Jumat, 02 November 2012
Jumat Pertama Dalam Bulan -- Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
“Penegasan Perjanjian Baru yang begitu sering tentang Yesus yang "bangkit dari antara orang mati" (Kis 3:15; Rm 8:11; 1 Kor 15:20) mengandaikan bahwa sebelum kebangkitan Ia tinggal di tempat penantian orang mati Bdk. Ibr 13:20..
Itulah arti pertama yang diberikan oleh pewartaan para Rasul mengenai
turunnya Yesus ke dunia arwah: Yesus mengalami kematian seperti semua
manusia dan masuk dengan jiwa-Nya ke tempat perhentian orang mati.
Tetapi Ia turun ke tempat ini sebagai Penyelamat dan memaklumkan warta
gembira kepada jiwa-jiwa yang tertahan di sana Bdk. 1 Ptr 3:18-19..” --- Katekismus Gereja Katolik, 632.
Antifon Pembuka (bdk. 1Tes 4:14; 1Kor 15:22)
Sebagaimana Yesus telah wafat dan bangkit, demikian semua orang yang
meninggal dalam Dia, akan dijemput Allah bersama Yesus. Dan seperti
semua manusia mati dalam Adam, demikian semua orang dihidupkan kembali
dalam Kristus.
Doa Pagi
Ya Allah, kami mohon, berkenanlah
mendengarkan doa-doa kami. Engkau telah menganugerahkan kepada kami
iman yang kokoh akan Putra-Mu yang bangkit dari antara orang mati.
Semoga Engkau
meneguhkan harapan kami bahwa bersama hamba-hamba-Mu yang telah
meninggal kami pun akan bangkit untuk hidup abadi. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, kini sepanjang segala
masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Makabe (12:43-46)
"Kami yakin bahwa orang yang meninggal dengan saleh akan menerima pahala yang indah."
Setelah menguburkan tentara yang gugur dalam pertempuran, Yudas,
panglima Israel, menyuruh mengumpulkan uang di tengah-tengah pasukan. Lebih
kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk
mempersembahkan kurban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang
sangat baik dan tepat, karena Yudas memikirkan kebangkitan. Sebab jika
tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit,
niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Lagipula
Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian
orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang
mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban
penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka
dilepaskan dari dosa mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 801
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 130:1b-2.3-4.5-6ab; Ul:lh.5)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya
Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh
perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat
tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang takwa
kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku
mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada
pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan
pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dan segala kesalahannya.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2Kor 4:14 -5:1)
"Yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."
Saudara-saudara, kami yakin bahwa Allah, yang
telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga
bersama-sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama
dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu,
supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang
yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur yang semakin
melimpah bagi kemuliaan Allah. Sebab itu kami tidak tawar hati!
Meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah
kami dibaharui dari hari ke hari. Sebab penderitaan ringan yang
sekarang ini mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami. Sebab kami
tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan,
karena yang kelihatan itu sementara, sedangkan yang tak kelihatan itu
kekal. Kami tahu, jika kemah kediaman kita di bumi ini dibongkar,
Allah telah menyediakan suatu kediaman di surga bagi kita, suatu
tempat kediaman yang kekal, yang bukan buatan tangan manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
atau
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (Singkat: 15:20-23)
"Semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus."
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati
sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama
seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan
orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua
orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang
akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi
tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah
itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (Panjang: 15:12-34)
Saudara-saudara, jika kami beritakan bahwa Kristus dibangkitkan dari
antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan
bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau kebangkitan orang mati
tidak ada, maka Kristus pun tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus
tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah pula
kepercayaanmu. Apalagi, andaikata betul demikian, kami ternyata
berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan bahwa Ia telah
membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, andaikata
benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab andaikata benar orang
mati tidak dibangkitkan, maka Kristus pun tidak dibangkitkan. Dan kalau
Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu, dan kamu
masih hidup dalam dosamu. Dengan demikian binasa pulalah orang-orang
yang mati dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus dalam
hidup ini saja, maka kita adalah orang-orang yang paling malang di
antara semua manusia. Namun ternyata Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah
meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia,
demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam,
demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan
dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus
sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada
waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia
menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala
pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang
pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di
bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab
segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau
dikatakan, bahwa “segala sesuatu telah ditaklukkan”, maka teranglah,
bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki
Kristus itu tidak termasuk didalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah
ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan
menaklukkan diri-Nya dibawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu
di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua. Jika demikian,
apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati?
Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau
dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal? Dan kami juga—mengapakah
kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Saudara-saudara,
tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu
dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. Kalau
hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah
berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku?
Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum,
sebab besok kita mati.” Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk
merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan
jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah.
Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 6:40)
Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya dari semua yang telah
diberikan-Nya kepada-Ku, jangan ada yang hilang, tetapi supaya
Kubangkitkan pada akhir zaman.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:37-40)
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."
Di rumah ibadat di Kapernaum
Yesus berkata kepada orang banyak, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku
akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan
Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan
kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus
Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari
semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang,
tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak
Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya
kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya
pada akhir zaman.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari ini kita berdoa bagi saudara-saudari kita yang telah meninggal
dunia. Cinta kita kepada mereka tidak berhenti kendati kematian membuat
kita dan mereka hidup dalam dunia yang berbeda. Kematian tidak
memisahkan kita. Kematian orang yang kita cintai bahkan membuat kita
terdorong untuk makin mencintai. Kalau kita berdoa, itulah ungkapan
kasih kita, secara khusus dalam bulan November ini yang selalu
dipersembahkan untuk mendoakan arwah-arwah dari semua orang beriman yang
sudah dipanggil menghadap Tuhan.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia
Allah oleh iman (lih. Ef 2:8, Tit 2:11; 3:7). Dan iman ini harus
dinyatakan dan disertai dengan perbuatan, sebab jika tidak demikian,
maka iman kita itu mati (lih. Yak 2:17, 24, 26). Perbuatan kasih yang
didasari iman inilah yang menjadi ukuran pada hari Penghakiman, apakah
kasih kita sudah sempurna sehingga kita dapat masuk surga atau
sebaliknya, ke neraka. Ataukah karena kasih kita belum sempurna, maka
kita perlu disempurnakan dahulu di dalam suatu tempat/ kondisi yang
ketiga, yaitu yang kita kenal sebagai Api Penyucian.
Sedangkan pada saat kita masih hidup, perbuatan kasih ini dapat
dinyatakan dalam bentuk tindakan langsung, kata-kata atau dengan doa.
Doa syafaat yang dipanjatkan dapat dinyatakan dengan mendoakan sesama
yang masih hidup di dunia, maupun mendoakan mereka yang telah meninggal
dunia. Oleh karena itu, maka Gereja Katolik mengajarkan akan adanya
Api Penyucian, dan bahwa kita boleh, atau bahkan harus mendoakan
jiwa-jiwa yang masih berada di dalamnya, agar mereka dapat segera
masuk dalam kebahagiaan surgawi. Api Penyucian adalah ‘tempat’/ proses
kita disucikan. Catatan: ‘Disucikan’ bukan ‘dicuci’, oleh sebab itu
disebut Api Penyucian (bukan Api Pencucian).
Katekismus Gereja Katolik, no 1030-1032, menjelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1030 Siapa yang mati dalam rahmat
dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya,
memang sudah pasti akan keselamatan abadinya, tetapi ia masih harus
menjalankan satu penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu, supaya
dapat masuk ke dalam kegembiraan surga.
1031 (1954, 1472) Gereja
menamakan penyucian akhir para terpilih, yang sangat berbeda dengan
siksa para terkutuk, purgatorium [api penyucian]. Ia telah merumuskan
ajaran-ajaran iman yang berhubungan dengan api penyucian terutama dalam
Konsili Firence Bdk. DS 1304. dan Trente Bdk. DS 1820; 1580.. Tradisi
Gereja berbicara tentang api penyucian dengan berpedoman pada teks-teks
tertentu dari Kitab Suci Bdk. misalnya 1 Kor 3:15; 1 Ptr 1:7.:
"Kita harus percaya bahwa
sebelum pengadilan masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan
tertentu, karena kebenaran abadi mengatakan bahwa, kalau seseorang
menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, 'di dunia ini tidak, dan di
dunia yang akan datang pun tidak' (Mat 12:32). Dari ungkapan ini
nyatalah bahwa beberapa dosa dapat diampuni di dunia ini, yang lain di
dunia lain" (Gregorius Agung, dial. 4,39).
1032 Ajaran ini juga
berdasarkan praktik doa untuk orang yang sudah meninggal tentangnya
Kitab Suci sudah mengatakan: "Karena itu [Yudas Makabe] mengadakan
kurban penyilihan untuk orang-orang mati, supaya mereka dibebaskan dari
dosa-dosanya" (2 Mak 12:45). Sudah sejak zaman dahulu Gereja menghargai
peringatan akan orang-orang mati dan membawakan doa dan terutama
kurban Ekaristi Bdk. DS 856. untuk mereka, supaya mereka disucikan dan
dapat memandang Allah dalam kebahagiaan. Gereja juga menganjurkan amal,
indulgensi, dan karya penitensi demi orang-orang mati.
"Baiklah kita membantu mereka dan mengenangkan mereka. Kalau anak-anak
Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh bapanya Bdk.
Ayb 1:5., bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa
hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu
orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka" (Yohanes Krisostomus, hom. in 1 Cor 41,5).
Ayat terakhir dari bacaan pertama hari ini yang jatuh pada hari Jumat
pertama dalam bulan ini justru yang dikutipkan oleh dokumen penting dari
Konsili Vatikan II tadi sebagai salah satu dasar alkitabiah untuk
memohonkan pengampunan dosa terutama lewat Ekaristi untuk mereka yang
sudah wafat. Bacaan kedua membawa suatu peringatan iman dari St. Paulus
tentang kenyataan hidup duniawi ini, “kemah tempat kediaman kita di
bumi” dibongkar, untuk menuju “suatu tempat kediaman di surga” yang
kekal (2Kor 5:1). Oleh karena itu, janganlah kita hidup meraup segala
kemungkinan dan kenikmatan seakan dunia ini milik kita dan kita akan
tetap selamanya ada di atas dunia ini. Manusia dapat meninggal dunia
karena sesuatu yang kelihatannya tiba-tiba dan tak terduga, seperti
kecelakaan lalu lintas atau bencana alam. Baiklah kita sadar, demikian
nasihat St. Paulus, bahwa manusia lahiriah kita semua akan merosot
(2Kor 4:16), namun demikian Paulus juga memberikan penghiburan supaya
kita yang semakin hari, semakin merosot ini tidak putus harapan.
Karena manusia batiniah kita akan dibaharui dari hari kesehari.
Injil hari ini mengingatkan kita, bahwa percaya dan beriman kepada
Allah, Tuhan kita dan Bapa kita. Berarti berani menyerahkan diri kepada
rencana dan kehendak-Nya. Itulah yang disampaikan Yesus: "Supaya dari
semua yang telah diberikan kepada-Ku jangan ada yang hilang." (Yoh
6:39) Tuhan menghendaki supaya dari semua yang telah menjadi murid-Nya,
jangan sampai ada yang hilang. Kehendak Tuhan Yesus ini menjadi tugas
kita semua bahwa: hendaklah kita semua saling memperhatikan,
menasehati, menjaga dan meneguhkan iman sesama saudara kita. Mulai
dari dalam keluarga kita sendiri, agar tidak satu pun anggotanya pergi
meninggalkan Tuhan Yesus, hanya karena: harta kekayaan, jabatan dalam
pekerjaan atau pun wanita atau pria yang hendak dinikahinya.
Sanggupkah kita melakukan tugas dari Tuhan Yesus ini? Suatu pertanyaan
yang meminta jawaban, maka jangan kita menunda-nunda memberi jawaban
pasti, sebab dengan menunda-nunda, persoalan kita tidak akan bisa
segera diselesaikan bahkan akan menjadi semakin rumit dan sulit.
Inilah resiko serta konsekuensi dari baptis kita. Kita berjanji, akan
setia pada janji baptis kita. Akan menolak setan dan kita akan setia
kepada Allah, Tuhan kita. Kita menjawab: "Ya, kami sanggup!"
Beranikah sekarang ini kita membuktikan janji baptis kita itu?
Ingatlah, mencicipi kebaikan dan kasih Tuhan tidak ada tandingannya di
dunia ini. Yesus berjanji bahwa kita tidak akan lagi pernah mengalami
kelaparan dan rasa dahaga sekali kita datang kepada-Nya. Apabila itu
halnya, mengapa daya tarik dunia masih begitu memikat hati kita?
Bukankah Yesus sudah cukup? Tentu saja! Sesungguhnya Yesus adalah
satu-satunya Pribadi yang kita butuhkan agar dapat hidup dalam
kepenuhan. Namun sayangnya, kita-manusia
memiliki kecenderungan untuk berdosa. Ketertarikan kita pada dosa dalam
dunia dan godaan-godaan Iblis dinamakan “concupiscentia” (lihat
Katekismus Gereja Katolik, 405).
RENUNGAN PAGI @BLOGSPOT/FORKAT WG