Minggu, 10 Februari 2013
Hari Minggu Biasa V
Hanya dengan kurnia iman, yang bekerja lewat cinta, dosa dapat dihapuskan --- St. Agustinus
Antifon Pembuka (Mzm 94:6-7)
Marilah bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, Pencipta kita, sebab Dialah Allah kita.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, semua saja yang mengalami dekat
dengan Dikau, menyatakan bahwa Engkau kudus dan bahwa alam semesta ini
penuh dengan kemuliaan-Mu. Kami mohon, agar mereka yang Kaupanggil untuk
berkarya demi nama-Mu, tetap percaya penuh akan sabda-Mu dan bangga
karena menjadi murid-murid-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami,
yang bersama dengan Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (6:1-2a.3-8)
"Inilah aku, utuslah aku!"
Dalam tahun wafatnya Raja Uzia, aku, Yesaya,
melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung
jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya,
masing-masing mempunyai enam sayap. Mereka berseru seorang kepada yang
lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh
kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan oleh
suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.
Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang
najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir,
namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi
seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan aku. Di tangannya ada
bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia
menyentuhkan bara api itu pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini
telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu
telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata, “Siapakah yang
akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku
menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati. Di hadapan
para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah
bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu.
2. Aku hendak memuji nama-Mu karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu;
sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku
berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam
jiwaku.
3. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka
mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan
Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.
4. Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu dan menyelamatkan daku. Tuhan akan
menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi,
janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 15:1-11 (Singkat: 15:3-8.11)
"Begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani."
Saudara-saudara aku mau mengingatkan kamu kepada
Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kamu terima, dan yang di
dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal
kamu berpegang teguh padanya, sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali
kalau kamu sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting
telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri,
ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab
Suci; bahwa Yesus telah dimakamkan! Dan pada hari yang ketiga telah
dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri
kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu
Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus;
kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di
antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Yesus menampakkan diri
kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia
menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum
waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, dan tak
layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi
berkat kasih karunia Allah aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan
kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia.
Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi
bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab
itu, entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu
pulalah kamu mengimani.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:19)
Marilah, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:1-11)
"Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus."
Sekali peristiwa Yesus berdiri di pantai Danau
Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman
Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya
telah turun dan sedang membasuh jala. Yesus naik ke dalam salah satu
perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan
perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang
banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Yesus berkata
kepada Simon, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu
untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami
bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi karena
perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah melakukannya,
mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai
koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-teman di perahu yang
lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu
mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat
hal itu, Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata, “Tuhan,
tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa.” Sebab Simon dan
teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap.
Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi
teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, “Jangan takut! Mulai
sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menghela perahu-perahunya
ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Saat Simon dan kawan-kawan sedang membersihkan jala,
Yesus meminta Simon untuk menolakkan perahunya menjauh dari pantai.
Dan yesus mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah mengajar,
Yesus berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan
tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan" (Luk 5:4). Sebagai orang yang
berpengalaman dalam hal menangkap ikan, kiranya tidak mudah untuk
menerima usul itu. Simon pun memiliki perasaan seperti itu. Disertai
rasa enggan dan kurang percaya ia menjawab Yesus, "Guru, telah sepanjang
malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi
karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (ayat. 5).
Perasaan enggan yang dimiliki Simon sangat logis. Bekerja keras pada
saat yang tepat saja pulang tanpa hasil. Sekarang malah disuruh bekerja
pada saat yang "kurang tepat". Akan tetapi, ia belajar taat kepada
Yesus; dan betapa terkejutnya dia, saat jala ditebarkan dan diangkatnya
penuh ikan-ikan besar. Bahkan jala mulai koyak dan teman di perahu lain
diminta untuk menolongnya karena banyaknya hasil tangkapan.
Melihat kejadian tersebut Simon langsung tersungkur di hadapan Yesus.
Dia melihat keilahian Yesus. Memang, tidak seorang pun layak di hadapan
ALlah, dan tak seorang pun dapat bertahan di hadapan-Nya. Mengapa?
Karena cahaya Allah menyilaukan mata manusia. Tak seorang pun kuat
melihatnya, bahkan manusia akan mati terbakar saat memandang sinar-Nya.
Itulah sebabnya Simon berkata, "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku
ini seorang berdosa" (ayat 8). Namun demikianlah, kasih Tuhan jauh
lebih besar daripada dosa manusia. Kebenaran ini tampak dalam penegasan
Yesus, "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia"
(ayat 10).
Simon dan kawan-kawan dipanggil dan dijadikan sebagai penjala manusia.
Apa maksudnya? Menjala manusia artinya membawa manusia kepada
kehidupan, menghindarkan mereka dari maut. Karenanya tugas ini bukan
tugas perorangan, melainkan tugas bersama, Gereja, umat Allah. Itulah
sebabnya Gereja disebut Sakramen keselamatan.
Karena itu, kita jangan hanya berpikir mengenai tugas Gereja dengan
ukuran-ukuran ritual saja, misalnya tugas menguduskan. Membaptis bukan
hanya memasukkan orang ke dalam persekutuan Gereja, atau mengubah wajah
kemanusiaan dari yang bisa dikungkung kuasa-kuasa jahat menjadi yang
merdeka untuk mengenal Yang Baik dan Benar serta mengikuti Yesus.
Demikian pula dengan tugas mewartakan Injil, bukan hanya dengan
berkotbah. Melalui karya kesehatan, Gereja menyelamatkan dari kematian
fisik; melalui karya pendidikan, Gereja menyelamatkan orang dari
kematian pengetahuan. Singkat kata, Gereja sebagai umat Allah perlu
terus-menerus menawarkan wujud Kerajaan Allah yang menjawab kebutuhan
zaman, termasuk bagi mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat.
Semoga kita sebagai orang yang telah menerima Sakramen Baptis dan
Krisma bersedia menjadi penjala manusia seperti Simon dan kawan-kawan.
Selain itu, siap diutus Allah seperti Yesaya, "Ini aku, utuslah aku!"
(Yes 6:8)
Aku telah datang ke dalam
dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku,
jangan tinggal di dalam kegelapan. -- Yoh 12:46
RUAH