| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Bacaan Harian 22 - 28 April 2013

Bacaan Harian 22 - 28 April 2013

Senin, 22 April : Hari Biasa Pekan IV Paskah (P)
.
Kis 11:1-18; Mzm 42:2-3; 43:3,4;R: 42:3a; Yoh 10:1-10.


Selasa, 23 April: Hari Biasa Pekan IV Paskah (P)
.
Kis 11:19-26; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7;R: 117:1a; Yoh 10:22-30.


Rabu, 24 April: Hari Biasa Pekan IV Paskah (P).

Kis. 12:24-13:5a; Mzm. 67:2-3,5,6,8;R: 4; Yoh. 12:44-50.


Kamis, 25 April: Pesta St Markus, Pengarang Injil (M).
1Ptr 5:5b-14; Mzm. 89:2-3.6-7.16-17; Mrk 16:15-20.


Jumat, 26 April: Hari Biasa Pekan IV Paskah (P)
.
Kis. 13:26-33; Mzm. 2:6-7,8-9,10-11;R: 7; Yoh. 14:1-6.


Sabtu, 27 April: Hari Biasa Pekan IV Paskah (P)
.
Kis. 13:44-52; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4;R: 3cd; Yoh. 14:7-14.


Minggu, 28 April: Hari Minggu Paskah V (P)
.
Kis 14:21b-27; Mzm 145:8-9.10-11.12-13ab; Why 21:1-5a; Yoh 13:31-33a.34-35

Minggu Paskah IV/C - 21 April 2013


MINGGU PASKAH IV/C – 21 APRIL 2013
Kis 13:14,43-52; Why 7:9,14b-17; Yoh 10:27-30,22

Hari ini kita memasuki Minggu Paskah IV, yang sejak tahun 1963 yang lalu juga dijadikan sebagai Hari Minggu Panggilan. Bacaan Injil mengajak kita untuk merenungkan tentang gembala yang baik. Lalu, bagaimana kita hendak menarik benang merah pesan-pesan hari ini, yakni antara Minggu Paskah IV, Minggu Panggilan dan gembala yang baik?

Perayaan Paskah, pada intinya mengenangkan, dan mensyukuri karya penyelamatan Allah yang terlaksana dalam diri Yesus Kristus. Dengan perayaan ini, kita juga ikut serta mengalami karya penyelamatan Allah itu. Sebab, karya keselamatan itu berlaku universal, untuk semua orang yang mau menerima dan mengimani Kristus. Inilah yang diwartakan Paulus dan Barnabas dalam bacaan pertama. Mereka diutus “menjadi terang bagi bangsal-bangsa yang tidak mengenal Allah dan membawa keselamatan sampai ke ujung bumi” (Kis 13:47).

Universalitas keselamatan itu juga ditegaslan dalam bacaan kedua, dimana Yohanes menyampaikan penglihatannya bahwa orang-orang yang diselamatkan itu “merupakan kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa” (Why 7:9). Mereka yang telah mengalami keselamatan itu “tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi; matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi” (Why 7:16).

Suasana penyelamatan yang demikian, yang saat ini sudah dialami oleh saudara-saudari kita yang telah meninggalkan dunia ini dan kita nantikan dengan penuh harapan agar kelak juga kita alami, bukan merupakan usaha manusia tetapi lebih-lebih merupakan buah dari penebusan Kristus. Dialah yang menggembalakan kita dan menuntun kita ke mata air kehidupan (Why 7:17). Bagi kita, ia hadir dan tampil sebagai gembala yang baik, yaitu gembala yang mengenal kita, para domba-Nya; yang memberikan hidup kekal kepada kita; dan yang senantiasa melindungi kita sehingga kita tidak binasa (Yoh 10:27-28). Dalam perikup Injil sebelumnya, yakni Yoh 10:1-21, semakin tampak peran Yesus sebagai gembala baik yang menyelamatkan domba-domba-Nya. Dia menyerahkan nyawa untuk domba-domba-Nya, menjadi pintu (keselamatan) bagi domba-domba-Nya, mendampingi dan melindungi domba-domba-Nya, dan memberi hidup (kekal) kepada domba-domba-Nya.

Setelah Yesus bangkit dan naik ke surga, peran penggembalaan itu diteruskan oleh para rasul dan para pengganti mereka, yakni para uskup dengan dibantu oleh para imam. Mereka diutus, untuk pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil kepada segala makhluk (Mrk 16:15); untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah dan membawa keselamatan sampai ke ujung bumi (Kis 13:47). Tuhan pun senantiasa menyertai sampai kepada akhir zaman (Mat 28:20) dan turut bekerja dan meneguhkan mereka dengan tanda-tanda yang menyertainya (Mrk 16:20).

Dari sini menjadi jelas bahwa sejak dari permulaan, sekarang dan selama-lamanya, Tuhan membutuhkan manusia, yakni kita semua untuk mengambil bagian dalam pewartaan Injil, penggembalaan umat dan penyelamatan jiwa-jiwa. Semua orang, kita semua, tidak ada yang dikecualikan dipanggil untuk mengambil bagian dalam tugas ini, entah sebagai rasul-rasul awam maupun sebagai imam, bruder, dan suster.

Karya keselamatan yang dikerjakan Tuhan untuk kita menunjukkan betapa besar kasih Tuhan kepada kita. Oleh karena itu, sebagaimana bacaan Minggu yang lalu, Tuhan bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?”, kini pertanyaan yang sama juga diajukan kepada kita masing-masing. Semoga kita juga berani memberi jawaban seperti Petrus, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau” (Yoh 21:17). Maka, Tuhan pun mengutus kita untuk mewartakan Injil, menggembalakan umat, dan ikut serta menyelamatkan jiwa-jiwa, entah sebagai rasul awam maupun sebagai imam, bruder dan suster.

Pada Minggu Panggilan ini, tanpa menghilangkan himbauan kepada seluruh umat untuk mengambil bagian dalam karya-karya pelayanan Gereja sebagai rasul-rasul awam, baiklah disampaikan himbauan dan undangan khusus untuk menanggapi panggilan sebagai imam, bruder, dan suster. Entah dengan mempersembahkan anak/cucu, entah dengan mempersembahkan diri sendiri untuk mencoba menanggapi panggilan Tuhan.

Untuk mengakhiri renungan ini, baiklah dikutipkan sebagian dari pesan Bapa Suci Benedictus XVI (emeritus) untuk hari Minggu Panggilan ke-50 (selengkapnya bisa dibaca di http://www.kkindonesia.org/content/pesan_paus_HMP_2013/index.kki:

Sebagaimana telah Dia lakukan selama hidup-Nya di dunia, demikian juga saat ini Yesus yang telah bangkit berjalan menyusuri lorong-lorong kehidupan kita dan melihat kita yang tenggelam dalam berbagai aktivitas dengan segala keinginan dan kebutuhan kita. Di tengah situasi lingkungan kehidupan kita, Dia terus berbicara kepada kita: Dia memanggil kita agar kita menghayati kehidupan bersama dengan Dia, karena hanya Dia-lah yang mampu memuaskan dahaga akan harapan tersebut. Dia tinggal di tengah komunitas para murid, yaitu Gereja, dan hingga hari ini Dia masih memanggil orang-orang untuk mengikuti Diri-Nya. Panggilan dapat muncul setiap saat. Hari ini juga Yesus terus-menerus berkata: “Datanglah ke mari, ikutilah Aku” (Mrk. 10:21). Menerima undangan-Nya berarti tidak lagi memilih jalan kita sendiri. Mengikuti Dia berarti membenamkan kehendak kita ke dalam kehendak Yesus, sungguh-sungguh mengistiwekan Dia, membanggakan Dia dalam setiap bidang kehidupan: dalam keluarga, dalam pekerjaan, dalam kepentingan-kepentingan pribadi dan dalam diri kita sendiri. Ini berarti menyerahkan hidup kita kepada-Nya, hidup dalam kemesraan bersama dengan Dia dan melalui Dia, kita memasuki persekutuan dengan Bapa dalam Roh Kudus, dan dengan demikian juga – konsekuensinya – bersama dengan saudara dan saudari sekalian. Persekutuan hidup bersama Yesus adalah suatu “pengaturan” (setting) istimewa di mana dalam persekutuan tersebut, kita boleh mengalami harapan dan dalam harapan tersebut, hidup kita menjadi penuh dan bebas.

Panggilan imamat dan hidup bakti lahir dari pengalaman personal perjumpaan dengan Kristus, berkat dialog dengan Dia secara rahasia dan tulus, yang berarti memasuki ke dalam kehendak-Nya. Oleh karena itu sangatlah perlu tumbuh dalam pengalaman iman, mengenal suatu relasi yang mendalam dengan Yesus, memberi perhatian secara rohani terhadap suara-Nya yang hanya bisa diperdengarkan dalam lubuk hati kita.

Proses ini, yang memungkinkan kita dapat menaggapi panggilan Allah secara positif, sangat mungkin terjadi dalam jemaat-jemaat Kristen di mana iman dihayati secara intens, di mana kesaksian yang baik diberikan oleh mereka yang menyandarkan diri kepada Injil, di sanalah hadir makna perutusan yang kuat, yang menghantar orang untuk mempersembahkan diri secara total demi Kerajaan Allah, yang dihidupi dengan penerimaan sakramen-sakramen, khususnya Sakramen Ekaristi dan hidup doa yang kuat. Poin yang terakhir ini, “di satu sisi harus menjadi sesuatu yang sangat personal, suatu perjumpaan yang mesra antara diriku dengan Allah. Tetapi di sisi lain, harus secara terus-menerus dibimbing dan diterangi oleh doa-doa Gereja dan oleh doa-doa para kudus, dan oleh doa liturgis sebagaimana telah berulang kali Tuhan Yesus ajarkan bagaimana kita harus berdoa secara benar” (Spe Salvi, 34).

…….

Saya berharap bahwa anak-nak muda, yang telah dipenuhi oleh pelbagai pilihan remeh dan tidak penting, akan mampu menggali suatu keinginan terhadap apa yang sungguh-sungguh berharga, demi tujuan-tujuan yang mulia, pilihan-pilihan yang radikal, pelayanan demi banyak orang dalam mengikuti Yesus. Yang terkasih anak-anak muda, janganlah takut mengikuti Dia dan berjalan menyusuri jalan-jalan kasih yang menuntut suatu keberanian dan komitmen yang tulus. Dengan cara tersebut, kamu akan senang melayani, kamu akan menjadi saksi suatu suka-cita yang tidak bisa diberikan oleh dunia, kamu akan menjadi nyala yang hidup dari kasih yang kekal-abadi dan tak terpermanai, kamu akan belajar “memberi suatu pengharapan yang ada padamu” (1 Pet. 3:15)!

Semoga, sabda Tuhan dan pesan Bapa Suci ini menggugah kita semua untuk dengan penuh semangat mau mengambil bagian dalam karya-Nya untuk mewartakan Injil, menggembalakan umat dan menyelamatkan jiwa-jiwa.

Ag. Agus Widodo, Pr

Senin, 22 April 2013 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Senin, 22 April 2013
Hari Biasa Pekan IV Paskah

Mukjizat perbanyakan roti menunjukkan lebih dahulu kelimpahan roti istimewa dari Ekaristi-Nya --- Katekismus Gereja Katolik, 1335


Antifon Pembuka (Rm 6:9)

Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi. Maut takkan menguasai-Nya lagi. Alleluya.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahamulia, Engkau tiada memberi nama lain, di mana terdapat kebebasan dan kedamaian, selain nama Yesus, Gembala dan Pembimbing kami. Kami mohon, semoga sabda-Nya memenuhi kami dengan nafas kehidupan-Mu yang suci. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (11:1-18)

 
"Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."

Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka." Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya: "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit. Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea. Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu, 13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu. Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku, haus, pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4)
1. Seperti rusa merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah.
2. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-gunung yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
3. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:14)
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan, Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:11-18)
 
"Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-domba-Nya."
 
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan

Renungan


Kita bersyukur atas misi Gereja Katolik yang terus-menerus meluas ke mana-mana ke seluruh dunia, melalui karya para misionaris baik religius maupun awam. Meskipun diterpa berbagai kesulitan dan tantangan, namun Roh Kudus senantiasa mengurapi mereka untuk menjadi pewarta Injil yang bersemangat di antara segala bangsa.

Hidup dan karya Yesus Kristus harus terus-menerus diperkenalkan kepada semua orang, sebab kita percaya DIA-lah satu-satunya pintu menuju keselamatan. ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput”. Keselamatan melalui Yesus Kristus adalah keselamatan yang paling sempurna. Yesus Kristus datang dari Allah dan telah membuka pintu keselamatan itu melalui karya-Nya yang paling agung dan sempurna.

Melalui sabda ini Yesus mengungkapkan semua kebenaran dan misi kedatangan-Nya ke dalam dunia, bahwa melalui DIA semua orang dipersatukan, diselamatkan dan menikmati hidup yang berkelimpahan.

Doa: Tuhan, bawalah semua orang masuk kerajaan-Mu, kerajaan hidup dan kebenaran. Amin.
    
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kobus: 21 April 2013 (Yoh 10:27-30)






silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 21 April 2013 Hari Minggu Paskah IV

Minggu, 21 April 2013
Hari Minggu Paskah IV

"Setiap panggilan khusus lahir dari prakasa atau inisiatif Allah: inilah anugerah Kasih Allah!" --- Bapa Suci Benediktus XVI


Antifon Pembuka (Mzm 32:5-6)

Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, dan langit dijadikan oleh sabda-Nya. Alleluya.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang Mahamulia, Engkau tiada memberi nama lain, di mana terdapat kebebasan dan kedamaian, selain nama Yesus, Gembala dan Pembimbing kami. Kami mohon, semoga sabda-Nya memenuhi kami dengan napas kehidupan-Mu yang suci. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:14.43-52)
 
"Kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain."
 
Pada suatu hari Paulus dan Barnabas melanjutkan perjalanan dari Perga, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. Setelah selesai ibadat, banyak orang Yahudi dan penganut agama Yahudi yang takut akan Allah mengikuti Paulus dan Barnabas. Kedua rasul itu lalu mengajar dan menasihati mereka supaya tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. Pada hari Sabat berikutnya berkumpullah hampir seluruh kota itu untuk mendengar firman Allah. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati, dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan Paulus. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata, “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu! Tetapi kamu menolaknya, dan menganggap dirimu tidak layak beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” Mendengar itu, bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah, dan mereka memuliakan firman Tuhan. Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu. Tetapi orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu. Begitulah mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas, dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 100.2.3.5)

1. Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah kehadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah bahwa Tuhan itu Allah; Dialah yang menjadikan kita. Punya Dialah kita, kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya; kesetiaan-Nya tetap turun-menurun, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya.

Bacaan dari Kitab Wahyu (7:9.14b-17)
 
"Anak domba akan menggembalakan mereka, dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan."
 
Aku, Yohanes, mendapat penglihatan sebagai berikut: Nampaklah suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Lalu seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar. Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan siang malam melayani Dia di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi; matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu akan menggembalakan mereka, dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal semua domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenak Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:27-30)
 
"Aku memberikan hidup yang kekal kepada domba-domba-Ku."
 
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku. Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka, dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku yang memberikan mereka kepada-Ku lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 
 
 Renungan

Masyarakat sedang membutuhkan seorang pemimpin sejati. Seorang pemimpin sejati yang tidak hanya bisa janj-janji dan menggunakan kekuasaannya untuk bertindak semena-mena, tetapi sungguh-sungguh seorang pemimpin yang “merakyat”, dekat di hati rakyat, dan seorang yang mampu menggunakan kekuasaannya untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Orang demikian ini pertama-tama adalah seorang yang peduli dengan orang-orang yang dipimpinnya sehingga mereka mau loyal kepadanya.

Dalam Injil hari ini, Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai seorang Gembala yang baik. Dari gambaran Yesus sebagai Gembala yang baik ini, kita tidak hanya bisa belajar bagaimana harus menjadi seorang pemimpin yang sejati tetapi kita juga menjadikan Yesus sebagai Pemimpin kehidupan kita. Pertama-tama seorang pemimpin sejati harus mengenal dan dikenal oleh orang-orang yang dipimpinnya dan sungguh-sungguh didengarkan serta diikuti oleh orang-orang yang dipimpinnya karena sungguh dapat dipercaya dan diandalkan. Ia dipercaya dan diandalkan karena dia peduli serta mampu membawa orang-orang yang dipimpinnya sampai pada tujuan. Yesus bersabda, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku,....” (Yoh 10:27). Yesus sungguh-sungguh seorang Pemimpin kehidupan kita. Dia sungguh peduli dengan kita dan layak untuk dipercaya dan diandalkan karena mampu menuntun hidup kita sampai kepada tujuan hidup kita, hidup yang kekal.

Sebagai Gembala yang baik, Yesus juga menunjukkan kepedulian-Nya kepada kita dengan selalu berusaha agar kita memperoleh keselamatan. Kata-Nya, “.... dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (ayat. 27).

Seorang pemimpin sejati mesti memberi jaminan keselamatan walaupun harus dengan rela mengurbankan hidupnya demi kebaikan dan keselamatan yang dipimpinnya. Ia tidak hanya bisa menghantar orang sampai kepada tujuan hidup, tetapi selalu mampu menjaga orang yang dipimpinnya dari bahaya, memberikan rasa aman kepada orang-orang yang dipimpinnya. Yesus memberikan hidup-Nya kepada kita sehingga kita tidak binasa dan Yesus juga menjaga kita agar kita selalu berada aman dalam kawanan-Nya, menjaga dari pihak-pihak yang mau merebut kita.

Yesus meyakinkan murid-murid-Nya bahwa tidak akan ada yang mampu merebut domba-domba-Nya karena Bapa yang memberikan domba-domba kepada-Nya lebih besar kuasa-Nya dan Yesus sendiri bersatu dengan-Nya (bdk.ay 29-30). Seorang pemimpin mampu memberikan jaminan kepada yang dipimpinnya karena mempunyai kekuasaan yang besar. Kekuasaan yang dimiliki Yesus, sebagai gembala, diberikan oleh Bapa-Nya sendiri. Tidak akan ada yang mampu mengalahkan-Nya.

Dalam menggembalakan domba-domba-Nya, Yesus juga memanggil orang-orang yang terlibat dalam karya penggembalaan-Nya agar semua orang dapat memperoleh keselamatan. Mereka adalah orang-orang yang terpanggil untuk mengabdikan diri-Nya bagi Tuhan secara khusus dengan terlibat dalam karya penggembalaan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang siap sedia dipakai oleh Yesus untuk menjamin agar domba-domba-Nya beroleh keselamatan. Pada hari Minggu Panggilan ini, mari kita banyak berdoa agar semakin banyak orang terpanggil secara khusus untuk terlibat dalam karya penggembalaan umat.

RUAH

Sabtu, 20 April 2013 Hari Biasa Pekan III Paskah

Sabtu, 20 April 2013
Hari Biasa Pekan III Paskah

“Kristus memberikan tubuh-Nya untuk keselamatan semua orang dan dengan tubuh-Nya menanamkan hidup lagi di antara kita” (St. Sirilus dari Aleksandria)

Antifon Pembuka (lih. Kol 2:12)

Kita dikubur bersama Kristus dalam pembaptisan dan dibangkitkan bersama Dia pula berkat kepercayaan kita akan kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus dari alam maut. Alleluya.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahabaik, terima kasih atas hidup yang masih Kauberikan kepada kami. Tuhan ajarlah kami agar tetap setia kepada-Mu, meski terkadang tidak memahami sepenuhnya apa yang menjadi kehendak-Mu atas diri kami. Bantulah kami Tuhan, agar dalam melewati hari ini kami dapat membawa orang-orang yang telah meninggalkan Engkau untuk kembali kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Dalam perjalanan pelayanannya, Rasul Petrus menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati. Tanda-tanda dan mukjizat yang telah dilakukan oleh Yesus, sekarang juga dilakukan oleh para Rasul. Tetapi itu semua mereka lakukan bukan dengan kekuatan mereka sendiri, melainkan dengan kekuatan Allah, yang mereka minta dalam doa.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:31-42)
 
"Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar, oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."
 
Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan kemana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya, “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan. Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita, dalam bahasa Yunani: Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Adapun Lida dekat dengan Yope. Maka ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan, “Segeralah datang ke tempat kami.” Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas, dan semua janda datang berdiri di dekatnya. Sambil menangis, mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup.Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata, “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya, dan ketika melihat Petrus, ia bangun, lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope, dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.14-15.16-17; Ul: 1Kor 10:lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku. Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:63b.68b)
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.

Percakapan tentang Roti Hidup membawa banyak pengikut Yesus meninggalkan Dia. Yesus lalu menantang keduabelas Rasul-Nya apakah mereka juga mau pergi. Petrus, atas nama para Rasul lainnya, menyatakan iman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)
 
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal."

Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Banyak orang berpikir lebih baik mundur daripada menerima ajaran yang sulit-sulit, seperti ‘Allah yang menjadi makanan’. Yesus tidak mencegah mereka. Karena suatu pewahyuan tetaplah Sabda Allah yang abadi, bukan kata-kata yang ditawarkan untuk diterima atau tidak. Maka jawaban Petrus menjadi cetusan kerinduan setiap manusia, “Kepada siapakah kami akan pergi …” Saya setuju dengan Petrus. Apakah Anda mau memilih sikap yang sama?

Doa Malam

Yesus Putra Allah yang hidup, semoga karena kuasa-Mu aku semakin kuat dalam beriman kepada-Mu. Aku percaya akan semua perkataan-Mu yang membawa kepada hidup kekal. Amin.
 

RUAH

Homili Paus Fransiskus dalam Misa Hari Minggu Paskah III 14 April 2013

Saudara dan saudari!
Suatu sukacita bagi saya untuk merayakan Misa bersama Anda dalam Basilika ini. Saya menyambut Imam Agung Basilika, James Kardinal Harvey, dan saya berterima kasih atas kata-kata yang telah ia tujukan kepada saya. Bersama dengannya, saya menyambut dan mengucapkan terima kasih kepada berbagai lembaga yang merupakan bagian dari Basilika ini, dan Anda semua. Kita berada di makam Santo Paulus, seorang rasul Tuhan yang agung namun rendah hati, yang mewartakan Dia dengan kata, menjadi saksi bagi-Nya dengan kemartiran dan menyembah-Nya dengan segenap hatinya. Inilah tiga gagasan pokok yang ingin saya renungkan dalam terang sabda Allah yang telah kita dengar: pewartaan, kesaksian, penyembahan.

Dalam Bacaan Pertama Kis 5:27b-32,40b-41), apa yang mengejutkan kita adalah kekuatan Petrus dan para rasul lainnya. Dalam menanggapi perintah untuk tutup mulut, tidak lagi mengajar dalam nama Yesus, tidak lagi mewartakan pesan-Nya, mereka menanggapi dengan jelas: "Kita harus menaati Allah, bukan manusia”. Dan mereka tetap tidak terpengaruh bahkan ketika dicambuk, dianiaya dan dipenjarakan. Petrus dan para rasul mewartakan dengan berani, tanpa rasa takut, apa yang telah mereka terima: Injil Yesus. Dan kita? Apakah kita mampu membawa sabda Allah ke dalam lingkungan di mana kita hidup? Apakah kita memahami bagaimana berbicara tentang Kristus, tentang apa yang Ia nyatakan pada kita, dalam keluarga kita, di antara orang-orang yang menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari? Iman lahir dari pendengaran, dan diperkuat oleh pewartaan.

Tetapi marilah kita mengambil langkah lebih lanjut: pewartaan yang dibuat oleh Petrus dan para rasul tidak hanya terdiri dari kata-kata: kesetiaan kepada Kristus mempengaruhi seluruh hidup mereka, yang berubah, memberikan arah baru, dan melalui hidup mereka sehingga mereka menjadi saksi bagi iman dan bagi pewartaan Kristus. Dalam Injil hari ini (Yoh 21:1-14), Yesus meminta kepada Petrus sebanyak tiga kali untuk memberi makan domba-domba-Nya, memberinya dengan kasih-Nya, dan Ia menubuatkan kepadanya: "Ketika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki" (Yoh 21:18). Kata-kata ini ditujukan pertama-tama dan terutama bagi kita yang adalah para imam: kita tidak bisa memberi makan kawanan domba Allah jika kita tidak membiarkan diri kita dibawa oleh kehendak Allah bahkan ketika kita lebih suka tidak pergi, jika kita tidak dipersiapkan untuk menjadi saksi Kristus dengan karunia kita sendiri, terus terang, bukan dengan jalan hitung-hitungan, bahkan kadang-kadang dengan mengorbankan hidup kita. Tapi ini juga berlaku untuk semua orang: kita semua harus mewartakan dan menjadi saksi bagi Injil. Kita semua harus bertanya pada diri sendiri: Bagaimana saya bersaksi bagi Kristus melalui iman saya? Apakah saya memiliki keberanian Petrus dan para rasul lainnya, untuk berpikir, memilih dan hidup sebagai orang Kristiani, taat kepada Allah? Yang pasti, kesaksian iman datang dalam berbagai bentuk, seperti dalam sebuah lukisan agung, ada berbagai warna dan nuansa, namun semuanya penting, meski ada yang tidak menonjol. Dalam rencana besar Allah, setiap bagian kecil penting, bahkan bagian kecil Anda, bahkan kesaksian saya yang kecil dan sederhana, bahkan kesaksian tersembunyi dari mereka yang menghidupi iman mereka dengan kesederhanaan dalam hubungan keluarga, hubungan kerja, persahabatan sehari-hari. Ada orang-orang kudus setiap hari, orang-orang kudus "tersembunyi", semacam "kelas menengah kekudusan" yang padanya kita semua bisa dikelompokkan. Tapi di berbagai belahan dunia, ada juga orang yang menderita, seperti Petrus dan para rasul, karena Injil, ada orang yang memberikan hidup mereka agar tetap setia kepada Kristus dengan suatu kesaksian yang ditandai dengan penumpahan darah mereka. Marilah kita semua mengingat hal ini: seseorang tidak bisa memberitakan Injil Yesus tanpa kesaksian nyata dalam kehidupannya. Mereka yang mendengarkan kita dan mengamati kita harus mampu melihat dalam tindakan kita apa yang mereka dengar dari bibir kita, dan karena itu memberikan kemuliaan bagi Allah! Ketidakkonsistenan pada sejumlah iman dan umat beriman antara apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan, antara kata dan cara hidup, menggerogoti kredibilitas Gereja. Tetapi semua ini hanya mungkin jika kita mengakui Yesus Kristus, karena Dialah yang telah memanggil kita, Dialah yang telah mengundang kita untuk menempuh jalan-Nya, Dialah yang telah memilih kita.

Pewartaan dan kesaksian hanya mungkin jika kita dekat dengan Dia, sama seperti Petrus, Yohanes dan murid-murid lainnya dalam perikop Injil hari ini yang berkumpul di sekitar Yesus yang bangkit; ada kedekatan setiap hari kepada-Nya: mereka tahu betul siapa Dia, mereka mengenal-Nya. Penginjil Yohanes menekankan kenyataan bahwa "tidak ada satupun yang berani bertanya: 'Siapakah Engkau?' - Mereka tahu itu adalah Tuhan" (Yoh 21:12). Hal ini penting bagi kita: menghidupi hubungan mesra dengan Yesus, keintiman dialog dan hidup, sedemikian rupa untuk mengakui Dia sebagai "Tuhan", dan menyembah Dia. Perikop yang kita dengar dari Kitab Wahyu mengatakan kepada kita tentang penyembahan: berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa malaikat, makhluk-makhluk dan tua-tua sujud di hadapan Tahta Allah dan Anak Domba yang disembelih, yaitu Kristus, yang bagi-Nya puji-pujian, hormat, dan kemuliaan (bdk. Why 5:11-14). Saya ingin kita semua bertanya pada diri sendiri pertanyaan ini: Anda, saya, apakah kita menyembah Tuhan? Apakah kita berbalik kepada Allah hanya untuk meminta sesuatu, berterima kasih pada-Nya, atau kita juga berbalik kepada-Nya untuk menyembah-Nya? Lalu, apa artinya menyembah Allah? Ini berarti belajar mejadi bersama-Nya, itu berarti bahwa kita berhenti mencoba berdialog dengan-Nya, dan itu berarti merasakan bahwa kehadiran-Nya adalah yang paling sejati, paling baik, hal yang paling penting dibanding segalanya. Kita semua, dalam kehidupan kita sendiri, secara sadar dan mungkin kadang-kadang tidak sadar, memiliki urutan prioritas yang sangat jelas tentang hal-hal yang kita anggap penting. Menyembah Tuhan berarti memberi-Nya tempat yang seharusnya Dia miliki; menyembah Tuhan berarti menyatakan, percaya - tidak hanya dengan kata-kata kita - bahwa Dia sendiri benar-benar membimbing hidup kita; menyembah Tuhan berarti bahwa kita meyakini di hadapan-Nya bahwa Dialah satu-satunya Allah, Allah hidup kita, Allah sejarah kita.

Hal ini memiliki konsekuensi dalam hidup kita: kita harus mengosongkan diri dari banyak berhala kecil maupun besar yang kita miliki dan pada mereka kita berlindung, pada mereka kita sering berusaha untuk menyandarkan keamanan kita. Mereka adalah berhala yang kadang-kadang kita tetap sembunyikan; mereka dapat menjadi ambisi, rasa untuk keberhasilan, menempatkan diri di pusat, kecenderungan untuk menguasai orang lain, klaim menjadi satu-satunya tuan dari kehidupan kita, beberapa dosa yang padanya kita terikat , dan banyak lainnya. Sore ini saya menginginkan suatu pertanyaan untuk menggemakan dalam hati Anda masing-masing, dan saya menginginkan Anda untuk menjawab dengan jujur​​: Apakah saya memikirkan berhala-berhala yang berada tersembunyi dalam hidup saya sehingga menghalangi saya dari menyembah Tuhan? Penyembahan adalah pelucutan diri dari berhala-berhala kita, bahkan yang paling tersembunyi, dan memilih Tuhan sebagai pusat, sebagai jalan raya dari kehidupan kita. Saudara dan saudari terkasih, setiap hari Tuhan memanggil kita untuk mengikuti Dia dengan keberanian dan kesetiaan; Ia telah menjadikan kita karunia besar memilih kita sebagai murid-murid-Nya; Ia mengutus kita untuk mewartakan-Nya dengan sukacita seperti Dia yang Bangkit, tapi Ia meminta kita melakukannya dengan kata dan dengan kesaksian hidup kita, dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan adalah satu-satunya Allah hidup kita, dan Ia mengajak kita untuk melucuti diri kita dari banyak berhala kita dan menyembah-Nya saja. Semoga Santa Perawan Maria dan Santo Paulus membantu kita dalam perjalanan ini dan berdoa bagi kita. Amin.


Dikirim/diterjemahkan oleh  Shirley Hadisandjaja

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy