Senin, 24 September 2012 Hari Biasa Pekan XXV

Senin, 24 September 2012
Hari Biasa Pekan XXV

Sakramen tidak dilaksanakan oleh kesucian manusia yang memberi atau menerima (Sakramen), tetapi oleh kekuasaan Allah --- St Thomas Aquinas


Antifon Pembuka (Ams 3:27)

Jangan menahan kebaikan terhadap orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.

Doa Pagi


Allah yang mahamurah, bantulah kami dengan rahmat-Mu. Kami rindu memiliki kepekaan terhadap kebutuhan sesama dan dengan rela hati membantunya. Semoga kerinduan ini Engkau mampukan untuk kami wujudkan dalam hidup kami sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Penulis kebijaksanaan Kitab Amsal selalu memberikan nasihat praktis. Tuhan bergaul erat dengan orang-orang yang baik, murah hati, jujur, menghindari pertengkaran, bukan pencemooh, tidak iri hati terhadap orang yang melakukan kejahatan. Nasihat bijak ini langsung bisa dihayati dan segera dilaksanakan dalam praktik kehidupan.


Bacaan dari Kitab Amsal (3:27-34)

"Orang yang sesat adalah hujatan bagi Tuhan."

Anakku, janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: "Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi," sedangkan yang diminta ada padamu. Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. Janganlah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu. Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satupun dari jalannya, karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat. Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya. Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5; Ul: 1a)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatina; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tercela, tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang bertakwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba, dan tidak menerima suap melawan orang yang bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.

Nasihat Yesus yang dikumpulkan Lukas sungguh menarik. Perbuatan baik harus menjadi cahaya bagi banyak orang, tak perlu disembunyikan, tak perlu dirahasiakan. Namun, perbuatan baik tersebut harus dilakukan demi kemuliaan Allah, bukan demi popularitas diri. Sumber perbuatan baik adalah kehendak yang tumbuh dari cara yang baik mendengarkan sabda Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:16-18)

"Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Pelita sungguh penting dalam kehidupan kita. Ia menerangi kita yang berada dalam kegelapan. Pelita itu sabda Tuhan yang menerangi langkah hidup kita. Kita juga bisa menjadi pelita bagi sesama bila kita mampu menjadi pendengar dan pelaksana sabda Tuhan. Rasul Yakobus berkata, "Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." (Yak 1:22)

Doa Malam

Ya Yesus, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau senantiasa menerangi setiap langkah hidup kami. Jadikanlah kami pelita yang mampu menerangi sesama kami yang sedang mengalami kegelapan hati. Amin.

RUAH

Minggu, 23 September 2012 Hari Minggu Biasa XXV

Minggu, 23 September 2012
Hari Minggu Biasa XXV

Perayaan hari Minggu memenuhi perintah yang berlaku dalam Perjanjian Lama, yang irama dan artinya ia ambil alih, kalau ia merayakan Pencipta dan Penebus umat-Nya tiap minggu --- Katekismus Gereja Katolik, 2176

Antifon Pembuka


Tuhan bersabda, “Akulah keselamatan umat. Aku akan mendengarkan seruannya dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang masa.”


Doa Pagi


Allah Bapa yang mahakuasa, bila para kuasa di dunia mengancam umat-Mu, maka Engkaulah yang menolong mereka. Pada diri Yesus kami lihat pembelaan-Mu terhadap orang kecil. Berilah kami iman yang mantap tak tergoyahkan, dan dalam suka maupun duka tetap mengakui bahwa Engkaulah Allah orang-orang hidup, yang selalu menyelamatkan hamba-hamba-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:12.17-20)



“Hendaklah kita menjatuhkan hukuman keji terhadapnya.”

Orang-orang fasik berkata satu sama lain, “Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan, serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita. Cobalah kita lihat apakah perkataannya benar, dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Allah akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya. Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = a, 2/4, PS 810

Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 54:3-4.5.6.8)

1. Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!
2. Sebab orang-orang yang angkuh bangkit menyerang aku, orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku; mereka tidak mempedulikan Allah.
3. Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela hati aku akan mempersembahkan kurban kepada-Mu, aku akan bersyukur sebab baiklah nama-Mu, ya Tuhan.

Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:16-4:3)



“Buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.”

Saudara-saudaraku yang terkasih, di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas itu pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran itu ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah dari hawa nafsumu yang saling bergulat di dalam dirimu? Kamu mengingini sesuatu tetapi tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh. Kamu iri hati, tetapi tidak mencapai tujuan, lalu kamu bertengkar dan berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta akan kamu gunakan untuk memuaskan hawa nafsu.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Tes 2:14)
Sesudah ayat, Alleluya dinyanyikan dua kali.
Allah telah memanggil kita; sehingga kita boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus Tuhan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37)



“Anak Manusia akan diserahkan .... Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi pelayan dari semuanya.”

Setelah Yesus dimuliakan di atas gunung, Ia dan murid-murid-Nya melintas di Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika sudah di rumah, Yesus bertanya kepada para murid itu, “Apa yang kamu perbincangkan tadi di jalan?” Tetapi mereka diam saja; sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan dari semuanya.” Yesus lalu mengambil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, “Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, ia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Rekan-rekan!
Injil bagi hari Minggu Biasa XXV tahun B kali ini (Mrk 9:30-37) memuat pernyataan Yesus yang kedua kalinya kepada murid-muridnya mengenai kesengsaraan, salib, serta kebangkitannya. Sesudah itu, ia juga memberi pengajaran agar dalam mengikutinya para murid tidak berpamrih bakal mendapat kedudukan. Sebelum mendalami pengajaran ini, marilah ditengok sejenak maksud serta makna pemberitahuan mengenai sengsara tadi bagi komunitas para murid waktu itu.

PERNYATAAN MENGENAI KESENGSARAAN


Walaupun diakui sebagai Mesias oleh orang-orang yang paling dekat dengannya, Yesus lebih memahami dirinya sebagai Anak Manusia. Ia bahkan menegaskan bahwa dirinya akan ditolak, disalibkan, tetapi akan dibangkitkan. (Lihat ulasan Injil Minggu lalu, Mrk 8:27-35). Pernyataan ini muncul sampai tiga kali dalam Injil Markus, Matius dan Lukas. Yang pertama, Mrk 8:31-33//Mat 16:13-23//Luk 9:22, yang kedua Mrk 9:30-32//Mat 17:22//Luk 9:43b-45 dan yang ketiga, Mrk 10:32-34//Mat 20:17-19//Luk 18:31-34. Pernyataan pertama diikuti pengajaran khusus bagi siapa saja yang mau mengikutinya, yakni agar mereka sedia "menyerahkan nyawa", maksudnya berdedikasi penuh Mrk 8:34-39//Mat 16:24-28//Luk 9:23-27. Pernyataan yang kedua dilanjutkan dengan pengajaran untuk tidak mencari kedudukan tinggi, melainkan bersikap seperti anak kecil Mrk 9:34-37//Mat 18:1-5//Luk 9:46-48. Pernyataan ketiga ditegaskan dengan pengajaran mengenai kesediaan melayani satu sama lain Mrk 10:35-45 Mat 20:20-28 (Lukas tidak menyertakan padanannya). Dari ikhtisar ini kelihatan bahwa arah ke salib dan kebangkitan itu memang sulit dipahami, bahkan oleh murid-murid terdekat yang sudah lama mengikutinya sekalipun. Jalan untuk memahami kenyataan salib dan kebangkitan itu ialah kesediaan untuk menerima tanpa mementingkan diri ataupun mencari kedudukan yang tinggi. Inilah yang diberikan dalam pengajaran yang mengikuti setiap pernyataan tadi.

Semakin dekat ke Yerusalem, Yesus semakin berusaha agar para murid terdekatnya memahami arah ke salib dan kebangkitan tadi dengan ikhlas. Murid-murid sulit memahami mengapa ia perlu mengalami penderitaan hingga kematian di salib. Mengapa Yang Maha Kuasa tidak menyertainya dengan bala tentara surga dan dunia untuk membangun kejayaan umat di hadapan para penentang-penentangnya. Pertanyaan seperti ini ada dalam lubuk hati mereka. Juga dalam hati kecil kita. Mengapa perlu sampai sejauh itu. Mengapa dia, dan juga kita, seolah-olah dibiarkan sendirian di hadapan kekuatan-kekuatan yang kini semakin mengancam kita.



SALIB DAN KEKUATAN YANG JAHAT

Kekuatan jahat perlu ditekuni dengan salib, seperti yang dilakukan Yesus. Baru dengan demikian daya gelap akan dapat dikuasai dan diubah menjadi kekuatan terang. Namun demikian, perlu disadari bahwa salib tidak identik dengan apa saja yang dirasa sebagai penderitaan. Ada banyak kesusahan yang bukan salib dan mestinya bisa dihindari dan diatasi dengan kebijaksanaan hidup dan ikhtiar. Pelbagai ketimpangan ekonomi dan ketakadilan di masyarakat bukan salib, melainkan musibah sosial yang mesti ditangani dengan serius. Menyebutnya sebagai salib tidak membawa manfaat apapun kecuali menutup mata pada kenyataan. Dan mengurangi makna salib yang sesungguhnya. Yang perlu diterima sebagai salib ialah yang dihadapi oleh Yesus sendiri, yakni penolakan manusia terhadap kebaikan ilahi. Inilah realitas yang jahat yang hanya dapat dihadapi dengan salib.

Penderitaan serta kematian Yesus itu akan berakhir dengan kebangkitan. Unsur yang paling membedakan salib dengan penderitaan biasa ialah ada tidaknya kaitan dengan kebangkitan. Bahkan salib dan kebangkitan ialah satu realitas dengan dua muka yang tak dapat saling dipisahkan. Bila tidak ada kebangkitan, maka tak dapat dikatakan penderitaannya mengalahkan yang jahat. Juga tidak dapat ditegaskan bahwa ada kebangkitan tanpa salib. Seperti dalam peristiwa pemberitahuan pertama, para murid juga kurang menangkap maksud pemberitahuan kedua.



SIAPAKAH YANG TERBESAR?

Adegan beralih dari sebuah tempat di Galilea yang namanya tidak disebut ke sebuah rumah di Kapernaum, juga di wilayah Galilea. Di rumah inilah Yesus menanyai para murid tentang apa yang mereka bicarakan di perjalanan. Mereka diam tak berani menjawab, karena mereka tadi bertengkar mengenai siapa di antara mereka yang terbesar. Mereka cukup tahu, tidak sepatutnyalah mereka berpikir demikian. Tetapi Yesus tidak memarahi, melainkan mengajak mereka untuk mengenal diri dengan lebih baik. Mereka kini bukan lagi orang luar dan pengikut baru. Mereka telah berjalan bersama dia dari tempat ke tempat, sudah melihat yang diperbuatnya bagi orang banyak dan ikut serta melayani mereka. Murid-murid ini ialah Yang Duabelas, kalangan paling dekat dengannya sendiri. Mereka inti umat yang baru yang akan memperkenalkan Yang Ilahi kepada segala bangsa. Inilah orang-orang yang memang mempunyai niat mengikuti Yesus. Kok malah kini memperebutkan kedudukan siapa yang lebih penting. Memang mereka masih butuh belajar membuat diri searah dengan dia yang mereka ikuti.

Yesus pun memberi mereka pengajaran khusus mengenai apa itu menjadi yang pertama. Ia tahu tiap orang mempunyai hasrat menjadi orang penting. Orang yang tidak memiliki dorongan ke arah itu juga sulit menemukan makna hidup. Tetapi yang membuat penting ada bermacam-macam. Dan tidak selalu benar dan cocok dengan pilihan hidup yang sudah mulai ditempuh. Inilah keadaan para murid waktu itu. Kini sang Guru membantu mereka untuk semakin menemukan diri.

Diajarkan bahwa yang ingin menjadi yang pertama, hendaklah menjadi yang berdiri paling belakang dan melayani semuanya. Jelas hendak ditunjukkannya bahwa mementingkan orang lain bakal membuat pengikut Yesus menjadi besar. Dia sendiri menjalankannya. Seluruh hidupnya ditujukan untuk mengusahakan kebahagiaan orang lain, memperoleh keselamatan bagi umat manusia. Perjalanannya ke salib dan kebangkitan itu sebuah ziarah yang bakal menyelamatkan umat manusia dari kungkungan kuasa yang jahat yang tak dapat dipecahkan kecuali dengan pengorbanan dan keikhlasan untuk itu.

Para murid diajar untuk menerima anak kecil, artinya menerimanya sebagai yang penting meski ia tak dapat menonjolkan diri pernah berbuat banyak dan berjasa, dst. Ia diterima bukan karena yang diperbuatnya melainkan karena berharga tanpa jasa sendiri. Itulah spiritualitas yang sepantasnya berkembang dalam diri para murid dalam mengikuti guru mereka.



SEBUAH PERBANDINGAN

Ada manfaatnya bila hal di atas dipahami bersama dengan pengajaran yang diberikan setelah pemberitahuan kesengsaraan yang pertama dan yang ketiga. Titik berat dalam pengajaran yang disampaikan setelah pemberitahuan sengsara yang pertama ialah kesediaan berdedikasi utuh dalam mengikuti Yesus (Mrk 8:34-38). Injil mengungkapkannya dengan "merelakan nyawa". Tetapi yang ditekankan bukan sisi pengorbanan melulu, melainkan sisi keuntungannya. Dikatakan, siapa yang kehilangan nyawanya "karena aku dan karena Injil" malah akan mendapatkan keselamatan bagi dirinya (Mrk 8:35). Jadi tekanan bukan pada kemartiran atau berani mati demi agama dan iman. Tafsiran ke arah itu kurang membantu dan malah bisa disebut meleset. Yang dituju ialah keberanian untuk menanggalkan serta meninggalkan pikiran-pikiran sendiri mengenai apa itu mengikut Yesus dan membiarkan diri dituntun olehnya dan dengan demikian dapat mengalami sendiri apa itu berjalan bersama dia. Jadi "kehilangan nyawa" di situ ialah membuka diri untuk menerima kekayaan batin yang sejati. Spiritualitas ini memberi arti pada "menyangkal diri dan memikul salib dan mengikuti dia" yang dikatakan sebelumnya (ay. 34). Bukan memikul salib apa saja, melainkan ikut ambil bagian dalam meringankan salib yang dipanggul Yesus. Itulah salib yang bermuara pada kebangkitan.

Nanti sesudah pemberitahuan kesengsaraan yang ketiga kalinya, diceritakan bagaimana Yakobus dan Yohanes meminta Yesus agar mereka dapat duduk di kanan dan kirinya dalam kemuliaannya kelak. Yesus menanyai mereka apa mereka bersedia minum dari cawan yang diminumnya dan dibaptis dengan baptisan yang diterimanya. Maksudnya, menjadi senasib sepenanggungan. Mereka menyatakan sanggup. Sekalipun demikian, Yesus menukas, ia tak berhak memberikan kedudukan yang mereka inginkan itu karena hanya diberikan kepada yang pantas menerimanya, siapa pun orang itu (Mrk 9:35-40). Kemudian Yesus menambahkan, siapa ingin menjadi besar hendaknya menjadi orang yang mau melayani, yang mau menjadi yang pertama hendaknya ada di bawah, sebagai hamba, seperti ia sendiri (Mrk 9:43-45).

Dari ketiga pengajaran tadi dapat dilihat apa artinya mengikuti Yesus. Pertama-tama, tentu bukan meniru-niru dia, melainkan membiarkan diri dibentuk olehnya sendiri. Kedua, alih-alih beragenda mau jadi orang besar, ada ajakan bersedia datang kepadanya tanpa apa-apa yang dapat diperhitungkan sebagai jasa yang patut mendapat ganjaran. Akhirnya, mengikuti dia itu berarti membiarkan diri dituntun oleh Yang Maha Kuasa sendiri ke tempat dan kedudukan yang sudah disediakan oleh-Nya. Memang kini belum dapat diduga macamnya namun Bapa yang Maha Baik tentunya akan memberikan yang terbaik Inilah iman yang ditumbuhkan Yesus dalam diri murid-muridnya.

Salam hangat,
A. Gianto

Kobus: Melayani (Mrk 9:30-37) Minggu, 23 September 2012 Hari Minggu Biasa XXV


silahkan klik gambar untuk memperbesar

MINGGU BIASA XXV-B / 23 September 2012



MINGGU BIASA XXV-B / 23 September 2012
Keb 2:12.17-20; Yak 3:16-4:3; Mrk 9:30-37

Berdasarkan Kisah Penciptaan (Kej 1), kita mengimani bahwa segala sesuatu diciptakan dalam keadaan baik. Setiap kali selesai menciptakan, selalu dikatakan, “Allah melihat bahwa semuanya itu baik” (ay.4.10.18.21.25). Bahkan, setelah manusia diciptakan, ditegaskan bahwa “Allah melihat segala sesuatu yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik” (ay.31). Jadi, Tuhan menciptakan kita dan segala sesuatu di dunia ini dalam keadaan yang baik, bahkan sungguh amat baik. Namun, ….. mengapa saat ini kita mengalami banyak sekali hal tidak baik? Salah satu jawabannya adalah karena nafsu yang dikuasai oleh roh jahat.

Rupanya, kejahatan itu sudah masuk dalam kehidupan manusia tidak lama setelah Tuhan menciptakannya.  Peristiwa jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam dosa (Kej 3) menunjukkan bahwa mereka dipengaruhi roh jahat yang mewujud dalam bentuk ular sehingga berani melanggar larangan Tuhan. Anak mereka, Kain, membunuh Habel, adiknya, karena iri hati (Kej 4). Selanjutnya, semakin manusia bertambah banyak, kejahatan semakin meraja-lela (Kej 6). Kitab Maleakhi, sebagai kitab terakhir dari Perjanjian Lama masih berkisah tentang kejahatan manusia yang mendatangkan murka Tuhan (Mal 1-2).

Bacaan pertama (Keb 2:12.17-20) yang berasal dari tradisi peralihan dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru (Intertestament) mengisahkan tentang rencana kejahatan yang dirancangkan oleh orang-orang jahat. “Marilah kita menghadang orang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan, serta menentang pekerjaan kita” (ay.12). Mereka ini menjadi jahat dan memusuhi orang-orang baik karena dikuasai oleh hawa nafsunya. Nafsu yang seharusnya dikuasai, dikendalikan dan dikelola tetapi malah sebaliknya yang terjadi.

Kejahatan manusia masih berlanjut sampai Perjanjian Baru. St. Yakobus, dalam bacaan kedua (Yak 3:16-4:3) menyampaikan refleksinya bahwa akar dari kejahatan adalah iri hati dan mementingkan diri sendiri. “Di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala perbuatan jahat” (ay.16). Sampai sekarang, aneka macam kejahatan karena iri hati dan mementingkan diri sendiri masih terjadi. Karena iri akan kekayaan, jabatan dan prestasi orang lain, banyak orang rela melakukan kecurangan, seperti misalnya tampak dengan maraknya kasus-kasus korupsi dan suap. Tidak sedikit orang menghalalkan segara cara untuk memperjuangkan kepentingan sendiri dan kelompok, entah itu kepentingan politik, ekonomi, bahkan kepentingan agama.

Di tengah situasi yang demikian ini, apa yang dapat kita lakukan? Setidaknya ada 3 hal, kalau kita mau mengambil inspirasi dari bacaan-bacaan hari ini. Pertama, kita harus tetap yakin pada pertolongan Allah. Kita semua adalah anak-anak Allah, dan kalau kita sungguh hidup secara benar sebagai anak-anak Allah, niscaya Allah akan menolong kita serta melepaskan kita dari tangan lawan-lawan kita (bdk.Ken 2:18). Jadi, kesulitan hidup dan tantangan serta hambatan untuk menjadi orang baik jangan sampai melemahkan iman kita tetapi sebaliknya justru semakin menjadikan kita beriman tangguh dengan mempercayakan diri sepenuhnya pada pertolongan Tuhan.

Kedua, sesuai ajakan St. Yakobus, kita harus berdoa dengan benar supaya doa-doa kita dikabulkan. Memang, hal pengabulan doa itu merupakan hak Allah secara mutlak. Namun, dari pihak kita harus selalu berupaya untuk berdoa secara benar. St. Yakobus tidak menjelaskan doa yang benar itu seperti apa, namun dengan menyebut bahwa doa yang salah adalah doa yang isinya permintaan untuk memuaskan hawa nafsu, maka dapat disimpulkan bahwa kriteria doa yang benar adalah memohon bukan untuk kepentingan diri sendiri, apalagi untuk memuaskan hawa nafsu. Maka, kalau kita berdoa, pertama-tama memohon supaya Tuhan dimuliakan dalam hidup kita dan supaya kita dapat mengabdi Tuhan serta melayani sesama dengan baik. Kita mohon kesehatan, rezeki yang cukup, umur panjang, keluarga sejahtera, dll supaya dengan itu semua kita semakin mengabdi Tuhan dan melayani sesama.

Ketiga, sebagai murid-murid Kristus, kita harus tetap setia mengikuti jejak Sang Guru, yang datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani. Dalam bacaan Injil (Mrk 9:30-37), Yesus menegaskan, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan bagi semuanya (ay. 35b). Mengikuti Yesus dan menjadi murid-Nya berarti mau merendahkan diri dan menjadi pelayan. Oleh karena itu, apa pun profesi, jabatan, dan pekerjaan kita, marilah kita maknai dan kita hayati sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama. Kita bekerja bukan pertama-tama dan melulu untuk mendapatkan upah dan nafkah – meskipun penting – tetapi lebih dari itu, kita bekerja untuk mengabdi Tuhan dan melayani sesama.

Melalui ketiga hal ini, kita dapat bertahan sebagai orang benar. Di tengah arus kehidupan yang tidak semuanya baik, kita bisa ngeli ning ora keli, bahkan kita bisa memberikan kontribusi positif bagi kehidupan bersama. Dengan demikian, semoga suasana kehidupan kita bisa kembali menjadi baik seperti pada saat Tuhan menciptakan segala sesuatu adalah baik adanya. 

RD. Ag. Agus Widodo

Sabtu, 22 September 2012 Hari Biasa Pekan XXIV

Sabtu, 22 September 2012
Hari Biasa Pekan XXIV

“Orang bertobat, seorang pemungut cukai menjadi contoh pertobatan dan pengampunan bagi banyak pemungut cukai dan pendosa” (St. Beda Venerabilis)

Antifon Pembuka (1Kor 15:49)

Seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.

Doa Pagi

Tuhan Allah kami, bentuklah kami dengan rahmat-Mu agar kami semakin mencintai sabda-Mu yang tertanam dalam diri kami. Berkatilah juga agar kami dapat bertekun memeliharanya sehingga dapat berbuah bagi sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Jemaat Korintus dirisaukan oleh keragu-raguan untuk menerima kebenaran ajaran tentang kebangkitan. Paulus marah! Sebab, jika tidak ada kebangkitan, sia-sialah iman Kristiani. Hari ini Paulus memberikan penjelasan yang mudah ditangkap, dengan analogi ‘benih yang ditaburkan’. Jika alam saja bisa, apalagi manusia sebagai ciptaan utama. Jika manusia saja bisa, apalagi Yesus Kristus sebagai Allah yang menjadi manusia.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:35-37.42-49)


"Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan."

Saudara-saudara, mungkin ada orang bertanya, “Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apa mereka akan datang kembali?” Hai orang bodoh! Benih yang kautaburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, jika tidak mati dahulu. Dan yang kautaburkan itu bukanlah rupa tanaman yang akan tumbuh, melainkan biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. Demikian pulalah halnya dengan kebangkitan orang mati: Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan; ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis, ‘manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup. Tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan’. Tetapi yang mula-mula datang, bukanlah yang rohaniah, melainkan yang alamiah; barulah kemudian yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani; manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan yang berasal dari debu tanah, dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Jadi seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.
Ayat. (Mzm 56:10.11-12.13-14)
1. Musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin bahwa Allah berpihak kepadaku.
2. Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Tuhan, yang sabda-Nya kujunjung tinggi, kepada-Nya aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadapku?
3.Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kupenuhi dan kurban syukur akan kupersembahkan kepada-Mu. Sebab Engkau telah meluputkan daku dari maut, dan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; sehingga aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Sabda Allah yang diwartakan itu bagaikan benih yang ditaburkan. Dalam dunia agraris (pertanian), pewartaan ini sungguh mengena. Sabda itu tumbuh tergantung tingkat kesuburan ‘tanah’, budi dan hati. Untuk menjadi tanah yang subur, orang harus menjaga kondisi hati yang baik, jernih, syukur kalau suci. Hati yang kotor, curang, culas adalah tanah tandus untuk pertumbuhan sabda.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:4-15)

"Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."

Banyak orang datang berbondong-bondong dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, “Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat.” Sesudah itu Yesus berseru, “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar.” Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah Sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Yesus berbicara tentang cara sabda Allah diterima oleh pelbagai tipe manusia. Berhasil tidaknya sabda Allah itu bertumbuh dan menghasilkan buah, tergantung dari subur tidaknya lahan hati manusia. Memang keterbukaan hati adalah salah satu kuncinya. Kita sebagai murid-murid Tuhan diundang untuk terus menerus mendengarkan firman-Nya dan menghasilkan buah dalam kehidupan kita.

Doa Malam

 
Tuhan, berilah kami istirahat yang menyegarkan badan. Semoga benih sabda-Mu yang kami taburkan dalam kegiatan kami hari ini Kautumbuhkan sesuai dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Jumat, 21 September 2012 Pesta Santo Matius, Rasul, Penginjil


Jumat, 21 September 2012
Pesta Santo Matius, Rasul, Penginjil

Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. (Kol 1:28)

Antifon Pembuka (bdk. Mat 29:19-20)

Tuhan bersabda, "Pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku dan baptislah mereka. Ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu."

Doa Pagi


Tuhan, kasih-Mu sungguh tiada taranya. Santo Matius, pemungut cukai, telah Engkau panggil dan Engkau pilih menjadi rasul. Dikuatkan oleh kesaksiannya, semoga kami dapat memberi kesaksian akan cinta kasih kepada sesama di sekitar kami. Semua ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Santo Matius, doakanlah kami. Amin.


Paulus memberikan nasihat yang amat manis kepada jemaat Efesus. Intinya: rendah hati, lemah lembut dan sabar merupakan ungkapan paling nyata dari kasih. Jika orang tidak bisa bersikap rendah hati, lembut dan sabar, sejatinya dia tidak memiliki kasih. 


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-7.11-13)

"Ada macam-macam tugas pelayanan demi pembangunan umat."

Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup sepadan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu; satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, yang di atas semua, menyertai semua dan menjiwai semua. Akan tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Dialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita Injil, gembala umat, maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan demi pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian akhirnya kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
atau Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R:5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.

Argumen Yesus tak terbantahkan: Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Inti dari pewartaan injili adalah membawa si pendosa kepada pertobatan. Itulah kabar gembira yang sesungguhnya! Yesus mengajarkan bahwa memberi cap 'dosa', mengkotak-kotakkan masyarakat berarti bertentangan dengan warta gembira injili.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:9-13)

"Berdirilah Matius, lalu mengikuti Yesus."

Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, "Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belaskasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Kasih Yesus luar biasa. Ia berkenan menjadi sahabat dan makan bersama dengan para pemungut cukai dan pendosa. Bahkan, Ia memanggil Matius, seorang pemungut cukai menjadi salah satu murid-Nya. Yesus menegaskan kembali tugas perutusan-Nya. Ia datang untuk menyelamatkan orang berdosa. Kita adalah orang-orang berdosa. Kita mestinya selalu membuka diri atas tawaran cinta Yesus.

Doa Malam



Tuhan Yesus pelindung kami, jauhkanlah malam ini dari marabahaya. Semoga kami dapat beristirahat dengan nyenyak dan besok pagi dapat bangun lagi dengan gembira hati untuk menyambut fajar dan hari yang baru. Engkaulah Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.

RUAH
  

Kamis, 20 September 2012 Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon, Imam dan St. Paulus Chong Hasang, dkk, Martir

Kamis, 20 September 2012
Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon, Imam dan St. Paulus Chong Hasang, dkk, Martir

“Kita mempertahankan segala tradisi Gereja, apakah itu disampaikan kepada kita secara tertulis atau lisan, tanpa merusakkannya dengan pembaruan” (Konsili Nikea II)


Antifon Pembuka


Para kudus bergembira di surga sambil mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, maka kini bersukaria selamanya.


Doa Pagi


Tuhan Yesus, hari ini Engkau mengampuni wanita berdosa yang bertobat karena imannya yang besar. Kami mohon kepada-Mu, anugerahkanlah kepada kami rahmat pertobatan yang sejati agar kami dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab kami sesuai dengan kehendak-Mu. Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


Injil yang diwartakan Paulus harus menjadi credo jemaat: Kristus telah wafat, bangkit, menampakkan diri. Inilah intisari iman kristiani. Paulus menjamin bahwa berpegang pada credo tersebut merupakan cara untuk selamat. Karena itu, Injil yang merupakan rahmat Tuhan ini harus diwartakan terus menerus, dan tidak pernah boleh menjadi sia-sia, sebagaimana dalam hidup Paulus.


Bacaan dari Surat Rasul Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-11)


"Begitulah kami mengajar dan begitu pulalah kamu mengimani."

Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kalian akan Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kalian terima, dan yang di dalamnya kalian teguh berdiri. Oleh Injil itu kalian diselamatkan, asal kalian berpegang teguh padanya sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kalian sia-sia menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah, aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kalian mengimani.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = bes, 2/4, PS 831

Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 118:1-2.16ab-17.28)

1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!”
2. Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan! Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan!
3. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.

Tindakan wanita yang dikenal sebagai pendosa ini menurunkan ajaran yang luar biasa dari mulut Yesus: Dosa yang banyak diampuni, jika seseorang berbuat banyak kasih. Namun pengampunan selalu lebih dulu berasal dari Allah. Karena pengampunan Allah, seseorang berbuat banyak kasih; dan karena berbuat banyak kasih, dia diampuni. Ada hubungan timbal balik antara pengampunan Allah dan tindakan kasih terhadap sesama.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:36-50)


"Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih."

Pada suatu ketika seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, “Seandainya Dia ini nabi, mestinya Ia tahu, siapakah dan orang apakah wanita yang menjamah-Nya ini; mestinya Ia tahu, bahwa wanita ini adalah orang yang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu, “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon, “Katakanlah, Guru.” “Ada dua orang yang berutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka utang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara mereka akan lebih mengasihi dia?” Jawab Simon, “Aku sangka, yang mendapat penghapusan utang lebih banyak!” Kata Yesus kepadanya, “Betul pendapatmu itu!” Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau melihat wanita ini? Aku masuk ke dalam rumahmu, namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, Ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepalaku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, karena Ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula ia berbuat kasih!” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu telah diampuni.” Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam hati, “Siapakah Dia ini, maka Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu, “Imanmu telah menyelamatkan dikau. Pergilah dengan selamat!”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus bukan hanya menerima seorang wanita pendosa, tetapi juga mengangkat martabatnya. Wanita itu mengungkapkan cintanya akan Yesus. Dia datang dalam kerendahan hati dan menangisi dosanya. Dan dosanya yang banyak itu diampuni karena ia telah banyak berbuat kasih. Imannya telah menyelamatkan dia. Apakah kita juga pernah menangisi dosa-dosa kita? Atau, rasa berdosa kita telah hilang?


Doa Malam


Ya Yesus, kami bersyukur atas para martir-Mu dari Korea, St. Andreas Kim Taegon dan kawan-kawan, yang telah membawa umat kepada iman yang benar. Semoga teladan para martir-Mu ini membangkitkan semangat berkorban demi kebenaran. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy