| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

MINGGU BIASA XXVII/B – Minggu, 7 Oktober 2012

MINGGU BIASA XXVII/B – Minggu, 7 Oktober 2012
Kej 2:18-24; Ibr 9:9-11; Mrk 10:2-12

Bacaan-bacaan hari ini cukup sering dipakai dalam Perayaan Perkawinan karena memang secara umum berisi tentang persatuan pria dan wanita sebagai pasangan hidup (suami – istri). Meskipun demikian, sebenarnya ada pesan lain yang dapat kita timba, lebih-lebih kalau dikaitkan peristiwa Tahun Iman yang dimulai bulan Oktober 2012 sampai Oktober 2013. Dengan tahun iman ini, kita diajak bersyukur atas anugerah iman yang telah kita terima dan dengan iman itu kita telah memperoleh rahmat keselamatan.

Dalam rangka Tahun Iman itu, Gereja menyadari panggilan dan perutusannya untuk menyalurkan rahmat keselamatan yang telah diperoleh secara cuma-cuma dari Tuhan. Dalam terang bacaan-bacaan hari ini, panggilan dan perutusan Gereja tersebut dihayati melalui kehadiran Gereja sebagai tanda kasih yang menyatukan, seperti halnya persatuan kasih yang dihayati oleh suami istri (Injil - Mrk 10:7-8); juga melalui tindakan nyata untuk melindungi kehidupan dan berpihak kepada yang lemah karena manusia diciptakan sebagai pemelihara ciptaan-ciptaan yang lain (bacaan pertama - Kej 2:19-20); sekaligus keberanian untuk berkorban demi keselamatan sesama, sebagaimana Yesus telah mengalami penderitaan maut lalu dimuliakan supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi keselamatan semua manusia (bacaan kedua - Ibr 2:9).

Untuk mempersiapkan diri menyambut Tahun Iman yang akan dibuka tanggal 11 Oktober mendatang, Bapak Uskup kita, Mgr. Johannes Pujasumarta, telah menulis Surat Gembala dan akan dibacacakan dalam Perayaan Ekaristi ini, sebagai pengganti Homili.

Para Ibu, Bapak, Suster, Bruder, Frater, Rama, Kaum muda, Remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus.

Patut kita syukuri bersama, bahwa Tuhan kita Yesus Kristus telah diimani oleh ratusan juta orang di dunia ini sejak para rasul. Ia kita diimani sebagai jalan, kebenaran dan kehidupan. Iman akan Yesus Kristus itu setiap kali dibarui dalam Syahadat para rasul, dirayakan dalam Ekaristi, diwujudkan dalam tindakan dan akhirnya diperdalam terus-menerus melalui doa.

Sebagai rasa syukur atas iman yang berkembang itu, Bapa Suci Paus Benedictus XVI mencanangkan Tahun Iman, 11 Oktober 2012 - 24 Oktober 2013. Tahun Iman itu diharapkan menjadi kesempatan bagi semua umat beriman untuk melihat pentingnya iman di dalam kehidupan yang terus berubah dan bergejolak. Tahun Iman itu diadakan juga untuk memperingati 50 tahun pembukaan Konsili Vatikan II dan 20 tahun penerbitan Katekismus Gereja Katolik.

Seperti kita ketahui pada tahun 1962-1965 telah diselenggarakan Sidang Konsili Vatikan II yang menghasilkan dokumen-dokumen penting bagi kehidupan Gereja. Dokumen itu mengungkapkan jati diri Gereja yang lahir dari iman akan Yesus Kristus, yang hidup di tengah dunia dan berelasi dengan semua orang dengan segala latar belakang suku, agama, budaya, situasi sosial dan politik. Di tengah dunia itu Gereja dipanggil untuk menjadi sakramen keselamatan, tanda kehadiran Kristus yang adalah terang bagi bangsa-bangsa.

Gereja menyadari bahwa untuk menghayati jati diri dan perutusannya itu, pewartaan iman menjadi penting. Untuk itu pada tanggal 11 Oktober 1992, Paus Yohanes Paulus II menyerahkan Katekismus Gereja Katolik kepada umat beriman seluruh dunia. Ia menegaskan, bahwa buku itu menjadi naskah acuan untuk pewartaan yang bersumber pada hidup iman dan sekaligus menjadi sarana yang penuh dan lengkap untuk mengkomunikasikan ajaran Katolik tentang iman dan moral. Dengan mempelajari Katekismus itu diharapkan setiap orang dapat mengetahui apa yang sesungguhnya diimani, dirayakan, dihayati dan didoakan oleh Gereja dalam kehidupan sehari-harinya.

Kini, kita, umat beriman Keuskupan Agung Semarang, sebagai bagian dari umat beriman di seluruh dunia telah merasakan buah-buah dari kedua dokumen itu. Katekismus Gereja Katolik telah menyegarkan, membarui dan meneguhkan penghayatan iman kita akan akan Yesus Kristus. Kita semakin percaya bahwa Yesus Kristus, telah mengalami maut bagi semua orang, kemudian bangkit mulia untuk mengantar semua orang kepada kemuliaan (bdk. Ibr 2:10). Demikian pula Dokumen-dokumen Konsili Vatikan II telah menyadarkan jati diri dan perutusan kita sebagai umat beriman di dalam dunia. Kita bukan hanya bagian dari dunia, tetapi menjadi garam, ragi dan terang bagi dunia. Oleh karena itu, kita tidak diam terhadap persoalan-persoalan dunia seperti kedegilan, kekerasan, perceraian, perusakan lingkungan hidup dan bahaya kelaparan di berbagai negara atau daerah karena kemiskinan dan kemarau panjang. Di tengah persoalan-persoalan itu, kita dipanggil untuk hadir sebagai tanda kasih yang menyatukan (Mrk 10:7-8), yang berpihak pada yang lemah, yang melindungi kehidupan (Kej 2:19-20) dan yang berani berkorban untuk keselamatan (Ibr 2:9). Satu hal baik yang juga kita peringati pada bulan Oktober ini adalah Hari Pangan Sedunia. Gereja dipanggil dan diutus untuk menjadi komunitas berbagi pangan. Dengan demikian iman menjadi tindakan dan aksi mewujudkan kesejahteraan umum.

Agar Tahun Iman memiliki makna bagi kita, saya mengharapkan paroki-paroki, kelompok, komunitas-komunitas bahkan keluarga-keluarga mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengembangkan iman dan meneguhkan perutusan di tengah dunia. Kita ingin menjadi seperti Wanita Samaria. Seperti dikatakan oleh Bapa Suci Paus Benediktus XVI dalam surat apostolik Porta Fidei (Pintu Kepada Iman), Wanita Samaria adalah orang yang bertemu Yesus di pinggir sumur dan menimba sumber air hidup yang memancar keluar dari diri Yesus. Setelah itu ia pergi mewartakan perjumpaan itu kepada orang-orang di kampungnya. Berkat pewartaan wanita itu, orang-orang di kampungnya datang kepada Yesus dan mengakui, bahwa Yesus adalah Juru Selamat. Berkat perjumpaannya dengan Yesus Wanita Samaria itu menemukan kegembiraan dalam beriman dan kegairahan dalam meng-komunikasi-kan imannya kepada orang lain.

Pengalaman Wanita Samaria itu bukan pengalaman sesaat, tetapi pengalaman yang dipupuk dari waktu ke waktu dan diasah oleh pergulatan hidup yang keras di padang gurun. Maka untuk zaman sekarang, untuk menjadi seperti Wanita Samaria, kita juga harus pergi ke sumur, tidak hanya sekali tetapi berkali-kali untuk berjumpa dengan Yesus yang siap mengajar dan menawarkan air hidup kepada kita. Sumur itu adalah dokumen-dokumen ajaran Gereja dan peristiwa-peristiwa yang menyimpan kekayaan iman kita. Dokumen-dokumen Ajaran Gereja itu diantaranya Kitab Suci, Konsili Vatikan II, (Kompendium) Katekismus Gereja Katolik dan ajaran-ajaran iman lainnya. Sedangkan peristiwa-peristiwa iman diantaranya adalah perayaan-perayaan liturgi, devosi dan doa yang menjadi saat penuh rahmat untuk mengenal dan mengalami kehadiran Yesus yang menyapa dan meneguhkan.

Oleh karena itu, saya mengharapkan paroki, kelompok dan komunitas mengadakan pembelajaran ajaran-ajaran Gereja untuk menggali kekayaan iman Gereja. Saya berharap pula, agar diusahakan pendalaman seeara sungguh-sungguh terhadap perayaan iman dalam liturgi. Bagi kaum muda, remaja dan anak-anak perlu dirancang adanya katekese khusus, agar mereka menemukan keindahan dan kesaksian iman. Semua umat beriman dipanggil untuk senantiasa memperbarui rahmat iman, membagikan pengalaman iman dan kasih kepada sesama. Sangat baik kalau sekali waktu umat berkunjung ke Museum Misi Muntilan untuk memahami sejarah kekatolikan di Jawa dan mengobarkan semangat misioner.

Komisi-komisi dalam Dewan Karya Pastoral maupun komisi-komisi di kevikepan hendaknya membantu mempermudah pembelajaran iman dan katekese dengan menawarkan kegiatan, modul atau penyediaan sarana-sarana lain yang mendukung.

Di Tahun Iman ini kita semua ingin menjadikan iman sebagai peristiwa hidup, artinya menjadi suatu kesibukan pertama dan utama dalam kehidupan menggereja. Hal itu kita lakukan sejalan dengan Arah Dasar KAS 2011-2015, yang mengajak kita untuk beriman semakin mendalam-tangguh, dan semakin terlibat mewujudkan kasih di tengah masyarakat, khususnya mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel dan kasih terhadap alam ciptaan demi terwujudnya Gereja yang signifikan dan relevan. Dengan demikian kita semakin bergembira dalam beriman, bergairah dalam pewartaan.

Akhirnya, saya berterimakasih kepada semua saja yang dengan sepenuh hati, tanpa pamrih, tanpa lelah, telah dan akan, dengan caranya masing-masing melibatkan diri dalam pengembangan iman dan peneguhan hidup umat di Keuskupan Agung Semarang.

Semoga Tahun Iman ini menjadikan semua gerak kita bermakna bagi semakin banyak orang dalam peziarahan menuju Bapa.

Salam, doa dan Berkah Dalem,
Semarang, Pesta St. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus
1 Oktober 2012

† Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang

Marilah kita sambut Tahun Iman ini dengan: mesyukuri anugerah iman yang telah kita terima; memperdalam iman kita melalui Kitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja serta perayaan-perayaan iman, terutama Ekaristi; dan mewujudkan iman kita dalam kehidupan sehari-hari melalui kehadiran kita yang menyatukan (Mrk 10:7-8), yang berpihak pada yang lemah, yang melindungi kehidupan (Kej 2:19-20) dan yang berani berkorban untuk keselamatan sesama (Ibr 2:9).

Kegiatan yang baik kita lakukan di Tahun Iman ini adalah menjadi seperti anak-anak dan mengajak anak-anak kita untuk datang kepada Tuhan sesering mungkin melalui doa-doa, renungan akan sabda Tuhan (Kitab Suci), Pendalaman Iman, Ekaristi, dll. Tuhan selalu terbuka menyambut, memeluk dan memberkati kita. Satu tawaran yang saya sampaikan: Marilah kita meluangkan waktu barang 5 - 10 menit setiap hari untuk membaca Kitab Suci. Di dalamnya kita akan menemukan sumber air kehidupan yang dapat kita timba untuk memuaskan dahaga dan memberikan kesegaran bagi hidup kita. Melalui ketekunan membaca Kitab Suci, kita akan berjumpa dengan Yesus dan menimba air kehidupa sejati dari-Nya.

RD. Ag. Agus Widodo







Kobus: Dipersatukan Allah (Mrk 10:2-16)




silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 07 Oktober 2012 Hari Minggu Biasa XXVII

Minggu, 07 Oktober 2012
Hari Minggu Biasa XXVII

Aku adalah Ratu Rosario. Berdoalah terutama dengan doa Rosario suci. Biarlah Rosario menjadi, bagi setiap orang, senjata ampuh untuk zaman ini ~ Our Lady, 7 Oktober 1986


Antifon Pembuka (Dan 13:9.10-11)


Semesta alam takluk kepada kehendak-Mu ,ya Tuhan, dan tiada suatu pun yang dapat menentangnya. Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, langit dan bumi serta seluruh isinya. Engkaulah Tuhan atas seluruh dunia.


Doa Pagi


Allah Bapa yang mahabaik, sumber cinta kasih, Engkau menciptakan semesta alam sebagai tempat yang luas, di mana orang saling memerlukan untuk mengalami cinta kasih-Mu. Singkirkanlah kiranya ketegaran dan kesombongan hati, yang menjauhkan suami dan istri satu sama lain dan yang menyelubungi citra-Mu pada setiap orang. Berikanlah kesetiaan yang takkan memutuskan apa yang sudah Kauikatkan. Utuslah Roh Kudus-Mu supaya hati dan budi kami senantiasa terarah kepada Firman-Mu dalam Tahun Iman yang kami awali pada hari ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (2:18-24)


"Keduanya akan menjadi satu daging."

Beginilah firman Tuhan Allah, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja! Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Maka Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu, untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan. Tetapi bagi dirinya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika manusia itu tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil-Nya dari manusia itu, dibangunlah oleh Tuhan Allah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = fis, 4/4, PS 846

Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5.6)

1. Berbahagialah setiap orang yang bertakwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur subur, di dalam rumah-Mu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion; Boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
4. Boleh melihat keturunan anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:9-11)


“Kenakanlah manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah.”

Saudara-saudara, untuk waktu yang singkat Yesus telah direndahkan di bawah malaikat-malaikat, tetapi oleh derita kematian-Nya Ia telah dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Dan berkat kasih karunia Allah, Yesus mengalami maut bagi semua orang. Memang sesuai dengan keadaan Allah, Allah menjadikan segala sesuatu bagi diri-Nya, dan mengantar banyak orang kepada kemuliaan. Maka sudah sepatutnya Ia pun menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan dengan penderitaan. Sebab Dia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan semua berasal dari Yang Satu. Itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2 PS 957

Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (1Yoh 14:12)
Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:2-16) (Singkat: 10:2-12)


“Apa yang telah dipersatukan Allah janganlah diceraikan manusia.”

(Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus. Mereka berkata kepada-Nya, “Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?” Tetapi Yesus menjawab mereka, “Apa perintah Musa kepadamu?” Jawab mereka, “Musa memberi izin untuk menceraikan isterinya dengan membuat surat cerai.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Karena ketegaran hatimulah Musa menulis perintah itu untukmu. Sebab pada awal dunia Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.” Setelah tiba di rumah, para murid bertanya pula tentang hal itu kepada Yesus. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika isteri menceraikan suaminya, lalu kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.”) Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Tetapi murid-murid-Nya memarahi orang itu. Melihat itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalang-halangi mereka! Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah, Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka dan memberkati mereka.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan

Seorang ibu pernah terkejut mendengar cerita tentang frater dan romo lalu berkata, “Lho, frater-frater dan romo-romo di biara itu boleh merokok ya?” Si pencerita lalu berkata betapa sulitnya melarang orang merokok, apalagi menyuruh orang berhenti merokok. Meski tahu dan sadar sendiri bahwa tidak ada manfaat sama sekali dari merokok, mereka tetap saja meneruskan kebiasaan itu. Akhirnya, pimpinan biara hanya bisa meminta agar mereka tidak merokok di dalam kamar. Sampai-sampai ada yang menyamakan mereka ini dengan orang-orang Yahudi yang tegar hati.

Dalam Injil hari ini kita mendengar Yesus mengecam dengan keras orang-orang Farisi yang datang kepada-Nya untuk mencobai Dia, “Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu!” Apa sebenarnya yang terjadi? Orang-orang Farisi tahu dengan baik apa yang mereka maksud. Mereka merujuk kepada cerita dalam Kitab Ulangan (24:1-4). Musa memang menyebut soal surat cerai. Tetapi harus diperhatikan dengan baik bahwa Musa menyebutkan hal itu bukan sebagai peraturan atau hukum yang melegalkan perceraian!

Dalam arti tertentu, Musa “terpaksa” bicara tentang hal itu karena ketegaran hati bangsa Yahudi sudah sedemikian rupa sehingga situasinya pun sedemikian buruk. Meski tidak sesuai kehendak Allah, praktik perceraian tetap marak dalam bangsa Yahudi. Musa terpaksa mengambil “jalan tengah” untuk melindungi kaum perempuan sebagai pihak yang lemah dan kalah dalam masyarakat Yahudi. Merekalah yang menjadi korban dalam perceraian. Surat cerai itu melindungi mereka dengan cara melarang suami-suami untuk menikahi kembali istri yang diceraikannya, kalau istri itu sudah nikah dengan laki-laki lain.

Yesus dengan keras jug menyatakan hal yang sebenarnya. Musa tidak memberikan aturan yang melegalkan perceraian, tapi ia terpaksa mengambil jalan tengah karena didesak oleh kaum laki-laki yang berdosa, untuk membatasi dan membendung akibat-akibat negatif yang ditimbulkan oleh para suami yang tidak bertanggung jawab. Sejak awal manusia menyepelekan tata tertib yang ditetapkan oleh Allah (bdk. Kej 1:27; 2:24). Itulah sebabnya Yesus berbicara tentang ketegaran hati!

Apa yang bisa kita pelajari dari Injil hari ini? Pertama, perceraian tidak pernah menjadi kehendak Allah. Sejak awal dunia Allah menghendaki laki-laki dan perempuan menjadi satu kesatuan. Perceraian hanya merupakan salah satu tanda ketegaran hati manusia!

Pesan yang kedua lebih mendasar, yaitu jika kita ingin sungguh mengimani Yesus, kita mesti hidup mengikuti-Nya secara konsekuen di jalan-Nya. Hanya iman dapat menangkap bahwa pada jalan itu ada Allah, bahwa melalui jalan itu ada Allah, bahwa melalui jalan itu Allah mewujudkan Kerajaan-Nya, dan dengan sendirinya kebahagiaan kita, manusia. Tetapi, jalan itu harus ditempuh dengan sikap “siap dipakai”, yaitu dengan penyerahan diri total sambil mengandalkan Allah saja. Dengan kata lain, sangat jelas bahwa kunci kepada kebahagiaan adalah iman dan keterbukaan kepada kehendak Allah, bukan sikap tegar hati! Karena itu, janganlah bertegar hati!

RUAH

Sabtu, 06 Oktober 2012 Hari Biasa Pekan XVI

Sabtu, 06 Oktober 2012
Hari Biasa Pekan XVI

“Menjadi kecil berarti tidak putus asa karena kekurangannya sendiri” (St. Teresia dari Lisieux)

Antifon Pembuka (Luk 10:21)

Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil.

Doa Pagi

Tuhan Allah kami, pada hari Sabtu pertama dalam bulan ini kami persembahkan kepada-Mu para imam di seluruh dunia. Mampukan mereka mengemban tugas penggembalaan dengan setia. Berkatilah juga kami, kawanan domba-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Gembala kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Ayub diberkati oleh Tuhan dalam seluruh hidupnya. Istri, anak-anak dan kekayaan dipulihkan kembali oleh Tuhan. Perjalanan hidupnya berakhir dengan kebahagiaan yang melimpah.

Bacaan dari Kitab Ayub (42:1-3.5-6.12-17)
"Sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Maka aku mencabut perkataanku."

Ayub berkata kepada Tuhan, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Sabda-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah berceritera tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.” Maka Tuhan memberkati Ayub dalam kelanjutan hidupnya lebih daripada dalam hidup yang dahulu. Ayub mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina. Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan. Anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh. Di seluruh negeri tidak terdapat wanita yang secantik anak-anak Ayub. Ayub mewariskan kepada mereka bagian milik pusaka seperti kepada anak-anaknya laki-laki. Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya. Ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat. Maka Ayub meninggal dunia pada usia yang tua dan lanjut.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Sinarilah hamba-Mu, ya Tuhan, dengan wajah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:66.71.75.91.125.130)
1. Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.
2. Memang baik bahwa aku tertindas, supaya aku belajar memahami ketetapan-ketetapan-Mu.
3. Aku tahu, ya Tuhan, bahwa hukum-hukum-Mu adil; dan memang tepat bahwa Engkau telah menyiksa aku.
4. Menurut hukum-hukum-Mu sekarang semuanya itu ada, sebab segala sesuatu melayani Engkau.
5. Hamba-Mulah aku ini, buatlah aku mengerti, supaya aku paham akan peringatan-peringatan-Mu.
6. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan kaunyatakan kepada orang kecil. Alleluya.

Perutusan para murid berhasil karena kuasa Allah dalam diri mereka. Mereka layak untuk bersukacita, namun bukan karena takluknya kuasa kejahatan, melainkan nama mereka tercatat di surga. Sebagai murid Kristus, kita harus bersyukur karena melalui Dia rahasia Kerajaan Allah dinyatakan bagi kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:17-24)

"Bersukacitalah karena nama-Mu terdaftar di surga."

Pada waktu itu ketujuhpuluh dua murid Yesus kembali dari perutusannya dengan gembira dan berkata, “Tuhan, setan-setan pun takluk kepada kami demi nama-Mu.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberi kalian kuasa untuk menginjak-injak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tiada yang dapat membahayakan kalian. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga.” Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Segala sesuatu telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu siapa Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.” Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada para murid dan berkata, “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kalian lihat. Karena Aku berkata kepadamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Sakramen Baptis menjadi tanda dan sarana keselamatan Allah. Tuhan menghapuskan dosa-dosa asal kita, mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya dan menyatukan kita menjadi anggota Gereja kudus-Nya. Anugerah luhur ini menjadi jaminan hidup bahagia di surga. Nama kita dicatat dalam bilangan para kudus di surga. Kita perlu terus mengembangkan rahmat Tuhan ini dalam hidup kita. Mari kita tetap taat dan setia kepada Tuhan!

Doa Malam

Ya Allah, bersihkanlah pancainderaku dari kotoran yang membutakan aku dari kasih-Mu. Semoga di akhir pekan ini aku mampu memuji dan memuliakan Engkau, Pemberi hidup dan Pemelihara jiwa ragaku, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Bolehkah Mazmur Tanggapan digantikan dengan Lagu Rohani?

PENTING berlaku untuk semua Perayaan Ekaristi!

Berikut ini adalah ketentuan tentang Liturgi Sabda yang tertulis dalam Pedoman Umum Misale Romawi/ PUMR (General Instruction of the Roman Missal/ GIRM), silakan membaca dokumen selengkapnya di link ini, silakan klik:

“B Liturgi Sabda

55. Bagian utama Liturgi Sabda terdiri dari bacaan-bacaan Kitab Suci bersama-sama dengan pendarasan Mazmur di antara bacaan-bacaan tersebut. Homili, Syahadat dan Doa Umat mengembangkan dan mengakhiri bagian Misa [Liturgi Sabda] ini….
Bacaan-bacaan Kitab Suci
57. Dalam bacaan-bacaan ini, mimbar Sabda dipersiapkan bagi umat beriman, dan kekayaan Kitab Suci dibukakan kepada mereka. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mempertahankan penyusunan bacaan-bacaan Kitab Suci, yang melaluinya dicurahkan terang kesatuan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan sejarah keselamatan. Lagipula, tidak diperbolehkan untuk menggantikan dengan teks-teks non Biblis terhadap bacaan-bacaan Kitab Suci dan Mazmur Tanggapan, yang mengandung Sabda Allah.
61. Setelah bacaan pertama, Mazmur Tanggapan didaraskan, yang menjadi satu kesatuan dengan keseluruhan Liturgi Sabda dan memegang posisi penting secara liturgis dan pastoral, sebab pendarasan Mazmur mendukung permenungan Sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan harus sesuai dengan setiap bacaan dan hendaknya, sebagai ketentuan, diambil dari Lektionari.
Adalah lebih dianjurkan agar Mazmur Tanggapan dinyanyikan, sedikitnya pada bagian tanggapan umat. Oleh karena itu, pemazmur, atau pemimpin Mazmur, menyanyikan ayat-ayat Mazmur dari ambo atau tempat lain yang layak/ sesuai. Seluruh umat tetap duduk dan mendengarkan, tetapi sebagai ketentuan, mengambil bagian dengan menyanyikan tanggapan/ refrein, kecuali ketika Mazmur dinyanyikan langsung tanpa refrein. Adapun agar umat dapat menyanyikan Mazmur Tanggapan dengan lebih siap, teks dari beberapa refrein dan Mazmur telah dipilih dari bermacam masa dalam tahun atau untuk beragam katagori para Santo/Santa. Ini dapat dipergunakan pada bagian teks yang sesuai dengan bacaan ketika Mazmur dinyanyikan. Jika Mazmur tidak dapat dinyanyikan, maka harus dibacakan sedemikian agar sesuai/ cocok untuk mendukung permenungan Sabda Tuhan…..”
Selanjutnya, Katekismus mengajarkan bahwa kehadiran Kristus dalam perayaan Ekaristi itu nyata dalam 4 hal: 1) dalam diri imam (in persona Christi); 2) di dalam Sabda-Nya dalam pembacaan Kitab Suci; 3) di dalam rupa roti dan anggur yang sudah dikonsekrasikan; 4) di dalam umat/Gereja yang berdoa dan bermazmur, atas dasar firman Yesus bahwa di mana ada dua atau tiga orang berkumpul, Ia hadir di tengah-tengah mereka (lih. Mat 18:19):
KGK 1088    “Untuk melaksanakan karya sebesar itu, Kristus selalu mendampingi Gereja-Nya, terutama dalam kegiatan-kegiatan liturgis. Ia hadir dalam kurban misa, baik dalam pribadi pelayan, karena yang sekarang mempersembahkan diri melalui pelayanan imam sama saja dengan Dia yang ketika itu mengurbankan Diri di kayu salib, maupun terutama dalam (kedua) rupa Ekaristi. Dengan kekuatan-Nya Ia hadir dalam Sakramen-Sakramen sekian rupa, sehingga bila ada orang yang membaptis, Kristus sendirilah yang membaptis. Ia hadir dalam Sabda-Nya, sebab Ia sendiri bersabda bila Kitab Suci dibacakan dalam Gereja. Akhirnya Ia hadir, sementara Gereja memohon dan bermazmur, karena Ia sendiri berjanji: bila dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situlah Aku berada di antara mereka (Mt 18:20)” (SC 7).
Mengingat bahwa bacaan-bacaan Kitab Suci dan Mazmur Tanggapan adalah Sabda Tuhan yang saling berkaitan, di mana Tuhan Yesus sendiri hadir di dalamnya, maka sesungguhnya, bukan bagian umat untuk mengubah ataupun memisahkan keterkaitan ini dengan lagu pilihan sendiri yang tidak ada kaitannya dengan bacaan Kitab Suci yang sudah ditentukan pada perayaan Ekaristi tersebut. Jadi, tidak pada tempatnya jika kita mengganti Mazmur dengan nyanyian lain, walaupun merupakan lagu rohani. Dalam pendarasan Mazmur, umat menanggapi bacaan Sabda Tuhan, juga dengan doa yang diambil dari Sabda Tuhan, yang umumnya berhubungan juga dengan tema bacaan Kitab Suci yang dibacakan. Mazmur Tanggapan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bacaan-bacaan Kitab Suci lainnya dalam Liturgi Sabda, dan karena itu tidak selayaknya diganti menurut selera umat ataupun komunitas yang menyelenggarakan Misa Kudus. Sebagaimana imam ataupun umat tak sepantasnya mengganti teks dalam Liturgi Ekaristi, demikian juga tak sepantasnya umat tidak mengganti teks dalam Liturgi Sabda, yang dalam hal ini meniadakan Sabda Allah yang harusnya dibacakan/ dinyanyikan sebagai Mazmur Tanggapan; karena di dalam pembacaan teks tersebut, hadirlah Tuhan Yesus sendiri.
Ini juga jelas disebutkan dalam Redemptionis Sacramentum:
“62. Tidak juga diperkenankan meniadakan ataupun menggantikan bacaan-bacaan Kitab Suci yang sudah ditetapkan, atas inisiatif sendiri, apalagi “mengganti bacaan dan Mazmur Tanggapan yang berisi sabda Allah, dengan teks-teks lain yang bukan dari Kitab Suci” (RS 62)
Penggantian Mazmur dengan lagu-lagu lain ini tidak diperbolehkan, apalagi jika sebagai gantinya adalah lagu pop rohani yang tidak mengandung teks Sabda Tuhan. Karena kalau hal-hal ini dilakukan, tanpa disadari hal ini dapat berakibat pada umat, semacam sikap yang menghubungkan perayaan iman dengan ‘apa yang saya sukai’, daripada mengindahkan ‘apa yang tepat dan benar’, menurut kehendak Tuhan. Jika ini yang terjadi, maka sebenarnya terjadi penyimpangan dari hakekat liturgi, yang harusnya merupakan karya bersama antara Kristus sebagai kepala Gereja dan kita sebagai anggota-anggota-Nya; sehingga kita harus mengutamakan kehendak Kristus terlebih dahulu -sebagaimana yang telah dilestarikan selama berabad-abad dalam Gereja- dan tidak mengutamakan selera ataupun perasaan kita sendiri.
Perlu kita ingat kembali bahwa perayaan Ekaristi merupakan karya Kristus sendiri dan Gereja dalam menghadirkan kembali Misteri Paska Kristus: yaitu sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga. Misteri ini adalah peristiwa iman, dan sama sekali bukan tontonan ataupun pertunjukan/ performance, yang dengan mudah dan bebas dapat diubah-ubah sesuai kemauan penyelenggara. Peristiwa iman ini selayaknya dirayakan seturut tradisi Gereja selama berabad-abad, yang dilakukan atas dasar kepercayaan akan kehadiran Yesus secara nyata dalam perayaan Ekaristi, baik dalam keseluruhan liturgi Sabda, maupun dalam keseluruhan liturgi Ekaristi.

Ditulis oleh: Stefanus Tay & Ingrid Tay www.katolisitas.org
Stefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS adalah pasangan suami istri awam dan telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat. 
 

Jumat, 05 Oktober 2012 Jumat Pertama Dalam Bulan -- Hari Biasa Pekan XXVI

Jumat, 05 Oktober 2012
Jumat Pertama Dalam Bulan -- Hari Biasa Pekan XXVI

Keluarga Kristen mempunyai suatu tugas mewartakan dan menyebarluaskan Injil --- Katekismus Gereja Katolik, 2205

Antifon Pembuka (Mzm 139:13)

Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku.

Doa Pagi

Allah yang mahakuasa, Engkaulah yang mengatur jagad raya dan segala isinya. Siapakah aku ini hingga Kauperhatikan dan Kauberi aku kesempatan untuk hidup. Ya Allah, dipuji dan dimuliakanlah Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ayub (38:1.12-21; 39:36-38)

Tuhan berbicara kepada Ayub dari dalam badai, "Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh dini hari datang atau pernahkah fajar kautunjukkan tempatnya untuk memegang bumi pada ujung-ujungnya, sehingga orang-orang fasik dikebaskan daripadanya, yakni tatkala fajar mengubah bumi menjadi seperti seperti tanah liat yang dimeteraikan, dan mewarnainya seperti orang mewarnai kain? Tatkala orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengannya yang teracung? Pernahkah engkau turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan menyusuri dasar samudera raya? Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat? Tahukah engkau luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu. Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan, sehingga engkau dapat mengantarnya pulang, dan mengetahui jalan ke rumahnya? Tentulah engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau sudah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!" Lalu Ayub menjawab kepada Tuhan, "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. Jawab apakah yang kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tidak akan kuulangi; dua kali aku berkata, tidak akan kulanjutkan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, tuntunlah aku di jalan yang kekal.
Ayat. (Mzm 139:1-3.7-10.13-14ab)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
3. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
4. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:13-16)

"Barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku!"

Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Maka pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati. Barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Ajakan Tuhan untuk bertobat dilakukan dengan berbagai cara. Kepada Ayub, Tuhan menyadarkannya lewat pergulatan batin mencari jawaban atas berbagai pertanyaan dalam hidupnya. Lewat pertanyaan-pertanyaan itu, Tuhan mau menunjukkan bahwa apa yang diketahui Ayub tidaklah banyak. Pengetahuan Ayub tidaklah sebanding dengan kebesaran Tuhan. Maka sebenarnya tidaklah pantas kalau Ayub protes terhadap apa yang dialaminya. Dengan cara yang berbeda Yesus berusaha mentobatkan para pendengar-Nya. Lewat sabda celaka itu Yesus mengajak pendengar-Nya untuk bertobat, untuk tidak tinggal tetap dalam dosa, karena hal itu tidak akan menyelamatkan.

Aneka cara yang dipakai Tuhan untuk mengajak manusia bertobat memperlihatkan betapa Tuhan sangat mencintai manusia. Karena cinta-Nya begitu besar, Tuhan tidak pernah bosan mengajak manusia untuk bertobat. Tuhan tidak pernah kekurangan akal dalam usaha mentobatkan manusia. Meskipun kadang cara yang dipakai kelihatannya keras, tetapi maksud-Nya jelas, yakni agar manusia mau bertobat. Bertobat berarti menyadari segala kelemahan, kedosaan, dan memperbaiki semua itu, lalu mengarahkan diri hanya kepada Tuhan. Kalau demikian, pada akhirnya manusia akan mendapatkan keselamatannya. Dan pada hari ini, melalui ucapan-ucapan keras-Nya, Tuhan juga sedang mengajak kita untuk bertobat kalau ingin selamat. Tuhan meminta jawaban kita segera. Sebab, waktunya sudah dekat. Jika tidak, bersiaplah mendapat celaka!

Doa: Tuhan, aku mengakui bahwa aku orang yang keras kepala, yang sering sulit mengakui segala kelemahan dan dosa. Buatlah aku senantiasa menyadari kelemahan-kelemahan itu lewat teladan hamba-Mu Ayub dan lewat Yesus Putra-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 04 Oktober 2012 Pesta St. Fransiskus dari Assisi

Kamis, 04 Oktober 2012
Pesta St. Fransiskus dari Assisi

“Beritakanlah Injil selalu, dan jika perlu dengan perkataan.” (St Fransiskus dari Assisi)


Antifon Pembuka

Santo Fransiskus, utusan Allah, meninggalkan rumah ayahnya, melepaskan harta warisannya, dan menjadi miskin dan hina dina. Tetapi Tuhan mempermuliakannya.

Doa Pagi


Allah Bapa, Pembela kaum fakir miskin, Santo Fransiskus menjadi miskin dan hina dina seperti Kristus sendiri. Semoga kami mengikuti langkahnya dan dengan gembira mengabdi Putra-Mu, supaya kami tetap bersatu dengan Dikau dan bersukaria dalam cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (6:14-18)
  

"Pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus."
 
Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Bagi semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, dan bagi semua orang yang menjadi milik Allah, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Saudara-saudara, Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai rohmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5; Ul: 1a)

1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tercela, tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang bertakwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba, dan tidak menerima suap melawan orang yang bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.


Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:29ab, 2/4)
Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)
  

"Aku lemah lembut dan rendah hati."
 
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St. Fransiskus Assisi hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Fransiskus adalah anak bangsawan yang kaya raya, namun ia pada suatu saat tergerak meninggalkan istana dan keluarganya, karena dalam mimpi ia mendengar panggilan Tuhan untuk membangun Gereja-Nya. Semula ia menangkap panggilan itu sebagai ajakan untuk memperbaiki dan membangun gereja secara fisik, yaitu bangunan gedung gereja, namun ternyata yang diharapkan oleh Tuhan adalah umat-Nya, yang pada masa itu bersikap mental materialistis atau duniawi serta kurang memperhatikan dan melayani mereka yang miskin dan kekurangan serta orang-orang kecil. Untuk menanggapi panggilan Tuhan tersebut akhirnya Fransiskus hidup miskin, meskipun sebenarnya kaya raya, meneladan Yesus yang meskipun kaya menjadi miskin. Dalam perjalanan selanjutnya Fransiskus mendirikan Tarekat yang kemudian dinamai "Saudara hina dina". Dengan kata lain semangat miskin menjiwai Fransiskus Assisi serta para pengikutnya, yang pada masa kini jumlahnya sungguh banyak. Salah satu motto Gereja Katolik adalah "preferential option for/with the poor" (=keberpihakan pada dan bersama dengan yang miskin dan berkekurangan). Maka dengan ini kami mengharapkan segenap anggota Gereja atau Umat Allah untuk berjiwa miskin, yang antara lain berarti senantiasa memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan atau memiliki keterbukaan dan kerendahan hati dalam menanggapi aneka kemungkinan dan kesempatan. Yang kemudian inilah kiranya yang mungkin untuk kita usahakan bersama, entah bagi mereka yang kaya atau miskin akan harta benda dan uang. Hendaknya kita memiliki keterbukaan dan kesiap-sediaan untuk menerima dan melaksanakan tugas dari Allah yang dapat kita terima melalui atasan atau saudara-saudari kita.

· "Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia." (Gal 6:14). Apa yang dikatakan oleh Paulus ini juga menjiwai Fransiskus, yang kemudian kita kenal dengan stigmata, yaitu Fransiskus menerima anugerah dari Allah berupa keikutsertaan dalam karya penyelamatan-Nya, yang ditandai dengan telapak tangannya yang mengeluarkan darah. Dengan kata lain Fransiskus memiliki devosi mendalam pada Yesus Yang Tersalib. Kita semua sering membuat tanda salib, dan bukankah hal itu juga berarti kita mau berdevosi kepada Yang Tersalib. Maka marilah kita sungguh membaktikan diri seutuhnya dengan rendah hati kepada Tuhan melalui cara hidup dan cara bertindak kita dimana pun dan kapan pun. Untuk itu setiap hari anda dapat mendoakan Doa Damai Fransiskus Assisi, sebagaimana tertulis dalam buku-buku doa, antara lain dalam Puji Syukur no 221. Ajakan untuk senantiasa menjadi pembawa damai sejati, itulah isi doanya, maka marilah kemana pun kita pergi atau dimana pun berada senantiasa menjadi pendamai, memperjuangkan perdamaian sejati, damai dengan sesama manusia maupun dengan Tuhan. Kami berharap para pengikut St. Fransiskus Assisi dapat menjadi sponsor maupun promotor perdamaian sejati dimana pun dan kapan pun. Memang untuk menjadi pembawa damai atau pendamai pada masa kini tidak akan pernah lepas dari aneka tantangan dan hambatan atau masalah, mengingat dan memperhatikan masih cukup banyak orang bersifat egois dan kurang memperhatikan dan melayani kebutuhan atau kepentingan orang lain. Namun percayalah bahwa perdamaian pasti akan mampu mengalahkan atau mengatasi permusuhan atau balas dendam.


"TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya." (Mzm 15:1-3)

04 Oktober 2012 - Ign. Sumarya, SJ

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy