| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kobus: Hari Raya Tritunggal Mahakudus





silahkan klik gambar untuk memperbesar

Hari Raya Tritunggal Mahakudus - 26 Mei 2013


Hari Raya Tritunggal Mahakudus/C – Minggu, 26 Mei 2013
Ams 8:22-31; Rm 5:1-5; Yoh 16:12-15


Satu minggu setelah Hari Raya Pentekosta, Gereja merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Sebab, dengan turunnya Roh Kudus pada hari Pentekosta, kita telah menerima anugerah kasih Allah secara lengkap, baik yang dikerjakan oleh Allah Bapa, Allah Putera, maupun Allah Roh Kudus. Ketiga pribadi Tritunggal tersebut mewahyukan Diri masing-masing dalam tugas yang dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.

Dalam kehidupan sehari-hari, iman akan Allah Tritunggal ini sebenarnya selalu kita hayati dan kita ungkapkan, kendati kita tanpa memikirkannya. Dalam satu hari, pasti lebih dari satu kali, kita membuat tanda salib, “dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”. Kita berdoa Kemuliaan kepada “Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus”. Kita mengucapkan Aku Percaya akan “Allah Bapa yang mehakuasa … dan akan Yesus Kristus … akan Roh Kudus …”. Dalam perayaan Ekaristi ini saja, kita minimal 2x membuat tanda salib dan satu kali memadahkan kemuliaan. Maka, kalau hari ini kita merayakan Tritunggal Mahakudus, sebenarnya setiap saat kita sudah menghayatinya. Hanya saja, mungkin tidak mudah bagi kita untuk memahami dan menjelaskannya. Memang, Tritunggal Mahakudus itu, bukan pertama-tama untuk dimengerti, dipahami dan dijelaskan, tetapi untuk diimani. Baru setelah kita mengimani, kita berusaha untuk memahaminya, sepebagaimana dinyatakan oleh St. Anselmus: “credo ut intelligam” (aku percaya supaya mengerti).

Kita menyadari bahwa misteri tentang Allah tidak dapat dijelaskan dan dipahami sampai tuntas. St. Agustinus, seorang yang sangat cerdas pun akhirnya menyadari bahwa akal budinya tidak mampu untuk memahami seluruh misteri Allah Tritunggal. Ia sadar akan keterbatasannya ini melalui pengalaman yang sangat sederhana. Suatu hari, ia berjalan-jalan di pantai dan melihat seorang anak sedang membuat lubang di pasir. Ketika ditanya, anak itu mengatakan bahwa ia ingin memindahkan seluruh air laut ke dalam sumur itu. Suatu hal yang sangat mustahil. Agustinus pun sadar bahwa anak kecil itu merupakan gambaran dirinya yang ingin memasukkan seluruh misteri Allah Tritunggal yang mahabesar dan mahaluas ke dalam otaknya yang amat kecil dan terbatas. Lalu bagaimana kita memahaminya?

Iman akan Tritunggal Mahakudus adalah Iman akan Satu Allah. "Hanya Tuhan Allah di langit dan di bumi, tidak ada yang lain" (Ul 4: 39). Namun, Allah yang tunggal itu terdiri dari tiga pribadi, yaitu: Allah Bapa (Pribadi pertama), Allah Putera (Pribadi kedua), dan Allah Roh Kudus (Pribadi ketiga). Ketiga pribadi tersebut merupakan satu kesatuan (1Yoh 5:7). Yesus menunjukkan persatuan yang tak terpisahkan dengan Allah Bapa, “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30); “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…” (Yoh 14:9). Allah Bapa sendiri menyatakan bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang terkasih, yaitu pada waktu pembaptisan Yesus (Luk 3: 22) dan waktu Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat 17:5).

Selain menyatakan kesatuan-Nya dengan Allah Bapa, Yesus juga menyatakan kesatuan-Nya dengan Roh Kudus, yaitu Roh yang dijanjikan-Nya kepada para murid dan disebut-Nya sebagai Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, (Yoh 16:23). Roh Kebenaran ini adalah Roh Yesus sendiri, sebab Ia adalah Kebenaran (Yoh 14:6). Kesatuan ini ditegaskan kembali oleh Yesus dalam pesan terakhir-Nya sebelum naik ke surga, “…Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus…”(Mat 28:18-20).

Kesatuan Bapa, Putera, dan Roh Kudus yang merupakan tiga Pribadi Allah yang Tunggal, didasari oleh kasih yang sempurna demi keselamatan manusia. Sebab, karena kasih-Nya yang begitu besar, Allah Bapa menciptakan manusia dan menghendaki agar manusia ciptaan-Nya itu selamat (bdk. LG 2). Kenyataannya, manusia jatuh ke dalam dosa yang menyebabkan kematian. Namun, kasih Allah tetap berlaku. Ia tetap menghendaki keselamatan bagi manusia. Oleh karena itu, Bapa mengutus Putera-Nya, Yesus Kristus, untuk menebus manusia. Melalui wafat dan kebangkitan Yesus, Sang Allah Putera, terlaksanalah karya penyelamatan umat manusia (bdk. LG. 3). Sesudah Yesus bangkit dan naik ke surga, diutuslah Roh Kudus untuk meneruskan karya keselamatan Allah dengan membimbing peziarahan hidup kita menuju keselamatan abadi (bdk. LG 4).

Dengan demikian, merayakan Tritunggal Mahakudus berarti merayakan dan mengalami misteri kasih Allah yang Esa demi keselamatan kita. Karya keselamatan itu, direncanakan dan dikehendaki oleh Allah Bapa, dilaksanakan oleh Allah Putera, dan diteruskan serta dijamin untuk selama-lamanya oleh Allah Roh Kudus (bdk. Rm 5:1-5). Demikianlah, ketiga pribadi Tritunggal mewahyukan Diri masing-masing dalam tugas yang dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan karena ketiganya merupakan satu-kesatuan yang sempurna. Kesatuan antara ketiga pribadi itu sedemikian mendalam sehingga keesaan Allah tidak berubah. Bapa, Putra dan Roh Kudus ialah tiga pribadi dari Allah yang satu.

Berhadapan dengan misteri Allah yang tak terselemani ini, ada dua hal yang baik untuk kita hayati. Pertama, kita diajak untuk mengambil sikap iman yang terbuka pada bimbingan Roh Kudus. Dialah Roh Kebenaran, yang akan memimpin kita pada seluruh kebenaran dan akan memberitakan kepada kita hal-hal yang akan datang (Yoh 16:13). Secara konkret, setiap kali membuat tanda salib “Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus” marilah kita lebih menghayatinya. Dengan mengucapkan kata-kata ini, kita menyerahkan hidup kita, pekerjaan kita dan semua yang akan kita alami ke dalam bimbingan, perlindungan, dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus.

Kedua, karena mengimani dan merayakan Tritunggal Mahakudus itu berarti merayakan kasih Allah yang dicurahkan demi keselamatan kita, maka marilah kita sungguh menyadari betapa besar kasih Allah kepada kita. Kita orang berdosa yang seharusnya dihukum dan mengalami maut (kematian) untuk selama-lamanya, tetapi kita diselamatkan dan dianugerahi hidup kekal. Seraya menyadari kasih Allah itu, kita juga diundang untuk menghadirkan dan memenyalurkan kasih Allah kepada sesama supaya semakin banyak orang mengalami karya penyelamatan-Nya.

Ag. Agus Widodo, Pr

Minggu, 26 Mei 2013 Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Minggu, 26 Mei 2013
Hari Raya Tritunggal Mahakudus
   
Tiada sesuatu yang serupa dengan Tritunggal; kodrat-Nya satu, tak terceraikan; satu pun daya kegiatan-Nya. --- St. Atanasius

Antifon Pembuka

Terpujilah Allah Bapa, Putra Allah yang tunggal, serta Roh Kudus, karena sudah menaruh belas kasih kepada kita.

Doa Pagi

Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah menyatakan rahmat dan kasih setia-Mu kepada kami dalam diri Yesus, Putra-Mu dan Saudara kami. Penuhilah kami dengan Roh Kudus-Mu dan perkenankanlah kami menyadari arti kehadiran-Mu bagi kami, yaitu sebagai sumber kekuatan dan kehidupan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Amsal (8:22-31)
  
"Sebelum bumi ada, kebijaksanaan sudah ada."
     
Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Sebelum samudera raya ada, aku telah lahir, yakni sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam, aku telah ada, dan lebih dahulu daripada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Tuhan membuat bumi dengan padang-padangnya, atau debu dataran yang pertama. Ketika Ia mempersiapkan langit, aku ada di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras; aku ada di sana; ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan. Setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan aku senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; aku bermain-main di atas muka bumi-Nya, dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu, Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 8:4-5.6-7.8-9)

1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya; hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (5:1-5)
  
"Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Kristus, dalam kasih yang dicurahkan oleh Roh Kudus."
   
Saudara-saudara terkasih, kita, yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita beroleh jalan masuk karena iman akan kasih karunia Allah. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri, dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Why 1:8)
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa mendatang.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:12-15)
  
"Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku; Roh akan memberikan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku."
 
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
 
Renungan

Hari ini adalah hari raya Tritunggal Mahakudus! Satu misteri iman yang tidak mudah dijelaskan! Ada banyak orang yang membuat metafora Tritunggal. Ada yang memperbandingkannya dengan matahari, cahaya matahari, panas matahari. Apakah penjelasan ini cukup untuk menjelaskan Tritunggal? Tidak! Kesatuan Tritunggal itu adalah sebuah misteri sehingga tidak mungkin dijelaskan dengan matahari, cahaya dan panasnya. Ada yang membuat guntingan kertas tiga bagian tapi dibuat sedemikian rupa supaya tidak terputus, sehingga tetap satu kesatuan!. Segampang itukah menjelaskan Tritunggal? Masakan guntingan kertas mampu menjelaskan misteri Tritunggal itu! Ada pula yang menjelaskan kesatuan Tritunggal dengan percampuran air, gula dan kpi. Yang ini lebih mengerikan lagi. Allah kita yang Mahaagung itu dibandingkan dengan gula, kopi dan air? Selain itu masih banyak lagi perbandingan yang diciptakan, tetapi tak satu pun yang memadai.

Apakah tidak boleh menjelaskan Tritunggal dengan perbandingan-perbandingan duniawi? Boleh-boleh saja, tetapi harus disadari bahwa setiap perbandingan itu tidak pernah memadai. Allah Tritunggal itu misteri dalam kesatuan. Para ahli sudah mencoba membuat penjelasan tentang Tritunggal, namun tetap juga tidak memadai. Barangkali penjelasan yang paling menarik (setidak-tidaknya bagi saya) ialah apa yang dialami Santo Agustinus. Ketika dia berjalan-jalan di pantai sambil memikirkan terus-menerus tentang Allah Tritunggal, ia mendapat penglihatan seorang anak sedang memindahkan air laut ke dalam sumur kecil. Agustinus berkata, "Mana mungkin kamu memindahkan air laut ke dalam sumur kecil itu, Nak!" Si anak pun berkata, "Itulah yang sedang Bapak buat. Mana mungkin Bapak memikirkan misteri Tritunggal yang agung itu dengan pikiran Bapak yang terbatas itu!" Agustinus kemudian tersadar.

Dengan otak kita yang kecil dan terbatas ini, mungkinkah kita mengetahui Allah yang Mahabesar dan misteri itu? Jangankan memahami Allah, memahami diri kita sendiri pun kita tidak sanggup. Barangkali sikap yang paling hormat ialah dengan menundukkan kepala sambil memohon rahmat iman, supaya dengan iman itu kita pelan-pelan mampu mengimani Allah Tritunggal yang sungguh agung itu. Yang kita mohon ialah iman, bukan pengetahuan untuk menyelidiki Tritunggal itu terus-menerus. Karena semakin kita menyelidiki, terlebih dengan nafsu ingin mengetahui segalanya tentang Allah, kita akan semakin terjerumus ke dalam labirin yang membingungkan. Namun, Tuhan akan menganugerahkan rahmat pengenalan akan Tritunggal itu kepada kita.

Banyak hal yang ingin dikatakan Yesus kepada kita, tetapi barangkali kita belum sanggup menanggungnya sekarang ini, sebagaimana Dia katakan kepada para rasul dalam Injil hari ini. Hanya Roh Kebenaranlah yang mampu menuntun kita kepada kebenaran itu. Roh Kebenaran, yaitu Roh Kudus, itu sudah dicurahkan ke dalam hati kita, karena kita telah menerima Sakramen Baptis, terlebih sudah menerima Sakramen Krisma. Maka, yang paling utama ialah kita memohon terus kepada Roh Kebenaran itu, agar Dia sendiri yang menuntun kita kepada seluruh kebenaran. Hanya Roh itulah yang mampu menuntun kita kepada kebenaran, karena Dia tidak berbicara dari diri-Nya sendiri melainkan dari Yesus. Dan semua itu bukan berasal dari Yesus, melainkan dari Bapa. Jadi, di sinlah nampak kesatuan Tritunggal. Kita yang hidup sekarang mengimani Yesus dalam Roh dan Kebenaran.

Maka, mari kita dengan rendah hati memohon kepada Roh Kebenaran itu, agar Dia sendirilah yang menuntun kita.


Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: "Tritunggal yang sehakikat" (Konsili Konstantinopel II 553: DS 421). Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya: "Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa. Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah menurut kodrat" (Sinode Toledo XI 675: DS 530). "Tiap-tiap dari ketiga Pribadi itu merupakan kenyataan itu, yakni substansi, hakikat, atau kodrat ilahi" (K. Lateran IV 1215: DS 804). -- Katekismus Gereja Katolik, 253


Lamtarida Simbolon, O.Carm

Sabtu, 25 Mei 2013 Hari Biasa Pekan VII

Sabtu, 25 Mei 2013
Hari Biasa Pekan VII

Seperti Bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia --- Mzm 103:13

Antifon Pembuka (Mzm 103:13)

Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang takwa.

Doa Pagi

Allah sang kehidupan, syukur atas anugerah kehidupan dalam diri kami masing-masing. Buatlah hidup kami menjadi pujian bagi kemuliaan-Mu dan sanggup mewartakan keagungan karya-Mu hari ini dan sepanjang masa. Amin.

Allah menciptakan manusia sesuai dengan citra-Nya. Allah sendiri memberikan kuasa kepada manusia. Tuhan juga mengadakan perjanjian dengan manusia dan menasihati mereka untuk melakukan apa yang baik dan menghindari yang jahat.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (17:1-15)

Manusia diciptakan Tuhan dari tanah, dan ke sana pula ia akan dikembalikan. Manusia dianugerahi Tuhan sejumlah hari dan jangka waktu, dan diberi-Nya kuasa atas segala sesuatu di bumi. Ia dilengkapi kekuatan yang serupa dengan kekuatan Allah sendiri, dan dijadikan Allah menurut gambar-Nya sendiri. Di dalam segala makhluk yang hidup Tuhan menanam rasa takut terhadap manusia, agar manusia merajai binatang dan unggas. Lidah, mata dan telinga dibentuk-Nya, dan manusia diberi-Nya hati untuk berpikir. Tuhan memenuhi manusia dengan pengetahuan yang arif, dan menunjukkan kepadanya apa yang baik dan apa yang jahat. Tuhan memasukkan mata-Nya sendiri di dalam hati manusia untuk menyatakan kepadanya keagungan karya Tuhan. Maka manusia harus memuji nama Tuhan yang kudus untuk mewartakan karya-Nya yang agung. Tuhan masih menambahkan pengetahuan lagi dengan memberi manusia hukum kehidupan menjadi milik pusaka. Perjanjian kekal diikat-Nya dengan mereka, dan segala hukum-Nya dipermaklumkan kepada mereka. Mata mereka telah melihat kemuliaan Tuhan yang agung, dan suara-Nya yang dahsyat telah didengar telinga mereka. Tuhan berkata kepada mereka, “Jauhilah setiap kelaliman.” Dan masing-masing diberi-Nya perintah mengenai sesamanya. Langkah laku manusia selalu terbentang di hadapan Tuhan, dan tak tersembunyi bagi mata-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang yang takwa kepada-Nya.
Ayat. (Mzm 102:16-18.19-21.29.22-23; R: 20b)
1. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa. Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat, Dia sadar bahwa kita ini debu.
2. Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput; seperti bunga di padang demikianlah ia berkembang. Apabila angin melintasinya, maka lenyaplah ia, dan tempatnya pun tidak diketahui lagi.
3. Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya; sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya atas anak cucu mereka, asal saja mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Yesus sungguh mencintai anak-anak. Dia mempunyai waktu untuk mereka. Sikap hidup bagaikan seorang anak seringkali dijadikan Yesus sebagai model pola hidup orang beriman. Itulah sikap penuh penyerahan diri dan kejujuran.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:13-16)

Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus supaya Ia menjamah mereka. Tetapi, murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Melihat itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka, "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalang-halangi mereka! Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu, "Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka, dan memberkati mereka.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Kejujuran dan kepolosan anak kecil membongkar kemunafikan orang dewasa. Yesus ganti memarahi para murid, yang baru saja memarahi orang yang membawa anak-anak kepada Yesus. Alasan Yesus: Merekalah yang memiliki Kerajaan Allah. Luar biasa! Janganlah pernah merasa kalah, karena Anda berpegang pada kejujuran. Sebab saat bertindak jujur, Allah sedang menumpangkan tangan berkat di atas Anda.

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau menghendaki kami agar menjadi seorang anak kecil agar kami memiliki Kerajaan Allah. Letakkanlah tangan-Mu atas kami dan berkatilah kami, sebab Engkaulah Tuhan dan Allah kami, untuk selama-lamanya. Amin.


RUAH

Jumat, 24 Mei 2013 Hari Biasa Pekan VII

Jumat, 24 Mei 2013
Hari Biasa Pekan VII
   
Umat tidak diizinkan mengambil sendiri - apalagi meneruskan kepada orang lain - Hosti Kudus atau Piala Kudus, Dalam konteks ini harus ditinggalkan juga penyimpangan dimana kedua mempelai saling menerimakan Komuni Suci dalam Misa Perkawinan. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 94)

Antifon Pembuka (Sir 6:5-6)

Tutur kata yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Mudah-mudahan banyak orang berdamai denganmu

Doa Pagi

Allah Bapa yang maha pengasih, Engkau telah menciptakan manusia dan alam semesta dengan cinta kasih-Mu. Singkirkanlah ketegaran dan kesombongan kami agar benih-benih cinta kasih yang telah Kautanam dalam hati kami dapat berkembang dan berbuah. Dengan pengantaraan, Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (6:5-17)
  
"Sahabat yang setia, tiada ternilai, dan harganya tiada terbayar."

    
Tutur kata yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Mudah-mudahan banyak orang berdamai denganmu, tetapi dari antara seribu hanya satu saja menjadi penasihatmu. Jika engkau mau mendapat sahabat, ujilah dia dahulu, dan jangan segera percaya padanya. Sebab ada orang yang bersahabat hanya selama menguntungkan, tetapi di kala engkau mendapat kesukaran, ia tidak bertahan. Ada juga sahabat yang berubah menjadi musuh, lalu menistakan dikau dengan menceritakan percekcokanmu dengan dia. Ada lagi sahabat yang ikut serta dalam perjamuan makan, tetapi tidak bertahan pada hari kemalanganmu. Pada waktu engkau sejahtera ia sehati sejiwa dengan dikau dan bergaul akrab dengan seisi rumahmu. Tetapi bila engkau mundur ia berbalik melawan dikau serta menyembunyikan diri terhadapmu. Jauhilah para musuhmu, dan berhati-hatilah terhadap para sahabatmu. Sahabat yang setia merupakan pelindung yang kuat; yang menemukannya, menemukan suatu harta. Sahabat yang setia, tiada ternilai, dan harganya tiada terbayar. Sahabat yang setia laksana obat kehidupan; hanya orang yang takwa akan memperolehnya. Orang yang takwa memelihara persahabatan dengan lurus hati, sebab sebagaimana ia sendiri, demikianpun sahabatnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:12.16.18.27.34.35; R:35)
1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
2. Ketetapan-ketetapan-Mu akan menjadi sumber sukacitaku, firman-Mu tidak akan kulupakan.
3. Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban hukum-Mu.
4. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
5. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
6. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat.
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:1-12)
  
"Yang dipersatukan Allah, jangan diceraikan manusia."
  
Pada suatu hari Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang Sungai Yordan. Di situ orang banyak datang mengerumuni Dia, dan seperti biasa Yesus mengajar mereka. Maka datanglah orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus. Mereka bertanya, “Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?” Tetapi Yesus menjawab kepada mereka, “Apa perintah Musa kepadamu?” Mereka menjawab, “Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Karena ketegaran hatimulah Musa menulis perintah untukmu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka pria dan wanita; karena itu pria meninggalkan ibu bapanya dan bersatu dengan isterinya. Keduanya lalu menjadi satu daging. Mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.” Setelah mereka tiba di rumah, Para murid bertanya pula tentang hal itu kepada Yesus. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan wanita lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika isteri menceraikan suaminya lalu kawin dengan pria yang lain, ia berbuat zinah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Sahabat sejati adalah orang yang tidak hanya sekadar setia di kala senang, tetapi juga ia menunjukkan kesetiaan dan kerelaannya membantu di kala sahabatnya mengalami kesulitan dan kedukaan. Persatuan dalam persahabatan akan membawa sukacita, keteguhan, dan menjadi sumber kekuatan di kala mengalami kemalangan dan kesedihan.

Dalam konteks hidup berkeluarga, kesetiaan dalam suka dan duka, untung dan malang, sehat dan sakit semakin dibutuhkan dalam relasi suami-istri. Maka, persatuan menjadi satu daging itu direncanakan dan dikehendaki Allah untuk menjadi lebih dari sahabat, saling melengkapi dan menyempurnakan. Keinginan suami atau istri bercerai dari pasangannya karena kecewa dengan kekurangan, kelemahan dan kesalahannya adalah satu bukti bahwa ia tidak sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan. Maka Yesus memberi jawaban yang tegas kepada kaum Farisi yang bertanya kepadanya kemungkinan untuk bercerai, bahwa apa yang sudah dikehendaki Allah untuk bersatu tidak boleh diceraikan dengan alasan apa pun juga. Persatuan itu tujuannya untuk saling menyempurnakan pasangannya supaya mengalami kebahagiaan dan keselamatan yang sempurna seperti yang dikehendaki Allah.

Ya Tuhan, semoga pasangan suami-istri menyadari persatuan mereka sebagai sakramen cinta kasih-Mu yang menyelamatkan. Semoga mereka mampu mengatasi gangguan dan godaan yang akan menghancurkan keutuhan rumah tangga. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 23 Mei 2013 Hari Biasa Pekan VII

Kamis, 23 Mei 2013
Hari Biasa Pekan VII

“Carilah kebijaksanaan tertinggi, tidak dengan bertengkar mulut, tetapi dengan kesempurnaan hidup yang baik” (St. Kolumbanus)

Antifon Pembuka (Sir 5:7)

Jangan menunda-nunda untuk bertobat kepada Tuhan, jangan kautangguhkan dari hari ke hari. Sebab tiba-tiba saja meletuslah murka Tuhan dan engkau binasa pada hukuman.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Maha Pengampun, buatlah kami mau berbalik dari dosa-dosa yang selalu kami lakukan. Jauhkanlah dari kami sikap sombong dan berbangga atas kekayaan duniawi. Sebab hanya dekat Engkau saja kami tenang dan hanya bersama Engkau, kami menang dalam menghadapi segala yang jahat. Amin.

Siapa pun yang melakukan kejahatan di hadapan Tuhan, jangan menunda-nunda untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Dia memang penuh belas kasih dan kerahiman, tapi sekaligus meminta manusia untuk kembali ke jalan yang benar.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (5:1-8)
 
"Jangan menunda-nunda berbalik kepada Tuhan."
 
Jangan mengandalkan kekayaanmu, dan jangan berkata, “Ini cukup bagiku.” Hati dan kekuatanmu jangan kauturuti untuk berlaku sesuai dengan hawa nafsumu. Jangan berkata, “Siapa berkuasa atas diriku?” Camkanlah, Tuhan akan menghukum engkau dengan keras. Jangan berkata, “Betul aku sudah berdosa, tetapi apakah yang menimpa diriku sebab Tuhan panjang hati!” Jangan menyangka pengampunan terjamin, sehingga engkau boleh menimbun dosa demi dosa. Jangan berkata, “Belas kasihan Tuhan memang besar. Dosaku yang banyak ini pasti diampuni-Nya.” Sebab belas kasihan memang ada pada Tuhan tetapi kemurkaan pun ada pada-Nya, dan geram-Nya turun atas orang jahat. Jangan menunda-nunda untuk bertobat kepada Tuhan, jangan kautangguhkan dari hari ke hari. Sebab tiba-tiba saja meletuslah kemurkaan Tuhan, dan engkau binasa pada saat hukuman. Jangan percaya pada harta benda yang diperoleh dengan tidak adil, sebab pada hari sial takkan berguna sedikit pun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagai sabda Allah.

Yesus mengingatkan para murid-Nya agar jangan sampai menjadi batu sandungan bagi sesamanya. Mereka harus memutuskan secara tegas segala perbuatan dosa. Mereka harus ingat akan panggilan mereka untuk menjadi garam. Itu berarti mereka harus hidup dalam damai satu terhadap yang lain.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:41-50)
 
"Lebih baik bagimu dengan tangan terkudung masuk dalam kehidupan, daripada dengan keduabelah tangan masuk dalam api yang tak terpadamkan."

Pada suatu hari berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, “Barangsiapa memberi kalian minum air secangkir oleh karena kalian adalah pengikut Kristus, ia tak akan kehilangan ganjarannya. Barangsiapa menyesatkan salah seorang dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik bagimu dengan tangan terkudung masuk dalam kehidupan, daripada dengan utuh kedua belah tangan masuk dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan. Dan jika kaki menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik bagimu dengan kaki timpang masuk ke dalam hidup, daripada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam kerajaan Allah dengan bermata satu daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tak pernah padam. Sebab setiap orang akan digarami dengan api. Garam itu memang baik! Tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kalian akan mengasinkannya? Hendaklah kalian selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai seorang dengan yang lain.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Sanksi bagi para penyesat sungguh mengerikan, yakni mengikatkan batu kilangan di lehernya dan dibuang ke laut, memenggal kaki dan tangan, mencungkil mata, dan seterusnya. Penyesatan termasuk dosa sandungan (skandalum). Namun Yesus juga memberikan tip untuk melawan aksi penyesatan, yaitu dengan cara berbuat baik dan menjadi garam bagi masyarakat. Anda sudah terbiasa, kan?

Doa Malam

Ya Tuhan, semoga sepanjang hari ini kami dapat menjadi garam yang berguna bagi sesama di mana pun mereka berada. Terpujilah Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Duduk di sisi kanan Bapa

Oleh Benny Phang, O.Carm (Cafe Rohani)

Kita tentu pernah memasuki suatu kantor dan dicegah oleh satpam yang menjaga di depan pintu gerbang. Alasannya, karena kita adalah orang asing yang tidak mengenal siapa pun yang bekerja di kantor itu, dan orang-orang kantor itu tak satu pun mengenal kita. Akibatnya, di depan pintu gerbang kita ditolak untuk masuk.

Halnya akan berbeda jika kita mengenal orang-orang yang bekerja dalam kantor itu. Pak satpam akan mempersilakan kita masuk dan mengurus urusan kita. Apalagi kalau yang kita kenal itu adalah direktur utama di kantor itu. Dengan penuh hormat pak satpam akan mempersilakan kita masuk ke dalam. Bahkan di dalam kantor kita akan disambut oleh sekretaris pribadinya untuk dipersilakan masuk ke ruang yang paling utama untuk bertemu dengan sang direktur.

Dalam Syahadat kita mengucapkan bahwa aku percaya akan Yesus "yang naik ke surga, duduk di sisi kanan Allah Bapa yang Mahakuasa". Apa artinya ini? Apakah secara harafiah Yesus duduk di sisi kanan takhta Allah? Bagaimana kita dapat mengetahuinya? Syahadat ini mau mengajarkan beberapa hal penting bagi iman kita.

Setelah kebangkitan, tubuh Yesus memang sudah dimuliakan. Hal ini tampak dari kemampuan-Nya untuk muncul dan menghilang begitu saja, juga ketika Ia tidak menyatakan siapa diri-Nya, tak seorang pun akan mengenali-Nya. Namun, tubuh mulia kebangkitan ini masih diselubungi oleh sifat manusiawi (KGK, 659). Pada waktu kenaikan ke surga, Yesus kembali kepada kemuliaan-Nya sebagai Anak Allah. Hal ini dilambangkan dalam teks Kitab Suci dengan kata langit dan awan (lih. Kis 1:9, Luk 24:51). Ia yang berasal dari surga dan telah turun ke dunia sebagai Manusia, kini telah kembali ke kemuliaan-Nya. "Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain dari pada Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia" (Yoh 3:13).

Dengan naik-Nya ke surga, Yesus bukan lagi manusia Yahudi biasa, anak tukang kayu. Ia sekarang telah menjadi TUHAN. Hal ini ditunjukkan dari sikap para murid yang sebelumnya berbicara biasa seperti kepada guru manusiawi, sekarang mereka semua sujud menyembah-Nya (Luk 24:52).

Sebagai orang Kristiani kita patut berbangga bahwa Yesus Kristus telah merampungkan tugas perutusan-Nya dengan baik di dunia ini. Ia telah rela meninggalkan kemuliaan surgawi untuk hidup sebagai manusia biasa, yang bahkan amat sederhana. Ia rela masuk dengan budaya manusia dan menjadi orang Yahudi. Ia rela bersusah payah mengajar dan meyakinkan banyak orang akan ajaran kasih-Nya. Ia telah bersusah payah menyembuhkan banyak orang dan mengusir kuasa kegelapan. Bahkan, pada puncak-Nya Ia rela menderita dan wafat di salib. Ia rela disejajarkan dengan para penjahat kelas berat, walaupun tidak bersalah. Yesus telah sukses melakukan kehendak Bapa-Nya di dunia ini!

"Duduk di sisi kanan Bapa"
bukan dalam arti harafiah, namun berarti bahwa Ia kembali ke kemuliaan-Nya yang semula di dalam Bapa. Kedekatan-Nya yang sedemikian rupa itu menyebabkan Dia juga disebut sebagai Imam Agung yang menjadi Pengantara rahmat Allah pada kita dan menghubungkan kita pada Allah. Namun, Ia kembali ke surga dengan lebih mengenali segala kelemahan dan pergulatan hidup kita manusia jika kita dicobai. "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya" (Ibr 4:16).

Selain memahami keadaan kita dan menjadi Pengantar bagi kita, Yesus juga membuka kembali pintu surga yang tertutup oleh dosa manusia dan bukan hanya dibuka, Ia juga mempersiapkan tempat bagi kita di dalam kerajaan-Nya (Yoh 14:2). Yang kita kenal bukanlah pribadi sembarangan, tapi Sang Putra Allah. Karena Ia juga mengenal kita, maka lebih mudahlah bagi kita untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya, tanpa harus kesulitan di depan pintu gerbang. Bukankah ini suatu pengharapan yang besar? Ada seorang pribadi agung yang menanti kita, Dialah Putra Allah sendiri. Ia menanti kita untuk memasuki kerajaan-Nya dan bersatu dengan-Nya untuk selama-lamanya.

Mari kita sambut penantian ini dengan berbuat yang baik dan pantas sebagai orang Kristiani.

Sumber Katekismus Gereja Katolik, 659-661

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy