| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 20 Februari 2013 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Rabu, 20 Februari 2013
Hari Biasa Pekan I Prapaskah


“Puasa tidak hanya berarti mengurangi makan, melainkan memberantas semua kebiasaan jahat kita” (Paus Leo Agung)


Antifon Pembuka (Mzm 25:6.3.22)

Ya Tuhan, ingatlah akan kerahiman dan kerelaan-Mu yang abadi. Janganlah musuh bergembira atas kami. Ya Allah, bebaskanlah kami dari segala penindasan

Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa, dengan penuh kasih Kauampuni orang-orang Niniwe yang bertobat. Kami mohon, perhatikanlah kami, umat-Mu, yang menyerahkan diri untuk bertobat, agar kelak kami beroleh pengampunan dan kebahagiaan kekal bersama Putra-Mu, Tuhan kami, Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Niniwe berbalik, dan Tuhan pun berbalik. Orang dewasa dan anak-anak, bahkan bukan hanya manusia, tetapi juga ternak di seluruh kota itu berpuasa dan berkabung sebagai pernyataan tobat. Niniwe, kota kafir itu tahu bertobat, dan Tuhan pun luluh, serta mengampuni dosa mereka.

Bacaan dari Kitab Nubuat Yunus (3:1-10)

 
"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."
 
Tuhan berfirman kepada Yunus, "Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah kabar sampai pada raja kota Niniwe, turunlah raja dari singgasananya; ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.12-13.18-19; R:19b)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk-redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yl 2:12)
Sekarang juga, demikia
n firman Allah, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.


Injil ini berbicara tentang ketegaran hati para pendengar Yesus. Ia mengutip Niniwe, kota kafir yang tahu bertobat ketika mendengarkan Yunus. Ia mengutip ratu dari selatan yang datang dari jauh untuk mendengarkan kata-kata hikmat Salomo. Sementara para pendengar Yesus yang sebetulnya umat pilihan Allah itu malah tidak tahu bertobat dan tidak mau mendengarkan. Padahal, Yesus lebih besar dari Yunus dan Salomo.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)


"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."
 
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan akan menghukum mereka: Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!"
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Tindakan Allah, dari dulu hingga sekarang, selalu merupakan rentetan karya untuk menyelamatkan manusia. Kisah hidup dan kebijaksanaan Salomo menjadi tanda Yesus Kristus sendiri, yang tiga hari berada dalam makam, dan sebagai Sabda Allah yang menjelma menjadi manusia, demi keselamatan manusia. Semoga kita tidak tergolong orang yang sulit mengimani hal tersebut. Sebab, orang menolak untuk percaya kepada Yesus Juruselamat, digolongkan sebagai angkatan yang jahat. Parah!

Doa Malam

Tuhan, janganlah murka-Mu bernyala-nyala terhadap kami. Ampunilah kami yang bebal ini, kami sering memaksakan kehendak kami baik kepada Dikau maupun sesama. Tuhan, kasihanilah kami. Amin.



RUAH

Selasa, 19 Februari 2013 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Selasa, 19 Februari 2013
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Iman Gereja mendahului iman perorangan, yang diajak supaya menyetujuinya. Kalau Gereja merayakan Sakramen-sakramen, ia mengakui iman yang diterima dari para Rasul. Oleh karena itu berlakulah prinsip tua: "lex orandi, lex credendi" (atau sebagaimana Prosper dari Aquitania dalam abad ke-5 mengatakan: "legem credendi lex statuat supplicandi") "Peraturan doa harus menentukan peraturan iman": auct. ep.8.. Cara doa adalah cara iman; Gereja percaya, seperti yang ia doakan. Liturgi adalah unsur dasar tradisi yang suci dan hidup Bdk. DV 8. ---- Katekismus Gereja Katolik, 1124

Antifon Pembuka (Mzm 90:1-2)


Tuhan, Engkaulah pelindung kami turun-menurun. Dari awal mula sampai akhirat, Engkau mendampingi kami.

Doa Pagi

Allah Bapa kami di surga, kami berdoa, namun iman kami terlalu kecil, perhitungan kami lebih besar daripada harapan kami. Letakkanlah sabda Yesus pada lisan kami. Ajarilah kami berdoa seperti pada murid-Nya. Maka nama-Mu akan kami puji dan kerajaan-Mu akan datang. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Nabi membuat perbandingan sangat menarik tentang Sabda Tuhan. Seperti hujan dan salju. Ketika turun dan mengairi bumi, hujan membuat subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, menumbuhkan benih dan menciptakan roti. Begitu juga sabda Tuhan tidak pulang ke langit dengan sia-sia.

Bacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)
 
 
"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."

Beginilah firman Tuhan, "Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka yang minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. (Mat 4:4b)

Dalam satu rumusan yang pendek dan padat Yesus mengajar kita bagaimana seharusnya berdoa kepada Bapa. Tiga hal essensial untuk Tuhan dan untuk kepentingan kita. Untuk Tuhan: agar nama-Nya dikuduskan. Kerajaan-Nya datang dan kehendak-Nya terlaksana di bumi ini. Untuk kepentingan kita: rezeki secukupnya, diampuni kesalahan kita dan dibebaskan dari yang jahat. Mohonlah yang essensial saja, yang lain-lain nanti akan ditambahkan sendiri oleh Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
 
"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta pada-Nya. Karena itu berdoalah begini, “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Amin.” Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Buah sejati dari doa adalah dorongan untuk memberikan pengampunan. Ini hakiki! Jika tidak, doa menjadi urusan yang bertele-tele, seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah sebagai Bapa Pengampun. Inti doa Bapa Kami adalah relasi yang makin intens dengan Bapa Pengampun itu. Kualitas doa kita diukur dari buah-buah pengampunan yang kita berikan kepada sesama. Jika tidak, pasti ada yang salah dalam doa kita. Sebab, cinta kasih kepada sesama dan kepada Allah tidak mungkin dapat dipisahkan. Mari saudara, dalam masa Prapaskah ini kita bersama-sama belajar memberikan pengampunan dengan mudah.

Doa Malam

Yesus, Engkau mengajarkan kepada murid-Mu doa yang demikian sempurna. Kami pun sering mendoakannya namun dalam kenyataan, kami sering gagal dalam melaksanakannya. Yesus, kasihanilah dan ampunilah kami. Amin.

RUAH

Bacaan Harian 18 - 24 Februari 2013

Bacaan Harian 18 - 24 Februari 2013

Senin, 18 Februari 2013: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).
Im 19:1-2.11-18; Mzm 19:8-10.15; Mat 25:31-46.

Tema umum Kitab Imamat adalah "Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu kudus." Semua larangan yang diungkapkan sebetulnya dapat dirangkum dalam sebuah kalimat yang positif, yaitu mencintai sesama seperti kita mencintai diri kita sendiri. Maka orang tidak akan mencuri, berdusta, berbohong, main curang, menyebarkan fitnah atau gosip.

Selasa, 19 Februari 2013: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).
Yes 55:10-11; Mzm 34:4-7.16-19; Mat 6:7-15.

Yesaya mengingatkan kita akan kekuatan sabda Tuhan. Sabda yang ditaburkan akan menghasilkan buah sesuai dengan kehendak Tuhan.

Rabu, 20 Februari 2013: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).
Yun 3:1-10; Mzm 51:3-4.12-13.18-19; Luk 11:29-32.

Melihat tanda tidak secara otomatis menjadikan orang selamat karena tidak semua yang melihat mau mengerti dan mematuhi tanda tersebut. Yesus adalah tanda kehadiran Allah yang paling nyata, namun tidak semua orang dapat memahaminya karena mereka tidak mau percaya kepada-Nya.

Kamis, 21 Februari 2013: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).
Est 4:10a.10c-12.17-19; Mzm 138:1-3.7c-8; Mat 7:7-12.

Iman dan doa adalah jalan keselamatan. Atas nama seluruh umat, Ester berdoa di hadirat Allah agar Allah membantu umat-Nya. Doa Ester adalah doa silih bagi kedosaan seluruh umat. Maka, Gereja menggunakan doa ini untuk mendorong hidup pertobatan.

Jumat, 22 Februari 2013: Pesta Takhta St. Petrus (P). Pantang
1Ptr 5:1-4; Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Mat 16:13-19.

Petrus menasehati kita semua, terutama orang-orang yang sedang mengemban kepemimpinan, untuk menjalankan tugasnya dengan penuh kebijaksanaan. Menjalankan tugas kegembalaan dengan penuh cinta kasih.

Sabtu, 23 Februari 2013: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U)
Pfak. St. Polikarpus (M)
Ul 26:16-19; Mzm 119:1-2.4-5.7-8; Mat 5:43-48

Hukum cinta Kristiani tidak sulit untuk dihayati tatkala semuanya baik-baik saja. Perintah Yesus untuk mencintai musuh dan berdoa bagi orang yang menganiaya kita tidaklah gampang. Namun dengan cara itu, kita akan menjadi sempurna. Sempurna seperti Bapa di surga yang memberikan segala yang baik bagi semua orang.

Minggu, 24 Februari 2013: Hari Minggu Prapaskah II (U).
Kej 15:5-12,17-18; Mzm 27:1.7-9abc.13-14; Flp 3:17-4:1; Luk 9:28b-36.

Setelah mengalami kemuliaan Yesus, Musa, dan Elia di puncak gunung, Petrus berniat untuk tetap tinggal bersama mereka dengan membangun tiga kemah. Tetapi permintaan Petrus itu tidak terwujud. Ia harus turun gunung membagikan pengalaman iman itu kepada orang lain supaya Allah semakin dimuliakan. Ini adalah tugas kita juga.

Senin, 18 Februari 2013 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Senin, 18 Februari 2013
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Allah jauh melampaui segala karya-Nya --- Katekismus Gereja Katolik, 300

Antifon Pembuka (Mzm 123:2-3)

Sebagaimana mata seorang hamba tertuju kepada tuannya, demikian pula mata kita terarah kepada Allah, agar Ia mengasihi kita. Sayangilah kami, ya Tuhan, sayangilah kami.

Doa pagi

Allah yang Maharahim, Engkau telah mengajarkan bahwa hukum yang utama dan pertama adalah kasih kepada-Mu dan sesama. Sadarkanlah kami bahwa Engkau senantiasa hadir dalam diri sesama tanpa kecuali dan mampukanlah kami untuk tetap berlaku adil terhadap sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)
 
"Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran."

Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada segenap jemaat Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduskanlah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus. Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah berdusta seorang kepada sesamanya. Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia, dan janganlah merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kaukutuki orang tuli, dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan; engkau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah membela orang kecil secara tidak wajar, dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah Tuhan. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15; R: Yoh. 6:64b)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati, perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan penebusku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Waktu ini adalah waktu perkenanan, hari ini adalah hari penyelamatan!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:31-46)
 
"Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat datang bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Suatu ketika, Mother Teresa dari Kalkuta mengatakan kepada para Suster-suster Misionaris Cinta Kasih, ”Kita harus percaya teguh bahwa setiap kali kita memberi bantuan kepada orang miskin, kita sesungguhnya memberi bantuan kepada Kristus”. Mother Teresa sungguh melihat wajah Kristus dalam diri orang miskin. Keyakinan ini yang mendorong dia dan para susternya melayani kaum miskin, terlantar dan sekarat, dengan penuh cinta kasih.

Dalam Injil hari ini, kita mendengar bahwa Yesus mengindentifikasikan Diri-Nya dengan orang-orang yang kecil, lemah, tersingkir dan menderita: orang yang lapar, haus, asing, telanjang, sakit dan dipenjara. Memberi perhatian dan melayani orang-orang seperti itu berarti melayani Kristus sendiri. Pada pengadilan terakhir nanti, kita diadili justru dari sikap kita terhadap mereka.

Ajaran Yesus itu barangkali tidak mudah kita pahami karena kita kerap memandang orang-orang seperti itu sebagai beban. Kita kerap melihat bahwa keadaan mereka itu demikian akibat kesalahan mereka sendiri. Tak jarang mereka malah disingkirkan. Mother Teresa sungguh memahami dan menghayati ajaran Yesus itu. Bagaimana dengan kita?

Ya Tuhan, terima kasih atas Sabda-Mu hari ini yang mengingatkan aku bagaimana aku seharus bersikap terhadap sesamaku, terutama mereka yang kecil, lemah dan menderita. Semoga aku mampu memberi perhatian yang tulus untuk membantu mereka. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Minggu Prapaskah I/C – 17 Februari 2013

Minggu Prapaskah I/C – 17 Februari 2013
Ul 26:4-10; Rm 10:8-13; Luk 4:1-13

Hari ini kita memasuki Minggu Prapaskah I. Waktu 40 hari masa Prapaskah merupakan kesempatan istimewa bagi kita untuk memurnikan diri, hati dan budi kita. Maka, marilah kita belajar dari Yesus, bagaimana Ia juga memurnikan diri di padang gurun selama 40 hari sebelum memulai karya perutusan-Nya.

Pertama-tama, marilah kita lihat bagaimana Yesus sendiri digoda oleh iblis. Hal menegaskan bahwa realitas godaan itu dapat mengenai siapa pun, kapan pun, di mana pun, dan dalam situasi apa pun. Lha, iblis itu menggoda Tuhan Yesus saja berani kok, apalagi hanya kita. Luk 4:1-13 (Injil hari ini diceritakan dialog Yesus dan iblis dengan merinci 3 tiga godaan yang disampaikan iblis kepada-Nya, yakni: mengenyangkan diri dengan mengubah batu menjadi roti (ay.3-4), mendapat kuasa duniawi asal mau menyembah iblis (ay.5-8), dan menunjukkan kehebatan dengan terjun dari bubungan Bait Allah (ay.9-12).

Iblis tidak berhasil menggoda Yesus. Namun, di akhir bacaan Injil dikatakan bahwa, “Iblis mundur dari Yesus dan menunggu waktu yang baik” (ay.13). Artinya, sampai sekarang iblis terus berusaha untuk mengoda kita murid-murid Kristus ini. Godaan untuk mengubah batu menjadi roti merupakan godaan akan hal-hal fisik-duniawi. Yesus yang berpuasa 40 hari, tentunya merasa lapar sehingga Ia digoda untuk mengubah batu menjadi roti. Hal ini menunjukkan juga bahwa roh jahat itu seringkali menyerang bagian dari diri kita yang lemah dengan menawarkan hal-hal yang kita butuhkan, seperti makanan, uang, harta, kekayaan, dll. Namun, sekaligus tampak juga bahwa sifat roh jahat itu menawarkan jalan pintas dan cenderung mengalalkan segala cara, tanpa usaha dan kerja keras. Kalau Yesus mengubah batu menjadi roti – itu berarti tanpa beaya produksi - kemudian menjualnya, Ia bisa menjadi sangat kaya. Maka, godaan pertama ini juga dapat dikaitkan dengan godaan akan materi dan kekayaan.

Sementara itu, godaan yang kedua, yaitu agar Yesus menyembah iblis kemudian akan diberi kekuasaan atas dunia, jelas merupakan godaan untuk mendapatkan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Sedangkan godaan untuk terjun dari bubungan Bait Allah merupakan godaan akan popularitas atau ketenaran. Sebab, kalau Yesus berhasil terjun dan selamat, orang akan memandang-Nya sebagai orang yang hebat.

Kegita godaan tersebut, yaitu godaan untuk mendapatkan hal-hal duniawi, kekayaan, kekuasaan, dan popularitas dengan menghalalkan segala cara, masih sering kita alami sampai sekarang dan mungkin akan sampai sepanjang segala abad. Banyak orang, terperangkap di dalamnya serperti yang sering kita dengar dalam kasus-kasus korupsi, suap-menyuap, jual beli kursi jabatan, perampokan, dll. Iblis selalu mencari waktu yang tepat untuk menyeret kita masuk dalam perangkapnya. Maka, kita harus selalu waspasa.

Mengingat bahwa iblis, setan, roh jahat, atau apa pun namanya selalu mencari saat yang tepat untuk menggoda kita, marilah kita belajar dari Yesus, bagaimana Ia bisa terluput dari godaan. Ia bisa memenangkan bimbingan Roh yang mengarahkan kepada kebenaran dan kebaikan serta mengalahkan iblis yang membujuk untuk melakukan dosa dan kejahatan. Berdasarkan Injil Lukas ini, setidaknya ada 2 hal pokok yang dapat kita teladani dari Yesus.

Pertama, kita harus berani masuk dalam keheningan seperti Yesus yang mengalami kesunyian padang gurun. Dalam kesunyian tersebut, Yesus menjadi semakin peka akan bimbingan Roh dan mampu melihat kehadiran iblis yang menggoda-Nya. Maka, sebagai langkah awal pertobatan dan pemurnian diri, kita harus berani menarik diri dari keramian dan kesibukan, untuk barang sejenak mengalami keheningan. Dalam keheningan itulah kita akan mampu membedakan mana bimbingan Roh baik dan mana bujukan roh jahat. Kita juga akan dimampukan untuk memenangkan kebaikan dan mengalahkan kejahatan, seperti Yesus yang mampu untuk bertahan dalam bimbingan Roh dan mengalahkan godaan Iblis.

Dalam hal ini, kita ingat akan salah satu falsafah hidup dalam bahasa Jawa, yaitu: neng-ning-nung-nang. Kalau kita berani meneng (diam, hening), kita akan wening (mampu melihat dan mempertimbangkan segala sesuatu dengan jernih, tahu mana yang benar – mana yang salah, mana yang baik – mana yang buruk) dan menjadi dunung (bisa menempatkan diri secara benar) serta menang (diberi kemenangan dalam memperjuangkan kebenaran dan mengalahkan godaan/kejahatan).

Secara konkret, langkah masuk dalam keheningan ini dapat kita lakukan dengan berpuasa dan berpantang – dalam arti membatasi – penggunaan handphone, termasuk blackberry, iPhone dan semacamnya, televisi dan segala bentuk audio-video yang lain. Kita batasi penggunaan alat-alat tersebut. Kita menggunakan hanya sejauh perlu saja dan hanya pada saat serta di tempat yang tepat supaya kita bisa mempunyai lebih banyak waktu untuk diam dan hening, untuk memeriksa batin, dan untuk berdoa serta membaca dan merenungkan sabda Tuhan.

Kedua, kalau kita memperhatikan jawaban-jawaban Yesus atas ketiga godaan yang disampaikan iblis kepada-Nya, kita akan tahu bahwa Yesus selalu menjawabnya berdasarkan sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Jawaban atas godaan untuk mengubah batu menjadi roti didasarkan pada Ul 8:3. “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari segala yang diucapkan Tuhan”. Jawaban atas godaan untuk menyembah iblis agar mendapatkan kuasa duniawi didasarkan pada Ul 6:13. “Engkau harus takut akan Tuhan Allah-Mu, kepada Dia engkau haruslah beribadah”. Jawaban atas godaan untuk terjun dari bubungan Bait Allah didasarkan pada Ul 6:16. “Janganlah kamu mencobai Tuhan Allahmu seperti kamu mencobai Dia di Masa”.

Jawaban-jawaban Yesus ini menegaskan bahwa Sabda Tuhan mempunyai dan memberi kekuatan untuk mengalahkan godaan roh jahat. Maka, supaya usaha-usaha pertobatan kita dapat berhasil dengan baik, kita harus mengikuti teladan Yesus ini, yaitu hidup berdasarkan Sabda Tuhan. Jelasnya, kita diajak untuk semakin mencintai Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci, dengan semakin tekun membaca dan merenungkannya. Sabda Tuhan tidak hanya informatif terapi juga transformatif. Artinya, Sabda Tuhan itu tidak hanya memberi informasi dan inspirasi bagi kita tetapi juga memberi kekuatan untuk mengalahkan godaan dan mengubah hidup kita menjadi lebih baik.

Kalau kita tekun membaca, mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan, setiap kali kita menghadapi godaan untuk melakukan dosa dan kejahatan, kita akan diingatkan akan salah satu atau beberapa kutipan Kitab Suci yang mencerahkan sehingga kita beroleh kekuatan untuk tidak melakukannya. Sebaliknya, kalau kita ragu-ragu untuk melakukan yang baik dan benar, kita juga akan diingatkan akan salah satu atau beberapa kutipan Kitab Suci sehingga kita dikobarkan untuk melaksanakannya. Dengan demikian, Sabda Tuhan akan mengubah kita untuk menjadi semakin suci dan murni.

Marilah kita semakin mencintai keheningan dan Sabda Tuhan, karena di situkan kita mendapat kekuatan untuk bertobat dan memurnikan serta menyucikan diri.
Ag. Agus Widodo, Pr

Kobus: Syarat Utama (17 Februari 2013)







silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 17 Februari 2013 Hari Minggu Prapaskah I (C)

Minggu, 17 Februari 2013
Hari Minggu Prapaskah I (C)

Hidup kita sebagai peziarah di dunia ini tidak dapat bebas dari pencobaan --- St Agustinus


Antifon Pembuka (Mzm 90:15-16)

Ia akan berseru kepada-Ku dan Aku akan menjawabnya. Aku akan tetap membebaskan dan memuliakannya, serta memuaskan dia dengan usia panjang.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahakuasa, tentulah kami menjadi gelandangan dan orang asing di dunia ini, andaikata Engkau tidak menemui kami dalam diri Yesus Almasih, penuntun kehidupan kami. Perkenankanlah Ia mengajar kami apa arti hidup dan membawa kami ke tanah-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (26:4-10)
 

"Pengakuan iman bangsa terpilih."

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan, katanya, “Imam harus menerima bakul dari tanganmu, dan meletakkannya di depan mezbah Tuhan, Allahmu. Kemudian engkau harus menyatakan di hadapan Tuhan, Allahmu, begini: Bapaku dahulu seorang Aram, seorang pengembara. Ia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja, dan tinggal di sana sebagai orang asing. Tetapi di sana ia menjadi suatu bangsa yang besar, kuat dan banyak jumlahnya. Ketika orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan menyuruh kami melakukan pekerjaan yang berat, maka kami berseru kepada Tuhan, Allah nenek moyang kami, lalu Tuhan mendengarkan suara kami; Ia memperhatikan kesengsaraan, kesukaran, dan penindasan terhadap kami. Lalu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar dan dengan tanda serta mukjizat-mukjizat Tuhan membawa kami keluar dari Mesir; Ia membawa kami ke tempat ini, dan memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 3/4, PS 851
Ref. Ya Tuhan, lindungi kami di dalam kesesakan.
Ayat. (Mzm. 91:1-2.10-11.12-13.14-15)
1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, "Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allah yang kupercayai."
2. Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemah-mu; sebab malaikat-malaikat akan diperintahkan-Nya untuk menjaga engkau di segala jalanmu.
3. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk pada batu. Singa dan ular tedung akan kau langkahi, anak singa dan ular naga akan kauinjak.
4. Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkan-Nya. Aku akan membetenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkan dia dan memuliakannya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (10:8-13)
 
"Pengakuan iman orang yang percaya kepada Kristus."

Saudara-saudara, inilah yang dikatakan Kitab Suci, “Firman itu dekat padamu, yakni di dalam mulut dan di dalam hatimu!” Itulah firman iman yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulutnya orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, “Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab barangsiapa berseru kepada nama Tuhan, ia akan diselamatkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:1-13)
 
"Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun dan di situ Ia dicoba."

Sekali peristiwa Yesus yang penuh dengan Roh Kudus kembali dari Sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dan dicobai Iblis. Selama di situ yesus tidak makan apa-apa, dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada Yesus, “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.” Jawab Yesus kepadanya, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.” Kemudian Iblis membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi, dan dalam sekejap mata Ia memperlihatkan kepada Yesus semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya, “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku, dan aku akan memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Maka, kalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau harus berbakti!” Kemudian Iblis membawa Yesus ke Yerusalem, dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Allah akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk pada batu.” Yesus menjawab, kata-Nya, “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Sesudah mengakhiri semua pencobaan itu, Iblis mundur dari Yesus, dan menunggu waktu yang baik.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. 

 
Renungan

Ada yang berkata bahwa iblis sudah tidak mau lagi menampakkan diri pada manusia. Mengapa? Karena kalau iblis menampakkan diri, dan penampakannya itu dalam wujud yang mengerikan, maka manusia akan lari terbirit-birit, menjauh dari iblis. Nah, karena manusia lari menjauh itulah iblis tidak bisa lagi menggoda manusia.

Namun demikian, iblis tidak kekurangan akal. Agar misinya terlaksana, yaitu menggoda manusia agar menjauh dari Allah kita, iblis menggunakan metode yang canggih, yaitu menggunakan bisikan yang akan dapat mempengaruhi akal budi manusia. Maklum iblis tahu, manusia sekarang itu mengagung-agungkan kehebatan akal budi. Artinya, kita manusia menjalani dan membuat sesuatu hanya berdasarkan hasil pemikiran akal saja. Akal yang mewakili hasrat keinginan manusia.

Di sinilah letak jitunya iblis. Dengan mempengaruhi akal dan hasrat keinginan, manusia tidak lagi menghiraukan iman. Karena iblis tahu, iman adalah senjata ampuh yang bisa dimiliki manusia untuk mengalahkan dirinya. Karena itu, tidak perlu heran kalau manusia dewasa ini hidupnya lebih mencerminkan hidup iblis daripada mencerminkan dirinya yang serupa dengan gambaran dan wajah Allah.

Kita lihat saja kelihaian iblis ketika dia menjalankan misnya. Dan tidak tanggung-tanggung, yang iblis goda adalah Yesus (Luk 4:1-13). Iblis tahu Yesus itu Putra Allah. Tetapi iblis pun tahu, Yesus juga hadir sebagai manusia biasa seperti kita. Maka, iblis memahami benar kelemahan utama manusia yaitu kesombongan. Manusia punya dorongan kuat untuk menjadi penguasa, yaitu bisa berbuat dan membuat apa saja dari dirinya sendiri. Dalam hal ini mengubah batu menjadi roti karena Yesus selesai berpuasa. Namun, Yesus dapat mengalahkan kesombongan ini dengan mengatakan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja. Artinya Sabda dan Allah sendirilah sang penguasa, sumber kehidupan.

Iblis belum mau menyerah. Dia menyerang kelemahan manusia pada umumnya, yaitu kesenangan untuk menyembah berhala. Yesus diiming-imingi akan diberi semua kerajaan dunia. Namun, semakin tegas Yesus menghadapi godaan ini, Dia berkata, "Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti."

Dengan keahlian iblis juga mulai menggunakan kutipan ajaran Taurat, iblis menggoda manusia Yesus untuk mempengaruhi akalnya agar Yesus mempunyai pemahaman bahwa manusia adalah segala-galanya, tak ada makhluk lain yang lebih hebat daripadanya. Namun, Yesus semakin keras menghardik iblis dengan berkata, "Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu."

Masa Prapaskah adalam masa yang penuh rahmat. Masa yang tepat bagi kita untuk melakukan pertobatan. Pertama, kita harus semakin jeli dengan cara-cara iblis menggoda kita. Menggoda akal budi kita. Kedua, keputusan dan perbuatan kita harus selalu menyertakan iman. Imanlah senjata ampuh kita untuk menghadapi dan melawan godaan iblis. 

Iman merupakan ketaatan pribadi - yang melibatkan seluruh pancaindera kita – bagi pernyataan kasih Allah yang tanpa syarat dan "penuh gairah" bagi kita, sepenuhnya terungkap dalam Yesus Kristus. Perjumpaan dengan Allah yang adalah Kasih melibatkan tidak hanya batin tapi juga akal budi: "Pengakuan akan Allah yang hidup adalah salah satu jalan menuju kasih, dan 'ya' dari kehendak kita terhadap kehendak-Nya menyatukan akal budi, kehendak dan perasaan kita dalam seluruh pelukan tindakan kasih. Tetapi proses ini selalu akhir yang terbuka; kasih tidak pernah 'selesai' dan lengkap"( Deus Caritas Est, 17). --- Pesan Paus Benediktus XVI untuk Masa Prapaskah 2013

 
 Hieronimus Krisna Aji Nugroho, O.Carm / RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy