| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 20 Maret 2013 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Rabu, 20 Maret 2013
Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Paus Fransiskus: "Kristus adalah pusat, bukan Suksesor Petrus, Kristus adalah poin rujukan pada jantung Gereja; tanpa-Nya, Petrus dan Gereja tidak akan eksis". [Pribadi] Protagonis dari semua kejadian ini, kata Paus, adalah Roh Kudus: " Adalah Ia (Roh Kudus) yang menginspirasi keputusan Benediktus XVI bagi kebaikan Gereja, adalah Ia yang menginspirasi pilihan para kardinal." Adalah penting untuk memelihara [pernyataan] ini dalam pikiran kita saat kita mencoba untuk menafsirkan kejadian-kejadian belakangan, tambah Paus. Paus Fransiskus lalu berefleksi mengenai apa yang ia sebut "Tritunggal Komunikasi: Kebenaran, Kebaikan dan Keindahan". "Kita tidak dipanggil untuk mengkomunikasikan diri kita sendiri, tetapi tritunggal [komunikasi] ini... Gereja ada untuk mengkomunikasi Kebenaran, Kebaikan dan Keindahan".

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 18:48-49)

Tuhan, Engkau membebaskan daku dari musuh. Engkau memberi aku kemenangan atas segala lawan dan merebut aku dari tangan orang jahat

Doa Pagi

Kami memuji kasih setia-Mu, ya Tuhan, di hari baru ini. Jagailah kami agar jangan sampai putus asa dan menyangkal iman yang benar akan Dikau. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Keteguhan iman Sadrakh, Mesakh dan Abednego mendapat tantangan yang berat. Kesetiaan mereka pada Allah berbuah hukuman yang berat. Namun, di sanalah kuasa Allah bekerja dan membuka mata orang yang melawan Allah. Kuasa manusia tidak mampu mengalahkan kuasa Allah. Allah datang menyelamatkan setiap orang yang percaya dan setia kepada-Nya.

Bacaan dari Nubuat Daniel (3:14-20.24-25.28)
 
"Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya."

Sekali peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja Babel, kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, “Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah kamu menyembah patung yang kubuat ini! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu juga kamu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab, “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada Tuanku dalam hal ini. Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu.” Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lipat lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa orang yang sangat kuat di antara tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu. Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu bangun dengan segera. Berkatalah ia kepada para menterinya, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?” Jawab mereka kepada raja, “Benar, ya Raja!” Kata raja, “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu. Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” Maka berkatalah Nebukadnezar, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya tetapi melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ayat. (Dan 3:52.53.54.55.56)
P. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
I. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Perbuatan menunjukkan identitas. Yesus menegaskan bahwa Ia berasal dari Allah. Karya perbuatan-Nya menunjukkan bahwa Ia datang ke dunia atas kehendak Allah. Orang-orang Yahudi adalah keturunan Abraham, tetapi mereka tidak mau mendengarkan Yesus. Karya Yesus mengungkapkan keluhuran kasih Bapa di tengah dunia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:31-42)
 
"Apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jawab mereka, “Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak. Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari bapamu.” Jawab mereka kepada-Nya, “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka, “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” Kata Yesus kepada mereka, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Status bebas dari 'budak' kerapkali dipikirkan hanya menyangkut pembebasan fisik (bdk. Kisah Onisimus-Filemon). Padahal, perbudakan yang paling mengerikan adalah 'penjajahan dosa'. Itulah yang membawa kematian. Anak bisa mengusulkan pembebasan. Yesus adalah 'Anak Allah' yang dapat membebaskan para budak dosa, yakni dengan penebusan. Soalnya sederhana, mau percaya kepada Yesus sebagai Penebus atau tidak? Adakah nabi sekualitas Yesus, yang memberikan diri seutuhnya kepada umat manusia?

Doa Malam

Tinggallah dalam hatiku, ya Tuhan, yang selalu menyediakan tempat, bagi firman-Mu yang adalah pelita bagi jalanku. Firman-Mu juga menjadi pembebas atas belenggu-belenggu dosaku yang mematikan; Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
  
RUAH

Selasa, 19 Maret 2013 Hari Raya St Yusuf, Suami SP. Maria

Selasa, 19 Maret 2013
Hari Raya St Yusuf, Suami SP. Maria

Yusuf adalah orang yang dipilih secara khusus; dengan perantaraannya dan di bawah perlindungan Kristus masuk ke dunia secara tepat dan sesuai. ----- St Bernardinus dari Siena

Antifon Pembuka

Dialah pengurus rumah yang setia dan bijaksana, yang diangkat Tuhan menjadi kepala atas semua hamba-hamba-Nya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau telah menyerahkan awal misteri keselamatan kepada Santo Yusuf untuk dijaganya dengan setia. Kami mohon, semoga berkat doanya Gereja-Mu selalu membantu mewujudkan karya penyelamatan-Mu itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-5a.12-14a.16)
 
"Tuhan Allah akan memberikan Dia takhta Daud bapa-Nya."

Pada suatu malam datanglah firman Tuhan kepada Natan, “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Apabila umurmu sudah genap, dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul: 37)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku; Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku". Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh".

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (4:13.16-18.22)
 
"Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya."
 
Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat, Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua, seperti ada tertulis, “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa.” Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan firman-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah berfirman kepadanya, “Begitu banyaklah nanti keturunanmu.” Dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mzm 84:5)
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (1:16.18-21.24a)
 
"Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan."
 
Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
"Papa pergi, segalanya menjadi berantakan. Kalau papa ada di sini, papa akan memperbaiki keadaan menjadi baik," demikian kata seorang anak dalam suatu kesempatan konseling. Dalam berbagai kesempatan konseling keluarga ditemukan sebuah kesimpulan bahwa rata-rata mereka yang bermasalah itu berawal dari kehilangan figur ayah atau disfungsi para ayah. Kehilangan figur ayah atau disfungsi para ayah disinyalir menjadi akar dari munculnya berbagai masalah dalam bentuk yang berbeda-beda.

Ada yang bermasalah dengan kepribadian seperti menjadi tertutup, suka menyendiri atau menjadi orang yang selalu haus perhatian, mencari kebahagiaan lewat obat-obatan terlarang, terlibat pergaulan yang salah bahkan ada pula yang terjebak dalam seks bebas karena mereka selalu haus akan kasih sayang. Ada yang kemudian menjadi orang yang bersifat keja, dan banyak lagi bentuk-bentuk deviasi atau penyimpangan yang kemudian terbentuk pada diri seseorang bermula dari ketiadaan figur seorang ayah atau disfungsi ayah dalam masa lalu mereka.

Hari ini kita merayakan hari raya Santo Yusuf, suami Santa Perawan Maria. Tidaklah berlebihan kalau kita mengangkat pujian, "Terpujilah engkau Santo Yusuf di antara para pria, sebab engkau telah dipilih oleh Allah menjadi ayah, untuk mendampingi Bunda Maria dalam memelihara Yesus, Putra Allah." Ketakwaan yang menyimpan makna kekaguman dan kasih terhadap Allah serta kelurusan hati Yusuf telah memesonakan hati Allah. Sebab itu, Dia memilihnya untuk menjadi pengurus rumah tangga yang baik. "Yusuf, anak Daud, jangan takut mengambil Maria sebagai isteri. Sebab buah kandungan itu berasal dari Roh Kudus." (Mat 1:20). Allah membutuhkan Yusuf untuk menjadi ayah yang mengemban tanggung jawab atas kesejahteraan fisik dan rohani Bunda Maria dan Yesus.

Keterpilihan Santo Yusuf menjadi ayah untuk mendampingi Maria dan Yesus, menggugah para ayah bahwa betapa pentingnya sikap takwa dan lurus hati yang melandasi pertanggung jawaban untuk mengurus keluarga sebagai ciri khas kebapakan yang sejati, meski peran ibu tidak terbantahkan. Namun, cukup banyak fakta menunjukkan bahwa banyak ayah yang dengan mudah menyerahkan tanggung jawab mengurus anak kepada ibu. Alasannya, "Mengapa tidak, saya 'kan bekerja dari pagi sampai malam, sementara isteri hanya diam di rumah. Bukankah wajar kalau saya tidak lagi punya waktu dan berminat untuk mengurus anak!" Capek bekerja tidaklah cukup menjadi alasan untuk melepaskan tanggung jawab dalam urusan anak-anak dan rumah tangga.

Kepada para ayah, hendaklah diselami nasihat Santo Paulus ini, "Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya." Ayah bagaikan garam dalam keluarga. Semoga ia tidak kehilangan keasinan dan menjadi tawar, sehingga keluarga menjadi kehilangan kepercayaan diri, murung, pahit, rendah diri, patah semangat dan bahkan frustasi. Berawal dari berbagai perasaan negatif ini dapat timbul dan tumbuh banyak pribadi yang bermasalah. Karena itu, sebagai ayah baik yang sudah memiliki anak atau kelak menjadi ayah hendaklah memperhatikan ini.

RUAH

Bacaan Harian 18 - 24 Maret 2013

Bacaan Harian 18 - 24 Maret 2013

Senin, 18 Maret: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62; Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Yoh 8:1-11.

Selasa, 19 Maret: Hari Raya St. Yusuf, Suami SP Maria (P).
2Sam. 7:4-5a,12-14a,16; Mzm. 89:2-3,4-5,27,29; Rm. 4:13,16-18,22; Mat. 1:16,18-21,24a atau Luk. 2:41-51a


Rabu, 20 Maret : Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Dan 3:14-20.24-25.28; MT Dan 3:52-56; Yoh 8:31-42.

Kamis, 21 Maret: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Kej 17:3-9; Mzm 105:4-9; Yoh 8:51-59.

Jumat, 22 Maret: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U). Hari Pantang
Yer 20:10-13; Mzm 18:2-7; Yoh 10:31-42.

Sabtu, 23 Maret: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Yeh 37:21-28; MT Yer 31:10-12ab.13; Yoh 11:45-56.

Minggu, 24 Maret: Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan (M). Pemberkatan daun Palma dan Perarakan.
Bacaan Sebelum Perarakan: Luk. 19:28-40.
Bacaan Ekaristi: Yes 50:4-7; Mzm 22:8-9,17-18a.19-20.23-24; Flp 2:6-11; Luk 22:14 - 23:56.

Senin, 18 Maret 2013 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Senin, 18 Maret 2013
Hari Biasa Pekan V Prapaskah

"Kita bisa menjalankan apa yang kita inginkan, kita dapat membangun banyak hal, tapi jika kita tidak memberitakan Tuhan, ada sesuatu yang salah. Kita akan menjadi sebuah LSM dan bukan Gereja," --- Paus Fransiskus, (homili 14 Maret 2013)

Antifon Pembuka (Mzm 42:1-2 -MR-)

Hakimilah aku, ya Allah dan belalah perkaraku terhadap bangsa yang tidak suci. Lepaskanlah aku dari orang durjana dan durhaka, sebab Engkaulah Allahku dan pelindungku.

Doa Pagi

Allah yang Mahatahu, bantulah aku dalam menghadapi kenyataan sehari-hari yang tidak selalu menyenangkan. Jagalah mulutku agar aku jangan sampai jatuh dalam perbuatan fitnah dan jahat terhadap sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-6 (Singkat: 13:41c-62)
 
"Sungguh, aku rela mati, meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan."
 
Pada waktu itu Susana dijatuhi hukuman mati atas tuduhan berbuat serong. Maka berserulah Susana dengan suara nyaring, “Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkau pun tahu, bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun dari yang mereka dustakan tentang aku.” Maka Tuhan mendengarkan suaranya. Ketika Susana dibawa ke luar untuk dihabisi nyawanya, Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya. Anak muda itu berseru dengan suara nyaring, “Aku tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!” Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya, “Apa maksudnya kata-katamu itu?” Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka. Katanya, “Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti? Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!” Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan. Orang tua-tua berkata kepada Daniel, “Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua.” Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ, “Pisahkanlah kedua orang tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa.” Setelah mereka dipisahkan satu sama lain, Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya, “Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh. Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?” Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon mesui!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah untuk membela engkau!” Setelah orang itu disuruh pergi, Daniel pun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya. Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu, “Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu birahi telah membengkokkan hatimu. Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel, dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu! Oleh sebab itu katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur? Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon berangan!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya engkau binasa!” Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya. Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul: lih 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan:
'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang.
'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam,
aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku;
sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.

3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku,
Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi,
mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku,
aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannyalah Aku berkenan, supaya ia hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:1-11)
 
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini."

Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun. Dan pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Yesus duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada Yesus, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal ini?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya. Dan ketika mereka terus menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Yesus membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan


Tari terkena sakit kanker pencernaan. Gadis berparas cantik ini pun harus menjalani kemoterapi. Akibatnya, rambutnya rontok dan dia gundul. Sudah beberapa hari dia tidak masuk sekolah, malu diejek teman-temannya. Antin, salah seorang temannya, tahu perasaan Tari. Dia menggunduli kepalanya sendiri untuk menemani Tari agar tetap masuk sekolah. Awalnya, orangtuanya sangat marah, tetapi ketika tahu alasannya mengapa dia menggunduli diri, orangtua Antin merangkulnya, meneteskan air mata haru dan bangga bahwa anaknya mempunyai hati yang luhur–rela berkorban untuk temannya.

Wanita dalam Injil tadi terbelenggu oleh kesalahannya sendiri dan perlakuan para pemimpin agama. Dia kehilangan harga diri dan gairah hidup. Tuhan Yesus hadir menemani dia. Ia berkata: ”Aku pun tidak akan menghukum engkau. Mulai sekarang jangan berbuat dosa lagi!”.

Bahasa Inggris, mengampuni adalah forgiving bukan forgetting, memberi bukan melupakan. Inti dari sikap mengampuni adalah memberi ruang, kekuatan dan kesempatan untuk hidup baru, bukan melupakan. Setiap hari, kita selalu berhadapan dengan sesama yang berbuat salah atau menyakiti hati kita. Marilah kita memberi pengampunan kepadanya, memberi ruang dan kesempatan hidup baru baginya. Jangan biarkan dia terpenjara dalam dosanya.

Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku solider terhadap sesama dan memberi kesempatan bagi mereka untuk bertobat. Jangan sampai aku membelenggu hidup sesama. Amin.
   
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Minggu, 17 Maret 2013 Hari Minggu Prapaskah V (C)

Minggu, 17 Maret 2013
Hari Minggu Prapaskah V (C)

Saudara dan saudari terkasih, dalam Masa Prapaskah ini, ketika kita mempersiapkan diri untuk merayakan peristiwa Salib dan Kebangkitan - di dalamnya kasih Allah menebus dunia dan menyorotkan cahayanya di atas sejarah - Saya mengungkapkan kehendak saya sehingga Anda semua dapat menghabiskan waktu berharga ini menyalakan kembali iman Anda dalam Yesus Kristus, agar supaya masuk bersama Dia ke dalam kasih dinamis bagi Bapa dan bagi setiap saudara dan saudari yang kita jumpai dalam kehidupan kita. Untuk maksud ini, saya memanjatkan doa saya kepada Allah, dan saya memohonkan berkat Tuhan atas setiap orang dan atas setiap komunitas! --- Pesan Paus Benediktus XVI, Prapaskah 2013


Antifon Pembuka (Mzm 42:1-2)

Jatuhkanlah keputusan adil bagiku, ya Allah, dan belalah perkaraku terhadap orang jahat. Luputkanlah aku dari orang curang dan penipu, Engkaulah Allah pelindungku.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahabaik, Engkau mengenal kami sebagaimana adanya dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Mu. Namun Engkau tidak mau menghakimi kami dan selalu mau mengampuni. Berilah kami hati yang remuk redam, yang menyesali dosa. Maka kami akan mendengar sabda pengampuan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (43:16-21)

 
"Aku hendak membuat sesuatu yang baru dan Aku akan memberi minum umat pilihan-Ku."
 
Tuhan telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat; Ia telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, dan membawa tentara serta pasukan yang gagah, yang terbaring dan tidak dapat bangkit lagi, yang sudah mati dan padam laksana sumbu. Beginilah firman Tuhan yang telah melakukan semua itu, “Janganlah mengingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh; belumkah kamu mengetahuinya? Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. Binatang hutan akan memuliakan Aku, demikian pula serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku. Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6)

1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah kepada kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (3:8-14)

   

"Oleh karena Kristus aku telah melepaskan segala sesuatu, sambil membentuk diri menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya."

Saudara-saudara, segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus dan berada dalam Dia, bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena iman kepada Kristus, yaitu kebenaran yang dianugerahkan Allah berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah: mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, dan bersatu dalam kematian-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya akhirnya aku pun beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan berarti aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya; tetapi inilah yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku, dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapanku; aku berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yl 2:12-13)
Berbaliklah kepada-Ku dengan sepenuh hatimu, sabda Tuhan, sebab Aku maha pengasih dan penyayang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:1-11)

 
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini."
 
Sekali peristiwa Yesus pergi ke Bukit Zaitun. Pagi-pagi benar Ia berada di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada Yesus, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal ini?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini.” Lalu Yesus membungkuk lagi dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawab perempuan itu, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 Renungan

Setelah semua orang pergi meninggalkan Yesus berdua dengan perempuan itu, berkatalah Yesus, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Perempuan itu menjawab, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu Yesus melanjutkan, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Kata-kata Yesus itu menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang adil dan penuh kasih. Dia menyatakan perempuan itu bersalah; tetapi, di sinilah hebatnya Yesus. Dia bukannya menghukum perempuan itu, tapi malah mengampuninya dan memberi kesempatan untuk hidup lebih baik. Dia adalah Mesias yang memiliki kuasa untuk menghakimi serta menghukum kesalahan seseorang namun memilih untuk memberikan pengampunan dan kesempatan kepada siapa pun yang berdosa dan yang mau bertobat sungguh-sungguh.

Lalu apa relevansinya bagi kita? Sekali lagi, perikop ini hendak menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang adil dan penuh kasih. Ketika kita jatuh dalam dosa, masih tersedia pengampunan dan kesempatan untuk hidup lebih baik. Yang harus kita lakukan adalah mengakui dosa kita, memohon pengampunan dan berbalik dari perbuatan yang jahat.

Ketika mendengar atau mendapati saudara kita yang jatuh dalam dosa, kita tidak boleh langsung menghakimi dan menghukum mereka, apalagi mengasingkan mereka dari lingkungan kita. Sebagai anggota Tubuh Kristus, kita wajib untuk menegur orang-orang yang dengan tahu dan mau melakukan dosa berat karena hal itu melukai Gereja dan Tuhan. Kita menegur bukan dengan semangat untuk menjatuhkan saudara kita dan menunjukkan bahwa kita lebih baik dari mereka, melainkan dengan kesadaran penuh bahwa kita adalah sama-sama manusia yang kapan saja bisa jatuh dalam dosa.

Tujuan kita menegur adalah agar mereka menyadari dosa mereka dan kemudian bertobat. Karena itu, kita juga wajib menerima mereka kembali ketika mereka menyadari kesalahannya dan memberikan kesempatan kedua bagi mereka. Tentu saja teguran harus dilakukan dengan baik seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus sendiri. Demikian juga, ketika ada orang lain yang melakukan kesalahan terhadap kita, yang kerap menyakiti hati kita, kita pun wajib mengampuni mereka seperti Tuhan Yesus mengampuni segala salah dan dosa kita.

Kita adalah orang berdosa seperti wanita dalam Injil hari ini. Namun, Yesus yang penuh kasih telah mengampuni segala salah dan dosa kita dengan darah-Nya sendiri yang tertumpah di kayu salib. Karena itu, marilah kita saling mengampuni; hidup damai dan penuh kasih satu dengan yang lain. Pengampunan adalah inti dari setiap relasi. Pengampunan adalah mengasihi orang sebagaimana adanya dan menyatakan kepada mereka keindahan pribadi mereka, yang tersembunyi di balik tembok-tembok yang telah mereka dirikan di sekeliling hati mereka. Pengampunan adalah kekuatan baru dari Allah; jalan menuju damai. Paus Yohanes Paulus II, mengatakan “Tidak ada damai tanpa keadilan, dan tidak ada keadilan tanpa pengampunan.”


RUAH


Tradisi Gereja telah memasukkan juga "hal menegur para pendosa" ini di antara perbuatan-perbuatan kasih yang bersifat spiritual. Pentinglah memulihkan kembali dimensi kasih kristiani ini. Kita tidak boleh diam saja terhadap kejahatan. Saya ingat akan semua orang kristiani yang, hanya karena pertimbangan manusiawi atau hanya karena kecocokan dengan selera pribadi lebih mengadaptasi mentalitas yang sedang berlaku umum dari pada menegur saudara dan saudarinya untuk menentang cara berpikir dan bertindak yang bertentangan dengan kebenaran dan yang tidak mengikuti jalan kebaikan.

Teguran secara kristiani, dari pihaknya, tidak pernah dimotivasi oleh semangat menuduh atau menyalahkan. Selalulah dia digerakkan oleh cinta dan belas-kasih dan memancar keluar dari perhatian yang tulus bagi kebaikan orang lain. Seperti dikataan oleh Rasul Paulus: "Kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan" (Gal. 6:1). --- Pesan Paus Benediktus XVI, Prapaskah 2012

Minggu Prapaskah V/C - 17 Maret 2013


MINGGU PRAPASKAH V/C – 17 Maret 2013
Yes 43:16-21; Fil 3:8-16; Injil : Yoh 8:1-11

Hari ini kita memasuki Minggu Prapaskah V. Minggu depan sudah Minggu Palma, awal dari Pekan Suci. Bacaan-bacaan hari ini semakin meneguhkan iman kita akan Tuhan yang maha pemurah dan penuh belas kasih. Ia tidak menghukum orang berdosa tetapi mengampuninya (Injil). Dengan pengampunan-Nya, Ia menciptakan kita menjadi manusia baru (bacaan I). Namun, pembaruan hidup itu membutuhkan kerja sama dari pihak kita, sehingga kita diperingatkan untuk tidak berbuat dosa lagi (Injil). Untuk itu, kita diajak mengikuti teladan Paulus, yakni mengarahkan diri kepada masa depan yang dijanjikan Tuhan, yakni panggilan surgawi.

Peristiwa Yesus mengampuni seorang perempuan yang “katanya” kedapatan berzinah, menunjukkan kepada kita betapa Tuhan itu maha pengampun. Sebagaimana dinyatakan dalam bacaan pertama, Allah senantiasa mengampuni orang berdosa dan melupakan kesalahan-kesalahan umat-Nya di masa lalu. Sekaligus, Allah menghendaki pertobatan manusia, yakni pembaruan hidup berkat rahmat-Nya.

Tokoh yang diangkat dalam bacaan Injil adalah seorang perempuan yang berzinah. Kita tahu bahwa dosa perzinahan itu berupa ketidaksetiaan demi kenikmatan atau kesenangan sesaat. Dengan berzinah, seseorang telah tidak setia dan menghianati serta meninggalkan pasangan hidupnya. Kalau dita kenakan pada diri kita masing-masing, bukankah kita ini juga sering dan mudah sekali jatuh dalam dosa ini. Kita mungkin pernah tidak setia pada keluarga, pada panggilan kita, pada tugas pekerjaan kita, pada komitmen dan pilihan hidup kita, pada janji-janji kita, dan tentu saja pada Tuhan. Mungkin, kita juga pernah meninggalkan tanggungjawab dan pekerjaan kita, atau malah meninggalkan Tuhan karena kita terlalu mengandalkan diri sendiri dan tidak melibatkan Tuhan dalam hidupan kita sehari-hari.

Secara konkret, dosa ketidaksetiaan yang mungkin pernah atau sering kita lakukan adalah: kita meninggalkan Tuhan dan tidak setia kepada-Nya, karena kita lebih mencintai pekerjaan, uang, kedudukan, kekuasaan, dll. Orang yang berbuat demikian, berarti menomorduakan bahkan meninggalkan Tuhan. Ia tidak setia kepada Tuhan dan boleh dikatakan telah berzinah dengan uang, pekerjaan, kekudukan, dan kekuasaan. Atau, karena kemalasan kita dan karena ingin cari enaknya, maka kita tidak setia dan sering meninggalkan tugas, tanggungjawab, dan pekerjaan-pekerjaan kita. Kita ingin tetap mendapatkan gaji tetapi tidak mau bersusah-susah dengan mengemban tugas, tanggung jawab, dan pekerjaan sebaik-baiknya. Orang yang demikian boleh dikatakan telah tidak setia pada tugas, tanggung jawab dan pekerjaannya serta berzinah dengan kemalasan.

Kepada kita yang seringkali jatuh dalam dosa ketidaksetiaan ini, Tuhan menyatakan kemurahan dan belaskasih-Nya, sebagaimana Ia tidak menghukum tetapi mengampuni seorang perempuan yang katanya kedapatan berzinah. Yesus malah membuka kedok kemufikan orang-orang yang mengadukan perempuan tersebut. Mereka menyadari bahwa mereka pun berdosa sehingga mereka satu per satu pergi tanpa memberi hukuman kepada perempuan itu. Yesus, meskipun Ia tidak berdosa, juga tidak menghukumnya. Bayangkan, Yesus yang tidak berdosa saja tidak menghukum perempuan yang kedapatan berbuat zinah, apalagi mereka/kita yang berdosa.

Kalau kita rekonstruksi, bacaan-bacaan hari ini, sebagaimana telah diuraikan di atas, memberikan 3 pesan pokok:
1.     Yesus menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan itu maha pemurah dan penuh belas kasih. Supaya misi-Nya untuk menyelamatkan orang berdosa dapat terlaksana, Yesus tidak menghukum dan membinasakan orang berdosa tetapi mengampuninya. Semoga, kemurahan, belas kasih dan pengampunan Tuhan ini, semakin menggerakkan kita untuk menghayati pertobatan yang sejati. Pertobatan macam apakah itu? Inilah pesan yang kedua dan ketiga.
2.     Kalau selama ini kita pernah atau sering jatuh dalam ketidaksetiaan, kita diajak membangun komitmen hidup baru untuk semakin setia pada keluarga, pada panggilan kita, pada tugas pekerjaan kita, pada komitmen dan pilihan hidup kita, pada janji-janji kita, dan tentu saja pada Tuhan.
3.     Kita juga diajak untuk bertobat dan meninggalkan sikap Farisi dalam diri kita, yakni sikap munafik, merasa diri bersih dan benar, serta berhasrat untuk menghukum orang berdosa. Yesus yang tidak berdosa saja tidak menghukum orang berdosa tetapi mengampuni kok. Maka, kita yang berdosa dan diampuni oleh Tuhan juga tidak boleh menghukum orang berdosa, entah dengan mengucilkan, ngrasani, menjauhi, atau yang lainnya. Sebagaimana Tuhan mengampuni, kita pun harus mengampuni.

 Ag. Agus Widodo, Pr

Kobus: Minggu Prapaskah V





silahkan klik gambar untuk memperbesar

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy