| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 07 Mei 2013 Hari Biasa Pekan VI Paskah

Selasa, 07 Mei 2013
Hari Biasa Pekan VI Paskah

“Kristus adalah ikatan, yang mempersatukan kita, karena Ia adalah Allah dan Manusia” (St. Sirilus dari Aleksandria)

Antifon Pembuka (lih. Why 19:7.6)

Marilah kita bergembira dan memuliakan Tuhan, Raja yang Mahakuasa. Alleluya.

Doa Pagi

Syukur ya Bapa, atas Rasul Paulus Yang Kaupilih sebagai alat-Mu nan tangguh. Tambahkanlah semangatku dan seluruh keluarga agar tetap percaya kepada-Mu sebagai Allah kami, dan kepada Yesus Kristus, Putera-Mu, sebagai Tuhan dan Juruselamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

St. Paulus ditahan, didera dan dipenjarakan. Ia dibebaskan oleh Tuhan. Iman dan kesetiaannya yang teguh mempengaruhi iman para penjaga di penjara. Iman yang kuat dan suka memaafkan akan menjadi sebuah tanda bahwa kita sungguh sudah menemukan Allah. Dan lagi, kesaksian tersebut akan mendorong dan mengantar orang lain kepada Tuhan.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (16:22-34)
 
"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dan engkau akan selamat, engkau dan sisi rumahmu."
 
Ketika Paulus dan Silas ada di Kota Filipi terjadilah yang berikut ini: Orang-orang Filipi bangkit menentang Paulus dan Silas; lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah, dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Dan terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah. Seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya, “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!” Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka keluar, sambil berkata, “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?” Jawab mereka, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” Lalu Paulus dan Silas memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur-bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2b-3.7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, karena Engkau mendengarkan kata-kata mulutku. Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu, aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, Engkau akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Aku akan mengutus Roh kebenaran kepadamu, sabda Tuhan, dan Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.

Yesus mengatakan bahwa adalah lebih baik bagi para murid bila Yesus pergi. Karena dengan itu, Roh Kudus akan datang. Roh Kudus yang dijanjikan itu akan menginsyafkan manusia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:5-11)
 
"Jikalau Aku tidak pergi, penghibur tidak akan datang kepadamu."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, maka hatimu berdukacita. Namun benar yang Kukatakan kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, penghibur tidak akan datang kepadamu; sebaliknya jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau penghibur itu datang, Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus menjelaskan banyak peranan Roh Kudus, antara lain sebagai penghibur. Namun bagi kita cukuplah mempertanyakan kepada diri kita masing-masing: Apakah kita memberi peluang dan tempat cukup kepada Roh Kudus untuk benar-benar menjalankan peranan-Nya sebagai penghibur kita? Ini tip yang bisa Anda gunakan: Saat-saat kesedihan, hendaknya kita berani berdoa singkat, “Datanglah, ya Roh Penghibur.”

Doa Malam

Yesus, Engkaulah jalan menuju Bapa. Sadarkanlah selalu aku akan penyertaan-Mu, sekalipun aku mengalami kepahitan hidup dan kepada-Mu kuserahkan hidupku, karena Engkaulah harapanku, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Misa Kudus Paus Fransiskus pada Hari Konfraternitas dan Devosi Tradisional Rakyat. "Evangelisitas, menggereja, misionaritas"


Dalam Tahun Iman yang dicanangkan oleh Paus Emeritus Benediktus XVI, Konsili Kepausan untuk Evangelisasi Baru telah menggagasi Hari Konfraternitas dan Devosi Rakyat yang dimulai peziarahannya sejak hari Jumat dan mencapai puncaknya pada hari Minggu Paskah ke VI dengan merayakan Misa Kudus bersama Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus.

Oleh: Shirley Hadisandjaja 
dengan perbaikan terjemahan oleh renungan pagi @blogspot
5 Mei 2013.

Umat beriman yang tergabung di dalam Konfraternitas (Asosiasi dan Yayasan Katolik Tradisional) kemarin telah berziarah dan berdoa di hadapan makam Santo Petrus. Mereka mengakui iman mereka dan melukiskan sebuah Gereja yang hidup: sangat gembira, bahagia dan terharu dengan kesempatan yang diberikan kepada mereka untuk memberikan kesaksian iman bukan hanya melalui devosi tetapi juga melalui kostum tradisional mereka, pakaian yang menunjukkan bahwa mereka tidak takut memperlihatkan diri sebagai orang Kristen. Kostum-kostum ini memiliki juga nilai dari kesaksian iman.

Tetapi dibalik setiap kostum, simbol-simbol dan lukisan-lukisan devosi umat ini, ada aktivitas seperti katekese, kegiatan rohani, kegiatan pendidikan Kristen di dalam Konfraternitas tetapi juga kegiatan sosial, seperti misalnya berkumpul bersama berbagi pengalaman dan kesaksian iman serta menghidupkan bantuan konkret untuk banyak keluarga yang kesulitan, untuk orang-orang yang hidup sendiri dan orang-orang lanjut usia yang terlupakan.

Pada Misa Kudus hari ini, meskipun diguyur hujan Lapangan Santo Petrus tetap dipenuhi bukan saja oleh para Konfraternitas dari Italia dan berbagai Negara, tetapi juga umat kebanyakan.

Di dalam Homili, Paus Fransiskus menyalami umat dengan berkata: “Di dalam perjalanan Tahun Iman, saya gembira merayakan Ekaristi ini yang dibaktikan dengan cara khusus kepada para Konfraternitas: sebuah tradisi yang nyata dari Gereja, yang dalam waktu belakangan ini telah mengenal sebuah pembaharuan dan sebuah penemuan kembali. Saya menyalami Anda sekalian, terutama para Konfraternitas yang datang dari berbagai belahan dunia! Terima kasih atas kehadiran dan kesaksian iman Anda semua!”

Lalu, Bapa Suci merujuk kepada Bacaan Injil Yohanes hari ini yang mengisahkan perpisahan Yesus dalam konteks Perjamuan Terakhir: “Yesus mempercayakan kepada para Rasul pemikiran-pemikiranNya yang terakhir, sebagai sebuah warisan rohani, sebelum meninggalkan mereka. Injil hari ini meyakinkan bahwa iman Kristen semuanya berkonsentrasi kepada hubungan dengan Bapa, Putera dan Roh Kudus. Barang siapa mengasihi Tuhan Yesus, maka ia merangkul Yesus dan Bapa dan berkat Roh Kudus juga ia merangkul Injil di dalam hatinya dan di dalam hidupnya. Di sini terdapat pusat dari mana segala sesuatu harus dimulai dan kepada siapa segala sesuatu harus dilakukan: mengasihi Allah, menjadi murid-murid Kristus dengan menghidupkan Injil.”

Paus Fransiskus juga mengingat Paus Emeritus: “Benediktus XVI merujuk kepada kalian, telah menggunakan kata ini: Evangelisitas. Para Konfraternitas terkasih, devosi rakyat, di mana Anda sekalian menjadi sebuah manifestasi yang penting merupakan sebuah harta, yang diartikan secara khusus oleh Gereja, oleh para Uskup Amerika Latin, sebagai sebuah spiritualitas, sebuah mistik, yaitu sebuah “ruang pertemuan dengan Yesus Kristus”. Bersatulah selalu dengan Kristus, Sumber Air yang tak pernah habis, perkuatlah iman Anda sekalian, dengan melaksanakan latihan rohani, doa pribadi dan kelompok, dan liturgi. Berjalanlah dengan keyakinan menuju kekudusan; jangan puaskan diri dengan kehidupan kristen yang biasa saja, tetapi semoga keanggotaan Anda sekalian menjadi motivasi, terutama bagi Anda sekalian, untuk lebih mengasihi Yesus Kristus.”

Kemudian Bapa Suci merujuk kepada Bacaan Kisah Para Rasul yang mengisahkan pertemuan yang penting antara para Rasul dan petua-petua di dalam Gereja Perdana , yang terjadi di Yerusalem sebagai “konsili” Gereja yang pertama kalinya. “Mereka membahas masalah-masalah yang timbul setelah Injil diberitakan juga kepada orang-orang bukan Yahudi, kepada kaum Pagan. Itu merupakan sebuah kesempatan yang menguntungkan untuk memahami lebi baik hal yang penting, yaitu percaya kepada Yesus Kristus yang mati dan bangkit bagi dosa-dosa kita dan saling mengasihi sebagaimana Ia telah mengasihi kita. “

Paus kembali mengingat Benediktus XVI dan kekayaan tradisi yang ada di dalam Gereja: “Tetapi lihatlah bagaimana kesulitan-kesulitan dihadapi dan diatasi bukan di luar, tetapi di dalam Gereja. Dan di sini ada elemen ke-dua yang ingin saya ingatkan kepada Anda sekalian, seperti yang telah dikatakan Benediktus XVI, yaitu: menggereja. Devosi rakyat merupakan sebuah jalan yang membawa kepada hal penting apabila dijalankan di dalam Gereja dengan persekutuan yang mendalam dengan semua Penggembala Anda sekalian. Saudara-saudari sekalian yang terkasih, Gereja mengasihi Anda! Jadilah sebuah kehadiran yang aktif di dalam komunitas seperti sel-sel hidup, batu-batu hidup. (…) Kasihilah Gereja! Biarkan Gereja membimbing Anda! Di dalam paroki-paroki, di dalam keuskupan-keuskupan, jadilah sebuah paru-paru sejati dari iman dan kehidupan Kristen. Sebuah angin segar … Di lapangan ini saya melihat banyak keragaman yang pertama dari payung-payung, sekarang berbagai warna dan tanda-tanda. Inilah Gereja: sebuah kekayaan dan keragaman berekpresi di mana semuanya mengarah kepada persatuan, keragaman mengarah kepada persatuan dan persatuan adalah pertemuan dengan Kristus.”

Elemen ke-tiga yang harus menjadi karekter para Konfraternitas menurut Paus Fransiskus adalah: misionaritas. “Anda sekalian memiliki sebuah misi khusus dan penting, yaitu tetap menghidupkan hubungan antara iman dan budaya rakyat di mana ada keanggotaan Anda, dan yang dijalankan melalui devosi rakyat. Ketika, misalnya, Anda membawa Salib di dalam prosesi dengan penuh penghormatan dan penuh kasih kepada Tuhan, Anda tidak melakukan sebuah tindakan eksterior yang biasa; melainkan menunjukkan pusat dari Misteri Paskah Tuhan, dari Sengsara-Nya, Wafat dan Kebangkitan-Nya, yang menebus kita semua, dan tunjukkanlah pertama-tama kepada Anda sendiri dan kepada komunitas bahwa diperlukan mengikuti Kristus di dalam perjalanan yang nyata dari hidup supaya mengubah kita. Demikian pula saat Anda menunjukkan devosi yang mendalam kepada Perawan Maria, Anda memberikan indikasi realisasi yang paling tinggi dari eksistensi Kristen, Maria yang dengan iman dan kepatuhannya kepada kehendak Allah, sebagaimana juga akan meditasinya atas Firman dan perbuatan-perbuatan Yesus, Maria adalah murid Tuhan yang sempurna (Lumen gentium, 53). Iman ini, yang lahir dari mendengarkan Firman Allah, ditunjukkan oleh Anda sekalian dalam bentuk-bentuk yang melibatkan perasaan-perasaan, kasih sayang, simbol-simbol dari berbagai budaya … Dengan demikian Anda semua membantu menyampaikan iman juga kepada orang-orang dan khususnya kepada orang-orang sederhana, kepada semua yang di dalam Injil dinamakan “yang kecil” oleh Yesus.” Paus melanjutkan, “Memang, perjalanan bersama menuju santuari-santuari dan keikutsertaan pada manifestai lainnya dari devosi rakyat, dengan membawa anak-anak dan melibatkan banyak orang, dengan sendirinya merupakan sebuah tindakan evangelisasi” (Dokumen Aparacida, 264). Diperlukan melangkah ke depan begini! Jadilah diri Anda sekalian pelaku evangelisasi yang sejati! Semoga inisiatif-inisiatif Anda semua menjadi “jembatan-jembatan”, menjadi jalan-jalan yang membawa kepada Kristus, untuk melangkah bersama Dia. Dan dengan semangat ini perhatikanlah selalu amal. Setiap orang Kristen dan setiap komunitas adalah misionaris di dalam patokan yang membawa dan menghidupkan Injil dan menjadi saksi akan Kasih Allah kepada semua orang, terutama kepada yang mengalami kesulitan. Jadilah misionaris-misionaris dari kasih dan kebaikan Allah! Jadilah misionaris-misionaris dari Kerahiman Allah yang senantiasa mengampuni kita, selalu menunggu kita… Yang sangat mengasihi kita!”

Paus menutup Homili mengatakan: “Evangelisitas, menggereja, misionaritas. Tiga buah kata, jangan dilupakan: evangelisitas, menggereja, misionaritas. Mari kita memohon kepada Tuhan agar mengarahkan pikiran kita dan hati kita kepadaNya, seperti batu-batu hidup dari Gereja, agar setiap kegiatan kita, segenap kehidupan Kristen kita menjadi sebuah kesaksian yang bercahaya dari kerahiman-Nya dan kasih-Nya. Dan demikian kita melangkah menuju pertengahan dari peziarahan duniawi kita, menuju santuario yang begitu indah, Yerusalem Surgawi. Di sana tidak ada lagi kuil apapun: Allah sendiri dan Anak Domba merupakan bait-Nya; dan cahaya matahari dan bulan memberikan tempat bagi kemuliaan Yang Maha Tinggi. Amin."

(Sumber: news.va.it)

Bacaan Harian 06 - 12 Mei 2013

Bacaan Harian 06 - 12 Mei 2013

Senin, 06 Mei: Hari Biasa Pekan VI Paskah (P).
Kis. 16:11-15; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Yoh. 15:26-16:4a

Selasa, 07 Mei: Hari Biasa Pekan VI Paskah (P).
Kis 16:22-34; Mzm 138:1-3.7c-8; Yoh 16:5-11.

Rabu, 08 Mei: Hari Biasa Pekan VI Paskah (P).
Kis 17:15.22 – 18:1; Mzm 148:1-2.11-14abcd; Yoh 16:12-15.

Kamis, 09 Mei: Hari Raya Kenaikan Tuhan (P). * Hari Raya Wajib *
Kis 1:1-11; Mzm 47:2-3.6-9; Ef 1:17-23 atau Ibr 9:24-28; 10:19-23; Luk 24:46-53

(Semua Keuskupan di Indonesia, Hari Raya Kenaikan Tuhan dirayakan hari Kamis, 09 Mei 2013) Khusus keuskupan-keuskupan yang merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan pada hari Minggu, di mana hari Kamis di negara tersebut bukan hari libur nasional:
Kamis, 09 Mei: Hari Biasa Pekan VII Paskah (P).
Kis 18:1-8; Mzm 98:1, 2-3ab, 3cd-4; Yoh 16:16-20

Catatan: Lilin Paskah tetap dipasang dekat altar, dan dinyalakan dalam setiap Perayaan Ekaristi sampai Pentakosta. Besok mulai Novena Pentakosta. Dianjurkan supaya digunakan doa umat yang sesuai dengan novena itu, misalnya dari Buku DOA UMAT (1967) no. 18 atau dari KUMPULAN DOA UMAT (1977), hlm. 94. Lihat Puji Syukur No. 90 dst.

Jumat, 10 Mei: Hari Biasa Pekan VI Paskah (P).
Kis 18:9-18; Mzm 47:2-7; Yoh 16:20-23a.

Sabtu, 11 Mei: Hari Biasa Pekan VI Paskah (P).
Kis 18:23-28; Mzm 47:2-3.8-10; Yoh 16:23b-28.

Minggu, 12 Mei: Hari Minggu Paskah VII (P).
Kis 7:55-60; Mzm 97:1.2b.6.7c.9; Why 22:12-14.16-17.20; Yoh 17:20-26

Khusus keuskupan-keuskupan yang merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan pada hari Minggu:
Hari Raya Kenaikan Tuhan (P).
Kis 1:1-11; Mzm 47:2-3.6-9; Ef 1:17-23 atau Ibr 9:24-28; 10:19-23; Luk 24:46-53

Senin, 06 Mei 2013 Hari Biasa Pekan VI Paskah

Senin, 06 Mei 2013
Hari Biasa Pekan VI Paskah
    
Misa suci dapat dikatakan terdiri dari dua bagian, yakni liturgi sabda dan liturgi Ekaristi. Keduanya begitu erat berhubungan, sehingga merupakan satu tindakan ibadat. Maka Konsili suci dengan sangat mengajak para gembala jiwa, supaya mereka dalam menyelenggarakan katekese dengan tekun mengajarkan agar Umat beriman menghadiri seluruh Misa, terutama pada hari Minggu dan hari raya wajib. (Sacrosanctum Concilium, 56)
  
Antifon Pembuka (Rm 6:9)
 
Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi; maut tidak menguasai-Nya lagi. Alleluya

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahaagung dan kekal, syukur dan pujian kami lambungkan kepada-Mu sebab melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menganugerahkan Roh Kudus kepada kami. Kami mohon semoga Roh Kudus semakin menguatkan iman kami kepada-Mu sehingga kami mampu tinggal dalam kasih-Mu itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (16:11-15)
 
"Tuhan membuka hati Lidia, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus."

Setelah Paulus mendapat pesan dari Surga supaya menyeberang ke Makedonia, kami, Paulus dan Silas, bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake. Keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; dan dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari. Pada hari Sabat kami keluar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ. Setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang berkumpul di situ. Salah seorang dari perempuan-perempuan itu, yang bernama Lidia, turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, seorang yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Sesudah dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, Lidia mengajak kami, katanya, “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan kepada umat-Nya
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (bdk. Yoh 15:26-27)
Roh Kebenaran akan bersaksi tentang Aku, sabda Tuhan; tetapi kamu juga harus bersaksi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:26--16:4a)
  
"Roh kebenaran bersaksi tentang Yesus."

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan; bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya, kamu ingat bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Pertobatan Lidia seperti dikisahkan dalam Bacaan I hari ini, bukanlah melulu hasil jerih payah misi dan pewartaan Paulus, tetapi karena Tuhan membuka hati Lidia se*hingga ia memperhatikan pewartaan Rasul Paulus dan memberi diri dibaptis. Sesederhana apa pun pewartaan yang dilakukan, tetapi kalau Tuhan sudah memulainya, maka Ia juga akan melangsungkannya.

Kadang-kadang kita jatuh ke dalam sikap sombong bahwa seseorang bertobat karena telah mendengar, melihat, atau tersentuh oleh pewartaan dan kesaksian kita. Pengalaman pertobatan Lidia itu mau mengingatkan kita bahwa sehebat apa pun kesaksian atau pewartaan kita, tetapi bilaTuhan tidak memulainya, maka tidak akan terjadi apa-apa. Itulah sebabnya Gereja mengajarkan bahwa iman adalah anugerah, karena Tuhan yang memulainya dengan meng*anugerahkannya sehingga orang akan mempunyai ketertarikan pada pewartaan dan kesaksian hidup kita walaupun hanya sederhana.

Doa: Terima kasih Tuhan atas anugerah iman yang Kauberikan kepadaku sehingga aku dapat mendengarkan dan mencoba memahami Sabda kehendak-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kobus: Hari Minggu Paskah VI (Penolong dan Pengingat)






silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu Paskah VI/C - 5 Mei 2013


Minggu Paskah VI/C – 5 Mei 2013
Kis 15:1-2.22-29; Why 21:10-14.22-23; Yoh 14:23-29

Hari ini merupakan Minggu Paskah VI. Meskipun Pentakosta, Hari Raya turunnya Roh Kudus, masih 2 minggu lagi, namun bacaan-bacaan hari ini, khususnya bacaan pertama dan Injil sudah mengajak kita untuk merenungkan karya dan peran Roh Kudus dalam kehidupan kita. Roh Kudus membantu para rasul dalam menyikapi dan mengambil keputusan yang dihadapi jemaat pada waktu itu, yakni berkaitan dengan sunat (bacaan I). Sebab, Dia memang dijanjikan Tuhan sebagai penghibur dan penolong kita (Injil).
Dalam kehidupan kita sebagai umat beriman, mungkin peran dan kehadiran Roh Kudus kurang begitu kita perhatikan. Sebagian besar dari kita, amat jarang berdoa kepada Roh Kudus dan memohon bimbingan-Nya. Pedahal, peran Roh Kudus sangatlah besar. Dalam rangkaian karya keselamatan, di mana Allah Bapa yang menghendaki dan merencanakan keselamatan seluruh umat manusia (LG 2), dan Allah Putera, yakni Yesus Kristus, yang melaksanakan sekaligus menyempurnakannya melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya (SC 5, LG 3), Roh Kudus diutus untuk meneruskan dan menjamin keberlangsungan karya keselamatan itu sampai selama-lamanya. Ia dengan mambimbing peziarahan hidup kita menuju keselamatan abadi (LG 4).
Dalam bacaan Injil, Roh Kudus disebut sebagai Penghibur. “Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepada-Mu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh 14:26).  Dalam bahasa Yunani, untuk menyebut Roh Kudus seringkali dipakai istilah “Parakleetos” seperti yang dipakai Yohanes dalam Injil ini. "Para", artinya dekat, dan "kleetos" artinya yang diminta untuk menolong, mendampingi, membela dan menjadi penasehat. Yohanes menyebutnya sebagai “Penolong” (Yoh 14:16) dan “Penghibur” (Yoh 14:26).
Pertolongan Roh Kudus itu tampak dalam bacaan pertama. Ketika para rasul mengalami kesulitan yang disebabkan karena perbedaan pendapat dan keyakinan mengenai perlu tidaknya sunat dalam menentukan keselamatan, mereka dibimbing oleh Roh Kudus untuk membicarakan masalah tersebut dan mengambil keputusan yang tepat. Mereka menegaskan, “adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban...” (Kis 15:28). Roh Kudus menunjukkan bahwa keselamatan tidak diperoleh melalui sunat tetapi dianugerahkan oleh Tuhan dan dijamin oleh Roh Kudus berkat iman kita.
Roh Kudus yang sama senantiasa juga menyertai dan menolong kita dalam menghadapi lika-liku hidup kita sehari-hari. Dan kalau memperhatikan bacaan Injil, Roh Kudus itu hadir, menyertai dan menolong kita karena Ia diutus Bapa dalam nama Yesus. Ia diutus Bapa untuk menolong kita dan menjamin kita supaya tetap selamat kendati menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan hidup, sebagaimana dialami oleh para rasul dan para murid perdana.
Setidaknya ada 3 ciri pokok orang yang hidupnya dibimbing oleh Roh Kudus. Pertama, karena Roh Kudus itu menguduskan, maka orang yang hidup dalam Roh Kudus selalu memelihara dan mengupayakan kekudusan. Selalu mencintai dan mewujudkan apa yang baik, benar dan suci, seperti berdoa, matiraga, beramal, menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, dll. Menghindari hal-hal yang negatif yang mengotori pikiran, perkataan, sikap dan tindakan, seperti prasangka buruk, curiga, iri hati, benci dan dendam, bergosip, dll.
Kedua, Roh Kudus adalah Penolong kita dalam keadaan apa pun dan menyertai kita selama-lamanya (Yoh 14:16). Maka, kita hendaknya selalu merasa yakin akan pertolongan dan penyertaan Roh Kudus. Kita tidak pernah dibiarkan sendiri untuk menggapai keselamatan kita dan melintasi padang gurun kehidupan di dunia ini. Keyakinan ini akan membuat kita teguh dalam iman dan kokoh dalam pengharapan. Kita juga tidak akan tergoda untuk mengandalkan diri pada penolong-penolong yang lain, entah itu harta duniawi, dukun, pusaka, dll. Kita hanya pengandalkan pertolongan kita pada Roh Kudus yang diutus Tuhan untuk selalu siap sedia menolong kita.
Ketiga, Roh Kudus adalah Penghibur (Yoh 14:16). Maka, kita yang hidup dalam Roh Kudus akan mengalami sukacita dan kebahagiaan sejati. Di mana pun berada, kehadiran kita juga selalu membawa kegembiraan dan sukacita. Kita hadir dengan senyuman tulus, kata-kata yang memuji, meneguhkan dan menghibur, serta pertolongan-pertolongan yang tulus dan tepat. Seperti yang dialami para rasul, mereka ( = kita) tidak menjadi atau membuat beban bagi orang lain (Kis 15:28).
Dengan bekal dan inspirasi Sabda Tuhan hari ini, marilah kita semakin membuka diri pada kehadiran, bimbingan dan pertolongan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Di antara doa-doa syukur kita, jangan lupa untuk menyelipkan syukur atas bimbingan dan pertolongan Roh Kudus. Demikian pula, dari sekian banyak doa permohonan kita, jangan lupa mohon kepada Tuhan agar selalu mengutus Roh Kudus-Nya bagi kita untuk menyertai, menolong, menghibur, membela, dan menasihati kita.
 Ag. Agus Widodo, Pr

Minggu, 05 Mei 2013 Hari Minggu Paskah VI (C)

Minggu, 05 Mei 2013
Hari Minggu Paskah VI
   
DAMAI SEJAHTERA
    
Jemaat hari Minggu merupakan tempat kesatuan yang teristimewa, yaitu: perayaan "sacramentum unitatis" (sakramen kesatuan), yang menandai secara mendalam Gereja yang dihimpun oleh dan dalam kesatuan Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Mengingat makna hari Minggu yang begitu luhur dalam hidup Gereja yang satu, maka TIDAK DIANJURKAN mengadakan misa untuk kelompok-kelompok kecil pada hari Minggu, agar hidup dan kesatuan jemaat Gereja dijamin dan dimajukan sepenuhnya. --- Dies Domini, 36


Antifon Pembuka (Yes 48:20)

Wartakanlah Kabar sukacita, agar didengar. Wartakanlah sampai ke ujung bumi: Tuhan telah membebaskan umat-Nya. Allelluya.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang maha pengasih, pandanglah umat-Mu yang berhimpun dalam nama Yesus. Kami mohon agar Roh Kudus, Roh cinta kasih-Mu, mengajar kami dan mengingatkan kami akan semua ajaran cinta kasih Yesus. Maka kami akan menjalankan perintah-perintah-Mu dan satu sama lain mewujudkan cinta kasih, kedamaian dan kegembiraan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:1-2.22-29)
 
"Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu."
 
Sekali peristiwa beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ, “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. Pada akhir sidang di Yerusalem rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas. Yang terpilih yaitu Yudas yang disebut Barsabas, dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu. Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya, “Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, serta dari saudara-saudaramu, kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tidak mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya demi nama Tuhan kita Yesus Kristus. Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu, yakni: Kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.6.8)

1. Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu,. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya.

Bacaan dari Kitab Wahyu (21:10-14.22-23)
 
"Ia menunjukkan kepadaku kota kudus yang turun dari surga."
 
Di dalam roh, aku, Yohanes, dibawa oleh seorang malaikat ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi. Di sana ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus, yakni Yerusalem, turun dari surga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah, dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. Temboknya besar lagi tinggi, pintu gerbangnya dua belas buah. Di atas pintu gerbang itu ada dua belas malaikat, dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel. Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang, di sebelah utara tiga pintu gerbang, di sebelah selatan tiga pintu gerbang, dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar, dan di atasnya tertulis nama kedua belas rasul Anak Domba. Di dalam kota itu tidak kulihat Bait Suci, sebab Allah, Tuhan yang Mahaesa sendirilah bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu. Kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk meneranginya, sebab kemuliaan Allahlah yang meneranginya, dan Anak Domba itulah lampunya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:23-29)
 
"Roh Kudus akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya, dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu! Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku. Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya apabila hal itu terjadi, kamu percaya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
 
Renungan

Ada sebuah cerita lama dari India tentang tikus yang ketakutan ketika melihat seekor kucing. Itu sebabnya tikus tersebut pergi kepada tukang sihir untuk menyulapnya menjadi kucing. Setelah tikus tersebut jadi kucing, kembali lagi ia dicekam rasa takut karena melihat anjing. Maka, segera saja ia kembali ke tukang sihir dan minta mengubahnya menjadi anjing. Setelah jadi anjing, lagi-lagi ia takut ketika bertemu macan dan minta kepada tukang sihir untuk mengubahnya menjadi macan. Tetapi, ketika ia datang lagi dengan keluhan bahwa ia bertemu dengan pemburu, si tukang sihir menolak membantu lagi, "Akan saya ubah kamu jadi tikus lagi, sebab, sekalipun badanmu macan, nyalimu masih tetap nyali tikus."

Para murid setelah berkumpul di suatu tempat, mereka ketakutan. Inilah berita yang kita tangkap setelah Sang Guru mengalami nasib 'tragis'. Manusia takut pada manusia. Rupanya sudah biasa orang takut pada orang. Misalnya, anak takut pada orang tua. Pembantu takut pada majikan. SSTI= Suami-suami takut istri. Para murid Yesus tadi takut pada orang-orang Yahudi. Mereka berpikir, jangan-jangan pengalaman Sang Guru, Yesus, menimpa mereka juga. Hidup seperti itu jelas tidak nyaman dan menjadi beban berat. Oleh karena itu:

Pertama, Yesus menjanjikan Roh Penghibur. Yesus tahu benar saat orang mengalami krisis yang dibutuhkan adalah peneguhan dan penghiburan. Para murid dan kita perlu diingatkan akan peranan Roh Kudus. Dialah yang menjadi peneguh dan penghibur sejati.

Ketika kita percaya kepada Yesus, kita diubah menjadi manusia baru dalam Roh Kudus. Sayang, kita seperti cerita klasik tersebut di atas. Kita mengaku sudah menjadi manusia baru, tapi "nyali" kita masih tetap seperti dulu (manusia lama). Kita belum berubah. Mental Yesus terkadang belum ada dalam diri kita. Aneh! Daripada mengizinkan Kristus menguasai kehidupan kita, kita lebih mengizinkan ketakutan yang menguasai kita. Bukan iman, tapi rasa kuatir. Bukan keberanian, tetapi rasa cemas. Tak heran sukacita kita padam. Tak ada senyum. Tak ada keceriaan. Sebaliknya, kegelisahan dan ketakutanlah yang terpancar dari hidup kita. Seandainya kita memiliki nyali Kristus dalam Roh Kudus, tentu kita bisa bersukacita dalam segala keadaan.

Kedua, Yesus memberikan damai sejahtera-Nya kepada para murid. Kita tahu, Yesus setelah bangkit tidak memberikan harta, uang atau yang lain tapi damai sejahtera. Yesus menyampaikan berita pendamaian dari Allah. Allah telah berdamai dengan manusia. Dosa-dosa manusia telah diampuni. Tidak ada alasan bagi kita untuk takut pada orang atau hukuman dosa. Damai yang demikian memang tidak pernah dapat diberikan oleh dunia ini. Damai yang diberikan dunia ini terkadang palsu dan menipu tetapi damai yang dibawa oleh Yesus adalah damai sejati. Inilah damai dari Allah. Damai itu kuat dan akan menang pada diri kita.

Ketiga, Yesus mengajak para murid agar percaya. Allah dalam diri Yesus memberikan yang paling berharga dan dunia ini tidak mampu memberikan pada para murid yakni Roh Kudus. Tugas kita sekarang adalah percaya. Jika Anda percaya, maka Anda akan lepas dari bahaya.

Akhirnya, Anda jangan hidup dalam ketakutan lagi. Tidak ada alasan untuk hidup dalam ketakutan. Hiduplah dalam damai sejahtera. Pelihara dan percayalah Yesus yang bangkit yang telah menyelesaikan masalah ketakutan kita.

RUAH / Andreas Yudhi Wiyadi, O.Carm

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy