| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 31 Desember 2012 Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

Senin, 31 Desember 2012
Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

Kembalilah kepada Penebusmu! Bukalah hatimu bagi Kristus yang datang --- Our Lady, 31 Desember 1983

Antifon Pembuka (bdk. Yes 9:6)

Seorang anak lahir untuk kita, seorang putra dianugerahkan kepada kita. Ia memegang kendali pemerintahan dan disebut penasihat ulung.

Doa Pagi

Allah Bapa, Penguasa segala waktu, di hari terakhir tahun 2012 ini, kami bersyukur atas segala berkat dan bimbingan-Mu selama setahun ini. Ampunilah kami bila kurang mensyukuri rahmat-Mu yang selalu menyertai langkah hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pada hari ketujuh Oktaf Natal ini, Yohanes berbicara tentang waktu yang terakhir. Ini bukan soal "waktu", melainkan soal masa kedatangan anti-Kristus. Munculnya banyak pendusta adalah tanda yang sangat nyata adanya penentang kebenaran. Kristus adalah kebenaran itu sendiri. Maka, setiap pendusta merupakan lawan dari Kristus dan murid-murid-Nya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:18-21)
  
"Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus dan dianugerahi pengetahuan."
        
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang; bahkan sekarang telah bangkit banyak antikristus! Itulah tandanya bahwa waktu ini benar-benar waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita, sebab jika mereka sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama kita. Tetapi hal itu terjadi supaya menjadi nyata bahwa tidak semua orang sungguh termasuk pada kita. Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua dianugerahi pengetahuan. Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya, dan karena kamu juga mengetahui bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai di hadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2. 11-12. 13)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya.
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak sorai.
3. Biarlah mereka bersorak sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya
Ayat. 2/4
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. Semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah.

Bacaan Injil hari ini sama dengan Natal Misa Siang. Seakan, liturgi Gereja ingin membingkai pewartaan Natal dengan Madah Pembuka (Prolog) yang indah ini. Prolog yang menjadi inti misteri Yesus Kristus, sungguh Allah dan sungguh manusia. Bagi Allah, pribadi dan kata-kata tidak mungkin dipisahkan. Kalau Allah mengatakan "ya" berarti seratus persen "ya". Allah selalu mutlak!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:1-18)
   
"Firman telah menjadi manusia."
       
Pada awal mula adalah Firman; Firman itu ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang bagi manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, tetapi kegelapan tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. Ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia sendiri bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia. Terang itu telah ada di dalam dunia, dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya, orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih dan kebenaran. Tentang Dia Yohanes memberi kesaksian dan berseru, “Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata: Sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Karena dari kepunahan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus. Tidak seorang pun pernah melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Yesus datang ke dunia membawa terang. Bahkan Dia sendirilah terang itu. Yesus sang terang akan menghalau kegelapan dunia. Orang yang percaya dan dibaptis telah melihat terang itu. Mereka akan hidup dalam terang kebenaran Allah. Hidupnya selalu mengarah kepada kebaikan dan keteraturan hidup bersama. Sikap rendah hati ini menjadi ciri khas orang beriman kepada kehendak Allah. Yohanes Pembaptis sudah melakukannya. Bagaimana dengan kita?

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahakuasa, Penyelenggara hidup kami, inilah malam terakhir di tahun 2012, malam penuh syukur atas segala anugerah-Mu yang melimpah sepanjang tahun ini. Inilah malam sukacita, malam pengharapan akan datangnya tahun baru. Melalui istirahat malam ini, antarkan kami memasuki tahun baru 2013, di mana umat Katolik sejagad merayakan Tahun Iman. Kami percaya bahwa Engkau tidak akan pernah berhenti menyertai kami dan memampukan kami meniti perjalanan hidup kami hingga pada akhirnya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan bersatu dengan Engkau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Kalau bahasa iman menamakan Allah itu "Bapa", maka ia menunjukkan terutama kepada dua aspek: bahwa Allah adalah awal mula segala sesuatu dan otoritas yang mulia dan sekaligus kebaikan dan kepedulian yang penuh kasih akan semua anak-Nya. Kebaikan Allah sebagai orang-tua ini dapat dinyatakan juga dalam gambar keibuan (Bdk. Yes 66:13; Mzm 131:2), yang lebih menekankan imanensi Allah, hubungan mesra antara Allah dan ciptaan-Nya. Dengan demikian bahasa iman menimba dari pengalaman manusia dengan orang-tuanya, yang baginya boleh dikatakan wakil-wakil Allah yang pertama. Tetapi sebagaimana pengalaman menunjukkan, orang-tua manusiawi itu dapat juga membuat kesalahan dan dengan demikian menodai citra kebapaan dan keibuan. Karena itu perlu diperingatkan bahwa Allah melampaui perbedaan jenis kelamin pada manusia. Ia bukan pria, bukan juga wanita; Ia adalah Allah. Ia juga melebihi kebapaan dan keibuan manusiawi (Bdk. Mzm 27:10)., walaupun Ia adalah awal dan ukurannya Bdk. (Ef 3:14; Yes 49:15). Tidak ada seorang bapa seperti Allah. ---- Katekismus Gereja Katolik, 239

RUAH

Pesta Keluarga Kudus



PESTA KELUARGA KUDUS, MINGGU 30 DESEMBER 2012
1Sam 1:20-22.24-28; 1Yoh 3:1-2.21-24; Luk 2:41-52

Hari ini kita merayakan pesta Keluarga Kudus. Perayaan ini mengajak kita untuk menyadari bahwa hidup berkeluarga merupakan panggilan yang mulia dan luhur dari Tuhan. Mengapa hidup berkeluarga itu merupakan panggilan yang begitu luhur? Salah satunya adalah karena melalui keluargalah, Tuhan berkarya untuk menciptakan manusia baru. “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak’...” (Kej 1:28). Dengan kata lain, keluarga dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk mengambil bagian dalam karya penciptaan-Nya. Setiap orang terlahir di dunia ini melalui sebuah keluarga. Bahkan, Tuhan Yesus pun dilahirkan di dunia ini melalui keluarga Yuduf dan Maria. Tuhan Allah memanggil Maria dan Yusuf untuk membangun keluarga dan mengutus mereka untuk melahirkan, mengasuh, dan mendidik Yesus.

Keluarga Nazaret ini, bukanlah keluarga yang secara manusiawi serba berkecukupan. Bahkan, mereka tergolong miskin. Hal ini tampak dari apa yang mereka persembahkan pada saat pentahiran. Mereka hanya mempersembahkan dua ekor burung tekukur atau dua anak burung merpati (Luk 2:24). Persembahkan ini menunjukkan bahwa mereka tidak mampu. Sebab, keluarga-keluarga yang cukup mampu diminta mempersembahkan seekor kambing atau domba (Im 12:8). Sementara keluarga yang kaya akan mempersembahkan yang lebih mahal lagi, yaitu seekor lembu jantan, masih ditambah lagi tepung dan anggur, seperti yang dilakukan keluarga Elkana dan Hana (1Sam 1:24).

Keluarga Nazaret juga tidak terlepas dari berbagai macam kesulitan dan persoalan hidup. Ketika hendak melahirkan Yesus, mereka tidak mendapat penginapan (Luk 2:7). Setelah dilahirkan, Yesus akan dibunuh oleh raja Herodes (Mat 2:13) sehingga mereka harus mengungsi ke Mesir dengan jarak ± 200 mil atau 320 km (Mat 2:13). Setelah sekitar 2 atau 3 tahun tinggal di Mesir dan Herodes mati, mereka diminta kembali ke Israel (Mat 2:20). Di tengah jalan mereka tahu kalau yang menggantikan Herodes adalah Arkhelaus yang sama kejamnya dengan Herodes. Mereka mengalami kecemasan dan ketakutan sehingga tidak kembali ke Betlehem tetapi ke Nazaret.

Meskipun keluarga Nazaret tidak berkecukupan secara ekonomi dan juga tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan hidup, namun mereka merupakan keluarga kudus. Kata “kudus” berasal dari bahasa Ibrani “qados” yang artinya dikhususkan, terpilih, istimewa. Apa letak keistimewaan Keluarga Nazaret sehingga mereka ini menjadi keluarga kudus, keluarga yang dikhususkan dan terpilih?

Berdasarkan bacaan Injil hari ini (Luk 2:41-52), setidaknya ada tiga hal yang membuat keluarga Nazaret ini menjadi keluarga kudus. Pertama, mereka mempunyai relasi yang begitu erat dan intim dengan Allah. Keintiman relasi dengan Allah ini tampak dalam ketulusan, ketekunan dan kesetiaan mereka untuk menjalankan ibadah. “Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua  Yesus pergi ke Yerusalem” (ay.41). Mereka juga juga tekun dan setia berdoa, baik bersama-sama di sinagoga maupun secara pribadi sebagaimana tampak dalam sikap Bunda Maria yang selalu “menyimpan semua perkara dalam hatinya dan merenungkannya” (Luk 2:19.51b).

Kedua, mereka senantiasa menghayati semangat kasih dan dan pengorbanan. Ketika Yesus tertinggal di Bait Allah, mereka tidak ribut dan saling menyalahkan, tetapi bersama-sama mencarinya dengan sabar sampai tiga hari baru ketemu (ay.46). Pencarian ini pasti melelahkan. Setelah menemukan Yesus, mereka tidak marah tetapi Maria bertanya dengan lembut, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Lihatlah, bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau” (ay.48). Ketika jawaban yang mereka dapatkan dari Yesus tidak mengenakkan, “Mengapa kamu mencari Aku?” (ay.49), mereka pun tidak marah. “Maria menyimpan semua perkara dalam hatinya” (ay.51b).

Ketiga, mereka mengasuh Yesus, Putera Allah yang dititipkan kepada mereka dengan baik. Kalau pada usia 12 tahun, Yesus membuat “Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya” (ay.47), tentu ini berkat pendidikan dan pengasuhan yang diberikan Maria dan Yusuf. Dalam asuhan mereka, semakin hari, “Yesus makin bertambah besar, dan bertambah hikmat-Nya; Ia makin besar dan makin dikasihi Allah dan manusia” (ay.52).

Marilah, ketiga hal tersebut kita jadikan inspirasi dan kita hayati dalam keluarga kita supaya keluarga kita pun menjadi keluarga kudus! Marilah kita semakin meningkatkan relasi yang erat dan intim dengan Tuhan, kita jadikan Tuhan sebagai pusat dan yang utama dalam hidup kita! Marilah kita ciptakan suasana kasih dan semangat rela berkorban dalam keluarga kita; kita hindari sikap saling menyalahkan, mudah emosi dan marah! Marilah kita berusaha sungguh-sungguh dan bertanggung jawab dalam mendidik anak karena anak adalah anugerah Tuhan sekaligus masa depan bagi kita yang harus kita asuh dan kita didik dengan baik supaya berkembang secata integral, baik imannya, intelektualnya, moralnya maupyn kehidupan sosialnya. 

Ag. Agus Widodo, Pr

Kobus: Pelayanan dalam Keluarga (Luk 2:41-52)




silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 30 Desember 2012 Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf

Minggu, 30 Desember 2012
Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf

Allah tidak kekurangan suatu apa! Ia menjadikan kamu Ilahi demi kemuliaan-Nya! - St. Hipolitus


Antifon Pembuka (Luk 2:16)

Para gembala bergegas datang dan bertemu dengan Maria dan Yusuf serta Sang Bayi yang terbaring di palungan.

Doa Pagi


Allah Bapa kami yang mahakuasa dan tak tampak, Engkau telah mengusir kegelapan dunia dengan kedatangan cahaya-Mu. Kamimohon, pandanglah kiranya kami dengan wajah berseri, agar kami dapat memuji agungnya kelahiran Putra-Mu yang tunggal dengan suara yang pantas. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1:20-22.24-28) 
  
"Seumur hidupnya Samuel diserahkan kepada Tuhan."
   
Setahun sesudah mempersembahkan kurban di Silo, mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Samuel, sebab katanya, “Aku telah memintanya dari Tuhan.” Lalu Elkana, suami Hana, pergi dengan seisi rumahnya untuk mempersembahkan kurban sembelihan tahunan dan kurban nazar kepada Tuhan. Tetapi Hana tidak ikut pergi. Katanya kepada suaminya, “Nanti, apabila anak itu sudah cerai susu, aku akan mengantarkan dia; maka ia akan menghadap ke hadirat Tuhan, dan tinggal di sana seumur hidupnya.” Setelah Samuel disapih oleh ibunya, ia dihantar ke rumah Tuhan di Silo, dan bersama dia dibawalah: seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur. Waktu itu Samuel masih kecil betul. Setelah menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli. Lalu Hana berkata kepada Eli, “Mohon bicara, Tuanku! Demi Tuhanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku, untuk berdoa kepada Tuhan. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan.” Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=g, 2/4, PS No. 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 84:2-3.5-6.9-10; Ul: 1)
1. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam! Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwaku dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan daripada-Mu, yang bertolak dengan penuh gairah.
3. Ya Tuhan, Allah semesta alam, dengarkanlah doaku, pasanglah telinga-Mu, ya Allah Yakub. Lihatlah kami, ya Allah perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kauurapi!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-2.21-24)
  
"Kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah."
   
Saudara-saudaraku terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian penuh iman untuk mendekati Allah. Dan apa saja yang kita minta dari Allah, kita peroleh dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah-Nya itu: yakni supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan beginilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu dalam Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 

Bait Pengantar Injil, do=f, 2/4, PS No. 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Kol 3:15a.16a)
Semoga damai Kristus melimpahi hatimu, semoga sabda Kristus berakar dalam dirimu.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:41-52)
 
  
"Yesus ditemukan orang tua-Nya di tengah para ahli kitab."
       
Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Yesus makin bertambah besar, dan bertambah pula hikmat-Nya; Ia makin besar, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Berkenaan dengan Pesta Keluarga Kudus kita dapat merenungkan beberapa hal yang penting. Tentu sangat mudah kita bandingkan kesamaan dan perbedaan antara Keluarga Kudus dan keluarga-keluarga kita. Dari Injil hari ini kita dapat merenungkan suatu kesamaan yang jarang dipikirkan. Keluarga Kudus ini mengalami juga kesulitan. Maria dan Yusuf mengalami kecemasan karena perbuatan Yesus. Mereka mengandaikan Dia ada di antara sanak-saudara yang bersama mereka dalam perjalanan pulang ke Nazaret. Ternyata, Ia tinggal di Yerusalem. Mengapa Yesus tidak memberitahukan kepada orang tua-Nya bahwa Ia masih mau tinggal di situ dan belajar dari para alim ulama? Kita pun akan cemas dan jengkel kalau anak kita bertindak begitu.

Mengerti anak dan mendidiknya ternyata tidak mudah. Pengalaman kita sekarang ini dapat dimengerti oleh Maria dan Yusuf. Pada akhir Injil ditulis bahwa Yesus ikut pulang bersama mereka dan taat kepada mereka. Biasanya itulah yang ditekankan berkaitan dengan arti Pesta Keluarga Kudus. Dibayangkan suatu relasi tanpa kesulitan! Kenyataannya lain. Ada kesulitan sehingga Maria dan Yusuf juga tidak mengerti Yesus.

Bila anak masih kecil, biasanya ia menjadi sumber sukacita belaka. Ia membutuhkan orang tuanya. Itu suatu kegembiraan bagi mereka. Mereka merasa bahwa anak mengharapkan perhatian dan kasih. Tetapi kalau anak bertumbuh dan menjadi remaja, timbul dalam hatinya kebutuhan lain. Ia harus mencari jalannya sendiri. Sering itu menjadi sumber ketegangan di dalam keluarga. Orang tua kurang mampu mengerti anaknya dan anak merasa tidak terlalu membutuhkan perlindungan orang tuanya. Kesulitan itu kadang menjadi dramatis entah karena orang tua terlalu memaksa anaknya ke arah tertentu entah karena keras kepala anak. Mereka kurang saling mengerti.

Karena itu, pelajaran pertama dari pertanyaan ini ialah menyadari keterbatasan kita sebagai keluarga. Kesulitan ada dan dalam arti tertentu boleh ada, seperti halnya dalam Keluarga Kudus. Perlu kita renungkan bagaimana kita harus bersikap dalam situasi sulit. Cinta rasanya kurang ditanggapi oleh anak. Benar atau tidak, jangan kita tetap mencintai anak itu yang mencari arah hidupnya. Meskipun Maria dan Yusuf tidak mengerti sikap Yesus, mereka tidak menolak-Nya. Mereka pulang bersama, masing-masing barangkali dengan pikiran dan rasa hati, namun dalam ikatan kasih! Di situlah rahasia mereka! Patut kita renungkan untuk menghayatinya dalam kesulitan kita.

Lukas rupanya menekankan segi lain lagi dalam kisah ini. Yesus memiliki dua rumah, artinya dua relasi kekeluargaan: rumah Bapa-Nya dan rumah Keluarga Kudus di Nazaret. Yesus adalah anak Bapa surgawi-Nya. Karena penjelmaan-Nya Ia juga menjadi Anak Maria dan Anak asuhan Yusuf. Itu diwartakan juga tentang kita, khusus dalam bacaan kedua (1Yoh 3:1-2.21-24). Yohanes menegaskan bahwa kita sekarang sudah menjadi anak-anak Allah, meskipun baru kelak akan dinyatakan kemuliaan serta keindahan martabat itu bila kita melihat Yesus dan menjadi sama dengan Dia. Relasi dengan Bapa tidak perlu mengganggu relasi-Nya dengan Maria dan Yusuf, namun dapat menimbulkan kesulitan sebagaimana menjadi nyata dalam kisah Injil hari ini.

Kita semua, baik orang tua maupun anak-anak, mempunyai dua jenis hubungan yakni dengan Bapa surgawi dan satu sama lain di keluarga di dunia. Bagaimana kita hayati? Allah itu kasih, tulis Yohanes dalam surat yang sama (1Yoh 4:8.16). Makin dekat kita dengan Bapa di surga, makin dikuasai oleh cinta yang akan meningkatkan mutu relasi satu sama lain. Itu pun patut kita renungkan pada Pesta Keluarga Kudus: relasi dengan Allah diharapkan mewarnai relasi kita satu sama lain, seperti antara suami-isteri dan orang tua – anak.
 
Cyprianus Verbeek, O.Carm / RUAH

Sabtu, 29 Desember 2012 Hari Kelima dalam Oktaf Natal

Sabtu, 29 Desember 2012
Hari Kelima dalam Oktaf Natal

Semakin kurang Ia memikirkan diri-Nya sendiri, semakin besar Ia menunjukkan kebaikan-Nya! -- St. Bernardus

Antifon Pembuka (bdk. Yoh 3:16)

Demikian besar cinta kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Putra tunggal-Nya, agar semua orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan memperoleh hidup abadi.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, bersama Simeon yang menatang kanak-kanak Yesus kami memuliakan nama-Mu. Hari ini kami persembahkan juga diri kami dan segenap anggota keluarga (komunitas) kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Kontradiksi gelap dan terang menjadi tema utama kesaksian Yohanes. Yang berada di dalam Kristus adalah terang, sebab Kristus adalah terang dunia. Maka dia wajib hidup seperti Kristus, dan selalu menuruti firman-Nya. Terang adalah kebenaran, tetapi kegelapan adalah penyesatan. Terang adalah kasih, kegelapan adalah kebencian. Kebencian kerapkali membutakan orang!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:3-11)
 
"Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang."
     
Saudara-saudara terkasih, inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata “Aku mengenal Allah”, tetapi tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan tidak ada kebenaran di dalam dia. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah. Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Saudara-saudara terkasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu; perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang melenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya, ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Tuhanlah yang menjadikan langit, keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kristuslah cahaya yang menerangi para bangsa. Dialah kemuliaan bagi umat Allah.

Yusuf dan Maria adalah orang yang taat pada hukum. Maka hari ini membawa Yesus ke Bait Allah, karena menurut ketentuan hukum Taurat “semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”. Yusuf membawa persembahan “dua ekor anak burung merpati” yang menunjukkan bahwa dia tergolong orang miskin. Tidak seperti ibunda Samuel, yang membawa lembu jantan berumur 3 tahun. Namun, ramalan Simeon dan Hana membuat nyata bahwa Yesus Kristus lebih daripada Samuel.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-35)
  
"Kristus cahaya para bangsa."
 
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada diatasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Dalam hidup ini, kita mempunyai berbagai macam keinginan dan kerinduan. Kita bekerja sekuat tenaga untuk memenuhi kerinduan itu. Kalau sudah terpenuhi kerinduan itu, maka kita merasa bahagia. Kedatangan Yesus di tengah dunia menggenapi semua kerinduan umat beriman. Di luar Yesus, seakan tidak ada yang menarik minat kita. Simeon merasakan hidupnya mencapai kesempurnaan tatkala melihat Yesus. Bagaimana dengan kerinduan hati kita?

Doa Malam

Ya Allah, bersama Simeon aku hendak memuji-Mu dan berseru, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu.” Ya Allah, semoga dengan menyambut Anak itu, yang bagiku adalah Tuhan dan Juruselamatku, aku pun hidup dalam damai sejahtera, kini dan sepanjang masa. Amin.






Jabatan "yang dipangku oleh para Imam khususnya dalam perayaan Ekaristi "sungguh agung, "karena menjadi tanggung jawab mereka untuk memimpin Ekaristi selaku pribadi Kristus (in persona Christi) seraya menjadi saksi serta pelayan suatu persekutuan bukan hanya untuk komunitas yang secara langsung mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi tertentu, tetapi juga untuk Gereja Universal, yang kehadirannya selalu dialami dalam perayaan Ekaristi. Patut disesalkan bahwa, terutama selama tahun-tahun yang menyusul pembaruan liturgi pasca Konsili diakibatkan oleh semangat kreativitas dan praktek adaptasi yang keliru terjadilah sejumlah penyelewengan, yang mengakibatkan penderitaan untuk banyak orang. "
(Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 30)


RUAH

Jumat, 28 Desember 2012 Pesta Kanak-kanak Suci, Martir

Jumat, 28 Desember 2012
Pesta Kanak-kanak Suci, Martir

TENTANG KANAK-KANAK SUCI, MARTIR
Oleh: St. Quidvultdeus

Raja Agung lahir sebagai anak miskin. Para sarjana datang dari jauh. Mereka menyembah Dia, yang masih berbaring di palungan, tetapi memerintah langit dan bumi. Ketika para sarjana menyatakan kelahiran Sang Raja, Herodes menjadi gelisah dan ingin membunuh-Nya, agar ia jangan kehilangan takhta. Padahal, seandainya ia percaya kepada-Nya, Ia dapat memerintah dengan aman di dunia ini, dan di akhirat nanti akan memerintah tanpa akhir.

Herodes, mengapa engkau takut mendengar kelahiran Sang Raja? Ia datang bukan untuk merebut kedudukanmu! Ia datang untuk mengalahkan setan! Sayang engkau tidak tahu akan hal ini. Maka engkau bingung, gila karena marah. Dan keputusanmu untuk membunuh Seorang Anak yang kaucari-cari, membuat engkau bengis, tak peduli akan kematian begitu banyak bayi lainnya.

Tak ada belas kasihan terhadap ibu yang meratap menyayat hati! Tidak ada perasaan iba padamu terhadap para bapak yang menangisi anaknya yang dimakamkan! Hatimu tidak tergerak oleh jeritan tangis anak-anak yang menjadi korban. Engkau sendiri menyerang anak-anak kecil ini, karena dalam hati engkau takut diserang mereka. Engkau berpikir, "Asal rencanaku berhasil, hidupku akan panjang." Tetapi nyatanya engkau justru membunuh Sang Hidup sendiri.

Meski kecil dan tak terdengar, Ia menjadi sumber rahmat! Ia berbaring di palungan, namun menggemparkan engkau di atas takhta. Tanpa kausadari, Ia menggunakan engkau untuk melaksanakan rencana-Nya dan membebaskan jiwa-jiwa dari belenggu setan. Ia sudah menerima anak-anak, musuh-musuhmu itu, menjadi kelompok putera angkat-Nya.

Meski tidak mengerti, anak-anak ini mati demi Kristus, dan orang tuanya menangisi kematian para martir. Kanak-kanak Yesus mengangkat bayi yang belum mampu berbicara, menjadi saksi-saksi nyata bagi dirinya. Ini cara Dia memerintah dan tidak dengan cara lain. Pembebas sudah datang membawa kemerdekaan, Penyelamat membawa keselamatan.

Sumber: Ibadat Harian, Bacaan Ofisi tanggal 28 Desember.

Jumat, 28 Desember 2012 Pesta Kanak-kanak Suci, Martir

Jumat, 28 Desember 2012
Pesta Kanak-kanak Suci, Martir

Kanak-kanak Yesus mengangkat bayi, yang belum mampu berbicara, menjadi saksi-saksi nyata bagi diri-Nya --- St. Quidvuldeus

Antifon Pembuka

Kanak-kanak tak bersalah dibunuh demi Kristus. Kini mereka mengikuti Anak Domba tak bercela, dan senantiasa berseru, "Terpujilah Kristus!"

Pengantar


Pesta Kanak-kanak Suci yang kita rayakan pada hari ini menunjuk pada kenyataan bahwa kuasa kegelapan menjadi gusar terhadap terang Kristus. Ini dapat dilihat di sepanjang sejarah keselamatan. Dengan lahirnya Yesus, Raja Herodes merasa kedudukannya terancam dengan hadirnya Raja baru tersebut. Ia merasakan takhtanya mulai digoyang. Itulah sebabnya, ia tidak segan-segan membunuh anak-anak. Telinganya sudah tuli untuk mendengar ratapan para ibu yang harus kehilangan anaknya. Mata hatinya buta untuk melihat penderitaan begitu banyak orang. Kehadiran seorang pembawa damai kerap menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang congkak dan arogan. Kedatangan Yesus, Sang Raja Damai, menyebabkan kekacauan besar dalam diri Herodes. Anak-anak yang tidak bersalah menjadi korban kekejamannya hanya karena ingin memastikan bahwa Yesus termasuk di antara anak-anak tersebut.

Doa Pagi

Allah Bapa, hari ini para kanak-kanak suci memuliakan Putra-Mu bukan dengan nyanyian melainkan dengan darah. Semoga kami pun dapat memberi kesaksian hidup tentang Putra-Mu dengan perkataan dan perbuatan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa
bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:5-2:2) 
    
"Darah Yesus Kristus menyucikan kita dari segala dosa."
     
Saudara-saudara terkasih, inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang, dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa. Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri, dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Allah adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata bahwa bahwa kita tidak berbuat dosa, maka kita membuat Allah menjadi pendusta, dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa; namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil. Dialah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap.
Ayat. (Mzm 124:2-3.4-5.7b-8)
1. Jika bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu.
3. Jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu barisan para martir berkurban dengan mempertaruhkan nyawa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (2:13-18)
  
"Herodes menyuruh agar semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya dibunuh."

Setelah orang-orang majus yang mengunjungi bayi Yesus di Betlehem itu pulang, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi. Malaikat itu berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya! Larilah ke Mesir, dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh.” Maka Yusuf pun bangunlah. Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya, ‘Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku’. Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, sangat marahlah ia. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yeremia: Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat memilukan; Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Herodes adalah salah satu contoh orang yang mempunyai maksud tersembunyi di balik sesuatu yang kelihatannya baik. Ia meminta kepada orang Majus itu untuk memberitahu persisnya di mana Sang Mesias dilahirkan, karena, katanya, ia pun ingin menyembah Sang Raja yang baru dilahirkan. Namun ternyata sebenarnya sesuai pepatah ”ada udang di balik batu”, ia memiliki ”hidden agenda” (rencana tersembunyi), yaitu membunuh Yesus.

Banyak umat rajin ke Gereja dan mengikuti berbagai aktivitas rohani dengan motivasi yang murni, yakni hendak memuliakan Tuhan dan menyucikan hidup manusia. Namun, tidak sedikit pula yang mempunyai agenda tersembunyi di balik keterlibatannya di dalam Gereja. Ada kepentingan pribadi yang terselip di balik semangat hidup menggerejanya. Tak jauh berbeda dengan Herodes dalam bacaan hari ini. Herodes sebenarnya merasa terancam posisinya sebagai raja ketika mendengar kabar Sang Mesias telah lahir. Ia hanya berpura-pura mau datang kepada-Nya untuk menyembah, padahal nafsu duniawinya adalah ia ingin membunuh Tuhan.

Akar dari semua dosa dan ”hidden agenda” yang negatif adalah ketamakan dunia. Kalau kita tidak hati-hati, kita akan terjerat begitu dalam oleh hal-hal duniawi tersebut dan malah beroposisi dengan Tuhan, menjadi musuh Tuhan, dan keselamatan pun akan semakin jauh dari hidup kita.

Ya Tuhan, murnikanlah hatiku agar aku secara tulus mencari Engkau hanya untuk memuji dan menyembah nama-Mu serta untuk menguduskan hidupku yang lemah ini. Jangan biarkan aku terjerat oleh nafsu duniawi yang menjauhkan aku dari-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy