Minggu, 21 Oktober 2012
Hari Minggu Biasa XXIX/B - Hari Minggu Evangelisasi
Komunitas-komunitas basis Gerejani merupakan daya kekuatan evangelisasi ---- Paus Paulus VI
Antifon Pembuka (Mzm 17:6.8)
Aku berseru kepada-Mu sebab Engkau mendengarkan daku, ya Allah.
Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah kata-kataku. Jagalah aku
bagaikan biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Maharahim, Putra-Mu telah rela memanggul
kesalahan-kesalahan kami dan rela pula menderita untuk menyelamatkan
semua orang. Jiwailah kami dengan semangat-Nya, agar kami pun bersedia
memikul beban sesama kami, seperti yang telah dilakukan oleh Dia, Hamba
kami sekalian, Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (53:10-11)
"Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban silih, ia akan melihat keturunannya, dan umurnya akan lanjut."
Tuhan berkehendak meremukkan hamba-Nya dengan
kesakitan. Tetapi apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban penebus
silih, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak
Tuhan akan terlaksana karena dia. Sesudah kesusahan jiwanya, ia akan
melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman: Hamba-Ku itu,
sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya,
dan kejahatan mereka dia pikul.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, mi = cis, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 33:4-5.18-19.20-22)
1. Sebab Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan
kesetiaan, Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh kasih
setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada
mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa
mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah Penolong kita dan perisai
kita! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami
berharap kepada-Mu.
Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (4:14-16)
"Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian."
Saudara-saudara, kita sekarang mempunyai seorang Imam Agung, yang telah
melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh
berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Agung yang kita punya,
bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan
kita. Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya tidak
berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah
dengan penuh keberanian supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih
karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do=a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 10:45)
Anak manusia datang untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:35-45) Singkat: 10:42-45
"Anak manusia datang untuk melayani dan untuk memberanikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang."
Sekali peristiwa Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati
Yesus dan berkata kepada-Nya, "Guru, kami harap Engkau mengabulkan suatu
permohonan kami!" Jawab Yesus kepada mereka, "Apa yang hendak
Kuperbuat bagimu?" Mereka menjawab, "Perkenankanlah kami ini duduk
dalam kemuliaan-Mu kelak, seorang di sebelah kanan-Mu dan seorang lagi
di sebelah kiri-Mu." Tetapi kata Yesus kepada mereka, "Kamu tidak tahu
apa yang kamu minta. Sanggupkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum
dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" Jawab mereka, "Kami
sanggup." Yesus lalu berkata kepada mereka, "Memang, kamu harus meminum
cawan yang harus Kuminum, dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus
Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan atau kiri-Ku, Aku tidak
berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang yang baginya
telah disediakan." Mendengar itu, kesepuluh murid yang lain menjadi
marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil murid-murid-Nya
lalu berkata, "Kamu tahu bahwa orang-orang yang disebut pemerintah
bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan
pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Tetapi janganlah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi
besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa
ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba
untuk semuanya. Sebab Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan
bagi banyak orang."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami
Renungan
“Saudara-saudari yang terkasih, saya mohon
pada hari misi evangelisasi bagi bangsa-bangsa (ad gentes), khususnya
bagi para pelayan, suatu pencurahan Roh Kudus bagi mereka, agar rahmat
Allah memampukan mereka untuk memajukan misi evangelisasi dengan teguh
dalam sejarah manusia. Bersama dengan Beato John Henry Newman, saya
berdoa :’Ya Tuhan, dampingilah para misionaris-Mu di tanah-tanah misi,
taruhlah kata-kata yang benar di bibir mereka dan buatlah jerih payah
mereka menghasilkan buah berlimpah’. Semoga Santa Perawan Maria, Bunda
Gereja dan Bintang Evangelisasi, menyertai semua misionaris Kabar
Sukacita” (kutipan dari Pesan Paus Benediktus XVI dalam rangka mengenangkan Minggu Evangelisasi atau Misi Sedunia, 6 Januari 2012).
“Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Mrk
10:45)
Dalam rangka melaksanakan tugas pengutusan-Nya, Sang Penyelamat Dunia telah rela dengan rendah hati dalam “melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang”. Untuk
itu Ia rela menderita, disiksa dan dihina sampai wafat disalibkan di
kayu salib, menjadi tontonan banyak orang. Penyaliban merupakan hukuman
terberat bagi para penjahat, maka dengan demikian Sang Penyelamat Dunia,
meskipun baik, rela diperlakukan sebagai penjahat, tidak mengeluh dan
menggerutu. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita
memiliki tugas missioner untuk mewartakan kabar baik, apa-apa yang baik,
dengan semangat melayani dan rendah hati. Maka marilah kita hidup dan
bertindak dengan saling melayani, mempersembahkan tenaga dan waktu kita
bagi orang lain, demi kebahagiaan dan keselamatan mereka, tentu saja
pertama-tama dan terutama adalah keselamatan jiwa.
“Nyawa” adalah semangat atau gairah, cita-cita dan harapan yang membuat
kita bersemangat dan bergairah. Arahkan cita-cita, harapan dan dambaan
anda bagi ‘tebusan banyak orang’ atau keselamatan dan kebahagiaan semua
orang, tanpa pandang bulu. Kami percaya bahwa anda para suami dan isteri
pasti memiliki pengalaman untuk saling menyerahkan ‘nyawa’, saling
berbagi cita-cita, harapan dan dambaan serta kemudian bersama-sama
melangkah maju untuk mewujudkan cita-cita, harapan dan dambaan yang
telah disatukan. Maka kami berharap anda mendidik dan membina anak-anak
anda sedini mungkin untuk saling mempersembahkan diri kepada
saudara-saudarinya dalam satu keluarga, kakak-adik, dan kemudian
diperluas kepada para sahabat dan rekan tetangga maupun rekan belajar
atau bekerja.
Sikap mental ‘melayani’ hendaknya juga kita hayati, perdalam dan
perkembangkan dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak kita
setiap hari dimana pun dan kapan pun. Melayani berarti senantiasa
berusaha membahagiakan, sebagaimana terjadi dalam diri pelayan yang baik
dalam komunitas, keluarga maupun tempat kerja atau tempat tugas.
Pelayan yang baik juga tidak pernah mengeluh atau menggerutu ketika
mengalami kesulitan, menghadapi tantangan maupun tegoran keras dari
orang lain yang harus dilayani. Mengeluh atau menggerutu hemat kami
berarti melecehkan atau merendahkan yang lain, dan merasa dirinya yang
terbaik. Marilah kita belajar dan meneladan Yesus yang dalam puncak
penderitaan-Nya tidak mengeluh dan menggerutu, bahkan mendoakan mereka
yang telah membuat-Nya menderita. Kami percaya dalam kehidupan
sehari-hari kita pasti menghadapi apa-apa yang tidak sesuai dengan
selera pribadi kita, maka hendaknya hal itu dihadapi dan disikapi dengan
rendah hati seraya mendoakan mereka yang telah mempersulit hidup dan
pelayanan kita. Dengan kata lain hendaknya kita senantiasa mendoakan
mereka yang memusuhi kita atau membuat kita tidak enak, menderita, dst…
Itulah kiranya salah satu penghayatan panggilan missioner yang dapat
dilakukan oleh siapapun dan kapan pun: kerasulan doa. Maka sisipkan doa
khusus bagi orang lain dalam doa-doa harian anda, demikian juga dalam
Perayaan Ekaristi para imam hendaknya mendoakan orang lain, lebih-lebih
mereka yang sedang mengalami kesulitan dalam hidup, panggilan dan tugas
pengutusannya.
“Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi
semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada
pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam
besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita,
sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk
mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibr 4:14-16)
Kutipan di atas ini secara khusus kiranya baik menjadi bahan permenungan
atau refleksi bagi rekan-rekan imam, dan secara umum bagi segenap umat
beriman yang juga memiliki panggilan imamat umum. Salah satu ciri khas
panggilan imamat adalah sebagai ‘penyalur’: menyalurkan rahmat atau
berkat Tuhan bagi sesamanya dan menyalurkan doa, dambaan, kerinduan,
harapan dst.. sesamanya kepada Tuhan. Dalam anggota tubuh kita yang
kelihatan hemat saya fungsi penyalur yang baik adalah ‘leher’, dimana
melalui leher apa yang dibutuhkan oleh seluruh anggota tubuh, yaitu
makanan dan minuman serta udara segar lewat. Apa yang diterima oleh
leher langsung diteruskan semuanya, tiada sedikitpun yang diambil alias
dikorupsi. Leher juga tidak pernah dapat menikmati makanan dan minuman
yang lewat, tak pernah berfungsi menyakiti. Sementara anggota tubuh lain
yang kelihatan beristirahat, leher tetap bekerja atau berfungsi sebagai
penyalur, yaitu penyalur udara segar.
Marilah kita berpartisipasi dalam kelemahan-kelemahan saudara-saudari
kita, dan senantiasa siap sedia untuk dicobai dalam rangka berfungsi
sebagai penyalur rahmat atau berkat Allah maupun doa, dambaan dan
kerinduan umat Allah. Biarlah kehadiran dan sepak terjang kita di antara
saudara-saudari kita dapat menjadi kasih karunia bagi mereka. Memang
untuk itu kita senantiasa diharapkan hidup bersatu dan bersama dengan
Allah dalam situasi dan kondisi macam apapun dan dimana pun. Menghayati
panggilan imamat hemat saya kita harus sungguh hadir dalam kebersamaan
hidup umat Allah, seraya mendengarkan dengan rendah hati suka-duka umat
Allah, dan kemudian kita tanggapi suka-duka umat Allah sesuai dengan
kemampuan dan kesempatan yang ada pada diri kita.
“TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia
menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat
keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana
olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi
puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan
banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul” (Yes
53:10-11). Setia menghayati panggilan imamat hemat
saya tak akan terlepas dari hati dan jiwa yang disakiti oleh orang lain
atau hati dan jiwa kita harus bersusah karena dosa dan kekurangan orang
lain. Hati dan jiwa kita akan segera puas dan bahagia jika kita juga
segera membantu orang-orang berdosa dan berkekurangan, sebaliknya jika
kita diam saja berarti kita akan tetap sedih hati dan hancur jiwa kita.
Kami harapkan kita lebih baik disakiti hati dan jiwa kita karena
kesetiaan pada panggilan imamat daripada menyakiti hati dan jiwa orang
lain karena egoisme dan kemunafikan kita. Ciri khas seorang utusan
antara lain memang disakiti, dicemooh dan mungkin juga kurang
diperhatikan.
“Aku mau menyanyikan syukur kepada-Mu dalam jemaah yang besar, di
tengah-tengah rakyat yang banyak aku mau memuji-muji Engkau. Janganlah
sekali-kali bersukacita atas aku orang-orang yang memusuhi aku tanpa
sebab, atau mengedip-ngedipkan mata orang-orang yang membenci aku tanpa
alasan.Karena mereka tidak membicarakan damai, dan terhadap orang-orang
yang rukun di negeri mereka merancangkan penipuan,” (Mzm 35:18-20)
21 Oktober 2012 - Ign Sumarya, SJ