| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 17 April 2013 Hari Biasa Pekan III Paskah

Rabu, 17 April 2013
Hari Biasa Pekan III Paskah

Bernyanyilah dengan suaramu, bernyanyilah dengan hatimu, bernyanyilah dengan bibirmu, bernyanyilah dengan hidupmu --- St. Agustinus


Antifon Pembuka (Mzm 71:8.23)

Semoga lidahku bernyanyi memuji Engkau. Semoga bibirku bersorak bermadah kepada-Mu. Alleluya.

Doa Pagi


Ya Allah, beriman kepada-Mu dan menjadi saksi cinta kasih-Mu ternyata membutuhkan perjuangan terus-menerus. Karena itu, berikanlah rahmat-Mu untuk menjalani hidup ini meski rintangan dan godaan selalu menanti. Sebab Engkaulah Juruselamatku, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:1b-8)
 
"Mereka menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil."

Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; R:1)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:35-40)
 
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Semakin banyak tantangan yang dialami para murid Yesus semakin mereka berkobar hati untuk mewartakan Injil. Tantangan-tantangan itu sungguh menjadi ” kobaran api” yang menyulut semangat mereka untuk bersaksi tentang Tuhannya tanpa rasa takut sedikit pun. Pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang sudah bangkit dan pekerjaan Roh Kudus yang mengurapi mereka menjadi kekuatan yang tak terkalahkan.

Tak sedikit juga para pengikut Yesus di zaman ini memiliki semangat yang sama seperti para rasul itu. Hal ini terjadi karena pengalaman akan Allah yang hidup melalui pencurahan kuasa Roh Kudus yang mereka terima. Melalui pengalaman perjumpaan dengan Allah yang luar biasa ini, mereka merasa bahwa sabda Tuhan serta sakramen-sakramen yang mereka terima menjadi kekuatan yang mengobarkan semangat mereka untuk bersaksi. Yesus sebagai Sabda dan Roti Hidup sungguh hidup dalam diri mereka. Luar biasa!

Doa: Ya Tuhan, curahkanlah kuasa Roh Kudus-Mu atas diriku agar aku teguh menjadi saksi-Mu! Amin.
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 16 April 2013 Hari Biasa Pekan III Paskah

Selasa, 16 April 2013
Hari Biasa Pekan III Paskah

“Lagu itu sesuatu yang menggembirakan, dan kalau kita perhatikan sungguh-sungguh, lagu itu suatu cinta” (St. Agustinus)

Antifon Pembuka (Why 19:5; 12:10)

Pujilah Allah kita, kamu sekalian yang hina dan mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan kerajaan Kristus. Alleluya.

Doa Pagi

Tuhan, buatlah aku hari ini setia dalam beriman kepada-Mu, seperti Stefanus dalam memperjuangkan imannya, bahkan sampai titik darah penghabisan. Semoga pada Tahun Iman ini kami pun semakin setia dan bertumbuh dalam iman akan Engkau, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Dalam sidang Mahkamah Agama, Stefanus dengan tegas mengingatkan para pemimpin agama Yahudi tentang mengapa Yesus menderita dan mati. Mereka yang mendengarkan menjadi marah dan mulai merajamnya. Sebaliknya, Stefanus berdoa bagi mereka yang telah menganiaya dia. Saulus setuju dengan pembunuhan Stefanus, tetapi kemudian dia akan menjadi seorang Rasul agung, St. Paulus.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)
 
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, “Hai orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus; sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang telah menubuatkan kedatangan Orang Benar yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kita telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, tetapi kamu tidak menurutinya!” Mendengar semuanya itu, para anggota Mahkamah Agung sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret Stefanus ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. Saulus juga setuju bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku.
Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntut dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:35)
Akulah roti hidup yang turun dari surga, sabda Tuhan; Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Yesus mengatakan bahwa manna yang diterima oleh orang-orang Israel pada waktu di padang gurun adalah lambang roti benar dari surga yang akan Ia berikan. Ia sendirilah roti yang benar, roti kehidupan itu. Setiap orang yang datang kepada-Nya tidak akan lapar dan haus lagi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)
 
"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."
 
Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu?” Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberi kamu roti yang benar dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Pewahyuan Yesus sebagai ‘roti hidup’ tidak membangkitkan iman pada orang-orang Kapernaum. Alasannya: Mereka masih terikat oleh pengalaman masa lalu nenek moyang mereka, yakni pemberian manna dalam Kitab Keluaran. Padahal, mereka semua telah mati. Artinya, manna tidak membuat mereka memperoleh hidup kekal. Roti yang Yesus tawarkan ini, yakni diri-Nya sendiri, adalah pemberi hidup abadi. Anda dan saya telah mengimani dan menerima Komuni Suci, maka jangan pernah dilepas lagi.

Doa Malam

Tuhan Yesus, terima kasih atas rahmat dan kasih-Mu sepanjang hari ini. Semoga dengan anugerah-Mu yang telah kuterima ini, aku dimampukan untuk selalu berpaut pada-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 15 - 21 April 2013

Bacaan Harian 15 - 21 April 2013

Senin, 15 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Kis 6:8-15; Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Yoh 6:22-29.

Selasa, 16 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Kis 7:51 – 8:1a; Mzm 31:3cd-4.6ab.7b.8a.17.21ab; Yoh 6:30-35.

Rabu, 17 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Kis 8:1b-8; Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; Yoh 6:35-40.

Kamis, 18 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Kis 8:26-40; Mzm 66:8-9.16-17.20; Yoh 6:44-51.

Jumat, 19 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Kis 9:1-20; Mzm 117:1-2; Yoh 6:52-59.

Sabtu, 20 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Kis 9:31-42; Mzm 116:12-17; Yoh 6:60-69.

Minggu, 21 April: Hari Minggu Paskah IV (P). Hari Minggu Panggilan
Kis 13:14.43-52; Mzm 100:2.3.5; Why 7:9.14b-17; Yoh 10:27-30

Senin, 15 April 2013 Hari Biasa Pekan III Paskah

Senin, 15 April 2013
Hari Biasa Pekan III Paskah

Cara pikir kita sesuai dengan Ekaristi, dan sebaliknya Ekaristi memperkuat cara pikir kita. --- St Ireneus

Antifon Pembuka

Telah bangkit Gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.

Doa Pagi

Tuhan Yesus, jauhkanlah dari hati kami sikap suka menghasut manakala sesama berbuat baik. Bantulah kami untuk belajar terus-menerus menerima kelebihan sesama dengan gembira hati, terlebih lagi jika kami mau belajar dari padanya. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)
 
"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."

Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Ul: 1b)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)
 
"Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."
 
Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Surat rekomendasi dari seorang pemimpin atau orang terpercaya amat dibutuhkan dalam suatu permohonan, misalnya dalam hal usulan proyek tertentu kepada pihak penyandang dana. Surat rekomendasi ini umumnya berisi dukungan kepada pemohon agar ia boleh mendapatkan jawaban positif atas permohonannya itu.

Tuhan Yesus menyarankan para pengikut-Nya agar permintaan mereka kepada Allah Bapa harus diminta dalam nama-Nya. ”Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima...” (Yoh. 6:23–24). Yesus datang dari Allah dan kita percaya itu. Nama-Nya merupakan jaminan untuk mendapatkan rahmat dari Allah. Nama-Nya menjadi meterai atau sebuah rekomendasi untuk mendapatkan persetujuan Bapa atas semua doa permohonan dan harapan dari umat beriman. Karena itu, tak ada hambatan bagi kita untuk percaya bahwa dengan berdoa dalam nama-Nya, semua permohonan kita akan dikabulkan!

Ya Allah, ampunilah aku yang sering mengejar hal-hal yang hebat di dunia ini. Bimbinglah aku dengan Roh Kebijaksanaan-Mu agar hidupku semakin berkenan kepada-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kobus: Hari Minggu Biasa III






silahkan klik gambar untuk memperbesar

MINGGU PASKAH III/C - 14 APRIL 2013


MINGGU PASKAH III/C - 14 April 2013
Kis 5:27b-32, 40b-41; Why 5:11-14; Yoh 21:1-19

Hari ini kita memasuki Minggu Paskah III. Sabda Tuhan mengajak kita untuk sekali lagi ikut serta bersama para murid yang jumlahnya 7 orang mengalami penampakan Yesus. Petrus, Thomas, Natanael, Yohanes dan Yakobus (anak-anak Zebedeus), dan 2 murid yang lain. Dua murid terakhir tidak disebut namanya oleh penginjil Yohanes untuk memberi kesempatan bagi kita masing-masing memasukkan nama kita di antara ketujuh murid tersebut sehingga kita pun dapat mengalami penampakan dan kehadiran Yesus dalam kontemplasi.

Pada kisah penampakan Yesus yang ketiga ini (Yoh 21:14), Yohanes menampilkan kisah penampakan yang lain dari kisah-kisah sebelumnya. Pada penampakan pertama (Yoh 20:19-23) dan kedua (Yoh 21:26-29), Yesus tiba-tiba hadir pada saat para murid sedang berkumpul di suatu tempat dengan pintu-pintu terkunci karena mereka takut. Mereka masih mengingat dan memikirkan pengalaman bersama dengan Yesus sampai pada saat Ia menderita dan wafat di salib. Kendati mereka merasa galau dan pupus harapan karena ditinggalkan oleh Yesus, namun mereka masih menunggu janji Tuhan yang akan bangkit.

Pada Yoh 21 ini, para murid sudah sungguh-sungguh pupus harapan. Mereka sudah ingin meninggalkan pengalaman bersama Yesus, tidak mau lagi mengingat kebersamaan dengan Yesus dengan segala apa yang dilakukan dan diajarkan-Nya serta tidak ingin lagi memikirkan kebangkitan Yesus. Simon Petrus, berisisiatif untuk kembali ke kehidupan biasa, mencari nafkah dengan menangkap ikan dan menjalani hari demi hari seperti saat belum mengenal Yesus (Yoh 21:3). Murid-murid yang lain pun kemudian mengikutinya.

Pada saat mereka sudah kembali dalam kehidupan sehari-hari itulah, Yesus mendatangi mereka. Ia hadir dan menyapa mereka dalam kehidupan yang rutin, biasa dan nyata. Ia masuk dalam urusan dan pergulatan para murid. Semalam-malaman, mereka bekerja keras, tetapi “tidak menangkap apa-apa” (Yoh 21:3). Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di tepi danau. Para murid tidak mengenali-Nya. Ia menunjukkan kepada mereka tempat di mana mereka dapat menangkap ikan, yaitu agar mereka menebarkan jala di sebelah kanan perahu (Yoh 21:6).

Dengan cara ini, Yesus sungguh masuk dalam urusan dan kehidupan para murid, tanpa para murid bisa mengenali-Nya secara cepat dan langsung. Pelan-pelan, toh akhirnya mereka mampu mengenali-Nya. Dimulai dengan Yohanes yang yakin bahwa orang itu adalah Tuhan, kemudian memberitahu Petrus “Itu Tuhan” (Yoh 21:7). Maka, Petrus dan para murid yang lain pun segera datang kepada Yesus, yang ternyata sudah menyiapkan sarapan bagi mereka: menyiapkan api arang dan di atasnya ada ikan dan roti (Yoh 21:9). Sebagian ikan hasil tangkapan mereka ditambahkan dan kemudian mereka sarapan bersama (Yoh 12:10-13).

Sesudah sarapan, Yesus menanyai Simon Petrus mengenai komitmennya untuk mencintai Yesus dan kesediaannya untuk diutus mengembalakan domba-domba-Nya. Petrus, yang semula sudah pupus harapan, ingin meninggalkan pengalamannya bersama Yesus dan kembali dalam kehidupan sehari-hari sebelum mengenal Yesus, kini ditanya langsung oleh-Nya, empat mata, setelah diberi sarapan lagi! Maka, harapan Petrus pun bangkit lagi, hatinya kembali berkobar untuk hidup demi Yesus: mencintai-Nya sehabis-habisnya dan berkomitmen untuk menjalankan perutusan dari-Nya. Hasilnya, ketika ia bersama teman-temannya mengalami kesulitan dalam mengemban perutusan dari Tuhan, seperti yang dikisahkan dalam bacaan pertama, mereka tidak gentar. Mereka dicurigai kemudian dibawa ke Mahkaman Agama dan ketika dilarang keras untuk mewartakan Injil, mereka tidak takut tetapi terus maju. Mereka menghadapi aneka penderitaan itu dengan gembira (Kis 5:27b-32).

Beberapa pesan dan inspirasi yang dapat kita timba dari kisah pengalaman penampakan Yesus ini, antara lain: 

Pertama, dengan kebangkitan-Nya, Yesus hadir di mana saja dan kapan saja, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Sebagaimana ia hadir dan masuk dalam kehidupan sehari-hari para murid, bahkan ketika mereka sudah melupakan Dia, Yesus pun selalu hadir, masuk, dan menyertai kita dalam kehidupan kita sehari-hari, juga pada saat kita sibuk dan tidak sempat memikirkan Dia.

Kedua, kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita adalah kehadiran yang membawa berkah sebagaimana kehadiran-Nya dalam kehidupan para murid membuat usaha mereka yang semula tidak ada hasilnya (tidak menangkap apa-apa) menjadi berhasil secara melimpah. Bersama Tuhan, usaha-usaha kita tentu akan lebih berhasil secara optimal dan hidup kita menjadi lebih berbuah secara melimpah.

Ketiga, kehadiran Yesus yang menjamin hidup kita, sebagaimana ia telah menyediakan sarapan bagi para murid, hendaknya semakin meningkatkan komitmen kita untuk sungguh mencintai Dia dan setia menjalankan tugas perutusan dari-Nya sesuai dengan tugas, peran dan panggilan kita masing-masing.

Semoga, dengan demikian, nama Tuhan semakin kita muliakan, kini dan sepanjang masa. Amin.

Ag. Agus Widodo, Pr

Minggu, 14 April 2013 Hari Minggu Paskah III

Minggu, 14 April 2013
Hari Minggu Paskah III

Ekaristi adalah hakikat dan rangkuman iman kita --- Katekismus Gereja Katolik, 1327


Antifon Pembuka (Mzm 65:1-2)

Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, bermazmurlah bagi nama-Nya yang mulia, dan gemakanlah pujian-Nya. Alleluya.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang kekal dan mahakudus, curahilah kami Roh Yesus Putra-Mu, yang telah Kaubangkitkan dari alam maut. Ampunilah dosa kami, bila kami mendengarkan sabda-Mu dan jadilah kami putra dan putri-Mu, yang berkenan di hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (5:27b-32.40b-41)
 
"Kami dan Roh Kudus adalah saksi hal-hal ini."

Setelah ditangkap oleh pengawal Bait Allah, para rasul dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Imam Agung mulai menegur mereka, “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam nama Yesus. Namun ternyata kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu, dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Penyelamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segalanya itu: kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” Mereka lalu menyesah para rasul, dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu ya Tuhan, selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b; Ul: 2a)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
3. Dengarlah Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan jadilah penolongku! Aku yang meratap Kauubah menjadi orang yang menari-nari, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bacaan dari Kitab Wahyu (5:11-14)
 
"Anak Domba yang disembelih itu layak menerima kuasa dan kekayaan."
 
Aku, Yohanes, melihat dan mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua di surga; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa; dan aku mendengar suara nyaring dari mereka, “Anak Domba yang disembelih itu layak menerima kuasa dan kekayaan, hikmat dan kekuatan, hormat, kemuliaan, dan puji-pujian!” Dan aku mendengar semua makhluk yang di surga dan yang di bumi, yang di bawah bumi dan yang di laut, dan semua yang ada di dalamnya, berkata, “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, puji-pujian dan hormat, kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” Dan keempat makhluk di surga itu berkata, “Amin!” Dan para tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Kristus, pencipta semesta alam telah bangkit. Ia mengasihani umat manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 21:1-19 (Singkat: 21:1-14)
 
"Yesus mengambil roti dan ikan serta memberikannya kepada para murid."
 
Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut: Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid Yesus yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya, “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat, lalu naik ke perahu. Tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka, "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk?" Jawab mereka, "Tidak ada!" Maka kata Yesus kepada mereka, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, “Itu Tuhan!” Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika tiba di darat, mereka melihat api arang, dan di atasnya ada ikan serta roti. Kata Yesus kepada mereka, “Bawalah beberapa ikan yang baru kamu tangkap itu!” Simon Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguhpun sebanyak itu ikannya, jala tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, “Marilah dan sarapanlah!” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka; demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Seorang pria berkata kepada gurunya, “Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apa pun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati.” Sang guru tersenyum dan berkata, “Oh, kamu sakit?” “Tidak guru, saya tidak sakit. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”

Seolah tidak mendengar pembelaannya, sang guru meneruskan, “Kamu sakit; dan penyakitmu itu bernama, ‘Alergi Hidup’. “Guru, saya mau mati saja!” “Baiklah, kalau kamu mau mati ambillah botol obat ini. Nanti malam, minumlah separuh dan sisanya kauminum besok sore jam 6, besok malam jam 8 kau akan mati dengan tenang.”

Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh sang guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya sangat harmonis.

Keesokan harinya, setelah bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya; dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah dan istrinya masih tidur. Kemudian ia masuk ke dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita koq lain ya?” Sikap mereka pun langsung berubah. Mereka menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba segala sesuatu disekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai setiap pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. “Ma...., sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkanmu.” Anak-anak pun tak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami.” Tiba-tiba hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?

Ia mendatangi gurunya lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, “Buang saja isi botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan, kunci kebahagiaan dan jalan menuju ketenangan."

Pria itu mengucap terima kasih dan menyalami sang guru, lalu pulang ke rumah untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Itulah sebabnya ia selalu berbahagia, selalu tenang, selalu HIDUP!

Injil yang kita dengarkan hari ini, mengajarkan kita untuk melakukan perbuatan baik dalam hal-hal yang kecil dan sederhana. Dari situlah kita menemukan kebahagiaan yang sejati. Kata Yesus, “Marilah dan sarapanlah. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga dengan ikan itu.” Dalam peristiwa ini, Yesus berada di pantai, menyiapkan sarapan bagi orang-orang yang lapar dan lelah. Semuanya begitu sederhana, begitu menyenangkan. Yesus amat memperhatikan mereka. Namun, apakah kita percaya bahwa Yesus memperhatikan kita?

Sesudah kebangkitan, para murid kembali ke Galilea, dalam hidup yang sederhana, dalam kebersamaan dan dalam kerja. Mengapa Injil memilih untuk menceritakan kisah yang sederhana dan menyentuh hati? Kalau kita membaca Injil Yohanes berulang-ulang, saya yakin bahwa ia mengisahkan kepada kita mengenai kehadiran Yesus yang bangkit dalam kenyataan hidup sehari-hari. Ia ingin agar kita ingat bahwa Yesus menjumpai kita di mana pun kita berada. Kita tidak harus melakukan hal-hal yang istimewa kecuali mencintai dan melayani orang lain dalam kuasa Yesus yang bangkit. Kedengarannya sederhana, meskipun dalam kenyataan tidak demikian. Dalam hidup kita sehari-hari, amat mudah muncul konflik. Relasi dapat menjadi sulit.

Karena itu, mari kita hayati hidup yang mengalir seperti air bersama Yesus yang bangkit, maka hidup akan menjadi indah.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy