| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 29 Maret 2013 Hari Jumat Agung --- Memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan

Jumat, 29 Maret 2013
Hari Jumat Agung --- Memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan


Kristus memberikan darah dan air dari lambung-Nya dan membentuk Gereja --- St. Yohanes Krisostomus


Doa

Ingatlah, ya Allah Bapa, akan belas kasih-Mu. Kuduskanlah dan lindungilah selalu hamba-hamba-Mu. Bagi merekalah Kristus, Putra-Mu, telah memulai misteri Paskah dengan penumpahan darah-Nya. Dialah Tuhan, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. 

Prayer    
 
Re- member your mercies, O Lord, and with your eternal protection sanctify your ser- vants,  for whom Christ your Son, by the shedding of his Blood, established the Paschal Mys-ter- y.  Who lives and reigns for ev-er and ev-er. A-men.
 
Bacaan dari Kitab Yesaya (52:13-53:12)


 
"Ia ditikam karena kedurhakaan kita."

Beginilah firman Tuhan, “Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil! Ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan! Seperti banyak orang tertegun melihat dia – rupanya begitu buruk, tidak seperti manusia lagi, dan tampaknya tidak seperti anak manusia lagi,-- demikianlah ia membuat tercengang banyak bangsa, dan raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia! Sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan yang tidak mereka dengar akan mereka pahami. Maka mereka berkata: Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan? Sebagai taruk Hamba Yahwe tumbuh di hadapan Tuhan, dan sebagai tunas ia muncul dari tanah kering. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan, dan biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia, dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Ia tidak tampan, dan semarak pun tidak ada padanya, sehingga kita tidak tertarik untuk memandang dia; dan rupanya pun tidak menarik, sehingga kita tidak terangsang untuk menginginkannya. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitalah yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Sesungguhnya dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; derita yang mendatangkan keselamatan bagi kita, ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalan sendiri! Tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas, dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dank arena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan waktu mati ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan, dan tipu tidak ada di dalam mulutnya. Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan, dan apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban silih, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana karena dia. Sesudah kesusahan jiwanya, ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman, Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan. Ini semua sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dank arena ia terhitung di antara para pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang, dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 820
Ref. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kupercayakan jiwaku.
Ayat. (Mzm 31: 2.6.12-13.15-16.17.25; R: Luk 23:46)
1. Pada-Mu ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, Ya Tuhan Allah yang setia.
2. Di hadapan semua lawanku aku bercela, tetangga-tetanggaku merasa jijik. Para kenalanku merasa nyeri; mereka yang melihat aku cepat-cepat menyingkir, Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati. Telah menjadi seperti barang yang pecah.
3. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, Aku berkata, "Engkaulah Allahku!". Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari musuh-musuhku dan bebaskan dari orang-orang yang mengejarku!
4. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap hatimu.
  
Responsorial Psalm 
Ref. Father, into your hands I commend my spirit.
(Ps 31:2, 6, 12-13, 15-16, 17, 25)
1. In you, O LORD, I take refuge; let me never be put to shame. In your justice rescue me. Into your hands I commend my spirit; you will redeem me, O LORD, O faithful God.
2. For all my foes I am an object of reproach, a laughingstock to my neighbors, and a dread to my friends; they who see me abroad flee from me. I am forgotten like the unremembered dead; I am like a dish that is broken.
3.  But my trust is in you, O LORD; I say, “You are my God. In your hands is my destiny; rescue me from the clutches of my enemies and my persecutors.”
4. Let your face shine upon your servant; save me in your kindness. Take courage and be stouthearted, all you who hope in the LORD. 
  
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (4:14-16; 5:7-9)
 
"Yesus tetap taat dan menjadi sumber keselamatan abadi bagi semua orang yang patuh kepada-Nya."
    
Saudara-saudara, kita sekarang mempunyai Imam Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah. Maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan kita! Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya. Dalam hidupnya sebagai manusia, Yesus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi sekalipun Anak, Ia telah belajar menjadi taat; ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya! Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Flp 2:8-9)
Kristus taat untuk kita sampai wafat-Nya di salib. Dari sebab itulah Allah mengagungkan Dia. Nama yang paling luhur dianugerahkan kepada-Nya.

Gospel Acclamation 
Ref. Glory to you, Word of God, Lord Jesus Christ!
Christ became obedient to the point of death, even death on a cross. Because of this, God greatly exalted him and bestowed on him the name which is above every other name  (Phil 2:8-9)
  
BACAAN INJIL
Y: Yesus ; S: Semua Rakyat ; Pi: Pilatus ; Pe: Petrus ; N: Naracerita ;W: Suara Wanita ; H: Hamba
   
P A S S I O
   
Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Yohanes (18:1-9:42)
   
 
MEREKA MENANGKAP YESUS DAN MEMBELENGGUNYA
  

N. Seusai perjamuan Paskah, keluarlah Yesus dari ruang perjamuan bersama dengan murid-murid-Nya, dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman. Yesus masuk ke taman itu bersama dengan murid-murid-Nya. Yudas, yang mengkhianati Yesus tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. Maka datanglah juga Yudas ke situ bersama sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi. Mereka datang lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. Yesus tahu semua yang akan menimpa diri-Nya. Maka Ia maju ke depan dan berkata kepada mereka,

Y. “Siapakah yang kamu cari?”

N. Jawab mereka,

S. “Yesus dari Nazaret.”

N. Kata Yesus kepada mereka,

Y. “Akulah Dia.”

N. Yudas yang mengkhianati Yesus berdiri juga di situ bersama-sama mereka. Ketika Yesus berkata kepada mereka: “Akulah Dia”, mundurlah mereka, dan jatuh ke tanah. Maka Yesus bertanya pula,

Y. “Siapakah yang kamu cari?”

N. Jawab mereka,

S. “Yesus dari Nazaret”.

N. Jawab Yesus,

Y. “Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.”

N. Demikian terjadi supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: “Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorang pun yang Kubiarkan hilang.” Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, dan menetakkannya kepada hamba Imam Agung dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. Kata Yesus kepada Petrus,

Y. “Sarungkan pedangmu itu! Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?”


YESUS DIBAWA DULU KE ISTANA HANAS


N. Maka para prajurit serta perwiranya, dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa Yesus mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Agung; dan Kayafaslah yang telah menasihatkan kepada orang-orang Yahudi: “Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa.” Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Agung dan ia masuk ke halaman istana Imam Agung. Tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Agung, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu, lalu membawa Petrus masuk. Maka kata perempuan penjaga pintu itu kepada Petrus,

W. “Bukankah engkau juga murid orang itu?”

N. Jawab Petrus,

Pe. “Bukan!”

N. Sementara itu hamba-hamba dan para penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawanya dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Petrus pun berdiri berdiang di situ. Petrus pun berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka. Maka mulailah Imam Agung menanyai Yesus tentang para murid dan tentang ajaran-Nya. Jawab Yesus kepadanya,

Y. “Aku berbicara terus terang kepada dunia! Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan.”

N. Ketika Yesus berkata demikian, seorang penjaga yang berdiri di situ menampar muka Yesus sambil berkata,

H. “Begitukah jawab-Mu kepada Imam Agung?”

N. Jawab Yesus kepadanya,

Y. “Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau benar, mengapa engkau menampar Aku?”


"BUKANKAH ENGKAU JUGA SEORANG MURID YESUS?" - "BUKAN!"


N. Lalu Hanas mengirim Yesus terbelenggu kepada Kayafas, Imam Agung. Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya,

S. “Bukankah engkau juga seorang murid Yesus?”

N. Petrus menyangkalnya, katanya,

Pe. “Bukan!”

N. Salah seorang hamba Imam Agung, keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus, berkata kepadanya,

H. “Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Yesus?”

N. Maka Petrus menyangkal lagi dan ketika itu berkokoklah ayam. 
N. Keesokan harinya mereka membawa Yesus dari istana Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata,

Pi. “Apakah tuduhanmu terhadap orang ini?”

N. Jawab mereka kepadanya,

S. “Jikalau Ia bukan penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!”

N. Kata Pilatus kepada mereka:

Pi. “Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu.”

N. Kata orang-orang Yahudi itu:

S. “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang.”

N. Demikianlah terjadi supaya genaplah firman Yesus yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Ia akan mati. Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya,

Pi. “Engkau inikah raja orang Yahudi?”

N. Jawab Yesus,

Y. “Dari hatimu sendirikah engkau katakan hal itu? Ataukah adakah orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku?”

N. Kata Pilatus,

Pi. “Orang Yahudikah aku? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala telah menyerahkan Engkau kepadaku, apakah yang telah Engkau perbuat?”

N. Jawab Yesus,

Y. “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini! Jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku sudah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.”

N. Maka kata Pilatus kepada-Nya:

Pi. “Jadi Engkau adalah raja?”

N. Jawab Yesus,

Y. “Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja! Untuk itulah Aku lahir, dan untuk itulah Aku datang ke dunia ini, yakni untuk memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”

N. Kata Pilatus kepada-Nya:

Pi. “Apakah kebenaran itu?”

N. Sesudah mengatakan demikian, Pilatus keluar lagi mendapatkan orang-orang Yahudi, dan berkata kepada mereka,

Pi. “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya. Tetapi padamu ada kebiasaan, bahwa pada hari raya Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi ini bagimu?”

N. Mereka pun berteriak,

S. “Jangan Dia, melainkan Barabas!”

N. Barabas adalah seorang penyamun.


"SALAM, YA RAJA BANGSA YAHUDI"



N. Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri, dan menaruhnya di atas kepala Yesus. Mereka mengenakan jubah ungu pada-Nya, dan sambil maju ke depan mereka berkata,

S. “Salam, hai raja orang Yahudi!”

N. Lalu mereka menampar wajah Yesus. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada orang-orang Yahudi,

Pi. “Lihatlah aku membawa Dia keluar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.”

N. Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka,

Pi. “Lihatlah manusia ini!”  

N. Ketika para imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Yesus, berteriaklah mereka,

S. “Salibkan Dia, salibkan Dia!”

N. Kata Pilatus kepada mereka,

Pi. “Ambil saja sendiri dan salibkanlah Dia! Sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.”

N. Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya,

S. “Kami mempunyai hukum, dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.”

N. Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia. Lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan, dan berkata kepada Yesus,

Pi. “dari manakah asal-Mu?”

N. Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. Maka kata Pilatus,

Pi. “Tidakkah Engkau mau berbicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?”

N. Yesus menjawab,

Y. “Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan dari atas. Sebab itu, dia yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.”


"ENYAHKANLAH DIA! ENYAHKANLAH DIA! SALIBKAN DIA!"



N. Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Yesus, tetapi orang-orang Yahudi berteriak,

S. “Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap diri raja, melawan Kaisar.”

N. Ketika mendengar perkataan itu, Pilatus menyuruh Yesus ke luar. Lalu ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani: Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam duabelas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu,

Pi. “Inilah rajamu!”

N. Maka berteriaklah mereka,

S. “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!”

N. Kata Pilatus kepada mereka:

Pi. “Haruskah aku menyalibkan rajamu?”

N. Jawab imam-imam kepala,

S. “Kami tidak mempunyai raja, selain Kaisar!”

N. Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Dan mereka menerima Yesus. 

"YESUS DISALIBKAN BERSAMA DUA ORANG LAIN"


N. Sambil memikul salib-Nya, Yesus dibawa ke luar, ke tempat yang bernama Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Di situ Yesus disalibkan, dan bersama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: “Yesus Orang Nazaret, Raja orang Yahudi.” Banyak orang Yahudi membaca tulisan itu, sebab tempat Yesus disalibkan itu letaknya dekat kota, dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, Latin dan Yunani. Maka kata imam-imam kepala kepada Pilatus, “Jangan engkau menulis: “Raja orang Yahudi, tetapi: Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi.”

N. Jawab Pilatus,

Pi. “Apa yang kutulis, tetap tertulis.”


"MEREKA MEMBAGI-BAGI PAKAIANKU"



N. Setelah prajurit-prajurit menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian Yesus, lalu membaginya menjadi empat bagian, masing-masing prajurit satu bagian. Jubah Yesus pun mereka ambil. Tetapi jubah itu tidak berjahit, dari atas sampai ke bawah merupakan satu tenunan utuh. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain, “Janganlah kita membagi jubah ini menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.”

N. Demikianlah terjadi supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka, dan membuang undi atas jubah-Ku.” Hal itu telah dilakukan oleh prajurit-prajurit itu.


ITULAH ANAKMU - ITULAH IBUMU



N. Di dekat salib Yesus berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang Ia kasihi disampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya:

Y. “Ibu, inilah anakmu!”

N. Dan kemudian kata-Nya kepada murid itu, “

Y. Inilah ibumu!”

N. Dan sejak saat itu murid itu menerima Maria di dalam rumahnya.


"SELESAILAH SUDAH"



N. Sesudah itu, karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah selesai berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci, --

Y. “Aku haus!”

N. Di situ ada suatu buli-buli penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang pada sebatang hisop, mencelupkannya dalam anggur asam itu, lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah meminum anggur asam itu, berkatalah Yesus,

Y. “Sudahlah selesai.”

N. Lalu Yesus menundukkan kepala dan menyerahkan nyawa-Nya.


………………..(Semua hening sejenak merenungkan wafat Tuhan)…………



"SEGERA DARAH DAN AIR MENGALIR KELUAR"



N. Karena hari itu adalah hari persiapan Paskah, dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib – sebab Sabat itu adalah hari yang besar – maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan, dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit, lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung Yesus dengan tombak, dan segera mengalirlah darah serta air keluar. Dan orang yang melihat sendiri hal itu yang memberi kesaksian ini, dan benarlah kesaksiannya. Dan ia tahu bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan; dan nas lain yang mengatakan: Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam.

'JENAZAH YESUS DIBUNGKUS DENGAN KAIN KAFAN DAN DIBUBUHI DENGAN WANGI-WANGIAN"


N. Sesudah itu Yusuf dari Arimatea (Yusuf ini adalah seorang murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi) meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan jenazah Yesus. Pilatus meluluskan permintaan Yusuf. Maka datanglah Yusuf dan menurunkan jenazah Yesus. Juga Nikodemus datang di situ. Dialah yang dulu datang malam-malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil jenazah Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adapt pemakaman orang Yahudi. Di dekat tempat Yesus disalibkan itu ada suatu taman, dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan Paskah orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka membaringkan jenazah Yesus di situ.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
  

Injil yang kita dengarkan hari ini sangat panjang, lebih panjang dari bacaan Injil mana pun yang biasa dibacakan di gereja dalam upacara liturgi kita. Ya, kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Injil Yohanes. Pada umumnya, di banyak tempat, kisah sengsara ini tidak dibacakan secara biasa, tetapi dinyanyikan dengan pemeranan oleh tiga orang. Berkaitan dengan hal-hal itu saja bisa segera muncul pertanyaan lagi: mengapa? Nampaknya tidak berlebihan kalau saya katakan bahwa itu terjadi karena Kisah Sengsara begitu istimewa.

Begitu istimewanya kisah ini hingga menjadi matakuliah tersendiri di tempat saya belajar. Di tempat lain, bahkan dipelajari secara lebih luas dan mendalam. Belum lagi fakta bahwa keempat penginjil memandang penting peristiwa ini, tak ada satu pun penginjil yang tak memuatnya dalam Injilnya. Tetapi yang sungguh-sungguh membuatnya istimewa adalah kisah itu sendiri, kebenaran yang ditunjukkannya. Betapa Yesus yang sesungguhnya penuh kuasa membiarkan diri-Nya dikhianati, digiring ke pengadilan yang tidak adil, disiksa, disangkal, dihina, dilecehkan dan dibunuh. Untuk apa? Untuk melaksanakan kehendak Bapa-Nya menyelamatkan kita, manusia yang berdosa. Dia yang tak berdosa menderita bagi kita yang berdosa. Sang Kebenaran disalahkan oleh orang-orang yang bersalah. Sang Penyelamat wafat di tangan orang-orang yang tak mau menerima keselamatan. Injil hari ini mengajarkan kebenaran iman kita.

Kalau begitu istimewa dan mengajarkan kebenaran, mengapa banyak orang tidak percaya? Jawabannya pada kata-kata Yesus sendiri, “Setiap orang yang berasal dari kebenaran
   

RUAH

Kobus: Kamis Putih 28 Maret 2013






silahkan klik gambar untuk memperbesar

Malam Paskah 2013


MALAM PASKAH/C – 31 MARET 2013

Paskah merupakan Hari Raya Kebangkitan Kristus, yang rangkaian perayaannya telah kita awali dengan Malam Kamis Putih yang lalu sebagai kenangan akan Yesus yang mengadakan Perjamuan Malam Terakhir bersama murid-murid-Nya. Kemarin, kita juga telah merayakan Jumat Agung untuk mengenangkan wafat Yesus. Saat ini, tiba saatnya kita merayakan kebangkitan-Nya. Ketiga rangkaian Tri Hari Suci ini meneguhkan iman kita bahwa dengan wafat-Nya, Kristus menghacurkan kematian; dan dengan kebangkitan-Nya, Ia memulihkan serta memperharui kehidupan (bdk. Anamnese 3).

Inilah warta keselamatan bagi kita. Berkat Misteri Paskah Kristus, dosa, maut, dan kematian telah dikalahkan sehingga tidak dapat menguasai kita lagi. Sebaliknya, kepada kita dianugerahkan keselamatan dan hidup yang baru. Oleh karena itu, makna terdalam dari Perayaan Paskah adalah pembaruan hidup, sebagaimana dinyatakan dalam bacaan Epistola. “Seperti halnya, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Rm 6:4). Bagi kita, pembaruan hidup itulah yang akan membuahkan keselamatan.

Rangkaian bacaan, mulai dari Kisah Penciptaan sampai Kisah Kebangkitan Yesus, menggambarkan bahwa Allah terus-menerus berkarya untuk memperbarui hidup kita dan juga alam semesta. Pada awal mula, ketika alam semesta ini belum berbentuk, masih kosong, dan gelap gulita, Allah menciptakannya secara baru. Diciptakanlah terang sebagai ciptaan yang pertama (Kej 1:3-5). Sebab, dengan terang itu, akan terlihat dengan jelas langkah-langkah pembaruan untuk selanjutnya sehingga semua menjadi baik adanya (Kej 1:4,10,12,18,2125), bahkan sungguh amat baik (Kej 1:31). Manusia (kita), diciptakan oleh Allah secara istimewa, sesuai gambar dan rupa Allah. 

Manusia yang secitra dengan Allah, ternyata tidak luput dari kerapuhan, dosa dan derita. Namun, Tuhan Allah tetap mencitainya. Ia berkenan membebaskan manusia dari dosa dan derita serta menuntunnya menuju tempat baru yang aman, makmur dan sejahtera. Inilah yang digambarkan dalam kisah pembebasan bangsa Israel dari penderitaan di Mesar. Dalam perjalanan itu, ketika mereka mengalami kebuntuan, Tuhan membuka jalan dengan membelah Laut Merah. Ketika mereka terancam bahaya oleh bala tentara Mesir, Tuhan melindungi dan menyelamatkan.

Kalau Tuhan selalu mengerjakan karya-karya cinta kasih untuk memperbarui dan menyelamatkan kita, bagaimanakah sikap kita yang seharusnya? Nabi Yesaya mengajak kita, “Carilah Tuhan, selama Ia dapat ditemukan; berserulah kepada-Nya, selama Ia dekat. Hendaknya si jahat meninggalkan jalannya, dan si fasik melepaskan angan-angannya. Hendaklah ia berbalik kepada Tuhan, yang akan berkasihan kepadanya; hendaknya ia berbalik kepada Allah kita, sebab dengan murah Allah mengampuni.” (Yes 55:6-7). Kita diajak untuk mencari Yesus seperti yang dilakukan oleh Maria Magdalena, Yohana, Maria ibu Yesus dan wanita-wanita yang lain dalam kisah Injil.

Dikisahkan dalam Injil tadi, para wanita pergi ke makam untuk mencari Yesus, yang sudah tiga hari dimakamkan. Kepergian mereka tidak hanya spontan, tetapi sungguh direncanakan dan disiapkan. Mereka telah kangsenan satu dengan yang lain dan menyiapkan rempah-rempah. Namun, setelah mereka sampai di makam dan tidak menemukan Yesus, mereka menjadi sangat kebingungan. Di tengah kebingunan mereka, dua orang berpakaian putih menemui mereka dan berkata, “Mengapa kamu mencari yang hidup di antara orang mati. Dia tidak lagi di sini. Dia sudah bangkit”.

Yesus bangkit berarti Ia hidup, hadir, dan menyertai kita. Inilah kata-kata Yesus setelah kebangkitan-Nya dalam Injil Matius dan Markus, “… ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat 28:20; bdk. Mrk 16:20). Dengan kebangkitan-Nya, Yesus tidak lagi hadir secara fisik seperti yang dialami para murid sebelum wafat-Nya. Kebangkitan membuat-Nya mengatasi ruang dan waktu. Ia tidak hanya hadir di Nazaret, Galilea, Kepernaum, Kana, Yerusalem, dan wilayah-wilayah Palestina yang lain. Kebangkitan membuat Yesus hadir secara universal: kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan apa pun, Ia selalu hadir menyertai kita. 

Nah, kalau Yesus selalu hadir dan menyertai kita, lalu apa makna mencari Yesus? Para wanita yang mencari Yesus di makam, tidak menemukan Dia sehingga mereka bingung karena mereka tidak ingat akan sabda Tuhan. Baru setelah diingatkan oleh kedua orang yang menemuinya, “Mereka pun teringat kembali akan perkataan Yesus itu”. Setelah ingat, mereka percaya dan menceritakan (mewartakan) kepada para murid dan semua orang lain yang dijumpai. Sementara itu, Petrus, setelah mendengarkan cerita wanita-wanita tersebut, ia tidak percaya. Petrus segera lari ke makam dan tidak menemukan Yesus di sana. “Ia pun kembali dan keheran-heranan memikirkan apa yang terjadi”. Kalimat ini, dalam Kitab Suci LAI, ditulis, “Lalu ia pergi, dan bertanya dalam hatinya, apa yang kiranya telah terjadi” (Luk 24:12). Jadi, yang dilakukan Petrus adalah memikirkan, bertanya dalam hati, merenungkan.

Dari kedua pengalaman tersebut, yakni pengalaman para wanita dan pengalaman Petrus, mereka tidak menemukan Yesus di makam. Mereka menemukan Yesus dalam kesadaran, yakni ketika mereka mengingat, memikirkan, dan bertanya dalam hati. Kiranya, ini pulalah cara yang harus kita lakukan untuk mencari dan menemukan Yesus, yakni selalu berusaha menyadari kehadiran dan penyertaan-Nya dalam kehidupan kita. Untuk itu, perayaan Paskah, di mana kita merayakan Kristus yang hidup, hadir dan menyertai kita, mengundang kita untuk melatih dan meningkatkan kepekaan dan kesadaran kita akan kehadiran Tuhan. Bagaimana caranya? Tentu saja semakin meningkatkan keheningan dan doa, karena pada saat itulah kita secara khusus mengasah kepekaan kita akan kehadiran, sabda, dan bimbingan Tuhan.

Namun, dengan keheningan dan doa saja tentu tidak cukup. Kita harus mampu juga menyadari kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari yang tampaknya bukan rohani. Kita ingat salah satu madah Kamis Putih, “Jika ada cinta kasih, hadirlah Tuhan”. Maka, kita mencari dan menghadirkan Tuhan dengan saling mengasihi. Sebab, cinta kasih tidak hanya sekedar menghadirkan Tuhan tetapi lebih dari itu. Dengan mengasihi sesama, kita mengabdi dan melayani Tuhan. Sebab, Yesus sendiri telah bersabda, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kami lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40).

Marilah kita hayati makna Paskah ini sebagai kesempatan untuk memperbarui diri. Paskah berarti “Seperti halnya, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Rm 6:4). Tuhan telah bangkit. Ia kini hidup, hadir, dan menyertai kita serta terus-menerus memperbarui hidup kita. Untuk itu, marilah kita asah kepekaan dan kesadaran kita akan kehadiran Tuhan melalui keheningan. Selanjutnya, kita abdi dan kita layani Tuhan dengan mengasihi sesama. Di mana ada cinta kasih, Tuhan hadir dan suatu saat nanti akan bersabda, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagi-Mu, sejak dunia dijadikan” (Mat 25:34). Inilah sabda keselamatan yang mengalir dari Kebangkitan Kristus dan yang kita damba-dambakan.

Ag. Agus Widodo, Pr 

Jumat Agung 2013


JUMAT AGUNG / C – 29 Maret 2013

Ibadat Jumat Agung mengajak kita untuk mengenangkan peristiwa sengsara dan wafat Yesus di salib. Salah satu bagian pokok dari Ibadat Jumat Agung ini adalah Upacara Penghormatan Salib. Untuk itu, marilah kita menfokuskan renungan ini pada salib Tuhan kita Yesus Kristus.

Bapa Suci, Paus Fransiskus I, dalam misa perdananya sebagai Paus, Kamis (14/3) menegaskan, “Jika kita berjalan tanpa salib, kita membangun tanpa salib, kita mengaku tanpa salib, kita bukanlah murid Kristus. Kita menjadi hamba dunia. Saya ingin agar kita semua kembali berjalan di dalam tuntunan Tuhan dan membangun Gereja atas dasar pengorbanan darah Kristus. Hanya dengan cara ini Gereja dapat bergerak maju”. Bapa Suci mengajak kita untuk menjadikan salib sebagai pegangan dan acuan hidup kita.

Marilah sejenak kita memperhatikan salib yang tergantung di altar ini, yang untuk sementara waktu diselubungi kain. Siapakah pribadi yang tergantung di atas salib tersebut? Dan untuk apa atau untuk siapa, Dia tergantung di situ?

Dia yang tergantung di sana adalah Yesus Kristus, Tuhan kita. Untuk apa? Kitab Yesaya (bacaan I) menegaskan, “Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitalah yang dipikulnya, .... Sesungguhnya dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; derita yang mendatangkan keselamatan bagi kita, ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalan sendiri! Tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Yes 53:4-6).

Lihat! Di atas salib tangan-Nya terentang. Ia merentangkan tangan-Nya untuk menyambut dan merengkuh kita dalam pelukan kasih-Nya. Maka, marilah kita datang kepada-Nya. Sujud menyembah penuh hormat dan bakti kepada Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya demi keselamatan kita.

Ag. Agus Widodo, Pr 

Kamis Putih 2013


KAMIS PUTIH/C – 28 MARET 2013
Kel 12:1-8.11-14; 1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15


Malam Kamis Putih yang kita rayakan pada malam hari ini mengenangkan dua hal pokok yang dibuat Yesus mejelang akhir hidup-Nya. Peristiwa yang pertama adalah pembasuhan kaki para rasul sebagaimana dikisahkan dalam Injil. Peristiwa kedua adalah perjamuan Yesus bersama murid-murid-Nya sebagaimana diwartakan oleh Paulus dalam bacaan II. Berdasarkan kesaksian Yohanes (Injil) dan Paulus (bacaan kedua), kedua peristiwa ini berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Yohanes mengatakan “sebelum hari raya Paskah mulai” dan Paulus menyebut “pada malam ia diserahkan”. Kalau Yesus diserahkan dan akhirnya disalibkan pada hari Jumat, berarti persitiwa itu terjadi pada hari Kami malam, sebagaimana saat ini kita mengenangkannya.

Tindakan mengenangkan itu bukan sekedar mengingat tetapi menghadirkan kembali peristiwa di masa lampau sehingga kita merasakan serta mengalami kembali makna dan buah dari peristiwa itu. Maka, kalau malam hari ini kita mengenangkan peristiwa Yesus yang membasuh kaki para murid dan mengadakan perjamuan bersama bersama mereka, tentunya kita diajak untuk mengambil makna dan buah dari kedua peristiwa itu. Mari kita perdalam satu-persatu.

Pertama, Yesus membasuh kaki para murid (Injil). Dalam tradisi Yahudi waktu itu, orang biasa membasuh kaki sendiri sebelum masuk ke ruang perjamuan sebagai ungkapan mau ikut pesta dengan bersih. Hanya tamu yang amat dihormati saja, misalnya seorang guru atau orang yang dituakan, akan dibasuh kakinya oleh pelayan. Dalam Injil Yohanes ini, tradisi tersebut dibongkar. Pembasuhan tidak dilakukan sebelum perjamuan tetapi pada saat perjamuan berlangsung. Yang membasuh bukan pelayan tetapi justru sang tuan rumah, yang disebut sebagai Guru dan Tuhan, yaitu Yesus. Maksud pembasuhan bukan sekedar untuk pembersihan diri tetapi supaya para murid yang dibasuh oleh Yesus mendapat bagian dalam diri Yesus.

Sebelum membasuh kaki para murid, dikatakan bahwa, “Yesus datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah” (ay.3). Di sini Yesus menegaskan tentang asal dan tujuan atau sangkan paran-Nya, yaitu Allah. Tindakan-Nya membasuh kaki para murid, dimaksudkan agar para murid mendapat bagian bersama-Nya, yaitu mendapat bagian bersama Yesus dalam asal dan tujuan hidup-Nya. “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku” (ay. 8b). Jadi, dengan membasuh kaki para murid, Yesus berbagi asal dan tujuan hidup, yakni kebersamaan dengan Allah.

Tindakan Yesus yang membasuh kaki para murid tersebut didasari oleh kasih-Nya kepada mereka, sebagaimanya dinyatakan dalam ayat 1b, “Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikian sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir”. Kasih-Nya yang begitu besar mendorong Yesus mau berbagi asal dan tujuan hidup-Nya dengan cara membasuh kaki para murid. Mungkin, kita bertanya seperti Petrus, mengapa yang dibasuh kok kaki? Karena kaki melambangkan gerak langkah menuju kepada Allah, sang sangkan paraning urip. Peristiwa pembasuhan kaki tersebut memungkinkan para murid ikut serta dalam hidup Kristus, yakni hidup yang berasal dan terarah kepada Allah sampai akhirnya bersatu dengan Allah secara abadi.

Sesudah membasuh kaki para murid, Yesus berpesan kepada mereka, “Jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab, Aku telah memberikan teladan kepada-Mu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (ay.14-15). Pesan ini tidak hanya disampaikan kepada para rasul, tetapi juga kita semua yang melalui pewartaan para rasul dan para pengganti mereka, telah menjadi murid-murid Kristus. Kepada kita, Kristus juga telah berbagi asal dan tujuan hidup yang sejati. Oleh karena itu, kita juga harus mengikuti teladan Kristus ini, yakni saling berbagi asal dan tujuan hidup atas dasar kasih satu sama lain. Kita diajak untuk saling mengingatkan dan saling tolong-menolong dalam melangkahkan kaki menuju tujuan hidup yang sejati, yaitu Allah. Bagaimana caranya? Dengan saling mengasihi. Sebab, “Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih (artinya, saling mengasihi), ia tetap berada dalam Allah dan Allah di dalam dia (1Yoh 4:16b).

Kedua, peristiwa perjamuan Yesus bersama murid-murid-Nya (bacaan II). Dalam perjamuan tersebut, secara simbolis – dalam rupa roti dan anggur –, Yesus menyerahkan tubuh dan darah-Nya bagi para murid. Tindakan simbolis Yesus ini, yang pada Jumat Agung besuk akan menjadi nyata, di mana Yesus sungguh-sungguh menyerahkan tubuh-Nya dan menumpahkan darah-Nya di kayu salib, semakin menegaskan bahwa Yesus ingin berbagi hidup kepada para murid. Sebab, dengan makan tubuh dan darah-Nya, para murid sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus dan dengan demikian mengalami sepenuh-Nya hidup Kristus, yakni sengsara, wafat, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke surga.

Pada saat perjamuan tersebut, Yesus juga berpesan, “Perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku” (ay.24.25). Maka, sejak saat itu, para murid selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa sesuai dengan pesan Yesus (bdk. Kis 2:42). Kebiasaan ini pun dilestarikan terus-menerus sampai sekarang dalam bentuk Perayaan Ekaristi. Dengan demikian, setiap kali kita merayakan Ekaristi, kita mengenangkan Kristus sesuai dengan pesan-Nya. Dengan pengenangan itu, kita tidak sekedar mengingat-ingat, tetapi kita sungguh-sungguh menerima dan bersatu dengan Kristus. Dalam rupa roti dan anggur, Kristus sungguh hadir dan memberikan diri-Nya demi keselamatan kita. Dalam hal ini, Beato Yohanes Paulus II menegaskan, “Dalam roti dan anggur janganlah hanya melihat unsur alamiah, sebab Tuhan telah tegas mengatakan bahwa itu adalah tubuh dan darah-Nya: iman memastikan bagimu, kendati indera menunjuk yang lain” (EE 15).

Sesuai dengan pesan Yesus ini, kita diajak untuk semakin tekun dan setia merayakan Ekaristi dan menghayatinya dengan sungguh-sungguh. Lebih-lebih pada Tahun Iman ini, marilah kita jadikan Perayaan Ekaristi sebagai “sumur iman” yang utama bagi kita. Dalam sumur Ekaristi itulah kita menimba air kehidupan dan dengan air kehidupan itu, kita disegarkan, disejukkan, dibersihkan, dan dianugerahi hidup yang sejati.

Sekarang, bagaimana kita menghubungkan dua peristiwa iman yang kita kenangkan pada malam hari ini? Peristiwa perjamauan Yesus mengajak kita untuk semakin tekun dan setia merayakan Ekaristi, sebagai kenangan akan Dia. Peristiwa pembasuhan kaki mengajak kita untuk meneladan Yesus, yakni saling mengasihi dan dengan demikian kita berbagi serta saling tolong-menolong untuk menggapai tujuan hidup yang sejati, yakni Allah. Nah, bukankah setiap merayakan Ekaristi, sebelum kita kembali ke rutinitas hidup sehari-hari, kita selalu diutus? Dengan berkat yang kita terima dari Ekaristi, kita diutus untuk mengasihi. Maka, marilah kita semakin berusaha untuk menjadi pribadi-pribadi yang hidup dalam kasih.

Ag. Agus Widodo, Pr 

Kamis, 28 Maret 2013 Kamis Putih --- Peringatan Perjamuan Tuhan.

Kamis, 28 Maret 2013
Malam: Kamis Putih ---
Peringatan Perjamuan Tuhan.

Ekaristi secara spiritual membantu kita mendekati bentuk kerapuhan manusia yang berbeda, [yang] sadar bahwa mereka [bentuk kerapuhan tersebut] bukan kekeliruan [dari] nilai sebuah pribadi, tapi mensyaratkan kedekatan, penerimaan dan pertolongan. Ditarik dari Roti Kehidupan [seseorang] akan menjadi kekuatan dari kapasitas edukasional yang diperbarui, menjadi perhatian dalam memberi kesaksian [terhadap] nilai-nilai kehidupan yang fundamental, dari pembelajaran, dari warisan spiritual dan kultural; daya hidupnya akan membuat kita menghuni kota manusia dengan kerelaan untuk menghabiskan diri kita dalam horizon kebaikan umum untuk membangun masyarakat yang adil dan bersaudara. ---- Bapa Suci Benediktus XVI
  

Antifon Pembuka (Gal 6:14; PS 496)
 
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus, pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.

 

Doa Pagi
 
Terpujilah Engkau, ya Yesus, yang selalu siap sedia melaksanakan kehendak Bapa dengan rela untuk menggenapi nubuat para nabi. Curahkanlah padaku Roh kerelaan dan ketaatan dalam usaha melaksanakan rencana dan kehendak Bapa dalam peristiwa hidup sehari-hari, juga untuk hari ini. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (12:1-8.11-14)
 
"Aturan perjamuan Paska."

Pada waktu itu berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir, “Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap jemaat Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela dan berumur satu tahun; kamu boleh mengambil domba, boleh kambing. Anak domba itu harus kamu kurung sampai tanggal empat belas bulan ini. Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari. Darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah, tempat orang-orang makan anak domba itu. Pada malam itu juga mereka harus memakan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti yang tidak beragi dan sayuran pahit. Beginilah kamu harus memakannya: pinggangmu berikat, kaki berkasut, dan tongkat ada di tanganmu. Hendaknya kamu memakannya cepat-cepat. Itulah Paskah bagi Tuhan. Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, dan membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman. Akulah Tuhan. Adapun darah domba itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kamu tinggal. Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan melewati kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, pada saat Aku menghukum negeri Mesir. Hari ini harus menjadi hari peringatan bagimu, dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun temurun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; R: lh. 1Kor 10: lh.16)

1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.

2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
  
   
B
acaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 11:23-26)
 
"Setiap kali kamu makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan."
 
Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu ini telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam Ia diserahkan, mengambil roti, dan setelah mengucap syukur atasnya, Ia memecah-mecahkan roti itu seraya berkata, “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu; perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darah-Ku. Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku.” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
 Bait Pengantar Injil, Mzm 95:8ab, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 13:34)
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:1-15)
 
"Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir."
 
Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir. Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk mengkhianati Yesus. Yesus tahu, bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak mengerti sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya, “Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!” Jawab Yesus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya, “Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!” Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, “Tidak semua kamu bersih.” Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Rekor Muri 2008 mencatat bahwa di Jambi telah terjadi pemecahan rekor acara pembasuhan kaki oleh 1.200 anak-anak TK. Kegiatan pemecahan rekor pembasuhan kaki itu diberi nama OBAT, singkatan dari Olah Bakti Anak Terpuji. Pada hari Ibu tahun yang sama, di Solo Grand Mall ada juga acara pembasuhan kaki. Rupanya kegiatan pembasuhan kaki sudah mewabah sejak lama di nusantara ini. Namun, tradisi pembasuhan kaki jelas merupakan tradisi Katolik yang sudah mengakar dan dipandang baik oleh umat bukan Katolik. Bagaimana orang Katolik menghayati hal ini?

Yesus kita imani sebagai pribadi sungguh Allah dan sungguh manusia. Karena itu, ketika membasuh kaki para murid, Ia pun berlaku sebagai Allah dan manusia. Mencuci kaki sebagai ungkapan pengabdian manusia satu terhadap yang lain, mudah kita terima. Tetapi, upacara Allah membasuh kaki manusia, adalah hal yang di luar jangkauan pikiran manusia. Namun, Tuhan Yesus tetap menegaskan kepada kita dengan berkata, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”

Bila Yesus menegaskan diri-Nya dengan berkata, “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan,” maka kita pun harus memahami dan menghayati peristiwa pembasuhan kaki oleh Tuhan juga dalam konteks maksud Tuhan ketika upacara itu dilakukan saat acara Makan Paskah. Allah membasuh kaki manusia bukan melulu tindakan perendahan diri Allah tetapi juga tanda pembersihan diri manusia yang akan dilaksanakan-Nya dalam kurban darah-Nya yang menyucikan manusia. Dan itulah yang secara tersirat disampaikan oleh Yesus.


Selain ungkapan perendahan diri Tuhan, pengabdian Tuhan terhadap manusia, unsur terpenting dalam pembasuhan kaki adalah penebusan. Maksud pengabdian dan penebusan ini makin jelas ketika keesokan harinya Tuhan melaksanakan misi penebusan-Nya, wafat di kayu salib. Inilah misteri iman yang mau kita rayakan dalam peristiwa agung hari Kamis Putih di mana di dalamnya terdapat upacara pembasuhan kaki.

Tuhan bukan hanya mengungkapkan maksud pengabdian-Nya tetapi lebih penting adalah rencana penebusan-Nya. Sebab itu, jangan sampai kita sebagai orang Katolik karena terlalu bersemangat dengan berbagai acara pembasuhan kaki di dalam rekoleksi keluarga atau retret pertobatan, sampai lupa akan dimensi iman yang luhur dari upacara pembasuhan kaki yaitu dimensi penebusan Tuhan.

RUAH

Kamis, 28 Maret 2013 Ekaristi Krisma di Gereja Katedral (Pembaharuan Janji Imam)

Kamis, 28 Maret 2013
Pagi: Hari Kamis Dalam Pekan Suci (U).
Ekaristi Krisma di Gereja Katedral (P).
Pembaharuan Janji Imam.
Misa Krisma dapat dipindahkan/dirayakan pada tgl. pertemuan para imam bersama Uskup, asal tak jauh dari hari Kamis.

Demi cinta akan Tuhan, tak henti-hentinya aku mengajarkan tentang Dia --- St. Gregorius Agung

Antifon Pembuka (Why 1:6)

Yesus Kristus telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kitab Yesaya (61:1-3a.6a.8b-9)
 
"Aku bersukaria di dalam Tuhan."

Kata nabi, Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar. Tetapi kamu akan disebut imam Tuhan dan akan dinamai pelayan Allah kita. Aku akan memberi upahmu dengan tepat, dan akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu. Keturunanmu akan terkenal di antara bangsa-bangsa, dan anak cucumu di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/2, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:21-22.25.27; Ul: lihat 2a)
1. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudusMaka tangan-Ku tetap menyertai dia
bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.
2. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia,dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau,Allahku dan gunung keselamatanku.

Bacaan Kedua Bacaan dari Kitab Wahyu (1:5-8)
 
"Ia yang berkuasa atas raja-raja di bumi telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah."

Yesus Kristus adalah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Dia mengasihi kita, dan berkat darah-Nya Ia telah melepaskan kita dari dosa kita. Dia telah membuat kita menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan, dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, Amin! "Aku adalah Alfa dan Omega," firman Tuhan Allah, "yang kini ada, yang dulu sudah ada, dan yang akan tetap ada, Yang Mahakuasa."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yes 61:1)
Roh Tuhan ada pada-Ku, karena Ia telah mengurapi Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-21)
 
"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin."
 
Sekali peristiwa datanglah Yesus ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Ketika tampil didepan umum Yesus menyampaikan kabar gembira. Tahun Rahmat Tuhan telah datang. Program-Nya jelas dan terfokus, yaitu membawa kebahagiaan dan keselamatan yang ditujukan kepada pelbagai macam kelompok yang menderita: orang miskin, tawanan, orang buta, dan mereka yang tertindas. Itulah makna rahmat Tuhan telah datang.

Di manapun rasanya tak sulit untuk bertemu dengan orang yang malang, miskin dalam berbagai macam seginya: miskin dalam srti material, sosial ekonomi, miskin perhatian, kesehatan, pendidikan, dll. Apa yang telah saya lakukan untuk mereka ? Ada banyak alasan mengapa kadang kita tak berbuat apa-apa atau berbuat sedikit sekali untuk mereka. Saya sendiri masih miskin, apa yang bisa saya sumbangkan, itu menjadi salah satu pertimbangan. Atau: saya tidak tahu harus berbuat apa, kepada siapa saya harus menyampaikan bantuan saya, dan bagaimana caranya.

Itu semua kiranya bisa menjadi penghalang bagi kita untuk menjadi murid Kristus, ikut ambil bagian dalam menyampaikan Tahun Rahmat Tuhan itu. Kalau begitu kita harus berani mulai, dari yang paling kecil dan sederhana. Kalau kita mau berusaha, kita yakin bahwa jalan pasti terbuka untuk membantu mereka yang miskin dan menderita.

CONTEMPLATIO : Pejamkan mata beberapa menit. Tariklah nafas dalam-dalam dan serukan dalam hati: Tahun rahmat Tuhan telah datang. Rasakanlah pula getarnya ke seluruh bagian tubuh sehingga maknanya terserap kedalam hatimu.

ORATIO : Ya Tuhan, Engkau memberikan banyak kesemapatan kepada setiap murid-murid Kristus untuk mampu menghadirkan Kerajaan allah dan menyampaikan rahmat yang berguna bagi setiap orang yang memerlukannya. Jadikan aku alat-Mu untuk berbuat baik membantu mereka. Amin.

MISSIO : Mulai hari ini aku akan berusaha untuk memperhatikan siapa saja yang menderita di sekitarku.


Renungan Harian Mutiara Iman 2013

***

PEMBERKATAN MINYAK KRISMA

Pemberkatan minyak krisma lazimnya diselenggarakan pada hari Kamis pagi sebelum perayaan Kamis Putih. Namun, di banyak keuskupan, mengingat wilayahnya yang cukup luas dengan jarak tempuh dari satu paroki ke paroki lain cukup jauh, maka perayaan ini dilaksanakan pada hari sebelumnya. Misalnya pada hari Selasa dalam Pekan Suci, dengan pertimbangan agar para pastor paroki punya lebih banyak waktu untuk mempersiapkan Trihari Suci di paroki masing-masing dengan lebih baik dan matang.

Dalam Misa itu, Uskup memberkati tiga jenis minyak. Pertama, minyak katekumen (Oleum Catechumenorum, OC) yang nantinya akan dipakai untuk mengoles para katekumen (calon baptis) sebagai tanda resmi masuk dalam persekutuan Gereja. Kedua, minyak Krisma (Sanctum Chrisma, SC), yang akan dipakai untuk mengoles para calon Krisma sebagai tanda kematangan iman oleh Roh Kudus dalam komunitas umat beriman. Ketiga, minyak orang sakit (Oleum Infirmorum, OI), yang akan dipakai pada saat pengurapan orang sakit. Ketiga jenis minyak yang telah diberkati tersebut kemudian dibagi-bagikan kepada para pastor paroki untuk dipakai dalam pelayanan sakramental di paroki masing-masing.

Pada kesempatan Misa Krisma tersebut juga diadakan pembaruan janji imamat bagi para tertahbis; pembaruan janji setia bagi para biarawan-biarawati dan pembaruan komitmen bagi kaum awam yang hadir, terutama komitmen untuk mengikuti Kristus dan menempuh jalan kekudusan seturut panggilan mereka.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy