| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 18 Januari 2013 Hari Biasa Pekan I

Jumat, 18 Januari 2013
Hari Biasa Pekan I

Dosa adalah satu "perkataan, perbuatan, atau satu keinginan yang bertentangan dengan hukum abadi" (Agustinus, Faust. 22,27) Dikutip oleh TomasAqu., s.th. 1-2,71,6, obj. 1: sc.. Satu penghinaan terhadap Allah. Ia membangkang terhadap Allah dalam ketidaktaatan, yang berlawanan dengan ketaatan Kristus. ---- Katekismus Gereja Katolik, 1871

Antifon Pembuka (Mzm 78:3.7c)

Karya Allah telah kami dengar dan kami ketahui, dan diceriterakan kepada kami oleh para leluhur. Semoga karya Allah jangan dilupakan selama-lamanya.

Doa Pagi


Bapa, kami bersyukur pada-Mu atas anugerah yang Engkau berikan pada kami. Curahkanlah kuasa Roh Kudus-Mu, agar kami dapat mengerti Sabda yang ingin Engkau sampaikan kepada kami hari ini. Sehingga Sabda yang kami renungkan hari ini, sungguh mengubahkan kami untuk semakin serupa dengan Engkau. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
   
     
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (4:1-5.11)

  
"Baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam istirahat Allah."
 
Saudara-saudara, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya." Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.

Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Semoga karya Allah jangan dilupakan selama-lamanya
Ayat. (Mzm 78:3.4bc.6c-7; R:7c)

1. Karya Allah telah kami dengar dan kami ketahui, dan diceritakan kepada kami oleh para leluhur. Kami meneruskannya kepada angkatan yang kemudian: puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya, serta perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.
2. Supaya anak cucu mereka menceritakannya pula kepada anak turunan mereka; supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang teguh perintah-perintah-Nya.
3. Jangan sampai seperti nenek moyangnya, mereka menjadi angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak lurus hati, dan jiwanya tidak setia kepada Allah.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. Seorang nabi agung telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya. 


   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:1-12)
 
"Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa pengampunan dosa."
   
Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Yesus memberitakan sabda kepada mereka, beberapa orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya ke hadapan Yesus karena orang banyak itu. Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus. Sesudah atap terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Melihat iman mereka, berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ duduk juga beberapa ahli Taurat. Mereka berpikir dalam hati, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Tetapi Yesus langsung tahu dalam hati-Nya bahwa mereka berpikir demikian; maka Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh itu ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah’? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” – lalu berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu - : “Kepadamu Kukatakan: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya, dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu. Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, “Yang seperti ini belum pernah kita lihat!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan



Ada macam-macam penyebab kelumpuhan. Namun akibatnya sama: orang tak mampu menggerakkan anggota tubuhnya sendiri. Kaki tidak kuat menyangga beratnya tubuh, demikian juga tangan tak lagi memiliki daya seperti semula. Ada kalanya kelumpuhan disebabkan oleh kerusakan syaraf, misalnya, akibat suatu operasi yang gagal.

Tampaknya kelumpuhan tidak selalu karena kerusakan fisik semata. Penyembuhan orang lumpuh dalam Injil dikaitkan Yesus dengan pengampunan atas dosa-dosanya. Lewat kisah ini, Yesus menunjukkan kepada kita, bahwa akibat dari dosa adalah kelumpuhan rohani. Orang yang demikian, hatinya dingin seperti es dan keras seperti batu. Bisa saja secara fisik ia sehat walafiat, namun jiwanya kering merana, lumpuh, tak mampu lagi melihat karunia Allah di sekitarnya. Agar dapat sembuh, ada kalanya kita memerlukan uluran tangan-tangan orang lain yang dengan kemauan keras membawa kita ke hadapan Yesus. Usaha orang-orang yang luar biasa, untuk menjumpai Yesus, sampai menjebol atap rumah, membuahkan hasil yang memuaskan.


Tuhan Allahku, sembuhkan aku dari kelumpuhan rohani akibat dosa-dosaku. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian


Di sana-sini terjadilah bahwa imam, Diakon atau umat dengan bebas mengubahkan atau menggantikan teks-teks Liturgi suci yang harus mereka bawakan, Praktek yang tidak baik ini harus berhenti, Karena dengan berbuat demikian, perayaan Liturgi Suci digoyahkan dan tidak jarang arti asli Liturgi dibengkokkan. --- (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 59)

Kamis, 17 Januari 2013 Hari Biasa Pekan I

Kamis, 17 Januari 2013
Peringatan Wajib St. Antonius, Abas

“St. Antonius banyak berdoa, sebab ia belajar bahwa orang harus berdoa secara tersembunyi dan berdoa tanpa henti” (St. Atanasius)

Antifon Pembuka (Mzm 91:13-14)

Orang jujur bertumbuh bagaikan palma, berkembang bagaikan pohon jati. Mereka ditanam dekat bait Tuhan, bertunas di pelataran rumah Allah.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Maha Pengasih, hari ini kami diingatkan, supaya jika mendengar suara-Mu janganlah keraskan hati seperti nenek moyang kami ketika mencobai dan menguji-Mu di padang gurun sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Mu yang agung selama 40 tahun. Semoga dengan berkat-Mu kami selalu ingat akan hal ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Surat Ibrani hari ini menulis bahwa Roh Kudus membisikkan hati kita: Jangan bertegar hati. Waspada agar tidak memiliki hati yang jahat dan tidak percaya. Dalam hidup bersama hendaknya orang saling menasihati. Ini penting, bahkan dikatakan dengan mendesak: setiap hari.


Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (3:7-14)
  
"Hendaklah kalian saling menasihati setiap hari, selama masih dapat dikatakan 'hari ini'."
   
Saudara-saudara, dikatakan Roh Kudus, “Pada hari ini jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman, pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hati karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang pada keyakinan iman kita yang semula sampai kepada akhirnya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = d, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:6-7.8-9.10-11; R:8)
1. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
2. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
3. Empat puluh tahun lamanya Aku muak terhadap angkatan itu; maka Aku berkata, "Mereka ini bangsa yang sesat hati! Mereka tidak mengenal jalan-Ku." Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku, "Mereka takkan masuk ke tempat istirahat-Ku."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 9:35b)
Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.

Dalam Kerajaan Allah tidak ada orang yang dikucilkan. Maka di hadapan orang kusta yang hidupnya dipisahkan dari masyarakat itu, Yesus tergerak hatinya, “Aku mau, jadilah engkau tahir,” kata Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)
       
"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."
  
Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, kata-Nya, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Atau: Lihat Mat (19:16-26)

Renungan

Kita kerapkali menganggap bahwa mewartakan ‘belas kasih Allah’ (istilah kerennya: memberi kesaksian) selalu merupakan tindakan yang benar. Hari ini, tindakan si kusta yang sudah disembuhkan, yang menceritakan belas kasih Yesus ke mana-mana, membuat Yesus harus tinggal di luar kota dan di tempat-tempat yang sunyi. Sikap taat kepada Allah jauh lebih penting daripada tindakan yang seakan ingin membantu ‘popularitas’ Allah. Bagaimana dengan kita?

Doa malam

Terimakasih Yesus, atas kasih-Mu hingga malam ini. Engkau dapat menyembuhkan segala penyakit yang kami derita jika kami percaya kepada-Mu. Ampunilah kekurang-percayaan kami akan kurnia-Mu ini. Sebab Engkau berkuasa atas hidup dan kesehatan kami. Amin.


RUAH

Rabu, 16 Januari 2013 Hari Biasa Pekan I

Rabu, 16 Januari 2013
Hari Biasa Pekan I

Kristus selalu memberikan kepada Gereja-Nya anugerah kesatuan --- Katekismus Gereja Katolik, 820

Antifon Pembuka (lih. Mzm 105:1)

Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah nama-Nya di antara para bangsa.

Doa Pagi

Allah Bapa kami, sumber segala cahaya, Engkau menyinari setiap orang yang datang di dunia ini. Kami mohon, terangilah kiranya hati dan budi kami dengan cahaya rahmat-Mu, agar kami sanggup memikirkan yang layak dan berkenan di hati-Mu, serta mencintai Engkau dengan tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Menurut Surat Ibrani, kita adalah orang-orang yang dipercayakan kepada Yesus. Bagi kita Ia menjadi Imam Besar, yang karena belas kasih-Nya mendamaikan kita orang berdosa dengan Bapa. Jalan yang ditempuh-Nya adalah dengan menjadi sama seperti kita, termasuk menderita karena pencobaan. Tujuannya agar kita pun kuat ketika dicobai.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)
 
"Yesus harus menjadi sama dengan saudara-saudara-Nya."
 
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya melalui kematian-Nya, Yesus memusnahkan dia, yakni Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Yesus pun membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan karena takut akan maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang dikasihi-Nya, melainkan keturunan Abraham. Itulah sebabnya, dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan, dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersuka-hati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
4. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Injil hari ini adalah sebuah contoh sehari-hari yang dilalui Yesus: menyembuhkan orang-orang dari berbagai penyakit dan mengusir setan, pergi ke kota-kota terdekat untuk mewartakan kabar baik. Di tengah-tengah kesibukan-Nya itu, terutama pagi-pagi, Yesus pergi ke tempat sunyi untuk berdoa sendirian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:29-39)
  
"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit."
 
Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi, dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab Yesus, "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Mungkin banyak orang yang membaca kutipan Injil tersebut tidak menduga, bahwa Injil yang relatif pendek ini mengisahkan siklus hidup Yesus secara lengkap: Rumah ibadat (doa bersama) --- pelayanan orang sakit --- berdoa di tempat yang sunyi (doa pribadi, meditasi) --- memberitakan Injil. Bagi kita, setiap aktivitas merupakan kerja; dan bekerja selalu berarti pelayanan. Itulah yang kita bawa dalam doa pribadi, dan kita persembahkan kepada Tuhan dalam rumah ibadat. Indah kan?

"Perayaan Ekaristi dalam Kurban Misa sungguh merupakan sumber dan punya tujuan penghormatan yang diberikan kepada Ekaristi di luar Misa. Selain itu, hosti kudus disimpan sesudah Misa terutama supaya anggota umat yang tidak dapat menghadiri Misa, terutama mereka yang sakit dan yang lanjut usia, oleh Komuni suci ini dapat dipersatukan dengan Kristus dan dengan Kurban-Nya yang dipersembahkan dalam Misa". Disamping itu, dengan penyimpanan hosti kudus itu, dibuka kesempatan untuk bersembah sujud kepada Sakramen seagung ini dan mempersembahkan kepada-Nya hormat yang wajib diberikan kepada Allah. Oleh karena itu, bentuk-bentuk sembah sujud yang bukan hanya bersifat pribadi tetapi juga umum dan komuniter, seperti telah ditetapkan atau direstui oleh Gereja sendiri, harus ditunjang dengan sungguh-sungguh. --- (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 129)
Doa Malam

Syukur kepada-Mu, ya Tuhan, atas hidup kami. Semoga kami selalu menghargai anugerah-Mu ini dengan menjaga kesehatan tubuh dan jiwa kami dengan baik, sebab Engkaulah sumber hidup yang kekal. Amin.

RUAH

Bacaan Harian 14 - 20 Januari 2013

Bacaan Harian 14 - 20 Januari 2013

Senin, 14 Januari 2013 : Hari Biasa Pekan I (H).
Ibr 1:1-6; Mzm 97:1.2b.6.7c.9; Mrk 1:14-20.

Sabda Yesus yang kita dengar hari ini mengajak kita untuk menyadari bahwa kebaikan dan kekuatan Allah sungguh ditawarkan kepada kita, asal saja kita mau mendekat pada-Nya. Hal itu membutuhkan pertobatan terus-menerus dan mengasah diri untuk semakin mengikuti teladan dan ajaran-ajaran Yesus.

Selasa, 15 Januari 2013: Hari Biasa Pekan I (H).
Ibr 2:5-12; Mzm 8:2a.5-9; Mrk 1:21b-28.

Yesus mengajar dengan penuh kuasa. Bahkan roh jahat pun dihardik-Nya dan taat kepada-Nya. Jika kita setia dan selalu berpegang pada-Nya, niscaya tak akan ada kekuatan jahat apapun yang dapat menggoncangkan dan menggoyahkan kita.

Rabu, 16 Januari 2013: Hari Biasa Pekan I (H).
Ibr 2:14-18; Mzm 105:1-4.6-9; Mrk 1:29-39.

Yang Yesus tawarkan bukanlah 'penyembuhan' untuk persoalan atau masalah kita saat ini. Ia menawarkan yang lebih dari itu: 'penyembuhan' untuk kehidupan itu sendiri. Jadi, janganlah kita baru mencari Yesus hanya di saat kita menghadapi persoalan dan masalah. Carilah Dia demi kehidupan yang bahagia sepanjang masa.

Kamis, 17 Januari 2013: Peringatan Wajib St. Antonius, Abas (P).
Ibr 3:7-14; Mzm 95:6-11; Mrk 1:40-45
.

Dengan penuh iman, orang yang sakit kusta itu berkata, Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku. Maka Yesus tergerak oleh belas kasihan: Aku mau, jadilah engkau tahir. Yesus juga mau 'mentahirkan' hidup kita. Tetapi, adakah Ia mendapatkan iman pada hati kita?

Jumat, 18 Januari 2013: Hari Biasa Pekan I (H).
Ibr 4:1-5.11; Mzm 78:3.4bc.6c-8; Mrk 2:1-12.

Orang lumpuh itu dibawa oleh sahabat-sahabatnya kepada Yesus dengan menempuh cara yang sangat sulit. Karena Yesus melihat iman para sahabat orang lumpuh itu, Ia berkata kepada si lumpuh, Dosamu sudah diampuni! Jadi ingatlah, karena iman kita, orang-orang lain dapat diselamatkan. Maka, jangan pernah mundur untuk mendoakan orang lain dengan penuh iman.

Sabtu, 19 Januari 2013: Hari Biasa Pekan I (H).
Ibr 4:12-16; Mzm 19:8-10.15; Mrk 2:13-17.

Yesus datang bukan untuk orang benar, melainkan orang berdosa. Jadi, selama kita merasa diri sebagai orang berdosa, Yesus menawarkan diri untuk menjadi sahabat kita. Tetapi, kalau kita merasa diri sebagai orang benar, kita menutup diri untuk hadirnya Yesus dalam hidup kita.

Minggu, 20 Januari 2013: Hari Minggu Biasa II (H).
Yes 62:1-5; Mzm 96:1-2a.2b-3.7-8a.9-10ac; 1Kor 12:4-11; Yoh 2:1-11.

Iman Maria sungguh luar biasa besarnya. Meskipun Yesus menolak dengan mengatakan “Saat-Ku belum tiba”, Maria yang tahu betul siapa Yesus, tetap saja berkeyakinan bahwa Yesus tidak akan tinggal diam. Ia begitu percaya bahwa belas-kasih-Nya pasti akan tercurah untuk mengatasi “masalah” yang muncul dalam peristiwa kehabisan anggur itu. Maka Maria dengan yakin memerintahkan kepada para pelayan untuk melakukan apa saja yang dikatakan Yesus kepada mereka. Dan nyatanya, iman seperti itu tidak sia-sia. Yesus tergerak dan memerintahkan para pelayan untuk mengisi tempayan, lalu meminta mereka mencedok air dari tempayan itu untuk membawanya ke pemimpin pesta. Dan mukjizat pun terjadi: pemimpin pesta mengecap anggur yang lebih baik dari yang tersedia sebelumnya. Yang menarik adalah bahwa iman Maria itu telah “mengubah” rancangan Allah. Apa yang semula disebut “saat-Ku belum tiba” ternyata saat itu tiba juga berkat iman Maria.

Senin, 14 Januari 2013 Hari Biasa Pekan I

Senin, 14 Januari 2013
Hari Biasa Pekan I

Di mana ada dosa, di situ ada keanekaragaman, di situ ada perpecahan, sekte-sekte dan pertengkaran --- Origenes


Antifon Pembuka (Mzm 97:1-2)

Tuhan adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorai! Biarlah banyak pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan kaki-Nya.

Doa Pagi

Allah Bapa kami, dengan perantaraan Yesus Putra-Mu, Engkau telah memanggil semua orang agar bertobat dan percaya kepada Injil. Kami mohon, jauhkanlah kami dari dosa-dosa, berilah kami keberanian untuk menanggapi panggilan-Mu dan menempuh jalan yang ditunjukkan oleh Yesus, Putra-Mu, Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Mulai hari ini kita membaca Surat kepada Orang Ibrani. Ayat-ayat pertama adalah pengantar surat yang berbicara mengenai jalan terakhir Tuhan berbicara kepada kita, yakni dengan pengantaraan Anak-Nya. Ini akan menjadi tema besar dari surat kepada Orang Ibrani. Ada delapan pernyataan berturut-turut tentang Kristus (ayat. 2-4), dan kemudian ditutup dengan pernyataan besar dari Bapa sendiri, "Anak-Kulah Engkau".

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (1:1-6)
 
"Allah berbicara kepada kita dengan pengantaraan Anak-Nya."
 
Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Dialah yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi. Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sebagaimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, "Anak-Kulah engkau! Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan." Atau pun: "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku" Lagipula, ketika mengantar pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1.2b.6.7c.9; Ul: 1a.9a)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya. Segala dewata sujud menyembah Allah.
3. Sebab, ya Tuhan, Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Tiba waktunya bagi Yesus untuk memulai karya-Nya. Inti pewartaan-Nya adalah "Kerajaan Allah sudah dekat". Dan dua hal yang diminta pada para pendengar-Nya adalah bertobat dan percaya pada Injil. Setelah itu, hal pertama yang dilakukan-Nya adalah memanggil orang-orang yang kemudian menjadi murid-Nya dan melibatkan mereka dalam perutusan mewartakan Kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:14-20)
  
"Bertobatlah dan percayalah kepada Injil."
 
Sesudah Yohanes Pembaptis ditangkap, datanglah Yesus ke Galilea, memberitakan Injil Allah. Yesus memberitakan, "Waktunya telah genap. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, "Mari, ikutlah Aku, dan kalian akan Kujadikan penjala manusia." Mereka segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Yesus. Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, dalam perahu bersama orang-orang upahannya. Lalu mereka mengikuti Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Para murid dipanggil untuk memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan. Itulah tugas murid Kristus. Pertobatan bukanlah barang sepele, karena menjadi pewartaan utama Yesus, yang didahului oleh Yohanes Pembaptis. Bukankah seluruh isi Surga hanya bisa digembirakan oleh berita pertobatan? Maka, seharusnya pertobatan terus-menerus menjadi pola hidup setiap murid Kristus. Saya berusaha meyakinkan diri, bahwa Anda telah melakukannya.

Amanat misi. "Kepada para bangsa Gereja diutus oleh Allah untuk menjadi 'Sakramen universal keselamatan'. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hakiki sifat katoliknya, menaati perintah Pendirinya, Gereja sungguh-sungguh berusaha mewartakan Injil kepada semua orang" (AG 1): "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:19-20). ---- Katekismus Gereja Katolik, 849


Doa Malam

Yesus, terima kasih atas kesetiaan-Mu untuk mencintai , tanpa batas. Terimalah syukur kami dan ampunilah kami jika usaha kami untuk hidup seperti yang Engkau kehendaki kurang sempurna. Sebab Engkaulah Raja, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
RUAH

KOBUS: Bukan aku tapi Dia (Pesta Pembaptisan Tuhan)





silahkan klik gambar untuk memperbesar

Pesta Pembaptisan Tuhan (13 Januari 2013)



Minggu, 13 Januari 2013 – Pesta Pembaptisan Tuhan
Yes 40:1-5.9-11; Tit 2:11-14.3:4-7; Luk 3:15-16.21-22

Hari ini kita merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan. Bacaan Injil dikutip dari Injil Lukas 3:15-1.21-22, yang berkisah tentang peristiwa pembaptisan Yesus. Menarik kalau kita mencermai teks ini dengan melihat juga Injil Lukas pada bab-bab sebelumnya, yakni bah 1 dan 2. Dari situ akan tampak bahwa pembaptisan Yesus ini semakin membuka pewahyuan mengenai jati diri Yesus sebagai Anak Allah.

Dalam pemberitaan mengenai kelahiran-Nya, sudah dinyatakan bahwa “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi. ... akan disebut kudus, Anak Allah” (Luk 1:32.35). Kemudian, ketika genap waktu pentahiran, Yesus dibawa ke Yerusalem untuk diserahkan kepada Tuhan dan dikuduskan bagi Allah (Luk 2:22.23). Pada umur 12 tahun, ketika berada di Bait Allah Yerusalem, Yesus menegaskan kepada Maria dan Yusuf, “Aku harus berada di rumah Bapa-Ku” (Luk 2:49). Puncaknya, pada peristiwa pembaptisan-Nya ini, Allah sendiri menyatakan kepada-Nya, “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (Luk 3:22). Jadi, pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah tidak hanya disampaikan oleh Malaikat Gabriel, lalu diimani oleh Maria dan Yusuf, tetapi juga diakui oleh Yesus dan akhirnya dinyatakan oleh Allah sendiri.

Selain untuk meneguhkan iman kita akan Yesus sebagai Anak Allah, peristiwa pembaptisan Tuhan ini, juga mengajak kita memahami makna pembaptisan, baik yang dialami oleh Yesus maupun yang kita terima. Dalam konteks waktu itu, pembaptisan yang lazim dikenal adalah Pembaptisan Yohanes yang maknanya terdapat dalam Luk 3:3, “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu!” Jadi, pembaptisan mempunyai makna pertobatan dan pengampunan dosa. Artinya, dengan dibaptis, seseorang menyatakan diri bertobat dan mendapat pengampunan dari Allah. Pertanyaannya, apakah Yesus berdosa sehingga perlu bertobat, kok Dia dibaptis oleh Yohanes? Jawabannya jelas: Yesus tidak berdosa dan tidak perlu bertobat! Namun, mengapa Ia dibaptis?

Salah satu jawabannya terdapat dalam Injil Matius. Ketika Yesus datang kepada Yohanes untuk dibaptis, Yohanes justru mengatakan, “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu dan Engkau yang datang kepadaku?” Namun, Yesus menjawab, “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah” (Mat 3:14.15). Dengan demikian, makna pembaptisan Yesus adalah untuk menggenapi kehendak Allah sehingga Allah sendiri mengatakan “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (Luk 3:22). Karena Yesus menggenapi kehendak Allah, maka Ia sungguh-sungguh menjadi Anak Allah yang terkasih dan yang berkenan kepada Allah.

Kita semua tahu, bahwa rangkuman kehendak Allah itu adalah “untuk menyelamatkan manusia”, sebagaimana dinyatakan oleh Yesus sendiri, “Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman” (Yoh 6:39). Untuk menyelamatkan kita, orang-orang yang berdosa ini, Yesus harus masuk dan menjadi bagian dari orang-orang berdosa, serta ikut mengalami senasib-sepenanggungan dengan orang berdosa. Maka, sebagaimana orang-orang berdosa harus bertobat dan dibaptis supaya Allah mengampuni dosanya dan menyelamatkannya, Yesus pun menunjukkan solidaritas-Nya dengan dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.

Sekarang, bagaimana dengan pembaptisan kita? Marilah kita maknai pembaptisan kita dalam terang pembaptisan Kristus ini. Pertama, pembaptisan Kristus menyatakan dengan sempurna – karena pernyataan datang dari Allah sendiri – bahwa Yesus adalah Anak Allah. Demikian pula pembaptisan kita. Berkat sakramen baptis, kita dilahirkan kembali dalam Roh Kudus (bdk. Tit 3:5; Luk 3:16b) sehingga kita diangkat sebagai anak-anak Allah (bdk. Rm 8:16). “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” Jadi, status kita sebagai anak-anak Allah yang kita terima melalui baptisan menjadikan kita mempunyai jaminan akan keselamatan dan kemuliaan abadi bersama Kristus.

Namun, kita tidak boleh hanya membanggakan status tersebut. Sebagaimana Yesus selalu menggenapi kehendak Allah sehingga menjadi Anak Allah yang terkasih dan yang berkenan kepada Allah, kita pun harus demikian. Maka, yang kedua, sebagai anak-anak Allah harus berusaha untuk melaksanakan kehendak Allah supaya kita pun menjadi orang-orang yang berkenan kepada-Nya. Bagaimana hidup yang berkenan kepada Allah itu? Mari kita ikuti nasihat St. Paulus dalam bacaan kedua. “Kasih karunia itu mendidik kita untuk meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan agar kita hidup bijaksana, adil dan beribadat, di dunia sekarang ini, sambil menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia” (Tit 2:12-13).

Jadi, pesannya jelas. Seperti Yesus, kita telah menerima sakramen baptis. Dengan demikian kita pun telah dijadikan sebagai anak-anak Allah serta menjadi ahli waris keselamatan. Oleh karena itu, marilah kita meneladan Kristus yang selalu menggenapi kehendak Allah sehingga menjadi anak Allah yang dikasihi dan yang berkenan kepada Allah. Kita tinggalkan kefasikan kita, kita kelola keinginan-keinginan duniawi kita, dan kita upayakan hidup yang bijaksana, adil dan beribadat. Dengan hidup yang demikian, Allah pun akan berkata kepada kita, “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan”

Ag. Agus Widodo, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy