| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 07 Maret 2013 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Kamis, 07 Maret 2013
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
 
“Sekarang adalah giliranku untuk menderita. Tetapi akan tiba saatnya aku akan berbahagia” (St. Perpetua)

Antifon Pembuka

Tuhan bersabda, Akulah keselamatan umat-Ku. Dalam penderitaan mereka berseru kepada-Ku, dan Aku mendengarkan mereka. Dan Aku menjadi Tuhan mereka selama-lamanya.

Doa Pagi

Allah yang Mahabaik, cinta-Mu kepadaku tanpa batas. Buatlah agar hatiku tetap terarah kepada-Mu dalam situasi sesulit apa pun. Maka nama-Mu semakin kumuliakan lewat hidup dan pekerjaanku sepanjang hari ini. Amin.

Ketaatan pada perintah Tuhan mengantar orang pada kebahagiaan. Sebaliknya ketidaktaatan berbuah kebinasaan. Tuhan mengundang kita untuk mendengarkan pengajaran-Nya dengan tulus.

Bacaan dari Kitab Yeremia (7:23-28)
 
"Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan."

Beginilah firman Tuhan, “Inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan punggungnya dan bukan mukanya. Sejak nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus menerus. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian; malahan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat daripada nenek moyang mereka. Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau. Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima pengajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah musnah dari mulut mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=es, 4/4, PS No. 854
Ref. Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yl 2:12-13)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Hari ini kedatangan Kerajaan Allah ditandai dengan mengusir setan dari orang yang bisu. Tanda keselamatan datang, namun tidak sedikit orang yang meragukannya. Tuhan meminta kita untuk percaya dan tinggal dalam persatuan dengan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:14-23)
 
"Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku."
 
Sekali peristiwa Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada Yesus untuk mencobai dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap Kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah pasti runtuh. Jikalau Iblis itu terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi, jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Nah, merekalah yang akan menjadi hakimmu! Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagi rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Hari ini Yesus dituduh menggunakan ‘ilmu hitam’ untuk mengusir setan. Yesus memberikan jawaban logis, “Jika Iblis terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?” Setiap perbuatan baik, selalu ada ‘tanggapan usil’ untuk melumpuhkan pelakunya. Kita tidak perlu menjadi ‘lumpuh’ dan berhenti berbuat baik, hanya karena sikap usil. Orang-orang yang usil terhadap orang yang berbuat baik adalah lawan Kristus.

Doa Malam

Tuhan, hari telah menjelang malam. Jangan biarkan kegelapan menguasai diriku. Buatlah agar terang-Mu senantiasa bercahaya dalam hatiku karena aku tak ingin berpisah dari-Mu dan tinggal dalam kegelapan. Engkaulah cahaya hidupku. Amin.


RUAH

Rabu, 06 Maret 2013 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Rabu, 06 Maret 2013
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Marilah memberikan amal kasih sebab ini membasuh jiwa kita dari noda cemar dosa --- St. Fransiskus dari Assisi


Antifon Pembuka (Mzm 119:133)

Teguhkanlah langkahku seturut janji-Mu, dan janganlah suatu kejahatan pun menguasai aku
 
Doa
untuk Proses Pemilihan Paus (KONKLAF)
 
Bapa Surgawi, kami Umat-Mu,
berkumpul dalam solidaritas seperti yang dilakukan para murid di ruang Senakulum, berdoa untuk turunnya Roh Kudus atas para Kardinal yang hadir di konklaf untuk pemilihan wakil Yesus Kristus, Tuhan kami. Semoga hati dan budi para Kardinal terbuka terhadap kebijaksanaan Roh Kudus-Mu, melampaui segala pertimbangan manusiawi, untuk memilih Paus yang paling berkenan bagi-Mu dan yang akan membimbing Gereja Kudus-Mu saat ini dan sejarah ke depan. Utuslah Roh Kudus-Mu maka segalanya akan dicipta lagi dan Engkau membaharui muka bumi.

Ya Yesus, Tuhan dan Gembala Agung kami,
Kuasailah hati dan budi para Kardinal-Mu, yang sedang bersekutu di konklaf untuk memilih Paus baru, yakni hamba-Mu yang Kau-percayai untuk menjadi wakil-Mu di bumi ini dan menggembalakan kami menyusuri sejarah menuju kerajaan-Mu. Kami memohon pula kepada Bunda Maria, sebagaimana pada Pentakosta, dia bersatu dalam doa dengan para murid di ruang Senakulum, supaya saat ini juga berdoa bagi para Kardinal untuk memilih Bapa Suci yang baru dalam kepatuhan terhadap bisikan Roh Kudus.

Santa Maria, mempelai Roh Kudus, Bunda Allah dan Bunda Gereja, kami mempercayakan konklaf ini pada hati tak bernoda dan keibuan-mu. Kami mempersembahkan doa ini kepada bimbingan dan perlindunganmu selama Pemilihan Wakil Putra-mu berlangsung.

Bapa Kami…
Salam Maria…
Kemuliaan...
 
Doa Pagi

Tuhan Yesus, Engkau mengajarkan banyak hal yang baik kepadaku. Semoga hari ini aku tidak melupakan ajaran-Mu dan dengan setia melakukannya. Amin.

Hukum Tuhan menuntun kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Ketetapan dan peraturan tidak membatasi namun mengarahkan kita hidup bahagia. Namun jika kita menyimpang, hidup kita akan menuai bencana karena kesalahan kita sendiri. Waspadalah!

Bacaan dari Kitab Ulangan (4:1.5-9)
 
"Lakukanlah ketetapan-ketetapan itu dengan setia."

Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, "Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu di mata bangsa-bangsa. Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum, yang kubentangkan padamu pada hari ini? Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidup. Beritahukanlah semuanya itu kepada anak-anakmu dan kepada cucu-cucumu serta cicitmu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah!
Ayat. (Mzm 147:12-13.15-16.19-20; Ul: 12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari. Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Hukum dan perintah Tuhan tidak boleh berhenti hanya pada wacana, tetapi hendaknya dilakukan dan diajarkan dengan sepenuh hati. Kristus datang untuk menggenapi hukum Allah. Sebagai murid Kristus sudahkah kita melaksanakan perintah-Nya?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)
 
"Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekali pun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Prapaskah yang berkembang di masyarakat adalah Yesus datang untuk meniadakan hukum Taurat. Padahal, hukum Taurat adalah norma tertinggi jalan kesucian bagi orang-orang Yahudi. Yesus datang justru untuk menggenapinya. Istilah teknis 'menggenapi' berarti mengembalikan hukum Taurat pada maksud semula Allah. Dengan kata lain, hari ini Yesus mengajak kita untuk kembali ke sumber, ke akar dalam menerapkan setiap aturan.

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau menjanjikan tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga bagi siapa pun yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-Mu. Ampuni aku pada malam ini kalau hari ini aku kurang tekun dan setia dalam melaksanakan perintah-Mu. Amin.


RUAH

Selasa, 05 Maret 2013 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Selasa, 05 Maret 2013
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

“Dari iri hati muncullah kedengkian, fitnah, kegirangan akan kesengsaraan sesama dan menyesalkan keberuntungannya” (St. Gregorius Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 16:6-8)

Kepada-Mu aku berseru, ya Allah, dan Engkau mendengarkan daku. Condongkanlah telinga-Mu dan dengarkanlah suaraku. Jagalah aku, ya Tuhan, sebagai biji mata, dan lindungilah aku di bawah naungan sayap-Mu.

Doa Pagi

Ya Tuhan, janganlah Kautarik kembali belas kasihan-Mu kepada kami. Semoga kami mengikuti Engkau dengan segenap hati. Perlakukanlah kami sesuai rencana dan kehendak-Mu. Engkau yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup, doa adalah jalan utama. Doa penuh penyerahan diri kepada Allah adalah sikap hidup yang tepat. Dengan demikian kuasa kasih Allah bekerja dalam diri kita yang percaya kepada-Nya.

Bacaan dari Nubuat Daniel (3:25.34-43)
 
"Semoga kami diterima balik karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah."

Tatkala dicampakkan ke dalam tanur api, Azarnya berdiri dan berdoa; ia membuka mulut di tengah-tengah api itu, katanya, “Demi nama-Mu, ya Tuhan, janganlah kami Kautolak selamanya, dan janganlah Kaubatalkan perjanjian-Mu; janganlah Kautarik kembali dari pada kami belas kasihan-Mu, demi Abraham kekasih-Mu, demi Ishak hamba-Mu, dan demi Israel, orang suci-Mu, yang kepada-Nya engkau telah berjanji memperbanyak keturunan mereka menjadi laksana bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Ya Tuhan, jumlah kami telah menjadi paling kecil di antara sekalian bangsa, dan sekarang kami pun dianggap rendah di seluruh bumi oleh karena dosa kami. Dewasa ini pun tidak ada pemuka, nabi atau penguasa, tiada kurban bakaran atau kurban sembelihan, kurban sajian atau ukupan; tidak ada pula tempat untuk mempersembahkan buah bungaran kepada-Mu dan mendapat belas kasihan. Tetapi semoga kami diterima baik, karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah, seolah-olah kami datang membawa kurban domba dan lembu serta ribuan anak domba tambun. Demikian hendaknya kurban kami di hadapan pada hari ini berkenan seluruhnya kepada-Mu. Sebab tidak dikecewakanlah mereka yang percaya kepada-Mu. Kini kami mengikuti Engkau dengan segenap jiwa dan dengan takwa kepada-Mu, dan wajah-Mu kami cari. Janganlah kami Kaupermalukan, tetapi perlakukanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu. Lepaskanlah kami sesuai dengan perbuatan-Mu yang ajaib, dan nyatakanlah kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; Ul:10)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab emuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Yl 2:12)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Sikap pengampunan tidak bergantung pada banyaknya orang memaafkan kesalahan sesama tetapi lebih terarah pada hati yang penuh belas kasihan. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk menyalurkan berkat pengampunan kepada sesama kita. Dendam mengantar kita pada kehancuran, maka ampunilah seperti kamu telah diampuni oleh Bapa di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21-35)
 
"Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu."
  
Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepada seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah Dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihi kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Injil hari ini meminta kita untuk tidak sekadar memenuhi tuntutan hukum pengampunan sampai tujuh kali, tetapi melampauinya. Pengampunan harus berjalan tanpa henti. Mengapa? Pertama, karena selama manusia masih hidup, dia tak akan bisa lepas dari kesalahan. Kedua, penebusan Kristus, untuk mengampuni dosa-dosa kita, juga terus berlangsung hingga saat ini. Renungan kita hari ini: Apa saja yang telah kita upayakan untuk menjadi seorang pengampun?

Doa Malam

Allah yang Mahamurah, aku bersyukur kepada-Mu bahwasanya pada hari ini aku telah menikmati anugerah-Mu. Semoga pengalaman ini membuatku senantiasa ada bersama Engkau dan memampukanku untuk selalu mengampuni orang yang melakukan kesalahan terhadapku. Amin.

RUAH

Bacaan Harian 04- 10 Maret 2013

Bacaan Harian 04- 10 Maret 2013

Senin, 04 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
2Raj 5:1-15a; Mzm 42:2-3 – 43:3-4; Luk 4:24-30.

Selasa, 05 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Dan 3:25.34-43; Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; Mat 18:21-35.

Rabu, 06 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Ul 4:1.5-9; Mzm 147:12-13.15-16.19-20; Mat 5:17-19.

Kamis, 07 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Yer 7:23-28; Mzm 95:1-2.6-9; Luk 11:14-23.

Jumat, 08 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U). Hari Pantang
Hos 14:2-10; Mzm 81:6c-11ab.14.17; Mrk 12:28b-34.

Sabtu, 09 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Hos 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-21ab; Luk 18:9-14.

Minggu, 10 Maret: Hari Minggu Prapaskah IV (MM/U).
Yos 5:9a.10-12; Mzm 34:2-3.4-5.6-7; 2Kor 5:17-21; Luk 15:1-3.11-32

Senin, 04 Maret 2013 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Senin, 04 Maret 2013
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Iri hati adalah satu dosa pokok -- Katekismus Gereja Katolik, 2539
   
Doa Syukur dan Permohonan untuk Gereja Katolik Semesta,
untuk Bapa Suci Benediktus XVI dan Pemilihan Paus baru


+ Allah Bapa, Maha Pengasih dan Penyayang, Penyelenggara hidup kami.
Engkau telah memilih Bapa Suci Paus Benedictus XVI untuk memimpin Gereja-Mu.
Dengan penuh kebebasan karena usia dan kesehatannya,
beliau mengundurkan diri dari tugas pelayanan itu.
Terdorong oleh cinta kepada Gereja-Mu
Kami mempercayakan Gereja Kudus ini
ke dalam penggembalaan Tuhan Yesus Kristus, Sang Gembala Utama”.

Semoga Gereja-Mu yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik,
tetap bersatu baik dalam kegembiraan dan harapan,
tahan uji dalam duka dan kecemasan masyarakat di dunia ini,
senantiasa menjadi sakramen keselamatan,
tanda kehadiran-Mu di tengah-tengah umat manusia.

Kami bersyukur atas penggembalaan hamba-Mu
Bapa Benedictus XVI selama ini,
yang dengan penuh kasih telah melayani Gereja-Mu,
sebagai penerus pelayanan Santo Petrus.
Semoga Engkau mendampingi beliau untuk menjadi pendoa bagi Gereja,
dan menjadi hamba-Mu yang setia dalam memberikan kesaksian iman yang teguh,
harapan yang kokoh dan kasih yang membara.

Kami berdoa pula untuk pemilihan Pemimpin Gereja yang baru.
Semoga Engkau membimbing Gereja-Mu dengan kuasa Roh Kudus,
yang bekerja melalui para Kardinal dalam pemilihan Paus baru.
Semoga dengan hati terbuka dan doa yang penuh iman,
mereka dapat memahami kehendak-Mu
dalam melaksanakan pemilihan Paus yang baru.

Dengan pertolongan Bunda Tersuci, Santa Perawan Maria,
Semoga Gereja Kristus mendapatkan pengganti Santo Petrus
yang akan memimpin Gereja,
dalam peziarahannya menuju kepenuhan keselamatan,
dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin


Antifon Pembuka
(Mzm 84:3)


Penuh rindu hatiku mendambakan rumah Tuhan. Jiwa ragaku bersorak sorai bagi Allah yang hidup.

Doa Pagi

Ya Allah, aku bersyukur kepada-Mu, karena Engkau menganugerahi nafas hidup baru hari ini. Ya Allah, Putra-Mu Yesus Kristus telah ditolak di tempat asal-Nya, sehingga warta Kerajaan Allah tidak diterima di sana. Curahkanlah rahmat-Mu ke dalam budi dan hatiku, agar aku peka menangkap kehadiran-Mu dalam setiap peristiwa yang akan kualami selama hari ini. Dengan demikian imanku semakin tumbuh subur. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (5:1-15a)
 
"Banyak orang sakit kusta, dan tak seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman orang Syria itu."
 
Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi pahlawan tentara itu sakit kusta. Sekali peristiwa orang Aram pernah keluar bergerombol dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Anak itu menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya, "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." Maka jawab raja Aram, "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu berangkatlah Naaman. Sebagai persembahan ia membawa sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. Ia menyampaikan surat raja Aram itu kepada raja Israel, yang berbunyi, "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, "Allahkah aku ini, yang dapat mematikan dan menghidupkan sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku." Segera sesudah didengar oleh Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya, "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah orang itu datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel." Kemudian datanglah Naaman dengan kuda dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan, "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata, "Aku sangka, setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu, dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya, "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Maka turunlah Naaman membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah Naaman dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hamba ini!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4, Ul: 42:2)
1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! 4.Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, dan mengharapkan firman-Nya, sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:24-30)
 
"Yesus seperti Elia dan Elisa, diutus bukan kepada orang-orang Yahudi."

Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Tetapi Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan, dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

   
Naaman adalah seorang panglima yang telah berjasa untuk bangsanya. Kini, ia tertimpa sakit kusta. Dua situasi yang bertolak belakang: sebagai panglima, dia dihormati dan dielu-elukan tetapi sebagai penderita kusta, dia dicampakkan dan dihindari oleh banyak orang. Petunjuk jalan ”pengobatan” datang dari seorang gadis tawanan. Urusan pengobatan pun menjadi rumit karena yang sakit adalah orang besar dan melibatkan dua kepala negara. Harus ada surat resmi. Dan surat itu menimbulkan salah tafsir—diartikan menantang perang. Situasi panas itu diredakan oleh Nabi Elisa.

Cara penyembuhan yang ditawarkan oleh Elisa pun menimbulkan persoalan bagi Naaman karena terlalu sederhana, yaitu mandi di Sungai Yordan. Kegalauan hati sang panglima ditaklukan oleh pegawainya dan akhirnya ia mandi di Sungai Yordan dan dia menjadi tahir dari kustanya.

Menjadi jelas bahwa orang besar sering direpotkan oleh prasangka, gengsi dan formalitas. Sedangkan, orang kecil lebih didominasi oleh ketulusan, kesederhanaan dan kebaikan. Jalan mana yang menyembuhkan? Kesederhanaan, ketaatan dan ketulusan menjadi jalan kesembuhan dan keselamatan jiwa. Tuhan mewahyukan diri-Nya untuk menyembuhkan melalui hal sederhana, orang sederhana, dan berhati tulus. Maka, betapa pentingnya menghormati semua orang tanpa memandang pangkat dan kedudukan.

Doa: Tuhan Allahku, ampunilah aku yang sering mengandalkan pangkat, kedudukan dan atribut duniawi daripada mengutamakan sikap lemah lembut dan rendahan hati. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Minggu Prapaskah III/C - 3 Maret 2013



MINGGU PRAPASKAH III/C – 3 Maret 2013
Kel 3:1-8a.13-15; 1Kor 10:1-6.10-12; Luk 13:1-9

Hari ini kita memasuki Minggu Prapaskah III. Karena masa prapaskah ada 5 minggu sebelum memasuki Pekan Suci, berarti sekarang kita sudah berada di tengah-tengah. Tentunya (atau semoga?), kita masih ingat akan pesan pokok yang kita terima saat kita memulai masa prapaskah pada Hari Rabu Abu yang lalu, yakni “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” Sekarang, seruan pertobatan itu kembali ditegaskan kepada kita, bahkan disertai ancaman. “Jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa” (Luk 13:3.5).

Sabda Tuhan ini rasanya amat keras karena mengandung ancaman. Namun, apakah memang Tuhan itu keras, kejam, mengancam, dan menghukum? Memang untuk menggerakkan pertobatan seringkali lebih gampang dengan menampilkan ancaman berupa hal-hal yang mengerikan bila orang tidak melakukannya. Namun, hal ini tidak akan banyak memberi manfaat tanpa disertai keyakinan akan kemurahan hati dan belas kasih Tuhan. Inilah yang ditegaskan oleh bacaan-bacaan hari ini, baik bacaan I maupun Injil.

Kita lihat bacaan pertama. Ketika umat Israel berada di Mesir dan diperbudak oleh orang Mesir, Tuhan tidak membiarkan mereka. Ia mengutus Musa untuk membebaskan umat-Nya. “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka. Ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu, Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir” (Kel 3:7-8a).

Perumpamaan tentang pohon ara dalam Injil juga menegaskan bahwa Tuhan selalu memberi kesempatan untuk bertobat. Ia tidak rela kalau kita binasa begitu saja tanpa menghasilkan buah. Maka, Ia memenuhi permintaan penggarap untuk memberi kesempatan satu tahun lagi. Padahal, bacaan ini, kapan pun kita baca tidak akan berubah. Tuhan selalu memberi kesempatan setahun lagi, setahun lagi dan seterusnya tidak pernah berakhir. Jelas, hal ini menggambarkan kemurahan hati dan belas kasih Tuhan kepada kita supaya kita terus-menerus bertobat dan menghasilkan buah yang baik. Sebagaimana Tuhan selalu memberi kesempatan kepada kita dan Ia tidak pernah lelah serta bosan menanti kita bertobat, semoga kita juga tidak pernah lelah dan bosan untuk bertobat.

Tanggapan Yesus atas laporan dari beberapa orang mengenai orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus, juga menegaskan bahwa Tuhan bukanlah Allah yang kejam, pendendam, penghukum dan pembunuh. Mereka mengira bahwa orang-orang itu dibunuh karena dihukum oleh Tuhan sebagai akibat atas dosa-dosa mereka yang lebih besar dari pada dosa orang-orang Galilea lainnya. Yesus menegaskan: Tidak! Yesus menolak gagasan bahwa pengalaman buruk, malapetaka, atau kematian yang tidak wajar adalah hukuman akibat dosa atau kesalahan. Ia menandaskan, baik orang-orang Galilea maupun orang-orang Yerusalem yang tertimpa menara itu tidak lebih berdosa daripada orang-orang lain.

Yesus memang tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Namun, ia menggunakan peristiwa itu sebagai loncatan untuk mengajak orang agar bertobat dan memperbaiki diri. Kita tentu setuju bahwa pertobatan itu perlu dan harus. Seberapa pun besar dan banyaknya dosa kita, kalau kita mau bertobat, Tuhan mengampuni dan menyelamatkan. Sebaliknya, seberapa pun kecil dan sedikitnya dosa kita, Tuhan tidak akan mengampuni bila kita tidak bertobat. Dengan kata lain, kita tidak akan diampuni kalau kita tidak mau bertobat. Kita tidak akan diselamatkan kalau kita tidak mau diselamatkan.

Sekarang, pertanyaan praktisnya adalah: pertobatan macam apa yang harus kita lakukan? Tentu saja ada banyak. Namun, pada kesempatan ini satu saja, yaitu pertobatan dari kebiasaan memandang diri lebih benar dan lebih baik daripada orang lain seperti yang dilakukan oleh beberapa orang yang datang kepada Yesus. Mereka menganggap bahwa orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus dan orang-orang Yerusalem yang mati ditimpa menara Siolam itu berdosa sementara mereka dan orang-orang yang tidak mengalami malapetaka itu tidak berdosa atau dosanya lebih kecil dan sedikit.

Bukankah dosa ini juga sering kita lakukan? Betapa mudahnya kita membicarakan kejelekan orang lain, nggosip, ngrasani, ngrumpi atau apa pun namanya. Di mana pun, yang namanya ngrasani kejelekan orang lain biasanya mengasyikkan. Tidak hanya dalam kehidupan kita sehari-hari, di televisi pun merupakan acara dengan rating tinggi. Kepada kita yang seringkali jatuh dalam dosa demikian, hari ini Tuhan juga bersabda dengan tegas, “Sangkamu, mereka yang kamu bicarakan dan kamu jelek-jelekkan itu lebih besar dosanya daripada kamu? Tidak, kata-Ku kepadamu. Tetapi jika kamu tidak bertobat, kamu pun akan binasa ….!” Namun, sekaligus Tuhan masih selalu memberi kesempatan kepada kita untuk menghasilkan buah-buah pertobatan.

Ag. Agus Widodo, Pr

Kobus: Prapaskah 3





silahkan klik gambar untuk memperbesar

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy