| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 09 Juni 2013 Hari Minggu Biasa X


Minggu, 09 Juni 2013
Hari Minggu Biasa X

Perayaan hari Minggu yakni hari Tuhan dan Ekaristi-Nya merupakan pusat kehidupan Gereja --- Katekismus Gereja Katolik, 2177

Antifon Pembuka (Mzm 26:1-2)

Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Semua lawanku dan musuhku akan tergelincir jatuh.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkaulah sumber segala kebaikan. Kepada-Mu kami mohon dengan rendah hati, anugerahkanlah terang-Mu pada kami, agar dapat memikirkan apa yang benar, dan berikanlah bimbingan-Mu kepada kami untuk melakukannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:17-24)
    
"Ia anakmu, ia sudah hidup!"
  
Sekali peristiwa anak dari janda di Sarfat yang menjamu Elia jatuh sakit. Sakitnya sangat keras, sampai anak itu tidak bernafas lagi. Maka kata perempuan itu kepada Elia, “Apakah maksudmu datang kemari, ya Abdi Allah? Adakah engkau singgah kepadaku untuk mengingatkan aku akan kesalahanku dan untuk membuat anakku mati?” Kata Elia kepadanya, “Berikanlah anakmu itu kepadaku!” Elia mengambil anak itu dari pangkuan ibunya, lalu membawanya naik ke kamarnya di atas, dan membaringkan anak itu di tempat tidurnya. Sesudah itu Elia berseru kepada Tuhan, “Ya Tuhan, Allahku! Janda ini telah menerima aku sebagai penumpang di rumahnya. Adakah Engkau menimpakan kemalangan atas dia dengan membunuh anaknya?” Lalu Elia membujurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada Tuhan, “Ya Tuhan, Allahku! Kembalikanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya!” Tuhan mendengarkan permintaan Elia, dan nyawa anak itu pun kembali ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali. Elia mengambil anak itu, lalu membawanya turun dari kamar atas, dan memberikannya kepada ibunya. Kata Elia kepada janda itu, “Ini anakmu, ia sudah hidup kembali!” Maka kata perempuan itu kepada Elia, “Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah, dan firman Tuhan yang kauucapkan itu adalah benar.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu ya Tuhan, selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b; Ul: 2a)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan dan kasihanilah aku. Tuhan, jadilah Penolongku! Aku yang meratap Kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (1:11-19)
   
"Ia berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam diriku supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi."
  
Saudara-saudara, aku menegaskan kepadamu, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah Injil manusia. Karena aku menerimanya bukan dari manusia; bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: Tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Di dalam agama Yahudi itu aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya di antara bangsaku, karena aku sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. Tetapi Allah telah memilih aku sedari kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya. Ia berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam diriku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi. Pada waktu itu sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia. Aku juga tidak pergi ke Yerusalem untuk menemui mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku. Tetapi aku berangkat ke tanah Arab, dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. Baru tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk menemui Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi rasul-rasul yang lain, tidak seorang pun kulihat, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah mengunjungi umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)
   
"Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
  
Sekali peristiwa Yesus pergi ke sebuah kota yang bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Yesus mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu, tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasihan. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu: Bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Lalu Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita!” Ada pula yang berkata, “Allah telah mengunjungi umat-Nya!” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 


Renungan

Hari ini kita melihat seorang Ibu yang mendapatkan harapan-Nya kembali. Anak lelaki satu-satunya yang telah mati, hidup kembali. Perjumpaan dengan Yesus yang berbelas kasih, menghidupkan. Begitulah, Tuhan menghibur dengan kata-kata, tetapi juga bertindak. Ia adalah Tuhan yang berbelas kasih. Sebagian orang, setiap hari menyantap Tubuh Tuhan dalam Ekaristi. Lainnya, yang terbatas oleh tempat dan waktu, “hanya” bisa berdoa. Kesempatan itu adalah saat di mana pendoa ingin dikuatkan, dijiwai dan diresapi oleh kehadiran Tuhan. Kepribadian Tuhan Yesus kiranya bertumbuh dalam diri pendoa.

 Saya mendengar, beberapa kelompok pegawai di kota besar menggunakan waktu istirahatnya untuk bisa merayakan Ekaristi tiap hari. Perjuangan ini membanggakan. Karena sebagian besar orang kota dibanjiri oleh pikiran tentang hasil, keuntungan dan produksi. Sebagian lagi dengan kerja, kerja dan kerja demi meningkatkan gaji dan produksi. Kita pun ada dalam lingkaran itu. Kalau tidak waspada, bisa saja berbagai desakan dan persoalan produksi merasuki kita, sehingga merosotlah kemanusiaan kita. Maksudnya?

 Saya pernah berjumpa dengan bapak tambal ban. Kebetulan, karena lelah, saya mampir dan beristirahat di bawah pohon “ceri” dekatnya. Meminta izin menggunakan “lincak”nya dan tiduran. Saya baca: “Melayani persoalan ‘ban’, 24 jam”. Pasti, ini hanya alat promosi. Terlintas dalam benak saya: seandainya terjadi sungguhan, maka Bapak ini akan begitu sibuknya. Memang, saya hormat padanya, karena perjuangan itu pasti demi menghidupi anak dan isteri. Tetapi, seandainya lalu dia tidak sempat “berdoa”? Apa jadinya? Maka, segala kegiatannya hanya persoalan “ban”. Pikirannya hanya memikirkan “ban”. Perasaannya hanya “rindu akan ban”. Telinganya hanya tertarik pada suara “ban”. Kukunya menghitam kena kotoran “ban”. Matanya, hanya tertarik melihat “ban”.

 Memang pengandaian ini berlebihan. Tetapi seandainya demikian, kemanusiaannya merosot. Hati, pikiran, kelima panca indera dan seluruh dirinya hanya dipenuhi dengan “urusan ban”. Demikian juga untuk banyak orang yang gelisah dengan urusan lain, hal serupa bisa terjadi. Kalau manusia hanya dirasuki oleh berbagai urusan duniawi, jangan mengharapkan ada belas kasih. Kemanusiaan yang merosot! Sebaliknya, kalau ternyatad ia berdoa dengan sungguh sepuluh menit saja, maka hatinya terjaga, kerinduan pada-nya tetap hidup. Ada ruang pertemuan dengan Tuhan, di hati-Nya. Lalu jadilah: Rindu ketemu rindu, hati ketemu hati, dua hati saling berpadu; hati Tuhan dan hati tukang ban. Iman, harapan dan kasihnya bertumbuh dalam Tuhan.

  Pesan Injil hari ini adalah, ciptakan ruang pertemuan dengan-Nya, di dalam hati. Yang diusahakan dengan cara: mengusahakan waktu pertemuan dengan Tuhan, setiap hari, agar kita diresapi kepribadian-Nya. Lalu, seperti Tuhan yang hari ini berbelas kasih, kita pun memiliki hati yang berbelas kasih. Maka, belas kasih akan masing dirasakan dan menghidupkan dunia yang “setengah mati”.

RUAH

Minggu Biasa X/C – 9 Juni 2013


Minggu Biasa X/C – 9 Juni 2013
1Raj 17:17-24; Gal 1:11-19; Luk 7:11-17

Dua dari tiga bacaan Ekaristi hari ini berbicara tentang karya Allah yang membangkitkan orang mati. Keduanya adalah anak laki-laki satu-satunya dari seorang janda, yaitu anak janda di Sarfat (bacaan I) dan janda di Nain (Injil). Renungan kita kali ini berpijak dari bacaan Injil dan ditambah sedikit dari bacaan I.

Dalam Injil, dikisahkan bahwa Yesus pergi ke kota Nain diikuti oleh murid-murid-Nya dan orang banyak (Luk 7:11). Ketika sampai di dekat pintu gerbang kota, mereka berjumpa dengan rombongan lain yang sedang keluar dari kota itu. Rombongan ini mengusung mayat seorang pemuda, anak tunggal seorang janda. Mereka hendak ke makam dan memakamkan pemuda tersebut (Luk 7:12). Mayat pemuda tersebut dibawa keluar karena bagi orang Yahudi, mayat itu najis dan menajiskan (Bil 5:2; 6:6-7) sehingga di wilayah Yahudi, tidak boleh ada makam dan penguburan.

Kematian anak laki-laki, apalagi anak tunggal, merupakan peristiwa yang sangat menyedihkan bagi para janda di Israel pada waktu itu. Mereka bukan hanya sedih karena ditinggal oleh anak tunggalnya untuk selama-lamanya tetapi juga karena kematian anaknya itu membuat mereka berada pada posisi lemah dan sulit. Mengapa? Karena dalam masyarakat Yahudi pada waktu itu, hidup seorang wanita amat tergantung pada lelaki yang ada di rumahnya, entah itu suaminya atau anak laki-lakinya. Untuk seorang janda, berarti ia amat tergantung pada anak laki-lakinya. Dengan demikian, bagi seorang janda, anak laki-laki sungguh merupakan segala-galanya karena menjadi tumpuan hidup dan masa depannya. Maka, ketika anak tunggalnya meninggal, hancurlah nasib si janda tersebut! Ia tidak lagi mempunyai siapa-siapa untuk menanggung dan menjamin hidupnya. Kesedihan yang amat mendalam ini dialami baik oleh janda Nain maupun janda Sarfat.

Ketika Yesus melihat janda Nain yang sedih dan meratap, tidak hanya meratapi kemarian anaknya tetapi juga meratapi nasib dan masa depannya, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan (Luk 7:13). Yesus adalah Tuhan yang amat tersentuh oleh persoalan manusiawi dan terlibat di dalamnya. Maka, ketika melihat seorang janda sedang kesusahan, Yesus  menyampaikan penghiburan, ‘‘Jangan menangis!” (Luk 7:13). Kata-kata yang disampaikan Yesus ini bukanlah omong kosong belaka karena yang mengucapkan adalah Tuhan yang berkuasa atas kehidupan dan kematian.

Yesus mendekati usungan itu. Ketika para pengusung berhenti, Ia menyentuh dan membangkitkan orang muda itu,Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah! (Luk 7: 14). Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya” (Luk 7:15). Yesus mengambil risiko untuk dianggap najis karena menyentuh mayat. Namun, yang terjadi justru sebaliknya: bukan mayat itu yang menajiskan diri-Nya, tetapi kuasa Yesus membangkitkan pemuda itu. Pemuda yang telah menjadi mayat yang najis dan menajiskan, setelah disentuh oleh Yesus menjadi hidup kembali. Hal ini berarti ia tidak lagi najis karena bukan lagi mayat.

Selain itu, tindakan Yesus ini menjadikan persoalan yang sedang dihadapi si janda teratasi. Situasi gelap dan putus asa yang melingkupinya telah sirna karena putra satu-satunya yang sudah mati, hidup kembali. Hal yang sama tentu saja dialami oleh janda Sarfat, yang anak laki-laki tunggalnya dihidupkan kembali oleh Allah melalui Elia.

Melihat peristiwa menakjubkan ini, “Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata, ‘Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,’ dan ‘Allah telah datang untuk menyelamatkan umat-Nya.’” (Luk 7:16). Rasa ‘takut’ ini merupakan perasaan antara takut-segan dan terpesona (ajrih-asih). Ini tentu suatu sikap yang wajar disampaikan kepada Allah sendiri, karena Dia datang untuk menyelamatkan umat-Nya. Dalam peristiwa ini, Allah bertindak melalui seorang utusan-Nya, yang disebut sebagai seorang ‘nabi besar.’ Ia lebih besar daripada Elia yang pada masa jauh sebelumnya telah membangkitkan anak janda Sarfat dan membangkitkan iman pada ibunya, “Sekarang aku tahu bahwa Engkau abdi Allah, dan Firman Tuhan yang kuucapkan itu adalah benar” (1Raj 17:24).

Peristiwa yang dialami oleh kedua janda tersebut, amat mungkin juga kita alami. Dan memang, baik dalam bacaan I maupun Injil, sama sekali tidak disebut siapa nama janda tersebut. Maka, kita pun bisa memasukkan nama kita masing-masing pada apa yang dialami oleh janda tersebut sehingga kita pun juga mengalami dan merasakan belas kasih Tuhan yang pada gilirannya juga mendorong kita untuk semakin berbela rasa dan berbelas kasih terhadap sesama dan semakin beriman kepada Tuhan.

Oleh karena itu, dari kedua bacaan yang telah diuraikan di atas, kita dapat menarik setidaknya tiga inspirasi hidup. Pertama, kita diajak untuk berbela rasa seperti orang banyak yang datang melayat dan membantu penguburan anak janda dari Nain tersebut. Hal ini kiranya meneguhkan kebiasaan baik di antara kita yang selama ini juga selalu berbela rasa dan hadir untuk membantu saudara dan tetangga yang sedang berkesusahan, menghibur yang sedang sedih, menemani yang sedang mempunyai masalah, melayat yang sedang keripahan, mendoakan arwah, dll. Kedua, kita juga diajak untuk berbelas kasih seperti Yesus dan Elia. Dengan demikian, semangat bela rasa yang kita lakukan tidak hanya sekedar sebagai kewajiban dan melakukan yang umumnya dilakukan oleh orang lain, tetapi sungguh-sungguh didorong dan dijiwai oleh hati yang penuh belas kasih.

Ketiga, kita diajak untuk semakin beriman kepada Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan selalu hadir dan menyertai kita, juga pada saat kita mengalami kesulitan, penderitaan dan kesedihan seperti halnya Ia mengutus Elia kepada janda Sarfat dan Yesus sendiri hadir bagi janda Nain. Maka, dalam situasi derita, sulit dan sedih, jangan sampai kita putus asa, sebab Tuhan selalu dapat kita harapkan. Semua doa yang kita panjatkan kepada-Nya pasti dikabulkan, kendati ada tiga kemungkinan: langsung dikabulkan – karena yang kita mohon memang sesuai dengan kehendak Tuhan; ditunda – karena Tuhan melihat bahwa kita belum siap untuk menerima apa yang kita mohon dan Tuhan ingin melatih atau menguji kesabaran kita; diberi sesuatu yang lain dari yang kita mohon – karena Tuhan ingin memberikan kepada kita yang lebih baik. Maka, marilah kita kuatkan iman kita bahwa Tuhan selalu memberikan pertolongan tepat pada waktunya, seperti ia hadir dan menolong para janda tersebut.

Ag. Agus Widodo, Pr 

Sabtu, 08 Juni 2013 Peringatan Wajib Hati Tersuci Santa Perawan Maria

Sabtu, 08 Juni 2013
Peringatan Wajib Hati Tersuci Santa Perawan Maria

“Dosa sedang merajalela ibarat wabah yang paling buruk dan paling berbahaya, yang mengakibatkan penyakit serta kematian banyak jiwa di mana-mana” (Our Lady, 7 Juni 1986)

Antifon Pembuka (Mzm 12:6)

Hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku.

Doa Pagi

Kami memuji Engkau, ya Allah yang agung dan perkasa. Berkatilah sikap hidup kami sepanjang hari ini dan dapat meneladan Santa Perawan Maria yang suci sehingga nama-Mu semakin dimuliakan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Segala kebaikan juga diberikan Tuhan tanpa pamrih. Itulah sebabnya Rafael tidak mau kebaikan yang diberikan-Nya dibalas dengan upah. Sudah cukup bagi Tuhan apabila kita bisa menyadari segala kebaikan-Nya itu. Memuliakan Allah dalam kehidupan bisa dilakukan dengan mengasihi semua orang. Karena kita mengalami Allah hidup dan senantiasa mengasihi kita.

Bacaan dari Kitab Tobit (12:1.5-15.20)

Setelah perayaan nikah Tobia dan Sara selesai, Tobit memanggil anaknya Tobia dan berkata, “Anakku, jangan lupa memberikan upah kepada orang yang mengantar engkau. Dan ingatlah untuk menambah upahnya!” Maka Tobit berkata kepada Rafael, “Ambillah sebagai upahmu separuh dari segala sesuatu yang kaubawa waktu datang, lalu engkau boleh pergi dengan selamat.” Tetapi Rafael memanggil Tobit dan Tobia sendiri-sendiri, lalu berkata kepada mereka, “Pujilah Allah dan muliakanlah Dia di hadapan semua orang yang hidup karena segala anugerah yang telah diberikan-Nya kepadamu. Pujilah nama-Nya, dan bernyanyi-nyanyilah kepada-Nya. Wartakanlah kepada semua orang perbuatan-perbuatan Allah sebagaimana layaknya. Jangan berayal memuliakan Dia. Memang rahasia raja patut disembunyikan, tetapi perbuatan Allah pantaslah disingkapkan dan dimuliakan. Lakukanlah yang baik, niscaya malapetaka tidak akan menimpa kalian. Lebih baiklah doa yang benar dan sedekah yang jujur daripada kekayaan orang yang lalim. Sungguh, sedekah melepaskan dari maut dan menghapus setiap dosa. Orang yang memberi sedekah akan mencapai umur panjang. Sebaliknya, orang yang melakukan dosa dan kejahatan, merugikan diri sendiri. Segenap kebenaran hendak kuwartakan kepadamu dan tidak satu pun kusembunyikan terhadap kalian. Sudah kutandaskan kepadamu: Rahasia raja patut disembunyikan tetapi perbuatan Allah pantaslah disingkapkan. Maka ketahuilah, ketika engkau dan Sara berdoa, akulah yang menyampaikan ingatan akan doamu itu ke hadapan kemuliaan Tuhan. Demikian pula waktu engkau menguburkan orang-orang mati! Ketika engkau serta merta bangkit dan meninggalkan makananmu untuk pergi mengapani jenazah itu, akulah yang diutus untuk mencobai engkau. Lagi pula, aku jugalah yang diutus oleh Allah untuk menyembuhkan baik engkau sendiri maupun Sara, menantumu. Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan Allah yang mulia. Oleh sebab itu pujilah Tuhan di atas bumi dan muliakanlah Allah! Camkanlah! Aku naik kepada Dia yang telah mengutus aku. Tuliskanlah segala sesuatu yang telah terjadi atas dirimu.” Lalu Rafael naik dan tidak dapat mereka lihat.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya.
Ayat. (MT Tb 13:2.6.7.8)
1. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya, kerajaan-Nya tetap sepanjang sekalian abad. Memang Ia menyiksa, tetapi juga mengasihani, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati, tetapi menaikkan juga dari sana; tidak seorang pun luput dari tangan-Nya.
2. Jika dengan segenap hati kamu berbalik kepada-Nya, dan dengan segenap jiwa berlaku benar di hadapan-Nya, niscaya Ia pun berbalik kepada kamu, dan wajah-Nya pun tidak disembunyikan-Nya terhadap kamu.
3. Pandanglah apa yang dikerjakan-Nya bagi kamu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut. Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja yang kekal.
4. Aku memuliakan Dia di tanah pembuanganku, kunyatakan kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada kaum berdosa. Bertobatlah, hai orang-orang berdosa, lakukanlah apa yang benar di hadapan-Nya. Siapa tahu Ia berkenan akan kamu dan menjalankan belas kasihan kepadamu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang bersemangat miskin, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah. Alleluya.

Pelayanan dengan pamrih, berujung pada keinginan untuk dihargai. Sementara pelayanan yang tulus, terarah semata-mata bagi Tuhan. Apa yang diberikan kepada Tuhan, selalu mengajak orang untuk berani berkorban. Seperti janda miskin itu memberi dari kekurangannya; semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:38-44)

Pada suatu hari Yesus dalam pengajaran-Nya berkata, “Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat. Mereka suka berjalan-jalan dengan pakaian panjang dan suka menerima penghormatan di pasar. Mereka suka menduduki tempat-tempat terdepan dalam rumah ibadat dan tempat terhormat dalam perjamuan. Mereka mencaplok rumah janda-janda sambil mengelabui orang dengan doa panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Pada kali lain sambil duduk berhadapan dengan peti persembahan Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda miskin. Ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka Yesus memanggil para murid-Nya dan berkata kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda itu memberi dari kekurangannya: semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Bukan jumlah yang menentukan apakah persembahan kita diterima Allah atau tidak, tetapi cinta dan ketulusan yang melatarbelakangi persembahan kita. Si janda miskin memberi sedikit, namun ia memberikan seluruh yang ia miliki, yaitu seluruh hidupnya.

Doa Malam

Allah yang Maharahim, terimalah persembahan kami hari ini sebagaimana Engkau menerima persembahan janda miskin. Engkaulah sandaran hidup dan masa depan kami, sehingga kami tidak takut akan apa pun. Engkau yang kami puji, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Jumat, 07 Juni 2013 Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus

Jumat, 07 Juni 2013
Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus - Jumat Pertama Dalam Bulan

Hati Yesus yang Mahakudus sebagai perapian cinta kasih yang bernyala-nyala adalah lambang dan ungkapan nyata dari kasih abadi Allah ---- Paus Paulus VI


Antifon Pembuka (Mzm 32:11.19)

Hati Tuhan selalu memikirkan umat-Nya untuk melepaskan mereka dari maut dan menghidupi mereka dalam masa kelaparan.

Doa Pagi

Ya Allah, dalam Hati Putra-Mu yang dilukai oleh dosa kami, Engkau berkenan menganugerahi kami harta cinta kasih yang tak terhingga. Bantulah kami menyatakan bukti yang tulus kepada-Nya dan memberikan pemulihan yang pantas bagi dosa kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (34:11-16)
      
"Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring tenang."
   
Beginilah firman Tuhan, "Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel , di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu. Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung Israel . Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan Allah. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul: 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan, di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (5:5b-11)
   
"Allah melimpahkan kasih-Nya atas kita."

Saudara-saudara terkasih, kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:14)
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:3-7)
   
"Bergembiralah bersama dengan daku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan."
 
Sekali peristiwa Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya di atas bahu dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

“Cukup! Aku sudah tidak tahan lagi! Sudah berkali-kali diberi kesempatan, tetap saja dia ulangi kesalahannya!”
Begitu ledakan emosi orang yang sedang marah, kecewa, mungkin juga sekaligus putus asa, karena orang yang diharapkan berubah dan menjadi lebih baik ternyata terus saja melakukan kesalahan yang sama. Ia merasa sudah cukup bersabar, menerima bahwa orang punya kelemahan. Ia mencoba memaklumi dan memberi kesempatan untuk berubah. Tetapi, baginya kesabaran ada batasnya, ia tidak mau kecewa terus, disakiti terus.


Kita akan tercenung sejenak ketika membaca Injil hari ini. Yesus bertanya, siapa yang tidak akan mencari satu domba yang tersesat dan meninggalkan 99 yang lain? Mungkin ada orang-orang yang tidak menjawab pertanyaan itu, yang artinya mengatakan bahwa mereka akan mencari satu domba itu. Tetapi, kalau mau jujur, lebih banyak dari kita yang menyimpan jawaban dalam hati dan berkata, “Saya! Kalau masih ada 99 yang lain, kenapa mesti pusing? Cari sebentar, okelah. Tapi kalau harus sampai ketemu, walah meninggalkan yang 99 dengan risiko hilang juga atau mati, wah... tunggu dulu!”

Syukur kalau Anda sudah termasuk dalam kelompok orang yang diam tadi, yang seperti Yesus akan mencari satu domba yang hilang itu. Tetapi, Anda yang belum termasuk di situ tidak perlu berkecil hati. Justru inilah saat yang membahagiakan kita. Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus adalah saat kita belajar memiliki hati seperti Yesus.

Coba lihat seperti apa hati Yesus itu. “Pada setiap saat dan di mana-mana Ia dekat dengan manusia. Ia memanggil manusia dan menolongnya untuk mencari-Nya, untuk mengenal-Nya, dan untuk mencintai-Nya dengan segala kekuatannya.” (Katekismus Gereja Katolik, 1).

Setiap saat, di mana-mana, Ia selalu mencari kita supaya kita hidup bersatu dengan-Nya. Tidak ada batasan sama sekali. Batasannya hanyalah jawaban kita sendiri, YA atau TIDAK. Kalaupun kita pernah berkata TIDAK dengan dosa-dosa kita, Ia tidak mengubah kasih-Nya dan tidak menghapus kesempatan untuk kembali. Kita hanya perlu mengakui dosa-dosa kita dan memohon agar Ia menerima kita kembali. Segera tangan-Nya terbuka lebar dan senyum mengembang cerah. Hati-Nya luas, tiada batas-Nya.

Cafe Rohani

Kamis, 06 Juni 2013 Hari Biasa Pekan IX

Kamis, 06 Juni 2013
Hari Biasa Pekan IX

“Tahun Iman adalah suatu panggilan kepada sebuah pertobatan yang diperbarui dan sejati kepada Tuhan, satu-satunya Juruselamat dunia” (Paus Benediktus XVI)

Antifon Pembuka (Mzm 128:1)

Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.

Doa Pagi

Ya Yesus, semoga berkat doa, kurban dan teladan cinta kasih-Mu kami boleh menjadi terang akan kehadiran-Mu bagi sesama yang belum mengenal Gereja-Mu. Kami ingin menjadi rasul-rasul-Mu yang membawa sebanyak mungkin jiwa kepada pengenalan akan Engkau sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Amin.

Tobit muda menikah dengan Sara. Kisah ini menggambarkan iman yang kuat. Mereka memulai hidup berkeluarga di hadapan Tuhan dan selalu berlindung pada-Nya.

Bacaan dari Kitab Tobit (6:10-11; 7:1.6.8-13; 8:1.5-9)

Dalam perjalanannya, Tobia dan Rafael memasuki negeri Media dan sudah sampai dekat Kota Ekbatana. Lalu berkatalah Rafael kepada Tobia, “Saudara Tobia!” Sahut Tobia, “Ada apa?” Rafael menyambung, “Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu, dan mempunyai seorang puteri bernama Sara.” Ketika mereka tiba di Kota Ekbatana, berkatalah Tobia kepada temannya, “Saudara Azarya, antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel, saudara kami.” Ia pun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel. Raguel sedang duduk pada pintu pelataran rumahnya. Mereka memberi salam kepada Raguel. Dia membalas, katanya, “Banyak salam, Saudara-saudara. Selamat datang!” lalu mereka dipersilahkannya masuk. Kemudian Raguel berkata kepada Tobia, Tuhan memberkati engkau, Nak. Engkau adalah putera seorang mulia dan baik! Alangkah celakanya ayahmu! Orang yang begitu baik dan dermawan itu menjadi buta!” Kemudian Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya, dan ia menyambut Tobia dan Rafael dengan ramah. Sesudah mencuci dan membasuh diri mereka duduk makan. Berkatalah Tobia kepada Rafael, “Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku.” Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu, “Makan dan minumlah, serta bersenang-senanglah malam ini. Memang, Saudara, tak seorang pun lebih berhak mengambil Sara, anakku, sebagai isterinya, daripada engkau. Karena itu aku tidak berwenang lagi memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu. Sebab engkaulah yang paling karib. Tetapi, anakku, aku harus memberitahukan kebenaran. Sara sudah kuberikan kepada tujuh laki-laki di antara saudara kita! Tetapi semuanya mati pada malam pertama menghampiri Sara. Maka anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja. Tuhan akan mengambil tindakan bagimu!” Tetapi sahut Tobia, “Aku tidak akan makan atau minum apa-apa, sebelum engkau mengambil keputusan tentang diriku.” Maka jawab Raguel, “Baiklah! Sara kuberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan kitab Musa. Allah sudah memutuskan, bahwa Sara harus diberikan kepadamu. Maka hendaklah menerima saudarimu ini. Mulai sekarang ini engkau menjadi kakaknya, dan ia menjadi adikmu. Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya. Dan, anakku, semoga kamu pada malam ini juga diberkati oleh Tuhan semesta langit. Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas dirimu.” Lalu Raguel memanggil Sara, anaknya. Ketika Sara datang, Raguel memegang tangannya, dan dengan demikian ia menyerahkan Sara kepada Tobia, sambil berkata, “Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu dan seturut ketetapan yang tersurat dalam kitab Musa ia kuberikan kepadamu menjadi isterimu. Ambillah dia, dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat. Moga-moga Yang Berkuasa di surga menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua. Selesai makan dan minum mereka semua pergi tidur. Tobia diantar ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka. Setelah masuk kamar tidur, Tobia dan Sara berdoa dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan. Mereka memanjatkan doa sebagai berikut: Terpujilah Engkau, ya Allah leluhur kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian langit memuji Engkau, dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya. Engkaulah yang telah menjadikan Adam, dan baginya telah Kaubuat Hawa isterinya sebagai pembantu dan penopang. Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkau pun bersabda, ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia’. Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya mengasihani kami berdua, dan membuat kami menjadi tua bersama.” Serentak berkatalah mereka, “Amin! Amin!” Kemudian mereka tidur semalam-malaman.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah semua orang yang takwa kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berilah aku pengertian, maka aku akan mentaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan. Alleluya.

Perintah utama dalam Gereja Katolik adalah cinta kasih. Tidak mungkin kita menaruh cinta kasih kepada Allah tanpa menaruh cinta kasih kepada manusia. Dan tidak mungkin kita menaruh cinta kasih kepada sesama, tanpa menaruh cinta kasih kepada Allah. Keduanya tak terpisahkan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)

Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus, dan bertanya, “Perintah manakah yang paling utama?” Yesus menjawab, “Perintah yang utama ialah: ‘Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang Esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri’. Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini. Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, “Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, jauh lebih utama daripada semua kurban bakar dan persembahan.” Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah.” Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Bila kita memahami cinta kasih seperti dalam Injil, maka kita dapat memahami bagaimana hubungan Allah dengan manusia. Kita tak mungkin mengasihi Allah tanpa mengasihi manusia, demikian sebaliknya. Itulah hukum kasih setia perkawinan maupun cinta kasih dalam Kerajaan Allah.

Doa Malam

Malam ini, ya Yesus, kami serahkan doa dan kurban kami sepanjang hari ini. Ampunilah kekurangan kami dan sempurnakanlah sehingga menjadi pujian dan syukur kami kepada Bapa di surga. Amin.


RUAH

Rabu, 05 Juni 2013 Peringatan Wajib St. Bonifasius, Uskup dan Martir

Rabu, 05 Juni 2013
Peringatan Wajib St. Bonifasius, Uskup dan Martir
  
"Gereja itu bagaikan bahtera besar berlayar di lautan dunia dan ditempuh oleh gelombang cobaan di dalam hidup --- St. Bonifasius

Antifon Pembuka

Mereka orang suci, sabda Allah, yang mulia karena mewartakan kebenaran ilahi.

Doa Pagi

Tuhan, jadikanlah kami hamba yang setia dan tidak mudah putus asa dalam mengarungi kehidupan ini. Berikanlah kepada kami rahmat keberanian untuk berserah diri secara total kepada-Mu. Sebab Engkaulah yang mengatur hidup kami untuk selama-lamanya. Amin.

Bacaan dari Kitab Tobit (3:1-11a,16-17a)
  
"Permohonan Tobit dan Sara di hadapan kemuliaan Allah dikabulkan."
  
Pada waktu itu Tobit bersedih hati, mengeluh dan menangis. Dengan keluh kesah ia berdoa begini, "Engkau adil, ya Tuhan, dan adillah semua perbuatan-Mu. Segala tindakan-Mu penuh belas kasih dan kebenaran. Engkaulah hakim atas dunia semesta. Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah akan daku, pandanglah aku. Janganlah aku Kauhukum sekedar dosa dan kekhilafanku atau setimpal dengan dosa nenek moyangku! Aku telah berdosa di hadapan-Mu dan melanggar segala perintah-Mu. Maka kami Kauserahkan untuk dirampasi, ditawan dan dibunuh. Kami Kaujadikan sindiran dan tertawaan, orang ternista di tengah sekalian bangsa di mana kami Kaucerai-beraikan. Memang tepatlah hukuman-Mu, jika kini aku Kauperlakukan sekedar segala dosaku. Karena kami tidak memenuhi perintah-perintah-Mu dan tidak hidup baik di hadapan-Mu. Kini berbuatlah kepadaku sekehendak-Mu, sudilah mencabut nyawaku, sehingga lenyaplah aku dari muka bumi dan kembali menjadi debu. Sebab mati lebih berguna bagiku daripada hidup. Karena aku harus mengalami nista dan fitnah, dan sangat sedih rasa hatiku. Ya Tuhan, biarlah aku lepas dari susah ini, biarlah aku lenyap menuju tempat abadi. Janganlah wajah-Mu Kaupalingkan daripada-Ku, ya Tuhan. Lebih bergunalah mati saja daripada melihat banyak susah dalam hidupku. Sebab kalau mati, tak dapat lagi aku mendengar nista." Pada hari yang sama terjadilah bahwa Sara, puteri Raguel, di kota Ekbatana di negeri Media mendengar dirinya dihina oleh seorang pelayan perempuan ayahnya. Adapun Sara itu sudah diperisterikan kepada tujuh pria. Tetapi mereka semua dibunuh oleh Asmodeus, setan jahat, sebelum Sara bersatu dengan mereka sebagaimana layaknya seorang isteri. Kata pelayan itu kepada Sara, "Engkau sendirilah yang membunuh para suamimu! Engkau sudah diperisterikan kepada tujuh orang, tetapi tidak ada seorang pun yang kaunikmati! Masakan kami kaucambuki karena mereka mati! Baiklah engkau menyusul mereka saja, supaya kami tidak pernah melihat seorang putera atau puteri dari engkau!" Maka pada hari itu juga Sara sangat sedih hati, lalu menangis tersedu-sedu. Kemudian ia naik ke bilik atas kepunyaan ayahnya dengan maksud menggantung diri. Tetapi berpikirlah ia dalam hati, "Kiranya ayahku nanti dinistakan karena hal itu dan orang akan berkata kepadanya, 'Bapa hanya punya satu puteri kesayangan. Celakalah Bapa, ia telah menggantung diri." Niscaya karena sedihnya, ayahku yang lanjut umur itu akan mati. Lebih baik aku tidak menggantung diri, melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati saja sehingga tak usah mendengar lagi nista selama hidupku." Segera Sara menadahkan tangannya, lalu berdoa, katanya, "Terpujilah Engkau, ya Allah penyayang! Aku mengarahkan mataku kepada-Mu. Semoga aku dilenyapkan saja dari muka bumi, sebab aku tidak mau lagi mendengar nista." Pada saat itu juga kedua orang tersebut, yakni Tobit dan Sara, dikabulkan permohonannya di hadapan kemuliaan Allah. Allah mengutus Rafael untuk menyembuhkan kedua-duanya, yaitu dengan menghapus bintik-bintik putih dari mata Tobit, sehingga ia dapat melihat cahaya Allah dengan matanya sendiri, dan dengan memberikan Sara, puteri Raguel, kepada Tobia, putera Tobit, sebagai isteri, dan dengan melepaskannya dari Asmodeus, setan jahat itu. Memang Tobia lebih berhak memperoleh Sara daripada semua orang lain yang ingin memperisteri dia. Pada saat yang sama Tobit kembali dari pelataran masuk ke rumahnya, dan Sara, puteri Raguel, turun dari bilik atas itu.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, kuarahkan jiwaku.
Ayat. (Mzm 25:2-4a.4b-5ab.6-7bc.8-9)
1. Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas diriku.
2. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
3. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
4. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 11:25)
Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya pada-Ku, tak akan mati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:18-27)
 
"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Pada suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya, "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita, 'Jika seseorang yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' Ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati tanpa meninggalkan keturunan. Maka yang kedua mengawini dia, tetapi juga mati tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya wanita itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami wanita itu? Sebab ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka, "Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga. Mengenai kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu dalam cerita tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa, 'Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Tepat pada peringatan 50 tahun Konsili Vatikan II dan 20 tahun diterbitkannya Katekismus Gereja Katolik, Paus Benediktus XVI mengajak umat Katolik merenungkan kembali imannya. Untuk itu, beliau menjadikan tahun 2013 sebagai Tahun Iman.

Sebagai orang Katolik kita mengenal rumusan Credo atau Aku Percaya. Di akhir doa itu kita berkata, "Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus, kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin." (Credo - Nikea Konstantinopel: aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Aku mengakui satu pembaptisan akan penghapusan dosa. aku menantikan kebangkitan orang mati dan hidup di akhirat.)

Sabda Tuhan hari ini (Mrk 12:18-27) mengarahkan perhatian kita kepada persoalan kebangkitan orang mati, yang menjadi penghalang dalam relasi antara Yesus dan kaum Saduki. Orang-orang Saduki adalah salah satu kelompok di Israel yang tidak percaya akan kebangkitan. Untuk mempertahankan pandangan kelompok, mereka datang dan bertanya untuk mencobai Yesus. Mereka memaparkan sebuah contoh tentang kehidupan perkawinan sebatas persoalan badan dan kebutuhannya.

Yesus menanggapi mereka dengan penjelasan yang sangat bijaksana, bahwa dalam kehidupan baru tidak ada lagi soal kawin dan dikawinkan, tetapi keutuhan manusia seluruhnyalah yang dipulihkan. Manusia akan hidup seperti malaikat di surga (ay. 25).

Tentunya Allah tidak akan pernah mengingkari janji. Allah selalu konsekuen dengan kehendak dan maksud-Nya. Ia telah menciptakan manusia seperti gambaran-Nya sendiri. Karenanya, ketika manusia jatuh dalam dosa, Ia tetap memberi kesempatan untuk memulihkannya. Ia bagaikan seorang bapa yang baik hati menantikan anaknya kembali (Luk 15:11-12). "Manusia baru" akan hidup seperti malaikat di surga, memandang wajah Allah siang dan malam. Itulah jiwa yang hidup sempurna di hadapan Allah.

Karena itu, Sabda Tuhan hari ini semakin meneguhkan iman kita akan kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Mari kita terus berupaya untuk memenuhi maksud Allah serta mengarahkan diri kepada kebangkitan badan.

Allah Bapa kami surgawi, kami Kauciptakan untuk kehidupan kekal. Semoga selama di dunia ini kami tidak tenggelam dalam karya yang hanya memperhatikan kemakmuran badan yang dapat binasa, namun juga mengusahakan keseimbangan antara kesejahteraan badani dan keselamatan jiwa, kehidupan kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. St. Bonifasius doakanlah kami. Amin.
  
Cafe Rohani

Selasa, 04 Juni 2013 Hari Biasa Pekan IX

Selasa, 04 Juni 2013
Hari Biasa Pekan IX

Ekaristi adalah kurban syukur kepada Bapa. Ia adalah pujian, yang olehnya Gereja menyatakan terima kasihnya kepada Allah untuk segala kebaikan-Nya: untuk segala sesuatu, yang Ia laksanakan dalam penciptaan, penebusan, dan pengudusan. Jadi, Ekaristi pertama-tama merupakan ucapan syukur. --- Katekismus Gereja Katolik, 1360

Antifon Pembuka (Mzm 112:1)

Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat menyukai segala perintah-Nya.

Doa Pagi

Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah sumber air hidup yang menyegarkan dan memberi kekuatan bagi hidup kami. Karena itu, dengan rendah hati kami serahkan segala beban dan kesesakan kami hari ini. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Tobit adalah orang yang baik dan saleh. Tuhan menguji kesetiaannya. Ketika dia sedang tidur, matanya kejatuhan tahi burung, yang mengakibatkan dia buta. Bahkan ia masih sempat menegur isterinya yang dituduh mencuri. Tobit sangat taat pada perintah Tuhan, walau seringkali ia harus menghadapi banyak risiko.

Bacaan dari Kitab Tobit (2:9-14)
 
"Semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku, karena bintik-bintik putih itu."
 
Pada malam sesudah menguburkan jenazah, aku, Tobit, membasuh diri. Lalu aku pergi ke pelataran rumah dan tidur dekat pagar temboknya. Mukaku tidak tertudung karena udara panas. Aku tidak tahu bahwa ada burung pipit di tembok tepat di atas diriku. Maka jatuhlah tahi hangat ke dalam mataku, lalu muncullah bintik-bintik putih. Aku pun lalu pergi kepada tabib untuk berobat. Tetapi semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku karena bintik-bintik putih itu, sampai buta sama sekali. Empat tahun lamanya aku tidak dapat melihat. Semua saudaraku merasa sedih karena aku. Dua tahun lamanya aku dipelihara oleh Ahikar sampai ia pindah ke Kota Elumeis. Di masa itu isteriku Hana mulai memborong pekerjaan wanita. Pekerjaan itu pun diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi upahnya. Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus, diselesaikannya sepotong kain, lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya dibayar, dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk dimakan. Tetapi setibanya di rumahku anak kambing itu mengembik. Maka aku memanggil isteriku dan bertanya, “Dari mana anak kambing itu? Apa itu bukan curian? Kembalikanlah kepada pemiliknya! Sebab kita tidak boleh makan barang curian!” Sahut isteriku, “Kambing itu diberikan kepadaku sebagai tambahan upah.” Tetapi aku tidak percaya kepada isteriku. Maka kusuruh dia mengembalikan anak kambing itu kepada pemiliknya. Karena perkara itu, aku sangat malu karena isteriku. Tetapi dia membantah, katanya, “Apa gunanya kebajikanmu? Apa faedahnya semua amalmu itu? Lihat saja apa gunanya bagimu!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hai orang jujur teguh, penuh kepercayaan kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 112:1-2.7bc-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia mengalahkan para lawannya.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.

Yesus tidak mudah terjebak, termasuk ketika ditanya hal membayar pajak. Tetapi jawaban Yesus tepat sekali. Kita harus dapat membedakan antara mana yang menjadi hak Tuhan dan mana yang menjadi hak manusia. Setiap orang harus melakukan apa yang menjadi kewajibannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:13-17)
 
"Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah."
 
Pada waktu itu beberapa orang Farisi dan Herodian disuruh menghadap Yesus, untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya, “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur. Engkau tidak takut kepada siapa pun, sebab Engkau tidak mencari muka, tetapi dengan jujur mengajarkan jalan Allah. Nah, bolehkah kita membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka, “Mengapa kalian mencobai Aku? Tunjukkanlah suatu dinar untuk Kulihat!” Mereka menunjukkan sekeping dinar. Lalu Yesus bertanya, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka, “Gambar dan tulisan kaisar.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah!” Mereka sangat heran mendengar Dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Orang yang jujur tidak mencari muka, dan tidak melempar tanggung jawab di hadapan Allah dan manusia. Sayangnya, tidak sedikit orang yang mengaku jujur, beriman dan menghormati Allah, namun seringkali takut menerima tanggung jawab terhadap sesamanya.

Doa Malam

Tuhan Yesus yang bijaksana, ampunilah kami bila sepanjang hari ini telah berbuat yang tidak berkenan bahkan menyakiti-Mu. Perbaruilah hidup kami sehingga esok hari dapat hidup lebih baik lagi. Sebab Engkaulah Putera Allah yang hidup dan berkuasa, untuk selama-lamanya. Amin.
 

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy