| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 12 Maret 2013 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Selasa, 12 Maret 2013
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

“Pembaptisan anak-anak menuntut dengan sendirinya katekumenat sesudah Pembaptisan” (Katekismus Gereja Katolik, 1231)

Antifon Pembuka (Yes 55:1)

Tuhan bersabda, “Kalian yang haus datanglah ke sumber air, dan kalian yang tak mampu membayar, mari datanglah dan minumlah dengan gembira.”

Doa Pagi

Allah, sumber air hidup, berkatilah hati dan pikiran kami hari ini agar apa yang kami ucapkan dan lakukan menjadi berkat bagi mereka yang mendengarkan dan menyaksikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Rahmat pertobatan itu bagaikan air yang mengalir. Air memberi kehidupan di sekitarnya. Ikan, tumbuh-tumbuhan dan segenap ciptaan bersukacita. Hidup yang demikian ini penuh dengan berkat Tuhan.

Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-9.12)
 
"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."
 
Kata nabi: Seorang malaikat membawa aku ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci, dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju gerbang yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya. Ia mengukur seribu hasta, dan menyuruh aku masuk ke dalam air itu; dalamnya sampai di pergelangan kaki. Ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku masuk sekali lagi ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di lutut. Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di pinggang. Sekali lagi ia mengukur seribu hasta, dan sekarang air itu sudah menjadi sungai di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang; suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, “Sudahkah engkau lihat hai anak manusia?” Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu. Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. Malaikat itu berkata kepadaku, “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di laut Asin, maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga, dan benteng perkasa, dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9)
1. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub,.Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan, yang mengadakan pemusnahan di bumi.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu. Terpujilah..

Kasih Tuhan tidak dapat dibatasi oleh aturan. Malahan, tindakan Tuhan menyembuhkan si lumpuh, menunjukkan cinta yang besar. Kesembuhan terjadi karena orang percaya dan mau melaksanakan perintah Tuhan. Kuasa Tuhan itu menyembuhkan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:1-16)
 
"Orang itu disembuhkan seketika."
 
Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem, dekat pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; serambinya ada lima dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit. Ada di situ seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana, dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya, “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya, “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Kata Yesus kepadanya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah!” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang-orang yang baru sembuh itu, “Hari ini hari Sabat, dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka, “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Mereka bertanya kepadanya, “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu; Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian, ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah, Yesus lalu berkata kepadanya, “Engkau telah sembuh; Jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Penderitaan yang dijalani dengan tabah hati, mengundang Tuhan untuk datang kepada orang yang menderita sakit selama 38 tahun. Perintah Tuhan, “Engkau telah sembuh, dan jangan berbuat dosa lagi.” Renungan kita hari ini: Tak ada ketabahan yang luput dari perhatian Tuhan. Tabah itu berbuah indah.

Doa Malam

Tuhan, buatlah aku senantiasa mempunyai hati yang peka akan kebutuhan sesama tanpa menunggu untuk diminta; rela membagikan milikku tanpa menimbang untung dan rugi. Amin.
       
RUAH

Bacaan Harian 11 - 17 Maret 2013

Bacaan Harian 11 - 17 Maret 2013

Senin, 11 Maret : Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U).
Yes 65:17-21; Mzm 30:2.4-6.11-12a.13b; Yoh 4:43-54.


Selasa, 12 Maret: Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U).
Yeh 47:1-9.12; Mzm 46:2-6.8-9; Yoh 5:1-16.


Rabu, 13 Maret: Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U).
Yes 49:8-15; Mzm 145:8-9.13cd-14.17-18; Yoh 5:17-30.


Kamis, 14 Maret: Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U).
Kel 32:7-14; Mzm 106:19-23; Yoh 5:31-47.


Jumat, 15 Maret: Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U).
Keb 2:1a.12-22; Mzm 34:17-21.23; Yoh 7:1-2.10.25-30.


Sabtu, 16 Maret: Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U).
Yer 11:18-20; Mzm 7:2-3.9bc-12; Yoh 7:40-53.

Minggu, 17 Maret : Hari Minggu Prapaskah V (U).
Yes 43:16-21; Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Flp 3:8-14; Yoh 8:1-11.

Senin, 11 Maret 2013 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Senin, 11 Maret 2013
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Jika ada suatu jalan pasti yang menghantarmu ke Kerajaan Abadi, itu adalah penderitaan, yang ditanggung dalam kesabaran (St. Koleta)

Antifon Pembuka
(Mzm 31:7-8)

Aku berharap pada-Mu, ya Tuhan. Aku hendak bersorak dan bergirang atas kerahiman-Mu, sebab Engkau mengindahkan kehinaanku

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahabaik, Engkau menghendaki kebahagiaan hidup kami. Namun, kami seringkali menolak tawaran-Mu dengan sikap yang kurang berterima kasih dan acuh tak acuh terhadap kebaikan-Mu. Tolonglah kami agar berani menanggapi kerinduan-Mu dengan usaha tobat kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (65:17-21)
  
"Tidak ada kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erang."
 
Beginilah firman Allah, "Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru! Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi di dalam hati. Bergiranglah dan bersorak-sorai untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan. Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorai, dan penduduknya penuh kegirangan. Aku akan bersorak-sorai karena Yerusalem dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan, dan bunyi erang pun tidak. Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk. Sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk. Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku
atau: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas.
Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihani oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan menjelang pagi ada sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian Allah akan menyertai kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:43-54)
 
"Lihat anakmu hidup."

Sekali peristiwa, Yesus berangkat dari Samaria dan pergi ke Galilea. Sebab Ia sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. Setelah Yesus tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan Yesus di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu. Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, yang anaknya sedang sakit. Ketika pegawai itu mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya, lalu meminta supaya Yesus datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Maka kata Yesus kepadanya, "Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya." Pegawai istana itu berkata kepada-Nya, "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka, "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya, "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya. Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kita sering mendengar berita tentang orang bunuh diri. Mengapa orang sampai putus asa dan nekad mengakhiri hidupnya? Secara umum akan dijawab karena terhimpit oleh tuntutan hidup yang tak tertanggung lagi. Secara sederhana, bisa dikatakan ”orang putus asa karena andalan hidupnya adalah materi dan hal duniawi!”

Materi tidak pernah bisa menyelamatkan hidup. Satu-satunya penyelamat adalah Sang Pencipta. Kedua bacaan hari ini mengundang kita untuk menjadikan Allah sebagai andalan hidup. ”Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru. Bergirang dan bersorak-sorailah untuk selama-lamanya!” Seorang pegawai istana dalam Injil mengandalkan kuasa dan kasih Yesus untuk menyembuhkan anaknya: ”Tuhan, datanglah sebelum anakku mati!” Iman itu tidak sia-sia, anaknya sembuh dari sakit. Tidak jadi mati.

Selama orientasi kita pada materi dan hal-hal duniawi, kita akan menghadapi keterbatasan dan keputusasaan. Sebaliknya, bila firman Allah yang mengisi pikiran kita, kita tidak akan menghadapi jalan buntu; sebaliknya akan memiliki hidup kekal.

Tuhan Yesus, tinggallah di hatiku agar aku senantiasa mengandalkan Engkau. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Minggu, 10 Maret 2013 Hari Minggu Prapaskah IV

Minggu, 10 Maret 2013
Hari Minggu Prapaskah IV

Tahun Iman adalah suatu panggilan kepada sebuah pertobatan yang diperbarui --- Paus Benediktus XVI


Antifon Pembuka (Bdk. Yes 66:10-11)

Bersukacitalah, hai Yerusalem, dan berhimpunlah, kamu semua yang mencintainya; bergembiralah dengan sukacita, hai kamu yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak-sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu.

Doa Pagi


Ya Allah, dengan pengantaraan Sabda-Mu Engkau telah memulihkan hubungan damai dengan umat manusia secara mengagumkan. Kami mohon, berilah agar umat kristiani, dengan cinta bakti yang penuh semangat dan iman yang hidup, bergegas menyongsong hari-hari raya yang akan datang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yosua (5:9a.10-12)

 
"Umat Allah memasuki tanah yang dijanjikan, dan merayakan Paskah."
 
Sekali peristiwa, setelah Yosua selesai menyunatkan seluruh bangsa, berfirmanlah Tuhan kepada Yosua, “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir dari padamu.” Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho. Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga. Pada keesokan harinya, setelah mereka makan hasil negeri itu, manna tidak turun lagi. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul:9a)

1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:17-21)

  
"Allah mendamaikan kita dengan diri-Nya lewat Kristus."

Saudara-saudara, barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama telah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang. Semuanya ini datang dari Allah yang telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dengan perantaraan Kristus dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya lewat Kristus tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 15:18)
Baiklah aku kembali kepada bapaku dan berkata, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan bapa."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)

 
"Adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali."

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku’. Lalu ayahnya membagi-bagi harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya, ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya, ‘Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa.’ Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, kenakanlah kepadanya; pasanglah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat.’ Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, “Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun untuk dia.’ Kata ayahnya kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
  
Renungan

Injil hari ini berkisah tentang: pulang. Si anak bungsu telah pergi menghabiskan segala harta milik yang diberikan oleh bapanya. Ia hidup berfoya-foya hingga habislah segala miliknya. Ia melarat hingga hampir mati. Injil mencatat, bahkan ampas untuk makanan babi pun tidak ia peroleh untuk dimakan. Sadar akan keadaannya yang begitu berdosa terhadap surga dan bapanya, timbullah niat untuk pulang dan bertobat. Memang, pertobatan itu berawal dari kesadaran bahwa kita ini orang berdosa.

Si anak bungsu bangkit dari kejatuhannya. Ia pulang ke rumah dan telah siap menerima segala risiko dari bapanya. Bahkan, ia telah siap untuk dijadikan sebagai upahan oleh bapanya sendiri. Semua rancangan itu telah ia persiapkan. Namun, ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, dan tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Tidak cukup hanya tergerak, ayah itu bahkan berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Perhatikan kata-kata yang digunakan: berlari, merangkul, mencium. Betapa hangat penerimaan bapa kepada anaknya yang pulang itu. Belum lagi si anak selesai mengucapkan kata-kata penyesalan yang sudah dirancangnya, ayah itu langsung menyuruh hamba-hambanya untuk mengambil dan memakaikan jubah yang terbaik, mengenakan cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya, mengambil lembu tambun. Lalu mereka makan dan bersukacita. Betapa gembira bapa itu atas pulangnya anaknya yang telah berdosa itu.

Di tengah kemeriahan pesta, ada kisah tragis terjadi. Si sulung protes atas perlakuan ayahnya yang dianggap tidak adil. Dia telah bertahun-tahun melayani bapanya dan tidak pernah melanggar perintahnya, tetapi tidak pernah diberikan seekor kambing pun. Akan tetapi, ketika adiknya yang telah memboroskan harta dengan pelacur-pelacur itu pulang, bapanya menyembelih lembu tambun. Jauh di sana, di dasar hatinya, iri hati itu menggelayut. Dia merasa dirinya benar, tetapi tidak diberi imbalan yang pantas. Dia merasa orang lain salah, tetapi diberi imbalan yang tidak sepantasnya. Akhirnya dia berpikir bahwa bapanya tidak adil. Mungkin juga jauh di sana, di dalam diri kita, sikap si anak sulung itu menggelayut. Kita merasa diri benar, sehingga tidak perlu bertobat, tidak perlu pulang. Kita merasa iri karena berkat yang diterima sesama kita.

Pulang! Kita harus selalu pulang ke rumah. Dan rumah yang sejati dan kekal itu ialah Tuhan sendiri. Pulang berarti bertobat. Pertobatan itu dimulai dari penyesalan akan dosa-dosa, pengakuan akan kerapuhan diri kita, seperti yang dilakukan si anak bungsu itu. Karena itu, saat kita pulang kepada-Nya, saat kita bertobat terus-menerus, Ia pun akan berlari menyambut, merangkul dan mencium kita. Semuanya terjadi karena Bapa kita yang murah hati. Ia selalu tergerak oleh belas kasihan melihat orang yang pulang dan bertobat.
 
RUAH

Kobus: Minggu Prapaskah IV (10 Maret 2013)






silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu Prapaskah IV/C - 10 Maret 2013



MINGGU PRAPASKAH IV/C - 10 Maret 2013
Yos 5:9a, 10-12
; 2Kor 5:17-21; Luk 15:1-3,11-32

Hari ini kita sudah sampai pada Minggu Prapaskah IV. Kepada kita disajikan sabda Tuhan yang menegaskan bahwa Allah itu sungguh murah hati dan penuh belas kasih. Ia menuntun bangsa Israel melintasi belantara padang gurun serta memberi jaminan manna sebagai makanan sehari-hari, sampai akhirnya mereka memasuki tanah terjanji di Kanaan (bacaan I). Kemurahan hati dan belas kasih Allah itu menjadi semakin nyata dan sempurna dalam diri Yesus Kristus yang menjadi pengantara dan pendamai antara kita dengan Allah (bacaan II). Yesus pun mengajarkan sikap Allah yang menghendaki pertobatan orang berdosa dan Ia menyambut para pendosa yang bertobat dengan penuh sukacita serta menjadikan mereka sebagai manusia baru (Injil).

Kisah mengenai dua kakak beradik dalam bacaan Injil menggambarkan dinamika kasih Allah dan kedosaan manusia. Kedua kakak beradik ini sama-sama anak yang dikasihi oleh Bapanya. Mereka hidup bahagia dan penuh damai sejahtera bersama Sang Bapa yang menjamin kebutuhan mereka, sekaligus melibatkan mereka untuk bekerja. Dalam perjalanan waktu, kedua anak itu jatuh ke dalam dosa.

Anak bungsu meminta warisan, padahal Bapanya masih hidup. Sikap ini jelas merupakan sikap durhaka karena sama saja menganggap (berbarap) Bapanya sudah meninggal. Namun, Bapa tidak mempermasalahkannya. “Lalu ayahnya membagi-bagi harta kekayaan itu di antara mereka” (ay.12). Rupanya, anak sulung pun, kendati tidak meminta tetapi mendapat juga harta bagiannya. Kemudian, si bungsu pergi meninggalkan Bapa dan kakaknya. Ketika pergi, mungkin ia mengenakan pakaian yang mewah, sepatu bagus, dan cincin yang indah. Ia hidup berfoya-foya, menghambur-hamburkan harta warisan orangtuanya sampai akhirnya kehabisan harta dan menderita kelaparan. Pakaian, sepatu, dan cincin yang semula dikenakan pun dijual. Dalam penderitaan itulah, ia sadar akan dosanya. Ia telah meninggalkan Bapa dan menghambur-hamburkan harta yang diberikan Bapa kepada-Nya. Kesadarannya itu menggerakkan dia untuk bangkit dan berjalan pulang, kembali kepada Bapanya.  

Ketika dia pulang, dua sikap berbeda ditunjukkan oleh Bapa dan kakaknya. Bapanya, ketika melihat anak bungsunya pulang, “tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia” (ay.20). Kiranya, keadaan si bungsu waktu kembali sungguh memprihatinkan, pakaiannya compang-camping, tanpa alas kaki, kurus, kotor dan berbau karena tidak mandi berhari-hari. Namun, Bapa yang penuh belas kasih, tidak merasa jijik sama sekali dengan anaknya. Ia menjadikan anaknya itu manusia baru dengan memberinya jubah yang terbaik, cincin, dan sepatu. Pesta suka cita pun diadakan untuk menyambut kepulangan si bungsu.

Sementara itu, kakaknya menyambut dengan kemarahan dan tidak mau masuk ke rumah (ay.28). Ia merasa diri benar dan tidak pernah melanggar perintah Bapa. Nah, justru di sinilah letak dosanya. Karena merasa diri benar, maka ia merendahkan adiknya, tidak mau menerima dan mengampuni adiknya. Dan yang paling fatal, ia selalu hidup bersama sang Bapa tetapi tidak menyadari dan merasakan kasih Bapa sehingga protes, “Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku” (ay.29). Ia pun tidak bisa memahami dan menerima sikap Bapanya yang murah hati dan penuh kasih. Terhadap adiknya, selain meremehkan dan tidak mau menerima serta mengampuni. Ia juga iri hati terhadap adiknya.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, kiranya jelas makna dan pesan Sabda Tuhan hari ini bagi kita.
Kita diajak menyadari bahwa kita adalah manusia yang lemah dan rapuh. Dua kedosaan yang dialami kakak-beradik dalam bacaan Injil, seringkali menyatu dalam diri kita. Cukup sering, kita menjadi anak sulung yang merasa diri benar, merasa diri dekat dengan Tuhan tetapi kering dan tidak mampu menyadari dan mensyukuri kasih karunia-Nya. Kita juga sering iri hati terhadap orang lain, dan sulit untuk menerima serta mengampuni orang lain, bahkan saudara sendiri. Sering pula, kita menjadi anak bungsu yang meminta atau menuntut berlebihan pada Tuhan tetapi ketika Tuhan memberikan, kita tidak menggunakan secara bertanggungjawab. Mungkin kita juga memboroskan dan menghamburkan-hamburkan rahmat yang diberikan Tuhan kepada kita: banyak menyia-nyiakan waktu dan harta untuk hal-hal yang tidak berguna, bahkan malah merusak hidup kita; kurang menyukuri pekerjaan/profesi yang diberikan kepada kita dengan kurang bersungguh-sungguh dalam bekerja, dll.

Menyadari kedosaan-kedosaan kita itu, kita diajak juga merenungkan kebaikan, kemurahan hati, dan belas kasih Allah sebagaimana ditegaskan baik dalam bacaan pertama, kedua, maupun lebih-lebih Injil. Tuhan selalu menanti dengan sabar supaya kita bertobat dan kembali kepada-Nya. 

Ag. Agus Widodo, Pr

Sabtu, 09 Maret 2013 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Sabtu, 09 Maret 2013
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

“Puasa rohani dan suci ini sebaiknya kita kaitkan dengan pemberian sedekah, yang disebut perbuatan amal” (St. Leo Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 103:2-3)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena Ia mengampuni segala kesalahan-Mu.

Doa Pagi

Tuhan, terima kasih atas hari yang baru ini. Aku mohon, semoga pada hari yang baru ini aku dapat menghantar sesama yang kujumpai untuk menemukan Engkau dan mengalami kasih-Mu melalui segala peristiwa hidup. Amin.

Wujud konkret pertobatan adalah sikap hidup yang penuh kasih setia dan mau mengenal Allah lebih baik lagi. Allah menginginkan kita sembuh dan berada dalam naungan kasih-Nya.

Bacaan dari Kitab Hosea (6:1-6)
 
"Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan."
 
Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar. Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Dan Tuhan berfirman, “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan. Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=c; 4/4; PS No. 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
3. Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.

Pertobatan bukanlah sikap yang penuh dengan kesombongan diri. Tuhan mengingatkan kita bahwa pertobatan yang berkenan di hadirat Allah adalah pertobatan yang penuh dengan kerendahan hati dan penyesalan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
 
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah."

Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Silakan mengamati orang-orang yang ada di sekitar Anda, apakah masih ada orang yang memiliki kecenderungan ‘menganggap dirinya paling benar dan memandang rendah semua orang lain’. Lalu, mari kita jadikan cermin untuk kita masing-masing: Apakah kita benar-benar terbebas dari sikap serupa itu? Ternyata, sikap seperti itu sungguh tercela di mata Allah. Seperti orang Farisi, yang pulang ke rumahnya sebagai orang yang tidak dibenarkan oleh Allah. Semoga kita tak termasuk orang-orang seperti itu.

Doa Malam

Ampunilah aku, ya Tuhan, atas segala kesombonganku. Semoga esok hari aku dapat mengatasi kelemahanku ini dan hidupku dapat menyukakan hati-Mu. Sertailah juga aku dalam istirahat sepanjang malam ini. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy