Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Minggu Biasa XXXI/B – 4 November 2012
Minggu Biasa
XXXI/B – 4 November 2012
Ul 6:2-6;
Ibr 7:23-28; Mrk 12:28b-34
Tidak
terasa, sekarang sudah awal November. Tahun 2012 hampir berakhir dan akan
segera datang tahun 2013. Hari ini kita juga sudah memasuki Pekan Biasa XXXI.
Dua pekan lagi, Tahun Liturgi B ini akan segera berakhir dan berganti dengan
Tahun Liturgi baru, yaitu Tahun C, yang dimulai dengan Hari Raya Kristus Raja
Semesta Alam (25 November 2012). Dalam dinamika waktu yang terus berjalan, kita
diajak membangun harapan seperti yang dinyatakan dalam bacaan I, “supaya lanjut
umurmu dan supaya baiklah keadaanmu” (bdk. Ul 6:2.3).
Supaya di
sepanjang zaman, keadaan kita selalu baik dan umur kita berlanjut dalam
kehidupan abadgi, haruslah kita “berpegang pada segala ketetapan dan perintah
Tuhan ... dan mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan
segenap kekuatan” (bdk. Ul 6:2.5). Inilah hukum utama yang pertama sebagaimana
ditegaskan Yesus dalam bacaan Injil (Mrk 12:30). Kemudian, Yesus masih
menambahkan satu lagi hukum utama yang kedua, yakni mengasihi sesama seperti
diri sendiri (Mrk 12:31a).
Dua hukum
kasih, sebagai hukum utama tersebut, disampaikan Yesus untuk menjawab seorang
ahli Taurat yang bertanya, “Perintah manakah yang paling utama?” (Mrk 12:28).
Pertanyaan ini bisa dimengerti mengingat dalam kitab Taurat, seluruhnya ada 613
hukum, 365 di antaranya berupa larangan dan yang 248 berupa perintah. Yesus
menjawab pertanyaan tersebut dengan mengutip Ul 6:4-6 “Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu!”. Kemudian, ditambahkan pula kutipan
dari Im 19:18, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” Yesus masih
menegaskan bahwa tidak ada perintah lain yang lebih utama dari pada kedua
perintah itu (Mrk 12:31b).
Perintah
yang pertama, yaitu kasih kepada Allah didahului dengan penegasan mengenai keesaan
Allah (Ul 6:4; Mrk 12:29). Hal ini dimaksudkan untuk menekankan pentingnya
komitmen penuh dalam mengasihi Tuhan. Dia adalah satu-satunya Allah yang harus kita
kasihi dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan. Kita tidak boleh
mengasihi sesuatu pun yang lain melebihi kasih kita kepada Allah.
Sekarang, apa
artinya mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan? Berdasarkan
keyakinan keagamaan Yahudi pada waktu itu – juga keyakinan kita sekarang – di
dalam hati terletak pusat hidup manusia; di dalam jiwa ada dorongan kehendak;
di dalam akal budi terletak kesadaran, pikiran, dan logika; dan kekuatan
menunjuk pada bakat dan kemampuan dalam berbagai aspek (fisik, ekonomi, sosial,
dll). Dengan menyebut secara lengkap daya
batin dan daya fisik manusia dalam mencintai Allah, hendak ditekankan bahwa
mengasihi Allah bukan sekedar emosi tetapi muncul dari pusat atau kedalaman
hidup kita yang melibatkan kehendak, kesadaran dan tindakan nyata sekaligus. Dengan
ungkapan dan wujud kasih yang total kepada Allah ini, secara tidak langsung
terkandung suatu pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya Sumber, Kekuatan dan
Tujuan dari kehidupan manusia.
Kasih kepada
Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan tersebut harus pula
diwujudkan dalam tindakan kasih kepada sesama. “Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri” (Mrk 12:31a). Yang menarik di sini, Yesus menyatakan
bahwa mengasihi
sesama hendaknya dilakukan seperti kita mengasihi diri sendiri. Tindakan “mengasihi
diri sendiri” dalam konteks ini tentu tidak berarti egois tetapi justru merupakan
tindakan syukur kepada Allah yang telah lebih dahulu mengasihi kita. Jika Allah
mengasihi kita, tidak ada alasan bagi kita untuk membenci diri. Menurut hukum
yang kedua tersebut, kasih kepada sesama dan kepada diri sendiri dapat berjalan
bersama, bahkan dapat dipakai sebagai ukuran penilaian: “semakin kita mengasihi
diri sendiri, semakin kita mengasihi sesama; semakin kita mengasihi sesama,
semakin kita mengasihi diri sendiri.”
Menurut Injil
Markus, kedua hukum kasih ini mengatasi semua kurban bakaran dan kurban lainnya
(Mrk 12:32-33). Kasih
bukan hanya inti dari hukum Taurat dan ajaran para nabi, tetapi juga inti dari
ajaran dan misi Yesus di dunia ini. Karya penebusan kita dari kuasa dosa dan
kematian oleh Yesus merupakan perwujudan kasih yang tak terhingga dari Allah
kepada umat-Nya. Kasih bukan sekedar upaya manusia tetapi juga anugerah yang
berasal dari Allah (1Yoh 4:7). Karena berasal dari Allah, maka kasih mempunyai
sifat “tak berkesudahan” (1Kor 13:8). Bahkan, kasih itu lebih besar daripada iman dan
harapan.
“Demikianlah tinggal ketiga hal ini,
yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah
kasih.” (1Kor 13:13). Iman ada selesainya, yaitu ketika kita sudah
melihat dan bersatu dengan Tuhan yang kita imani. Harapan juga ada selesainya
ketika sudah terpenuhi. Berbeda dengan kasih. Kita ada dan lahir di dunia ini
karena kasih. Selam kita hidup di dunia ini, kita membutuhkan kasih. Setelah,
dipanggil Tuhan, kita pun masih membutuhkan kasih. Dan si surga pun kita akan hidup
dalam persekutuan kasih yang abadi.
Tahun
2012 akan segera berakhir. Demikian pula Tahun Liturgi B ini. Namun kasih Tuhan
kepada kita tidak berkesudahan. Demikian pula (hendaknya) kasih kita kepada
Tuhan dan sesama.
RD.
Ag. Agus Widodo
Sabtu, 03 November 2012 Hari Biasa Pekan XXX
Sabtu, 03 November 2012
Hari Biasa Pekan XXX
“Kefasikan dan kejahatan mana pun harus kita singkirkan jauh-jauh” (St. Klemens)
Antifon Pembuka (Mzm 43:3)
Jiwaku haus akan Allah, Allah hidup! Bilakah aku boleh datang menghadap Allah?
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang mahamurah, semua yang kecil dan hina, Kaujunjung tinggi. Meskipun kami papa miskin, namun Kaupanggil juga ikut serta dalam perjamuan-Mu. Kami mohon, jadilah tuan rumah yang ramah bagi kami. Berikanlah perhatian serta kegembiraan-Mu kepada siapa pun yang Kauundang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Dengan melihat sisi positif, Paulus mengatakan bahwa ia akan tetap bersukacita atas apa yang ia kerjakan dan alami. Terlebih ia bersukacita asal saja Kristus diwartakan. Ia rindu agar sebanyak mungkin orang mengenal Kristus dan percaya kepada-Nya. Inilah jiwa missioner Paulus.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (1:18b-26)
Hari Biasa Pekan XXX
“Kefasikan dan kejahatan mana pun harus kita singkirkan jauh-jauh” (St. Klemens)
Antifon Pembuka (Mzm 43:3)
Jiwaku haus akan Allah, Allah hidup! Bilakah aku boleh datang menghadap Allah?
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang mahamurah, semua yang kecil dan hina, Kaujunjung tinggi. Meskipun kami papa miskin, namun Kaupanggil juga ikut serta dalam perjamuan-Mu. Kami mohon, jadilah tuan rumah yang ramah bagi kami. Berikanlah perhatian serta kegembiraan-Mu kepada siapa pun yang Kauundang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Dengan melihat sisi positif, Paulus mengatakan bahwa ia akan tetap bersukacita atas apa yang ia kerjakan dan alami. Terlebih ia bersukacita asal saja Kristus diwartakan. Ia rindu agar sebanyak mungkin orang mengenal Kristus dan percaya kepada-Nya. Inilah jiwa missioner Paulus.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (1:18b-26)
"Bersukacita dalam iman."
Saudara-saudara, asal saja Kristus diwartakan, aku bersukacita karenanya. Dan aku akan tetap bersukacita sebab aku tahu, bahwa akhir dari semuanya ini ialah keselamatanku berkat doamu dan berkat pertolongan Roh Yesus Kristus. Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan, ialah bahwa dalam segala hal aku tidak mendapat malu. Kuharapkan bahwa seperti dahulu, sekarang pun Kristus dengan nyata dimuliakan dalam tubuhku baik oleh hidup maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup ialah Kristus dan mati keuntungan. Hidup di dunia bagiku berarti bekerja dan menghasilkan buah. Maka aku tidak tahu, mana yang harus kupilih. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama Kristus, karena ini memang jauh lebih baik. Tetapi demi kalian, lebih perlu aku tetap tinggal di dunia ini. Dalam keyakinan ini tahulah aku bahwa aku akan tetap tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kalian semua, supaya kalian makin maju dan bersukacita dalam iman. Dengan demikian kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, yaitu apabila aku kembali kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843.
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2.3.5bcd; R: 42:2, 2/4)
1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. Bagaimana aku berjalan maju di tengah kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah di tengah suara sorak sorai dan nyanyian syukur, di tengah keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Terimalah beban-Ku dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
Kehormatan duniawi sejatinya tidak perlu dicari dan dikejar, baik secara terus terang maupun secara sembunyi-sembunyi. Sebaliknya, yang diajarkan oleh Yesus adalah kerendahan hati. Barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan, bukan oleh manusia tetapi Tuhan sendiri.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1.7-11)
"Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan."
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk rumah seorang pemimpin orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat terhormat, Yesus lalu mengatakan perumpamaan berikut, “Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang telah mengundang engkau dan tamu itu berkata kepadamu, ‘Berikanlah tempat itu kepada orang ini’. Lalu dengan malu engkau harus pindah ke tempat yang paling rendah! Tetapi apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata, ‘Sahabat, silakan duduk di depan’. Dengan demikian engkau mendapat kehormatan di mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kita mengenal syair lagu ini, “Dia harus makin bertambah, ku harus makin berkurang; nama Kristus saja disembah, ku di tempat paling belakang.” Lagu ini barangkali diinspirasi dari kata-kata dan tindakan Yohanes Pembaptis tatkala Yesus muncul di tengah khalayak umum. Kerendahan hati Yohanes Pembaptis ini hendaknya menjadi napas hidup kita. Kita berani mendahulukan orang lain daripada kepentingan pribadi. Mampukah Anda melakukannya?
Doa Malam
Tuhan Yesus, teladan hidup-Mu dalam hal kerendahan hati, sering membuatku malu. Dalam diriku ada kesombongan, gengsi akan jabatan atau kekuasaan walau tak terucap. Sebab itu, sudilah Engkau membantu aku agar hidupku makin berkenan kepada-Mu. Amin.
RUAH
Jumat, 2 November 2012 Pw. Arwah Semua Orang Beriman
Jumat, 2 November 2012
Pw. Arwah Semua Orang Beriman
2Mak 12:43-46; Rm 5:5-11; Yoh 6:37-40
"Inilah
kehendak Dia yg telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah
diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pad akhir
zaman" (Yoh 6:)
Kemarin, kita merayakan Semua Orang Kudus, yakni
saudara/i kita umat beriman yang telah mulia di surga. Hari ini, kita
memperingati arwah semua org beriman, yakni saudara/i kita yang masih berada
di api penyucian. Kedua perayaan ini menampakkan kesatuan Gereja sebagai
communio sanctorum yang terdiri dari 3 kalompok, yakni: kita yang masih hidup
dan berziarah di dunia ini; mereka yang sudah meninggal dan masih berada di api
penyucian; mereka yang sudah meninggal dan sudah mulia di surga.
Pada
peringatan arwah semua orang beriman ini, kita diajak untuk secara khusus
mengenang dan mendoakan saudara/i kita yang sudah meninggal dan saat ini masih
berada di api penyucian. Kita juga diajak menyadari makna kematian dalam
terang iman kristiani. Kematian bukanlah akhir dari segala-galanya. Sebab,
dengan kematian, hidup hanyalah diubah bukan dilenyapkan. Kematian justru
merupakan awal dari kehidupan abadi di surga. Sebab, bagi kita telah
disediakan kediaman abadi di surga, setelah hidup kita di dunia ini
berakhir.
Surga adalah tempat orang kudus. Padahal, sebagian besar
orang beriman, ketika berangkat dari dunia ini (mati) berada dalam keadaan
dosa. Maka, sebelum masuk surga, harus disucikan/dikuduskan terlebih
dahulu. Itulah yang terjadi di api penyucian. Bagi merekalah, kita berdoa supaya
karena belas kasih Allah, mereka dikuduskan dan akhirnya diperkenankan masuk
surga, bergabung dengan para kudus.
Dalam rangka "Peringatan Arwah
Semua Orang Beriman" ini, kita dapat memperoleh indulgensi, yaitu
penghapusan atas hukuman sementara dari dosa bagi org yang sudah meninggal.
Caranya adalah dengan mengunjungi makan dan/atau mendoakan arwah orang yang ingin
kita mohonkan indulgensi. Jika dilakukan tiap hari dari tanggal 1-8 Nov, maka
akan diperoleh indulgensi penuh; jika dilakukan pada hari lain, akan
diperoleh indulgensi sebagian.
Marilah, kita doakan arwah
saudara/i kita yang sudah meninggal. Akan tiba saatnya kelak, kita pun menjadi
arwah dan harus menjalani pemurnian di api penyucian. Pada saat itulah, kita
butuh doa, baik dari saudara/i kita yang masih hidup di dunia ini maupun dari
para kudus di surga. Demikianlah, di dalam communio sanctorum itu, semua
anggota Gereja saling mendoakan dan bersatu dalam doa.
RD. Ag. Agus Widodo
Jumat, 02 November 2012 Jumat Pertama Dalam Bulan -- Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
Jumat, 02 November 2012
Jumat Pertama Dalam Bulan -- Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
Jumat Pertama Dalam Bulan -- Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
“Penegasan Perjanjian Baru yang begitu sering tentang Yesus yang "bangkit dari antara orang mati" (Kis 3:15; Rm 8:11; 1 Kor 15:20) mengandaikan bahwa sebelum kebangkitan Ia tinggal di tempat penantian orang mati Bdk. Ibr 13:20.. Itulah arti pertama yang diberikan oleh pewartaan para Rasul mengenai turunnya Yesus ke dunia arwah: Yesus mengalami kematian seperti semua manusia dan masuk dengan jiwa-Nya ke tempat perhentian orang mati. Tetapi Ia turun ke tempat ini sebagai Penyelamat dan memaklumkan warta gembira kepada jiwa-jiwa yang tertahan di sana Bdk. 1 Ptr 3:18-19..” --- Katekismus Gereja Katolik, 632.
Antifon Pembuka (bdk. 1Tes 4:14; 1Kor 15:22)
Sebagaimana Yesus telah wafat dan bangkit, demikian semua orang yang meninggal dalam Dia, akan dijemput Allah bersama Yesus. Dan seperti semua manusia mati dalam Adam, demikian semua orang dihidupkan kembali dalam Kristus.
Doa Pagi
Ya Allah, kami mohon, berkenanlah mendengarkan doa-doa kami. Engkau telah menganugerahkan kepada kami iman yang kokoh akan Putra-Mu yang bangkit dari antara orang mati. Semoga Engkau meneguhkan harapan kami bahwa bersama hamba-hamba-Mu yang telah meninggal kami pun akan bangkit untuk hidup abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, kini sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Makabe (12:43-46)
"Kami yakin bahwa orang yang meninggal dengan saleh akan menerima pahala yang indah."
Setelah menguburkan tentara yang gugur dalam pertempuran, Yudas, panglima Israel, menyuruh mengumpulkan uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan kurban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, karena Yudas memikirkan kebangkitan. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 801
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 130:1b-2.3-4.5-6ab; Ul:lh.5)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang takwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dan segala kesalahannya.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2Kor 4:14 -5:1)
"Yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."
Saudara-saudara, kami yakin bahwa Allah, yang
telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga
bersama-sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama
dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu,
supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang
yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur yang semakin
melimpah bagi kemuliaan Allah. Sebab itu kami tidak tawar hati!
Meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah
kami dibaharui dari hari ke hari. Sebab penderitaan ringan yang
sekarang ini mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami. Sebab kami
tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan,
karena yang kelihatan itu sementara, sedangkan yang tak kelihatan itu
kekal. Kami tahu, jika kemah kediaman kita di bumi ini dibongkar,
Allah telah menyediakan suatu kediaman di surga bagi kita, suatu
tempat kediaman yang kekal, yang bukan buatan tangan manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
atau
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
atau
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (Singkat: 15:20-23)
"Semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus."
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (Panjang: 15:12-34)
Saudara-saudara, jika kami beritakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau kebangkitan orang mati tidak ada, maka Kristus pun tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah pula kepercayaanmu. Apalagi, andaikata betul demikian, kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab andaikata benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus pun tidak dibangkitkan. Dan kalau Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu, dan kamu masih hidup dalam dosamu. Dengan demikian binasa pulalah orang-orang yang mati dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus dalam hidup ini saja, maka kita adalah orang-orang yang paling malang di antara semua manusia. Namun ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa “segala sesuatu telah ditaklukkan”, maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk didalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya dibawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua. Jika demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal? Dan kami juga—mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.” Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 6:40)
Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku, jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:37-40)
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 6:40)
Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku, jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:37-40)
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."
Di rumah ibadat di Kapernaum
Yesus berkata kepada orang banyak, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku
akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan
Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan
kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus
Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari
semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang,
tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak
Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya
kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya
pada akhir zaman.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari ini kita berdoa bagi saudara-saudari kita yang telah meninggal dunia. Cinta kita kepada mereka tidak berhenti kendati kematian membuat kita dan mereka hidup dalam dunia yang berbeda. Kematian tidak memisahkan kita. Kematian orang yang kita cintai bahkan membuat kita terdorong untuk makin mencintai. Kalau kita berdoa, itulah ungkapan kasih kita, secara khusus dalam bulan November ini yang selalu dipersembahkan untuk mendoakan arwah-arwah dari semua orang beriman yang sudah dipanggil menghadap Tuhan.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia Allah oleh iman (lih. Ef 2:8, Tit 2:11; 3:7). Dan iman ini harus dinyatakan dan disertai dengan perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka iman kita itu mati (lih. Yak 2:17, 24, 26). Perbuatan kasih yang didasari iman inilah yang menjadi ukuran pada hari Penghakiman, apakah kasih kita sudah sempurna sehingga kita dapat masuk surga atau sebaliknya, ke neraka. Ataukah karena kasih kita belum sempurna, maka kita perlu disempurnakan dahulu di dalam suatu tempat/ kondisi yang ketiga, yaitu yang kita kenal sebagai Api Penyucian.
Sedangkan pada saat kita masih hidup, perbuatan kasih ini dapat dinyatakan dalam bentuk tindakan langsung, kata-kata atau dengan doa. Doa syafaat yang dipanjatkan dapat dinyatakan dengan mendoakan sesama yang masih hidup di dunia, maupun mendoakan mereka yang telah meninggal dunia. Oleh karena itu, maka Gereja Katolik mengajarkan akan adanya Api Penyucian, dan bahwa kita boleh, atau bahkan harus mendoakan jiwa-jiwa yang masih berada di dalamnya, agar mereka dapat segera masuk dalam kebahagiaan surgawi. Api Penyucian adalah ‘tempat’/ proses kita disucikan. Catatan: ‘Disucikan’ bukan ‘dicuci’, oleh sebab itu disebut Api Penyucian (bukan Api Pencucian).
Katekismus Gereja Katolik, no 1030-1032, menjelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1030 Siapa yang mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya, memang sudah pasti akan keselamatan abadinya, tetapi ia masih harus menjalankan satu penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu, supaya dapat masuk ke dalam kegembiraan surga.
1031 (1954, 1472) Gereja menamakan penyucian akhir para terpilih, yang sangat berbeda dengan siksa para terkutuk, purgatorium [api penyucian]. Ia telah merumuskan ajaran-ajaran iman yang berhubungan dengan api penyucian terutama dalam Konsili Firence Bdk. DS 1304. dan Trente Bdk. DS 1820; 1580.. Tradisi Gereja berbicara tentang api penyucian dengan berpedoman pada teks-teks tertentu dari Kitab Suci Bdk. misalnya 1 Kor 3:15; 1 Ptr 1:7.:
Ayat terakhir dari bacaan pertama hari ini yang jatuh pada hari Jumat pertama dalam bulan ini justru yang dikutipkan oleh dokumen penting dari Konsili Vatikan II tadi sebagai salah satu dasar alkitabiah untuk memohonkan pengampunan dosa terutama lewat Ekaristi untuk mereka yang sudah wafat. Bacaan kedua membawa suatu peringatan iman dari St. Paulus tentang kenyataan hidup duniawi ini, “kemah tempat kediaman kita di bumi” dibongkar, untuk menuju “suatu tempat kediaman di surga” yang kekal (2Kor 5:1). Oleh karena itu, janganlah kita hidup meraup segala kemungkinan dan kenikmatan seakan dunia ini milik kita dan kita akan tetap selamanya ada di atas dunia ini. Manusia dapat meninggal dunia karena sesuatu yang kelihatannya tiba-tiba dan tak terduga, seperti kecelakaan lalu lintas atau bencana alam. Baiklah kita sadar, demikian nasihat St. Paulus, bahwa manusia lahiriah kita semua akan merosot (2Kor 4:16), namun demikian Paulus juga memberikan penghiburan supaya kita yang semakin hari, semakin merosot ini tidak putus harapan. Karena manusia batiniah kita akan dibaharui dari hari kesehari.
Injil hari ini mengingatkan kita, bahwa percaya dan beriman kepada Allah, Tuhan kita dan Bapa kita. Berarti berani menyerahkan diri kepada rencana dan kehendak-Nya. Itulah yang disampaikan Yesus: "Supaya dari semua yang telah diberikan kepada-Ku jangan ada yang hilang." (Yoh 6:39) Tuhan menghendaki supaya dari semua yang telah menjadi murid-Nya, jangan sampai ada yang hilang. Kehendak Tuhan Yesus ini menjadi tugas kita semua bahwa: hendaklah kita semua saling memperhatikan, menasehati, menjaga dan meneguhkan iman sesama saudara kita. Mulai dari dalam keluarga kita sendiri, agar tidak satu pun anggotanya pergi meninggalkan Tuhan Yesus, hanya karena: harta kekayaan, jabatan dalam pekerjaan atau pun wanita atau pria yang hendak dinikahinya. Sanggupkah kita melakukan tugas dari Tuhan Yesus ini? Suatu pertanyaan yang meminta jawaban, maka jangan kita menunda-nunda memberi jawaban pasti, sebab dengan menunda-nunda, persoalan kita tidak akan bisa segera diselesaikan bahkan akan menjadi semakin rumit dan sulit. Inilah resiko serta konsekuensi dari baptis kita. Kita berjanji, akan setia pada janji baptis kita. Akan menolak setan dan kita akan setia kepada Allah, Tuhan kita. Kita menjawab: "Ya, kami sanggup!" Beranikah sekarang ini kita membuktikan janji baptis kita itu?
Ingatlah, mencicipi kebaikan dan kasih Tuhan tidak ada tandingannya di dunia ini. Yesus berjanji bahwa kita tidak akan lagi pernah mengalami kelaparan dan rasa dahaga sekali kita datang kepada-Nya. Apabila itu halnya, mengapa daya tarik dunia masih begitu memikat hati kita? Bukankah Yesus sudah cukup? Tentu saja! Sesungguhnya Yesus adalah satu-satunya Pribadi yang kita butuhkan agar dapat hidup dalam kepenuhan. Namun sayangnya, kita-manusia memiliki kecenderungan untuk berdosa. Ketertarikan kita pada dosa dalam dunia dan godaan-godaan Iblis dinamakan “concupiscentia” (lihat Katekismus Gereja Katolik, 405).
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari ini kita berdoa bagi saudara-saudari kita yang telah meninggal dunia. Cinta kita kepada mereka tidak berhenti kendati kematian membuat kita dan mereka hidup dalam dunia yang berbeda. Kematian tidak memisahkan kita. Kematian orang yang kita cintai bahkan membuat kita terdorong untuk makin mencintai. Kalau kita berdoa, itulah ungkapan kasih kita, secara khusus dalam bulan November ini yang selalu dipersembahkan untuk mendoakan arwah-arwah dari semua orang beriman yang sudah dipanggil menghadap Tuhan.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia Allah oleh iman (lih. Ef 2:8, Tit 2:11; 3:7). Dan iman ini harus dinyatakan dan disertai dengan perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka iman kita itu mati (lih. Yak 2:17, 24, 26). Perbuatan kasih yang didasari iman inilah yang menjadi ukuran pada hari Penghakiman, apakah kasih kita sudah sempurna sehingga kita dapat masuk surga atau sebaliknya, ke neraka. Ataukah karena kasih kita belum sempurna, maka kita perlu disempurnakan dahulu di dalam suatu tempat/ kondisi yang ketiga, yaitu yang kita kenal sebagai Api Penyucian.
Sedangkan pada saat kita masih hidup, perbuatan kasih ini dapat dinyatakan dalam bentuk tindakan langsung, kata-kata atau dengan doa. Doa syafaat yang dipanjatkan dapat dinyatakan dengan mendoakan sesama yang masih hidup di dunia, maupun mendoakan mereka yang telah meninggal dunia. Oleh karena itu, maka Gereja Katolik mengajarkan akan adanya Api Penyucian, dan bahwa kita boleh, atau bahkan harus mendoakan jiwa-jiwa yang masih berada di dalamnya, agar mereka dapat segera masuk dalam kebahagiaan surgawi. Api Penyucian adalah ‘tempat’/ proses kita disucikan. Catatan: ‘Disucikan’ bukan ‘dicuci’, oleh sebab itu disebut Api Penyucian (bukan Api Pencucian).
Katekismus Gereja Katolik, no 1030-1032, menjelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1030 Siapa yang mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya, memang sudah pasti akan keselamatan abadinya, tetapi ia masih harus menjalankan satu penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu, supaya dapat masuk ke dalam kegembiraan surga.
1031 (1954, 1472) Gereja menamakan penyucian akhir para terpilih, yang sangat berbeda dengan siksa para terkutuk, purgatorium [api penyucian]. Ia telah merumuskan ajaran-ajaran iman yang berhubungan dengan api penyucian terutama dalam Konsili Firence Bdk. DS 1304. dan Trente Bdk. DS 1820; 1580.. Tradisi Gereja berbicara tentang api penyucian dengan berpedoman pada teks-teks tertentu dari Kitab Suci Bdk. misalnya 1 Kor 3:15; 1 Ptr 1:7.:
"Kita harus percaya bahwa sebelum pengadilan masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu, karena kebenaran abadi mengatakan bahwa, kalau seseorang menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, 'di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak' (Mat 12:32). Dari ungkapan ini nyatalah bahwa beberapa dosa dapat diampuni di dunia ini, yang lain di dunia lain" (Gregorius Agung, dial. 4,39).1032 Ajaran ini juga berdasarkan praktik doa untuk orang yang sudah meninggal tentangnya Kitab Suci sudah mengatakan: "Karena itu [Yudas Makabe] mengadakan kurban penyilihan untuk orang-orang mati, supaya mereka dibebaskan dari dosa-dosanya" (2 Mak 12:45). Sudah sejak zaman dahulu Gereja menghargai peringatan akan orang-orang mati dan membawakan doa dan terutama kurban Ekaristi Bdk. DS 856. untuk mereka, supaya mereka disucikan dan dapat memandang Allah dalam kebahagiaan. Gereja juga menganjurkan amal, indulgensi, dan karya penitensi demi orang-orang mati.
"Baiklah kita membantu mereka dan mengenangkan mereka. Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh bapanya Bdk. Ayb 1:5., bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka" (Yohanes Krisostomus, hom. in 1 Cor 41,5).
Ayat terakhir dari bacaan pertama hari ini yang jatuh pada hari Jumat pertama dalam bulan ini justru yang dikutipkan oleh dokumen penting dari Konsili Vatikan II tadi sebagai salah satu dasar alkitabiah untuk memohonkan pengampunan dosa terutama lewat Ekaristi untuk mereka yang sudah wafat. Bacaan kedua membawa suatu peringatan iman dari St. Paulus tentang kenyataan hidup duniawi ini, “kemah tempat kediaman kita di bumi” dibongkar, untuk menuju “suatu tempat kediaman di surga” yang kekal (2Kor 5:1). Oleh karena itu, janganlah kita hidup meraup segala kemungkinan dan kenikmatan seakan dunia ini milik kita dan kita akan tetap selamanya ada di atas dunia ini. Manusia dapat meninggal dunia karena sesuatu yang kelihatannya tiba-tiba dan tak terduga, seperti kecelakaan lalu lintas atau bencana alam. Baiklah kita sadar, demikian nasihat St. Paulus, bahwa manusia lahiriah kita semua akan merosot (2Kor 4:16), namun demikian Paulus juga memberikan penghiburan supaya kita yang semakin hari, semakin merosot ini tidak putus harapan. Karena manusia batiniah kita akan dibaharui dari hari kesehari.
Injil hari ini mengingatkan kita, bahwa percaya dan beriman kepada Allah, Tuhan kita dan Bapa kita. Berarti berani menyerahkan diri kepada rencana dan kehendak-Nya. Itulah yang disampaikan Yesus: "Supaya dari semua yang telah diberikan kepada-Ku jangan ada yang hilang." (Yoh 6:39) Tuhan menghendaki supaya dari semua yang telah menjadi murid-Nya, jangan sampai ada yang hilang. Kehendak Tuhan Yesus ini menjadi tugas kita semua bahwa: hendaklah kita semua saling memperhatikan, menasehati, menjaga dan meneguhkan iman sesama saudara kita. Mulai dari dalam keluarga kita sendiri, agar tidak satu pun anggotanya pergi meninggalkan Tuhan Yesus, hanya karena: harta kekayaan, jabatan dalam pekerjaan atau pun wanita atau pria yang hendak dinikahinya. Sanggupkah kita melakukan tugas dari Tuhan Yesus ini? Suatu pertanyaan yang meminta jawaban, maka jangan kita menunda-nunda memberi jawaban pasti, sebab dengan menunda-nunda, persoalan kita tidak akan bisa segera diselesaikan bahkan akan menjadi semakin rumit dan sulit. Inilah resiko serta konsekuensi dari baptis kita. Kita berjanji, akan setia pada janji baptis kita. Akan menolak setan dan kita akan setia kepada Allah, Tuhan kita. Kita menjawab: "Ya, kami sanggup!" Beranikah sekarang ini kita membuktikan janji baptis kita itu?
Ingatlah, mencicipi kebaikan dan kasih Tuhan tidak ada tandingannya di dunia ini. Yesus berjanji bahwa kita tidak akan lagi pernah mengalami kelaparan dan rasa dahaga sekali kita datang kepada-Nya. Apabila itu halnya, mengapa daya tarik dunia masih begitu memikat hati kita? Bukankah Yesus sudah cukup? Tentu saja! Sesungguhnya Yesus adalah satu-satunya Pribadi yang kita butuhkan agar dapat hidup dalam kepenuhan. Namun sayangnya, kita-manusia memiliki kecenderungan untuk berdosa. Ketertarikan kita pada dosa dalam dunia dan godaan-godaan Iblis dinamakan “concupiscentia” (lihat Katekismus Gereja Katolik, 405).
RENUNGAN PAGI @BLOGSPOT/FORKAT WG
Kamis, 01 November 2012 Hari Raya Semua Orang Kudus
Kamis, 01 November 2012
Hari Raya Semua Orang Kudus
“Kebiasaan menempatkan gambar-gambar atau patung-patung kudus dalam gereja untuk dihormati oleh kaum beriman hendaknya dilestarikan. Tetapi jumlahnya jangan berlebih-lebihan, dan hendaknya disusun dengan laras, supaya jangan terasa janggal oleh umat Kristiani, dan jangan memungkinkan timbulnya devosi yang kurang kuat.” --- Konstitusi tentang Liturgi Suci no. 125
Hari Raya Semua Orang Kudus
“Kebiasaan menempatkan gambar-gambar atau patung-patung kudus dalam gereja untuk dihormati oleh kaum beriman hendaknya dilestarikan. Tetapi jumlahnya jangan berlebih-lebihan, dan hendaknya disusun dengan laras, supaya jangan terasa janggal oleh umat Kristiani, dan jangan memungkinkan timbulnya devosi yang kurang kuat.” --- Konstitusi tentang Liturgi Suci no. 125
Antifon Pembuka
Bergembiralah kita semua dalam Tuhan merayakan semua orang kudus. Malaikat pun bersuka ria berpesta dan memuji-muji Putra Allah.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, dalam perayaan kali ini kami kenangkan semua orang kudus yang mengimani dan mempercayakan dirinya kepada cinta kasih-Mu entah mereka itu terkenal entah tidak. Dengan para kudus itu kami telah Kau perkenankan dalam umat-Mu, dalam Gereja-Mu. Maka kami mohon dengan perantaraan mereka penuhilah doa keinginan kami dan perkenankanlah kami ikut serta dilimpahi belas kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Wahyu (7:2-4.9-14)
Bergembiralah kita semua dalam Tuhan merayakan semua orang kudus. Malaikat pun bersuka ria berpesta dan memuji-muji Putra Allah.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, dalam perayaan kali ini kami kenangkan semua orang kudus yang mengimani dan mempercayakan dirinya kepada cinta kasih-Mu entah mereka itu terkenal entah tidak. Dengan para kudus itu kami telah Kau perkenankan dalam umat-Mu, dalam Gereja-Mu. Maka kami mohon dengan perantaraan mereka penuhilah doa keinginan kami dan perkenankanlah kami ikut serta dilimpahi belas kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Wahyu (7:2-4.9-14)
"Aku
melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung
jumlahnya, mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa"
Aku, Yohanes, melihat
seorang malaikat muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa
meterai Allah yang hidup. Dengan suara nyaring ia berseru kepada
keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya, "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum
kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan aku
mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh
empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan
bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang
duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!" Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada disekeliling
takhta itu. Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah
sambil berkata, "Amin! Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya!
Amin! "Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Siapakah
mereka yang memakai jubah putih itu, dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya, "Tuanku, Tuan mengetahuinya!" Lalu ia berkata
kepadaku, "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan
besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam
darah Anak Domba."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-3)
"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."
Saudara-saudara terkasih, lihatlah,
betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita
disebut anak-anak Allah, dan memang kita sungguh anak-anak Allah. Karena
itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita ini sudah anak-anak
Allah, tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata. Akan tetapi
kita tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi
sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang
sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, ia
menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah pada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan membuat lega.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12a)
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah pada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan membuat lega.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12a)
"Bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki lereng sebuah bukit. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya. Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, katanya, "Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Salah satu pokok iman kita menyatakan “Aku percaya akan persekutuan para kudus". Di antara para kudus tersebut, ada sebagian yang diakui secara resmi oleh Gereja dan ada banyak yang tidak dikenal. Mereka yang diakui secara resmi adalah para santo/a dan beato/a yang sebagian besar tertera dalam kalender liturgi. Sementara itu, para kudus lainnya adalah orang-orang biasa seperti kita yang sekarang sudah mulia bersama Allah di surga.
Hari Raya Semua Orang Kudus, terutama dimaksudkan untuk merayakan para kudus kelompok yang kedua ini; yaitu mereka yang tidak dirayakan secara khusus dan tidak ada dalam kalender liturgi Gereja. Mereka adalah orang-orang yang disebutkan dalam bacaan pertama hari ini, yaitu “suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. ... Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba” (Why 7:9.14).
Selain itu, perayaan ini juga dimaksudkan untuk memperteguh pengharapan kita tentang apa yang akan kita alami kelak, setelah hidup kita di dunia ini berakhir. Mereka yang kita rayakan hari ini adalah orang-orang biasa seperti kita, yang karena kemurahan dan belas kasih Allah telah mengalami kebahagiaan abadi di surga. Mereka telah mengalami hidup sebagai anak-anak Allah secara penuh dan sempurna. Seperti mereka, kita juga telah diangkat menjadi anak-anak Allah. Namun, “bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya” (1Yoh 3:2). Untuk itu, mulai sekarang kita diajak mengarahkan hidup kita pada pengharapan akan masa depan dalam keabadian tersebut.
Sabda Bahagia dalam bacaan Injil memberikan resep bagi kita, bagaimana kita bisa mengarahkan hidup kita ini. Tiga Sabda Bahagia yang pertama (ay.3-5) menegaskan bahwa orang dapat disebut berbahagia karena mengandalkan hidupnya pada Tuhan. Mereka yang “miskin di hadapan Allah” (ay.3) berarti menyadari keterbatasan dan ketidakmampuannya di hadapan Allah kemudian berserah kepada-Nya. Mereka yang “ berduka cita” (ay.4) berarti orang yang menyadari bahwa kendati mengalami kesulitan Tuhan tetap menyertai dan berada di dekatnya memberi hiburan dan kekuatan. Meraka yang “lemah lembut” (ay.5) berarti orang yang cinta damai dan tidak menjauhi segala bentuk kekerasan sehingga bersahabat dengan semua orang (=memiliki bumi).
Dua Sabda Bahagia berikutnya (ay. 6 dan 8) menegaskan bahwa orang dapat disebut bahagia karena menjalankan kehendak Tuhan. Mereka disebut sebagai orang yang “lapar dan haus akan kebenaran” (ay.6) dan yang “suci hatinya” (ay.8). Mereka ini selalu bertekun untuk mewujudkan kehendak Tuhan dan tidak gampang dipengaruhi keinginan-keinginan yang menjauhkannya dari Tuhan.
Dua Sabda Bahagia yang lain (ay. 7 dan 9) menegaskan bahwa orang dapat disebut bahagia karena menghadirkan Tuhan bagi sesama. Mereka adalah orang yang “murah hati” (ay.7) dan “membawa damai” (ay.9). Artinya, mereka ini selalu berusaha menghadirkan kebaikan Tuhan kepada sesama karena sadar akan perlunya sikap saling mendukung dan sikap pendamai.
Dua Sabda Bahagia terakhir (ay. 10-12) menegaskan bahwa orang dapat disebut bahagia karena tekun, tabah dan bertahan dalam kesulitan untuk menghayati nilai-nilai di atas. Pertama, mengandalkan hidup pada Tuhan (vs mengandalkan diri sendiri, kepandaian, harta kekayaan, dll); Kedua, menjalankan kehendak Tuhan (vs menjalankan keinginan kita sendiri, nggugu karepa dhewe); Ketiga, menghadirkan Tuhan bagi sesama (vs menghadirkan setan bagi sesama dalam bentuk kebencian, ketidakpeludian, permusuhan).
Ketiga hal tersebut, jika kita jalani dan kita usahakan dengan tekun dan bersungguh-sungguh akan mendatangkan kebahagiaan yang sejati, tidak hanya di dunia ini tetapi juga di akhirat nanti. “Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga (ay 11). Maka, kalau kita menginginkan hidup bahagia, baik di dunia maupun di akhirat nanti, marilah kita senantiasa: 1) mengandalkan Tuhan, 2) berusaha menjalankan kehendak Tuhan dengan sungguh, dan 3) menghadirkan Tuhan bagi sesama. Marilah kita berusaha mewujudkan ketiga hal ini dengan tekun kendati ada banyak tantangan, kesulitan dan hambatan serana memohon berkat dan kekuatan dari Tuhan sendiri.
Renungan
Salah satu pokok iman kita menyatakan “Aku percaya akan persekutuan para kudus". Di antara para kudus tersebut, ada sebagian yang diakui secara resmi oleh Gereja dan ada banyak yang tidak dikenal. Mereka yang diakui secara resmi adalah para santo/a dan beato/a yang sebagian besar tertera dalam kalender liturgi. Sementara itu, para kudus lainnya adalah orang-orang biasa seperti kita yang sekarang sudah mulia bersama Allah di surga.
Hari Raya Semua Orang Kudus, terutama dimaksudkan untuk merayakan para kudus kelompok yang kedua ini; yaitu mereka yang tidak dirayakan secara khusus dan tidak ada dalam kalender liturgi Gereja. Mereka adalah orang-orang yang disebutkan dalam bacaan pertama hari ini, yaitu “suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. ... Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba” (Why 7:9.14).
Selain itu, perayaan ini juga dimaksudkan untuk memperteguh pengharapan kita tentang apa yang akan kita alami kelak, setelah hidup kita di dunia ini berakhir. Mereka yang kita rayakan hari ini adalah orang-orang biasa seperti kita, yang karena kemurahan dan belas kasih Allah telah mengalami kebahagiaan abadi di surga. Mereka telah mengalami hidup sebagai anak-anak Allah secara penuh dan sempurna. Seperti mereka, kita juga telah diangkat menjadi anak-anak Allah. Namun, “bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya” (1Yoh 3:2). Untuk itu, mulai sekarang kita diajak mengarahkan hidup kita pada pengharapan akan masa depan dalam keabadian tersebut.
Sabda Bahagia dalam bacaan Injil memberikan resep bagi kita, bagaimana kita bisa mengarahkan hidup kita ini. Tiga Sabda Bahagia yang pertama (ay.3-5) menegaskan bahwa orang dapat disebut berbahagia karena mengandalkan hidupnya pada Tuhan. Mereka yang “miskin di hadapan Allah” (ay.3) berarti menyadari keterbatasan dan ketidakmampuannya di hadapan Allah kemudian berserah kepada-Nya. Mereka yang “ berduka cita” (ay.4) berarti orang yang menyadari bahwa kendati mengalami kesulitan Tuhan tetap menyertai dan berada di dekatnya memberi hiburan dan kekuatan. Meraka yang “lemah lembut” (ay.5) berarti orang yang cinta damai dan tidak menjauhi segala bentuk kekerasan sehingga bersahabat dengan semua orang (=memiliki bumi).
Dua Sabda Bahagia berikutnya (ay. 6 dan 8) menegaskan bahwa orang dapat disebut bahagia karena menjalankan kehendak Tuhan. Mereka disebut sebagai orang yang “lapar dan haus akan kebenaran” (ay.6) dan yang “suci hatinya” (ay.8). Mereka ini selalu bertekun untuk mewujudkan kehendak Tuhan dan tidak gampang dipengaruhi keinginan-keinginan yang menjauhkannya dari Tuhan.
Dua Sabda Bahagia yang lain (ay. 7 dan 9) menegaskan bahwa orang dapat disebut bahagia karena menghadirkan Tuhan bagi sesama. Mereka adalah orang yang “murah hati” (ay.7) dan “membawa damai” (ay.9). Artinya, mereka ini selalu berusaha menghadirkan kebaikan Tuhan kepada sesama karena sadar akan perlunya sikap saling mendukung dan sikap pendamai.
Dua Sabda Bahagia terakhir (ay. 10-12) menegaskan bahwa orang dapat disebut bahagia karena tekun, tabah dan bertahan dalam kesulitan untuk menghayati nilai-nilai di atas. Pertama, mengandalkan hidup pada Tuhan (vs mengandalkan diri sendiri, kepandaian, harta kekayaan, dll); Kedua, menjalankan kehendak Tuhan (vs menjalankan keinginan kita sendiri, nggugu karepa dhewe); Ketiga, menghadirkan Tuhan bagi sesama (vs menghadirkan setan bagi sesama dalam bentuk kebencian, ketidakpeludian, permusuhan).
Ketiga hal tersebut, jika kita jalani dan kita usahakan dengan tekun dan bersungguh-sungguh akan mendatangkan kebahagiaan yang sejati, tidak hanya di dunia ini tetapi juga di akhirat nanti. “Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga (ay 11). Maka, kalau kita menginginkan hidup bahagia, baik di dunia maupun di akhirat nanti, marilah kita senantiasa: 1) mengandalkan Tuhan, 2) berusaha menjalankan kehendak Tuhan dengan sungguh, dan 3) menghadirkan Tuhan bagi sesama. Marilah kita berusaha mewujudkan ketiga hal ini dengan tekun kendati ada banyak tantangan, kesulitan dan hambatan serana memohon berkat dan kekuatan dari Tuhan sendiri.
RD. Ag. Agus Widodo
Rabu, 31 Oktober 2012 Hari Biasa Pekan XXX
Rabu, 31 Oktober 2012
Hari Biasa Pekan XXX
Gereja bersifat katolik, karena ia diutus oleh Kristus kepada seluruh umat manusia Bdk. Mat 28:19.:
"Semua orang dipanggil kepada Umat Allah yang baru. Maka umat itu, yang tetap satu dan tunggal, harus disebar-luaskan ke seluruh dunia dan melalui segala abad, supaya terpenuhilah rencana kehendak Allah, yang pada awal mula menciptakan satu kodrat manusia, dan menetapkan untuk akhirnya menghimpun dan mempersatukan lagi anak-anak-Nya yang tersebar... Sifat universal, yang menyemarakkan Umat Allah itu, merupakan karunia Tuhan sendiri. Karenanya Gereja yang katolik secara tepat-guna dan tiada hentinya berusaha merangkum segenap umat manusia beserta segala harta kekayaannya di bawah Kristus Kepala, dalam kesatuan Roh-Nya" (LG 13). -- Katekismus Gereja Katolik, 831
Antifon Pembuka (Ef 6:7)
Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.
Doa Pagi
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau berkenan mengumpulkan segala bangsa menjadi umat kesayangan-Mu. Kami mohon, tunjukkanlah kepada kami jalan menuju iman kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (6:1-9)
Hari Biasa Pekan XXX
Gereja bersifat katolik, karena ia diutus oleh Kristus kepada seluruh umat manusia Bdk. Mat 28:19.:
"Semua orang dipanggil kepada Umat Allah yang baru. Maka umat itu, yang tetap satu dan tunggal, harus disebar-luaskan ke seluruh dunia dan melalui segala abad, supaya terpenuhilah rencana kehendak Allah, yang pada awal mula menciptakan satu kodrat manusia, dan menetapkan untuk akhirnya menghimpun dan mempersatukan lagi anak-anak-Nya yang tersebar... Sifat universal, yang menyemarakkan Umat Allah itu, merupakan karunia Tuhan sendiri. Karenanya Gereja yang katolik secara tepat-guna dan tiada hentinya berusaha merangkum segenap umat manusia beserta segala harta kekayaannya di bawah Kristus Kepala, dalam kesatuan Roh-Nya" (LG 13). -- Katekismus Gereja Katolik, 831
Antifon Pembuka (Ef 6:7)
Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.
Doa Pagi
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau berkenan mengumpulkan segala bangsa menjadi umat kesayangan-Mu. Kami mohon, tunjukkanlah kepada kami jalan menuju iman kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (6:1-9)
"Laksanakan pelayananmu seperti orang yang melayani Kristus dan bukan manusia."
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam Tuhan, karena memang haruslah demikian. Hormatilah ayah dan ibumu, sebab inilah perintah penting yang memuat suatu janji, yaitu: supaya kalian berbahagia dan panjang umur di bumi. Dan kalian para bapak, jangan bangkitkan amarah dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu di dunia ini dengan takut dan gentar dan dengan tulus hati, sama seperti kalian taat kepada Kristus. Jangan hanya taat di hadapan mereka untuk menyenangkan hati orang, tetapi taatlah sebagai hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah. Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan, dan bukan manusia. Kalian tahu, bahwa setiap orang, entah hamba, entah orang merdeka, akan menerima ganjaran dari Tuhan, kalau ia berbuat sesuatu yang baik. Dan kalian para tuan, bersikaplah demikian juga terhadap hamba-hambamu, dan janganlah mengancam. Ingatlah bahwa Tuhan mereka dan Tuhanmu ada di surga, dan Ia tidak memandang muka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-14)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3.Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuhdan penegak bagi semua orang yang tertunduk.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Allah telah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:22-30)
"Mereka datang dari timur dan barat, dan akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah."
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kalian akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata, ‘Tuan, bukakan pintu bagi kami’. Tetapi dia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang’. Maka kalian akan berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi ia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang. Enyahlah dari hadapanku, hai kalian semua yang melakukan kejahatan!’ Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kalian melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari timur dan barat, dari utara dan selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Meditatio
Perjuangan hidup manusia melalui pintu yang sempit adalah simbolik dari situasi kehidupan manusia. Manusia di hadapan Allah harus berjuang dan bersama Allah dapat mengalahkan segala persoalan hidup yang dihadapinya. Pintu yang dikisahkan dalam perikop Injil hari ini adalah lambang Kristus. Dialah pintu untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Tidak ada orang yang dapat masuk ke dalam kerajaan surga tanpa melalui pintu itu yakni Kristus.Dalam dunia sehari-hari sudah lumrah kalau semua orang itu berjuang dan berusaha agar dapat menjadi yang pertama dalam banyak hal. Maka kalau dicermati tidak dengan baik bahwa tidak ada orang yang mau kalah dan menjadi terakhir.
Contemplatio
Pusatkan hatimu, pikiranmu dan kerjamu hanya pada Allah. Teruslah berjuang dengan sekuat tenaga dalam memasuki pintu yang sesak itu. Bayangkanlah betapa banyak orang yang berjuang mau masuk lewat Kristus, pintu keselamatan. Apa yang aku lakukan saat itu?
Oratio
Tuhan Yesus, bantulah aku melawan godaan setan supaya aku tidak putus asa dalam berjuang masuk melalui pintu yang sesak itu. Dunia yang penuh dengan tantangan dan godaan yang membuat manusia jauh dari Tuhan. Semoga aku mampu melewati semuanya itu: dengan iman, kasih dan harapan kepada-Mu.
Missio
Bangun pagi dan berdoa mohon kekuatan Iman, Kasih dan Pengharapan agar mampu mengalahkan godaan dan masuk melalui pintu Kristus penyelamat dunia.
Doa Syukur Atas Bulan Rosario
Allah Bapa surgawi, kami mengucap syukur kepada-Mu atas bulan-bulan yang telah kami lewati. Khususnya kami mengucap syukur kepada-Mu atas Bulan Rosario yang berakhir pada hari ini. Dengan mendaras Rosario suci ini dengan kepasrahan, kepercayaan dan ketekunan, kami merenungkan misteri-misterinya dan memperoleh dari pada-Mu anugerah besar, terlebih rahmat perubahan hati, pertobatan dan keselamatan. Dengan mendaras Rosario suci kami berdoa bersama Bunda surgawi, Ratu Rosario suci, dan hidup dalam perlindungan Hati Maria Yang Tak Bernoda, yang membuat kami merasa aman dan damai, seperti dilakukan oleh induk ayam terhadap anak-anaknya. Doa syukur ini kami persembahkan kepada-Mu, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Renungan Harian Mutiara Iman 2012 - RD. D. Gusti Bagus Kusumawanta
Selasa, 30 Oktober 2012 Hari Biasa Pekan XXX
Selasa, 30 Oktober 2012
Hari Biasa Pekan XXX
“Jika Kerajaan Allah itu dipisahkan dari Yesus, maka Kerajaan itu bukan lagi Kerajaan Allah yang diwahyukan-Nya” (Beato Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (Luk 13:21)
Kerajaan Allah itu seumpama ragi yang diambil seorang ibu, dan dicampur dengan terigu tiga takar sehingga seluruhnya beragi.
Doa Pagi
Allah Bapa kami sumber pengharapan sejati, taburkanlah sabda-Mu ke dalam hati kami agar tumbuhlah Kerajaan Allah tempat Engkau sendiri hadir dan merajai hidup kami hari ini. Semoga kami hari ini berkembang dalam segala ketekunan dan perbuatan baik, bertindak jujur kepada-Mu dan sesama. Kami serahkan segala apa yang kami rencanakan dan akan kami kerjakan hari ini ke dalam kekuatan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Hari Biasa Pekan XXX
“Jika Kerajaan Allah itu dipisahkan dari Yesus, maka Kerajaan itu bukan lagi Kerajaan Allah yang diwahyukan-Nya” (Beato Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (Luk 13:21)
Kerajaan Allah itu seumpama ragi yang diambil seorang ibu, dan dicampur dengan terigu tiga takar sehingga seluruhnya beragi.
Doa Pagi
Allah Bapa kami sumber pengharapan sejati, taburkanlah sabda-Mu ke dalam hati kami agar tumbuhlah Kerajaan Allah tempat Engkau sendiri hadir dan merajai hidup kami hari ini. Semoga kami hari ini berkembang dalam segala ketekunan dan perbuatan baik, bertindak jujur kepada-Mu dan sesama. Kami serahkan segala apa yang kami rencanakan dan akan kami kerjakan hari ini ke dalam kekuatan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Panggilan sebagai suami istri adalah bentuk hubungan cinta kasih. Mereka hendaknya menyadari dan saling menghargai tanggung jawab masing-masing seperti Kristus dan mempelai-Nya. Dengan demikian mereka akan mencapai kekudusan di dalam Kristus.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:21-33)
"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."
Saudara-saudara, hendaknya kalian saling merendahkan diri dalam takwa kepada Kristus. Para isteri hendaknya tunduk kepada suaminya, seolah-olah kepada Tuhan. Sebab suami adalah kepala isteri, sebagaimana Kristus adalah kepala atas jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, begitu pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suaminya dalam segala hal. Para suami hendaknya mengasihi isterinya sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat, dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya setelah menyucikannya dengan air dan firman. Maksudnya ialah supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi kudus dan tidak bercela. Demikian pula suami harus mengasihi isterinya seperti tubuhnya sendiri; maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tak pernah orang membenci tubuhnya sendiri. Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Karena itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat. Bagaimanapun juga bagi kalian masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri, dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang sederhana.
Sesuatu yang kecil dan sedikit mampu memberikan pengaruh yang luar biasa bagi dunia sekitarnya. Sekecil apa pun iman akan Allah, bila disertai dengan penyerahan diri yang mendalam akan berbuah dan berguna dalam kehidupan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)
"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."
Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.” Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Sesuatu yang kecil dan sedikit seringkali kita remehkan. Namun yang kecil itu bisa menjadi besar dan dayanya bisa memengaruhi segala yang ada di sekitarnya. Biji sesawi itu sangat kecil. Ragi juga sangat sedikit namun bisa mengawetkan dan memberi rasa enak. Orang beriman dipanggil untuk menjadi biji sesawi dan ragi bagi sesama. Sudahkah hidup kita yang minoritas ini mampu memengaruhi hidup bersama?
Doa Malam
Tuhan, terima kasih atas karya-Mu dalam diriku hari ini. Semoga sabda-Mu tentang Kerajaan Allah yang seumpama biji sesawi dan ragi, menambah kekuatan dalam hidup berimanku dan buahnya dapat dinikmati oleh sesamaku. Amin.
RUAH
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati