| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Surat Keluarga Januari 2013: Porta Fidei untuk Keluarga-keluarga


“Kita perlu menemukan kembali perjalanan iman, supaya keluarga menemukan kembali sukacita dalam percaya dan kegairahan untuk mengkomunikasikan iman” (Porta Fidei, Benedictus XVI)


Keluarga Katolik di Keuskupan Agung Jakarta, Selamat Tahun Baru 2013, selamat menjalani Tahun Iman juga. Tahun iman telah berjalan bersama keluarga sedunia. Tahun iman yang dicanangkan oleh Paus Benedictus membawa pesan bagi keluarga-keluarga juga untuk memasuki pintu iman (porta fidei). Setiap keluarga diajak untuk bersama sama mengalami dan menemukan kembali jalan menuju Allah dalam situasi yang serba menantang di masa kini.

Paus Benedictus mengajak setiap keluarga untuk menemukan kembali kegairahan dalam hidup beriman melalui apa saja yang dapat mendukung hidup beriman yang semakin menghidupkan iman bersama itu. Kita sebagai orangtua maupun anak-anak diajak untuk mengusahakan dengan sekuat tenaga “menemukan kembali” iman kita yang tampaknya biasa, supaya mengimani sama dengan mengenal Tuhan lebih dekat dan dalam suasana yang lebih personal.

“Tak kenal, maka tak sayang”. Demikianlah ungkapan yang terkenal di telinga kita. Semakin mengenal, rasa sayang akan semakin mudah ditumbuhkan. Hal yang sama terjadi juga dalam rangka hidup beriman kita. Suatu evangelisasi baru mesti diusahakan bersama, agar seluruh keluarga memperoleh manfaat dari tahun iman ini bersama sama.

Dalam masa yang serba modern, cepat, instan, rasional, material, individual, popularity minded (ingin terkenal), kuasa, rekayasa, dan uang, kita menemukan semakin menantangnya Kristus diwartakan. Belum lagi situasi minoritas yang memaksa kita untuk bersifat represif (tidak berani terbuka) akan hidup beriman kita memaksa kita untuk mengesampingkan hidup beriman sedemikian rupa, sehingga Allah makin dipinggirkan dan dunia semakin didahulukan.

Barangkali Anda menemui kesulitan meneguhkan anak-anak untuk rajin berdoa dan berhenti main games. Barangkali juga kita menemui kendala untuk sekedar meyakinkan anggota keluarga bahwa doa mempunyai kuasa yang lebih besar dari apapun juga, termasuk teknologi, misalnya. Hidup beriman jadi terasa sesuatu yang “melayang” dan tidak “mendarat” bagi kita sekeluarga.  Iman hanya tinggal aktivitas di dalam Gereja saja.

Sebagai orangtua, setiap pasutri diundang untuk meneruskan Iman Kristiani pada seluruh anggota keluarga. Demikian juga untuk anak-anak yang mempunyai kesadaran akan hidup beriman yang baik, mendapat kewajiban yang sama untuk meyakinkan orangtua dan saudara-saudarinya mempelajari kembali hidup rohani, sampai menemukan bersama-sama iman yang hidup dan segar.

Adalah suatu kewajiban bagi setiap orang untuk semakin aktif mempelajari Iman Kristiani, khususnya yang terdapat dalam firman Tuhan. “Supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan” (2Tes 3:1): Mengajak anak-anak dengan tulus berdoa, meskipun singkat, akan sangat membantu mereka ketika mereka berdoa secara pribadi untuk masalah pelik di kemudian hari.

Ketika keluarga saling berbicara, akan lebih indah kalau di dalamnya ada acara berbagi (sharing) iman juga. Jangan malu menceritakan keajaiban doa yang memang Anda rasakan; jangan ragu mengatakan “Semua ini berkat Tuhan”. Tuhan memang harus dapat kita temukan dalam hal-hal setiap hari yang membuat seluruh keluarga makin akrab dengan Tuhan. Buatlah hati mereka “tidak nyaman” kalau belum berdoa, sehingga iman menjadi kebutuhan pribadi setiap anggota keluarga.

Porta Fidei mengajak kita berevangelisasi secara baru. Kita diajak untuk mewartakan Allah dengan cara yang kreatif dan selalu segar. Iman orang yang selalu segar dan trendy (mengikuti jaman) adalah iman yang dibutuhkan pada jaman ini. Kalau teknologi dan informasi demikian kompetitif, maka katekese (pengajaran iman) juga harus mengimbanginya.

Sekarang ini amat banyak buku-buku rohani diterbitkan, CD dan DVD mengenai iman, hidup orang-orang kudus, maupun lagu-lagu rohani juga banyak dijual di toko-toko dan mal. Apakah Anda tertarik untuk membelinya? Apakah Anda juga memberi kesempatan pada anak-anak untuk belajar beriman melalui Alkitab bergambar dan buku Katekismus Gereja Katolik? Atau sudahkah Anda memutar lagu-lagu rohani di mobil maupun di rumah, ketika keluarga berkumpul?

Keluarga-keluarga KAJ, waktu saya kecil, gambar-gambar kudus bisa membuat saya senang untuk datang ke sekolah minggu. Gambar-gambar itu saya simpan menjadi pembatas buku dan alkitab saya. Saya tidak mengerti sepenuhnya, tetapi saya tahu itu gambar siapa, karena kakak pengajar menjelaskan seperlunya. Saya juga ingat beberapa lagu (beberapa diambil dari gereja saudara-saudari Protestan) yang bagus dan menyenangkan. Kenangan akan gambar-gambar dan lagu-lagu itu masih teringat sampai sekarang.

Mengajarkan iman; mendekatkan iman pada anggota keluarga; menemukan kembali iman yang benar adalah tugas bersama kita, kami para imam, guru-guru agama, koordinator wilayah dan lingkungan, dan terutama para orangtua di rumah. Dalam suasana keterbukaan Gereja seperti sekarang ini, tentu saja boleh diciptakan lagu-lagu anak-anak Katolik yang manis, yang menjelaskan kebaikan Allah, cinta kasih Allah, Kebaikan Tuhan Yesus, maupun cinta sesama.

Kerjasama yang baik, tidak akan membuat kita tersesat. Komunikasi yang terbangun antara Gereja Paroki sampai ke tiap-tiap keluarga, tentu akan membuat suasana Gereja tidak hanya formal dan ikut pakem, tetapi mengembalikan keramahan Tuhan pada siapa saja yang ingin belajar dari kebaikan-Nya. Barangkali inilah yang dapat kita lakukan bersama sebagai usaha pertobatan Gereja di tempat kita, khususnya di dalam keluarga

Semoga kita semua bersemangat menghidupi tahun iman (11 Oktober 2011 – 24 November 2013) seperti yang diharapkan oleh Paus Benediktus dalam Porta Fidei melalui semangat pertobatan yang nyata, mengusahakan pelayanan katekese bagi keluarga-keluarga, dan mengantar keluarga memasuki kehidupan baru bersama imannya kepada Tuhan Yesus Kristus. Amin



Salam Keluarga Kudus


Rm.Alexander Erwin Santoso MSF

Bacaan Harian 04 - 10 Februari 2013

Bacaan Harian 04 - 10 Februari 2013
Renungan oleh: Bernardus Gunawan Y. Surya / Paroki Regina Caeli PIK

Senin, 04 Februari 2013: Hari Biasa Pekan IV (H).
Ibr 11:32-40; Mzm 31:20.21.22.23.24; Mrk 5:1-20.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan, iblis yang kejam menguasai seseorang yang siang malam berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Begitulah jadinya manusia kalau akal budinya direndahkan dan iblis ditinggikan. Kristus melepaskan orang-orang itu dari roh-roh najis. Sebuah ungkapan iman bagi kita, maukah kita memberikan diri untuk dimasuki Roh Kudus dan tidak lagi hidup dalam belenggu iblis?

Selasa, 05 Februari 2013: Peringatan Wajib Sta. Agatha, Perawan dan Martir (M).
Ibr 12:1-4; Mzm 22:26b-27.28.30.31-32; Mrk 5:21-43.

Yairus pada awalnya memiliki iman yang luar biasa, karena ia hanya meminta Tuhan untuk menumpangkan tangan dan anaknya akan sembuh. Namun pada saat tiba di rumah Yairus, orang banyak sudah meratap dan menangis karena anak perempuan Yairus sudah meninggal. Ketika Yesus mengatakan bahwa putri Yairus tidak mati tetapi tidur, semua orang di rumah tersebut menertawakan Yesus. Menertawakan atau merendahkan seseorang dapat membuat imannya menjadi goyah. Maka sebaiknya kita saling mendukung satu dengan yang lain supaya tidak seorangpun goyah karena sikap kita.

Rabu, 06 Februari 2013: Peringatan Wajib St Paulus Miki, Imam, dkk - Martir (M).
Ibr 12:4-7.11-15; Mzm 103:1-2.13-14.17-18a; Mrk 6:1-6.

Injil hari ini menceritakan kisah penolakan orang-orang Nazaret terhadap Yesus. Ketidaktahuan dan ketidakmengertian orang-orang Nazaret tentang siapa Yesus yang sesungguhnya membuat mereka tega menolak Yesus. Orang-orang yang sekampung dengan Yesus tidak tahu bahwa Yesus bukan manusia biasa. Orang yang mampu mengolah pengalaman pahit ketika ditolak, dapat menolong orang lain yang mengalami hal yang sama. Kita belajar dari Yesus, yang tidak menyimpan dendam meskipun ditolak oleh orang sekampung-Nya.

Kamis, 07 Februari 2013: Hari Biasa Pekan IV (H).
Ibr 12:18-19.21-24; Mzm 48:2-3a.3b-4.9.10.11; Mrk 6:7-13.

Injil pada hari ini mengisahkan Yesus yang memanggil kedua belas murid-Nya dan mengutus mereka berdua-dua.Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat dan dalam perjalanan mereka tidak boleh membawa bekal kecuali tongkat. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak maumenerima atau mendengar mereka, Yesus menyarankan keluar dan mengebaskan debu yang ada pada kaki mereka. Kebasan debu sendiri bisa dimaknai sebagai menghilangkan kotoran atau melupakan segala perlakuan yang tidak menyenangkan. Marilah kita berbesar hati melupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dalam setiap tugas perutusan kita.

Jumat, 08 Februari 2013: Hari Biasa Pekan IV (H).
Ibr 13:1-8; Mzm 27:1.3.5.8b-9abc; Mrk 6:14-29.

Yohanes Pembaptis berani menegor raja Herodes yang merebut isteri Filipus, sehingga akhirnya ia menjadi korban kemurkaan raja Herodes. Teladan yang sangat luar biasa baik dari St. Yohanes Pembaptis, karena adakalanya kita takut menyuarakan SUARA KENABIAN. Marilah kita menjadi pembawa dan pewarta kebenaran-kebenaran seperti St. Yohanes Pembapatis.

Sabtu, 09 Februari 2013: Hari Biasa Pekan IV (H).
Ibr 13:15-17.20-21; Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Mrk 6:30-34.

Banyak orang terjebak dalam pemenuhan keinginan yang bersifat jasmani, namun lupa memperhatikan kebutuhan rohaninya. Bisa-bisa kebutuhan rohani menjadi terbengkalai akibat terlena mengurus kesenangan badan sehingga tidak ada waktu untuk hening dalam kesunyian. Kesunyian menjadi waktu jedah di tengah berbagai kesibukan kita, untuk menyapa diri sendiri dan menimba semangat baru. Dalam keheningan batin itulah kita berdialog dengan Tuhan dan menyelaraskan kembali keinginan kita dengan kehendak Tuhan sendiri.

Minggu, 10 Februari 2013: Hari Minggu Biasa V (H).
Yes 6:1-2a.3-8; Mzm 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8; 1Kor 15:1-11; Luk 5:1-11.

Semalam-malaman murid-murid Yesus menjala ikan tetapi tidak berhasil, baru ketika Yesus menyuruh mereka menebarkan jala ke tempat yang lebih dalam, mereka berhasil menangkap ikan sebanyak-banyaknya. Dalam menjala manusia, tentu kita sering merasa jemu, karena lama sekali tidak mendapat tambahan jiwa yang bertobat, tetapi Tuhan dapat menambah jiwa-jiwa dalam waktu singkat.Yang kita perlukan adalah ketekunan dan mendengarkan perintah Tuhan. Pekerjaan menjala manusia adalah pekerjaan seumur hidup, maka janganlah menggunakan kemampuan diri sendiri, bersandarlah kepada Tuhan.

Kobus: 03 Februari 2013






silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 03 Februari 2013 Hari Minggu Biasa IV (C)

Minggu, 03 Februari 2013
Hari Minggu Biasa IV (C)

Iman itu pasti, lebih pasti dari setiap pengertian manusiawi, karena ia berdasarkan Sabda Allah yang tidak dapat menipu. Memang kebenaran-kebenaran yang diwahyukan dapat kelihatan gelap bagi budi dan pengalaman manusiawi, tetapi "kepastian melalui cahaya ilahi itu lebih besar daripada kepastian melalui cahaya akal budi alamiah" (Tomas Aquino., s.th. 2-2,171,5 obj.3). "Ribuan kesukar-sulitan tidak sama dengan kebimbangan" (J.H. Newman, apol.). ---- Katekismus Gereja Katolik, 157

Antifon Pembuka (Mzm 105:47)

Selamatkanlah kami, ya Tuhan Allah kami, dan kumpulkanlah kami dari antara bangsa-bangsa supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus dan bermegah-megah dalam puji-pujian kepada-Mu.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Engkau memanggil kami untuk percaya kepada-Mu sepenuhnya. Tetapi setiap kali ternyata kami menjauhkan diri dari pada-Mu. Patahkanlah ketegaran hati kami, dan semangatilah kami dengan kehadiran-Mu, sehingga kami selalu mengarahkan kepada-Mu dan melaksanakan sabda-Mu yang merupakan undangan bagi semua orang untuk memasuki kerajaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

  
Bacaan dari Kitab Yeremia (1:4-5.17-19)

"Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
 
Pada masa Raja Yosia turunlah firman Tuhan kepadaku, Yeremia, sebagai berikut, “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau. Dan sebelum engkau dilahirkan, Aku telah menguduskan engkau; Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Maka, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka, segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau. Sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan, selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17)

1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku.
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik, dari cengkeram orang-orang lalim dan kejam.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari pada-Mu, ya Allah Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang akan memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 12:31 – 13:13 (Singkat: 13:4-13)


"Sekarang tinggal iman, harapan dan kasih; namun yang paling besar di antaranya ialah kasih."
 
Saudara-saudara, berusahalah memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang bergaung atau canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku memiliki iman sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. (Kasih itu sabar, murah hati dan tidak cemburu. Kasih itu tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Kasih itu tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas kelaliman, tetapi atas kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap, dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, hilanglah yang tidak sempurna itu. Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, merasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang, setelah menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang kita melihat gambaran samara-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka. Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, sebagaimana aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, harapan, dan kasih; dan yang paling besar di antaranya ialah kasih).
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus Aku memaklumkan Injil kepada orang yang hina dina, dan mewartakan pembebasan kepada orang tawanan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:21-30)

 
"Seperti halnya Elia dan Elisa, Yesus diutus bukan hanya kepada orang-orang Yahudi."
 
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak di rumah ibadat di kota asalnya, kata-Nya, “Pada hari ini genaplah nas Kitab Suci pada waktu kamu mendengarnya.” Mereka heran akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya.Lalu mereka berkata, “Bukankah Dia ini anak Yusuf?” Maka berkatalah Yesus kepada mereka, “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai Tabib, sembuhkanlah dirimu sendiri! Perbuatlah di sini, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar telah terjadi di Kapernaum!” Yesus berkata lagi, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak wanita janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain Naaman, orang Siria itu.” Mendengar itu sangat marahlah semua orang di rumah ibadat itu. Mereka bangkit, lalu menghalau Yesus ke luar kota, dan membawa Dia ke tebing gunung tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus. 


Renungan

IMAN DAN KASIH


Yesus mengajar di kampung halaman-Nya. Banyak orang yang setuju dengan pengajaran-Nya dan heran dengan kata-kata indah yang diucapkan-Nya. Mereka mengenal siapa Yesus dalam keseharian-Nya: Yesus, Anak Yusuf, seorang tukang kayu di kampung-Nya. Mereka juga mendengar tentang apa yang telah dilakukan Yesus di luar kampung-Nya. Yesus tahu bahwa mereka juga mengharapkan agar Ia melakukan seperti apa yang dilakukan di luar kampung-Nya. Mereka ingin Yesus melakukan mukjizat juga di kampung-Nya.

Yesus tahu keinginan mereka yang demam dengan mukjizat dan mengatakan bahwa “sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya”. Yesus memberi contoh nabi Elia dan Elisa yang diutus Tuhan bukan kepada bangsanya tetapi kepada orang-orang di luar bangsa Israel. Mendengar kata-kata Yesus, mereka menjadi marah. Kemudian mereka menghalau Yesus ke luar kota dan membawa-Nya ke tebing gunung untuk melemparkan-Nya dari tebing itu. Mungkin mereka berpikir, Tuhan nanti akan menopang-Nya. Namun, Yesus lolos dari mereka. Mereka marah mungkin karena terganggu dengan kata-kata Yesus, tetapi mereka marah mungkin juga karena kecewa, apa yang mereka inginkan dari Yesus tidak terjadi. Yesus tidak membuat mukjizat di kampung-Nya sendiri. Ia tidak menjumpai iman di sana.

Sabda Tuhan, perlu ditanggapi dengan iman, bukan hanya kekaguman akan kata-kata indah seperti kekaguman orang akan kata-kata indah yang diucapkan Yesus. Iman adalah keyakinan sungguh akan kekuatan Sabda yang mampu mengubah hati orang yang terbuka, mau mendengarkan dan menghayatinya dalam kehidupan. Iman harus nampak dalam sikap hidup sehari-hari yang dipenuhi dengan kasih sejati seperti yang kita dengarkan dalam bacaan kedua (1Kor 13:4-13).

Paulus menulis bahwa tidak ada faedahnya orang memiliki kemampuan berkata-kata, karunia bernubuat, iman yang mampu memindahkan gunung, kebaikan dan sebagainya kalau tidak mempunyai kasih. Kasih menjadi buah dari iman yang sejati, iman yang tetap selalu sedia terbuka mendengarkan Sabda Tuhan dan bertobat. Orang beriman harus memiliki kasih, kasih yang sabar, murah hati, tidak iri hati dan tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran, menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (1Kor 13:4-7).

Sabda Tuhan yang kita dengarkan hari ini mengajarkan dua hal kepada kita. Pertama, seorang pewarta Sabda Tuhan harus punya keberanian dan percaya akan kekuatan Sabda Allah. Orang beriman mesti dengan rendah hati dan berani mewartakan Sabda Tuhan sambil terus-menerus mendengarkan Sabda Tuhan agar dirinya juga berubah. Kedua, seorang pendengar Sabda Tuhan, jangan hanya kagum akan kehebatan kata-kata seorang pewarta tetapi harus juga bertobat dan berusaha hidup sesuai dengan Sabda Tuhan yang nampak dalam hidup yang penuh kasih.


Iman adalah satu anugerah rahmat yang Allah berikan kepada manusia. Kita dapat kehilangan anugerah yang tak ternilai itu. Santo Paulus memperingatkan Timotius mengenai hal itu: "Hendaklah engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni. Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka" (1 Tim 1:18-19). Supaya dapat hidup dalam iman, dapat tumbuh dan dapat bertahan sampai akhir, kita harus memupuknya dengan Sabda Allah dan minta kepada Tuhan supaya menumbuhkan iman itu Bdk. Mrk. 9:24; Luk 17:5; 22:32.. Ia harus "bekerja oleh kasih" (Gal 5:6) Bdk. Yak 2:14-26., ditopang oleh pengharapan Bdk. Rm 15:13. dan berakar dalam iman Gereja. --- Katekismus Gereja Katolik, 162

RUAH

Minggu Biasa IV/C – 3 Februari 2013



Minggu Biasa IV/C – 3 Februari 2013
Yer 1:4-5.17-19; Kor 12:31-13:13; Luk 4:21-30

Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk merenungkan dan mengimani bahwa warta dan karya keselamatan yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus itu berlaku universal, untuk semua orang. Warta dan karya keselamatan itu sebelumnya telah dirintis oleh para nabi, salah satunya nabi Yeremia (bacaan I), kemudian digenapi atau disempurnakan oleh Tuhan kita Yesus Kristus (Injil), dan saat ini harus kita lanjutkan keberlangsungannya sampai selama-lamanya.

Oleh karena itu, sebagaimana Yeremia dipanggil untuk menjadi nabi supaya menyampaikan sabda dan kehendak Tuhan kepada bangsa-bangsa, kita pun juga dipanggil untuk menjadi nabi-nabi zaman sekarang. Setidaknya ada 3 (tiga) tugas pokok nabi, yaitu: meneguhkan, mengkritik, dan menghibur. Kalau kita melihat segala sesuatunya sudah berjalan dengan baik dan benar, maka tugas kita adalah meneguhkan supaya apa yang baik dan benar itu dapat bertahan, syukur bisa semakin berkembang, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Namun, kalau yang terjadi itu melenceng dari prinsip kebaikan dan kebenaran, maka kita wajib menyampaikan kritik yang membangun demi terciptanya kebaikan bersama. Nah, kalau kita melihat terjadinya kesulitan, penderitaan, masalah, bencana, kesedihan, dll, kita harus tampil untuk memberikan penghiburan.

Menjalankan tri-tugas kenabian tersebut tidak selalu mudah seperti yang dialami Yeremia. Pelaksanaan tugas kenabian itu mengandung berbagai macam resiko, tantangan, kesulitan, dan penolakan. Untuk itu, seorang nabi harus siap berkorban, baik secara fisik maupun psikis. Kita tidak boleh takut dan gentar (Yer 1:17b). Sebab, Tuhan sungguh mengenal kita (Yer 1:5). Ia tidak mungkin memberikan tantangan dan tuntutan yang tidak mampu kita tanggung. Tuhan juga telah menguduskan dan menetapkan kita (Yer 1:5). Kalau kita harus menghadapi kesulitan dan tantangan, bahkan bahaya, Tuhan berjanji, “Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau” (Yer 1:19)

Penolakan, cibiran, dan kata-kata sinis yang merendahkan dan meremehkan ternyata juga dialami oleh Yesus sendiri. Hal ini tampak jelas dalam bacaan Injil hari ini. Judul yang diberikan dalam Alkitab kita untuk perikup ini (Luk 4:16-30, ayat 16-21 telah kita renungkan Minggu lalu) adalah “Yesus ditolak di Nazaret”. Dalam Injil Markus dan Mateus, perikup ini juga diberi judul yang sama. Hal ini menegaskan bahwa Yesus sendiri dalam melaksanakan misi penyelamatan-Nya dan dalam menggenapi Sabda dan Kehendak Allah ternyata mengalami penolakan, tidak diterima dan tidak dihargai.

Menghadapi penolakan dan kata-kata sinis yang merendahkan dan meremehkan dari orang-orang Nazaret tersebut, Yesus memang merasa kecewa dan heran. Namun Ia tidak lantas marah dan emosi. Yesus hanya menyampaikan kata-kata kritikan yang pedas dan tajam, sesuai dengan tugas-Nya sebagai nabi untuk mengkritik. Ternyata, kritikan-Nya itu tidak membuka hati mereka tetapi justru membuat mereka marah. “Mereka bangkit lalu menghalau Yesus ke luar kota, dan membawa Dia ke tebing gunung tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu” (Luk 4:29). Semakin jelaslah penolakan terhadap Yesus. Bahkan, mereka tidak hanya menolak, tetapi mengusir Yesus dan bermaksud untuk membunuh-Nya dengan melemparkan-Nya dari atas tebing.

Kita tahu bahwa Yesus adalah orang yang penuh kuasa. Pasti, Ia mampu untuk melawan orang-orang yang menolak-Nya itu. Namun, Ia tidak mau melakukan. Justru, “Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka lalu pergi” (Luk 4:30). Sikap dan tindakan Yesus ini menegaskan bahwa penolakan dan kemarahan tidak boleh dilawan dengan kemarahan; kekerasan tidak boleh dilawan dengan kekerasan. Ia memilih pergi, karena konflik yang terjadi sudah bukan lagi menggunakan akal tetapi okol. Dengan pergi ke tempat lain, Yesus masih mempunyai harapan bahwa di tempat lain Ia akan diterima dan karya-Nya akan semakin berkembang. Dan betul, itulah yang terjadi. Di Kapernaum dan kota-kota yang lain, Ia diterima (Luk 4:31-44). Bebarapa orang mulai mengikuti-Nya dan semakin lama semakin banyak (Luk 5 dst).

Satu pertanyaan dapat kita ajukan: Mengapa, Yeremia dan Yesus tetap setia sampai tuntas dalam melaksanakan tugas perutusan-Nya meskipun mengalami banyak tantangan, kesulitan, bahaya, penderitaan, bahkan maut? Jawabannya ada pada bacaan II. Mereka sungguh digerakkan dan dikobarkan oleh semangat kasih. Karena Yesus sangat mengasihi kita, maka Ia rela berkorban sampai sehabis-habisnya untuk kita. Demikian pula hendaknya kita. Semoga, semangat kasih selalu berkobar dalam diri kita sehingga kita rela melalukan pengorbanan apa pun untuk Tuhan, orang lain dan hal-hal yang dikasihi. Kasih akan membuat kita tidak takut menghadapi aneka tantangan, kesulitan dan bahaya. Kasih juga akan membuat kita tidak mutung ketika menghadapi penolakan, cibiran, dan tanggapan sinis seperti yang dialami Yesus. Kasih akan membuat kita maju terus dalam tugas perutusan dan karya pelayanan kita, apa pun resikonya.

Ag. Agus Widodo, Pr

Sabtu, 02 Februari 2013 Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

Sabtu, 02 Februari 2013
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah
    

Persembahan Yesus dalam kenisah Bdk. Luk 2:22-29. menunjukkan Dia sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan kepada Tuhan Bdk. Kel 13:12-13.. Dalam Simeon dan Anna terjadilah pertemuan - demikianlah tradisi Bisantin menamakan pesta ini - seluruh pengharapan Israel dengan Penebus-Nya. Yesus dikenal sebagai Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan, sebagai "cahaya bangsa-bangsa" dan "kemuliaan Israel", tetapi juga sebagai "tanda pertentangan". Pedang dukacita, yang diramalkan untuk Maria, menandakan "persembahan" yang lain, yang sempurna dan yang satu-satunya, di salib, yang akan menganugerahkan keselamatan, "yang Allah persiapkan untuk segala bangsa". --- Katekismus Gereja Katolik, 529
 
PEMBERKATAN LILIN DAN PERARAKAN
 
Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)

Kami telah menerima kasih setia-Mu, ya Allah, dalam bait-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
    
Doa Pemberkatan Lilin

Marilah kita berdoa: Allah, asal mula dan sumber sinar terang sejati, hari ini Kautunjukkan cahaya para bangsa kepada Simeon yang tulus hati. Hari ini kami berkumpul dalam sinar cahaya lilin untuk memuji nama-Mu. Maka kami mohon: berkatilahkiranya lilin kami, kabulkanlah permohonan umat-Mu dan bimbinglah kami menempuh jalan kebenaran sampai masuk ke dalam terang-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

KIDUNG PERARAKAN

Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.

Sekarang Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu.

Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi uamt-Mu Israel.

Sebab aku telah melihat keselamatan-Mu, ya Tuhan.

Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.

Yang Kausediakan di hadapan para bangsa.

Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah. Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati, sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang pantas bagi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Tuhan akan mengirimkan utusan kepada umat-Nya. Misi utusan ini adalah seperti fungsi “tukang pemurni logam, sabun tukang penatu”. Maksudnya, misi kedatangannya adalah membantu umat dan para pemukanya untuk memurnikan dan membersihkan hati.

Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:1-4)


"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."
  
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

atau

Surat kepada orang Ibrani melukiskan imamat agung Yesus. Yesus adalah Imam Agung yang penuh belas kasih. Ia menjadi imam dengan jalan menjadi sama dengan manusia, mengambil nasib kita, bahkan menanggung sengsara sampai akhir.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)
 
"Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai."
 
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
atau Gapuramu, lapangkanlah, menyambut Raja mulia.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10; R: 10b)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.

Orang beriman berlaku taat-setia kepada kehendak Allah. Yusuf dan Maria taat kepada Allah sebagaimana tertuang dalam hukum Taurat. Ia mempersembahkan Yesus di kenisah untuk mentahirkan-Nya. Selain wujud ketaatan, tindakan keluarga kudus Nazaret ini juga ingin memberi contoh iman kepada semua orang. Tiap orang mesti menguduskan diri bagi kemuliaan Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40) (Singkat: 2:22-32)
 
"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."
 
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri - , supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
InilahI Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Renungan akan kematian kerapkali menimbulkan perasaan takut, karena orang masih terikat pada segala sesuatu yang fana. Hari ini, kita diajak memandang kematian bukan sebagai malapetaka, melainkan sebagai saat hadirnya Sang Juruselamat, di ‘bait Allah’ batin kita masing-masing.

Doa Malam

Ya Tuhan, terang abadi kehadiran-Mu menjadi tanda bagi bangsa-bangsa lain dan kemuliaan bagi umat-Mu. Semoga atas bimbingan Roh Kudus-Mu kami senantiasa hidup dalam terang cahaya-Mu. Engkaulah hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin.



RUAH

Jumat, 01 Februari 2013 Jumat Pertama, Hari Biasa Pekan III

Jumat, 01 Februari 2013
Jumat Pertama, Hari Biasa Pekan III

Dengan penciptaan, Sabda menyatakan Allah itu Pencipta --- St Ireneus.

Antifon Pembuka (Mzm 37:3)

Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia.

Doa Pagi

Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur kepada-Mu atas hari baru di bulan baru ini. Kami mohon, kuatkanlah kami dalam memulai segala aktivitas kami hari ini agar dapat bertekun dalam melakukannya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ketika keadaan menjadi sulit, tidak mudah orang bertahan dalam iman. Maka, penulis surat kepada orang Ibrani mengajak umat untuk melihat ke belakang, bahwa pengalaman mereka sendiri sebagai orang Kristen, mereka sudah biasa menerima celaan dan cobaan. Jadi ini bukan hal baru. Mereka diajak juga melihat ke depan bahwa harapan yang akan mereka peroleh, jika bertekun, yakni kehidupan.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:32-39)
  
"Kalian telah menderita banyak, sebab itu janganlah melepaskan kepercayaanmu."
   
Saudara-saudara, ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita karena kamu harus bertahan dalam perjuangan yang berat, baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman, dan ketika hartamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih langgeng sifatnya. Sebab itu janganlah melepaskan kepercayaanmu, karena besarlah upah yang menantinya. Kamu sungguh memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. Sebab dalam Alkitab tertulis: "Sedikit, atau bahkan sangat sedikit waktu lagi, Dia yang ditetapkan untuk datang itu akan tiba tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, Aku tidak berkenan lagi kepadanya." Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan akan binasa! Sebaliknya: Kita ini orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.
Ayat (Mzm 37:3-4.5-6.23-24.39-40)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!
2. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah pada-Nya, maka Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan menampilkan hakmu seperti siang.
3. Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya. Kalaupun ia jatuh, tidaklah sampai binasa, sebab Tuhan menopang tangannya.
4. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik. Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Bagaimanakah Kerajaan Allah itu tumbuh di bumi? Pertama, ketika kita mau memulai dengan menaburkan benih kebaikan, pertumbuhannya akan dibantu oleh Tuhan. Tuhan bekerja "pada waktu malam". Artinya, sementara kita tidak melihatnya, Tuhan bekerja untuk menumbuhkan apa yang kita usahakan. Kedua, Kerajaan Allah itu mulai dengan benih yang sangat kecil, tetapi mampu menjadi besar.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)
 
"Kerajaan Surga seumpama orang yang menabur benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu."
 
Pada suatu ketika Yesus berkata, "Beginilah halnya Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu! Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba". Yesus berkata lagi, "Dengan apa hendak kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam rimbunannya". Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan sabda kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Adakah kebaikan yang telah ditaburkan tidak tumbuh dan berbuah? Jika ada, mungkin perlu dilihat dalam 3 saringan berikut: Maksud (motivasi), tindakan dan tujuan. Jika ketiganya benar-benar murni dan tulus, maka pasti akan tumbuh dan berbuah. Seperti itulah halnya Kerajaan Allah itu. Sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan, pada waktunya pasti tumbuh dan berbuah. Maka, janganlah jenuh berbuat baik.

Allah menciptakan bumi supaya menunjukkan dan menyampaikan kemuliaan-Nya. Supaya makhluk-Nya mengambil bagian dalam kebenaran-Nya, kebaikan-Nya, dan keindahan-Nya - itulah kemuliaan untuknya Allah menciptakannya. --- Katekismus Gereja Katolik, 319

Doa Malam

Ya Yesus, Engkau menghendaki agar aku mempunyai iman yang teguh sekalipun kecil seperti biji sesawi. Engkau sendiri berkenan menyediakan segala rahmat yang aku butuhkan. Tuhan, tinggallah di dalam hatiku dan kasihanilah aku, orang berdosa ini. Amin.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy