamatan. “Kuatkanlah hatimu, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan ganjaran. Ia sendiri datang menyelamatkan umat-Nya” (Yes 35:4). Sabda ini meneguhkan kita juga bahwa keselamatan dan kehidupan kita dijamin oleh Allah sendiri.

Dalam bacaan Injil, ditegaskan bahwa jaminan keselamatan dari Allah itu terlaksana dalam diri Yesus Kristus, bahkan mencapai puncak, kepenuhan, dan kesempurnaannya. Ia menjadikan segala-galanya baik” (Mrk 7:37a). Yesus, yang dalam Injil ini dikisahkan menyembuhkan seorang tuli dan bisu sehingga ia dapat mendengar dan berkata-kata dengan baik, Dia pulalah yang menyelamatkan kita dan menganugerahkan kehidupan abadi kepada kita melalui sengsara dan wafat-Nya di salib. Sebab, wafat-Nya menghasilkan penebusan bagi kita dan kebangkitan-Nya membuahkan kebangkitan serta kehidupan abadi bagi kita.

Bacaan kedua menyampaikan kepada kita, apa syaratnya atau bagaimana caranya supaya kita bisa mengalami dan menerima keselamatan yang dinjanjikan Tuhan itu. “Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman, dan ahli waris Kerajaan Allah yang telah dijanjikan-Nya kepada siapa saja yang mengasihi Dia” (Yak 2:5).

Pertama-tama, kita diselamatkan dan dianugerahi hidup kekal karena kita memang dipilih oleh Tuhan untuk menerima anugerah itu dan kita mau dipilih oleh-Nya. Maka, keselamatan dan kehidupan itu merupakan anugerah Tuhan bagi kita. Kalau saat ini kita menjadi pengikut Kristus (baca: menjadi Katolik), itu karena Tuhan memilih kita dan kita menanggapinya. Karena kita menanggapi panggilan Tuhan untuk beriman kepada-Nya dan kita mau mengikuti Dia serta menjadi murid-Nya, kita akan menjadi ahli waris Kerajaan Allah, yakni menerima anugerah keselamatan.

Kedua, untuk menerima anugerah keselamatan dan kehidupan dari Tuhan, kita juga harus berani dianggap miskin oleh dunia untuk menjadi kaya dalam iman. Apa artinya? Menjadi miskin berarti menyadari dan menempatkan diri bahwa kita ini tidak punya apa-apa. Semua yang kita “miliki” ini adalah anugerah Tuhan. Kesadaran dan sikap yang demikian, akan semakin menyuburkan iman kita karena kita akan lebih mudah bersyukur dan sungguh mengandalkan serta menggantungkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan. Inilah yang dimaksud kaya dalam iman.

Ketiga, kita akan menjadi ahli waris Kerajaan Allah yang dijanjikan itu, jika kita mengasihi Tuhan. Mengasihi Allah ini tidak cukup dengan kegiatan-kegiatan rohani (doa, Ekaristi, Adorasi, membaca Kitab Suci, dll). Semua itu penting dan harus kita laksanakan karena akan semakin mendekatkan diri kita dengan Tuhan, Sang Sumber hidup dan keselamatan kita. Namun, kita juga harus mengimbanginya dengan perwujudan kasih yang nyata, yaitu dengan mengasihi sesama. Bukankah setiap orang diciptakan sebagai gambar Allah, sehingga kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Allah, itu berarti kita harus mengasihi Allah yang tergambar dan hadir dalam diri sesama. Dan, untuk mengasihi sesama ini, St. Yakobus menegaskan supaya kita tidak pilih kasih. Semua orang harus kita kasihi. Bahkan mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel harus kita kasihi secara lebih. Dengan demikian, kita melaksanakan sabda Tuhan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40). Maka, Tuhan pun akan mengajak kita, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan!” (Mat 25:34).

Demikianlah tiga hal yang merupakan cara/jalan bagi kita untuk menerima anugerah keselamatan serta kehidupan yang dijanjikan Tuhan kepada kita. Semoga, inspirasi sabda Tuhan ini semakin memperteguh iman kita, memperkokoh harapan kita, dan mengobarkan kasih kita kepada Tuhan dan sesama.

Ag. Agus Widodo, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy