Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Ketentuan Puasa dan Pantang 2013
KETENTUAN PUASA DAN PANTANG
1. KETENTUAN
Sesuai dengan Kitab Hukum Kanonik kanon 1249 bahwa semua umat beriman kristiani wajib menurut cara masing-masing melakukan tobat demi hukum ilahi; tetapi agar mereka semua bersatu dalam suatu pelaksanaan tobat bersama, ditentukan hari-hari tobat, di mana umat beriman kristiani secara khusus meluangkan waktu untuk berdoa, menjalankan karya kesalehan dan amal kasih, menyangkal diri sendiri dengan melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara lebih setia dan terutama dengan berpuasa dan berpantang menurut norma kanon-kanon berikut :
Kanon 1250 – Hari dan waktu tobat dalam seluruh Gereja ialah setiap hari Jumat sepanjang tahun, dan juga masa prapaskah.
Kanon 1251 – Pantang makan daging atau makan lain menurut ketentuan Konferensi Para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati sengsara dan wafat Tuhan kita Yesus Kristus.
Kanon 1252 – Peraturan pantang mengikat mereka yang telah berumur genap empat belas tahun; sedangkan peraturan puasa mengikat semua yang berusia dewasa sampai awal tahun ke enampuluh; namun para gembala jiwa dan orang tua hendaknya berusaha agar juga mereka, yang karena usianya masih kurang tidak terikat wajib puasa dan pantang, dibina ke arah cita-rasa tobat yang sejati.
2. PETUNJUK
a. Masa Prapaskah tahun 2013 sebagai hari tobat berlangsung mulai hari Rabu Abu, tanggal 13 Februari 2013 sampai dengan Jumat Agung, tanggal 29 Maret 2013.
b. Pantang berarti tidak makan makanan tertentu yang menjadi kesukaannya dan juga tidak melakukan kebiasaan buruk, misalnya: marah, boros, dsb. Dan lebih mengutamakan dan memperbanyak perbuatan baik bagi sesama.
c. Puasa berarti makan kenyang tidak lebih dari satu kali dalam sehari
3. CARA MEWUJUDKAN PERTOBATAN
a. Doa
Selama masa Prapaskah hendaknya menjadi hari-hari istimewa untuk meningkatkan semangat berdoa, mendekatkan diri kepada Tuhan dengan tekun mendengarkan dan merenungkan sabda Tuhan serta melaksanakannya dengan setia.
b. Karya amal kasih
Pantang dan puasa selayaknya dilanjutkan dengan perbuatan amal kasih yakni membantu sesama yang menderita dan berkekurangan. Kami mengajak Anda sekalian untuk melakukan aksi nyata amal kasih baik pribadi maupun bersama-sama di lingkungan maupun wilayah.
c. Penyangkalan diri
Dengan berpantang dan berpuasa sesungguhnya kita meneladan Kristus yang rela menderita demi keselamatan kita. Kita mengatur kembali pola hidup dan tingkah laku sehari-hari agar semakin menyerupai Kristus.
4. HIMBAUAN
Selama masa Prapaskah, apabila akan melangsungkan perkawinan hendaknya memperhatikan masa tobat. Dalam keadaan terpaksa seyogyanya pesta dan keramaian ditunda.
Minggu, 10 Februari 2013 Hari Minggu Biasa V
Minggu, 10 Februari 2013
Hari Minggu Biasa V
Hanya dengan kurnia iman, yang bekerja lewat cinta, dosa dapat dihapuskan --- St. Agustinus
Antifon Pembuka (Mzm 94:6-7)
Marilah bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, Pencipta kita, sebab Dialah Allah kita.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, semua saja yang mengalami dekat dengan Dikau, menyatakan bahwa Engkau kudus dan bahwa alam semesta ini penuh dengan kemuliaan-Mu. Kami mohon, agar mereka yang Kaupanggil untuk berkarya demi nama-Mu, tetap percaya penuh akan sabda-Mu dan bangga karena menjadi murid-murid-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (6:1-2a.3-8)
Hari Minggu Biasa V
Hanya dengan kurnia iman, yang bekerja lewat cinta, dosa dapat dihapuskan --- St. Agustinus
Antifon Pembuka (Mzm 94:6-7)
Marilah bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, Pencipta kita, sebab Dialah Allah kita.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, semua saja yang mengalami dekat dengan Dikau, menyatakan bahwa Engkau kudus dan bahwa alam semesta ini penuh dengan kemuliaan-Mu. Kami mohon, agar mereka yang Kaupanggil untuk berkarya demi nama-Mu, tetap percaya penuh akan sabda-Mu dan bangga karena menjadi murid-murid-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (6:1-2a.3-8)
"Inilah aku, utuslah aku!"
Dalam tahun wafatnya Raja Uzia, aku, Yesaya, melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan oleh suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan aku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkan bara api itu pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati. Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu.
2. Aku hendak memuji nama-Mu karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.
4. Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu dan menyelamatkan daku. Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 15:1-11 (Singkat: 15:3-8.11)
"Begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani."
Saudara-saudara aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu berpegang teguh padanya, sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kamu sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Yesus telah dimakamkan! Dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu, entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:19)
Marilah, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:1-11)
"Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus."
Sekali peristiwa Yesus berdiri di pantai Danau
Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman
Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya
telah turun dan sedang membasuh jala. Yesus naik ke dalam salah satu
perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan
perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang
banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Yesus berkata
kepada Simon, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu
untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami
bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi karena
perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah melakukannya,
mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai
koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-teman di perahu yang
lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu
mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat
hal itu, Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata, “Tuhan,
tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa.” Sebab Simon dan
teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap.
Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi
teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, “Jangan takut! Mulai
sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menghela perahu-perahunya
ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Saat Simon dan kawan-kawan sedang membersihkan jala, Yesus meminta Simon untuk menolakkan perahunya menjauh dari pantai. Dan yesus mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah mengajar, Yesus berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan" (Luk 5:4). Sebagai orang yang berpengalaman dalam hal menangkap ikan, kiranya tidak mudah untuk menerima usul itu. Simon pun memiliki perasaan seperti itu. Disertai rasa enggan dan kurang percaya ia menjawab Yesus, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (ayat. 5).
Perasaan enggan yang dimiliki Simon sangat logis. Bekerja keras pada saat yang tepat saja pulang tanpa hasil. Sekarang malah disuruh bekerja pada saat yang "kurang tepat". Akan tetapi, ia belajar taat kepada Yesus; dan betapa terkejutnya dia, saat jala ditebarkan dan diangkatnya penuh ikan-ikan besar. Bahkan jala mulai koyak dan teman di perahu lain diminta untuk menolongnya karena banyaknya hasil tangkapan.
Melihat kejadian tersebut Simon langsung tersungkur di hadapan Yesus. Dia melihat keilahian Yesus. Memang, tidak seorang pun layak di hadapan ALlah, dan tak seorang pun dapat bertahan di hadapan-Nya. Mengapa? Karena cahaya Allah menyilaukan mata manusia. Tak seorang pun kuat melihatnya, bahkan manusia akan mati terbakar saat memandang sinar-Nya. Itulah sebabnya Simon berkata, "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa" (ayat 8). Namun demikianlah, kasih Tuhan jauh lebih besar daripada dosa manusia. Kebenaran ini tampak dalam penegasan Yesus, "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia" (ayat 10).
Simon dan kawan-kawan dipanggil dan dijadikan sebagai penjala manusia. Apa maksudnya? Menjala manusia artinya membawa manusia kepada kehidupan, menghindarkan mereka dari maut. Karenanya tugas ini bukan tugas perorangan, melainkan tugas bersama, Gereja, umat Allah. Itulah sebabnya Gereja disebut Sakramen keselamatan.
Karena itu, kita jangan hanya berpikir mengenai tugas Gereja dengan ukuran-ukuran ritual saja, misalnya tugas menguduskan. Membaptis bukan hanya memasukkan orang ke dalam persekutuan Gereja, atau mengubah wajah kemanusiaan dari yang bisa dikungkung kuasa-kuasa jahat menjadi yang merdeka untuk mengenal Yang Baik dan Benar serta mengikuti Yesus. Demikian pula dengan tugas mewartakan Injil, bukan hanya dengan berkotbah. Melalui karya kesehatan, Gereja menyelamatkan dari kematian fisik; melalui karya pendidikan, Gereja menyelamatkan orang dari kematian pengetahuan. Singkat kata, Gereja sebagai umat Allah perlu terus-menerus menawarkan wujud Kerajaan Allah yang menjawab kebutuhan zaman, termasuk bagi mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat.
Semoga kita sebagai orang yang telah menerima Sakramen Baptis dan Krisma bersedia menjadi penjala manusia seperti Simon dan kawan-kawan. Selain itu, siap diutus Allah seperti Yesaya, "Ini aku, utuslah aku!" (Yes 6:8)
Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. -- Yoh 12:46
RUAH
Sabtu, 09 Februari 2013 Hari Biasa Pekan V
Sabtu, 09 Februari 2013
Hari Biasa Pekan V
“Pembaruan Gereja juga dicapai melalui kesaksian yang diberikan oleh hidup umat beriman” (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 23:1.3b)
Tuhanlah Gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia menuntun aku di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
Doa Pagi
Bapa yang penuh kasih, terimalah persembahan pujianku pagi ini. Mampukanlah aku untuk selalu bersyukur atas apa yang boleh aku terima dari pada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Inilah pesan terakhir dalam Surat Ibrani: Mengucap syukur, berbuat baik dan memberi bantuan dan hormat pada para pemimpin yang telah menjaga iman kita. Tindakan kita itu akan membantu para gembala untuk melayani dengan gembira.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (13:15-17.20-21)
Hari Biasa Pekan V
“Pembaruan Gereja juga dicapai melalui kesaksian yang diberikan oleh hidup umat beriman” (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 23:1.3b)
Tuhanlah Gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia menuntun aku di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
Doa Pagi
Bapa yang penuh kasih, terimalah persembahan pujianku pagi ini. Mampukanlah aku untuk selalu bersyukur atas apa yang boleh aku terima dari pada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Inilah pesan terakhir dalam Surat Ibrani: Mengucap syukur, berbuat baik dan memberi bantuan dan hormat pada para pemimpin yang telah menjaga iman kita. Tindakan kita itu akan membantu para gembala untuk melayani dengan gembira.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (13:15-17.20-21)
"Semoga Allah damai sejahtera melengkapi kamu dengan segala yang baik."
Saudara-saudara, marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik. Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1.3a.4b.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaanmu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.
Sebuah kisah yang menunjukkan bagaimana orang sungguh-sungguh membutuhkan pengajaran. Yesus pun sampai-sampai tidak sempat makan dan beristirahat. Sangat manusiawi, Ia pun mencoba mencari tempat sunyi.Namun, ketika mereka itu tetap memburu-Nya, Yesus tidak bisa menolak. Di hadapan orang-orang yang sungguh butuh, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)
"Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala."
Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!” Memang begitu banyaknya orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah mendahului Yesus. Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Hari libur adalah hari pribadi; dan biasanya digunakan untuk beristirahat. Itulah yang direncanakan Tuhan Yesus untuk para murid-Nya. Di luar dugaan, banyak orang datang. Yesus membaca gerak hati orang-orang yang mencari dan merindukan-Nya. Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan. Yang patut kita renungkan adalah keputusan Yesus. Libur yang seharusnya menjadi ‘hari pribadi’ diubah menjadi ‘hari sosial’. Hanya hati yang terbuka untuk melayani, yang mampu melakukan itu. Bagaimana dengan hari libur kita?
Doa Malam
Tuhan Yesus, Sang Gembala sejati, terima kasih atas belas kasih-Mu yang tak terhingga lewat perhatian dan peneguhan serta segala yang kubutuhkan hingga saat ini. Bukalah hatiku untuk selalu berharap kepada-Mu. Engkau yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
RUAH
Jumat, 08 Februari 2013 Hari Biasa Pekan IV
Jumat, 08 Februari 2013
Hari Biasa Pekan IV
Pada akhir kehidupan ini aku akan tampil di hadirat-Mu dengan tangan kosong ---- St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus
Antifon Pembuka (Mzm 27:1)
Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
Doa Pagi
Tuhan Yesus, peliharalah hati dan budi kami, khususnya hidup dan panggilan kami, baik secara jasmani maupun rohani. Semoga dengan saling menghormati dan memelihara kami semakin dimurnikan dalam kesetiaan kepada-Mu. Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Ada beberapa nasihat tambahan tetapi penting untuk hidup Kristen kita. Pertama, murah hati dalam memberi tumpangan/pertolongan. Tuhan itu hadir dalam diri orang-orang yang butuh! Kedua, hidup seksual yang sehat. Ketiga, jangan jadi hamba uang, cukupkan dengan apa yang ada. Dan keempat, ingat akan para pemimpin/pewarta sabda dan mencontoh iman mereka.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (13:1-8)
Hari Biasa Pekan IV
Pada akhir kehidupan ini aku akan tampil di hadirat-Mu dengan tangan kosong ---- St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus
Antifon Pembuka (Mzm 27:1)
Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
Doa Pagi
Tuhan Yesus, peliharalah hati dan budi kami, khususnya hidup dan panggilan kami, baik secara jasmani maupun rohani. Semoga dengan saling menghormati dan memelihara kami semakin dimurnikan dalam kesetiaan kepada-Mu. Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Ada beberapa nasihat tambahan tetapi penting untuk hidup Kristen kita. Pertama, murah hati dalam memberi tumpangan/pertolongan. Tuhan itu hadir dalam diri orang-orang yang butuh! Kedua, hidup seksual yang sehat. Ketiga, jangan jadi hamba uang, cukupkan dengan apa yang ada. Dan keempat, ingat akan para pemimpin/pewarta sabda dan mencontoh iman mereka.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (13:1-8)
"Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."
Saudara-saudara, peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu enggan memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang – tanpa menyadarinya – telah menjamu malaikat-malaikat. Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri pun adalah orang-orang hukuman. Ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri masih hidup di dunia ini. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan, dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Janganlah kamu menjadi hamba uang, tetapi cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” Ingatlah akan pemimpin-pemimpinmu, yang telah menyampaikan sabda Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka, dan contohlah iman mereka. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.3.5.8b-9abc; R:1a)
1 .Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekalipun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
3. Sebab di kala ada bahaya, Tuhan melindungi aku dalam pondok-Nya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
4. Wajah-Mu kucari ya Tuhan, maka janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya.
Kebenaran dikalahkan oleh gengsi dan kekuasaan. Ketakutan kehilangan hormat membuat Herodes mengabaikan suara hatinya sendiri dan menuruti "konsensus", yakni apa yang diinginkan oleh orang lain. Sikap Herodes ini membawa korban, yaitu hidup Yohanes Pembaptis yang tak bersalah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:14-29)
"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."
Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.” Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Berita kehadiran Yesus membuat Herodes gamang, karena keputusan yang salah di masa lalu, yakni memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Keputusan yang salah tersebut diambil Herodes, akibat ketidakmampuannya mengendalikan diri untuk berjanji. Sikap Herodes seharusnya menjadi cermin bagi kita bahwa mengobral janji dalam kondisi hati terlalu senang atau sangat gembira itu sungguh bahaya, karena justru pada saat itulah kondisi hati kita sedang tidak stabil. Apakah kita pernah membuat kesalahan fatal yang sama? Itu tak ubahnya, dengan Herodes.
Doa Malam
Tuhan, Raja Herodes telah jatuh akibat tindakannya yang kurang setia dalam hidup perkawinan. Berkenanlah memberiku kesadaran akan tanggung jawab atas hidup yang kupilih dan kujalani saat ini. Terima kasih, ya Tuhan, dan sertailah istirahat kami malam ini.
RUAH
Pertemuan II APP Keuskupan Agung Semarang: Tekun dan Setia dalam Pekerjaan
Pertemuan II
TEKUN DAN SETIA DALAM PEKERJAAN
Intisari Pertemuan
Siapa pun dipercaya
melakukan setiap pekerjaan. Ada
yang bekerja di kantor, ada yang menjadi buruh, pedagang, dsb. Ada juga ibu rumah tangga yang tekun
menjalani pekerjaan rutin harian di rumah, menyapu, memasak, bersih-bersih
rumah, mencuci. Tidak bisa kita menyebutkan satu per satu karena memang begitu
banyak pekerjaan yang dapat dilakukan. Setiap pekerjaan jika kita jalani dan
kita laksanakan dengan tekun dan setia pasti akan berbuah banyak. Maka dari itu
siapa pun yang dipercaya menyelesaikan setiap pekerjaan sudah sepantasnya
menjalaninya dengan tekun dan setia.
Tujuan
- Umat diajak menyadari bahwa kita dipercaya menyelesaikan pekerjaan, entah pekerjaan itu besar entah kecil.
- Kita diajak menyelesaikan pekerjaan kita dengan gembira hati, setia, tekun dan teliti serta sabar.
- Bisa merasakan setiap pekerjaan merupakan persembahan yang berharga untuk Tuhan.
JALANNYA PERTEMUAN
PEMBUKAAN
Nyanyian Pembuka
Tanda Salib dan Salam
P
: Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U
: Amin
P
: Terpujilah nama Tuhan
U
: Kini dan selamanya.
Pengantar-tobat
Doa Pembuka
P
: Ya Allah yang mahamurah, kami bersyukur kepadaMu karena Engkau telah memberi
kesempatan kepada kami untuk mempersembahkan kemampuan kami lewat pekerjaan
kami. Semoga karena bantuan rahmat-Mu kami sanggup melaksanakan pekerjaan kami
dengan sungguh-sungguh, tekun dan setia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U
: Amin
Teks: Mat 25:14-30 (salah seorang membacakan)
Pokok-pokok permenungan
- Setiap orang diserahi tanggung jawab
- Sikap, semangat dan tanggapan kita atas pekerjaan-pekerjaan beraneka ragam. Ada yang semangat dan rajin, tekun dan teliti. Namun ada juga yang seringkali malas dan ogah-ogahan.
- Setiap keputusan yang kita ambil pasti ada risikonya. Yang menerima lima talenta berani berisiko. Meski berisiko tetap bekerja. Yang menerima satu talenta tidak berani berisiko namun justru malah menyalahkan orang lain.
- Dalam kehidupan kita, sering kita mudah menyalahkan orang lain namun ketika kita sendiri diserahi tanggung jawab, justru kita menghindar.
Bahan renungan
- Dari kutipan bacaan Injil tadi, bagian (ayat mana) yang menarik perhatian Anda?
- Mengapa bagian itu yang menarik bagi Anda?
- Jika kita diserahi tanggung jawab apapun, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita mau menerimanya dengan gembira hati dan melaksanakannya dengan gembira pula?
- Jika kita sudah bersedia menerima tanggung jawab, bagaimana kita akan menjalani tanggung jawab tersebut?
Peneguhan permenungan dengan belajar
dari BEATO FRANCISCO GARATE
Bruder
Francisco Garate sangat terkenal karena pribadinya yang ramah. Siapa saja yang
lewat pintu gerbang Universitas Deusto di Bilbao Spanyol, antara tahun
1888-1929, pasti mengenal beliau. Sebagai penjaga pintu, Bruder Francisco
Garate selalu siap sedia melaksanakan tugasnya, melayani siapa saja baik yang
kaya maupun miskin, baik orang-orang terhormat, berkedudukan maupun rakyat
biasa. Bruder Francisco melakukan tugasnya yang sederhana itu dengan tekun,
setia dan menyelesaikannya dengan baik. Bruder Francisco dipanggil Tuhan pada
usia 72 tahun. Sebagian besar hidupnya, 41 tahun beliau abdikan untuk menjaga
pintu gerbang universitas. Sungguh suatu teladan kesetiaan yang patut kita
contoh. Pada tahun 1985 Paus Yohanes Paulus II menganugerahkan gelar beato
kepada beliau. Dalam diri Bruder Francisco pekerjaan yang kelihatannya remeh
bahkan sering dipandang sebelah mata oleh banyak orang, ternyata menjadi suatu
pekerjaan yang sangat mulia dan berharga. Bruder Francisco dapat menghayati
kesucian hidupnya melalui karya yang sangat sederhana, dalam kehidupan harian
yang rutin dan biasa-biasa saja. Yang sangat mengagumkan dari Bruder Francisco
adalah keramahan dan kesederhanaan hidupnya. Beliau sangat peduli kepada
orang-orang miskin. Setiap hari beliau melayani antara 40-50 orang miskin yang
datang dan dengan gembira hati Bruder Francisco melayani mereka.
Bruder
Francisco terkenal kaena keramahan dan kesabarannya. Dan suatu ketika, salah
seorang tamunya, Pietro Boetto, yang kemudian menjadi Uskup Agung Genoa,
bertanya kepadanya, “Bagaimana Bruder berhasil mengurusi begitu banyak hal dan
pada saat yang sama tetap tenang tidak kehilangan kesabaran?”
Bruder
Francisco menjawab, “Saya melakukan pekerjaan saya yang remeh ini
sebaik-baiknya. Sisanya dilakukan oleh Tuhan yang mahakuasa. Segalanya ringan
dan mudah berkat bantuanNya, karena kita mengabdi Tuan yang baik.”
Doa Umat (spontan)
Bapa Kami
Doa Penutup
P
: Ya Allah, Engkau telah memberi kesempatan kepada kami untuk mempersembahkan
segala kemampuan kami. Bantulah kami agar senantiasa mampu melaksanakan
tugas-tugas dan pekerjaan kami dengan penuh kegembiraan hati. Semoga kami tetap
tekun, sabar dan telaten dalam tugas-tugas kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U
: Amin
PENUTUP
Pengumuman (dapat diadakan kolekte dan sesudah
dirasa cukup selanjutnya mempersiapkan hati untuk memohon berkat Tuhan)
Berkat
P : Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan
selama-lamanya
P : Semoga Allah Yang
Mahakuasa memberkati kita Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus (masing-masing membuat tanda salib)
Kamis, 07 Februari 2013 Hari Biasa Pekan IV
Kamis, 07 Februari 2013
Hari Biasa Pekan IV
“Orang yang dibaptis menjalankan perutusannya di dalam Gereja, persekutuan semua orang yang dibaptis” (Katekismus Gereja Katolik, 2030)
Antifon Pembuka (Mzm 48:2-3a)
Tuhan agung dan sangat terpuji di kota Allah kita. Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang tinggi, menjadi kebanggaan seluruh bumi.
Doa Pagi
Allah yang Mahabaik, kami datang menghadap hadirat-Mu pagi ini untuk memohon berkat dalam perjalanan hidup kami hari ini. Semoga apa pun yang kami lakukan dapat menjadi persembahan dan pujian yang berkenan kepada-Mu. Nama-Mu kami puji, kini dan selamanya. Amin.
Apa yang dilukiskan di sini adalah rahmat yang diterima oleh orang-orang yang memasuki “Perjanjian Baru”. Pengalaman Sinai (Perjanjian Lama) adalah pengalaman akan Allah yang dahsyat tetapi mencekam. Pengalaman akan Allah yang diri Yesus, sebaliknya adalah pengalaman sukacita, keintiman, pengalaman akan kasih Allah yang memberikan diri.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:18-19.21-24)
Hari Biasa Pekan IV
“Orang yang dibaptis menjalankan perutusannya di dalam Gereja, persekutuan semua orang yang dibaptis” (Katekismus Gereja Katolik, 2030)
Antifon Pembuka (Mzm 48:2-3a)
Tuhan agung dan sangat terpuji di kota Allah kita. Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang tinggi, menjadi kebanggaan seluruh bumi.
Doa Pagi
Allah yang Mahabaik, kami datang menghadap hadirat-Mu pagi ini untuk memohon berkat dalam perjalanan hidup kami hari ini. Semoga apa pun yang kami lakukan dapat menjadi persembahan dan pujian yang berkenan kepada-Mu. Nama-Mu kami puji, kini dan selamanya. Amin.
Apa yang dilukiskan di sini adalah rahmat yang diterima oleh orang-orang yang memasuki “Perjanjian Baru”. Pengalaman Sinai (Perjanjian Lama) adalah pengalaman akan Allah yang dahsyat tetapi mencekam. Pengalaman akan Allah yang diri Yesus, sebaliknya adalah pengalaman sukacita, keintiman, pengalaman akan kasih Allah yang memberikan diri.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:18-19.21-24)
"Kalian telah datang ke bukit Sion dan kota Allah yang hidup."
Saudara-saudara, kalian tidak datang ke gunung yang dapat disentuh, dan tidak menghadapi api yang menyala-nyala. Kalian tidak mengalami kekelaman, kegelapan atau angin badai; kalian tidak mendengar bunyi sangkakala dan suara dahsyat yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya suara itu jangan lagi berbicara kepada mereka. Sungguh, mereka tidak tahan mendengar sabda itu, sehingga Musa berkata, “Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar.” Sebaliknya kamu sudah datang ke bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi. Kalian telah datang kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di surga; kalian telah sampai di hadapan Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna. Dan kalian telah datang kepada Yesus, Pengantara Perjanjian Baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat daripada darah Habel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Dalam bait-Mu, ya Allah, kami mengenangkan kasih-Mu.
Ayat. (Mzm 48:2-3ab.3cd-4.9.10-11)
1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.
3. Apa yang kita dengar, sungguh kita lihat, di kota Tuhan semesta alam, di kota Allah kita; Allah menegakkannya untuk selama-lamanya.
4. Dalam bait-Mu, ya Allah, kami renungkan kasih setia-Mu. Nama-Mu, ya Allah, sampai ke ujung bumi; demikian pulalah kemasyhuran-Mu; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil. Alleluya
Nampak sesuatu yang aneh, ketika hendak mengutus para murid-Nya, bukannya memberi bekal, Yesus malah melarang mereka untuk membawa apa-apa dalam perjalanan. Praktis mereka berangkat dengan tangan kosong, hanya tongkat, alas kaki dan sepotong baju! Maksudnya, agar mereka sendiri belajar beriman pada penyelenggaraan ilahi, dan dengan begitu bisa memberi kesaksian iman yang sebenarnya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)
"Yesus mengutus murid-murid-Nya."
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki tetapi tidak boleh memakai dua baju. Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu, “Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang ada di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.” Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat. Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak, dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Semua mukjizat yang dilakukan para murid adalah pintu masuk untuk pertobatan. Memang, isi pewartaan yang dibawa para murid adalah keharusan untuk bertobat. Pola hidup Kristiani sejati adalah pertobatan. Apakah kita menjadikan pertobatan sebagai pola hidup kita atau sekadar rutinitas tahunan di kamar pengakuan, untuk menyiapkan Paskah atau Natal?
Doa Bagi Para Imam dan Biarawan/i
didoakan pukul 20.00 waktu setempat
+
Ya Bapa, menjelang saat terakhir hidup-Nya,
Putra-Mu berdoa bagi para murid-Nya supaya mereka tidak terjebak dan terseret dalam arus dunia ini....
Ya Tuhan Yesus Kristus,
kuduskanlah para imam, biarawan-biarawati serta anggota hidup bakti lainnya.
Mereka telah Kau panggil dan Kau pilih untuk mengabdi-Mu dengan melayani sesama dimana pun mereka berada.
Berilah mereka kekuatan-Mu sehingga di mana pun mereka berada senantiasa menghadirkan cinta-Mu.
Sehingga setiap orang yang berjumpa dengan mereka dapat merasakan perjumpaan dengan-Mu sendiri.
Semoga melalui kehadiran mereka di tengah dunia ini, mereka membawa kegembiraan, pelepasan dari segala tekanan hidup dan membawa janji keselamatan yang Engkau tawarkan.
Ya Roh Kudus,
terangilah budi dan hati mereka serta bawalah mereka masuk ke dalam keheningan batin dan kehidupan doa.
Semoga mereka senantiasa mengerti dan dimampukan untuk menjalankan kehendak-Mu di tengah dunia ini.
Sehingga berkat karunia Roh-Mu mereka senantiasa memberi kesaksian misteri AllahTritunggal Misteri Cinta Kasih.
Bunda Maria,
dampingilah mereka sebagaimana engkau juga mendampingi Puteramu Yesus sampai di kayu salib.
Yesus yang Baik, Sang Guru dan Imam Agung kami,
doakanlah mereka sebagaimana Engkau berdoa dan berkumpul bersama para rasul menjelang Pentakosta.
Ya Hati Kudus Imam Agung Yesus Kristus,
kasihanilah mereka.
Ya Hati Tersuci Maria Ratu Para Imam,
doakanlah mereka.
Ya Santo Yohanes Maria Vianney,
doakanlah mereka.
Amin
Doa Malam
Tuhan Yesus, terima kasih atas penyertaan-Mu dalam hidupku hari ini. Karya-Mu sungguh mengagumkan dalam diriku, dan meskipun aku lemah namun Engkau menguatkan aku. Sudilah Engkau menerima syukurku, sebab Engkaulah Tuhan dan Allah kami. Amin.
RUAH
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati