| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pesan Bapa Suci untuk Hari Doa Panggilan Sedunia ke 50 (2013)



PESAN BAPA SUCI

PADA HARI DOA SEDUNIA UNTUK PANGGILAN KE 50

Hari Minggu Paskah IV - 21 April 2013

Tema:

Panggilan Sebagai Suatu Tanda Harapan Berdasarkan Iman

Saudara-saudari yang terkasih.

Pada kesempatan Hari Doa Sedunia Untuk Panggilan Ke-50, yang dirayakan pada tanggal 21 April 2013, Hari Minggu IV Paskah, saya ingin mengajak Anda semua untuk merenungkan tema: “Panggilan Sebagai Suatu Tanda Harapan Berdasarkan Iman”, yang kebetulan terjadi pada Tahun Iman, yang menandai tahun ke-50 dimulainya Konsili Vatikan II. Ketika Konsili Vatikan II sedang berlangsung, Hamba Allah, Paus Paulus VI, menyatakan hari itu sebagai hari doa seluruh dunia kepada Allah Bapa, memohon kepada-Nya agar selalu mengutus para pelayan bagi Gereja-Nya(bdk. Mat.9:38). “Hal memiliki jumlah imam yang cukup”, demikian pernyataan Paus pada waktu itu, “berdampak langsung pada seluruh umat beriman: bukan semata-mata karena mereka bergantung pada jumlah imam tersebut terkait dengan masalah rohani umat Kristen di masa depan, melainkan karena persoalan ini menjadi indikator yang tepat dan tak dapat dihindari tentang dinamika kehidupan iman dan kasih dari setiap jemaat  paroki dan keuskupan, sekaligus menjadi bukti kesehatan moral dari keluarga-keluarga Kristen. Di mana dapat ditemukan banyak panggilan imam dan hidup bakti, di sana terdapat banyak orang yang menghayati Injil dengan tulus” (Paus Paulus VI, Pesan Radio, 11 April 1964).

Selama beberapa dekade, berbagai jemaat Kristen di seluruh dunia berkumpul setiap tahunnya pada Hari Minggu IV Paskah, mereka bersatu dalam doa, memohon kepada Tuhan anugerah panggilan suci dan minta  sekali lagi, sebagai bahan renungan bagi semua orang, betapa mendesak kebutuhan untuk menanggapi panggilan Illahi tersebut. Sungguh, peristiwa tahunan ini begitu penting dan meneguhkan suatu komitmen yang kuat untuk menempatkan betapa semakin pentingnya panggilan imam dan hidup bakti di tengah spiritualitas, doa dan karya pastoral umat beriman.

Harapan adalah penantian terhadap sesuatu yang positif di masa yang akan datang, namun pada saat yang sama harus dapat menopang  keberadaan kita saat ini, yang sering kali ditandai oleh aneka ketidak-puasan dan kegagalan. Lantas didasarkan pada apakah harapan tersebut? Kalau menengok sejarah umat Israel, sebagaimana dikisahkan dalam Perjanjian Lama, kita melihat suatu hal yang selalu muncul secara konstan, khususnya pada masa-masa sulit seperti pada Masa Pembuangan, khususnya suatu hal yang ditemukan dalam tulisan-tulisan para Nabi, yaitu kenangan akan janji-janji Allah kepada para bapa bangsa: suatu kenangan yang mengajak kita untuk mengikuti teladan sikap Abraham, sebagaimana diperingatkan oleh Santo Paulus, “percaya, meskipun tidak ada dasar untuk berharap, bahwa dia akan menjadi ‘bapa banyak bangsa’, menurut apa yang telah dikatakan, ‘Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu’” (Rom.4:18). Suatu kebenaran yang menghibur dan menerangi, yang muncul dalam seluruh sejarah keselamatan, tidak lain adalah kesetiaan Allah terhadap perjanjian yang telah Dia buat, membaharuinya bila manusia melanggarnya melalui ketidak-setiaan dan dosa mereka, sejak jaman Air Bah (bdk. Kej. 8: 21-22)hingga jaman Keluaran dan perjalanan melalui padang gurun (bdk. Bil. 9:7). Kesetiaan yang sama tersebut telah membawa Allah kepada meterai perjanjian baru dan kekal dengan manusia, melalui darah Putera-Nya, yang telah wafat dan bangkit kembali demi keselamatan kita.

Setiap saat, khususnya pada saat-saat yang paling sulit, kesetiaan Tuhan selalu menjadi kekuatan pengendali yang sejati sejarah keselamatan, yang membangkitkan hati pria dan wanita dan meneguhkan mereka dalam harapan bahwa pada suatu hari nanti akan mencapai “tanah terjanji”. Di sinilah kita menemukan dasar yang pasti dari setiap harapan: Allah tidak pernah meninggalkan kita dan Dia selalu benar terhadap Sabda-Nya. Karena alasan inilah, maka dalam setiap situasi, baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan, kita dapat menghidupi suatu harapan yang teguh dan bersama dengan pemazmur berdoa: “Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang; sebab dari pada-Nyalah harapanku” (Mzm. 62:6). Oleh karena itu, memiliki harapan berarti sama dengan percaya kepada Tuhan yang adalah setia, yang selalu memelihara perjanjian-Nya. Dengan demikian, iman dan harapan berkaitan erat. “Harapan” adalah sebuah kata kunci dalam iman alkitabiah, sehingga dalam perikop-perikop tertentu, kata “iman” dan “harapan” nampak jelas digunakan secara bergantian. Dengan cara ini pula, maka Surat Ibrani menampilkan hubungan yang langsung antara “pengakuan akan harapan yang teguh” (10:23) dengan “kepenuhan iman” (10:22).Hal yang sama, ketika Surat Pertama Rasul Petrus mendesak orang-orang Kristen agar selalu siap untuk menyambut “logos” – arti dan alasan – harapan mereka (bdk. 3:15), “harapan” adalah sama dengan “iman” (Spe Salvi, 2).

Saudara-saudari yang terkasih, apa sebenarnya kesetiaan Tuhan itu dan kepada siapakah kita meletakkan harapan yang kokoh tak tergoyahkan itu? Tidak lain adalah Kasih-Nya. Dia, Bapa, mencurahkan Kasih-Nya ke dalam lubuk hati kita yang terdalam melalui Roh Kudus (bdk. Rom. 5:5).Dan Kasih Allah tersebut dinyatakan secara penuh dalam diri Yesus Kristus, yang terlibat dalam keberadaan kita dan menuntut suatu jawaban dalam arti apa yang dapat dilakukan oleh setiap individu dalam hidupnya sebagai pria maupun wanita dan apa yang dapat dia persembahkan untuk menghayati Kasih Allah tersebut secara penuh. Kasih Allah kadang-kadang hadir melalui cara-cara yang tidak pernah dibayangkan oleh seseorang sebelumnya, tetapi selalu dapat menjangkau orang-orang yang memang mau dijumpai oleh Kasih Allah tersebut. Harapan semacam itu dipelihara dengan kepastian ini, “Kita telah mengenal dan telah percaya akan Kasih Allah kepada kita” (1 Yoh. 4:16). Kasih Allah yang begitu dalam dan menuntut ini, Kasih Allah yang meresap secara sempurna di bawah permukaan, memberi kita keberanian. Kasih Allah ini memberi kita harapan dalam peziarahan hidup kita dan di masa yang akan datang. Kasih Allah yang membuat kita percaya dalam diri kita, dalam sejarah dan dalam diri orang-orang lain. Saya ingin berbicara secara khusus kepada kaum muda dan saya katakan sekali lagi kepadamu: “Akan menjadi apakah hidupmu kalau tanpa Kasih Allah? Allah memelihara pria dan wanita sejak penciptaan hingga akhir zaman, ketika Dia akan membawa rencana keselamatan sampai kepada kepenuhannya. Di dalam Tuhan yang bangkit, kita memiliki harapan yang pasti” (Sambutan kepada kaum muda Keuskupan San Marino, Montefeltro, 19 Juni 2011).

Sebagaimana telah Dia lakukan selama hidup-Nya di dunia, demikian juga saat ini Yesus yang telah bangkit berjalan menyusuri lorong-lorong kehidupan kita dan melihat kita yang tenggelam dalam berbagai aktivitas dengan segala keinginan dan kebutuhan kita. Di tengah situasi lingkungan kehidupan kita, Dia terus berbicara kepada kita: Dia memanggil kita agar kita menghayati kehidupan bersama dengan Dia, karena hanya Dia-lah yang mampu memuaskan dahaga akan harapan tersebut. Dia tinggal di tengah komunitas para murid, yaitu Gereja, dan hingga hari ini Dia masih memanggil orang-orang untuk mengikuti Diri-Nya. Panggilan dapat muncul setiap saat. Hari ini juga Yesus terus-menerus berkata: “Datanglah ke mari, ikutilah Aku” (Mrk. 10:21). Menerima undangan-Nya berarti tidak lagi memilih jalan kita sendiri. Mengikuti Dia berarti membenamkan kehendak kita ke dalam kehendak Yesus, sungguh-sungguh mengistiwekan Dia, membanggakan Dia dalam setiap bidang kehidupan: dalam keluarga, dalam pekerjaan, dalam kepentingan-kepentingan pribadi dan dalam diri kita sendiri. Ini berarti menyerahkan hidup kita kepada-Nya, hidup dalam kemesraan bersama dengan Dia dan melalui Dia, kita memasuki persekutuan dengan Bapa dalam Roh Kudus, dan dengan demikian juga – konsekuensinya – bersama dengan saudara dan saudari sekalian. Persekutuan hidup bersama Yesus adalah suatu “pengaturan” (setting) istimewa di mana dalam persekutuan tersebut, kita boleh mengalami harapan dan dalam harapan tersebut, hidup kita menjadi penuh dan bebas.

Panggilan imamat dan hidup bakti lahir dari pengalaman personal perjumpaan dengan Kristus, berkat dialog dengan Dia secara rahasia dan tulus, yang berarti memasuki ke dalam kehendak-Nya. Oleh karena itu sangatlah perlu tumbuh dalam pengalaman iman, mengenal suatu relasi yang mendalam dengan Yesus, memberi perhatian secara rohani terhadap suara-Nya yang hanya bisa diperdengarkan dalam lubuk hati kita. Proses ini, yang memungkinkan kita dapat menaggapi panggilan Allah secara positif, sangat mungkin terjadi dalam jemaat-jemaat Kristen di mana iman dihayati secara intens, di mana kesaksian yang baik diberikan oleh mereka yang menyandarkan diri kepada Injil, di sanalah hadir makna perutusan yang kuat, yang menghantar orang untuk mempersembahkan diri secara total demi Kerajaan Allah, yang dihidupi dengan penerimaan sakramen-sakramen, khususnya Sakramen Ekaristi dan hidup doa yang kuat. Poin yang terakhir ini, “di satu sisi harus menjadi sesuatu yang sangat personal, suatu perjumpaan yang mesra antara diriku dengan Allah. Tetapi di sisi lain, harus secara terus-menerus dibimbing dan diterangi oleh doa-doa Gereja dan oleh doa-doa para kudus, dan oleh doa liturgis sebagaimana telah berulang kali Tuhan Yesus ajarkan bagaimana kita harus berdoa secara benar” (Spe Salvi, 34).

Doa yang mendalam dan terus-menerus akan menghasilkan pertumbuhan iman jemaat Kristiani, menghasilkan suatu kepastian yang secara terus-menerus diperbaharui bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya, sebaliknya Dia sanantiasa meneguhkan umat-Nya  dengan membangkitkan aneka panggilan khusus – panggilan imamat dan hidup bakti – agar mereka menjadi tanda harapan bagi dunia. Sesungguhnya, para imam dan kaum religius dipanggil untuk menyerahkan dirinya secara total tanpa syarat bagi umat Allah, dalam pelayanan kasih demi Injil dan Gereja, suatu pelayanan yang dapat meneguhkan harapan yang berasal hanya dari keterbukaan diri kepada Yang Illahi. Oleh karena itu, dengan bantuan para saksi iman dan semangat kerasulan mereka, mereka dapat memeneruskan, khususnya kepada gererasi muda, suatu keinginan yang kuat untuk menanggapi Kristus yang memanggil mereka secara tulus dan tanpa halangan untuk mengikuti Dia secara lebih erat. Kapan saja seorang murid Yesus menerima panggilan Illahi untuk membaktikan dirinya bagi pelayanan imamat atau hidup bakti, itu berarti dia memberi suatu kesaksian tentang salah satu hasil buah yang paling masak dari jemaat Kristen, yang membantu kita untuk melihat dengan iman dan harapan secara istimewa masa depan Gereja dan komitmennya terhadap tugas pengijilan. Tugas ini memerlukan para pekerja yang baru untuk mewartakan Injil, untuk merayakan Ekaristi dan Sakramen Rekonsiliasi. Jadi, semoga ada banyak imam yang komit, yang mengerti bagaimana harus mendampingi anak-anak muda sebagai “sahabat dalam perjalanan”, membantu mereka dalam hidup yang penuh dengan penderitaan dan kesukaran, membantu mereka mengenal Kristus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup (bdk. Yoh. 14:6), sembari mengatakan kepada mereka bahwa dengan kekuatan Injil, sungguh betapa indahnya melayani Allah, jemaat Kristiani, dan melayani saudara-saudari. Semoga ada imam-imam yang menghasilkan buah secara melimpah berkat komitmen mereka yang penuh antusias, yang berarti menujukkan kematangan hidup mereka, karena didasarkan pada iman akan Kristus yang lebih dahulu telah mengasihi kita (bdk. 1 Yoh. 4:19).

Demikian juga, saya berharap bahwa anak-nak muda, yang telah dipenuhi oleh pelbagai pilihan remeh dan tidak penting, akan mampu menggali suatu keinginan terhadap apa yang sungguh-sungguh berharga, demi tujuan-tujuan yang mulia, pilihan-pilihan yang radikal, pelayanan demi banyak orang dalam mengikuti Yesus. Yang terkasih anak-anak muda, janganlah takut mengikuti Dia dan berjalan menyusuri jalan-jalan kasih yang menuntut suatu keberanian dan komitmen yang tulus. Dengan cara tersebut, kamu akan senang melayani, kamu akan menjadi saksi suatu suka-cita yang tidak bisa diberikan oleh dunia, kamu akan menjadi nyala yang hidup dari kasih yang kekal-abadi dan tak terpermanai, kamu akan belajar “memberi suatu pengharapan yang ada padamu” (1 Pet. 3:15)!

Dari Vatikan, 6 Oktober 2012
Paus Benediktus XVI

Jumat, 19 April 2013 Hari Biasa Pekan III Paskah

Jumat, 19 April 2013
Hari Biasa Pekan III Paskah

Bergembiralah setiap hari akan imanmu -- St Agustinus.


Antifon Pembuka
(Why 5:12)

Anak Domba yang telah dikurbankan pantas menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan dan kehormatan

Doa Pagi


Syukur bagi-Mu, Yesus. Inilah kuasa kebangkitan-Mu yang mampu mengubah hati musuh menjadi pengikut dan pembela-Mu yang perkasa. Semoga di pagi hari ini pun banyak jiwa yang Kauubah dari benci menjadi cinta kepada-Mu dan sesama. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Kisah Para Rasul
(9:1-20)
 
 "Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."

Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu! Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota. Di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias!” Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus, yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi. Saulus bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:56)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)
 
"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman."
 
Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu, barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Dalam hidup rohani ada banyak saudara-saudari kita mengalami kebangkitan dan pembaruan hidup sesudah mengalami pertobatan. Dalam pertobatan itu, mereka mengalami kasih Allah yang sungguh nyata dan menguatkan. Bagi mereka Allah sungguh hidup!

Setelah pertobatannya, Saulus diterima dalam kalangan para rasul. Ia menjadi rasul yang amat giat untuk mewartakan Injil, setelah mengalami perjumpaan dengan Allah yang hidup. Dalam persatuan dengan para rasul itu ia merasa hidupnya sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus dan hidup oleh Kristus. ”Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.”

Pertobatan dan menikmati hidup baru dalam kuasa Roh Kudus selalu mendatangkan kegembiraan, penghiburan, kedamaian dan kebahagiaan. Hidup seperti ini selalu dirindukan banyak orang!

Doa: Ya Tuhan, anugerahkan aku rahmat kerendahan untuk bertobat agar boleh menikmati hidup baru dalam kuasa-Mu! Amin.
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 18 April 2013 Hari Biasa Pekan III Paskah

Kamis, 18 April 2013
Hari Biasa Pekan III Paskah

“Karena penyelenggaraan Tuhan, buah anggur dan anggurnya menjadi berguna bagi manusia; dan kalau menerima Sabda Tuhan, menjadi Ekaristi, tubuh dan darah Kristus sendiri” (St. Ireneus)

Antifon Pembuka (Kel 15:1-2)

Marilah kita memuji Allah, pahlawan gagah perkasa. Ia menyelamatkan kita dengan kekuatan-Nya yang jaya. Alleluya.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahamulia, kami bersyukur karena Yesus Kristus, Putra-Mu adalah Roti Hidup yang turun dari surga dan yang memberi hidup bagi kami. Kami rindu untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus yang kami terima dalam Ekaristi sebagai bukti bahwa Yesus berbagi kasih kepada manusia. Semoga kenangan yang luhur ini membuat kami semua semakin berani berbuat kasih kepada sesama. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Dalam sebuah cara yang tak terduga, Filipus bertemu dengan seorang sida-sida yang membaca Kitab Suci tetapi tidak mampu mengertinya. Itulah kesempatan indah bagi Filipus untuk mewartakan tentang Yesus. Nubuat tentang penderitaan Mesias dikenakan pada Kristus. Filipus akhirnya menghantar orang itu kepada Kristus yang bangkit dengan membaptisnya. Sida-sida itu kembali ke negaranya dan mengalami sukacita yang mendalam.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:26-40)
 
"Jika Tuan percaya dengan segenap hati, Tuan boleh dibaptis."
 
Waktu Filipus di Samaria, berkatalah seorang malaikat Tuhan kepadanya, “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menyusur jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang, ia duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Filipus segera mendekat, dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, “Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?” Jawabnya, “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi sebagai berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya, siapakah yang akan menceritakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” Maka mulailah Filipus berbicara, dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan, dan tiba di suatu tempat yang ada airnya. Lalu kata sida-sida itu, “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” Sahut Filipus, “Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya, “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.” Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia menjelajah daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 66:8-9.16-17.20; R:1)
1. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.
2. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa kepada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
3. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya daripadaku.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Barangsiapa makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Yesus mengatakan bahwa satu-satunya jalan menuju kehidupan adalah melalui diri-Nya. Dia juga mewartakan tentang Bapa. Melalui iman dan Ekaristi, kita tidak akan mati, melainkan akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:44-51)
 
"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."
 
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus aku; dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi; Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Komuni Suci adalah roti dan daging Kristus sekaligus. Hanya yang mendapatkan karunia iman dapat meyakini (baca: melihat) hal itu. Itulah pewahyuan Yesus akan ‘Allah yang menjadi makanan’, agar menyatu dengan kita, manusia. Allah ingin menunggal dengan kita. Allah adalah Imanuel. Jalan yang ditempuh-Nya, ya lewat Komuni Suci dalam Sakramen Ekaristi tersebut. Orang itu, termasuk Anda, bukan?

Doa Malam

Tuhan Yesus, Sang Roti yang hidup, terima kasih atas pernyataan iman yang Engkau berikan hari ini. Semoga semakin nyatalah cinta kasih-Mu di dalam diriku dan mampu pula kuwartakan dengan perkataan yang benar dan tindakan-tindakanku. Amin.


RUAH

Rabu, 17 April 2013 Hari Biasa Pekan III Paskah

Rabu, 17 April 2013
Hari Biasa Pekan III Paskah

Bernyanyilah dengan suaramu, bernyanyilah dengan hatimu, bernyanyilah dengan bibirmu, bernyanyilah dengan hidupmu --- St. Agustinus


Antifon Pembuka (Mzm 71:8.23)

Semoga lidahku bernyanyi memuji Engkau. Semoga bibirku bersorak bermadah kepada-Mu. Alleluya.

Doa Pagi


Ya Allah, beriman kepada-Mu dan menjadi saksi cinta kasih-Mu ternyata membutuhkan perjuangan terus-menerus. Karena itu, berikanlah rahmat-Mu untuk menjalani hidup ini meski rintangan dan godaan selalu menanti. Sebab Engkaulah Juruselamatku, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:1b-8)
 
"Mereka menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil."

Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; R:1)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:35-40)
 
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Semakin banyak tantangan yang dialami para murid Yesus semakin mereka berkobar hati untuk mewartakan Injil. Tantangan-tantangan itu sungguh menjadi ” kobaran api” yang menyulut semangat mereka untuk bersaksi tentang Tuhannya tanpa rasa takut sedikit pun. Pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang sudah bangkit dan pekerjaan Roh Kudus yang mengurapi mereka menjadi kekuatan yang tak terkalahkan.

Tak sedikit juga para pengikut Yesus di zaman ini memiliki semangat yang sama seperti para rasul itu. Hal ini terjadi karena pengalaman akan Allah yang hidup melalui pencurahan kuasa Roh Kudus yang mereka terima. Melalui pengalaman perjumpaan dengan Allah yang luar biasa ini, mereka merasa bahwa sabda Tuhan serta sakramen-sakramen yang mereka terima menjadi kekuatan yang mengobarkan semangat mereka untuk bersaksi. Yesus sebagai Sabda dan Roti Hidup sungguh hidup dalam diri mereka. Luar biasa!

Doa: Ya Tuhan, curahkanlah kuasa Roh Kudus-Mu atas diriku agar aku teguh menjadi saksi-Mu! Amin.
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 16 April 2013 Hari Biasa Pekan III Paskah

Selasa, 16 April 2013
Hari Biasa Pekan III Paskah

“Lagu itu sesuatu yang menggembirakan, dan kalau kita perhatikan sungguh-sungguh, lagu itu suatu cinta” (St. Agustinus)

Antifon Pembuka (Why 19:5; 12:10)

Pujilah Allah kita, kamu sekalian yang hina dan mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan kerajaan Kristus. Alleluya.

Doa Pagi

Tuhan, buatlah aku hari ini setia dalam beriman kepada-Mu, seperti Stefanus dalam memperjuangkan imannya, bahkan sampai titik darah penghabisan. Semoga pada Tahun Iman ini kami pun semakin setia dan bertumbuh dalam iman akan Engkau, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Dalam sidang Mahkamah Agama, Stefanus dengan tegas mengingatkan para pemimpin agama Yahudi tentang mengapa Yesus menderita dan mati. Mereka yang mendengarkan menjadi marah dan mulai merajamnya. Sebaliknya, Stefanus berdoa bagi mereka yang telah menganiaya dia. Saulus setuju dengan pembunuhan Stefanus, tetapi kemudian dia akan menjadi seorang Rasul agung, St. Paulus.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)
 
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, “Hai orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus; sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang telah menubuatkan kedatangan Orang Benar yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kita telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, tetapi kamu tidak menurutinya!” Mendengar semuanya itu, para anggota Mahkamah Agung sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret Stefanus ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. Saulus juga setuju bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku.
Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntut dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:35)
Akulah roti hidup yang turun dari surga, sabda Tuhan; Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Yesus mengatakan bahwa manna yang diterima oleh orang-orang Israel pada waktu di padang gurun adalah lambang roti benar dari surga yang akan Ia berikan. Ia sendirilah roti yang benar, roti kehidupan itu. Setiap orang yang datang kepada-Nya tidak akan lapar dan haus lagi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)
 
"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."
 
Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu?” Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberi kamu roti yang benar dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Pewahyuan Yesus sebagai ‘roti hidup’ tidak membangkitkan iman pada orang-orang Kapernaum. Alasannya: Mereka masih terikat oleh pengalaman masa lalu nenek moyang mereka, yakni pemberian manna dalam Kitab Keluaran. Padahal, mereka semua telah mati. Artinya, manna tidak membuat mereka memperoleh hidup kekal. Roti yang Yesus tawarkan ini, yakni diri-Nya sendiri, adalah pemberi hidup abadi. Anda dan saya telah mengimani dan menerima Komuni Suci, maka jangan pernah dilepas lagi.

Doa Malam

Tuhan Yesus, terima kasih atas rahmat dan kasih-Mu sepanjang hari ini. Semoga dengan anugerah-Mu yang telah kuterima ini, aku dimampukan untuk selalu berpaut pada-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 15 - 21 April 2013

Bacaan Harian 15 - 21 April 2013

Senin, 15 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Kis 6:8-15; Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Yoh 6:22-29.

Selasa, 16 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Kis 7:51 – 8:1a; Mzm 31:3cd-4.6ab.7b.8a.17.21ab; Yoh 6:30-35.

Rabu, 17 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Kis 8:1b-8; Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; Yoh 6:35-40.

Kamis, 18 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Kis 8:26-40; Mzm 66:8-9.16-17.20; Yoh 6:44-51.

Jumat, 19 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Kis 9:1-20; Mzm 117:1-2; Yoh 6:52-59.

Sabtu, 20 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Kis 9:31-42; Mzm 116:12-17; Yoh 6:60-69.

Minggu, 21 April: Hari Minggu Paskah IV (P). Hari Minggu Panggilan
Kis 13:14.43-52; Mzm 100:2.3.5; Why 7:9.14b-17; Yoh 10:27-30

Senin, 15 April 2013 Hari Biasa Pekan III Paskah

Senin, 15 April 2013
Hari Biasa Pekan III Paskah

Cara pikir kita sesuai dengan Ekaristi, dan sebaliknya Ekaristi memperkuat cara pikir kita. --- St Ireneus

Antifon Pembuka

Telah bangkit Gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.

Doa Pagi

Tuhan Yesus, jauhkanlah dari hati kami sikap suka menghasut manakala sesama berbuat baik. Bantulah kami untuk belajar terus-menerus menerima kelebihan sesama dengan gembira hati, terlebih lagi jika kami mau belajar dari padanya. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)
 
"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."

Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Ul: 1b)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)
 
"Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."
 
Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Surat rekomendasi dari seorang pemimpin atau orang terpercaya amat dibutuhkan dalam suatu permohonan, misalnya dalam hal usulan proyek tertentu kepada pihak penyandang dana. Surat rekomendasi ini umumnya berisi dukungan kepada pemohon agar ia boleh mendapatkan jawaban positif atas permohonannya itu.

Tuhan Yesus menyarankan para pengikut-Nya agar permintaan mereka kepada Allah Bapa harus diminta dalam nama-Nya. ”Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima...” (Yoh. 6:23–24). Yesus datang dari Allah dan kita percaya itu. Nama-Nya merupakan jaminan untuk mendapatkan rahmat dari Allah. Nama-Nya menjadi meterai atau sebuah rekomendasi untuk mendapatkan persetujuan Bapa atas semua doa permohonan dan harapan dari umat beriman. Karena itu, tak ada hambatan bagi kita untuk percaya bahwa dengan berdoa dalam nama-Nya, semua permohonan kita akan dikabulkan!

Ya Allah, ampunilah aku yang sering mengejar hal-hal yang hebat di dunia ini. Bimbinglah aku dengan Roh Kebijaksanaan-Mu agar hidupku semakin berkenan kepada-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy