| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kobus: Minggu Prapaskah 2




silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu Prapaskah II/C - 24 Februari 2013


MINGGU PRAPASKAH II/C - 24 Februari 2013
Kej 15:5-12, 17-18; Flp 3:17-4:1; Luk 9:28b-36

Hari ini merupakan Hari Minggu Prapaskah II. Melalui bacaan-bacaan dalam Ekaristi ini, kita diajak untuk melanjutkan permenungan Minggu Prapaskah I yang lalu. Masih ada yang ingat? Minggu lalu kita merenungkan Yesus yang berada di padang gurun selama 40 hari untuk mempersiapkan dan memulai karya-Nya. Ia masuk dalam kesunyian dan keheningan padang gurun sehingga semakin peka akan bimbingan Roh dan godaan iblis serta diberi kemenangan untuk mengalahkan godaan.

Di tengah-tengah karya pelayanan-Nya, Yesus juga selalu mengkhususkan waktu untuk menyepi, masuk dalam keheningan dan berdoa kepada Bapa-Nya. Inilah yang dikisahkan dalam bacaan Injil hari ini. “Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa” (ay.28b). Teladan Yesus ini semakin menegaskan kepada kita mengenai pentingnya doa dalam kehidupan kita. Di tengah kesibukan, pekerjaan, dan kegiatan-kegiatan kita sehari-hari, yang seringkali menyita banyak waktu dan tenaga, kita harus berani mengkhususkan waktu untuk masuk dalam keheningan dan berdoa. Kalau selama ini kita merasa masih kurang dalam berdoa, baiklah salah satu bentuk pertobatan dan matiraga di masa Prapaskah ini adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas doa kita.

Doa yang kita lakukan dengan setia, tekun, dan sungguh-sungguh, akan menghasilkan buah dalam kehidupan kita sebagaimana dialami Yesus. “Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan” (ay.29). Doa itu memancarkan kemuliaan dan kesucian. Maka, kita seringkali menjumpai bahwa orang-orang yang tekun berdoa itu menunjukkan kematangan dan mamancarkan kesucian hidup. Mereka selalu gembira, wajahnya ceria, kata-katanya menyejukkan dan mencerahkan. Meskipun mereka tetap harus menghadapi aneka persoalan dan menanggung beban serta penderitaan hidup, mereka tetap bersemangat dan penuh pengharapan. Hal ini pun akan kita alami, kalau kita semakin tekun berdoa.

Doa juga memberikan serta menjernihkan arah dan tujuan dari setiap langkah hidup kita sebagaimana dialami Yesus. Dalam doa-Nya, Ia berjumpa dengan Musa dan Elia. Mereka “berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem” (ay.30). Kita tahu bahwa doa merupakan kesempatan untuk berbicara bersama Tuhan. Tidak hanya kita saja yang berbicara, entah lisan maupun dalam hati, tetapi Tuhan juga bersabda dan kita harus mendengarkan. Bukankan Tuhan sendiri menghendaki, “Dengarkanlah Dia” (ay.35). Dengan mendengarkan Tuhan, kita tahu apa kehendak Allah yang harus kita jadikan arah dan pedoman hidup kita. Kita juga mendapat bimbingan dari Tuhan, sehingga kita melangkah bersama-sama dengan Tuhan sehingga kita dimampukan untuk menggenapi kehendak-Nya.

Yang terakhir, sebagaimana dialami oleh Yesus, doa itu menjadikan kita memancarkan kebahagiaan yang dapat dirasakan orang lain. Pada saat dan setelah Yesus berdoa, Petrus dan teman-temannya merasakan kebahagiaan sehingga berkata, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.” (ay.31a). Artinya, doa itu membuahkan kedamaian dan kebahagiaan yang sejati. Juga kalau kita harus menghadapi beban, persoalan, dan derita. Bukankah Yesus juga demikian: Ia pergi ke Yerusalem untuk menyongong derita-Nya, tetapi Ia tetap memancarkan kebahagiaan dan kebahagiaan itu dirasakan oleh murid-murid-Nya. Maka, kalau kita sungguh-sungguh menghayati hidup doa kita, kehadiran kita dalam keluarga, komunitas, tempat kerja, pergaulan sehari-hari, dan di mana pun berada, kita akan membawa kebahagiaan bagi sesama. Wajah kita menampakkan keteduhan, senyuman kita membawa kegembiraan, kata-kata kita menghibur dan mencerahkan, sikap dan tindakan kita membawa berkat. Orang lain merasa nyaman berada di dekat kita.

Mengingat pentingnya doa dalam kehidupan kita, sebagaimana diteladankan oleh Yesus, marilah doa kita jadikan sebagai jalan sederhana untuk mencapai kesucian hidup sebagaimana diajarkan oleh Bunda Teresa: “Buah keheningan adalah doa, buah dari doa adalah iman, buah dari iman adalah cinta, buah dari cinta adalah pelayanan, buah dari pelayanan adalah damai”. Kita ikuti ajakan Beato Yohanes Paulus II, “Marilah kita tidak berhemat dengan waktu kita. Marilah kita tidak hitung-hitung dengan waktu kita untuk menjumpai Tuhan dalam doa” (bdk. Dominicae Cenae). Semoga, doa-doa yang semakin kita tekuni dan hayati mengubah kita untuk menjadi semaki serupa dengan Kristus (bacaan II).

Ag. Agus Widodo, Pr

Minggu, 24 Februari 2013 Hari Minggu Prapaskah II

Minggu, 24 Februari 2013
Hari Minggu Prapaskah II (C)

Kehidupan Kristiani mencakup secara terus-menerus pendakian gunung untuk berjumpa Allah dan kemudian turun kembali, memberikan kasih dan kekuatan yang diambil dari-Nya, agar supaya melayani saudara dan saudari kita dengan kasih Allah sendiri. Dalam Kitab Suci, kita melihat bagaimana semangat para Rasul untuk mewartakan Injil dan membangkitkan iman orang-orang terkait erat dengan kepedulian mereka yang bersifat amal untuk pelayanan kepada kaum miskin (bdk. Kis 6:1-4). --- Pesan Paus Benediktus XVI untuk Masa Prapaskah 2013

Antifon Pembuka (Mzm 26:8-9)

Seturut Sabda-Mu kucari wajah-Mu, wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah wajah-Mu Kausembunyikan dari padaku.

Doa Pagi

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, sejak sedia kala Engkau menjanjikan kesetiaan-Mu kepada manusia. Dengarkanlah kami dan tanggapilah permohonan kami mengenai masa depan kami. Tunjukkanlah kiranya kepada kami dalam diri Yesus Putra kesayangan-Mu, bagaimana Engkau mematuhi perjanjian-Mu dengan Abraham secara paripurna, bila di sini Sabda-Mu terdengar menggema selama ini.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (15:5-12.17-18)
 
 
"Perjanjian Allah dengan Abraham."

Sekali peristiwa Tuhan membawa Abram keluar dari rumah serta berfirman, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat!” Maka firman-Nya kepada Abram, “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Lalu percayalah Abram kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Tuhan berfirman lagi kepada Abram, “Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari Ur Kasdim guna memberikan negeri ini menjadi milikmu.” Tetapi Abram bertanya, “Ya Tuhan Allah, dari manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?” Firman Tuhan kepadanya, “Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.” Abram mengambil semuanya itu, membelahnya menjadi dua, lalu diletakkannya belahan-belahan itu yang satu di samping yang lain; tetapi burung-burung itu tidak ia belah. Ketika burung-burung buas hinggap di atas daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya. Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara belahan-belahan daging itu. Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman, “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat yang besar itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = a, 4/4, PS 801
Ref. Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
atau Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu 'kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 27:1.7-8.9abc.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, seturut firman-Mu, "Carilah wajah-Ku!"
3. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari pada-Ku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan daku.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan, di negeri orang-orang yang hidup. Nantikanlah Tuhan, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (3:17-4:1)
 
"Kristus akan mengubah tubuh kita menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia."

Saudara-saudara, ikutilah teladanku, dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami. Sebab, seperti yang telah sering kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara-perkara duniawi. Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Karena itu, Saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah dengan teguh dalam Tuhan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Dari awan yang bercahaya Allah Bapa berbicara, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:28b-36)
 
"Ketika sedang berdoa, berubahlah rupa wajah Yesus."

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara Petrus berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
 
Renungan

Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar tubuh manusia. Manusia punya kebutuhan tidur dengan segala takaran waktunya, mulai dari masa pertumbuhan sampai masa usia senja sekalipun. Manusia yang mengalami kesulitan tidur biasanya disebut dengan "imsomnia" dan hal ini perlu dicari solusinya. Apabila solusi tidak ditemukan, maka metabolisme tubuh akan terganggu sehingga bisa menimbulkan penyakit yang bersifat fisik maupun psikis. Biasanya efek fisik yang dialami tubuh terasa lelah dan efek psikisnya susah konsentrasi. Tidur adalah kebutuhan dasar manusia.

Namun, bila manusia kebanyakan tidur bisa juga mendatangkan dampak yang kurang baik pada tubuh dan jiwa seseorang. Akibatnya, ia menjadi pemalas. Tidur juga harus ugahari, tahu menempatkan diri pada waktu dan tempat yang tepat. Tertidur adalah salah satu indikasi yang menyatakan seseorang kurang ugahari dan biasanya sangat merugikan. Kerugian yang dialami pun bisa mulai dari dampak yang sangat ringan sampai risiko yang sangat berat. Misalnya, tertidur saat nonton bola, tertidur saat Misa. Tertidur saat mengendarai mobil yang berdampak petaka! Fenomena tidur adalah fenomena yang sangat manusiawi dan hal ini pun tak luput dari pengalaman hidup para rasul khususnya Petrus, Yohanes dan Yakobus yang menyertai Yesus ke atas gunung untuk berdoa.

Sementara itu, Petrus dan teman-temannya lelah tertidur dan ketika mereka terbangun lantas melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang (Nabi Musa dan Nabi Elia) yang berdiri di dekat-Nya itu. Petrus berkata kepada-Nya, "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya karena ia TERTIDUR tidak ugahari dan kurang bijaksana, sehingga keputusan spontan yang ia lontarkan untuk membangun kemah benar-benar jauh dari yang dikehendaki Tuhan, yakni menegaskan dan mengikuti Yesus Kristus "Inilah Anak-Ku yang Kupilih. Dengarkanlah Dia! (Luk 9:35).

Mendirikan kemah condong membuat kita stabil dan dinamis, sehingga berhenti pada pembangunan dan penghiasan yang terpusat hanya pada kemah. Mengikuti Kristus harus ada semangat lepas bebas dan ketaatan yang radikal guna menjalankan arahan Sabda-Nya. Apakah kita punya kecenderungan untuk membangun "kemah permanen" kita dan kemudian berhenti pada kemah dengan segala hiasan dan ornamennya sehingga terlelap dengan "monumen" fisik yang kita bangun? Apakah kita punya kecenderungan hidup mapan dan kecanduan "tidur secara mental" sehingga kita ketagihan untuk tinggal di dalam kemah yang kita bangun sendiri dan malas keluar kemah karena akan menghadapi masalah-masalah konkret kehidupan?

Gereja bisa berkembang dan bertahan bukan karena situasi mapan! Gereja mengalami kerapuhan bukan pula karena musuh dari luar tetapi justru karena orang-orang yang ada di dalamnya yang sudah mapan, acuh dan tidak bergerak untuk berbuat hal yang dinamis. Situasi ini bisa memabukkan sehingga secara mental kita tertidur! Keluar dari "kemah" mendengar Sabda Allah dan mengakui Kristus sebagai Tuhan akan membawa kita pada kenyataan hidup, yaitu hidup yang dinamis, yang sepenuhnya bersandar pada Tuhan dan Sabda-Nya.

RUAH / Aditya

KATEKISMUS GEREJA KATOLIK, 554- 555

554 Sejak saat Petrus mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Putera Allah yang hidup, "Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan... lalu dibunuh, dibangkitkan pada hari ketiga" (Mat 16:21). Petrus menolak pernyataan itu Bdk. Mat 16:22-23.; juga yang lain-lain tidak mengerti perkataan itu Bdk. Mat 17:23; Luk 9:45.. Dalam hubungan ini terdapatlah kejadian perubahan rupa Bdk. Mat 17:1-8; 2 Ptr 1:16-18. Yesus yang penuh rahasia di atas gunung yang tinggi di depan tiga saksi yang terpilih oleh-Nya: Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Wajah dan pakaian Yesus menjadi putih berkilau-kilauan; Musa dan Elia nampak dan berbicara "tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem" (Luk 9:31). Awan datang menaungi mereka dan satu suara dari surga berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia" (Luk 9:35). 697, 2600, 444

555 Untuk sementara Yesus membiarkan kemuliaan ilahi-Nya bersinar, dengan demikian meneguhkan pengakuan Petrus. Ia juga menunjukkan bahwa Ia harus menderita kematian di salib di Yerusalem "untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya" (Luk 24:26). Musa dan Elia telah melihat kemuliaan Allah di atas gunung; hukum dan para nabi telah mengumumkan penderitaan Mesias Bdk. Luk 24:21.. Kesengsaraan Yesus adalah kehendak Bapa. Putra bertindak sebagai Hamba Allah Bdk. Yes 42:1.; awan adalah tanda kehadiran Roh Kudus; "Seluruh Tritunggal tampak: Bapa dalam surga, Putra sebagai manusia, dan Roh Kudus dalam awan yang bersinar" (Tomas Aqu., s. th. 3,45,4 ad 2).
"Engkau dimuliakan di atas gunung, dan sejauh mereka mampu untuk itu, murid-murid-Mu memandang kemulian-Mu, Kristus Allah, supaya apabila memandang Engkau yang tersalib, mereka mengerti bahwa kesengsaraan-Mu adalah sukarela, dan dengan demikian mereka menyampaikan kepada dunia bahwa Engkau sesungguhnya cahaya Bapa" (Liturgi Bisantin, Kontakion pada pesta "Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya").

Sabtu, 23 Februari 2013 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Sabtu, 23 Februari 2013
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

“Empat puluh hari yang ditetapkan oleh para rasul ini harus digunakan untuk berpuasa” (St. Leo Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 19:8)

Sempurnalah hukum Tuhan dan menyegarkan jiwa. Benarlah kesaksian Tuhan, hikmat bagi orang sederhana.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau berjanji akan mengangkat manusia, umat-Mu, untuk menjadi kudus dan segala berkat akan Kaulimpahkan atasnya. Janganlah tinggalkan kami agar segala usaha, sikap dan tingkah laku kami aman terjaga dan tidak menyimpang dari jalan-Mu. Dengan demikian kelak dapat mencapai kekudusan seperti yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Perjanjian bahwa “Yahweh menjadi Allah Israel, dan Israel menjadi umat Yahweh” bukanlah hal yang terjadi begitu saja dalam satu hari. Ini adalah sebuah perjalanan. Mereka akan benar-benar menjadi umat-Nya, menjadi yang terpuji, ternama dan terhormat, ketika mereka hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.

Bacaan dari Kitab Ulangan (26:16-19)
 
"Engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu."
 
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berbicara kepada bangsanya, “Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Pada hari ini engkau telah menerima janji dari Tuhan: Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. Dan pada hari ini pula Tuhan telah menerima janji dari padamu bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya. Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa seperti telah dijanjikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
3. Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Waktu ini adalah waktu perkenanan. Hari ini adalah hari penyelamatan.

Kata-kata di bawah ini adalah bagian dari kotbah Yesus di bukit. Panggilan untuk “menjadi sempurna”. Kesempurnaan di sini adalah dalam hal mengasihi. Mengasihi dan berdoa bukan hanya untuk sesama, tetapi juga untuk musuh. Yang menjadi alasan adalah karena Bapa kita sempurna dalam mengasihi. Ia menerbitkan matahari, menurunkan hujan untuk semua anak-Nya. Entah baik maupun jahat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
 
"Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapa-Mu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang-orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula, hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus menjelaskan, bagaimana seharusnya kita menjadi anak-anak Bapa di Surga, yaitu mengasihi musuh dan berdoa bagi orang yang membuat kita menderita. Ini baru agama! Ini baru spiritualitas! Jika ada agama yang mengajarkan kita untuk membenci musuh, itu sama saja dengan kumpulan preman. Hidup keagamaan yang minimal adalah tetap berbuat baik kepada orang yang jahat sekalipun. Ukurannya adalah kesempurnaan Bapa yang juga mengasihi orang-orang jahat. Janganlah pernah ragu melakukan ajaran tersebut.

Doa Malam

Bapa yang berbelas kasih, ampunilah kami jika dalam pergaulan, kami bersikap tidak adil terhadap sesama. Dengan penuh sesal kami bertobat agar boleh tetap menjadi anak-anak Bapa di surga. Amin.


RUAH

Minggu, 24 Februari 2013 Hari Minggu Prapaskah II

Minggu, 24 Februari 2013
Hari Minggu Prapaskah II (C)

Kehidupan Kristiani mencakup secara terus-menerus pendakian gunung untuk berjumpa Allah dan kemudian turun kembali, memberikan kasih dan kekuatan yang diambil dari-Nya, agar supaya melayani saudara dan saudari kita dengan kasih Allah sendiri. Dalam Kitab Suci, kita melihat bagaimana semangat para Rasul untuk mewartakan Injil dan membangkitkan iman orang-orang terkait erat dengan kepedulian mereka yang bersifat amal untuk pelayanan kepada kaum miskin (bdk. Kis 6:1-4). --- Pesan Paus Benediktus XVI untuk Masa Prapaskah 2013

Antifon Pembuka (Mzm 26:8-9)

Seturut Sabda-Mu kucari wajah-Mu, wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah wajah-Mu Kausembunyikan dari padaku.

Doa Pagi

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, sejak sedia kala Engkau menjanjikan kesetiaan-Mu kepada manusia. Dengarkanlah kami dan tanggapilah permohonan kami mengenai masa depan kami. Tunjukkanlah kiranya kepada kami dalam diri Yesus Putra kesayangan-Mu, bagaimana Engkau mematuhi perjanjian-Mu dengan Abraham secara paripurna, bila di sini Sabda-Mu terdengar menggema selama ini.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (15:5-12.17-18)
 
"Perjanjian Allah dengan Abraham."

Sekali peristiwa Tuhan membawa Abram keluar dari rumah serta berfirman, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat!” Maka firman-Nya kepada Abram, “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Lalu percayalah Abram kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Tuhan berfirman lagi kepada Abram, “Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari Ur Kasdim guna memberikan negeri ini menjadi milikmu.” Tetapi Abram bertanya, “Ya Tuhan Allah, dari manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?” Firman Tuhan kepadanya, “Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.” Abram mengambil semuanya itu, membelahnya menjadi dua, lalu diletakkannya belahan-belahan itu yang satu di samping yang lain; tetapi burung-burung itu tidak ia belah. Ketika burung-burung buas hinggap di atas daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya. Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara belahan-belahan daging itu. Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman, “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat yang besar itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = a, 4/4, PS 801
Ref. Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
atau Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu 'kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 27:1.7-8.9abc.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, seturut firman-Mu, "Carilah wajah-Ku!"
3. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari pada-Ku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan daku.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan, di negeri orang-orang yang hidup. Nantikanlah Tuhan, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (3:17-4:1)

"Kristus akan mengubah tubuh kita menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia."

Saudara-saudara, ikutilah teladanku, dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami. Sebab, seperti yang telah sering kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara-perkara duniawi. Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Karena itu, Saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah dengan teguh dalam Tuhan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Dari awan yang bercahaya Allah Bapa berbicara, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:28b-36)

"Ketika sedang berdoa, berubahlah rupa wajah Yesus."

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara Petrus berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 
 
Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar tubuh manusia. Manusia punya kebutuhan tidur dengan segala takaran waktunya, mulai dari masa pertumbuhan sampai masa usia senja sekalipun. Manusia yang mengalami kesulitan tidur biasanya disebut dengan "imsomnia" dan hal ini perlu dicari solusinya. Apabila solusi tidak ditemukan, maka metabolisme tubuh akan terganggu sehingga bisa menimbulkan penyakit yang bersifat fisik maupun psikis. Biasanya efek fisik yang dialami tubuh terasa lelah dan efek psikisnya susah konsentrasi. Tidur adalah kebutuhan dasar manusia.

Namun, bila manusia kebanyakan tidur bisa juga mendatangkan dampak yang kurang baik pada tubuh dan jiwa seseorang. Akibatnya, ia menjadi pemalas. Tidur juga harus ugahari, tahu menempatkan diri pada waktu dan tempat yang tepat. Tertidur adalah salah satu indikasi yang menyatakan seseorang kurang ugahari dan biasanya sangat merugikan. Kerugian yang dialami pun bisa mulai dari dampak yang sangat ringan sampai risiko yang sangat berat. Misalnya, tertidur saat nonton bola, tertidur saat Misa. Tertidur saat mengendarai mobil yang berdampak petaka! Fenomena tidur adalah fenomena yang sangat manusiawi dan hal ini pun tak luput dari pengalaman hidup para rasul khususnya Petrus, Yohanes dan Yakobus yang menyertai Yesus ke atas gunung untuk berdoa.

Sementara itu, Petrus dan teman-temannya lelah tertidur dan ketika mereka terbangun lantas melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang (Nabi Musa dan Nabi Elia) yang berdiri di dekat-Nya itu. Petrus berkata kepada-Nya, "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya karena ia TERTIDUR tidak ugahari dan kurang bijaksana, sehingga keputusan spontan yang ia lontarkan untuk membangun kemah benar-benar jauh dari yang dikehendaki Tuhan, yakni menegaskan dan mengikuti Yesus Kristus "Inilah Anak-Ku yang Kupilih. Dengarkanlah Dia! (Luk 9:35).

Mendirikan kemah condong membuat kita stabil dan dinamis, sehingga berhenti pada pembangunan dan penghiasan yang terpusat hanya pada kemah. Mengikuti Kristus harus ada semangat lepas bebas dan ketaatan yang radikal guna menjalankan arahan Sabda-Nya. Apakah kita punya kecenderungan untuk membangun "kemah permanen" kita dan kemudian berhenti pada kemah dengan segala hiasan dan ornamennya sehingga terlelap dengan "monumen" fisik yang kita bangun? Apakah kita punya kecenderungan hidup mapan dan kecanduan "tidur secara mental" sehingga kita ketagihan untuk tinggal di dalam kemah yang kita bangun sendiri dan malas keluar kemah karena akan menghadapi masalah-masalah konkret kehidupan?

Gereja bisa berkembang dan bertahan bukan karena situasi mapan! Gereja mengalami kerapuhan bukan pula karena musuh dari luar tetapi justru karena orang-orang yang ada di dalamnya yang sudah mapan, acuh dan tidak bergerak untuk berbuat hal yang dinamis. Situasi ini bisa memabukkan sehingga secara mental kita tertidur! Keluar dari "kemah" mendengar Sabda Allah dan mengakui Kristus sebagai Tuhan akan membawa kita pada kenyataan hidup, yaitu hidup yang dinamis, yang sepenuhnya bersandar pada Tuhan dan Sabda-Nya.

RUAH / Aditya

KATEKISMUS GEREJA KATOLIK, 554- 555

554 Sejak saat Petrus mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Putera Allah yang hidup, "Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan... lalu dibunuh, dibangkitkan pada hari ketiga" (Mat 16:21). Petrus menolak pernyataan itu Bdk. Mat 16:22-23.; juga yang lain-lain tidak mengerti perkataan itu Bdk. Mat 17:23; Luk 9:45.. Dalam hubungan ini terdapatlah kejadian perubahan rupa Bdk. Mat 17:1-8; 2 Ptr 1:16-18. Yesus yang penuh rahasia di atas gunung yang tinggi di depan tiga saksi yang terpilih oleh-Nya: Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Wajah dan pakaian Yesus menjadi putih berkilau-kilauan; Musa dan Elia nampak dan berbicara "tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem" (Luk 9:31). Awan datang menaungi mereka dan satu suara dari surga berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia" (Luk 9:35). 697, 2600, 444

555 Untuk sementara Yesus membiarkan kemuliaan ilahi-Nya bersinar, dengan demikian meneguhkan pengakuan Petrus. Ia juga menunjukkan bahwa Ia harus menderita kematian di salib di Yerusalem "untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya" (Luk 24:26). Musa dan Elia telah melihat kemuliaan Allah di atas gunung; hukum dan para nabi telah mengumumkan penderitaan Mesias Bdk. Luk 24:21.. Kesengsaraan Yesus adalah kehendak Bapa. Putra bertindak sebagai Hamba Allah Bdk. Yes 42:1.; awan adalah tanda kehadiran Roh Kudus; "Seluruh Tritunggal tampak: Bapa dalam surga, Putra sebagai manusia, dan Roh Kudus dalam awan yang bersinar" (Tomas Aqu., s. th. 3,45,4 ad 2).
"Engkau dimuliakan di atas gunung, dan sejauh mereka mampu untuk itu, murid-murid-Mu memandang kemulian-Mu, Kristus Allah, supaya apabila memandang Engkau yang tersalib, mereka mengerti bahwa kesengsaraan-Mu adalah sukarela, dan dengan demikian mereka menyampaikan kepada dunia bahwa Engkau sesungguhnya cahaya Bapa" (Liturgi Bisantin, Kontakion pada pesta "Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya").

APP KAS 2013: Pertemuan V Membangun niat dan pertobatan

Pertemuan V
 
MEMBANGUN NIAT DAN PERTOBATAN
  
Intisari pertemuan
 
Pada pertemuan kelima ini kita diajak untuk membangun niat kita serta membangun sikap tobat secara nyata dalam hidup. Selama empat kali pertemuan kita diajak untuk merenungkan bagaimana kita menjalankan pekerjaan kita selama ini. Niat apa sajakah yang mau kita bangun setelah pertemuan-pertemuan selama masa prapaskah ini?
 
Tujuan
 
  1. Menjadikan salib Tuhan kita Yesus Kristus sebagai dasar pekerjaan kita.
  2. Kita bisa berkarya/bekerja dengan penuh kegembiraan hati, tidak mudah mengeluh dan putus asa.
  3. Kita dapat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kita, entah besar entah kecil dengan penuh keterlibatan hati.
  4. Semakin teguh dalam iman melalui pekerjaan yang kita lakukan.
 
JALANNYA PERTEMUAN
 
PEMBUKAAN
  
Nyanyian Pembuka
 
Tanda Salib dan Salam
 
P : Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Terpujilah nama Tuhan
U : Kini dan selamanya
 
Pengantar-tobat
 
Doa pembuka
 
P : Ya Allah yang maharahim, kami bersyukur kepada-Mu karena kami senantiasa Kauberi kesempatan untuk membangun pertobatan. Berkatilah usaha serta niat kami agar kami mampu bekerja dengan baik. Semoga melalui pekerjaan kami, iman kami semakin mendalam dan tangguh dan dengan demikian setiap pekerjaan kami menjadi perwujudan iman kami dan menjadi berkat bagi sesama kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
 
U : Amin
 
Bahan renungan
 
  1. Apa saja yang menjadi niatku agar aku dapat menyelesaikan pekerjaanku dengan tuntas?
  2. Apa saja yang akan aku upayakan agar niat-niatku itu dapat terwujud? (Misalnya: aku mau mengatur jadual harianku dengan baik, setiap hari akan kucatat apa yang telah kulakukan hari ini, adakah hal-hal baru yang semakin meneguhkan imanku?)
 
Doa spontan
 
Bapa Kami
 
Doa Penutup (Mohon semangat dalam bekerja)
 
Ya Tuhan Allah kami, Kauciptakan dunia beserta isinya, Kauciptakan manusia menurut citraMu, supaya kami mengolah bumi ini, sambil bekerja sama dengan Dikau, Sang Pencipta.
 
Berilah kami senantiasa semangat dan ketulusan hati dalam menerima pekerjaan yang Kauberikan pada kami.
 
Terimalah segala suka-duka dan jerih payah kami dalam kurban Kristus PuteraMu demi pengampunan dosa kami dan demi berkat bagi orang yang kami cintai.
 
Semangatilah kami, berkat ilham Roh Kudus, untuk tetap bekerja sama dengan orang lain dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan keluarga kami dan masyarakat luas.
 
Bantulah juga semua orang yang menganggur, atau orang yang terpaksa bekerja dengan tidak layak, supaya mereka tidak patah semangat melainkan menemukan apa yang mereka harapkan.
 
Inilah permohonan yang kami sampaikan kepadaMu, ya Bapa, dengan perantaraan Putra-Mu, Yesus Kristus, yang tidak segan-segan menanggung pekerjaan di tempat tersembunyi di Naaret dan yang menguduskan pekerjaan kami demi kemuliaan nama-Mu dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
 
PENUTUP
 
Pengumuman
 
Berkat
 
P : Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga Allah Yang Mahakuasa memberkati kita Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
 

Jumat, 22 Februari 2013 Pesta Takhta St. Petrus, Rasul

Jumat, 22 Februari 2013
Pesta Takhta St. Petrus, Rasul --- Pantang

“Hanya ada satu Tuhan dan satu Kristus, dan satu Gereja dan satu Takhta yang didirikan di atas Petrus oleh Sabda Tuhan. Adalah tidak mungkin untuk memasang altar yang lain, atau imamat yang lain di samping altar yang satu dan imamat yang satu. Barangsiapa yang mengumpulkan di tempat lain akan tercerai berai.” (St. Siprianus kepada semua jemaatnya [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1: 229)

Antifon Pembuka (Luk 22:32)

Tuhan bersabda kepada Simon Petrus, "Aku sudah berdoa bagimu, hai Simon supaya imanmu jangan luntur dan supaya engkau setelah bertobat meneguhkan saudara-saudaramu."
 
Doa Pagi


Ya Allah yang mahakuasa, dasar iman kami telah Kaualaskan pada wadas saat pengakuan iman rasul-Mu, St. Petrus. Semoga kami umat-Mu semakin teguh beriman dan senantiasa melaksanakan apa yang menjadi ajaran Gereja. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (5:1-4) 
  
"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu." 
  
Saudara-saudara yang terkasih, aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
   
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2,4, PS 849/646
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3.3b-4.5.6; Ul: 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku di hadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
      
"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku."
 
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus.
 
“Dengan memandang bahwa Kristus adalah batu karang (Petra), Petrus adalah umat Kristen. Sebab batu karang (Petra) adalah sebutan aslinya. Oleh karena itu Petrus disebut dari batu karang, bukan batu karang dari Petrus; sebagaimana Kristus tidak disebut dari Kristen, namun Kristen dari Kristus. Oleh karena itu, Dia berkata, “Engkau adalah Petrus; dan di atas Batu Karang ini” yang mana telah engkau akui, diatas Batu Karang ini yang mana telah engkau nyatakan, dengan berkata, “Engkau adalah Kristus, Putra Allah yang hidup’ akan Kubangun Gereja-Ku;” yaitu atas Diri-Ku sendiri, Putra dari Allah yang hidup, “akan Kubangun Gereja-Ku.” Aku akan membangunmu diatas Diri-Ku Sendiri, bukan Diri-Ku Sendiri diatasmu.” (St. Agustinus dari Hippo, Sermon XXVI. 1:2)

Renungan 
 
 Perkenalan memegang peranan penting dalam sebuah persahabatan dan hubungan kasih. Tali persahabatan dan hubungan kasih akan tumbuh berkat adanya pengenalan yang dalam. Sulitlah membayangkan seseorang mengasihi orang yang tidak dikenalnya sama sekali.

”Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” tanya Yesus kepada para murid-Nya. Simon menjawab, ”Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” Yesus ingin tahu sejauh mana para murid-Nya mengenal Diri-Nya. Jawaban Simon Petrus menunjukkan pengenalan mereka akan Yesus. Jawaban dan pemahaman para murid penting bagi Yesus. Yesus mau memurnikan motivasi mereka mengikuti Dia dan menyiapkan mereka untuk mengemban tugas-tugas yang kelak akan dipercayakan Yesus kepada mereka. Pengenalan akan Yesus sangat menentukan sikap para murid. Jika mencintai maka mereka akan berusaha mendekati, mengikuti, meneladani dan sanggup menerima tugas dari Yesus. Jika memusuhi maka akan berusaha menjatuhkan dan membinasakan Dia.

 St. Petrus dan Paulus adalah orang-orang yang sungguh mengenal dan mencintai Yesus. Pengenalan Petrus dan Paulus yang mendalam akan Yesus telah menghantar mereka untuk mencintai Dia habis-habisan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah sungguh mengenal Yesus? Siapa Yesus untuk aku? 
 
Ya Tuhan, terangilah aku dengan Roh Kudus agar aku lebih mengenal dan mencintai-Mu sehingga aku pun pada gilirannya mampu menghadirkan Dikau kepada sesamaku. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy