(Dibacakan di semua gereja dan kapel di wilayah Keuskupan Surabaya, pada tanggal 9 dan 10 Februari 2013)
Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Surat Gembala Prapaskah 2013 Bagi umat Katolik Keuskupan Surabaya
Surat Gembala PRAPASKAH 2013
Bagi umat Katolik Keuskupan Surabaya
No. 30/G.111/II/2013
Saudara-saudari terkasih,
Pada
hari Rabu Abu, 13 Februari nanti, dahi kita akan ditandai dengan
abu sebagai tanda dimulainya masa Prapaskah, masa tobat, masa
untuk mempersiapkan diri merayakan Paskah. Kita semua tahu bahwa abu
yang ada pada dahi kita mengingatkan betapa rapuh dan lemahnya kita.
Masa
Prapaskah adalah masa pembaharuan diri karena perjumpaan dengan Tuhan.
Pengampunan Tuhan yang kita terima akan menjadi saat kehidupan baru bagi
kita. Seperti bacaan pertama yang kita dengar pada hari ini, Nabi
Yesaya mendapatkan anugerah kehidupan baru karena kesalahannya dihapus
dan dosanya diampuni. Buah dari kehidupan baru itu tidak lain ialah
kesiapsediaan untuk diutus. ''Ini aku, utuslah aku!'' (Yes. 6: 7-8).
Demikian
pula pengalaman perjumpaan dengan Tuhan yang dialami oleh Simon dan
teman-temannya di danau Genesaret. Hidup yang tampaknya kosong
karena kegagalan sepanjang malam, berubah menjadi hidup yang
berkelimpahan. Sabda Yesus menumbuhkan harapan dan kepastian. Pengalaman
keberhasilan bersama dengan Yesus membuka peluang bagi Simon untuk
memulai suatu kehidupan baru. Hidup baru itu dimulai dengan suatu
kesadaran yang sangat berharga, yaitu pengakuan sebagai orang berdosa:“Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini orang berdosa”
(Luk 5:8). Simon menyadari masa lampaunya tanpa Tuhan, suatu periode
hidup yang ditandai dengan pilihan hanya mengandalkan diri sendiri,
adalah masa lampau yang dikuasai oleh dosa. Dia hidup jauh dari Tuhan.
Kesadaran baru memberi orientasi baru dalam hidup. Perjumpaan dengan
Yesus diakhiri dengan panggilan untuk Simon:“Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia” (Luk
5:10). Iman Simon Petrus bukannya tanpa perjuangan. Dia memilih untuk
mengikuti sabda Tuhan, lebih daripada mengikuti kemauan sendiri. Hal ini
menuntut keberanian iman.
Tema APP untuk Keuskupan Surabaya tahun 2013 ini ialah Bekerja Dengan Iman. Bekerja dengan iman, berarti bekerja dengan mengandalkan Tuhan sendiri, bekerja sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan.
Dewasa
ini banyak orang tanpa sadar sering melihat makna bekerja
sekedar untuk mencari penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup.
Sementara makna bekerja yang lain, seperti ungkapan aktualisasi diri,
pelayanan kepada sesama,serta panggilan untuk ambil bagian dalam karya
penciptaan Allah, mulai diabaikan.
APP sebagai momen pertobatan eklesial mengajak kita merefleksikan hidup, panggilan dan kerja kita sebagai jawaban terhadap panggilan Tuhan.
Sebagai orang beriman kita hendak melihat kembali aktivitas bekerja
sebagai perwujudan iman kepada Tuhan. Kerja selalu bermartabat dan
bernilai luhur karena yang mampu bekerja hanyalah manusia yang memiliki
kesadaran dan kebebasan. Jikalau kita melakukan pekerjaan dengan
penuh cinta, ketulusan, syukur, kejujuran, disiplin, penghargaan yang
tinggi akan jenis pekerjaan, dan selalu menyadari penyertaan Tuhan, maka kita akan menemukan kepuasan batin, dan bekerja secara bermartabat.
Kerja
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia.
Dalam pandangan Gereja Katolik, kerja bukanlah sekedar cara untuk
melangsungkan hidup melainkan rahmat dari Allah. Gereja mendasarkan
pandangannya pada kisah penciptaan di mana Allah menciptakan manusia
seturut gambar-Nya sendiri dan memberi mereka perintah untuk menaklukkan
bumi beserta segala isinya. Semuanya itu terwujud dalam dan melalui
tindakan kerja. Melalui kerja, manusia mewujudkan dan
menyempurnakan martabat dirinya sebagai citra Allah, sebab di sana ia
mencerminkan kegiatan Sang Pencipta sendiri dan menjadi partner kerja
Allah. Maka, dimensi subjektif kerja (manusia) haruslah lebih diperhatikan dari pada dimensi objektif kerja (teknologi). Kerja adalah pertama-tama demi manusia dan bukan manusia untuk kerja.
Selain bersifat pribadi, kerja juga memiliki sifat sosial dan rohani. Setiap orang bekerja tidak pernah sendirian, melainkan -baik langsung maupun tak langsung-
bersama dengan sesama dan berdampak bagi sesama. Kerja akan
menjadi semakin subur dan produktif ketika manusia semakin menyelami
potensi produktif sumber daya ciptaan dengan dijiwai oleh kasih kepada
Tuhan, pemahaman akan kebutuhan sesama, keutuhan ciptaan, dan
kesejahteraan umum saat ini serta masa depan. Lebih dari itu semua, bagi
setiap orang kristiani bekerja adalah ambil bagian pada rencana
keselamatan Tuhan.
Keyakinan iman itulah yang
harus kita wartakan. Perutusan untuk mewartakan iman itulah juga yang
menjadi pesan Bapa Paus Benediktus XVI sewaktu beliau mencanangkan Tahun 2012-2013 sebagai Tahun Iman. Selama
Tahun Iman ini kita diajak untuk menggali, menghidupi, dan mewartakan
iman kepercayaan kita di tengah dunia yang senantiasa berubah, penuh
tantangan dan permasalahan. Tahun iman adalah saat dimana kita memurnikan
kembali semangat kerja kita serta membangun integritas iman di
tengah maraknya korupsi, politisasi pendidikan, pelecehan martabat, dan
perusakan keutuhan ciptaan.
Iman mewujud
melalui komitmen untuk tetap bertahan dalam menghadapi aneka godaan
khususnya dalam menjalankan pekerjaan kita sehari-hari. Godaan-godaan
itu bisa berupa: kesombongan, keserakahan, ketidakjujuran, serta
pamer kekuasaan. Padahal, kekuasaan dan wibawa haruslah berdasarkan
kasih. Sebab tindakan kekuasaan Allah adalah tindakan kasih. Mereka yang
bekerja bersama kita atau di bawah naungan kita bukan hanya sebagai
orang-orang yang sedang terikat kontrak kerja, melainkan juga adalah
sesama saudara. Orang yangmenganggap semua persoalan sudah beres bila
mengikuti ritual atau perayaan-perayaan lahiriah adalah orang yang
menghayati imannya dengan kurang tepat. Penghayatan seperti ini justru
akan memandulkan penghayatan iman itu sendiri serta menodai integritas
iman kita.
Saudara-saudari terkasih,
Sebagai
tanda kehadiran Gereja di tengah masyarakat, hendaknya kita
dapat melihat permasalahan yang ada pada dunia kerja kita masing-masing
dalam semangat Ajaran Sosial Gereja. Di samping menghayati pekerjaan dalam semangat solidaritas kasih dan subsidiaritas, marilah kita menghadirkan nilai-nilai luhur seperti: keadilan, kebenaran, pengorbanan, kesabaran, kejujuran, hati nurani dan tanggung jawab. Jikalau demikian, maka di tengah pekerjaan sehari-hari, Anda menghadirkan ciri kenabian Gereja dan saksi iman yang hidup.
Keluarga,
sebagai Gereja kecil tempat penanaman nilai dan makna kerja,
dapat menjadi tempat pembinaan awal mempraktekkan kerja dan pelayanan
kepada sesama. Hal ini bisa dikembangkan dengan melibatkan anggota
keluarga dalam pekerjaan rumah tangga serta membangun sikap selalu
bersyukur atas pekerjaan yang kita miliki. Pekerjaan adalah anugerah dan
tugas dari Tuhan sendiri.
Melalui pertobatan di Masa Prapaskah ini, kita diingatkan kembali akan nasehat St. Yakobus bahwa iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati (bdk. Yak. 2:14-18). Iman adalah jawaban kita kepada panggilan Tuhan. Iman itu hendaknya diwujudkan dalam tindakan nyata, termasuk dalam bekerja. Semoga dalam Masa Prapaskah ini, kita semakin terbuka terhadap kehendak Tuhan untuk bekerja dengan semangat iman, demi kemuliaan Tuhan dan kesejahteraan manusia, menghargai
pekerjaan dan pekerja, peduli terhadap fenomena pengangguran serta
bersemangat dalam karya pelayanan. Jadikan masa tobat ini sebagai
jalan untuk menyucikan dan memulihkan martabat pekerjaan Anda di hadapan Tuhan dan sesama.
Surabaya, 7 Pebruari 2013.
Berkat Tuhan,
Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono
Uskup Keuskupan Surabaya
Senin, 11 Februari 2013 Hari Biasa Pekan V
Senin, 11 Februari 2013
Hari Biasa Pekan V
“Dengan Sabda kebesaran-Nya Ia telah menciptakan segala sesuatu; dan dengan satu perkataan-Nya Ia dapat melenyapkan semua itu.”(St. Klemens, Letter to the Corinthians, Ch. 27:4) --- St. Klemens dari Roma
Antifon Pembuka(Mzm 104:1-24)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, Engkau sungguh agung! Betapa banyak karya-Mu ya Tuhan, semua Kaubuat dengan bijaksana
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, semua orang yang merasa lemah dan menderita menemukan kekuatan dan penghiburan pada-Mu. Dampingilah kami, bila sedang tertimpa penderitaan. Sembuhkanlah kami dari segala penyakit dan jadilah pada kepercayaan kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
Dengan bacaan ini kita membuka halaman pertama dari seluruh Kitab Suci kita. Bab pertama Kitab Kejadian ini mengisahkan Tuhan sebagai Pencipta. Ia memisahkan air di atas dan di bawah, menciptakan bumi dan tumbuh-tumbuhan dan membuat penerang-penerang di langit. Ia menjadikan apa yang kacau (chaos) menjadi teratur (kosmos: dunia/keteraturan). Inilah arti penciptaan. Semuanya menjadi "baik adanya", dan ini semua berasal dari-Nya.
Bacaan dari Kitab Kejadian (1:1-19)
Hari Biasa Pekan V
“Dengan Sabda kebesaran-Nya Ia telah menciptakan segala sesuatu; dan dengan satu perkataan-Nya Ia dapat melenyapkan semua itu.”(St. Klemens, Letter to the Corinthians, Ch. 27:4) --- St. Klemens dari Roma
Antifon Pembuka(Mzm 104:1-24)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, Engkau sungguh agung! Betapa banyak karya-Mu ya Tuhan, semua Kaubuat dengan bijaksana
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, semua orang yang merasa lemah dan menderita menemukan kekuatan dan penghiburan pada-Mu. Dampingilah kami, bila sedang tertimpa penderitaan. Sembuhkanlah kami dari segala penyakit dan jadilah pada kepercayaan kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
Dengan bacaan ini kita membuka halaman pertama dari seluruh Kitab Suci kita. Bab pertama Kitab Kejadian ini mengisahkan Tuhan sebagai Pencipta. Ia memisahkan air di atas dan di bawah, menciptakan bumi dan tumbuh-tumbuhan dan membuat penerang-penerang di langit. Ia menjadikan apa yang kacau (chaos) menjadi teratur (kosmos: dunia/keteraturan). Inilah arti penciptaan. Semuanya menjadi "baik adanya", dan ini semua berasal dari-Nya.
Bacaan dari Kitab Kejadian (1:1-19)
"Allah bersabda dan terjadilah demikian."
Pada awal mula Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan masih kosong. Gelap gulita meliputi samudera raya. Dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Allah bersabda, "Jadilah terang!" Maka jadilah terang. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nya dari gelap. Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Maka jadilah petang dan pagi: hari pertama. Allah bersabda, "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala, dan Ia memisahkan air di bawah cakrawala dari air di atasnya. Dan jadilah demikian. Allah menamai cakrawala itu langit. Maka jadilah petang dan pagi: hari kedua. Allah bersabda, "Hendaklah segala air di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Allah bersabda, "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari ketiga. Allah bersabda, "Jadilah benda-benda penerang di cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap, menunjukkan hari dan tahun; dan sebagai penerang pada cakrawala, biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan dua benda penerang yang besar, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang kecil untuk menguasai malam; dan Allah menjadikan juga bintang-bintang. Semuanya itu ditaruh Allah di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keempat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.24.35; R:31b)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Engkau telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyah untuk selama-lamanya. Dengan samudera raya bumi ini Kauselubungi, air telah naik melampaui gunung-gunung.
3. Di lembah-lembah Engkau membualkan mata air yang mengalir di antara gunung-gunung, burung-burung di udara bersarang di dekatnya, bersiul-siul dari antara dedaunan.
4. Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kaubuat dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.
Penyakit adalah sebuah bentuk kekacauan yang mengganggu hidup manusia. Ketika Yesus masuk ke desa-desa, kampung dan kota, orang berbondong-bondong datang kepada-Nya dan Ia menyembuhkan mereka. Apa yang dilakukan Yesus dapat dikatakan seperti sebuah "penciptaan kembali." Yesus meniru tindakan Allah Bapa, seperti dalam Kitab Kejadian, mengubah kekacauan menjadi damai dan keteraturan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:53-56)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:53-56)
"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."
Pada suatu hari, Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, -- ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Dalam Injil dikisahkan banyak peristiwa penyembuhan. Daya tarik mukjizat penyembuhan memang sangat diminati oleh banyak orang, dari dulu hingga sengsara. Penyembuhan merupakan bagian integral dari Injil, yang diharapkkan dapat membangkitkan iman seseorang. Yesus selalu menempatkan iman kepada Allah di atas peristiwa penyembuhan itu sendiri. Yang diutamakan adalah pribadi Allah bukan pemberian-Nya. Lalu, kita pergi ke gereja, ingin bertemu dengan pribadi Allah atau sekadar mendapatkan pemberian-Nya?
Doa Malam
Tuhan Yesus, ketika Engkau mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ, banyak orang berusaha untuk memperoleh kesembuhan baik bagi dirinya maupun orang lain. Tuhan, berilah rahmat yang sama kepadaku, sebagai manusia yang peka terhadap diri sendiri maupun orang lain, baik dalam keluarga (komunitas), tempat kerja dan di mana pun aku berada. Amin.
RUAH
Bacaan Harian 11 - 17 Februari 2013
Bacaan Harian 11 - 17 Februari 2013
Senin, 11 Februari 2013: Hari Biasa Pekan V (H).
Kej 1:1-19; Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.35c; Mrk 6:53-56.
Kemana pun Yesus pergi, orang mengejar-Nya untuk membawa orang-orang sakit kepada-Nya. Semua yang menjamah jumbai jubah-Nya menjadi sembuh. Sayangnya, ini semua belum cukup menjadi tanda bagi mereka bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Apakah kita juga masih membutuhkan tanda untuk dapat berserah total kepada-Nya?
Selasa, 12 Februari 2013 : Hari Biasa Pekan V (H).
Kej 1:20 – 2:4a; Mzm 8:4-9; Mrk 7:1-13.
Kita mudah jatuh dalam sikap yang munafik: tiadanya kesesuaian antara iman dan perbuatan; antara kata dan tindakan; antara cita-cita dan usaha mencapainya. Yesus mencerca sikap seperti itu. Ia menuntut supaya apa yang kita ucapkan sungguh pula berakar pada hati yang dalam dan berwujud dalam perbuatan yang nyata.
Rabu, 13 Februari 2013: Hari Rabu Abu (U) (Puasa dan Pantang)
Yl 2:12-18; Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17; 2Kor 5:20 - 6:2; Mat 6:1-6.16-18.
Segala sesuatu ada waktunya sendiri. Tuhan melaksanakan karya penebusan-Nya juga tepat pada waktunya. Tuhan membuka tangan-Nya untuk semua umat yang bertobat dan kembali ke pangkuan belas kasih-Nya. Rahmat kerahiman Tuhan selalu tercurah kepada orang yang menyesali kesalahan dan dosa-dosanya. Orang beriman hendaknya menggunakan saat istimewa ini.
Kamis, 14 Februari 2013: Hari Kamis sesudah Rabu Abu (U)
Ul 30:15-20; Mzm 1:1-2.3.4.6; Luk 9:22-25.
Menjadi murid Yesus harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Dia. Ini bukanlah soal mudah. Dalam masa Prapaskah ini secara khusus kita diajak untuk menghayatinya melalui pantang, puasa, dan sikap matiraga lainnya. Dengan sikap seperti itu, kita berjuang untuk memperoleh kemenangan Paskah. Dan itulah sesungguhnya HIDUP.
Jumat, 15 Februari 2013: Hari Jumat sesudah Rabu Abu (U) (Pantang)
Yes 58:1-9a; Mzm 51:3-4.5-6a.18-19; Mat 9:14-15.
Puasa yang sejati bukan saja soal menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari ketamakan yang hanya mementingkan diri. Artinya, marilah kita lihat di sekeliling kita, ada banyak orang yang menanti uluran tangan dari kita. Jangan tamak: ada banyak hal yang ada pada kita yang dapat kita bagikan kepada mereka. Maka, dalam masa APP ini dituntut juga suatu Aksi Nyata.
Sabtu, 16 Februari 2013: Hari Sabtu sesudah Rabu Abu (U)
Yes 58:9b-14; Mzm 86:1-2.3-4.5-6; Luk 5:27-32.
Yesus mencontohkan sikap yang mau ’mendekati’ orang berdosa dan memanggil-Nya untuk membagi kelimpahan hidup. Dalam masa Prapaskah ini kita bukan saja diajak untuk menahan diri dan bermatiraga, tetapi kita juga diminta memberi perhatian pada orang-orang tersisih, lemah, tak berdaya, miskin, dan hina, supaya mereka juga dapat beroleh kelimpahan hidup.
Minggu, 17 Februari 2013: Hari Minggu Prapaskah I (U)
Ul 26:4-10; Mzm 91:1-2.10-11.12-13.14-15; Rm 10:8-13; Luk 4:1-13.
Selama kita hidup, selama itu pula godaan terus mengintai. Yesus sendiri digoda oleh iblis. Tiga godaan yang ditawarkan iblis kepada Yesus adalah simbol godaan yang selalu hadir dalam hidup kita yang langsung menyangkut tiga kebutuhan manusia yang paling hakiki, yaitu: kebutuhan jasmani, kebutuhan psikologis (dihargai, dipuji, dicintai), dan kebutuhan kuasa dan harta. Yesus mampu mengatasi ketiga godaan itu, karena Ia penuh dengan Roh Kudus. Maka, tak bisa tidak, untuk mampu mengatasi godaan-godaan iblis, kita harus terus-menerus menyadari kehadiran Roh dalam hidup kita, dan peka akan tuntunan-Nya.
Senin, 11 Februari 2013: Hari Biasa Pekan V (H).
Kej 1:1-19; Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.35c; Mrk 6:53-56.
Kemana pun Yesus pergi, orang mengejar-Nya untuk membawa orang-orang sakit kepada-Nya. Semua yang menjamah jumbai jubah-Nya menjadi sembuh. Sayangnya, ini semua belum cukup menjadi tanda bagi mereka bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Apakah kita juga masih membutuhkan tanda untuk dapat berserah total kepada-Nya?
Selasa, 12 Februari 2013 : Hari Biasa Pekan V (H).
Kej 1:20 – 2:4a; Mzm 8:4-9; Mrk 7:1-13.
Kita mudah jatuh dalam sikap yang munafik: tiadanya kesesuaian antara iman dan perbuatan; antara kata dan tindakan; antara cita-cita dan usaha mencapainya. Yesus mencerca sikap seperti itu. Ia menuntut supaya apa yang kita ucapkan sungguh pula berakar pada hati yang dalam dan berwujud dalam perbuatan yang nyata.
Rabu, 13 Februari 2013: Hari Rabu Abu (U) (Puasa dan Pantang)
Yl 2:12-18; Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17; 2Kor 5:20 - 6:2; Mat 6:1-6.16-18.
Segala sesuatu ada waktunya sendiri. Tuhan melaksanakan karya penebusan-Nya juga tepat pada waktunya. Tuhan membuka tangan-Nya untuk semua umat yang bertobat dan kembali ke pangkuan belas kasih-Nya. Rahmat kerahiman Tuhan selalu tercurah kepada orang yang menyesali kesalahan dan dosa-dosanya. Orang beriman hendaknya menggunakan saat istimewa ini.
Kamis, 14 Februari 2013: Hari Kamis sesudah Rabu Abu (U)
Ul 30:15-20; Mzm 1:1-2.3.4.6; Luk 9:22-25.
Menjadi murid Yesus harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Dia. Ini bukanlah soal mudah. Dalam masa Prapaskah ini secara khusus kita diajak untuk menghayatinya melalui pantang, puasa, dan sikap matiraga lainnya. Dengan sikap seperti itu, kita berjuang untuk memperoleh kemenangan Paskah. Dan itulah sesungguhnya HIDUP.
Jumat, 15 Februari 2013: Hari Jumat sesudah Rabu Abu (U) (Pantang)
Yes 58:1-9a; Mzm 51:3-4.5-6a.18-19; Mat 9:14-15.
Puasa yang sejati bukan saja soal menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari ketamakan yang hanya mementingkan diri. Artinya, marilah kita lihat di sekeliling kita, ada banyak orang yang menanti uluran tangan dari kita. Jangan tamak: ada banyak hal yang ada pada kita yang dapat kita bagikan kepada mereka. Maka, dalam masa APP ini dituntut juga suatu Aksi Nyata.
Sabtu, 16 Februari 2013: Hari Sabtu sesudah Rabu Abu (U)
Yes 58:9b-14; Mzm 86:1-2.3-4.5-6; Luk 5:27-32.
Yesus mencontohkan sikap yang mau ’mendekati’ orang berdosa dan memanggil-Nya untuk membagi kelimpahan hidup. Dalam masa Prapaskah ini kita bukan saja diajak untuk menahan diri dan bermatiraga, tetapi kita juga diminta memberi perhatian pada orang-orang tersisih, lemah, tak berdaya, miskin, dan hina, supaya mereka juga dapat beroleh kelimpahan hidup.
Minggu, 17 Februari 2013: Hari Minggu Prapaskah I (U)
Ul 26:4-10; Mzm 91:1-2.10-11.12-13.14-15; Rm 10:8-13; Luk 4:1-13.
Selama kita hidup, selama itu pula godaan terus mengintai. Yesus sendiri digoda oleh iblis. Tiga godaan yang ditawarkan iblis kepada Yesus adalah simbol godaan yang selalu hadir dalam hidup kita yang langsung menyangkut tiga kebutuhan manusia yang paling hakiki, yaitu: kebutuhan jasmani, kebutuhan psikologis (dihargai, dipuji, dicintai), dan kebutuhan kuasa dan harta. Yesus mampu mengatasi ketiga godaan itu, karena Ia penuh dengan Roh Kudus. Maka, tak bisa tidak, untuk mampu mengatasi godaan-godaan iblis, kita harus terus-menerus menyadari kehadiran Roh dalam hidup kita, dan peka akan tuntunan-Nya.
Ketentuan Puasa dan Pantang 2013
KETENTUAN PUASA DAN PANTANG
1. KETENTUAN
Sesuai dengan Kitab Hukum Kanonik kanon 1249 bahwa semua umat beriman kristiani wajib menurut cara masing-masing melakukan tobat demi hukum ilahi; tetapi agar mereka semua bersatu dalam suatu pelaksanaan tobat bersama, ditentukan hari-hari tobat, di mana umat beriman kristiani secara khusus meluangkan waktu untuk berdoa, menjalankan karya kesalehan dan amal kasih, menyangkal diri sendiri dengan melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara lebih setia dan terutama dengan berpuasa dan berpantang menurut norma kanon-kanon berikut :
Kanon 1250 – Hari dan waktu tobat dalam seluruh Gereja ialah setiap hari Jumat sepanjang tahun, dan juga masa prapaskah.
Kanon 1251 – Pantang makan daging atau makan lain menurut ketentuan Konferensi Para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati sengsara dan wafat Tuhan kita Yesus Kristus.
Kanon 1252 – Peraturan pantang mengikat mereka yang telah berumur genap empat belas tahun; sedangkan peraturan puasa mengikat semua yang berusia dewasa sampai awal tahun ke enampuluh; namun para gembala jiwa dan orang tua hendaknya berusaha agar juga mereka, yang karena usianya masih kurang tidak terikat wajib puasa dan pantang, dibina ke arah cita-rasa tobat yang sejati.
2. PETUNJUK
a. Masa Prapaskah tahun 2013 sebagai hari tobat berlangsung mulai hari Rabu Abu, tanggal 13 Februari 2013 sampai dengan Jumat Agung, tanggal 29 Maret 2013.
b. Pantang berarti tidak makan makanan tertentu yang menjadi kesukaannya dan juga tidak melakukan kebiasaan buruk, misalnya: marah, boros, dsb. Dan lebih mengutamakan dan memperbanyak perbuatan baik bagi sesama.
c. Puasa berarti makan kenyang tidak lebih dari satu kali dalam sehari
3. CARA MEWUJUDKAN PERTOBATAN
a. Doa
Selama masa Prapaskah hendaknya menjadi hari-hari istimewa untuk meningkatkan semangat berdoa, mendekatkan diri kepada Tuhan dengan tekun mendengarkan dan merenungkan sabda Tuhan serta melaksanakannya dengan setia.
b. Karya amal kasih
Pantang dan puasa selayaknya dilanjutkan dengan perbuatan amal kasih yakni membantu sesama yang menderita dan berkekurangan. Kami mengajak Anda sekalian untuk melakukan aksi nyata amal kasih baik pribadi maupun bersama-sama di lingkungan maupun wilayah.
c. Penyangkalan diri
Dengan berpantang dan berpuasa sesungguhnya kita meneladan Kristus yang rela menderita demi keselamatan kita. Kita mengatur kembali pola hidup dan tingkah laku sehari-hari agar semakin menyerupai Kristus.
4. HIMBAUAN
Selama masa Prapaskah, apabila akan melangsungkan perkawinan hendaknya memperhatikan masa tobat. Dalam keadaan terpaksa seyogyanya pesta dan keramaian ditunda.
Minggu, 10 Februari 2013 Hari Minggu Biasa V
Minggu, 10 Februari 2013
Hari Minggu Biasa V
Hanya dengan kurnia iman, yang bekerja lewat cinta, dosa dapat dihapuskan --- St. Agustinus
Antifon Pembuka (Mzm 94:6-7)
Marilah bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, Pencipta kita, sebab Dialah Allah kita.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, semua saja yang mengalami dekat dengan Dikau, menyatakan bahwa Engkau kudus dan bahwa alam semesta ini penuh dengan kemuliaan-Mu. Kami mohon, agar mereka yang Kaupanggil untuk berkarya demi nama-Mu, tetap percaya penuh akan sabda-Mu dan bangga karena menjadi murid-murid-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (6:1-2a.3-8)
Hari Minggu Biasa V
Hanya dengan kurnia iman, yang bekerja lewat cinta, dosa dapat dihapuskan --- St. Agustinus
Antifon Pembuka (Mzm 94:6-7)
Marilah bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, Pencipta kita, sebab Dialah Allah kita.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, semua saja yang mengalami dekat dengan Dikau, menyatakan bahwa Engkau kudus dan bahwa alam semesta ini penuh dengan kemuliaan-Mu. Kami mohon, agar mereka yang Kaupanggil untuk berkarya demi nama-Mu, tetap percaya penuh akan sabda-Mu dan bangga karena menjadi murid-murid-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (6:1-2a.3-8)
"Inilah aku, utuslah aku!"
Dalam tahun wafatnya Raja Uzia, aku, Yesaya, melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan oleh suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan aku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkan bara api itu pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati. Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu.
2. Aku hendak memuji nama-Mu karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.
4. Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu dan menyelamatkan daku. Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 15:1-11 (Singkat: 15:3-8.11)
"Begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani."
Saudara-saudara aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu berpegang teguh padanya, sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kamu sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Yesus telah dimakamkan! Dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu, entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:19)
Marilah, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:1-11)
"Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus."
Sekali peristiwa Yesus berdiri di pantai Danau
Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman
Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya
telah turun dan sedang membasuh jala. Yesus naik ke dalam salah satu
perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan
perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang
banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Yesus berkata
kepada Simon, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu
untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami
bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi karena
perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah melakukannya,
mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai
koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-teman di perahu yang
lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu
mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat
hal itu, Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata, “Tuhan,
tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa.” Sebab Simon dan
teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap.
Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi
teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, “Jangan takut! Mulai
sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menghela perahu-perahunya
ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Saat Simon dan kawan-kawan sedang membersihkan jala, Yesus meminta Simon untuk menolakkan perahunya menjauh dari pantai. Dan yesus mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah mengajar, Yesus berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan" (Luk 5:4). Sebagai orang yang berpengalaman dalam hal menangkap ikan, kiranya tidak mudah untuk menerima usul itu. Simon pun memiliki perasaan seperti itu. Disertai rasa enggan dan kurang percaya ia menjawab Yesus, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (ayat. 5).
Perasaan enggan yang dimiliki Simon sangat logis. Bekerja keras pada saat yang tepat saja pulang tanpa hasil. Sekarang malah disuruh bekerja pada saat yang "kurang tepat". Akan tetapi, ia belajar taat kepada Yesus; dan betapa terkejutnya dia, saat jala ditebarkan dan diangkatnya penuh ikan-ikan besar. Bahkan jala mulai koyak dan teman di perahu lain diminta untuk menolongnya karena banyaknya hasil tangkapan.
Melihat kejadian tersebut Simon langsung tersungkur di hadapan Yesus. Dia melihat keilahian Yesus. Memang, tidak seorang pun layak di hadapan ALlah, dan tak seorang pun dapat bertahan di hadapan-Nya. Mengapa? Karena cahaya Allah menyilaukan mata manusia. Tak seorang pun kuat melihatnya, bahkan manusia akan mati terbakar saat memandang sinar-Nya. Itulah sebabnya Simon berkata, "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa" (ayat 8). Namun demikianlah, kasih Tuhan jauh lebih besar daripada dosa manusia. Kebenaran ini tampak dalam penegasan Yesus, "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia" (ayat 10).
Simon dan kawan-kawan dipanggil dan dijadikan sebagai penjala manusia. Apa maksudnya? Menjala manusia artinya membawa manusia kepada kehidupan, menghindarkan mereka dari maut. Karenanya tugas ini bukan tugas perorangan, melainkan tugas bersama, Gereja, umat Allah. Itulah sebabnya Gereja disebut Sakramen keselamatan.
Karena itu, kita jangan hanya berpikir mengenai tugas Gereja dengan ukuran-ukuran ritual saja, misalnya tugas menguduskan. Membaptis bukan hanya memasukkan orang ke dalam persekutuan Gereja, atau mengubah wajah kemanusiaan dari yang bisa dikungkung kuasa-kuasa jahat menjadi yang merdeka untuk mengenal Yang Baik dan Benar serta mengikuti Yesus. Demikian pula dengan tugas mewartakan Injil, bukan hanya dengan berkotbah. Melalui karya kesehatan, Gereja menyelamatkan dari kematian fisik; melalui karya pendidikan, Gereja menyelamatkan orang dari kematian pengetahuan. Singkat kata, Gereja sebagai umat Allah perlu terus-menerus menawarkan wujud Kerajaan Allah yang menjawab kebutuhan zaman, termasuk bagi mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat.
Semoga kita sebagai orang yang telah menerima Sakramen Baptis dan Krisma bersedia menjadi penjala manusia seperti Simon dan kawan-kawan. Selain itu, siap diutus Allah seperti Yesaya, "Ini aku, utuslah aku!" (Yes 6:8)
Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. -- Yoh 12:46
RUAH
Sabtu, 09 Februari 2013 Hari Biasa Pekan V
Sabtu, 09 Februari 2013
Hari Biasa Pekan V
“Pembaruan Gereja juga dicapai melalui kesaksian yang diberikan oleh hidup umat beriman” (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 23:1.3b)
Tuhanlah Gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia menuntun aku di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
Doa Pagi
Bapa yang penuh kasih, terimalah persembahan pujianku pagi ini. Mampukanlah aku untuk selalu bersyukur atas apa yang boleh aku terima dari pada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Inilah pesan terakhir dalam Surat Ibrani: Mengucap syukur, berbuat baik dan memberi bantuan dan hormat pada para pemimpin yang telah menjaga iman kita. Tindakan kita itu akan membantu para gembala untuk melayani dengan gembira.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (13:15-17.20-21)
Hari Biasa Pekan V
“Pembaruan Gereja juga dicapai melalui kesaksian yang diberikan oleh hidup umat beriman” (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 23:1.3b)
Tuhanlah Gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia menuntun aku di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
Doa Pagi
Bapa yang penuh kasih, terimalah persembahan pujianku pagi ini. Mampukanlah aku untuk selalu bersyukur atas apa yang boleh aku terima dari pada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Inilah pesan terakhir dalam Surat Ibrani: Mengucap syukur, berbuat baik dan memberi bantuan dan hormat pada para pemimpin yang telah menjaga iman kita. Tindakan kita itu akan membantu para gembala untuk melayani dengan gembira.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (13:15-17.20-21)
"Semoga Allah damai sejahtera melengkapi kamu dengan segala yang baik."
Saudara-saudara, marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik. Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1.3a.4b.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaanmu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.
Sebuah kisah yang menunjukkan bagaimana orang sungguh-sungguh membutuhkan pengajaran. Yesus pun sampai-sampai tidak sempat makan dan beristirahat. Sangat manusiawi, Ia pun mencoba mencari tempat sunyi.Namun, ketika mereka itu tetap memburu-Nya, Yesus tidak bisa menolak. Di hadapan orang-orang yang sungguh butuh, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)
"Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala."
Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!” Memang begitu banyaknya orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah mendahului Yesus. Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Hari libur adalah hari pribadi; dan biasanya digunakan untuk beristirahat. Itulah yang direncanakan Tuhan Yesus untuk para murid-Nya. Di luar dugaan, banyak orang datang. Yesus membaca gerak hati orang-orang yang mencari dan merindukan-Nya. Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan. Yang patut kita renungkan adalah keputusan Yesus. Libur yang seharusnya menjadi ‘hari pribadi’ diubah menjadi ‘hari sosial’. Hanya hati yang terbuka untuk melayani, yang mampu melakukan itu. Bagaimana dengan hari libur kita?
Doa Malam
Tuhan Yesus, Sang Gembala sejati, terima kasih atas belas kasih-Mu yang tak terhingga lewat perhatian dan peneguhan serta segala yang kubutuhkan hingga saat ini. Bukalah hatiku untuk selalu berharap kepada-Mu. Engkau yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
RUAH
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati