| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 06 Januari 2013 Hari Raya Penampakan Tuhan

Minggu, 06 Januari 2013
Hari Raya Penampakan Tuhan -- Hari Anak Misioner Sedunia
  

“Dalam diri tiga sarjana, hendaklah semua bangsa menyembah Pencipta alam semesta!" -- St Leo Agung
  

Antifon Pembuka (Mal 3:1/1Taw 19:12)
  
Lihatlah, Tuhan para pangeran datang, membawa serta kerajaan, kekuasaan, dan pemerintahan.
  
Doa Pagi

Allah Bapa yang mahamulia, Engkau hari ini menampakkan Putra-Mu yang tunggal kepada para bangsa dengan menggunakan bintang. Berkat iman kami telah mengenal Engkau. Kini kami mohon, bimbinglah kiranya kami supaya dapat memandang Engkau dalam kemuliaan-Mu yang sepenuh-penuhnya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
 
Bacaan dari Kitab Yesaya (60:1-6)
  
"Kemuliaan Tuhan terbit atasmu."
  
Beginilah kata nabi kepada Yerusalem: Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang Tuhan terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja menyongsong cahaya yang terbit bagimu.Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling! Mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong. Melihat itu, engkau akan heran dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan berbesar hati sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu.Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita
Ayat. (Mzm 72:1-2.7.8.10-11.12-13; R: lih.11)
1. Ya Allah berikanlah hukum-Mu kepada Raja dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum.
2. Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari Sungai Efrat sampai ke ujung bumi.
3. Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan -persembahan. Kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti. Kiranya semua raja sujud menyembah kepada-Nya, dan segala bangsa menjadi hamba-Nya!
4. Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia akan membebaskan orang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa. 
  
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (3:2-3a.5-6)
 
"Rahasia Kristus kini telah diwahyukan dan para bangsa menjadi pewaris perjanjian."
 
Saudara-saudara, kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah yang telah dipercayakan kepadaku demi kamu, yakni bagaimana rahasianya telah dinyatakan kepadaku melalui wahyu. Pada zaman angkatan-angkatan dahulu rahasia itu tidak diberitakan kepada umat manusia, tetapi sekarang dinyatakan dalam Roh kepada para rasul dan nabi-Nya yang kudus. Berkat pewartaan Injil, orang-orang bukan Yahudi pun turut menjadi ahli waris, menjadi anggota-anggota tubuh serta peserta dalam janji yang diberikan Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
  
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 2:2, 2/4)
Kami telah melihat bintang Tuhan, terbit di ufuk timur, dan kami datang menyembah.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (2:1-12)
 
"Kami datang dari timur untuk menyembah Sang Raja."
  
Pada zaman pemerintahan raja Herodes, sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea, datanglah orang-orang majus dari timur ke Yerusalem. Mereka bertanya-tanya, “Dimanakah Raja Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di ufuk timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Mendengar hal itu, terkejutlah Raja Herodes beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya kete-rangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya, “Di Betlehem di tanah Yudea, karena beginilah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau, Betlehem di tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu, dan dengan teliti bertanya kepada mereka kapan bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya, “Pergilah, dan selidikilah dengan saksama hal-ikhwal Anak itu! Dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku, supaya aku pun datang menyembah Dia.” Setelah mendengar kata-kata Raja Herodes, berangkatlah para majus itu. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat di mana Anak itu berada. Melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu, dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya. Lalu mereka sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya, dan mempersembahkan persembahan kepada Anak itu, yaitu emas, kemenyan dan mur. Kemudian, karena diperingatkan dalam mimpi supaya jangan kembali kepada Herodes, mereka pun pulang ke negerinya lewat jalan lain.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Kelahiran calon mahkota atau penerus tahta kerajaan senantiasa membuat daya tarik bagi banyak orang, sebagaimana terjadi di Kerajaan Inggris dll, atau di Indonesia di wilayah kesultanan, misalnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Begitulah yang terjadi dengan kelahiran Yesus, Penyelamat Dunia: raja Herodes merasa akan tersaingi dan akhirnya membunuh semua anak-anak dibawah usia 2 (dua) tahun di kota Betlekem, sementara itu dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan ‘orang-orang majus atau bijak’ dari Timur Jauh tergerak untuk bersembah sujud kepada Bayi, Penyelamat Dunia yang baru saja dilahirkan. Dengan kata lain kelahiran Penyelamat Dunia begitu cepat tersiarkan, yang berarti si Bayi mungil telah memiliki cirikhas missioner. Hari ini oleh Gereja juga dijadikan “Hari Anak Misioner Sedunia”, dengan harapan agar kita sedini mungkin membina anak-anak dalam hal penghayatan semangat missioner, diutus atau dalam bahasa lain disebut “to man or woman with/for others”. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk senantiasa memberi perhatian yang memadai pada anak-anak kita, terutama anak-anak balita.

"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (Mat 2:2)

Kutipan di atas ini, pertanyaan dari orang-orang majus dari Timur kepada raja Herodes, hendaknya juga menjadi pertanyaan kita semua. Bagi kita hal itu berarti kita diajak untuk ‘bersembah-sujud’ kepada anak-anak. Marilah kita sadari dan hayati bahwa anak-anak lebih suci dari orangtuanya maupun orang-orang dewasa, dan dalam hidup beriman hemat saya mereka yang lebih suci selayaknya kepada mereka kita bersembah-sujud. Di beberapa gereja atau kapel sering secara khusus imam memberkati anak-anak sesudah penerimaan komuni kudus. Bukankah hal itu merupakan salah satu bentuk perhatian kepada anak-anak? Yesus sendiri juga mengasihi anak-anak, memangku dan menciumi, sementara orang-orang dewasa sering merasa terganggu dengan kehadiran anak-anak.

Marilah kita sadari bahwa anak-anak adalah masa depan kita; mereka lah yang akan meneruskan apa yang kita usahakan dan lakukan pada masa kini, maka tidak memperhatikan anak-anak hemat saya kita ‘bunuh diri’ pelan-pelan. Kami berharap kepada rekan-rekan imam, bruder dan suster sungguh memperhatikan anak-anak dalam karya pelayanan, selain memberi perhatian kepada mereka sekaligus promosi panggilan, siapa tahu dari anak-anak akhirnya tergerak untuk menjadi imam, bruder atau suster. Tentu saja pertama-tama dan terutama kami berharap kepada para orangtua yang memiliki anak-anak balita untuk sungguh memperhatikan mereka, berani ‘memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anak balita’, dan jangan dengan mudah menitipkan anak-anak balita kepada pengasuh anak-anak maupun neneknya, sebagaimana sering dilakukan keluarga muda berada atau kaya. Kepada para ibu kami harapkan memberi ASI secara memadai kepada anak-anaknya, tidak cukup menyusui hanya selama tiga bulan saja; kata seorang dokter anak-anak dan ibu, hendaknya menyusui bayi atau anak sampai kurang lebih selama satu tahun.

“Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagi sang surya menyinari dunia”
, demikian bunyi syair lagu yang menggambarkan kasih ibu kepada anak-anaknya. Semoga kasih ibu kepada anak-anaknya tidak hanya memberi aneka macam sarana permainan, melainkan ‘boroskan waktu dan tenaga’ bagi anak-anak anda. Kasih yang dihayati oleh anak-anak kelak kemudian hari akan menjadi bekal dan modal yang mendorong anak yang bersangkutan berjiwa missioner. Jika anak-anak merasa kurang dikasihi oleh orangtuanya, maka anak-anak yang bersangkutan akan tumbuh-berkembang sebagai pribadi egois, yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi, cari enaknya sendiri, yang pada giliranya akan membuat orangtua resah dan menderita di masa tuanya.
Kepada semuanya kami harapkan untuk memperhatikan pembinaan kader dalam diri anak-anak. Kader sejati adalah orang yang fungsional menyelamatkan lingkungan hidupnya, maka hendaknya anak-anak sedini mungkin dididik dan dibina untuk fungsional dalam lingkungan keluarganya. Dengan kata lain jangan pernah memanjakan anak-anak, ajak dan didiklah anak-anak sedikit demi sedikit berfungsi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari di dalam keluarga, misalnya mematikan lampu yang tak terpakai, mematikan kran air, menyapu dst..

“Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu,yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu” (Ef 3:2-3a)

Anak-anak adalah kasih karunia Allah, dan kiranya dalam diri anak-anak terkandung aneka harapan, dambaan dan cita-cita, sebagaimana menjadi nyata dalam pemberian nama pada anak-anak yang dianugerahkan oleh Allah, yang dilakukan oleh orangtuanya. Rahasia yang terkandung dalam diri anak-anak pelan-pelan akan terkuak alias dapat kita ketahui jika anak-anak diberi kemungkinan dan kesempatan untuk tumbuh berkembang dalam semangat ‘cintakasih dan kebebasan Injili’. Maka dengan ini kami berharap kepada para orangtua untuk senantiasa memberi aneka kesempatan dan kemungkinan pada anak-anaknya seluas mungkin, agar anak-anak dapat mengembangkan bakat, keterampilan serta anugerah Allah yang telah diterimanya. Kami berharap kepada para orangtua untuk tidak memproyeksikan dirinya kepada anak-anaknya.

“Semangat cintakasih dan kebebasan Injili” hendaknya juga menjiwai para pengelola dan pelasakna karya pelayanan pastoral pendidikan di sekolah-sekolah. Memang untuk itu di sekolah-sekolah perlu disediakan aneka kemungkinan dan kesempatan bagi para peserta didik untuk mengembangkan dan memperdalam bakat, keterampilan dan anugerah Allah, maka hendaknya anggaran belanja untuk pendidikan atau sekolah sungguh memadai. Kepada mereka yang kaya akan harta benda atau uang kami ajak untuk dengan besar hati memberi sumbangan kepada sekolah-sekolah yang sungguh membutuhkan. Ingat, sadari dan hayati bahwa anda dapat tumbuh berkembang sebagai orang kaya kiranya antara lain karena jasa pelayanan sekolah dimana anda pernah belajar, terutama pendidikan dasar, Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Pertama.

Kepada para penyelenggara dan pelaksana pemerintahan alias para petinggi Negara dan penentu kebijakan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kami harapkan mengalokasikan dana anggaran untuk pendidikan yang memadai dan tentu saja juga tidak dikorupsi sebagaimana masih berlangsung sampai saat ini. Saya sungguh prihatian dan sedih jika mendengar dan melihat tindakan korupsi di jajaran Departemen Pendidikan di negeri tercinta ini. Semangat atau sikap mental ‘proyek’ kiranya masih menjiwai para pejabat dan petinggi di Negara kita ini: sudah menerima imbal jasa atau gaji cukup besar masih melakukan korupsi dengan topeng ‘proyek’. Jika departemen yang membina manusia saja sarat dengan korupsi apa yang dapat diharapkan di negeri kita ini?

Di semua jenjang dan jalur pendidikan atau sekolah hendaknya dibiasakan penghayatan keutamaan jujur dan disiplin. “Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata benar apa adanya dan berani mengakui kesalahan, serta rela berkoban untuk kebenaran”, sedangkan “berdisiplin adalah kesadaran akan sikap dan perilaku yang sudah tertanam dalam diri sesuai dengan tata tertib yang berlaku dalam suatu keteraturan secara berkesinambungan yang diarahkan pada suatu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan” (lih: Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 10 dan 17).


“Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi! kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya” (Mzm 72:7-8.10-11)


Ign Sumarya, SJ - 06 Januari 2013

Minggu, 6 Januari 2013 – Hari Raya Epifani



Minggu, 6 Januari 2013 – Hari Raya Epifani
Yes 60:1-6; Ef 3:2-2a,5-6; Mat 2:1-12

Hari ini kita merayakan Epifani atau Hari Raya Penampakan Tuhan. Memang, Yesus telah menampakkan diri kepada para gembala dan orang-orang lain yang sewaktu Yesus lahir berada di Betlehem dan menginap di sana (Luk 2:16-18). Namun, melalui kedatangan tiga orang majus, yang menurut tradisi bernama Baltasar (Persia), Melkior (Asia) dan Gaspar (Ethiopia), di mana ketiganya mewakili ketiga ras besar bangsa manusia di dunia pada waktu itu, hendak dinyatakan bahwa kehadiran Yesus itu bukan hanya untuk kalangan terbatas bangsa Yahudi tetapi untuk seluruh bangsa di dunia. Dengan kata lain, Hari Raya Penampakan Tuhan hendak menyatakan iman kita akan universalitas keselamatan dari Yesus. Yesus adalah penyelamat seluruh umat manusia yang mau menerima Dia dan percaya kepada-Nya.

Oleh bacaan pertama (Yes 60:1-6), penampakan Tuhan ini dinyatakan sebagai “terang yang telah datang dan kemuliaan Tuhan yang telah terbit” (ay.1). Sebab, Yesuslah terang dunia (bdk. Yoh 1:4-5). Berkat kehadiran-Nya di tengah-tengah kita, hidup dan masa depan kita yang diliputi kegelapan karena dosa dan maut, menjadi terang dan penuh pengharapan. Kita diterangi untuk memperoleh keselamatan dan kehidupan kekal. Terang Kristus dan penyelamatan yang dikerjakan-Nya ini berlaku untuk seluruh dunia sebagaimana ditegaskan pula oleh St. Paulus dalam bacaan kedua bahwa, “Orang-orang bukan Yahudi pun turut menjadi ahli waris, menjadi anggota-anggota tubuh serta peserta dalam janji yang diberikan dalam Yesus Kristus” (Ef 3:6).

Untuk mengalami terang Tuhan yang membawa keselamatan dan kehidupan bagi kita, kita diajak menghayati sikap iman seperti orang-orang “majus”, yaitu:

Pertama, mereka ini disebut sebagai orang majus, bahasa Yunaninya “magos”. Dalam bahasa Yunani, kata “magos” (magoi, jamak) mempunyai empat arti, salah satunya adalah imam Persia yang ahli dalam astrologi dan astronomi. Jadi, kalau Matius menyebut mereka sebagai orang “majus” kemungkinan menunjuk pada para imam Persia yang ahli dalam dalam astrologi dan astronomi ini, khususnya mengenai ilmu perbintangan. Mereka menggunakan keahliannya tersebut untuk mencari dan menyembah Yesus (Mat 2:2). Maka, menghayati iman seperti para majus berarti kita menggunakan keahlian kita masing-masing untuk mencari dan menyembah/mengabdi Tuhan. Atas apa yang kita miliki, kita tidak memanfaatkannya hanya untuk kepentingan dan kesenangan kita sendiri. Tetapi, apa pun profesi, keahlian, keterampilan, bakat dan talenta kita, marilah kita gunakan sebagai sarana untuk mencari dan mengabdi Tuhan.

Kedua, para majus dapat berjumpa dengan Yesus karena ada petunjuk yang mengarahkan mereka, yaitu bintang. Mereka mengatakan, “Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia” (Mat 2:2). Di situ dikatakan “bintang-Nya” yang berarti bintang Tuhan. Artinya, Tuhan sendirilah yang memberikan petunjuk kepada mereka untuk mencari dan menemukan Dia. Kepada kita masing-masing, Tuhan juga selalu memberikan “bintang-Nya”, yaitu petunjuk bagi kita untuk mencari dan menemukan Tuhan. Namun, seperti yang dialami para majus tersebut, “bintang” Tuhan itu tidak selalu jelas dan tampak. Maka, kita harus berusaha untuk peka menangkap bimbingan Tuhan: ke arah mana Tuhan membimbing saya dan di mana saya harus berhenti untuk melakukan sesuatu, kemudian melanjutkan perjalanan lagi sesuai dengan bimbingan Tuhan. Kita diajak untuk mengasah kepekaan kita agar kita mampu melihat “bintang” yang berhenti di atas keluarga kita, di atas lingkungan/masyarakat kita, di atas Gereja kita, di atas tempat kerja kita, dll sehingga di tempat-tempat itu, kita dapat menemukan Tuhan dan berjumpa dengan-Nya.

Ketiga, setelah berjumpa dengan Yesus, para majus itu kemudian “sujud menyembah Dia ... dan mempersembahkan persembahan kepada Anak itu” (Mat 2:11). Mereka mempersembahkan emas, kemenyan dan mur. Sebagaimana para majus yang sujud menyembah kepada Tuhan dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, kita pun diajak supaya dengan tekun dan setia datang kepada Tuhan untuk sujud menyembah dan menghunjukkan persembahan kepada-Nya. Dalam hal ini, Perayaan Ekaristi harus mendapatkan tempat utama dalam hidup kita. Sebab, di situlah Yesus sendiri hadir dan kita sujud menyembah serta menghunjukkan persembahan kepada-Nya berupa kolekte dan bahan persembahan lainnya.

Namun, Ekaristi itu harus kita jadikan sebagai sumber dan puncak kehidupan kita. Artinya, sembah sujud dan persembahan yang kita hunjukkan kepada Tuhan dalam Perayaan Ekaristi, harus menjadi pendorong bagi kita untuk mengabdi Tuhan melalui karya pelayanan kita kepada sesama dalam hidup sehari-hari. Itulah makanya, harus ditambahkan yang keempat. Orang-orang majus tersebut, setelah berjumpa dengan Yesus, “Mereka pulang ke negerinya lewat jalan lain” (Mat 2:12). Dalam Injil ditulis bahwa mereka pulang lewat jalan lain karena dilarang untuk kembali kepada Herodes. Tetapi secara simbolis, hal ini menegaskan bahwa mereka yang benar-benar mengalami penampakan Tuhan dan berjumpa dengan-Nya, tidak akan lagi hanya menapaki jalan hidup yang sama. Sebab, pengalaman perjumpaan dengan Tuhan itu memperbarui dan mengubah. Maka, setelah kita berjumpa dengan Tuhan dan sujud menyembah kepada-Nya dalam Perayaan Ekaristi, kita harus kembali dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun, kehidupan sehari-hari itu harus kita jalani secara lain dan baru, sesuai dengan roh, semangat, dan ispirasi yang kita dapatkan melalui perjumpaan dengan Tuhan dalam Ekaristi.

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

KOBUS: 06 Januari 2013





silahkan klik gambar untuk memperbesar

Sabtu, 05 Januari 2013 Hari Biasa Masa Natal

Sabtu, 05 Januari 2013
Hari Biasa Masa Natal

“Kita belum siap untuk perjamuan Bapa! Maka marilah kita mengenali palungan Yesus Kristus Tuhan kita” (St. Agustinus)


Antifon Pembuka (Yes 9:2)

Rakyat yang berjalan dalam kegelapan melihat cahaya terang benderang. Suatu cahaya menyinari mereka yang tinggal di daerah naungan maut.

Doa Pagi

Selamat pagi Yesus, terima kasih atas sabda-Mu yang senantiasa Kausampaikan kepada kami untuk mengingatkan kami akan panggilan untuk saling mengasihi. Semoga Roh-Mu memampukan kami untuk melaksanakannya pada hari ini dengan sepenuh hati. Amin.

Tiga hal yang dibicarakan di sini: Pertama, membenci (saudara) adalah lawan dari kasih. Dengan membenci saudara, dalam arti tertentu kita membunuhnya. Kedua, kasih itu praktis, artinya tidak pernah menutup pintu untuk saudara yang membutuhkan. Ketiga, memiliki kepekaan dalam hati dan jujur pada kebenaran.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:11-21)

Anak-anakku terkasih, inilah berita yang telah kamu dengar dari semula, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain yang berasal dari si jahat dan membunuh adiknya. Apakah sebabnya Kain membunuh adiknya? Sebab segala perbuatannya jahat, sedang perbuatan adiknya benar. Janganlah kamu heran, Saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap berada di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh. Dan kamu tahu, tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup kekal di dalam dirinya. Tetapi kita mengetahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; maka kita pun wajib menyerahkan nyawa untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan, tetapi ia menutup pintu hatinya terhadap saudara itu bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui bahwa kita berasal dari kebenaran, dan kita dapat menghadap Allah dengan hati tenang, sebab jika kita dituduh oleh hati kita, Allah adalah lebih besar daripada hati kita, dan Ia mengetahui segala sesuatu. Saudara-saudaraku terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian penuh iman untuk mendekati Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.

Ayat. (Mzm 100:1-2.3.4.5)

1. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya turun menurun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Inilah hari yang suci! Marilah, hai para bangsa, sujudlah di hadapan Tuhan, sebab cahaya gemilang telah menyinari seluruh muka bumi.

Dalam kisah perjumpaan Natanael dengan Yesus, Yesus memuji Natanael yang dengan jujur mempertanyakan bagaimana dari Nazaret, kampung yang kecil itu bisa datang Mesias. Dan Yesus membuatnya heran ketika Ia telah mengenalnya bahkan sebelum bertemu secara langsung. Dan Natanael akan menyaksikan hal-hal lain yang lebih besar lagi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:43-51)


Sekali peristiwa Yesus memutuskan untuk pergi ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Lalu Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus anak Yusuf dari Nazaret. Kata Natanael kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” kata Filipus kepadanya, “Mari dan lihatlah!” Melihat Natanael datang kepada-Nya, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’ maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu.” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Dengan ketajaman intuisi-Nya, Yesus menyebut Natanael sebagai Israel sejati, tak ada kepalsuan di dalamnya. Israel yang baru adalah Gereja, yaitu kita semua yang percaya kepada Kristus. Kita baru benar-benar menjadi pengikut Kristus yang sejati, jika tidak ada kepalsuan di dalam diri kita. Tak ada kebohongan, tak ada kemunafikan. Ya, tak ada lagi dusta di dalam seluruh diri kita.

Doa Malam


Syukur kepada-Mu Yesus, atas rahmat bimbingan-Mu sepanjang hari ini. Engkau memanggil kami masing-masing untuk tugas tertentu. Ampunilah kami bila masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam melaksanakan tugas dan pelayanan kami hari ini. Amin.
RUAH

Jumat, 04 Januari 2013 Hari Biasa Masa Natal - Jumat Pertama

Jumat, 04 Januari 2013
Hari Biasa Masa Natal - Jumat Pertama

“Setialah kepada Injil dan setialah kepada Gereja” (Our Lady, 4 Januari 1975)

Antifon Pembuka (lih. Yoh 1:1)

Sejak awal mula sabda itu Allah, dan Ia berkenan dilahirkan sebagai Penebus dunia.

Doa Pagi

Terima kasih, ya Bapa, pada pagi ini kami masih Kauanugerahi hidup terlebih untuk hidup dalam iman akan Yesus Kristus, Putra-Mu. Semoga hari ini kami berpegang teguh pada ajaran-Nya dan berani melaksanakan melalui hal-hal kecil yang mampu kami lakukan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Yohanes membuat perbedaan yang jelas antara anak-anak Allah dan anak-anak iblis. Mereka yang lahir dari Allah tidak akan berdosa dan tidak dapat berbuat dosa. Sebaliknya, ada dua hal ciri orang yang tidak berasal dari Allah, yang tidak berbuat kebenaran dan tidak mengasihi saudaranya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:7-10)
 
"Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran tidak berasal dari Allah."
         
Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa berbuat kebenaran, dia adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar. Barangsiapa tetap berbuat dosa, dia berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yakni untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia; dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran tidak berasal dari Allah; demikian juga setiap orang yang tidak mengasihi saudaranya.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita
Ayat. (Mzm 98:1.7-8.9)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama.
3. Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 1:1-2)
Dahulu kala dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi. Pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.

Hal pertama yang terjadi dalam hidup publik Yesus adalah memanggil para murid-Nya, Andreas dan saudaranya Simon. Saat perjumpaan mereka itu dicatat dengan baik, menandakan bahwa pertemuan dengan Yesus itu memang peristiwa teramat penting dalam hidup mereka. Pertanyaan pertama Yesus adalah, "Apa yang kamu cari?" Dari pertanyaan itu mereka mengambil keputusan untuk tinggal bersama Dia dan mengikutinya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:35-42)
  
"Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia."
  
Sekali peristiwa Yohanes berdiri di tempat ia membaptis orang di Sungai Yordan bersama dengan dua orang muridnya. Ketika melihat Yesus lewat, Yohanes berkata, “Lihatlah Anak domba Allah!” Mendengar apa yang dikatakan Yohanes, kedua murid itu pergi mengikuti Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Melihat bahwa mereka mengikuti Dia, Yesus lalu berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya, “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Yesus berkata kepada mereka, “Marilah, dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang, dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia. Waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari kedua murid yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya,”Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus bertanya kepada kedua murid Yohanes Pembaptis yang mengikuti-Nya, "Apakah yang kamu cari?" Pertanyaan itu membuat mereka gelagapan, kebingungan menemukan jawabannya. Padahal, itulah pertanyaan retorik bagi setiap orang yang mengikuti Yesus. Tanyakanlah kepada diri kita masing-masing: Mengapa aku mengikuti Yesus? Apa sebenarnya yang aku cari?

PINTU KEPADA IMAN
Surat Apostolik dari Paus Benediktus XVI
dalam rangka pencanangan Tahun Iman, No. 6


Pembaruan Gereja juga bisa dilaksanakan melalui kesaksian yang diberikan oleh hidup umat beriman: yakni justru melalui cara-mengada mereka di dunia ini, Umat Kristiani dipanggil untuk memancarkan sabda kebenaran yang diwariskan Tuhan kepada kita. Konsili sendiri, dalam Konstitusi Dogmatik Lumen Gentium, mengatakan ini: “Sedangkan Kristus, yang “suci, tanpa kesalahan, tanpa noda” (Ibr 7:26), tidak mengenal dosa (lih. 2Kor. 5:21), melainkan dating hanya untuk menebus dosa-dosa umat (lih Ibr 2:17), Gereja merangkum pendosa-pendosa dalam pangkuannya sendiri. Gereja itu suci, dan sekaligus harus selalu dibersihkan,serta terus-menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan. Gereja “dengan mengembara di antara penganiayaan dunia dan hiburan yang diterimanya dari Allah Gereja maju, sambil mewartakan salib dan wafat Tuhan ahingga Ia datang (lih 1Kor. 11:26). (Sumber: katolisitas.org)

Doa Malam

Syukur kepada-Mu, ya Yesus, dengan memanggil para rasul Engkau melestarikan ajaran-Mu. Dengan begitu, kami pun dapat menghayati iman yang Kauajarkan untuk menuju hidup yang kekal. Semoga ajaran yang mereka sampaikan meneguhkan iman kami akan Engkau, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Kamis, 03 Januari 2013 Hari Biasa Masa Natal

Kamis, 03 Januari 2013
Hari Biasa Masa Natal

Tuhan adalah Sang Guru Cinta, Ia penuh kasih -- St. Agustinus

Antifon Pembuka (Mzm 118:26-27)

Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Dialah Tuhan Allah yang menerangi kita.

Doa Pagi

Ya Bapa, betapa agung kasih karunia-Mu, sehingga kami Kausebut anak-anak-Mu berkat iman akan Putra-Mu. Pada awal hari ini, bimbinglah kami dengan terang Roh Kudus-Mu agar kami mampu berjalan dalam iman yang benar. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Jatidiri kita yang sebenarnya adalah anak-anak Allah. Namun, ini adalah suatu jatidiri yang masih harus diraih, yakni dengan menyucikan diri dan tinggal dalam Yesus. Jika tinggal pada-Nya, orang tidak berbuat dosa lagi. Karena itu, jika kita masih berdosa, kita belum sungguh tinggal di dalam Dia, bahkan dalam bahasa Yohanes kita "tidak melihat dan tidak mengenal Kristus."

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:29-3:6)

   
"Setiap orang yang tetap berada dalam Yesus tidak berbuat dosa lagi."
  
Anak-anakku terkasih, jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya. Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia suci adanya. Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa adalah pelanggaran hukum Allah. Dan kamu tahu, bahwa Kristus telah menyatakan diri-Nya untuk menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang tetap berada dalam Dia, tidak berdosa lagi, setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan mengenal Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita
Ayat. (Mzm 98:1.3c-4.5.6)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
3. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring, bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 1:14:12b)
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, semua orang yang menerima-Nya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah.

Sebagai pendahulu Yesus, Yohanes Pembaptis memberi kesaksian akan apa yang ia kenal dan lihat. Ia menunjuk Yesus sebagai Anak Domba. Kata ini akan segera mengingat para pembaca akan anak domba Paskah yang menghapus dosa-dosa umat. Selanjutnya Yohanes memberi kesaksian bahwa Dia akan membaptis kita dengan Roh Kudus dan bahwa Ia itu Anak Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:29-34)
    
"Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia."
      
Ketika Yohanes membaptis di Sungai Yordan, Ia melihat Yesus datang kepadanya. Maka katanya, "Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Sesudah aku akan datang seorang yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi Yang mengutus aku membaptis dengan air telah berfirman Jikalau engkau melihat Roh turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dia itulah yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya! Maka aku memberikan kesaksian: Dia inilah Anak Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yohanes Pembaptis melihat Roh turun dari langit seperti burung merpati, dan tinggal di atas Yesus. Itulah sebabnya, Yesus memiliki kemampuan untuk membaptis dengan Roh Kudus. Sebab, nemo dat quod non habet; yang berarti, tak seorang pun dapat memberi apa yang tidak dia miliki. Yesus memiliki Roh Kudus, yang tinggal di dalam diri-Nya. Hidup Kristen hanya mungkin, jika Roh Kudus berkarya.

Doa Malam

Ya Bapa, kami bersyukur atas Putra-Mu, Sang Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berkat kesediaan Sang Putra, dosa-dosa kami Kauhapus dan kami Kauantar untuk mengikuti jejak-Nya. Semoga kami sampai kepada-Mu bersama dengan Putra-Mu, Tuhan, dan Juruselamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

LIHATLAH ANAK DOMBA ALLAH YANG MENGHAPUS DOSA DUNIA
(Katekismus Gereja Katolik, No. 608)

Yohanes Pembaptis setuju membaptis Yesus, sama seperti para pendosa (bdk. Luk 3:21; Mat 3:14-15). "Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29). Dengan demikian ia memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Hamba Allah, yang membiarkan Diri diantar dengan diam ke tempat pembantaian (bdk. Yes 53:7; Yer 11:19) dan menanggung dosa banyak orang (bdk. Yes 53:12), dan serentak pula domba paskah, lambang penebusan Israel pada Paskah pertama (bdk. Kel 12:3-11; Yoh 19:36; 1Kor 5:7). Seluruh kehidupan Kristus adalah ungkapan penebusan-Nya, "untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mrk 10:45).

RUAH

Rabu, 02 Januari 2013 Peringatan Wajib. St. Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze

Rabu, 02 Januari 2013
Peringatan Wajib. St. Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze

Berikanlah makanan terakhirmu kepada pengemis yang mengetuk pintumu, dan percayalah akan belas kasihan Tuhan. --- St Basilius

Antifon Pembuka (Mzm 36:30-31)

Mulut orang jujur menuturkan kebijaksanaan, dan lidahnya mengucapkan keadilan. Hukum Allah disimpan dalam hatinya.

Doa Pagi

Terima kasih, ya Yesus, rasul-Mu terkasih telah mengajarkan iman yang benar agar kami beroleh keselamatan. Maka, tuntunlah kami selalu di jalan-Mu pada sepanjang hari ini, Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Mengakui Yesus sebagai Mesias (yang Terurapi/Kristus) menurut Yohanes adalah sesuatu yang mendasar. Dan "tinggal dalam Allah", yakni tinggal dalam Anak dan dalam Bapa menjadi kata kunci dalam surat rasul Yohanes yang pertama ini. Hal itu ditunjukkan ketika apa yang disabdakan-Nya tinggal dalam diri kita.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:22-28)
  
"Apa yang telah kamu dengar harus tetap tinggal di dalam dirimu."
 
Anak-anakku terkasih, barangsiapa menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, dia itu seorang pendusta! Dan barangsiapa menyangkal baik Bapa maupun Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengakui Anak, ia juga memiliki Bapa. Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari semula, itu harus tetap tinggal di dalam dirimu. Jika apa yang telah kamu dengar dari semula itu tetap tinggal di dalam dirimu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal. Semua ini kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu. Sebab di dalam dirimu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Yesus. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan Yesus mengajar kamu tentang segala sesuatu – dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta – dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita
Ayat. (Mzm 98:1.2-3b.3c-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 1:1-2)
Dahulu kala dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi; pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.

Menyaksikan penampilan dan karya Yohanes (Pembaptis), orang-orang bertanya-tanya siapa sebenarnya dia itu. Mereka mengira Mesias atau Elia. Namun, Yohanes menunjuk satu pribadi lain yang akan datang setelahnya. Yohanes melihat misinya adalah mempersiapkan umat untuk kedatangan Yesus itu. Kedatangan-Nya adalah peristiwa teramat penting, karena itu perlu dipersiapkan, yakni dengan pertobatan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:19-28)
  
"Sesudah aku akan datang Dia yang sudah ada sebelum aku."
 
Inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus kepadanya beberapa imam dan orang-orang Lewi untuk menanyakan kepadanya, ‘Siapakah Engkau?’ Yohanes mengaku dan tidak berdusta, katanya, “Aku bukan Mesias!” Lalu mereka bertanya kepadanya, “Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?” Yohanes menjawab, “Bukan!” “Engkaukah nabi yang akan datang?” Ia pun menjawab, “Bukan!” Maka kata mereka kepadanya, “Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?” Jawab Yohanes, “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan seperti yang telah dikatakan Nabi Yesaya.” Di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya-tanya kepadanya, “Mengapa engkau membaptis jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?” Yohanes menjawab kepada mereka, “Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Hal ini terjadi di Betania yang di seberang Sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis orang.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yohanes Pembaptis adalah suara yang berseru-seru di padang gurun. Kalau begitu, siapa yang mendengarkannya? Dia adalah suara yang jujur dan lurus bagi orang-orang yang menantikan kedatangan Kristus. Untuk bersuara secara jujur dan lurus tidak harus menunggu ada orang yang mau dan siap mendengarkannya. Sebab, kejujuran dan ketulusan adalah esensi, bukan tampilan; isi, bukan bungkusnya.

Kesaksian St Gregorius dari Nazianze tentang Persahabatan

Pada waktu itu kami ada di Atena. Kami terpisah bagaikan arus sebatang sungai, meninggalkan satu mata air di tanah asal untuk pergi jauh merantau menuntut ilmu. Tetapi kami bertemu lagi, seakan dengan persetujuan, sebab Tuhan menghendaki demikian.

Pada waktu itu, bukan saja saya sendiri menaruh penghargaan tinggi terhadap sahabatku, Basilius agung, karena kesungguhan dalam pembawaannya, matang dan bijaksana dalam berbicara. Inilah awal persahabatan kami. Inilah api yang menyalakan persatuan kami. Demikianlah kami menaruh cinta yang satu kepada yang lain.

Sejak masa itu kami saling terbuka; kami diam dalam satu rumah makan pada satu meja, mempunyai perasaan sama, mata terarah kepada tujuan yang sama. Kami seolah mempunyai satu jiwa yang menghayati dua badan. (Sumber: Bacaan Ofisi Para Kudus 1, Yogyakarta: Kanisius, 1982: 11-12)
  
Kita harus mengingat Allah lebih sering daripada tarikan napas kita. --– St. Gregorius dari Nazianze (330-390)
  
Doa Malam

Ya Yesus, setelah merenungkan sabda-Mu hari ini, kami merasakan bimbingan roh-Mu untuk mengimani Engkau dengan lurus hati dan lebih mengenal Engkau seperti yang telah diwartakan oleh Yohanes. Terima kasih Yesus atas teladan dua orang kudus-Mu yang telah rela menjadi saksi kasih-Mu. Santo Basilius dan Gregorius, doakanlah kami. Amin.
  
RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy