| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 01 November 2012 Hari Raya Semua Orang Kudus

Kamis, 01 November 2012
Hari Raya Semua Orang Kudus

“Kebiasaan menempatkan gambar-gambar atau patung-patung kudus dalam gereja untuk dihormati oleh kaum beriman hendaknya dilestarikan. Tetapi jumlahnya jangan berlebih-lebihan, dan hendaknya disusun dengan laras, supaya jangan terasa janggal oleh umat Kristiani, dan jangan memungkinkan timbulnya devosi yang kurang kuat.” --- Konstitusi tentang Liturgi Suci no. 125

Antifon Pembuka

Bergembiralah kita semua dalam Tuhan merayakan semua orang kudus. Malaikat pun bersuka ria berpesta dan memuji-muji Putra Allah.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, dalam perayaan kali ini kami kenangkan semua orang kudus yang mengimani dan mempercayakan dirinya kepada cinta kasih-Mu entah mereka itu terkenal entah tidak. Dengan para kudus itu kami telah Kau perkenankan dalam umat-Mu, dalam Gereja-Mu. Maka kami mohon dengan perantaraan mereka penuhilah doa keinginan kami dan perkenankanlah kami ikut serta dilimpahi belas kasih-Mu.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Wahyu (7:2-4.9-14)

"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya, mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa"

Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup. Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya, "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dengan suara nyaring mereka berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!" Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada disekeliling takhta itu. Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah sambil berkata, "Amin! Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur, hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin! "Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu, dan dari manakah mereka datang?" Maka kataku kepadanya, "Tuanku, Tuan mengetahuinya!" Lalu ia berkata kepadaku, "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-3)

"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita sungguh anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita ini sudah anak-anak Allah, tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. 

 
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah pada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan membuat lega.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12a)

"Bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."

Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki lereng sebuah bukit. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya. Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, katanya, "Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Salah satu pokok iman kita menyatakan “Aku percaya akan persekutuan para kudus". Di antara para kudus tersebut, ada sebagian yang diakui secara resmi oleh Gereja dan ada banyak yang tidak dikenal. Mereka yang diakui secara resmi adalah para santo/a dan beato/a yang sebagian besar tertera dalam kalender liturgi. Sementara itu, para kudus lainnya adalah orang-orang biasa seperti kita yang sekarang sudah mulia bersama Allah di surga.

Hari Raya Semua Orang Kudus, terutama dimaksudkan untuk merayakan para kudus kelompok yang kedua ini; yaitu mereka yang tidak dirayakan secara khusus dan tidak ada dalam kalender liturgi Gereja. Mereka adalah orang-orang yang disebutkan dalam bacaan pertama hari ini, yaitu “suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. ... Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba” (Why 7:9.14).

Selain itu, perayaan ini juga dimaksudkan untuk memperteguh pengharapan kita tentang apa yang akan kita alami kelak, setelah hidup kita di dunia ini berakhir. Mereka yang kita rayakan hari ini adalah orang-orang biasa seperti kita, yang karena kemurahan dan belas kasih Allah telah mengalami kebahagiaan abadi di surga. Mereka telah mengalami hidup sebagai anak-anak Allah secara penuh dan sempurna. Seperti mereka, kita juga telah diangkat menjadi anak-anak Allah. Namun, “bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya” (1Yoh 3:2). Untuk itu, mulai sekarang kita diajak mengarahkan hidup kita pada pengharapan akan masa depan dalam keabadian tersebut.

Sabda Bahagia dalam bacaan Injil memberikan resep bagi kita, bagaimana kita bisa mengarahkan hidup kita ini. Tiga Sabda Bahagia yang pertama (ay.3-5) menegaskan bahwa orang dapat disebut berbahagia karena mengandalkan hidupnya pada Tuhan. Mereka yang “miskin di hadapan Allah” (ay.3) berarti menyadari keterbatasan dan ketidakmampuannya di hadapan Allah kemudian berserah kepada-Nya. Mereka yang “ berduka cita” (ay.4) berarti orang yang menyadari bahwa kendati mengalami kesulitan Tuhan tetap menyertai dan berada di dekatnya memberi hiburan dan kekuatan. Meraka yang “lemah lembut” (ay.5) berarti orang yang cinta damai dan tidak menjauhi segala bentuk kekerasan sehingga bersahabat dengan semua orang (=memiliki bumi).
Dua Sabda Bahagia berikutnya (ay. 6 dan 8) menegaskan bahwa orang dapat disebut bahagia karena menjalankan kehendak Tuhan. Mereka disebut sebagai orang yang “lapar dan haus akan kebenaran” (ay.6) dan yang “suci hatinya” (ay.8). Mereka ini selalu bertekun untuk mewujudkan kehendak Tuhan dan tidak gampang dipengaruhi keinginan-keinginan yang menjauhkannya dari Tuhan.

Dua Sabda Bahagia yang lain (ay. 7 dan 9) menegaskan bahwa orang dapat disebut bahagia karena menghadirkan Tuhan bagi sesama. Mereka adalah orang yang “murah hati” (ay.7) dan “membawa damai” (ay.9). Artinya, mereka ini selalu berusaha menghadirkan kebaikan Tuhan kepada sesama karena sadar akan perlunya sikap saling mendukung dan sikap pendamai.

Dua Sabda Bahagia terakhir (ay. 10-12) menegaskan bahwa orang dapat disebut bahagia karena tekun, tabah dan bertahan dalam kesulitan untuk menghayati nilai-nilai di atas. Pertama, mengandalkan hidup pada Tuhan (vs mengandalkan diri sendiri, kepandaian, harta kekayaan, dll); Kedua, menjalankan kehendak Tuhan (vs menjalankan keinginan kita sendiri, nggugu karepa dhewe); Ketiga, menghadirkan Tuhan bagi sesama (vs menghadirkan setan bagi sesama dalam bentuk kebencian, ketidakpeludian, permusuhan).

Ketiga hal tersebut, jika kita jalani dan kita usahakan dengan tekun dan bersungguh-sungguh akan mendatangkan kebahagiaan yang sejati, tidak hanya di dunia ini tetapi juga di akhirat nanti. “Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga (ay 11). Maka, kalau kita menginginkan hidup bahagia, baik di dunia maupun di akhirat nanti, marilah kita senantiasa: 1) mengandalkan Tuhan, 2) berusaha menjalankan kehendak Tuhan dengan sungguh, dan 3) menghadirkan Tuhan bagi sesama. Marilah kita berusaha mewujudkan ketiga hal ini dengan tekun kendati ada banyak tantangan, kesulitan dan hambatan serana memohon berkat dan kekuatan dari Tuhan sendiri.


RD. Ag. Agus Widodo

Rabu, 31 Oktober 2012 Hari Biasa Pekan XXX

Rabu, 31 Oktober 2012
Hari Biasa Pekan XXX

Gereja bersifat katolik, karena ia diutus oleh Kristus kepada seluruh umat manusia Bdk. Mat 28:19.:
"Semua orang dipanggil kepada Umat Allah yang baru. Maka umat itu, yang tetap satu dan tunggal, harus disebar-luaskan ke seluruh dunia dan melalui segala abad, supaya terpenuhilah rencana kehendak Allah, yang pada awal mula menciptakan satu kodrat manusia, dan menetapkan untuk akhirnya menghimpun dan mempersatukan lagi anak-anak-Nya yang tersebar... Sifat universal, yang menyemarakkan Umat Allah itu, merupakan karunia Tuhan sendiri. Karenanya Gereja yang katolik secara tepat-guna dan tiada hentinya berusaha merangkum segenap umat manusia beserta segala harta kekayaannya di bawah Kristus Kepala, dalam kesatuan Roh-Nya" (LG 13). -- Katekismus Gereja Katolik, 831

Antifon Pembuka (Ef 6:7)

Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.

Doa Pagi


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau berkenan mengumpulkan segala bangsa menjadi umat kesayangan-Mu. Kami mohon, tunjukkanlah kepada kami jalan menuju iman kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (
6:1-9)

"Laksanakan pelayananmu seperti orang yang melayani Kristus dan bukan manusia."

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam Tuhan, karena memang haruslah demikian. Hormatilah ayah dan ibumu, sebab inilah perintah penting yang memuat suatu janji, yaitu: supaya kalian berbahagia dan panjang umur di bumi. Dan kalian para bapak, jangan bangkitkan amarah dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu di dunia ini dengan takut dan gentar dan dengan tulus hati, sama seperti kalian taat kepada Kristus. Jangan hanya taat di hadapan mereka untuk menyenangkan hati orang, tetapi taatlah sebagai hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah. Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan, dan bukan manusia. Kalian tahu, bahwa setiap orang, entah hamba, entah orang merdeka, akan menerima ganjaran dari Tuhan, kalau ia berbuat sesuatu yang baik. Dan kalian para tuan, bersikaplah demikian juga terhadap hamba-hambamu, dan janganlah mengancam. Ingatlah bahwa Tuhan mereka dan Tuhanmu ada di surga, dan Ia tidak memandang muka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-14)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3.Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuhdan penegak bagi semua orang yang tertunduk.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Allah telah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:22-30)

"Mereka datang dari timur dan barat, dan akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah."

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kalian akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata, ‘Tuan, bukakan pintu bagi kami’. Tetapi dia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang’. Maka kalian akan berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi ia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang. Enyahlah dari hadapanku, hai kalian semua yang melakukan kejahatan!’ Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kalian melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari timur dan barat, dari utara dan selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Meditatio

Perjuangan hidup manusia melalui pintu yang sempit adalah simbolik dari situasi kehidupan manusia. Manusia di hadapan Allah harus berjuang dan bersama Allah dapat mengalahkan segala persoalan hidup yang dihadapinya. Pintu yang dikisahkan dalam perikop Injil hari ini adalah lambang Kristus. Dialah pintu untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Tidak ada orang yang dapat masuk ke dalam kerajaan surga tanpa melalui pintu itu yakni Kristus.Dalam dunia sehari-hari sudah lumrah kalau semua orang itu berjuang dan berusaha agar dapat menjadi yang pertama dalam banyak hal. Maka kalau dicermati tidak dengan baik bahwa tidak ada orang yang mau kalah dan menjadi terakhir.

Contemplatio

Pusatkan hatimu, pikiranmu dan kerjamu hanya pada Allah. Teruslah berjuang dengan sekuat tenaga dalam memasuki pintu yang sesak itu. Bayangkanlah betapa banyak orang yang berjuang mau masuk lewat Kristus, pintu keselamatan. Apa yang aku lakukan saat itu?

Oratio

Tuhan Yesus, bantulah aku melawan godaan setan supaya aku tidak putus asa dalam berjuang masuk melalui pintu yang sesak itu. Dunia yang penuh dengan tantangan dan godaan yang membuat manusia jauh dari Tuhan. Semoga aku mampu melewati semuanya itu: dengan iman, kasih dan harapan kepada-Mu.

Missio

Bangun pagi dan berdoa mohon kekuatan Iman, Kasih dan Pengharapan agar mampu mengalahkan godaan dan masuk melalui pintu Kristus penyelamat dunia.

Doa Syukur Atas Bulan Rosario

Allah Bapa surgawi, kami mengucap syukur kepada-Mu atas bulan-bulan yang telah kami lewati. Khususnya kami mengucap syukur kepada-Mu atas Bulan Rosario yang berakhir pada hari ini. Dengan mendaras Rosario suci ini dengan kepasrahan, kepercayaan dan ketekunan, kami merenungkan misteri-misterinya dan memperoleh dari pada-Mu anugerah besar, terlebih rahmat perubahan hati, pertobatan dan keselamatan. Dengan mendaras Rosario suci kami berdoa bersama Bunda surgawi, Ratu Rosario suci, dan hidup dalam perlindungan Hati Maria Yang Tak Bernoda, yang membuat kami merasa aman dan damai, seperti dilakukan oleh induk ayam terhadap anak-anaknya. Doa syukur ini kami persembahkan kepada-Mu, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Renungan Harian Mutiara Iman 2012 - RD. D. Gusti Bagus Kusumawanta

Selasa, 30 Oktober 2012 Hari Biasa Pekan XXX

Selasa, 30 Oktober 2012
Hari Biasa Pekan XXX

“Jika Kerajaan Allah itu dipisahkan dari Yesus, maka Kerajaan itu bukan lagi Kerajaan Allah yang diwahyukan-Nya” (Beato Yohanes Paulus II)


Antifon Pembuka (Luk 13:21)

Kerajaan Allah itu seumpama ragi yang diambil seorang ibu, dan dicampur dengan terigu tiga takar sehingga seluruhnya beragi.

Doa Pagi

Allah Bapa kami sumber pengharapan sejati, taburkanlah sabda-Mu ke dalam hati kami agar tumbuhlah Kerajaan Allah tempat Engkau sendiri hadir dan merajai hidup kami hari ini. Semoga kami hari ini berkembang dalam segala ketekunan dan perbuatan baik, bertindak jujur kepada-Mu dan sesama. Kami serahkan segala apa yang kami rencanakan dan akan kami kerjakan hari ini ke dalam kekuatan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Panggilan sebagai suami istri adalah bentuk hubungan cinta kasih. Mereka hendaknya menyadari dan saling menghargai tanggung jawab masing-masing seperti Kristus dan mempelai-Nya. Dengan demikian mereka akan mencapai kekudusan di dalam Kristus.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:21-33)

"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."

Saudara-saudara, hendaknya kalian saling merendahkan diri dalam takwa kepada Kristus. Para isteri hendaknya tunduk kepada suaminya, seolah-olah kepada Tuhan. Sebab suami adalah kepala isteri, sebagaimana Kristus adalah kepala atas jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, begitu pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suaminya dalam segala hal. Para suami hendaknya mengasihi isterinya sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat, dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya setelah menyucikannya dengan air dan firman. Maksudnya ialah supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi kudus dan tidak bercela. Demikian pula suami harus mengasihi isterinya seperti tubuhnya sendiri; maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tak pernah orang membenci tubuhnya sendiri. Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Karena itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat. Bagaimanapun juga bagi kalian masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri, dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang sederhana.

Sesuatu yang kecil dan sedikit mampu memberikan pengaruh yang luar biasa bagi dunia sekitarnya. Sekecil apa pun iman akan Allah, bila disertai dengan penyerahan diri yang mendalam akan berbuah dan berguna dalam kehidupan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)

"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.” Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Sesuatu yang kecil dan sedikit seringkali kita remehkan. Namun yang kecil itu bisa menjadi besar dan dayanya bisa memengaruhi segala yang ada di sekitarnya. Biji sesawi itu sangat kecil. Ragi juga sangat sedikit namun bisa mengawetkan dan memberi rasa enak. Orang beriman dipanggil untuk menjadi biji sesawi dan ragi bagi sesama. Sudahkah hidup kita yang minoritas ini mampu memengaruhi hidup bersama?

Doa Malam

Tuhan, terima kasih atas karya-Mu dalam diriku hari ini. Semoga sabda-Mu tentang Kerajaan Allah yang seumpama biji sesawi dan ragi, menambah kekuatan dalam hidup berimanku dan buahnya dapat dinikmati oleh sesamaku. Amin.


RUAH

Senin, 29 Oktober 2012 Hari Biasa Pekan XXX

Senin, 29 Oktober 2012
Hari Biasa Pekan XXX

Kebajikan bukan hanya hasil usaha kita melainkan juga hasil rahmat Allah -- St Yohanes Krisostomus.

Antifon Pembuka (Ef 4:32)

Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.


Doa Pagi


Bapa yang mahapengasih, sebagaimana Engkau mengasihi dan mengampuni aku, buatlah aku juga mampu mengasihi dan mengampuni sesama maupun diriku sendiri hari ini, sebagai persembahan dan pujian bagi-Mu.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:32-5:8)
"Hiduplah dalam cinta kasih seperti Kristus."

Saudara-saudara, hendaklah kalian bersikap ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih sayang dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kalian dalam Kristus. Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan dan hiduplah dalam kasih sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kalian, dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai kurban dan persembahan yang harum mewangi bagi Allah. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan, disebut saja pun jangan di antara kalian sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus; demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau sembrono, karena hal-hal itu tidak pantas. Sebaliknya ucapkanlah syukur! Ingatlah baik-baik: Orang sundal, orang cabul, atau orang serakah, artinya penyembah berhala, semua itu tidak mendapat bagian dalam kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kalian disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kalian berkawan dengan mereka. Memang dahulu kalian adalah kegelapan, tetapi sekarang kalian adalah terang di dalam Tuhan. Karena itu hiduplah sebagai anak-anak terang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3.Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran; kuduskanlah kami dalam kebenaran.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:10-17)

"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari Sabat?"

Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat. Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh. Ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat wanita itu dipanggil-Nyalah dia. Lalu Yesus berkata, "Hai Ibu, penyakitmu telah sembuh." Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan, dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Lalu ia berkata kepada orang banyak, "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu dari hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya, "Hai orang-orang munafik, bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum? Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu karena dia keturunan Abraham?" Waktu Yesus berbicara demikian, semua lawan-Nya merasa malu, sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia yang telah dilakukan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Seorang katekis bertanya kepada salah seorang katekumennya, ”Apa yang membuat Bapak tertarik untuk mempelajari agama Katolik?” Katekumen itu menjawab, ”Saya terkesan kepada tetangga saya yang Katolik. Suami-istri itu rukun. Anak-anak mereka pun juga mudah diatur dan berhasil dalam hidupnya. Mereka selalu pergi ke gereja bersama setiap hari minggu. Dan yang paling membuat saya terkesan, mereka selalu berbuat baik kepada siapa saja. Sementara saya sangat jauh berbeda dari keluarga itu. Saya ingin seperti mereka.”

Perbincangan katekis dan katekumennya itu memberi gambaran tentang hidup dalam kegelapan dan hidup dalam terang. Si katekumen tadi tidak ingin tinggal dalam kegelapan. Ia yakin, Pembaptisan yang akan diterimanya menjadi pintu gerbang memasuki hidup baru, yaitu hidup dalam terang. Bagi katekumen ini, pesan Rasul Paulus dalam bacaan pertama hari ini menjadi sangat pas, ”Dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.” Seorang anak terang akan selalu memancarkan aura kebaikan dan kedamaian serta melakukan perbuatan yang baik dan menyelamatkan kapan saja waktunya dan di mana saja tempatnya. Perbuatan yang baik dan menye*lamatkan adalah perbuatan ilahi yang mengatasi ruang dan waktu dan juga tidak bisa dibatasi oleh aturan dan hukum yang kaku. Pada hari sabat pun Yesus melakukan perbuatan yang baik dan menyelamatkan, sekalipun aturan melarang-Nya. Mari kita hidup sebagai anak terang!

Doa: Tuhan, bantulah aku agar aku bisa hidup sebagai anak terang dengan senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan baik dalam hidup sehari-hari. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Bacaan Harian 29 Oktober - 04 November 2012

Bacaan Harian 29 Oktober - 04 November 2012

Senin, 29 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).

Ef 4:32-5:8; Mzm 1:1-2.3.4.6; Luk 13:10-17.

Di sebuah rumah ibadat, Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang sudah delapan belas tahun diikat oleh iblis. Hal itu membuat kepala rumah ibadat menjadi gusar, karena hari itu adalah hari Sabat. Kata Yesus: “Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?” Dengan mengatakan itu, Yesus mau mengajarkan kepada kita bahwa perbuatan baik atas dasar kasih demi nilai-nilai kehidupan harus dimenangkan ketimbang taat buta pada peraturan. Begitulah kehidupan! Selalu mengandung pilihan! Dalam menghadapi pilihan, Yesus mau supaya kita menomorsatukan perbuatan kasih demi nilai-nilai kehidupan, betapapun itu mengandung resiko. Kalau tidak demikian, kita sama dengan orang munafik yang dikecam Yesus.

Selasa, 30 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).

Ef 5:21-33; Mzm 128:1-2.3.4-5; Luk 13:18-21.

Kerajaan Allah seumpama biji sesawi yang kecil tetapi dapat bertumbuh menjadi pohon yang besar, tempat burung-burung bersarang pada cabang-cabangnya. Sejajar dengan itu,Yesus juga mengumpamakan Kerajaan Allah itu seperti ragi secuil yang diadukkan dalam tepung terigu dan akan membuat tepung terigu itu berkembang. Begitulah! Hal-hal kecil yang kita lakukan dengan tekun demi Kerajaan Allah, pada saatnya akan membawa dampak yang mendatangkan kebaikan bagi diri kita sendiri dan bagi banyak orang sekitar. Kekuatannya terletak bukan pada kita, tetapi pada kuasa yang berasal dari Allah sendiri, yang menyertai setiap perbuatan yang mewujudkan nilai-nilai Kerajaan-Nya. Mari bertekun melakukan perbuatan-perbuatan kecil untuk Kerajaan-Nya. Lalu kecaplah hidup yang bermakna bagi orang-orang sekitar.

Rabu, 31 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Ef 6:1-9; Mzm 145:10-11.12-13ab.13cd-14; Luk 13:22-30.

Kerajaan Allah yang mendatangkan hidup kelimpahan itu bukan hanya soal hidup abadi di surga, tetapi sungguh-sungguh dapat kita nikmati saat ini dan di sini. Kita akan mengalami Kerajaan Allah yang membahagiakan itu jika kita menjadikan Allah sebagai Raja yang bertahta dalam hidup kita; membiarkan Dia saja yang memimpin langkah-langkah hidup kita. Namun, itu bukan soal mudah! Yesus mengingatkan: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.” Ya, memang jalan menuju Kerajaan Allah sesak dan sempit; sementara begitu banyak jalan lebar dan pintas yang tampak menawarkan yang indah-indah. Akankah kita terus bertekun untuk berjuang dengan setia menjadikan Allah sebagai Raja dalam hidup kita? Mampukah kita memanggul salib dan menyangkal diri untuk sungguh-sungguh mengikuti Dia? Inilah tantangan untuk hidup bahagia!

Kamis, 01 November: Hari Raya Semua Orang Kudus (P).
Why 7:2-4.9-14; Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6; 1Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12a.

Pada Hari Raya Semua Orang Kudus ini, kita diingatkan bahwa kita dipanggil untuk menjadi kudus dengan setia menjalankan tugas perutusan kita, yaitu menghadirkan wajah Kristus dalam hidup sehari-hari dimana pun kita berada. Itu artinya, kita berjuang mewujudkan ajaran-ajaran-Nya. Dengan begitulah kita akan menjadi bagian dari orang-orang kudus yang berbahagia. Bacaan hari ini memperdengarkan tentang Delapan Sabda Bahagia. Mari kita memahami dengan tepat: orang-orang bagaimanakah yang disebut Yesus berbahagia? Mengapa? Lalu tugas kita adalah mengusahakan supaya kita beroleh hidup yang sungguh kudus dan sungguh bahagia itu.

Catatan:

1. Dalam rangka “Hari Raya Mengenang Arwah Semua Orang Beriman” (tgl. 2 November), setiap orang Kristen dapat memperoleh indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal.
2. Caranya: mengunjungi makam dan/atau mendoakan arwah orang yang meninggal,
• yang menjalankan setiap hari dari tgl. 01 – 08 November memperoleh indulgensi penuh;
• yang menjalankan pada hari-hari lain, memperoleh indulgensi sebagian.

Jumat, 02 November: Jumat Pertama - Peringatan Arwah Semua Orang Beriman.
2Mak 12:43-46; Mzm 130:11-2.3-4.5-6a.6-7.8; 1Kor 15:12-34; Yoh. 6:37-40.

Murid-murid Yesus adalah suatu communio, yaitu persekutuan orang beriman. Dalam persekutuan ini, ada orang-orang beriman yang hidupnya sudah berbahagia, yaitu mereka yang berada di surga menikmati Perjamuan Anak Domba; ada juga yang sedang menderita menjalani pemurnian di api penyucian; dan ada pula yang sedang berziarah menuju kesempurnaan, yaitu kita semua yang masih di dunia. Adalah tugas kita sebagai anggota communio untuk mendoakan arwah-arwah mereka yang masih menderita di api penyucian. Maka, pada peringatan arwah semua orang beriman ini, marilah kita mendoakan anggota keluarga, sahabat dan kenalan yang telah meninggal supaya mereka boleh mengalami kebahagiaan surgawi. Sekaligus dengan itu, kita pun kembali diingatkan supaya hidup kita pun terarah pada Perjamuan Abadi. Maka, sebelum datang waktu kita menghadap ke haribaan-Nya, marilah kita saat ini sungguh-sungguh datang kepada-Nya.

Sabtu, 03 November: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Flp 1:18b-26; Mzm 42:2.3.5bcd; Luk 14:1.7-11.

Seperti umumnya manusia, kita cenderung bertindak mencari pujian, mengutamakan diri, dan sombong akan kemampuan diri. Maka, kalau harga diri kita dicela, kita pun “sakit hati” dan mungkin siap “membalas”; kalau perbuatan baik kita tidak dilihat, kita pun merasa tidak dihargai dan menjadi malas untuk kembali berbuat baik; dan lain sebagainya yang menunjukkan betapa kita seringkali “tinggi hati”. Yesus hari ini mengajarkan untuk rendah hati. Rendah hati artinya rela dan siap sedia mengutamakan kepentingan orang lain, mendahulukan orang lain dan tidak selalu berpusat pada diri sendiri. Dengan sikap itulah kita ditinggikan oleh-Nya. Yesus berkata: “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Minggu, 04 November: Hari Minggu Biasa XXXI (H).

Ul 6:2-6; Mzm 18:2-3a.3bc-4.47.51ab; Ibr 7:23-28; Mrk 12:28b-34.

Hukum yang utama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatan. Itu artinya, mengasihi Allah secara total, tidak setengah-setengah. Lalu, hukum yang kedua adalah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Artinya, kasih akan Allah yang total itu harus terwujud pula dalam kasih terhadap sesama. Dan ingatlah, Yesus menandaskan: ”Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini.” Kalau begitu, apa pun yang kita lakukan haruslah mengarah pada hukum yang utama itu: demi kasih akan Allah dan sesama! Nah, kenyataannya, kecenderungan manusia adalah meremehkan hukum itu dan terus berkutat dengan dasar hukum yang dibuat sendiri, yaitu: mementingkan diri sendiri, menomorsatukan hal materi.

MINGGU BIASA XXX - B: 28 Oktober 2012



MINGGU BIASA XXX - B: 28 Oktober 2012
Yer 31:7-9; Ibr 5:1-6
; Mrk 10:46-52

Kisah penyembuhan Bartimeus dari kebutaanya ini sangat menarik dan ispiratif bagi kita. Yesus sedang dalam perjalanan menuju ke Yerusalem (Mrk 10:32). Jarak antara Yerikho ke Yerusalem sekitar 20 km. Yesus keluar dari kota Yerikho, tidak hanya bersama kelompok para murid, tetapi juga bersama banyak orang lain yang hendak berziarah ke Yerusalem dan merayakan Paskah di sana (ay.46). Adalah wajar ketika banyak peziarah, banyak pula  pengemis yang duduk di pinggir jalan mengharapkan uluran belas kasih dari para peziarah. Bartimeus, seorang pengemis buta merupakan salah satu dari antara mereka itu (ay.46).

Rupanya, Bartimeus pernah mendengar tentang Yesus yang telah menyembuhkan banyak orang sakit. Ternyata ia mampu mengenali bahwa di antara sekian banyak orang yang berjalan melewatinya itu, ada Yesus. Maka, ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (ay.47). Orang-orang yang berjalan bersama Yesus melarangnya. Namun, ia justru semakin keras berteriak, “Anak Daud, kasihanilah aku” (ay.48). Yesus mendengar seruannya dan menghendaki agar ia dipanggil mendekat (ay.49). Ketika hendak mendekat, Bartimeus menanggalkan jubahnya (ay.50). Setelah berdekatan dengan Yesus terjadilah dialog antara keduanya sehingga semakin jelas apa yang dikehendaki Bartimeus (ay.51). Akhirnya, karena imannya kepada Yesus, terjadilah mukjizat penyembuhan yang diharapkannya. Bartimeus bisa melibat, kemudian ia mengikuti Yesus (ay.51)

Di sini, ada beberapa hal menarik yang menunjukkan kepada kita betapa Bartimeus itu seorang yang beriman mendalam. Pertama, di tengah keramaian banyak orang, ia mampu mengenali Yesus. Kendati matanya buta, hatinya mampu melihat kehadiran Tuhan. Hendaknya, kita pun demikian. Di tengah keramaian, kesibukan, dan berbagai macam hal yang kita alami, hendaknya kita tetap peka menangkap kehadiran Tuhan yang senantiasa menyertai kita (bdk. Mat 28:20). Ketika kita melihat keindahan alam, orang lain yang harus kita layani, pekerjaan-pekerjaan yang harus kita selesaikan hendaknya hati kita mampu melihat kehadiran Tuhan dalam diri mereka.

Kedua, Bartimeus berseru-seru kepada Yesus, juga ketika banyak orang menghalanginya. Ia yakin, bahwa Yesus pasti menaruh belas kasih kepadanya. Yesus pasti akan memberikan lebih dari sekedar yang diberikan para peziarah yang lain. Yesus pasti akan membuatnya bisa melihat sehingga ia menjadi orang normal yang tidak lagi tergantung orang lain. Semantara itu, peziarah yang lain hanya memberinya uang namun ia  selamanya ia tetap tergantung uluran orang lain. Keyakinannya itulah yang mendorongnya untuk berseru-seru kepada Tuhan. Hendaknya, kita pun demikian. Dalam beriman, seringkali, kita juga mengalami berbagai macam hambatan. Bisa jadi ada orang lain, atau kesibukan dan pekerjaan kita yang menghalangi kita untuk menghayati iman kita. Namun, kalau kita percaya penuh kepada Tuhan seperti Bartimeus ini, kita akan tetap menghayati iman kita, apa pun hambatannya. Sesibuk apa pun kita, kita akan tetap meluangkan waktu untuk (berseru kepada) Tuhan. Secantik atau seganteng apa pun pacar saya, kalau ia menghalangi saya berjumpa dengan Tuhan, akan saya tinggalkan supaya saya tetap dapat beriman kepada Tuhan.

Ketiga, kendati dalam keramian, Yesus mendengar seruan Bartimeus dan memintanya untuk mendekat. Kita pun percaya bahwa Tuhan juga selalu mendengarkan kita setiap kali kita berseru kepada-Nya. Namun, Tuhan menghendaki agar kita tidak hanya berseru-seru saja, tetapi mau semakin mendekat kepada-Nya. Maka, kita juga diundang oleh Tuhan supaya semakin mendekatkan diri kepada-Nya.
Kempat, usaha Bartiemus untuk mendekatkan diri kepada Tuhan itu disertai dengan kerelaan menanggalkan jubahnya. Bagi pengemis seperti Bartimeus ini, jubah merupakan satu-satunya milik yang berharga. Jubah adalah pakaian serba guna: bisa untuk pakaian, selimut, alas tidur, sekaligus alas duduk untuk menerima uang dari para penderma. Jubah juga bisa digadaikan untuk mendapatkan uang. Nah, di sini, satu-satunya barang berharga yang dimiliki itu, ditanggalkan untuk mendapatkan Yesus dan kesembuhan dari-Nya. Bagi Bartimeus, jubah yang menurut ukuran umum sangat berharga itu, kalah jauh berharganya dibandingkan dengan Yesus. Kita pun hendaknya demikian. Iman kepada Tuhan hendaknya kita jadikan yang paling berharga di atas semua yang kita miliki di dunia ini.

Akhirnya, buah dari iman Bartimeus yang mendalam itu adalah ia mendapatkan kesembuhan dan keselamatan. Setelah sembuh, ia pun semakin beriman. Ketika Yesus memintanya untuk pergi, ia justru mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya (ay.52).

Marilah kita hayati iman kita seperti Bartimeus ini. Kita latih terus-menerus kepekaan kita untuk mampu melihat kehadiran Tuhan di tengah keramaian dan kesibukan kita setiap hari. Kita bangun sikap percaya penuh kepada Tuhan yang pasti memberikan pertolongan tepat pada waktunya. Kita tidak hanya berseru-seru kepada Tuhan tetapi juga semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Dan, kita jadikan iman kepada Yesus sebagai yang paling berharga dalam hidup kita, jauh melebihi segala hal lain yang kita miliki.

Dengan penghayatan iman yang demikian, Yesus pun akan berkata kepada kita, “Imanmu telah menyelamatkan engkau”

RD. Ag. Agus Widodo

Kobus: Berseru kepada-Nya (Mrk 10:46-52)




silahkan klik gambar untuk memperbesar

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy